Mekanisme Pengenaan Dan Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Penyelenggara Kegiatan Pada Dinas Pendidikan Kota Medan

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

MEKANISME PENGENAAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 ATAS JASA PENYELENGGARA KEGIATAN PADA DINAS

PENDIDIKAN KOTA MEDAN

O L E H

Nama : M.Imam Azanuddin NIM : 092600019

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma-III

Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN LMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyeelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatera Utara dengan judul : Mekanisme Pengenaan Dan Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Penyelenggara Kegiatan Pada Dinas Pendidikan Kota Medan.

Penulisan Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi pada program studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis sangat banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Baddaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulis menyelesaikan studi.


(3)

3. Ibu Arlina, SH, M.Hum selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan selaku dosen pembimbing dimana telah meluangkan segenap waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk dan pengetahuan kepada penulis.

4. Bapak dan Ibu Staf pengajar Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

5. Bapak Indra Effendi Rangkuti, S.Sos , Abangda Afrizal Pasaribu, S.Sos dan Ibu Corby Siburian selaku Pegawai Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membantu mahasiswa dalam menyelesaikan kegiatan akademik di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

6. Kepala dinas pendidikan kota medan DR M.Rajab Lubis, MS ,kasubag keuangan Zainuddin Adam, SE dan pegawai Dinas Pendidikan yang telah memberikan izin penelitian, perolehan data dan informasi kepada penulis selama melakukan penelitian, khususnya kepada Bapak Hedri Fachryan yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan informasi berupa data maupun wawancara sehingga penulis sangat terbantu dalam menyelesaikan penelitian.

7. Kepada keluarga tercinta Ayahanda Ahmad Helmi Nasution SE dan Ibunda Ir.Hj. Rika Desriani yang tidak pernah berhenti memberi dukungan secara materil,moril dan kasih sayang sehingga penulis merasa termotivasi untuk menyelesaikan tugas akhir ini.


(4)

8. Kepada pacar saya Trinidia Tania Amd yang telah banyak membantu, memberikan dukungan, semangat dan kasih sayang kepada penulis sehingga penulis lebih termotivasi untuk menyelesaikan studi.

9. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa/I beserta alumni Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis, khususnya kepada Kelas TAX A 2009,Redi,Ica Sutra, Ean, Raja yang telah 3 tahun bersama berjuang, semoga masa-masa kita ini dapat menjadi cerita indah di masa yang akan datang.

Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini massih belum sempurna. Untuk itu dengan kerendahan hati penulis menerima saran dari para pembaca demi kesempurnaan dan untuk pengembangan pengetahuan dimasa akan datang.

Akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, Oktober 2012


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PKLM ... 1

B. Tujuan dan Manfaat PKLM ... 4

C. Uraian Teoritis ... 7

D. Ruang Lingkup PKLM ... 11

E. Metode PKLM ... 12

F. Metode Pengumpulan Data ... 14

G. Sistematika Penulisan Laporan PKLM ... 14

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDIDIKAN KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Pendidikan Kota Medan ... 17

B. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kota Medan ... 20

C. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan Kota Medan ... 22


(6)

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

A. Pengertian Pajak Penghasilan ... 36

1.Subjek dan Objek Pajak Penghasilan ... 36

2.Bukan Objek Pajak Penghasilan ... 38

3.Tarif Pajak dan Perhitungannya ... 39

4.Hak dan Kewajiban Pemotong Pajak ... 42

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA A. Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Penyelenggara Kegiatan pada Dinas Pendidikan Kota Medan ... 44

B. Kegiatan-Kegiatan Yang Telah Dipungut Dan Dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Penyelenggara Kegiatan ... 45

C. Hambatan Yang Mempengaruhi Pengenaan Dan Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23 ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

TABEL II.1 JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN BAGIANNYA ... 34 TABEL II.2 JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN GOLONGANNYA ... 35 TABEL IV.1 DATA PPH PASAL 23 ATAS JASA PENYELENGGARA KEGIATAN PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA MEDAN TAHUN 2011 ... 45 TABEL IV.2 DATA PPH PASAL 23 ATAS JASA PENYELENGGARA KEGIATAN PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA MEDAN TAHUN 2012 ... 48


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Globalisasi telah menjalar dan berkembang ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Globalisasi juga memberikan dampak yang sangat besar dalam lingkup kehidupan masyarakat khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu pemerintah melaksanakan sebuah program dengan tujuan menghasilkan manusia yang mampu berperan sebagai tenaga yang terampil, kritis dan siap untuk bersaing di dunia kerja dalam berbagai sektor pembangunan.

Kemajuan tersebut membutuhkan kesiapan matang oleh pihak Perguruan Tinggi sebagai wadah pendidikan tertinggi dalam suatu jenjang pendidikan formal yang ikut berperan serta dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Guna memenuhi tuntutan dunia kerja dibutuhkan mahasiswa yang berkualitas yang tidak hanya lulus dari program pendidikannya tetapi juga mampu mengembangkan ilmu yang didapatnya dari dunia pendidikan. Untuk mengaktualisasikan seluruh sistem tersebut sebelum terjun langsung dengan keadaan yang sebenarnya ditengah-tengah masyarakat perlu diadakan pengarahan lingkungan kerja secara nyata terhadap mahasiswa melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ).


(9)

Dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini, maka mahasiswa memerlukan sebuah wadah atau tempat untuk mengaplikasikan teori perkualiahannya yang berhubungan dengan jurusan yang diambilnya yaitu dalam bidang perpajakan.

Seperti diketahui bahwa Keuangan Negara adalah merupakan segala hak dan kewajiban Negara yang dapat dinilai, baik berupa barang maupun jasa. Hak Negara, misalnya memungut pajak dan memungut bea cukai. Kewajiban Negara, misalnya memelihara keuangan, membayar utang negara dan membayar gaji pegawai negeri. Untuk memenuhi kewajiban ini, negara memerlukan sumber-sumber penerimaan penghasilan negara yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran umum negara. Tanpa adanya sumber-sumber penerimaan penghasilan maka negara juga tidak mampu menjalankan segala haknya. Salah satu sumber penghasilan negara berasal dari Pajak Penghasilan Pasal 23 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 (selanjutnya disebut dengan Undang-Undang KUP) dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.

Dalam peraturan Menteri Keuangan Nomor 244//PMK.03/2008 tentang Jasa Penyelenggara Kegiatan atau Event Organizer adalah kegiatan usaha yang dilakukan oleh pengusaha jasa penyelenggara kegiatan meliputi antara lain penyelenggara pameran, konvensi, pergelaran musik, pesta, seminar, peluncuran produk, konfensi pers, dan kegiatan lain yang memanfaatkan jasa penyelenggara kegiatan.


(10)

Adapun cara-cara yang dilakukan untuk meningkatkan penerimaan sektor pajak antara lain dengan menyempurnakan sistem perpajakan, mengintensifkan penerimaan pemungutan pajak dan menciptakan aparatur perpajakan yang bersih dan berwibawa. Penyempurnaan sistem perpajakan telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia yaitu dengan mengadakan pembaharuan di bidang perpajakan. Pembaharuan dibidang perpajakan tersebut dikenal dengan sebutan Tax Reform (Reformasi Perpajakan).

Undang Nomor 28 Tahun 2007 (selanjutnya disebut dengan Undang-Undang KUP) dan Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983, Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (selanjutnya disebut sebagai Undang Undang Pajak Penghasilan). Bahwa sistem pemungutan pajak di Indonesia, khususnya pajak penghasilan (PPh) adalah berdasarkan sistem withholding tax system. Withholding tax system yaitu suatu sistem yang mewajibkan Wajib Pajak untuk melakukan pemungutan dan pemotongan atas pajaknya pada pihak lain. Dengan sistem ini, pihak yang melakukan transaksi ekonomi wajib menghitung pajak dan melakukan pengenaan atau pemungutan. Sehingga setelah dilakukan penghitungan besarnya pajak penghasilan atas penghasilan yang diterima oleh wajib pajak atau badan usaha tetap, maka akan dilakukan pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23 oleh Negara dan dipotong langsung oleh badan pemerintah.


(11)

Dengan memperhatikan hal diatas, penulis tertarik untuk mengangkat judul tentang :

“Mekanisme Pengenaan Dan Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Penyelenggara Kegiatan Pada Dinas Pendidikan Kota Medan”.

B. Tujuan dan Manfaat PKLM

Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1. Tujuan PKLM

Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah sebagai berikut :

1.1Untuk lebih mengetahui mekanisme pengenaan dan pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas Jasa Penyelenggara Kegiatan pada Dinas Pendidikan Kota Medan

1.2Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi Dinas pendidikan Kota Medan dalam Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas Jasa Penyelenggara Kegiatan.

2. Manfaat PKLM

Adapun manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKLM) yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :


(12)

2.1Bagi Mahasiswa

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang Perpajakan, khususnya tentang mekanisme pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas jasa penyelenggara kegiatan.

b. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari di bangku perkuliahan ke dalam permasalahan yang timbul pada saat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

c. Agar menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mempersiapkan dirinya menjadi mahasiswa yang siap memasuki dunia kerja yang semakin hari semakin sulit karena telah dibekali dengan keterampilan-keterampilan, pengalaman-pengalaman dunia kerja dalam proses pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri tersebut.

d. Agar dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa. Dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKLM) mahasiswa dapat menuangkan keterampilan dan mengaplikasikan dengan baik tugas-tugas yang berhubungan dengan pengetahuan dan teknologi dalam menghadapi masalah yang timbul.

e. Memperluas pandangan mahasiswa dalam melihat kondisi perpajakan yang sesungguhnya.

2.2Bagi Prodip III Adm. Perpajakan FISIP USU

a. Meningkatkan kerjasama yang baik antara pihak Universitas dengan instansi pemerintah khususnya Dinas Pendidikan Kota Medan


(13)

b. Memberikan uji nyata atas ilmu yang telah disampaikan selama di perkuliahaan.

c. Dapat mempromosikan sumber daya manusia yang berkompeten di bidangnya di Universitas Sumatera Utara khususnya Prodip III Adm. Perpajakan FISIP USU.

d. Membangun presepsi umum yang baik tentang Universitas Sumatera Utara.

2.3Bagi Dinas Pendidikan Kota Medan

a. Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara instansi Pemerintah dengan dunia pendidikan sehingga instansi tersebut dapat mengetahui tingkat perkembangan ilmu pengetahuan di lembaga pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

b. Hasil dari proposal ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan pikiran kepada Dinas Pendidikan Kota Medan sebagai masukan dan evaluasi pelaksanaan pengenaan dan pemungutan pajak penghasilan pasal 23.

C. Uraian Teoritis

Menurut Prof. DR. Rochmat Soemitro. SH pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Resmi, 2008:1).


(14)

Undang-Undang Nomor. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 angka 1 menyebutkan arti pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat (Fidel, 2008 : 1).

1. Fungsi Pajak

Fungsi pajak yang dikenakan pada masyarakat ada 2 (dua) yaitu : 1.1 Fungsi Finansial (Budgeter)

Adalah mengumpulkan dana yang diperlukan pemerintah untuk membiayai keperluan negara guna kepentingan dan keperluan seluruh masyarakat.

1.2Fungsi Mengatur (Regulerend)

Bertujuan agar memberi kepastian hukum. Terutama dalam menyusun undang-undang pajak senantiasa perlu diusahakan dirumuskan agar tidak menimbulkan interprestasi (Resmi,2008:3)

Pajak Penghasilan Pasal 23 merupakan pajak penghasilan yang dipotong atas penghasilan atau diperoleh wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong pajak penghasilan pasal 21, yang dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah atau subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.


(15)

Penghasilan berdasarkan pasal 4 (1) Undang Undang Nomor 36 Tahun 2008 atau diringkas Undang Undang Pajak Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomi yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.

2. Teori Pendukung

Beberapa teori yang mendukung hak negara untuk memungut pajak dari rakyatnya, antara lain :

2.1 Teori Asuransi

Menyatakan bahwa negara bertugas untuk melindungi orang dan segala kepentingannya, meliputi keselamatan jiwa, dan juga harta bendanya. Dalam hubungannya dengan masyarakat pajak inilah yang dianggap sebagai premi yang sewaktu-waktu harus dibayar oleh masing-masing individu.

2.2Teori Kepentingan

Teori ini awalnya hanya memerhatikan pembagian beban pajak yang harus dipungut dari seluruh penduduk. Pembagian beban ini harus didasarkan kepentingan masing-masing orang dalam tugas-tugas pemerintah.

2.3Teori Gaya Pikul

Menyatakan bahwa dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada jasa-jasa yang diberikan oleh negara kepada warganya, yaitu perlindungan atas jiwa dan harta bendanya. Untuk kepentingan itu diperlukan biaya-biaya yang harus dipikul oleh segenap orang yang menikmati perlindungan itu, yaitu dalam bentuk pajak.


(16)

2.4Teori Kewajiban Pajak Mutlak

Teori ini mendasarkan pada paham organische staatsleer. Paham ini mengajarkan bahwa karena sifat suatu negara maka timbullah hak mutlak untuk memungut pajak.

2.5Teori Asas Gaya Beli

Teori ini tidak mempersoalkan asal mula negara memungut pajak, melainkan hanya efeknya, dan memandang efek yang baik itu atas dasar keadilannya. Menurut teori ini, fungsi pemungutan pajak disamakan dengan pompa, yaitu mengambil gaya beli dari rumah tangga dalam masyarakat untuk rumah tangga negara, dan kemudian menyalurkannya kembali ke masyarakat dengan maksud untuk memelihara hidup masyarakat untuk membawanya ke arah tertentu (Resmi,2008:6).

Dengan berlakunya Undang Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang Nomor 7 Tahun 1991, Undang Undang Nomor 10 Tahun 1994, Undang Undang Nomor 17 Tahun 2000 dan yang terakhir diubah Undang Undang Nomor 36 tahun 2008, maka sistem pemungutan pajak di Indonesia khususnya Pajak Penghasilan mengalami perubahan yang mendasar.

Pihak-pihak yang termasuk dalam golongan pemotong adalah badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap dan perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.

Sedangkan pihak-pihak yang yang tergolong penerima penghasilan Pasal 23 adalah Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa Konstruksi, Jasa Konsultan, Jasa Perancang, Jasa Pemasangan, Jasa Perawatan, Jasa Penyimpanan, Jasa di bidang


(17)

Perdagangan, Jasa di bidang Teknologi, Jasa Telekomunikasi, Jasa Akutansi, Jasa Pengolahan, Jasa Penebangan Hutan, Jasa Pengeboran, Jasa di bidang Penambangan, Jasa Penunjang di bidang Penambangan Migas, Jasa Penunjang di Bidang Penerbangan dan bandara, Jasa Pengolahan Limbah, Jasa Penyedia Tenaga Kerja, Jasa penyedia outsourcing services,s Jasa Perantara, Jasa Penilai, Jasa Aktuaris, Jasa Pengisian Sulih Suara, Jasa Maklon, Jasa Rekrutmen, Jasa Sehubungan dengan Software computer, Jasa kustodin/penyimpanan/penitipan, Jasa mixing film, Jasa instalasi/pemasangan mesin, Jasa Perawatan/pemeliharan/perbaikan mesin, Jasa Penyelidikan dan Keamanan, Jasa penyelenggara kegiatan, Jasa pengekapan, Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media massa, Jasa pembasmian hama, Jasa kebersihan atau cleaning service dan jasa catering atau tata boga.

Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan sarana bagi wajib pajak untuk melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban perpajakan. SPT harus diisi dengan benar, lengkap dan jelas dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin dan angka arab, satuan mata uang rupiah dan menandatangani serta menyampaikannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau tempat yang telah ditentukan oleh Direktur Jendral Pajak.

Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) bagi wajib pajak PPh adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang. Bagi pemotong pajak atau pemungut pajak, fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan pajak yang dipotong atau yang disetorkannya.


(18)

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Berdasarkan tujuan yang telah dijabarkan di atas, maka penulis membatasi kegiatan yang dilakukan dengan merumuskan ruang lingkup yang timbul dari uraian tersebut yaitu :

1. Cara perhitungan pajak atas jasa penyelenggara kegiatan pada dinas pendidikan kota medan

2. Mekanisme pengenaan dan pemungutan atas jasa penyelenggara kegiatan pada Dinas Pendidikan Kota Medan.

3. Hambatan pemotong dalam melakukan pengenaan dan pelaporan ke kantor pelayanan pajak pratama.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai dengan metode yang digunakan, tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis melakuan berbagai persiapan yang menyangkut Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini, dimulai dari penentuan tempat praktik, pengajuan judul, penentuan judul, mencari bahan proposal, konsultasi, dengan dosen serta proses administrasi untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).


(19)

Di dalam tahap ini yang akan dilakukan penulis adalah mencari dan mengumpulkan data-data dari berbagai sumber seperti buku-buku, undang-undang perpajakan, peraturan, majalah, koran, artikel ilmiah, maupun literature yang berhubungan dengan objek dan laporan Praktik Kerja

Lapangan Mandiri (PKLM).

3. Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan/pengamatan secara langsung pada objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dan meninjau secara langsung kondisi serta keadaan objek tempat pelaksanaan kegiatan.

4. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data melalui 2 (dua) cara yaitu, data primer, yaitu data yang doperoleh melalui wawancara terhadap orang yang dianggap mampu memberikan masukan dan informasi serta observasi penulis di lapangan tempat objek Praktik Kerja Lapangan (PKLM) dan data sekunder, yaitu data/informasi yang diperoleh melalui studi literatur seperti sumber-sumber pustaka, Undang-undang, dokumentasi maupun literatur lain yang berhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang bertujuan untuk pengumpulan berbagai data yang berhubungan dengan penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

5. Analisis dan Evaluasi

Analisa data dalam PKLM ini dilakukan secara deskriktif yang dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan


(20)

atau mendiskusikan keadaan subjek atau objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) secara sistematis, aktual dan akurat berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data digunakan tiga metode yaitu : 1. Wawancara (Interview)

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan melakukan wawancara dan mengajukan pertanyaan seperti data-data pajak, target dan realisasai pajak dan pertanyaan-pertanyaan yang lain kepada pegawai instansi. 2. Observasi (Pengamatan)

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan cara langsung maupun tidak langsung terjun kelapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar dan bila perlu membantu mengerjakan tugas yang diberikan dengan memberikan petunjuk atau arahan terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada instansi dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki risiko tinggi. 3. Daftar Dokumentasi

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar dokumentasi yang telah diperoleh dari instansi Dinas Pendidikan Kota Medan.


(21)

Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikanya pembahasan ke dalam 5 bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja lapangan Mandiri (PKLM).

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis memberikan gambaran mengenai keseluruhan isi dari laporan. Bab ini terdiri dari Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri, Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri, Uraian Teoritis, Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri, Metode Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai Lokasi Praktek Kerja Lapangan Mandiri, Struktur Organisasi, Uraian Tugas Pokok dan Fungsi, serta Gambaran Mengenai wajib pajak atau badan usaha tetap pada Dinas Pendidikan Kota Medan.

BAB III : GAMBARAN DATA WAJIB PAJAK

Dalam bab ini penulis memaparkan data yang berkaitan dengan wajib pajak mulai dari pengertian, subjek/objek, tarif, ketentuan umum dalam peraturan perundang undangan.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan mekanisme pengenaan pemungutan, wajib pajak atau badan usaha tetap dan lain-lain, menganalisa data yang diperoleh dan mengevaluasi data yang telah diterima selama proses Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini.


(22)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan disimpulkan uraian uraian dari bab-bab sebelumnya dan saran saran yang mungkin dapat digunakan sebagai masukan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(23)

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS PENDIDIKAN KOTA MEDAN

A. Sejarah Singkat Dinas Pendidikan Kota Medan

Sejarah pendidikan di Indonesia sudah dimulai sebelum Indonesia merdeka, yakni seejak masa penjajahan Belanda, bangsa Indonesia telah mengadakan pendidikan walau secara sembunyi – sembunyi dari pemerintah Hindia Belanda, Walaupun demikian bangsa Indonesia pantang menyerah untuk tetap belajar di tengah-tengah peperangan. Pada waktu itu bermunculan para cendikiawan keturunan yang dengan gigihnya mengajarkan bangsa Indonesia supaya dapat menulis dan membaca, berkat kegigihan para cendikiawan inilah, maka lahirlah kumpulan cendikiawan yang menamakan diri nya “TIGA SERANGKAI” dan berkat kerja kerja keras mereka la, pada tahun 1980 berdirilah sekolah yang di beri nama “STOVIA” di sinilah banyak pemuda–pemuda Indonesia yang terpelajar dan turut dalam mencerdaskan bangsa.

Dari tahun ketahun bangsa Indonesia banyak yang dapat menulis serta membaca, sehingga pada tanggal 20 Oktober 1928 lahirlah Sumpah Pemuda yang di prakarsai oleh pemuda pemuda Indonesia.sejak saat itu pendidikan tidak lagi dilakukan secara sembunyi–sembunyi, melainkan sudah terang-terangan tidak ada


(24)

lagi rasa takut untuk menuntut ilmu, dengan Sumpah Pemuda Indonesia bertekad untuk bersatu melawan penjajah dimuka bumi ini.

Kemudian pada tanggal 17 agustus 1945 Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, bersama dengan itulah lahirlah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.pada tahun 1981 pemerintah mengeluarkan peraturan No.65 tahun 1981 yaitu menerapkan, bahwa sebagian urusan pendidikan di serahkan kepada pemerintah daerah, yang mana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ini di pelopori oleh Dr.Moch Yamin, kemudian pada tahun 1989 pemerintah kembali mengeluarkan peraturan No.11 tahun 1989 tentang penyerahan sebagian urusan pemerintahan di bidang P dan K kepada pemerintah kota atau kabupaten,kemudian pada tahun 1990 dikeluarkan perda No.3 tahun 1990 tentang pembentukan Dinas dan Cabang Dinas Pendidik, kemudian pada tahun 2001 pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah tentang Otonomi Daerah.

Dalam era otonomi, Dinas Pendidikan bertekad untuk mendukung pembangunan pendidikan di Kota Medan yang mendasari. Diselenggarakannya Otonomi Daerah Medan, yaitu lahirlah Undang-undang nomor 22 Tahun 1999,tentang Pemerintah Daerah. Untuk melaksanakan Otonomi Daerah di Kota Medan sesuai dengan Undang-undang nomor 22 Tahun 1999 tersebut telah di tetapkan peraturan daerah Kota Medan No 27 tahun 2000 tentang pembentukan organisasi perangkat Daerah dan Seketariat DPRD Kota Medan.


(25)

Dinas Pendidikan Kota Medan telah beberapa kali setelah Otonomi Daerah, yang pertama yaitu Dinas Pendidikan Nasional Kota Medan dan berubah lagi menjadi Dinas Pendidikan Kota Medan sampai tahun 2012. Dinas Pendidikan Kota Medan mengelola mulai dari tingkat setara TK,SD,SMP,SMA,SMK dan SLB serta Program Pendidikan Luar Sekolah mencakup 21 Kecamatan di wilayah Kota Medan. Sesuai Keputusan Presiden Dinas Pendidikan berubah lagi namanya menjadi Dinas Pendidikan dan Kebudayan. Tetapi untuk Kota Medan tetap Dinas Pendidikan Kota Medan karena belum ada Peraturan Daerah dari Walikota Medan untuk mengubah nama Dinas Pendidikan Kota Medan. Kantor Dinas Pendidikan Kota Medan terletak di Jalan Pelita IV No.77 Kota Medan.

Dinas Pendidikan Kota Medan mempunyai motto yaitu PENDIDIKAN UNTUK SEMUA,SEMUA MENDIDIK yang mempunyai arti Pendidikan untuk semua yaitu semua warga Kota Medan mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan dan semua mendidik yaitu semua warga kota medan berperan mendidik sesuai dengan kapasitasnya.

Sedangkan visi dan misi Dinas Pendidikan Kota Medan yaitu : 1. Visi Pendidikan Kota Medan

Terwujudnya pelayanan akses pendidikan yang merata dan berkualitas disemua jalur dan jenjang pendidikan menuju terwujudnya Medan Metropolitan yang berdaya saing, nyaman dan sejahtera.


(26)

a. Mempertahankan tuntas wajib belajar pendidikan dasar universal dan menyiapkan rintisan wajib belajar dua belas tahun.

b. Meningkatkan kualitas sarana prasarana pendidikan, berbasis teknologi dan sekolah yang berbasis lingkungan.

c. Peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan secara merata.

d. Mewujudkan sekolah, pkbm dan kursus sebagai basis peningkatan mutu. e. Mewujudkan pelayanan dan manajemen pendidikan yang lebih berkualitas.

Dinas Pendidikan Kota Medan megelola sekolah yaitu TK = 357, SD = 816, SMP = 348, SMA = 200 dan SMK 144 dengan jumlah keseluruhannya adalah 1865 sekolah yang tersebar di 21 kecamatan Kota Medan.

B. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kota Medan

Strruktur Organisasi Dinas Pendidikan Kota Medan, sesuai dengan peraturan Daerah Kota Medan No. 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah dilingkungan Pemerintah Kota Medan Pasal 14 sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris, terdiri atas : a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Kepegawaian


(27)

c. Sub Bagian Keuangan

3. Bidang Program dan Peningkatan Mutu Pendidikan,, terdiri atas : a. Seksi Program Pengembangan Pendidikan

b. Seksi Pengembangan Mutu dan Tenaga Kependidikan c. Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan

4. Bidang Pra Sekolah dan Pendidikan Dasar, terdiri atas : a. Seksi Kurikulum Pra Sekolah dan Pendidikan Dasar b. Seksi Teknis Edukatif Pra Sekolah dan Pendidikan Dasar c. Seksi Kurikulum dan Kesiswaan Sekolah Menengah Pertama 5. Bidang Pendidikan Menengah Atas dan Kejuruan, terdiri atas :

a. Seksi Teknis Edukatif Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan b. Seksi Kurikulum dan Kesiswaan Pendidikan Menengah Umum c. Seksi Kurikulum dan Kesisawan Pendidikan Kejuruan

6. Bidang Pendidikan Non Formal, Informal dan Pendidikan Anak Usia Dini, terdiri atas :

a. Seksi Teknis Edukatif Pendidikan Non Formal, Informal dan Pendidikan Anak Usia Dini

b. Seksi Kurikulum Pendidiikan Non Formal, Informal dan Pendidikan Anak Usia Dini

c. Seksi Bina Program Pendidiikan Non Formal, Informal dan Pendidikan Anak Usia Dini


(28)

7. Cabang Dinas

8. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPT) 9. Kelompok Jabatan Fungsional

C. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pendidikan Kota Medan

Sesuai dengan keputusan Walikota Medan Nomor 03 Tahun 2009, pasal 1 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan Kota Medan.

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Medan.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Medan. 3. Walikota adalah Walikota Medan.

4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Medan. 5. Dinas adalah Dinas Pendidikan Kota Medan.

6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan.

7. Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah unsur pelaksana teknis pada Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

8. Kelompok Jabatan Fungsional adalah pemegang jabatan fungsional yang tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu sesuai kebutuhan daerah.

Adapun tugas Pokok dari Kepala Dinas dan masing-masing seksi pada Kantor Dinas Pendidikan Kota Medan adalah sebagai berikut :


(29)

1. Dinas

Dinas mempunyai tugas yaitu :

a. Memimpin dan Mengkordinasikan semua kegiatan demi terlaksananya tugas-tugas yang akan dilaksanakan pada setiap seksi.

b. Mengumpulkan dan Mensistemasikan data-data bahan yang berhubungan dengan setiap tugas.

c. Membuat perkiraan dan memberikan saran kepada tiap Kepala Seksi sebagai bahan masukan untuk menetapkan kebijakan.

2. Sekretariat

Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok dinas dibidang kesekretariatan yang meliputi pngelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, perencanaan, kerumahtanggan dan urusan umum lainnya.

Tugas pokok sekretariat Dinas Pendidikan Kota Medan yaitu : a. Menyusun rencana kegiatan kerja

b. Mengelola urusan administrasi kepegawaian

c. Mengelola urusan keuangan dan perbendaharaan serta rencana penyusunan laporan keuangan

d. Mengelola urusan perlengkapan, kerumahtanggan dan pengadaan barang dinas


(30)

e. Melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat dan urusan umum lainnya f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan bidang tugasnya

Bagian sekretariat terdiri dari : a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Kepegawaian c. Sub Bagian Keuangan

Setiap Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertangggung jawab kepada Sekretariat.

Adapun tugas-tugas setiap bagian sekretaris adalah :

a. Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup administrasi umum.

b. Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup administrasi kepegawaian.

c. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup administrasi keuangan.

3. Bidang Program Dan Pengembangan Mutu Pendidikan

Bidang Program dan Pengembangan Mutu Pendidikan mempunyai tugas dibidang penyusunan kalender akademik tahunan, semester, catur wulan menurut


(31)

tingkat dan jenis sekolah, menyusun rencana peembiayaan penyelenggaraan pendidikan.

Tugas pokok Bidang Program Dan Pengembangan Mutu Pendidikan yaitu: a. Menyusun rencana kegiatan kerja

b. Mengumpulkan bahan dan data dalam rangka menyusun rencana program pendidikan

c. Menyusun kalender pendidikan setiap tahun ajaran menurut tingkat dan jenis sekolah

d. Menyusun jumlah rencana anggaran pembiayaan sekolah menurut tingkat dan jenis sekolah.

e. Mengevaluasi dan melaporkan kegiatan di bidang program pendidikan. f. Mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan evaluasi belajar tiap tahun menurut

tingkat dan jenis sekolah.

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Bagian Bidang Program dan Pengembangan Mutu Pendidikan terdiri dari beberapa seksi yaitu:

a. Seksi Program Pengembangan Pendidikan

b. Seksi Pengembangan Mutu dan Tenaga Kependidikan c. Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan


(32)

Setiap seksi dipimpin oleh kepala seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Program dan Pengembangan Mutu Pendidikan.

Adapun tugas-tugas dari setiap Bagian Bidang Program dan Pengembangan Mutu Pendidikan yaitu:

a. Seksi Program Pengembangan Pendidikan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Program dan Pengembangan Mutu Pendidikan lingkup program pengembangan pendidikan.

b. Seksi Pengembangan Mutu dan Tenaga Kependidikan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Program dan Pengembangan Mutu Pendidikan lingkup pengembangan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan.

c. Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Program dan Pengembangan Mutu Pendidikan lingkup sarana dan prasarana pendidikan.

4. Bidang Pra Sekolah dan Pendidikan Dasar

Bidang Pra Sekolah dan Pendidikan Dasar mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas.

Tugas pokok Bidang Pra Sekolah dan Pendidikan Dasar yaitu : a. Menyusun rencana kegiatan kerja.


(33)

b. Mengumpulkan bahan dan data dalam rangka pendidikan pra sekolah dan pendidikan dasar.

c. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dibidang pendidikan pra sekolah dan pendidikan dasar.

d. Melaksanakan kegiatan pendidikan dalam bentuk kelompok bermain untuk peletakan kemampuan dasar dalam pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

e. Melaksanakan pendidikan dasar dalam pertumbuhan pendidikan program 6 tahun.

f. Memantau perkembangan kegiatan pendidikan pra sekolah dan pendidikan dasar.

g. Mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pendidikan pra sekolah dan pendidikan dasar.

h. Memberikan saran-saran dan pengarahan dalam rangka peningkatan pendidikan pra sekolah dan pendidikan dasar.

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan Bidang tugasnya.

Bagian Bidang Prasekolah dan Pendidikan Dasar terdiri dari beberapa seksi yaitu:

a. Seksi Kurikulum Pra Sekolah dan Pendidikan Dasar b. Seksi Teknis Edukatif Pra Sekolah dan Pendidikan Dasar


(34)

c. Seksi Kurikulum dan Kesiswaan Sekolah Menengah Pertama

Setiap seksi dipimpin oleh kepala seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pra Sekolah dan Pendidikan Dasar.

Adapun tugas-tugas dari setiap Bagian Bidang Pra Sekolah dan Pendidikan Dasar yaitu:

a. Seksi Kurikulum Pra Sekolah dan Pendidikan Dasar mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Prasekolah dan Pendidikan Dasars lingkup kurikulum dan kesiswaan prasekolah dan sekolah dasar.

b. Seksi Teknis Edukatif Pra Sekolah dan Pendidikan Dasar mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Prasekolah dan Pendidikan Dasar lingkup teknis edukatif prasekolah dan pendidikan dasar.

c. Seksi Kurikulum dan Kesiswaan Sekolah Menengah Pertama mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Prasekolah dan Pendidikan Dasar lingkup kurikulum dan kesiswaan sekolah menengah pertama.

5. Bidang Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan

Bidang Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang pendidikan menengah atas dan kejuruan

Tugas pokok Bidang Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan yaitu : a. Menyusun rencana kerja kegiatan.


(35)

b. Mengumpulkan bahan dan data dalam bidang pendidikan menengah atas dan kejuruan.

c. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan menengah atas dan kejuruan.

d. Memantau perkembangan kegiatan pendidikan menengah atas dan kejuruan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan yang dilaksanakan dibidang pendidikan menengah atas dan kejuruan.

e. Memberikan saran-saran dalam rangka peningkatan pendidikan dibidang menengah atas dan kejuruan.

f. Meelaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Bagian Bidang Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan terdiri dari beberapa seksi yaitu:

a. Seksi Teknis Edukatif Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan b. Seksi Kurikulum dan Kesiswaan Pendidikan Menengah Umum c. Seksi Kurikulum dan Kesisawan Pendidikan Kejuruan

Setiap seksi dipimpin oleh kepala seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan.

Adapun tugas-tugas dari setiap Bagian Bidang Menengah Umum dan Kejuruan yaitu:


(36)

a. Seksi Teknis Edukatif Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan lingkup teknis edukatif pendidikan menengah umum dan kejuruan.

b. Seksi Kurikulum dan Kesiswaan Pendidikan Menengah Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan lingkup kurikulum dan kesiswaan pendidikan meenengah umum.

c. Seksi Kurikulum dan Kesiswaan Pendidikan Kejuruan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan lingkup kurikulum dan kesiswaan pendidikan kejuruan.

6. Bidang Pendidikan Non Formal, Informal dan Pendidikan Anak Usia Dini

Bidang Pendidikan Non Formal, Informal dan Pendidikan Anak Usia Dini mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang pendidikan non Formal, informal dan pendidikan anak usia dini.

Tugas pokok Bidang Pendidikan Non Formal, Informal dan Pendidikan Anak Usia Dini yaitu :

a. Menyusun rencana kerja kegiatan.

b. Mengumpulkan bahan dan data dalam bidang pendidikan non formal, informal dan pendidikan anak usia dini.


(37)

c. Menyusun bahan pembinaan pendidikan non formal, informal dan pendidikan anak usia dini.

d. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan terhadap warga masyarakat melalui lembaga/kelompok untuk menambah pengetahuan, keterampilan dalam rangka meningkatkan mutu dan taraf kehidupan.

e. Memberikan pelayanan kepada warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan bakat dan kompetensi yang dimiliki.

f. Memantau perkembangan pendidikan non formal, informal dan pendidikan anak usia dini.

g. Mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pendidikan non formal, informal dan anak usia dini.

h. Memberikan saran-saran dan pengarahan dalam rangka peningkatan pendidikan non formal, informal dan pendidikan anak usia dini.

Bagian Bidang Pendidikan Non Formal, Informal dan Pendidikan Anak Usia Dini terdiri dari beberapa seksi yaitu:

a. Seksi Teknis Edukatif Pendidikan Non Formal, Informal dan Pendidikan Anak Usia Dini.

b. Seksi Kurikulum Pendidiikan Non Formal, Informal dan Pendidikan Anak Usia Dini.

c. Seksi Bina Program Pendidikan Non Formal, Informal dan Pendidikan Anak Usia Dini


(38)

Setiap seksi dipimpin oleh kepala seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Pendidikan Anak Usia Dini.

Adapun tugas-tugas dari setiap Bidang Pendidikan Non Formal dan Pendidikan Anak Usia Dini yaitu:

a. Seksi Teknis Edukatif Pendidikan Non Formal, Informal dan Pendidikan Anak Usia Dini mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendidikan Non Formal dan Pendidikan Anak Usia Dini lingkup teknis edukatif pendidikan non formal, informal dan pendidikan anak usia dini.

b. Seksi Kurikulum Pendidikan Non Formal, Informal dan Pendidikan Anak Usia Dini mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendidikan Non Formal dan Pendidikan Anak Usia Dini lingkup kurikulum pendidikan non formal, informal dan pendidikan anak usia dini.

c. Seksi Bina Program Pendidikan Non Formal, Informal dan Pendidikan Anak Usia Dini mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendidikan Non Formal dan Pendidikan Anak Usia Dini lingkup bina prrogram pendidikan non formal, informal dan pendidikan anak usia dini.


(39)

7. Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)

Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungi Unit Pelaksana Teknis akan ditentukan dan ditetapkan dengan peraturan walikota.

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

Adapun peraturan yang berlaku yaitu :

a. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga kerja fungional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

b. Setiap kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh Tenaga Fungsional senior yang ditunjuk.

c. Jumlah tenaga kerja fungsional, ditentukan berdasarkan kebtuhan dan beban kerja.

d. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.


(40)

D. Gambaran Pegawai Dinas Pendidikan Kota Medan

Adapun Gambaran pegawai di Dinas Pendidikan Medan sesuai dengan bagian/bidangnya adalah sebagai berikut :

Tabel II.1

No. Bagian/Bidang/Bendahara//UPT/ Securrity Jumlah

1 Sekretariat 43 orang

2 Kepala Dinas 1 orang

3 Bidang Program dan Peningkatan Mutu Pendidikan 21 orang 4 Bidang Prasekolah dan Pendidikan Dasar 12 orang 5 Bidang Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan 13 orang 6 Bidang Pendidikan Non Formal, Informal dan

Pendidikan Anak Usia Dini

16 orang

7 Unit Pelaksana Teknis (UPT) 100 orang

8 Security 2 orang

9 Honor 9 orang

Jumlah PNS / Pegawai Honor 217 orang

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Medan 2012

Sedangkan jumlah pegawai di Dinas Pendidikan Medan Berdasarkan Golongan adalah sebagai berikut :


(41)

Tabel II.2

No Golongan Jumlah

1 IV/c 1 orang

2 IV/b -

3 IV/a 21 orang

4 III/d 51 orang

5 III//c 38 orang

6 III/b 44 orang

7 III/a 36 orang

8 II/d 7 orang

9 II/c 1 orang

10 II/b 3 orang

11 II/a 3 orang

12 I/d 1 orang

Jumlah 206 orang


(42)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK PENGHASILAN

A. Pengertian Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.

1. Subjek dan Objek Pajak Penghasilan

1.1Subjek Pajak Penghasilan yaitu :

a. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.

b. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria.

• Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

• Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

• Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.


(43)

• Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional Negara. c. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang

berhak.

2. Objek Pajak Penghasilan yaitu :

d. Gaji, upah, komisi, bonus, atau gratifikasi, uang pensiun atau imbalan lainnya untuk pekerjaan yang dilakukan.

e. Honorarium, hadiah undian dan penghargaan. f. Laba bruto usaha.

g. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta.

h. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah diperhitungkan sebagai biaya.

i. Bunga.

j. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, yang dibayarkan oleh perseroan, pembayaran dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi kepada pengurus dan pengembalian SHU koperasi kepada anggota.

k. Royalti.

l. Sewa dari harta.

m. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala. n. Keuntungan karena pembebasan utang.


(44)

2. Bukan Objek Pajak Pengasilan.

Pada Pajak Penghasilan tidak semua dikenakan pajak penghasilan. Ada beberapa pengecualian yang tidak termasuk objek pajak, yaitu :

2.1Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank.

2.2Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usahaa dengan hak opsi.

2.3Dividen atau bagian laba yang diterimaa atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia, dengan syarat :

a. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan.

b. Bagi Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut.

2.4Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksadana selama 5 tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian izin usaha.

2.5Bagian laba yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan usaha di Indonesia dengan syarat badan pasangan usaha tersebut :


(45)

a. Merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

b. Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.

2.6Sisa Hasil Usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya 2.7Bunga simpanan yang tidak melebihi batas yang ditetapkan dengan Keputusan

Menteri Keuangan. Sesuai Keputusan Menteri Keuangan telah ditetapkan batas jumlah sebesar Rp. 240.000,00 setiap bulan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya atas bunga simpanan yang jumlahnya di atas Rp. 240.000,00 dipotong PPh Pasal 23 sebesar 15% dari seluruh bunga yang diterima dan bersifat final.

3. Tarif Pajak Dan Perhitungannya

Untuk kesederhanaan dan kemudahan perhitungan pajak, PPH Pasal 23 menggunakan perhitungan secara matematik dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

DPP = Dasar Pengenaan Pajak

3.115% dari jumlah bruto atas : a. Dividen

b. Bunga


(46)

c. Royalti

d. Hadiah dan penghargaan selain yang dipotong PPh Pasal 21.

3.22% dari jumlah bruto atas :

a. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta kecuali sewa atas tanah dan atau bangunan yang telah dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final.

b. Imbalan sehubungan dengan Jasa teknik, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lainnya yaitu :

• Jasa Perancang

• Jasa Pemasangan

• Jasa Perawatan

• Jasa Penyimpanan

• Jasa di bidang Perdagangan

• Jasa di bidang Teknologi

• Jasa Telekomunikasi

• Jasa Akutansi

• Jasa Pengolahan

• Jasa Penebangan Hutan

• Jasa Pengeboran

• Jasa di bidang Penambangan


(47)

• Jasa Penunjang di Bidang Penerbangan dan bandara

• Jasa Pengolahan Limbah

• Jasa Penyedia Tenaga Kerja

• Jasa penyedia outsourcing services • Jasa Perantara

• Jasa Penilai

• Jasa Aktuaris

• Jasa Pengisian Sulih Suara

• Jasa Maklon

• Jasa Rekrutmen

• Jasa Sehubungan dengan Software computer

• Jasa kustodin/penyimpanan/penitipan

• Jasa mixing film

• Jasa instalasi/pemasangan mesin

• Jasa Perawatan/pemeliharan/perbaikan mesin

• Jasa Penyelidikan dan Keamanan

• Jasa penyelenggara kegiatan

• Jasa pengekapan

• Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media massa

• Jasa pembasmian hama


(48)

• jasa catering atau tata boga.

c. Yang dimaksud dengan jumlah bruto adalah seluruh jumlah penghasilan yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh pemerintah.

d. Tarif PPh pasal 23 bagi wajib pajak yang tidak memiliki NPWP apabila penerima penghasilan atas objek PPh Pasal 23, maka PPh pasal 23 yang terutang 100% lebih tinggi.

4. Hak Dan Kewajiban Pemotong Pajak

4.1Kewajiban Pemotong Pajak

Pada dasarnya kewajiban pemotong/pemungut PPh Pasal 23 adalah :

a. Mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat dan mempunyai NPWP.

b. Mengambil dan mengisi sendiri formulir-formulir yang diperlukan ddalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakannya.

c. Menghitung, memotong dan menyetorkan PPh Passal 23 yang terutang untuk setiap bulan.

d. Melaporkan penyetoran tersebut, dengan menggunakan surat pemberitahuan (SPT) masa ke kantor pelayanan pajak setempat.


(49)

f. Membuat catatan atau kertas kerja perhitungan PPh Pasal 23 masing-masing penerima penghasilan, yang menjadi dasar pelaporan dalam SPT masa dan wajib menyimpan catatan atau kertas kerja tersebut selama tangga 10 bulan berikutnya sejak pemotongan dilakukan.

4.2Hak Pemotong Pajak

Pemotong pajak dapat mengajukan permohonan keberatan dan banding, sesuai dengan UU No 6 Tahun 1983 tentang KUP jo UU No 6 Tahun 2000 jo UU No 27 Tahun 2007.

4.3Tata Cara Pengisian SPT Masa PPh Pasal 23

Setelah menghitung dan memotong PPh Pasal 23, Pemotong/Pemungut pajak berkewajiban melaporkan pemotongannya tersebut ke Kantor Pelayanan Pajak paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah masa Pajak berakhir, dengan SPT Masa PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26.


(50)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI DATA

A. Mekanisme Pengenaan Dan Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Penyelenggara Kegiatan Pada Dinas Pendidikan Kota Medan

Mekanisme pengenaan pajak penghasilan pasal 23 atas jasa penyelenggara kegiatan di dinas pendidikan kota medan sesuai dengan UU No 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan jo UU No 36 tahun 2008 mendaftarkan diri ke Kantor pelayanan pajak pratama setempat dan mempunyai npwp, mengambil dan mengisi sendiri formulir-formulir, menghitung, memotong dan menyetorkan, melaporkan penyetoran, memberikan bukti pemotongan pajak penghasilan pasal 23, membuat catatan atau kertas kerja perhitungan pajak penghasilan pasal 23.

Berdasarkan UU di atas pajak penghasilan pasal 23 atas jasa penyelenggara dilakukan pemotongan secara final dan di setorkan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah pemotongan atau pemungutan tersebut.

Tarif pajak yang dikenakan untuk memotong pajak penghasilan pasal 23 adalah sebesar 2% dari dasar pengenaan pajak. Atas pajak yang terutang pemungut pajak yang menyetorkannya ke bank atau tempat lain yang di tunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. Dan kepada wajib pajak di lakukan pemungutan akan di beri tanda bukti pemotongan atas pajak yang sudah di potong oleh pemotong pajak.


(51)

B. Kegiatan-Kegiatan Yang Telah Dipungut Dan Dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Penyelenggara Kegiatan.

Berikut adalah data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Medan atas jasa penyelenggara kegiatan pada tahun 2011 dan 2012 :

Tabel IV.I

NO TANGGAL JENIS PAJAK

JUMLAH PPH PASAL 23

1 31/03/2011 Kegiatan Pelatihan Kompetensi Tutor Paket C

Rp.200.000,00

2 01/04/2011 Kegiatan Workshop Penilaian KTSP Rp.178.181,00 3 11/04/2011 Kegiatan Penyelenggaraan Ujian SD Rp.180.000,00 4 09/05/2011 Kegiatan Olimpiade Sains SMP Rp.172.727,00 5 06/06/2011 Kegiatan Pelatihan Pengelola Dan

Tutor Paket A dan B

Rp.163.636,00

Kegiatan Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik Paud

Rp.122.727,00

Kegiatan Pelatihan Kompetensi Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal

Rp.200.000,00

6 07/06/2011 Kegiatan Bimbingan Teknis Gerakan Anti Narkoba


(52)

7 06/07/2011 Kegiatan Bimbingan Teknis Gerakan Anti Narkoba

Rp.177.273,00

8 28/07/2011 Kegiatan Pelatihan Penyusunan Kurikulum SMP Kota Medan

Rp.181.819,00

9 29/07/2011 Kegiatan Lomba Pidato Bahasa Inggris SMA

Rp.350.000,00

10 08/08/2011 Kegiatan Bantuan Ujian Nasional Paket A dan B

Rp.183.200,00

11 10/08/2011 Kegiatan Lesson Study Guru SD Rp.127.273,00 12 24/08/2011 Kegiatan Penyelenggaran Penerimaan

Siswa Baru Sekolah Menengah

Rp.126.000,00

13 25/08/2011 Kegiatan Pengembangan Mutu dan Kualitas Program Pendidikan dan Pelatihan Bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Rp.87.273,00

14 19/10/2011 Kegiatan Bimbingan Wirausaha Siswa SMK

Rp.76.364,00

15 24/10/2011 Kegiatan Penyelenggaraan Pesantren Kilat SMA/SMK

Rp.109.091,00

16 09/11/2011 Kegiatan Montoring, Evaluasi dan Pelaporan


(53)

Kegiatan Biaya Operasional Mobil Pintar

Rp.120.000,00

17 11/12/2011 Kegiatan Publikasi dan Sosialisasi Pendidikan Non Formal

Rp.177.660,00

Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Daur Ulang Sampah

Rp.72.727,00

18 16/12/2011 Kegiatan Penelitian dan Penilaian Kinerja Sekolah

Rp.54.545,00

19 17/12/2011 Kegiatan Festival Paduan Suara Rp.159.091,00 20 30/12/2011 Kegiatan Penyelenggaraan Paket C

Setara SMU

Rp.59.400,00

Kegiatan Bantuan Operasional Pendidikan Non Formal Keeaksaraan Mandiri

Rp.25.500,00

Kegiatan Biaya Operasional Mobil Pintar

Rp.168.960,00

Kegiatan Penyusunan LAKIP Rp.31.000,00

Jumlah Rp.2.882.209,00

Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa pada tahun 2011 jumlah nilai pph pasal 23 atas penyelenggara kegiatan sebesar Rp.2.882.209,00. Pajak penghasilan


(54)

pasal 23 atas jasa penyelengaara kegiatan yang terbesar pada bulan Desember yaitu sebesar Rp.748.883,00 sedangkan pajak penghasilan pasal 23 atas jasa penyelengaraan kegiatan paling sedikit terjadi pada bulan Mei yaitu hanya sebesar Rp.172.727,00

Tabel IV.2

NO TANGGAL JENIS PAJAK

JUMLAH PPH PASAL 23

1 04/04/2012 Kegiatan Cerdas Cermat Siswa SMA Rp.163.636,00 2 05/04/2012 Kegiatan Lomba Debat Bahasa

Inggris SMA

Rp.163.636,00

Kegiatan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI)

Rp.163.636,00

3 30/04/2012 Kegiatan Olimpiade Sains Guru SMA Rp.72.727,00 4 08/05/2012 Kegiatan Pembelajaran Keterampilan

Spesialist Tata Boga

Rp.63.636,00

5 17/07/2012 Kegiatan Pelatihan Lesson Study Guru SD

Rp.109.091,00

6 27/07/2012 Kegiatan Workshop 8 SNP Tingkat SMA

Rp.49.909,00


(55)

Sehat (7K) SMA/SMK

8 29/08/2012 Kegiatan Penyelenggaraan Penerimaa Siswa Baru (PSB) Sekolah Menengah

Rp.126.000,00

9 03/09/2012 Kegiatan Lomba MTQ SMA/SMK Rp,163.636,00 10 12/09/2012 Kegiatan Pembelajaran Keterampilan

Spesialist Tata Rias Kecantikan Rambut

Rp.172.727,00

11 20/09/2012 Kegiatan Pembelajaran Keterampilan Spesialist Tata Rias Kecantikan Rambut

Rp.172.727,00

Jumlah Rp.2.139.955,00

Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa pada tahun 2012 jumlah nilai pph pasal 23 atas penyelenggara kegiatan sampai dengan bulan September sebesar Rp.2.139.955,00. Pajak penghasilan pasal 23 atas penyelengara kegiatan yang terbesar adalah pada bulan Agustus yaitu sebesar Rp.1.126.909,00 sedangkan pajak penghasilan pasal 23 atas jasa penyelengaraa kegiatan paling sedikit terjadi pada bulan Mei yaitu hanya sebesar Rp.63.636,00

Contoh cara perhitungan PPh Pasal 23

1. Direktorat jenderal pajak mempunyai kegiatan sosialisasi perpajakan kepada masyarakat dengan dana Rp.110.000.000,00. Untuk pelaksanaan tersebut Dirjen


(56)

Psajak menggunakan jasa penyelenggara kegiatan (yang memiliki NPWP) dan dana yang tersedia habis digunakan. PPh Pasal 23 yang terutang atas jasa penyelenggara kegiatan tersebut adalah :

PPh Pasal 23 terutang dari jumlah bruto dan tidak termasuk PPN-nya, sehingga terlebih dahulu dicari jumlah brutonya. Cara menghitung jumlah brutonya :

100/110 x Rp.110.000.000,00 = Rp.100.000.000,00 Jadi jumlah bruto nya adalah Rp.100.000.000,00 PPh Pasal 23 yang terutang adalah :

Rp.100.000.000,00 x 2% = Rp.2.000.000,00

2. Dinas Pendidikan mempunyai kegiatan seminar tentang anti narkoba dengan dana Rp 88.000.000,00 dengan menggunakan jasa penyelenggara kegiatan (yang memiliki NPWP) dan yang tersedia habis di gunakan.pajak penghasilan pasal 23 yang terutang adalah :

PPh pasal 23 terutang dari jumlah bruto dan tidak termasuk PPN-nya,sehingga terlebih dahulu dicari jumlah brutonya.Cara menghitung jumlah brutonya :

100/110 x Rp 88.000.000,00 = Rp .80.000.000,00 Jadi jumlah bruto nya adalah Rp

PPh Pasal 23 yang terutang adalah : Rp.80.000.000,00 Rp. 80.000.000,00 x 2% = Rp. 1.600.000,00


(57)

C. Hambatan Yang Mempengaruhi Pengenaan Dan Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23

Hambatan yang mempengaruhi pengenaan dan pemungutan pajak penghasilan pasal 23 atas jasa penyelenggara kegiatan antara lain :

1. Kurangnya penyuluhan kantor pajak terhadap sosialisasi perpajakan. 2. Minimnya pengetahuan staf mengenai perpajakan.


(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari pengajian yang disampaikan penulis dalam Tugas Akhir ini, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Cara perhiungan pajak penghasilan pasal 23 atas jasa penyelenggara kegiatan berdasarkan undang-undang perpajakan nomor 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan dengan cara matematik yaitu dengan rumus PPh Pasal 23 = 2% x DPP . Tarif pajak penghasilan atas jasa penyelenggara kegiatan adalah sebesar 2%. DPP adalah dasar pengenaan pajak.

2. Mekanisme pengenaan dan pemungutan pajak penghasilan pasal 23 atas jasa penyelenggara di dinas pendidikan kota medan sesuai dengan UU No 7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan jo UU No 36 tahun 2008 mendaftarkan diri ke kantor pelayanan pajak pratama setempat dan mempunyai npwp, mengambil dan mengisi sendiri formulir-formulir, menghitung, memotong dan menyetorkan, melaporkan penyetoran, memberikan bukti pemotongan pajak penghasilan pasal 23, membuat catatan atau kertas kerja perhitungan pajak penghasilan pasal 23. Berdasarkan UU di atas pajak penghasilan pasal 23 atas jasa penyelenggara dilakukan pemotongan secara final dan di setorkan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah pemotongan atau pemungutan


(59)

tersebut. Atas pajak yang terutang pemungut pajak yang menyetorkannya ke bank atau tempat lain yang di tunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. Dan kepada wajib pajak di lakukan pemungutan akan di beri tanda bukti pemotongan atas pajak yang sudah di potong oleh pemotong pajak.

3. Hambatan yang mempengaruhi pengenaan dan pemungutan pajak penghasilan pasal 23 atas jasa penyelenggara kegiatan adalah Kurangnya penyuluhan kantor pajak terhadap sosialisasi perpajakan dan minimnya pengetahuan staf mengenai perpajakan.

B. SARAN

1. Penulis mengharapkan agar Dinas Pendidikan Kota Medan pada tahun yang akan datang masih mau menerima mahasiswa/i Universitas Sumatera Utara khusus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik untuk melaksanakan Praktek kerja Lapangan atau pun Riset.

2. Saran kepada dinas pendidikan kota medan:

a. Tingkatkan pengetahuan staf keuangan mengenai perpajakan.

b. Staf keuangan harus lebih aktif mencari informasi tentang perpajakan karena banyak pajak yang di kelola di Dinas Pendidikan Kota Medan. 3. Diharapkan pihak Dinas Pendidikan Kota Medan agar dapat tetap melakukan

pemungutan, pemotongan, perhitungan, penyetoran dan pelaporan pajak penghasilan pasal 23 dengan benar dan teliti sesuai dengan peraturan


(60)

perundang undangan perpajakan yang berlaku sehingga nantinya tidak menyebabkan hal hal yang tidak diinginkan seperti dikenakan sanksi perpajakan baik berupa sanksi administrasi maupun sanksi pidana mengingat peraturan perundang undangan di Indonesia sering mengalami perubahan. 4. Meningkatkan peran serta dan keaktifan dari aparat pengelola pajak


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Resmi,Siti.2008.Perpajakan;Teori dan Kasus Edisi 4.Jakarta:Salemba 4. Fidel.2008.Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta:Amparos

Publishing.

Purwono,Heri.Dasar-Dasar Perpajakan dan Akutansi Pajak. Medan: Erlangga: 2007.

Peraturan Perundang-Undangan :

Undang-Undang Perpajakan Nomor 28 Tahun 2008 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Undang-Undang Perpajakan Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

Paraturan Pemerintah No. 65 Tahun 1981 tentang Penerapan Bahwa Sebagian Urusan

Pendidikan Di Serahkan Kepada Pemerintah Daerah

Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1989 tentang Penyerahan Sebagian Urusan

Pemerintah di Bidang P dan K Kepada Pemerintahan Kota atau Kabupaten

Peratuan Daerah No.3 Tahun 1990 tentang Pembentukan Dinas dan Cabang Dinas

Pendidik

Peraturan Daerah No. 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat

Daerah dan Sekretariat DPRD Kota Medan

Peraturan Daerah No.4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Medan


(62)

Direktorat Jenderal Pajak, 2009, Buku Panduan Bagi KPPN dan Bendahara Pemerintah Sebagai Pemotong/Pemungut Pajak-Pajak Negara , Departemen Keuangan Republik Indonesia, Jakarta.


(1)

C. Hambatan Yang Mempengaruhi Pengenaan Dan Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23

Hambatan yang mempengaruhi pengenaan dan pemungutan pajak penghasilan pasal 23 atas jasa penyelenggara kegiatan antara lain :

1. Kurangnya penyuluhan kantor pajak terhadap sosialisasi perpajakan. 2. Minimnya pengetahuan staf mengenai perpajakan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari pengajian yang disampaikan penulis dalam Tugas Akhir ini, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Cara perhiungan pajak penghasilan pasal 23 atas jasa penyelenggara kegiatan berdasarkan undang-undang perpajakan nomor 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan dengan cara matematik yaitu dengan rumus PPh Pasal 23 = 2% x DPP . Tarif pajak penghasilan atas jasa penyelenggara kegiatan adalah sebesar 2%. DPP adalah dasar pengenaan pajak.

2. Mekanisme pengenaan dan pemungutan pajak penghasilan pasal 23 atas jasa penyelenggara di dinas pendidikan kota medan sesuai dengan UU No 7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan jo UU No 36 tahun 2008 mendaftarkan diri ke kantor pelayanan pajak pratama setempat dan mempunyai npwp, mengambil dan mengisi sendiri formulir-formulir, menghitung, memotong dan menyetorkan, melaporkan penyetoran, memberikan bukti pemotongan pajak penghasilan pasal 23, membuat catatan atau kertas kerja perhitungan pajak penghasilan pasal 23. Berdasarkan UU di atas pajak penghasilan pasal 23 atas jasa penyelenggara dilakukan pemotongan secara final dan di setorkan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah pemotongan atau pemungutan


(3)

tersebut. Atas pajak yang terutang pemungut pajak yang menyetorkannya ke bank atau tempat lain yang di tunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. Dan kepada wajib pajak di lakukan pemungutan akan di beri tanda bukti pemotongan atas pajak yang sudah di potong oleh pemotong pajak.

3. Hambatan yang mempengaruhi pengenaan dan pemungutan pajak penghasilan pasal 23 atas jasa penyelenggara kegiatan adalah Kurangnya penyuluhan kantor pajak terhadap sosialisasi perpajakan dan minimnya pengetahuan staf mengenai perpajakan.

B. SARAN

1. Penulis mengharapkan agar Dinas Pendidikan Kota Medan pada tahun yang akan datang masih mau menerima mahasiswa/i Universitas Sumatera Utara khusus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik untuk melaksanakan Praktek kerja Lapangan atau pun Riset.

2. Saran kepada dinas pendidikan kota medan:

a. Tingkatkan pengetahuan staf keuangan mengenai perpajakan.

b. Staf keuangan harus lebih aktif mencari informasi tentang perpajakan karena banyak pajak yang di kelola di Dinas Pendidikan Kota Medan. 3. Diharapkan pihak Dinas Pendidikan Kota Medan agar dapat tetap melakukan

pemungutan, pemotongan, perhitungan, penyetoran dan pelaporan pajak penghasilan pasal 23 dengan benar dan teliti sesuai dengan peraturan


(4)

perundang undangan perpajakan yang berlaku sehingga nantinya tidak menyebabkan hal hal yang tidak diinginkan seperti dikenakan sanksi perpajakan baik berupa sanksi administrasi maupun sanksi pidana mengingat peraturan perundang undangan di Indonesia sering mengalami perubahan. 4. Meningkatkan peran serta dan keaktifan dari aparat pengelola pajak


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Resmi,Siti.2008.Perpajakan;Teori dan Kasus Edisi 4.Jakarta:Salemba 4.

Fidel.2008.Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta:Amparos Publishing.

Purwono,Heri. Dasar-Dasar Perpajakan dan Akutansi Pajak. Medan: Erlangga: 2007.

Peraturan Perundang-Undangan :

Undang-Undang Perpajakan Nomor 28 Tahun 2008 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Undang-Undang Perpajakan Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

Paraturan Pemerintah No. 65 Tahun 1981 tentang Penerapan Bahwa Sebagian Urusan

Pendidikan Di Serahkan Kepada Pemerintah Daerah

Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1989 tentang Penyerahan Sebagian Urusan

Pemerintah di Bidang P dan K Kepada Pemerintahan Kota atau Kabupaten

Peratuan Daerah No.3 Tahun 1990 tentang Pembentukan Dinas dan Cabang Dinas

Pendidik

Peraturan Daerah No. 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat

Daerah dan Sekretariat DPRD Kota Medan

Peraturan Daerah No.4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Medan


(6)

Direktorat Jenderal Pajak, 2009, Buku Panduan Bagi KPPN dan Bendahara Pemerintah Sebagai Pemotong/Pemungut Pajak-Pajak Negara , Departemen Keuangan Republik Indonesia, Jakarta.


Dokumen yang terkait

Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Restoran Pada Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan

1 88 59

Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Penyelenggara Kegiatan Pada Dinas Pendidikan Kota Medan

7 104 62

Optimalisasi Penerimaan Pajak Hotel Pada Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan

1 109 62

Mekanisme Pengenaan Dan Pemungutan Pajak Reklame Pada Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

0 66 77

Mekanisme Pengenaan Dan Pemungutan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

3 68 48

Mekanisme Pengenaan Dan Pemungutan Pajak Reklame Oleh Dinas Pertamanan Kota Medan

5 50 63

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDIDIKAN KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Pendidikan Kota Medan - Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Penyelenggara Kegiatan Pada Dinas Pendidikan Kota Medan

2 4 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Penyelenggara Kegiatan Pada Dinas Pendidikan Kota Medan

0 0 15

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDIDIKAN KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Pendidikan Kota Medan - Mekanisme Pengenaan Dan Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Penyelenggara Kegiatan Pada Dinas Pendidikan Kota Medan

1 2 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Mekanisme Pengenaan Dan Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Penyelenggara Kegiatan Pada Dinas Pendidikan Kota Medan

0 0 15