Mekanisme Pengenaan Dan Pemungutan Pajak Reklame Pada Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

MEKANISME PENGENAAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME PADA DINAS PENDAPATAN KOTA TEBING TINGGI

O L E H

NAMA : YUYUN RAMAYANI ARTA

NIM : 102600089

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PKLM INI DISETUJUI UNTUK DIPRESENTASIKAN OLEH:

Nama : Yuyun Ramayani Arta NIM : 102600089

Program Studi : D-III Administrasi Perpajakan

Judul : Mekanisme Pengenaan Dan Pemungutan Pajak Reklame Pada Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

Ketua Progran Studi Diploma III Dosen Pembimbing Supervisor Lapangan

Administrasi Perpajakan

Drs Alwi Hashim Batubara,M.Si Drs. Robinson Sembiring,M.Si H. D. Yanda Purba

NIP.195608311986011001 NIP.196004201988031002 NIP. 195908021985031009

Dekan

Prof.Dr.Badaruddin,M.Si NIP.19680525199203100


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Dan atas junjungan Nabi Besar kita Muhammad SAW yang memberi cahaya kehidupan bagi seluruh umat manusia menuju jalan yang baik dan benar.

Alhamdulillah penulis ucapkan karena pada akhirnya telah dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Namun semua ini tidak terlepas dari dukungan orang-orang terbaik yang telah membantu saya dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Pertama sekali kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan kepada saya untuk dapat membuat Laporan Tugas Akhir ini. 2. Yang teristimewa buat Ayahanda tercinta M. Hilmi dan Ibunda tersayang Leli

Tursina yang sabar mendidik dan memberikan nasehat, materi, motivasi kepada penulis begitu juga untuk semua keluarga yang telah mendukung saya, abang M. Kautsar Syahuri, kakak Ade Chairunnisa, dan adik Hilda Isnaina Sofa yang telah mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis.

3. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.


(4)

4. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

5. Bapak Drs. Robinson Sembiring, M.Si selaku Dosen pembimbing. Terima Kasih atas bimbingan, masukan, dan kritikan yang sangat berarti bagi penulisan laporan ini.

6. Bapak Jeffri Sembiring, SE.MM selaku Kepala Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi, terima kasih atas izin risetnya, Ibu Dra. Hj. Safniwati selaku Sekretaris, Bapak Sutan Lubis dan Bapak Ali Usman Rangkuti yang telah banyak membantu penulis, dan seluruh pegawai Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi.

7. Buat Purnomo Sidik yang telah banyak membantu, memberi motivasi dan dukungannya kepada saya.

8. Buat kawan-kawan senasib seperjuanganku Lia dan Avril. Mudah-mudahan persahabatan kita tidak sampai disini.

9. Buat Juwita Sari Sinaga teman seperjuanganku sewaktu riset. Suka dan duka yang kita lalui mudah-mudahan awal kita menuju keberhasilan.

10. Buat anak Improsaja 2012/2013 dan Seluruh mahasiswa/i Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU kelas A, B, dan C stambuk 2010 khususnya kelas B yang seperjuangan dalam masa perkuliahan dan menempuh selesainya tugas akhir ini.

Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu lagi, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan hingga terselenggaranya Laporan Tugas Akhir ini.


(5)

Terima kasih atas semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan yang saudara berikan selama ini. Dan semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat berguna bagi kita semua. Amin…..

Medan, Juli 2013 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……….……….. i

BAB I : PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)…..…. 1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) .. 3

C. Uraian Teoritis ………... 5

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ……. 10

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ……….. 10

F. Metode Pengumpulan Data ………. 11

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri 12 BAB II : GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA TEBING TINGGI ………. 14

A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi ……….. 14

B. Tujuan dan Fungsi serta Tugas Pokok Berdirinya Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi ……….. 15

C. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi …………. 16

D. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi …… 17

E. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi ……….. 18

F. Tata Kerja ………. 44

BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK REKLAME ... 47


(7)

B. Ketentuan Umum ………. 48

C. Subjek dan Objek Pajak Reklame ………... 51

D. Tata Cara Permohonan Pemasangan Reklame ……….. 52

E. Penempatan Lokasi, Letak, Ukuran, Ketinggian, dan Nilai Strategis ……… 54

F. Tata Cara Pembayaran Pajak Reklame ……….. 57

G. Dasar Pengenaan, Nilai Sewa, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Reklame ……….. 57

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI ……… 60

A. Potensi Pajak ………. 60

B. Masalah yang Dihadapi ………. 61

C. Upaya Penyelesaian Masalah yang Dihadapi ……….... 63

D. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Reklame ………. 65

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ……… 67

A. Kesimpulan ……… 67

B. Saran ……….. 68 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Latar Belakang Pendidikan Formal PNS ………. 43 Tabel 3.1 Jenis Reklame yang Direkomendasikan ……….. 54 Tabel 3.2 Jenis Reklame ……….. 56 Tabel 4.1 Daftar Penerimaan Pajak Reklame Kota Tebing Tinggi ……. 65


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

PKLM adalah suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang bertujuan untuk memberikan Pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang diterima dari dosen Program Studi Administrasi Perpajakan guna mengetahui secara langsung fungsi dan tugas dalam pekerjaan yang sebenarnya.

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) secara sederhana adalah suatu cara kerja yang langsung dapat membimbing kita kedalam dunia kerja yang nyata guna memberikan kita arah dan cara yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan. Sedangkan yang dimaksud dengan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) secara umum adalah kegiatan intrakurikuler yang dilakukan oleh mahasiswa secara mandiri yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di lapangan yang berhubungan langsung dengan teori-teori keahlian yang diterima dari para dosen, khususnya dosen Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU). Karena sifatnya hanya untuk memberikan pengalaman dan belajar keahlian secara praktis, maka bantuan yang diberikan cenderung terbatas, dalam hal ini untuk mengetahui Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Reklame di Kota Tebing Tinggi.


(10)

Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik adalah merupakan tenaga yang terampil, siap pakai, dan tenaga ahli dalam bidang perpajakan. Maka dari itu pelaksanaan kegiatan PKLM oleh mahasiswa dipandang perlu untuk memperdalam pengetahuan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dan mempelajarinya langsung pada dunia kerja nyata.

Pelaksanaan PKLM ini juga untuk persyaratan untuk menamatkan studi pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan, karena Pelaksanaan PKLM merupakan bagian dari mata kuliah yang dikerjakan oleh mahasiswa. Pelaksanaan PKLM merupakan keharusan yang mutlak karena mahasiswa tamatan Program Diploma III Perpajakan dianggap dapat mengerti dan memahami berbagai masalah di bidang perpajakan yang telah dipelajari, baik secara teori maupun praktiknya. Dan diharapkan ilmu yang telah diperoleh semasa perkuliahan dapat digunakan sebaik-baiknya serta dapat membantu kelancaran sewaktu mahasiswa melakukan PKLM.

Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Repusblik Indonesia memberikan keluasan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah untuk menghadapi perkembangan keadaan dewasa saat ini, baik didalam maupun di luar negeri, serta tantangan persaingan global. Oleh karena itu diberikan kewenangan yang nyata, luas dan bertanggung jawab kepada daerah untuk menggali potensi daerahnya masing-masing. Untuk dapat menunjang pembangunan daerah sendiri selain dana dari pusat, maka perlu ditingkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) itu sendiri dengan peran serta masyarakat didalamnya. Agar dapat mengisi kas anggaran yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), diantaranya berasal dari


(11)

Pendapatan Asli Daerah (PAD), berupa Pajak Daerah, khususnya Pajak Kabupaten/Kota, dimana Pajak Reklame merupakan salah satu diantaranya.

Dimana kita sadari bahwa reklame saat ini semakin gencar dilakukan oleh para pelaku bisnis baik penghasil produk maupun jasa, dikarenakan semakin banyaknya saingan yang mungkin saja dapat mengancam kehidupan bisnis mereka. Pajak Reklame tentu saja akan menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang jumlahnya patut kita perhitungkan. Disamping itu, pengaturan reklame yang baik juga akan dapat memberikan keindahan kota. Misalnya, reklame bersinar yang letaknya disesuaikan dengan keserasian jalan akan dapat membuat semarak Kota Tebing Tinggi pada waktu malam.

Dalam kegiatan PKLM ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui perkembangan jumlah penerimaan Pajak Reklame selama lima tahun terakhir di Kota Tebing Tinggi. Mahasiswa juga diharapkan dapat mengenal dan mengerti lebih mendalam mengenai “MEKANISME PENGENAAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME PADA DINAS PENDAPATAN KOTA TEBING TINGGI”. B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Secara teoritis Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan kegiatan intrakurikuler yang dilakukan mahasiswa secara mandiri dengan cara praktis dilapangan yang langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang diterima dari para dosen Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu


(12)

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah :

1.1 Untuk mengetahui Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Reklame di Kota Tebing Tinggi.

1.2 Untuk mengetahui perkembangan jumlah penerimaan Pajak Reklame selama tiga tahun terakhir di Kota Tebing Tinggi.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 2.1 Bagi Mahasiswa

a. Menambah wawasan di bidang perpajakan khususnya tentang Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Reklame.

b. Agar dapat mempraktikkan teori-teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dalam kegiatan selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

c. Agar dapat meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam bidang perpajakan maupun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

d. Sebagai wadah untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja dengan dibekali keahlian keterampilan dan pengalaman yang diperoleh sewaktu melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

2.2 Bagi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

a. Meningkatkan kerjasama yang baik antara pihak Universitas dengan Instansi Pemerintah khususnya Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi.


(13)

b. Dapat memperkenalkan serta mempromosikan sumber daya manusia yang ada di Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

a. Mempererat hubungan antara Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi dengan pihak Universitas khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

b. Mendapatkan masukan berupa ide, saran dan gagasan untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum yang berlaku di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan sehingga mampu mencapai standar mutu pendidikan yang lebih baik.

C. Uraian Teoritis

1. Definisi dan Fungsi Pajak a. Definisi Pajak

Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH yaitu:

Iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.(Mardiasmo,2009: 1)

Sedangkan pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan


(14)

Dari berbagai definisi tentang pajak di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pajak memiliki beberapa aspek dasar :

1. Pembayaran pajak harus berdasarkan undang-undang; 2. Sifatnya dapat dipaksakan;

3. Tidak ada kontraprestasi yang langsung dapat dirasakan oleh pembayar pajak; 4. Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara baik pemerintah pusat maupun

daerah;

5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah (rutin dan pembangunan) bagi kepentingan masyarakat umum.

b. Fungsi Pajak

1. Fungsi Budgetair, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

2. Fungsi Regulerend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

2. Jenis Pajak

a. Menurut Golongannya

1. Pajak Langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak (WP) dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contohnya Pajak Penghasilan.

2. Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh Pajak Pertambahan Nilai.


(15)

1. Pajak Subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjek pajaknya. Contohnya Pajak Penghasilan.

2. Pajak Objektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan Wajib Pajak. Contohnya Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

c. Menurut Lembaga Pemungutnya

1. Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Bea Materai.

2. Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas dua yaitu Pajak Provinsi (Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan dan Pajak Rokok) dan Pajak Kabupaten/Kota (Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, PBB dan BPHTB).

3. Asas Pemungutan Pajak a. Asas Domisili


(16)

b. Asas Sumber

Negara berhak mengenalan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.

c. Asas Kebangsan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara. (Mardiasmo,2009:1)

4. Pengertian Pajak Reklame

Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Pengenaan pajak reklame tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah kabupaten/kota. Untuk dapat dipungut pada suatu daerah kabupaten/kota, pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah tentang Pajak Reklame yang akan menjadi landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan Pajak Reklame di daerah kabupaten/kota yang bersangkutan.

5. Objek, Subjek dan Wajib Pajak Reklame

Yang menjadi objek pajak reklame adalah semua penyelenggaraan reklame. Penyelenggaraan reklame dapat dilakukan oleh penyelenggaraan reklame atau perusahaan jasa periklanan yang terdaftar. Sedangkan yang menjadi subjek pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan, melakukan pemasangan reklame, baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama orang lain yang menjadi tanggungannya. Dan yang menjadi wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame.


(17)

Jika reklame diselenggarakan langsung oleh orang pribadi atau badan yang memanfaatkan reklame untuk kepentingan sendiri, wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan tersebut. Apabila penyelenggaraan reklame dilaksanakan melalui pihak ketiga, misalnya melalui jasa periklanan/biro reklame, maka pihak ketiga tersebut yang menjadi wajib pajak reklame.

6. Tarif Pajak Reklame

Tarif pajak reklame ditetapkan paling tinggi sebesar dua puluh lima persen (25%). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk menetapkan tarif pajak reklame yang dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing kabupaten/kota.

7. Dasar Pengenaan Pajak

Adapun yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame yang diperhitungkan dengan memperhatikan letak reklame, jenis reklame, jangka waktu penyelenggaraan reklame dan ukuran media reklame. 8. Cara Menghitung Pajak Reklame

Cara menghitung pajak reklame adalah dengan menjumlahkan Nilai Jual Objek Pajak dengan Nilai Strategis kemudian mengalikan dengan tarif pajak yang ditelah ditentukan.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun ruang lingkup yang menjadi sasaran Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah :


(18)

2. Data-data yang mampu menggambarkan perkembangan jumlah penerimaan Pajak Reklame selama tiga tahun terakhir di Kota Tebing Tinggi.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi sesuai dengan metode yang digunakan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, penulis melakukan pengajuan judul kepada Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, penentuan judul, persetujuan judul oleh Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU, menyusun proposal PKLM, seminar proposal PKLM, persetujuan proposal PKLM, penentuan Dosen Pembimbing oleh Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU, konsultasi dengan dosen pembimbing, pembuatan surat izin PKLM ke instansi yang dituju.

2. Studi Literatur

Merupakan dasar teori yang mendukung laporan ini menyangkut masalah yang dibahas yang berasal dari buku-buku, peraturan perundang-undangan perpajakan, artikel ilmiah, catatan-catatan maupun bahasa tertulis yang berhubungan dengan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

3. Observasi Lapangan

Penulis melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung terhadap masalah yang dibahas dan meninjau secara langsung terhadap kondisi pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi.


(19)

4. Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yaitu:

a. Data Primer: Data yang bersumber dari pihak-pihak yang terkait dengan penulisan tugas akhir

b. Data Sekunder: Data yang bersumber dari dokumentasi. 5. Analisa Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data dan kemudian akan dipresentasikan secara objektif, jelas dan sistematis.

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data yang digunakan ialah sebagai berikut:

1. Daftar Wawancara (Interview Guide)

Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data dan informasi tentang Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Reklame oleh Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi.

2. Daftar Observasi (Observation Guide)

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang akan dilakukan dalam pencatatan terhadap masalah yang menjadi objek yang dibahas.


(20)

3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide)

Yaitu dengan mengumpulkan dokumen atau informasi yang berhubungan dengan Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Reklame atau arsip yang dianggap sah sebagai bukti otentik.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini disusun oleh penulis dalam lima bab. Adapun rincian dari tiap-tiap bab seperti terlihat di bawah ini:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan gambaran umum tentang penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang meliputi latar belakang penyusunan, tujuan dan manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup dan metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, serta metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Pada bab ini penulis menguraikan sejarah singkat mengenai lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi.

BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK REKLAME

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang Pengertian Pajak Reklame, Subjek, Objek dan Wajib Pajak Reklame serta bagaimana Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Reklame.


(21)

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan menganalisa data yang diperoleh dan mengevaluasi data yang telah diterima selama proses Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari uraian pada bab-bab sebelumnya. Kemudian penulis juga akan memberikan saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan masukan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(22)

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA TEBING TINGGI

A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi berdiri pada tanggal 16 Oktober 1993 yang dulunya beralamat di Jln. Gunung Lauser Kelurahan Tanjung Marulak Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi dan diresmikan oleh Bapak Gubernur KDH Tk I Sumatera Utara. Sekarang alamat baru Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi di Jln. Gunung Agung No.1 Kelurahan Tanjung Marulak Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.Nomor Telepon : (0621) 23837.

Sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) kota Tebing Tinggi Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Tebing Tinggi dan Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 36 Tahun 2009 tentang Tugas, Fungsi, Tata Kerja dan Rincian Jabatan Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi Pasal 2 menegaskan bahwa Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi adalah unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pendapatan dan pasar. Dinas Pendapatan Kota dipimpin oleh Seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.


(23)

B. Tujuan dan Fungsi serta Tugas Pokok berdirinya Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi adalah: a. Menjalin koordinasi secara terus-menerus dan efektif dengan unit kerja

pengelola PAD.

b. Meningkatnya potensi dan sumber penerimaan PAD dari tahun ketahun.

c. Meningkatnya pengawasan aparatur terhadap pelaksanaan tugas dan pengembangan PAD melalui pendidikan dan pelatihan.

d. Mengusulkan secara bertahap melalui APBD agar infrastruktur dan utilitas perkotaan sumber PAD direnovasi (ditingkatkan).

Dalam rangka melaksanakan Tugas Pokoknya, selanjutnya Dinas Pendapatan mempunyai Fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pendapatan dan pasar.

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pendapatan dan pasar.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pendapatan dan pasar.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Adapun tugas pokok Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi yaitu :

Melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang pendapatan dan pasar berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.


(24)

C. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

Setiap perusahaan memiliki Visi dan Misi masing-masing. Visi dan Misi ini bertujuan memotivasi karyawan untuk melakukan hal yang terbaik untuk memajukan perusahaan agar tercapai kesejahteraan bersama baik antara atasan maupun karyawannya.

Visi

“Dinas Pendapatan menjadi Koordinator dalam mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah yang bertumpu pada ekstensifikasi dan intensifikasi dengan didukung oleh SDM Aparatur yang Profesional”

Pengertian Visi :

Bahwa Dinas Pendapatan dalam 5 tahun kedepan akan menunjukkan jati dirinya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai peraturan yang berlaku guna mengoptimalkan PAD melalui penggalian potensi, validasi data-data objek/subjek PAD dan pengawasan yang ketat dalam hal pemungutan Pajak/Retribusi serta didukung oleh SDM Aparatur yang paham dan mengerti dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.

Misi

Dalam rangka pencapaian Visi, maka Misi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi adalah :

1. Melaksanakan tugas dan fungsi dengan koordinasi yang efektif, dengan unit kerja pengelola PAD.

2. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap target dan realisasi penerimaan PAD.


(25)

3. Meningkatkan kualitas SDM Aparatur.

4. Mengusulkan penguatan infrastruktur dan utilitas perkotaan sumber PAD direnovasi (ditingkatkan).

D. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi Struktur organisasi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi adalah:

1.Kepala Dinas

2.Sekretariat, terdiri dari :

2.1 Sub Bagian umum dan Kepegawaian 2.2 Sub Bagian Keuangan

2.3 Sub Bagian Program dan Perundang-undangan 3.Bidang Pendapatan Retribusi Daerah, terdiri dari : 3.1 Seksi Penagihan dan Pembukuan Retribusi Daerah 3.2 Seksi Pendataan dan Penetapan Retribusi Daerah

3.3 Seksi Verifikasi dan Penanganan keluhan Retribusi daerah 4.Bidang Pendapatan Pajak Daerah, terdiri dari :

4.1 Seksi Penagihan dan Pembukuan Pajak Daerah

4.2 Seksi Verifikasi dan Penanganan keluhan Pajak daerah 4.3 Seksi Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah

4.4 Seksi Pemeriksaan

5.Bidang Pendapatan Dana Bagi Hasil terdiri dari : 5.1 Seksi Dana Bagi Hasil Pajak


(26)

6.Bidang Pasar, terdiri dari :

6.1 Seksi Pendataan dan Pengembangan Pasar 6.2 Seksi Penertiban dan Penataan Pasar 6.3 Seksi Pengutipan Retribusi Pasar 7. Kelompok Jabatan Fungsional 8. Unit Pelaksanaan Teknik Dinas E. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

1. Kepala Dinas

Adapun tugas dari Kepala Dinas antara lain :

a. Memimpin Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi dan bertanggung jawab atas maju dan mundurnya dinas tersebut.

b. Mengontrol semua kegiatan pegawai.

c. Menyusun dan membuat laporan pertanggung jawaban pelaksanaan yang akan diajukan dan disetujui oleh walikota.

2. Sekretariat Fungsinya :

a. Penyusunan rencana dan program kerja bidang kesekretariatan.

b. Pengelolaan dan pelaksanaan administrasi umum, keuangan, perlengkapan, kepegawaian, kearsipan dan kerumah tanggaan, program dan perundang-undangan.

c. Pengoordinasian penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu dan pelayanan administratif.


(27)

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tugasnya antara lain :

a. Memimpin pelaksanaan tugas kesekretariatan. b. Menyusun Rencana dan program kerja sekretariat.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

d. Membimbing hasil kerja bawahan dan mengevaluasi kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Mengkoordinasikan penyusunan program kerja, penyelenggaraan kegiatan dan pengelolaan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, kearsipan serta kerumah tanggaan.

f. Mengajukan usulan kebutuhan dari pengembangan SDM.

g. Mengoreksi surat atau naskah dinas dan mengendalikan pelaksanaan administrasi umum baik surat masuk/keluar maupun naskah dinas.

h. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.

i. Mempersiapkan dan menyusun rancangan produk hukum daerah di bidang pendapatan.

j. Mengkoordinasikan penyusunan sistem dan prosedur serta menyusun Standar Pelayanan Minimal beserta indikator kinerja Dinas Pendapatan.


(28)

m. Melaksanakan kordinasi dengan instansi yang terkait.

n. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas kesekretariatan.

2.1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Fungsinya :

a. Penyusunan rencana dan program kerja bidang umum dan kepegawaian; b. Pengelolaan administrasi umum, perlengkapan, kepegawaian, kearsipan dan

kerumah tanggaan;

c. Pelaksanaan pelaporan sub bagian umum dan kepegawaian; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tugasnya adalah :

a. Memimpin pelaksanaan tugas sub bagian umum dan kepegawaian.

b. Menyusun rencana dan program kerja sub bagian umum dan kepegawaian. c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada

bawahan.

d. Menyelenggarakan kegiatan pengelolaan surat menyurat, kearsipan, aset dan kerumahtanggaan.

e. Menyusun Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU), Rencana Tahunan Barang Unit (RTBU), pengadaan barang lingkup Dinas.

f. Melaksanakan perencanaan SDM melalui usulan kebutuhan, pemanfaatan dan pendayagunaan pegawai.


(29)

g. Melaksanakan usulan pengembangan SDM melalui diklat atau pelatihan teknis, tugas belajar, izin belajar dan lainnya.

h. Menyiapkan bahan pembinaan kepegawaian.

i. Menyelengarakan pengelolaan administrasi kepegawaian meliputi penyusunan DUK, Nominatif pegawai, penyiapan DP 3, pembuatan Surat Keterangan Untuk Mendapatkan Tunjangan Keluarga (SKUM PTK), pengusulan kenaikan pangkat, gaji berkala, pengusulan pembuatan Karis/karsu, karpeg, askes, pembuatan absen pegawai dan administrasi kepegawaian lainnya. j. Membuat laporan kegiatan bulanan, tri wulan, tahunan dan insidentil kepada

atasan langsung.

k. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.

l. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas Sub bagian umum.

m. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya. 2.2 Kepala Sub Bagian Keuangan

Fungsinya :

a. Penyusunan rencana dan program kerja dibidang keuangan; b. Pengelolaan administrasi keuangan dan anggaran dinas; c. Pelayanan dibidang keuangan;

d. Pelaksanaan pelaporan sub bagian keuangan; dan


(30)

Tugasnya adalah :

a. Memimpin pelaksanaan tugas Sub Bagian Keuangan.

b. Menyusun rencana dan program kerja sub bagian keuangan.

c. Menyusun konsep naskah dinas yang berkaitan dengan sub bagian keuangan. d. Melaksanakan penyusunan dan pengelolaan anggaran.

e. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penerimaan, pembukuan, penyimpanan, pembayaran, dan penyetoran pendapatan.

f. Mengelola gaji dan tunjangan pegawai.

g. Mengkoordinir penyusunan RKA dan DPA, penyerapan dana program dan pelaporan.

h. Memproses dan menghimpun laporan keuangan dana-dana yang bersumber dari bantuan pemerintah, pemerintah provinsi, bantuan luar negeri dan lainnya.

i. Membuat laporan realisasi keuangan bulanan, triwulan, tahunan/ neraca dinas dan insidentil kepada atasan langsung.

j. Menghimpun dan menyusun RKA dan melaksanakan DPA. k. Melaksanakan koordinasi dengan instansi yang terkait. l. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.

m. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas sub bagian keuangan.


(31)

2.3 Kepala Sub Bagian Program dan Perundang-undangan Fungsinya :

a. Penyusunan rencana dan program kerja bidang program dan perundang-undangan;

b. Pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan perencanaan, program, pedoman dan petunjuk teknis serta pelaporan;

c. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan bidang perencanaan, monitoring dan evaluasi;

d. Pelaksanaan dan pengoordinasian perumusan perundang-undangan, telaahan hukum, pengembangan hukum serta penyiapan bahan pertimbangan atas masalah yang timbul dalam pelaksanaan tugas;

e. Pelaksanaan pelaporan sub bagian program dan perundang-undangan;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Memiliki tugas antara lain :

a. Memimpin pelaksanaan tugas sub bagian program dan perundang-undangan. b. Menyusun rencana dan program kerja.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

d. Menyusun rencana dan program kerja serta rencana anggaran bidang pendapatan.


(32)

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (ILPPD) dan laporan lainnya dalam lingkup dinas.

f. Melaksanakan koordinasi dengan bidang-bidang dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja (Renja) lingkup Dinas.

g. Melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang pendapatan.

h. Menghimpun data informasi dan dokumentasi sebagai bahan penyusunan evaluasi dan pelaporan lingkup dinas.

i. Melaksanakan pemutahiran dan validasi data.

j. Melaksanakan dan mengkoordinasikan perumusan perundang-undangan, telaahan hukum, pengembangan hukum serta penyiapan bahan pertimbangan atas masalah yang timbul dalam pelaksanaan tugas.

k. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas sub program dan perundang-undangan.

l. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

3. Kepala Bidang Pendapatan Retribusi Daerah Fungsinya :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan retribusi daerah;

b. Pelaksanaan dan pengoordinasian kegiatan bidang pendapatan retribusi daerah c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;


(33)

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Memiliki tugas :

a. Memimpin pelaksanaan tugas bidang pendapatan retribusi daerah.

b. Menyusun Rencana dan program kerja bidang pendapatan retribusi daerah. c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada

bawahan.

d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Melaksanakan pendataan objek retribusi daerah.

f. Melaksanakan perhitungan penetapan pokok retribusi daerah dan perhitungan denda serta sanksi lainnya.

g. Melaksanakan penetapan retribusi daerah kepada wajib pajak melalui surat pemberitahuan retribusi daerah dan menerbitkan SKRD.

h. Menyusun rencana dan melaksanakan pemeriksaan i. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.

j. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas bidang pendapatan retribusi daerah.

k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

3.1 Kepala Seksi Penagihan dan Pembukuan Retribusi Daerah Tugasnya :


(34)

b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi pendataan dan penetapan retribusi daerah

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Melaksanakan penagihan atas tunggakan retribusi daerah

f. Melaksanakan pembukuan penerimaan retribusi daerah, menyampaikan laporan tentang realisasi penerimaan dan tunggakan Retribusi daerah

g. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA h. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.

i. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas seksi penagihan dan pembukuan retribusi daerah

j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya

3.2 Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan Retribusi Daerah Fungsinya :

a. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pendataan dan penetapan retribusi daerah;

b. Pelaksanaan kegiatan pendataan dan penetapan retribusi daerah;

c. Pelaksanaan pelaporan kegiatan pendataan dan penetapan retribusi daerah; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang pendapatan retribusi


(35)

Tugasnya adalah :

a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi pendataan dan penetapan retribusi daerah. b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi pendataan dan penetapan

retribusi daerah

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Melaksanaan pendataan objek retribusi daerah

f. Melaksanakan perhitungan penetapan pokok retribusi daerah dan perhitungan denda serta sanksi lainnya

g. Melaksanakan penetapan retribusi daerah kepada Wajib Retribusi melalui Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah dan menerbitkan SKRD

h. Menyusun rencana dan melaksanakan pemeriksaan objek retribusi daerah dan mentatausahakan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek retribusi daerah

i. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA

j. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas seksi pendataan dan penetapan retribusi daerah


(36)

3.3 Kepala Seksi Verfikasi dan Penanganan keluhan Retribusi Daerah Tugasnya adalah :

a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi verifikasi dan Penanganan keluhan Retribusi daerah

b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi Verifikasi dan penanganan keluhan retribusi daerah

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Melaksanakan verivikasi tentang penetapan dan penerimaan retribusi daerah f. Menerima permohonan restitusi dan pemindahbukuan dari wajib pajak daerah,

meneliti kelebihan retribusi daerah yang dapat diberikan restitusi atau pemindahbukuan serta mempersiapkan Surat Keputusan dinas tentang pemberian restitusi dan pemindahbukuan.

g. Menerima surat keberatan dari wajib retribusi daerah dan meneliti keberatan wajib pajak daerah serta membuat pertimbangan atas keberatan wajib retribusi daerah

h. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA i. Menyiapkan saran pertimbangan kepada atasan

j. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas seksi verifikasi dan penanganan retribusi daerah


(37)

4. Kepala Bidang Pendapatan Pajak Daerah Fungsinya :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan pajak daerah;

b. Pelaksanaan dan pengoordinasian kegiatan bidang pendapatan pajak daerah; c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tugasnya adalah :

a. Memimpin pelaksanaan tugas bidang pendapatan pajak daerah.

b. Menyusun Rencana dan program kerja bidang pendapatan pajak daerah. c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada

bawahan.

d. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bawahan. e. Menghimpun dan menyusun RKA dan melaksanakan DPA. f. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.

g. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas bidang pendapatan pajak daerah.

h. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

4.1 Kepala Seksi Penagihan dan Pembukuan Pajak Daerah Fungsinya :


(38)

b. Pelaksanaan kegiatan penagihan dan pembukuan pajak daerah;

c. Pelaksanaan pelaporan kegiatan penagihan dan pembukuan pajak daerah; dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang pendapatan pajak

daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Memiliki tugas :

a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi penagihan dan pembukuan pajak daerah. b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi penagihan dan pembukuan pajak

daerah.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Melaksanakan penagihan atas tunggakan pajak daerah.

f. Melaksanakan pembukuan penerimaan pajak daerah, menyiapkan laporan tentang realisasi penerimaan dan tunggakan pajak daerah.

g. Menyiapkan bahan penyusunan RKA dan DPA. h. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.

i. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas seksi penagihan pembukuan pajak daerah.


(39)

4.2 Kepala Seksi Verifikasi dan Penanganan Keluhan Pajak daerah Fungsinya :

a. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang verifikasi dan penanganan keluhan pajak daerah;

b. Pelaksanaan kegiatan verifikasi dan penanganan keluhan pajak daerah;

c. Pelaksanaan pelaporan kegiatan verifikasi dan penanganan keluhan pajak daerah;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang pendapatan pajak daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tugasnya ialah :

a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi verifikasi dan Penanganan keluhan pajak daerah.

b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi verifikasi dan penanganan keluhan pajak daerah.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Melaksanakan verifikasi tentang penetapan dan penerimaan pajak daerah. f. Menerima permohonan restitusi dan pemindahbukuan dari wajib pajak daerah,


(40)

g. Menerima surat keberatan dari wajib pajak daerah dan meneliti keberatan wajib pajak daerah serta membuat pertimbangan atas keberatan wajib pajak daerah.

h. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA. i. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.

j. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas seksi verifikasi dan penanganan keluhan pajak daerah.

k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

4.3 Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah Fungsinya :

a. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pendataan dan penetapan pajak daerah;

b. Pelaksanaan kegiatan pendataan dan penetapan pajak daerah;

c. Pelaksanaan pelaporan kegiatan pendataan dan penetapan pajak daerah; dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang pendapatan pajak

daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tugasnya adalah :

a. Memimpin pelaksanaan tugas bidang pendapatan pajak daerah.

b. Menyusun Rencana dan program kerja bidang pendapatan pajak daerah. c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada

bawahan.

d. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bawahan. e. Menghimpun dan menyusun RKA dan melaksanakan DPA.


(41)

f. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.

g. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas bidang pendapatan pajak daerah.

h. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya. 4.4 Kepala Seksi Pemeriksaan

Fungsinya :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan pajak daerah;

b. Pelaksanaan dan pengoordinasian kegiatan bidang pendapatan pajak daerah; c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tugasnya adalah :

a. Memimpin pelaksanaan tugas bidang pendapatan pajak daerah.

b. Menyusun Rencana dan program kerja bidang pendapatan pajak daerah. c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada

bawahan.

d. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bawahan. e. Menghimpun dan menyusun RKA dan melaksanakan DPA. f. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.


(42)

5. Kepala Bidang Pendapatan Dana Bagi Hasil Fungsinya :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan dana bagi hasil;

b. Pelaksanaan dan pengoordinasian kegiatan bidang pendapatan dana bagi hasil; c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tugasnya antara lain :

a. Memimpin pelaksanaan tugas bidang dana bagi hasil.

b. Menyusun Rencana dan program kerja bidang dana bagi hasil.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

d. Membimbing hasil kerja bwahan dan mengevaluasi kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Merumuskan penyusunan RKA dan DPA lingkup Dinas. f. Melaksanakan kordinasi dengan instansi yang terkait.

g. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dana bagi hasil.


(43)

5.1 Kepala Seksi Dana Bagi Hasil Pajak Fungsinya :

a. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang bagi hasil pajak;

b. Pelaksanaan kegiatan bagi hasil pajak;

c. Pelaksanaan pelaporan kegiatan bagi hasil pajak;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang pendapatan dana bagi hasil sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tugasnya antara lain :

a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi bagi hasil pajak.

b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi bagi hasil pajak.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

d. Membimbing hasil kerja bwahan dan mengevaluasi kerja. e. Menyiapkan data rencana penerimaan dana bagi hasil pajak.

f. Melaksanakan penatausahaan dan menyusun laporan realisasi Penerimaan dana perimbangan serta bagi hasil pajak lainnya.

g. Melaksanakan urusan penerimaan hibah.

h. Menghimpun dan menyusun RKA dan melaksanakan DPA. i. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.


(44)

5.2 Kepala Seksi Dana Bagi Hasil Pusat Fungsinya :

a. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang dana bagi hasil pusat;

b. Pelaksanaan kegiatan dana bagi hasil pusat;

c. Pelaksanaan pelaporan kegiatan dana bagi hasil pusat; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang pendapatan dana bagi hasil sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Memiliki tugas :

a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi bagi hasil pusat.

b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi bagi hasil pusat.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Menyiapkan data rencana penerimaan dana bagi hasil pusat. f. Melaksanakan Penatausahaan dana bagi hasil pusat.

g. Menyusun laporan realisasi penerimaan dana bagi hasil pusat. h. Menyiapkan bahan penyusunan RKA dan DPA.

i. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.

j. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas seksi dana bagi hasil pusat.


(45)

5.3 Kepala Seksi Dana Bagi Hasil Provinsi Fungsinya :

a. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang dana bagi hasil provinsi;

b. Pelaksanaan kegiatan dana bagi hasil provinsi;

c. Pelaksanaan pelaporan kegiatan dana bagi hasil provinsi; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang pendapatan dana bagi hasil sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tugasnya adalah :

a. Memimpin pelaksanaan tugas bidang dana bagi hasil provinsi.

b. Menyusun Rencana dan program kerja bidang dana bagi hasil provinsi. c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada

bawahan.

d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Penyiapan data rencana penerimaan dana bagi hasil provinsi. f. Melaksanakan penatausahaan dana bagi hasil provinsi.

g. Membuat laporan realisasi penerimaan dana bagi hasil provinsi. h. Menghimpun dan menyusun RKA dan melaksanakan DPA. i. Memberi saran pertimbangan kepada atasan.


(46)

6. Kepala Bidang Pasar Tugasnya antara lain:

a. Memimpin pelaksanaan tugas bidang pasar

b. Menyusun Rencana dan program kerja bidang pasar.

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

d. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA.

e. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas bidang pasar.

f. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya

6.1 Kepala Seksi Pendataan dan Pengembangan Pasar Tugasnya :

a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi pendataan dan pengembangan pasar b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi pendataan dan pengembangan

pasar

c. Melaksanakan pendataan jumlah Ruko, Kios dan Stand serta jumlah pedagang Penyewa ruko, kios dan stand di Pasar daerah

d. Melaksanakan kegiatan dalam bidang kebersihan lingkungan pasar, perawatan bangunan pasar dan mencegah terjadinya gangguan keamanan , banjir dan kebakaran

e. Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala dinas tentang langkah-langkah dipertimbangkan untuk pengembangan pasar


(47)

f. Menyusun laporan dan mempertanggung jawab kan pelaksanaan tugas seksi pendataan dan pengembangan pasar

g. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya. 6.2 Kepala Seksi Penertiban dan Penataan Pasar Tugasnya adalah :

a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi ketertiban dan penataan pasar

b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi ketertiban dan penataan pasar c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan

d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Melaksanakan penertiban dan penataan pasar, melipui tempat-tempat berjualan dilingkungan pasar.

f. Melaksanakan operasi penggusuran, melaksanakan pengambilan alihan hak sewa Ruko, Kios dan Stand dari penyewa yang menunggak

g. Menyiapkan bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan koordinasi dengan instansi yang terkait dalam rangka penertiban pasar.

h. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA

i. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas seksi ketertiban dan penataan pasar


(48)

6.3 Kepala Seksi Pengutipan Retribusi Pasar Tugasnya :

a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi pengutipan retribusi pasar

b. Menyusun Rencana dan program kerja seksi pengutipan retribusi pasar

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

e. Mengkordinasi dan mengawasi kegiatan pengutipan retribusi pasar, mengevaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pengutipan retribusi pasar

f. Mencatat dan membukukan semua hasil pengutipan atas retribusi pasar, mengevaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pengutipan retribusi pasar

g. Menyusun RKA dan melaksanakan DPA h. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan

i. Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas seksi pengutipan retribusi pasar

j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya 7. Kelompok Jabatan Fungsional

a. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.


(49)

b. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

c. Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk.

d. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. e. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

f. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Untuk melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya saat ini Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi didukung Aparatur / PNS sebanyak 69 orang, terdiri dari PNS sebanyak 48 orang dan Tenaga Honorer sebanyak 21 orang, baik untuk tugas dibidang Administrasi dan Tenaga operator maupun Petugas Lapangan (Pengutip Pajak Daerah / Retribusi Daerah) dan Penjaga Malam Pasar.

Untuk mendukung SDM aparatur pada Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi berdasarkan pendidikan Formal para PNS seperti terlihat pada tabel dibawah :


(50)

Tabel 2.1

Latar Belakang Pendidikan Formal PNS

No. Pendidikan Jumlah %

1. Perguruan Tinggi (S-2) 1 2,08

2. Perguruan Tinggi (S-1) 11 22,91

3. Perguruan Tinggi (D-3) 9 18,75

4. SLTA sederajat 23 47,91

5. SLTP sederajat 3 6,25

6. SD sederajat 1 2,08

Jumlah 48 100

Sumber Data :Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi F. Tata Kerja

a. Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan pemerintah daerah serta dengan instansi lain di luar pemerintah daerah sesuai dengan tugas masing-masing.

b. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.


(51)

c. Setiap pimpinan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

d. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya.

e. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.

f. Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

g. Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing, wajib mengadakan rapat berkala.


(52)

(53)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK REKLAME A. Dasar Pelaksanaan

Menurut Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersil, memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum.

Dasar Hukum yang melandasi Pajak Reklame ini adalah :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2. Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah.


(54)

3. Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pajak Daerah.

4. Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Perhitungan Nilai Sewa Reklame.

5. Hal-hal yang menyangkut teknis pelaksanaan akan diatur lebih lanjut dengan keputusan daerah.

B. Ketentuan Umum

Berdasarkan salinan Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Perhitungan Nilai Sewa Reklame yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Tebing Tinggi.

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam system dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

4. Walikota adalah Walikota Tebing Tinggi.

5. Advertising/jasa periklanan adalah badan hukum yang bergerak di bidang periklanan yang memenuhi persyaratan oleh Walikota.


(55)

7. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersil, memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum.

8. Reklame Papan/Billboard adalah reklame yang dibuat dari papan kayu, callibrete, vinyl termasuk seng atau bahan lain yang sejenis dipasang atau digantung atau dipasang pada bangunan, jalan Negara, halaman, pekarangan, diatas bangunan.

9. Reklame Megatron/Videotron/Large Electronic Display (LED) adalah reklame yang menggunakan layar monitor besar berupa program reklame atau iklan bersenar dengan gambar dan tulisan berwarna yang dapat berubah-ubah terprogram dan difungsikan dengan tenaga listrik.

10. Reklame Kain adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan kain, termasuk kertas, plastik, karet atau bahan lainyang sejenis dengan itu.

11. Reklame Melekat (Stiker) adalah reklame berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan atau dapat diminta untuk ditempelkan, dilekatkan, dipasang, digantung pada suatu benda dengan ketentuan luasnya tidak lebih dari 200cm per lembar.


(56)

ketentuan tidak untuk ditempelkan, dilekatkan, dipasang, digantungkan pada suatu benda lain.

13. Reklame Berjalan/Kendaraan adalah reklame yang ditempatkan atau ditempelkan pada kendaraan yang diselenggarakan dengan mempergunakan kendaraan atau dengan cara dibawa oleh orang.

14. Reklame Udara adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan gas, laser, pesawat udara, atau alat lain yang sejenis.

15. Reklame Suara adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata-kata yang diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dari atau oleh perantara alat.

16. Reklame Film/Slide adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara menggunakan klise berupa kaca film, atau bahan-bahan yang sejenis, sebagai alat untuk diproyeksi atau dipancarkan pada layar atau benda lain di dalam ruangan.

17. Reklame Peragaan adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara memperagakan atau memperlihatkan sebagai contoh barang/produk yang bersifat komersil dengan suara atau tanpa disertai suara.

18. Nilai Sewa Reklame adalah nilai yang ditetapkan sebagai dasar perhitungan penetapan besarnya pajak reklame.

19. Nilai Strategis Titik Reklame adalah suatu nilai yang dinyatakan dalam satuan rupiah berdasarkan atas peletakan titik reklame pada kelas jalan/zona, ketinggian dan luas bidang reklame.


(57)

20. Lokasi penempatan adalah suatu klasifikasi atas setiap jalan dalam bentuk apapun yang terbuka untuk lalu lintas umum yang berdasarkan kepada mutu dan lebar jalan.

C. Subjek dan Objek Pajak Reklame 1. Subjek Pajak Reklame

Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan Reklame. Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan yang menyelenggarakan Reklame. Dalam hal Reklame diselenggarakan sendiri secara langsung oleh orang pribadi atau Badan, Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan tersebut. Dalam hal Reklame diselenggarakan melalui pihak ketiga, pihak ketiga tersebut menjadi Wajib Pajak Reklame.

2. Objek Pajak Reklame

Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan Reklame. Objek Pajak sebagaimana dimaksud meliputi :

a. Reklame papan/billboard/videotron/megatron dan sejenisnya; b. Reklame kain;

c. Reklame melekat, stiker; d. Reklame selebaran;


(58)

h. Reklame suara;

i. Reklame film/slide; dan j. Reklame peragaan.

Tidak termasuk sebagai objek Pajak Reklame adalah :

a. Penyelenggaraan Reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian, warta mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya;

b. Label/merek produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan, yang berfungsi untuk membedakan dari produk sejenis lainnya;

c. Nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan tempat usaha atau profesi diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang mengatur nama pengenal usaha atau profesi tersebut; dan

d. Reklame yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah. D. Tata Cara Permohonan Pemasangan Reklame

Setiap wajib pajak yang ingin memasang reklame harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Walikota melalui Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Tebing Tinggi dengan mencantumkan data-data sebagai berikut :

a. Nama; b. Alamat; c. No Telp/HP;

d. Jenis reklame/merk usaha; e. Teks reklame/merk usaha;


(59)

f. Ukuran/sisi; g. Jumlah;

h. Jangka waktu pemasangan; i. Lokasi pemasangan;

Permohonan tertulis juga melampirkan syarat-syarat sebagai berikut : a. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP).

b. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

c. Denah lokasi dan gambar konstruksi (kecuali jenis reklame umbul-umbul, spanduk, papan nama toko).

Permohonan izin tersebut disampaikan kepada Kepala Dinas dan wajib diteliti oleh Kepala Dinas meliputi beberapa aspek yaitu :

a. Keamanan dan Ketertiban umum; b. Kesopanan;

c. Kesusilaan; d. Keagamaan; e. Keindahan; f. Kesehatan;

g. Lingkungan Hidup;

Jika telah diteliti dan permohonan telah meliputi aspek-aspek diatas maka permohonan tersebut diproses dengan melakukan survey ke lokasi yang telah


(60)

E. Penempatan Lokasi, Letak, Ukuran, Ketinggian, dan Nilai Strategis Lokasi penempatan reklame di Kota Tebing Tinggi dibagi berdasarkan Lokasi Kelas I, Lokasi Kelas II, dan Lokasi Kelas III. Lokasi penempatan adalah lokasi peletakan reklame berdasarkan nilai strategis titik reklame dan lokasi jalan yang ditetapkan dengan rincian sebagai berikut :

a. Lokasi kelas I meliputi Jl. Yos Sudarso, Jl. Jend. Sudirman, Jl. A. Yani, Jl. G. Subroto, Jl. Sukarno Hatta, Jl. Imam Bonjol, Jl. Diponegoro, Jl. S.M . Raja, Jl. Sutoyo, Jl. M. Yamin, Jl. Juanda.

b. Lokasi kelas II meliputi Jl. Sutomo, Jl. Suprapto, Jl. Taman Bahagia, Jl. Thamrin, Jl. Haryono MT, Jl. KF. Tandean, Jl. Letda Sujono.

c. Lokasi kelas III meliputi Semua Jalan di Wilayah Kota, di luar lokasi kelas I dan lokasi kelas II.

Tabel 3.1

Jenis Reklame Yang Direkomendasikan Tema koridor jalan

(streetscape)

Kawasan Jenis Reklame Ukuran Reklame

Boulevard corridor • JL. Gunung Leuser • JL. Sutomo

Bebas Reklame

_ _

Gateway commercial corridor

• JL. KF. Tendean • JL. S. Parman • JL. Dr. Kumpulan

Pane

• Reklame Permanen : Billboard, megatron, Large Electronic Display (LED), reklame bersinar

• Billboard Sedang : 2m x 3m

Kecil : 1m x 2m


(61)

• JL. Arthur Mangan • JL. Bukit Sinabung • JL. Kol. Yos Sudarso

(bagian pusat

perdagangan dan jasa)

Zona Reklame

(neon box)

• Tidak diperbolehkan reklame kain

• Tidak diperbolehkan reklame yang dilukis pada dinding

• Neon Box Besar : 1,5m x 3m

Sedang : 1m x 2m

Kecil : 0,5m x 1m

Highway commercial corridor

• JL.Sisingamangaraja • JL. A. Yani

• JL. Kol. Yos Sudarso

Zona Reklame

• Reklame Permanen : Billboard, megatron, Large Electronics Display (LED), reklame bersinar (neon box)

• Tidak diperbolehkan reklame kain

• Tidak diperbolehkan reklame yang dilukis pada dinding

• Billboard Besar : 4m x 6m

Sedang : 2m x 3m

Kecil : 1m x 2m

• Neon Box Besar : 1,5m x 3m

Sedang : 1m x 2m

Kecil : 0,5m x 1m


(62)

Residenway corridor • JL. Gunung Arjuna • JL. Baja

• JL. Ahmad Bilal • JL. Abd. Rahim Lubis • JL. Pulau Sumatera • JL. Prof. Dr. Hamka • JL. Letda Sudjono • JL. Ir. H. Juanda • JL. Setiabudi

• JL. Danau Maninjau • JL. Danau Singkarak

Zona Reklame Terbatas

• Reklame Permanen : Billboard sederhana, reklame bersinar • Tidak diperbolehkan

reklame yang dilukis pada dinding dan perkerasan jalur pedestrian • Reklame kain :

banner/baliho, spanduk, bendera

• Billboard Kecil : 1m x 2m

• Neon Box Besar : 1,5m x 3m

Sedang : 1m x 2m

Kecil : 0,5m x 1m

Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tebing Tinggi

Berdasarkan tabel diatas bahwa Kota Tebing Tinggi pada saat ini sedang melakukan proses Penyusunan Kebijakan, Norma, Standar Prosedur Dan Manual Penataan Dekorasi Kota Kota Tebing Tinggi dan saat ini dalam proses penyusunan Walikota.


(63)

NO JENIS REKLAME

NILAI DASAR REKLAME LUAS / NILAI STRATEGIS LAMA

KET LOKASI LOKASI LOKASI SATUAN LOKASI LOKASI LOKASI PEMASANGAN

KELAS I KELAS II KELAS III KELAS I KELAS II KELAS III REKLAME 1 Jenis Reklame Electronik

a. Megatron 120.000 100.000 80.000 11M2 s/d 50 M2 45.000 35.000 25.000 Bulan Satu Tahun Takwim b. Videotron 150.000 100.000 50.000 Max 12 M2 200.000 150.000 100.000 Bulan Satu Tahun Takwim c. LED (Large Electronik Display) 75.000 50.000 25.000 1 M2 s/d 10 M2 100.000 75.000 50.000 Bulan Satu Tahun Takwim

2 Jenis Papan Reklame

a. Billboard 90.000 80.000 70.000 25 M2 s/d 50 M2 45.000 35.000 25.000 Bulan Satu Tahun Takwim b. Mini Billboard 60.000 50.000 40.000 9 M2 s/d 24 M2 45.000 35.000 25.000 Bulan Satu Tahun Takwim c. Baliho 1.500 1.400 1.300 Max 24 M2 1.000 900 700 Hari Satu Tahun Takwim d. Neon Box/shop sign/neon sign-(out door) 45.000 35.000 25.000 1 M2 s/d 8 M2 45.000 35.000 25.000 Bulan Satu Tahun Takwim Neon box/shop sign/neon sign - (in door) 15.000 10.000 5.000 1 M2 s/d 8 M2 45.000 35.000 25.000 Bulan Satu Tahun Takwim e. Papan merk usaha/PNT/Tin plate-(ada sponsor) 25.000 20.000 15.000 1 M2 s/d 10 M2 45.000 35.000 25.000 Bulan Satu Tahun Takwim Papan merk usaha/PNT/Tin plate-(tanpa sponsor) 25.000 20.000 15.000 Kelebih dari 1 M2 45.000 35.000 25.000 Bulan Satu Tahun Takwim

3 Jenis Reklame Dinding

a. Branding (Luar Bangunan) 45.000 35.000 25.000 1 M2 s/d 50 M2 45.000 35.000 25.000 Satu Tahun Takwim b. Wall Panting (dalam bangunan) 15.000 10.000 5.000 1 M2 s/d 50 M2 45.000 35.000 25.000 Satu Tahun Takwim

4 Jenis Reklame Kain

a. Spanduk 5.000 4.500 4.000 Max 8 M2 4.000 3.500 3.000 Hari 15 Hari b. Sun Screen 5.000 4.500 4.000 Max 4 M2 4.000 3.500 3.000 Hari Satu Tahun Takwim c. Vertical Baner 5.000 4.500 4.000 Max 4 M2 4.000 3.500 3.000 Hari Satu Tahun Takwim d. Umbul-umbul 5.000 4.500 4.000 Max 6 M2 4.000 3.500 3.000 Hari Satu Tahun Takwim


(64)

Bus Seller/ Mobil Berjalan 45.000 35.000 25.000 1 M2 s/d 8 M2 - - - Bulan Satu Tahun Takwim 6 Jenis Reklame Peragaan 45.000 45.000 45.000 - - - - Hari 15 Hari 7 Jenis Reklame Apung 45.000 45.000 45.000 - - - - Hari 15 Hari 8 Jenis Reklame Udara 6.000.000 6.000.000 6.000.000 - - - - Event/Balon Event/Balon

9 Jenis Reklame Melekat

a. Stiker 2.000 2.000 2.000 Max 1 M2 - - - Lembar/hari 7 Hari b. Selebaran 2.000 2.000 2.000 Max 1 M2 - - - Lembar/hari 7 Hari 10 Jenis Reklame Suara 400.000 400.000 400.000 Event/hari Event/hari 11 Reklame Film / Slide 500.000 500.000 500.000 Event/hari Event/hari


(65)

F. Tata Cara Pembayaran Pajak Reklame

a. Wajib Pajak melaporkan jumlah ukuran reklame pada Dinas Pendapatan (Kabid Pendapatan Pajak Daerah).

b. Petugas menghitung jumlah pajak reklame sesuai dengan Peraturan Daerah.

c. Petugas menerbitkan SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah). d. Petugas menerbitkan SSPD (Surat Setoran Pajak Daerah).

e. Bagi wajib pajak baru (belum pernah membayar atau yang tidak mempunyai NPWPD) yang diterbitkan oleh Dinas Pendapatan, wajib pajak harus mengisi formulir pendaftaran wajib pajak dengan melampirkan fotocopy identitas diri.

G. Dasar Pengenaan, Nilai Sewa, Tarif, Dan Cara Perhitungan Pajak Reklame

1. Dasar Pengenaan Pajak Reklame

Dasar Pengenaan Pajak Reklame adalah nilai sewa reklame. 2. Nilai Sewa Reklame

Nilai sewa reklame diperhitungkan dengan memperhatikan : a. Jenis

b. Bahan yang digunakan c. Lokasi penempatan


(66)

f. Ukuran media reklame

Jangka waktu penyelenggaraan reklame adalah jangka waktu selama 1 tahun dan minimal selama 7 hari bagi reklame poster dan selebaran. Ukuran media reklame adalah ukuran luas/M media reklame yang terpasang. Penempatan reklame pada lokasi yang mempunyai nilai strategis titik reklame dihitung berdasarkan satuan rupiah. Untuk keindahan dan ketertiban kota, lokasi pemasangan atau penempatan kerangka media reklame harus mendapat rekomendasi dari walikota atau pejabat yang ditunjuk.

3. Tarif Pajak Reklame

Tarif pajak reklame ditetapkan sebesar 25% dari nilai sewa reklame. 4. Cara Perhitungan Pajak Reklame

NJOPR REKLAME X TARIF

Keterangan :

NJOPR : Nilai Objek Pajak Reklame yaitu dengan mengalikan ukuran reklame dengan jangka waktu dan nilai sewa.

Tarif : Tarif yang akan dikenakan atas NJOPR yaitu 25%. Contoh perhitungan pajak reklame Megatron :

Catatan :

LR : Luas Reklame


(67)

LPR : Nama Pemasangan Reklame NSL : Nilai Strategis Lokasi NS : Nilai Sewa

TP : Tarif Pajak

MEGATRON

LR = 5 x 10 = 50 M NDR = 120.000

2

NSL = 45.000 LPR = 12 bulan NSL = LK I TP = 25%

1. Nilai Sewa

Nilai Dasar Reklame

LR x NDR x LPR

50 x 45000 x 12 = 72.000.000 Nilai Strategis

LR x NSL x LPR

50 x 45.000 x 12 = 27.000.000 JUMLAH NILAI SEWA = 99.000.000 2. Perhitungan Pajak

NS x TP x SISI x UNIT 99.000.000 x 25% x 1 x 1


(68)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI A.Potensi Pajak

Dengan diberlakukannya otonomi daerah, setiap daerah dipacu untuk dapat berkreasi mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan pengeluaran daerah tersebut. Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah menetapkan bahwa daerah memiliki hak untuk melakukan pemungutan pajak dan retribusi daerah. Pajak dan retribusi daerah ini merupakan salah satu sumber penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing daerah. Dalam era Otonomi Daerah sekarang ini, daerah diberikan kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Tujuannya antara lain untuk lebih mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, memudahkan masyarakat untuk memantau dan mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), selain itu juga untuk menciptakan persaingan yang sehat antar daerah dan mendorong timbulnya inovasi. Pemberian kewenangan yang semakin besar kepada daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat tersebut seharusnya diikuti dengan pemberian kewenangan yang besar pula dalam urusan perpajakan.

Pajak Reklame merupakan salah satu pajak daerah yang memiliki potensi cukup besar untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah khususnya di Kota Tebing Tinggi. Hanya saja bagaimana cara pemerintah daerah mengoptimalkan kinerjanya melalui kerjasama yang baik antara Dinas Pendapatan Kota Tebing


(69)

Tinggi dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tebing Tinggi serta Satuan Polisi Pamong Praja juga pelayanan yang baik kepada wajib pajak untuk dapat menggali potensi-potensi pajak yang ada dan potensi-potensi pajak yang baru khususnya pajak reklame.

B. Masalah Yang Dihadapi

Berdasarkan proses pemungutan Pajak Reklame yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi, permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut :

1. Masih banyaknya wajib pajak yang belum mendaftarkan dan atau memperpanjang masa berlaku pajak reklamenya ke Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi. Dimana masalah ini juga dipicu oleh kesadaran dan pengetahuan tentang Pajak Reklame yang masih rendah pada wajib pajak. Sebagaimana pengertian pajak itu sendiri adalah kontribusi wajib pajak kepada kas Negara, dan tidak menerima imbalan secara langsung, menyebabkan wajib pajak mempunyai pandangan negatif terhadap pajak. Bila ditelusuri lebih jauh wilayah Kota Tebing Tinggi, dapat dilihat bahwa masih ada penyelenggaraan-penyelenggaraan reklame yang sebenarnya masa berlakunya telah habis tetapi masih tetap berdiri atau masih terpampang penyelenggaraan reklamenya, contohnya stiker-stiker yang masih melekat pada tembok-tembok atau tiang-tiang listrik dan telepon sehingga merusak pemandangan.


(70)

daerahnya sendiri. Wajib Pajak reklame tidak sepenuhnya menyadari bahwa, dengan membayar pajak reklame maka pemasukan ke kas daerah berjalan lancar, otomatis segala program rencana pembangunan oleh Pemerintah Daerah dapat terealisasi. Dengan begitu wajib pajak khususnya pajak reklame dapat merasakan hasil dari pembayaran pajaknya sendiri.

3. Tingkat pengetahuan Wajib Pajak reklame yang masih rendah, dalam masalah ini penulis melihat bahwa banyaknya Wajib Pajak reklame yang tidak mengetahui dasar hukum dari pajak reklame. Wajib Pajak hanya mengatahui segelintir dari undang-undang ataupun peraturan pemerintah yang mengatur tentang pajak reklame. Menurut keterangan penulis peroleh melalui wawancara kepada beberapa pegawai Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi, Wajib Pajak reklame tidak mengetahui bahwa dana hasil penerimaan pajak reklame sebenarnya sebesar 100% digunakan sepenuhnya untuk membiayai kepentingan daerah itu sendiri. Disini yang menjadi persoalan adalah bahwa penggunaan dana itulah yang harus diketahui oleh masyarakat dengan begitu Wajib Pajak reklame akan merasakan manfaat dari pajak reklame yang mereka bayar.

4. Tidak mendaftarnya Wajib Pajak juga disebabkan oleh anggapan tentang tarif pajak yang tinggi. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi tentang pajak reklame kepada Wajib Pajak. Wajib Pajak juga tidak mengetahui dasar hukum pajak reklame, Wajib Pajak reklame hanya terfokus pada proses pembayaran pajak reklame saja.

5. Dalam melakukan pembayaran pajak, sering sekali Wajib Pajak meminta waktu/tempo pembayaran, sehingga penerimaan pajak menjadi tertunda dan


(71)

memakan waktu yang cukup lama. Hal ini yang menjadi penghambat dalam pemungutan pajak reklame.

6. Tingginya antusias para Wajib Pajak untuk memasang reklame di jalan-jalan utama. Sehingga pusat kota serta jalan utama kota terlihat sangat penuh dengan pemasangan reklame. Berbeda hal nya dengan di daerah pinggir kota.

C. Upaya Penyelesaian Masalah Yang Dihadapi

Untuk mengatasi masalah di atas, upaya-upaya yang telah dan sedang dilakukan oleh. Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi adalah sebagai berikut : 1. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui himbauan-himbauan baik

secara langsung yaitu dengan mendatangi Wajib Pajak yang belum melunasi pajaknya, juga secara tidak langsung yaitu dengan memasang spanduk-spanduk, memberikan selebaran-selebaran atau memasang billboard yang isinya menghimbau masyarakat untuk membayar pajak.

2. Melakukan pendataan terhadap objek pajak reklame dengan melakukan pemeriksaan ke lapangan sehingga dapat diketahui objek-objek pajak reklame yang belum terdaftar. Kemudian dari hasil pemeriksaan tersebut, pihak Dinas Pendapatan dapat menindak lanjutinya dengan tegas dengan cara memberikan surat teguran agar Wajib Pajak tersebut segera mendaftarkan reklamenya. 3. Dalam merencanakan penataan pemasangan penyelenggaraan reklame ini,

kerjasama antara Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tebing Tinggi sangat dibutuhkan, dengan


(72)

dalam hal penataan kota agar terlihat lebih teratur dan rapi. Tidak hanya terkonsentrasi di jalan utama, tetapi menyebar merata di seluruh Kota Tebing Tinggi dapat dilakukan dengan perbedaan tarif misalnya. Seperti didaerah pinggir kota dengan tarif yang lebih rendah dibandingkan di jalan utama. Dengan begitu Dinas Pendapatan dapat mengoptimalkan penerimaan pajak reklamenya.

4. Dalam hal permasalahan mengenai kesulitan menghubungi pihak pemilik reklame yang berada di luar kota, maka pihak Dinas Pendapatan menghubungi biro reklame yang melakukan pemasangan reklame tersebut pertama kalinya agar menghubungi pihak pemilik untuk memberitahukan ketentuan mengenai perpanjangan masa reklamenya.

5. Mengirimkan surat pemberitahuan kepada Wajib Pajak apabila masa berlaku penyelenggaraan atas reklame telah habis, dan jika ingin diperpanjang maka diharapkan untuk segera mengurus perpanjangan masa pajak dengan membayar pajak sesuai perhitungan yang telah ditetapkan melalui SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah).

D. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Reklame

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian target adalah sasaran atau batas ketentuan yang telah ditetapkan untuk dicapai. Oleh karena itu, dalam melakukan suatu kegiatan atau usaha perlu dibuat suatu target yang dijadikan sebagai acuan untuk mencapainya. Namun adakalanya target tersebut tidak dapat dicapai dan bahkan ada juga yang melebihi target.


(73)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi, target dan realisasi penerimaan pajak reklame dalam 3 (tiga) tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

DAFTAR PENERIMAAN PAJAK REKLAME KOTA TEBING TINGGI

NO TAHUN ANGGARAN

TARGET (RP)

REALISASI (RP)

PERSENTASE (%)

1 2010 700.000.000 433.007.514 61,86%

2 2011 750.000.000 1.087.981.799 145,06%

3 2012 850.000.000 1.466.302.003 172,51%

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

Berdasarkan tabel diatas, realisasi penerimaan dalam tahun 2010 adalah sebesar Rp 433.007.514 dan yang ditargetkan adalah Rp 700.000.000 sehingga persentasenya adalah 61,86%. Pada tahun 2011 realisasi penerimaan adalah Rp 1.087.981.799 dan yang ditargetkan adalah Rp 750.000.000 sehingga dipersentasekan adalah 145,06%. Pada tahun 2012 realisasi penerimaan adalah Rp 1.466.302.003 dan yang ditargetkan adalah Rp 850.000.000 sehingga persentasenya 172,51%.

Jika dibandingkan antara target dan realisasi penerimaan dari pajak reklame, maka dapat diketahui dengan jelas bahwa pada tahun 2010 tidak mencapai target


(1)

dalam hal penataan kota agar terlihat lebih teratur dan rapi. Tidak hanya terkonsentrasi di jalan utama, tetapi menyebar merata di seluruh Kota Tebing Tinggi dapat dilakukan dengan perbedaan tarif misalnya. Seperti didaerah pinggir kota dengan tarif yang lebih rendah dibandingkan di jalan utama. Dengan begitu Dinas Pendapatan dapat mengoptimalkan penerimaan pajak reklamenya.

4. Dalam hal permasalahan mengenai kesulitan menghubungi pihak pemilik reklame yang berada di luar kota, maka pihak Dinas Pendapatan menghubungi biro reklame yang melakukan pemasangan reklame tersebut pertama kalinya agar menghubungi pihak pemilik untuk memberitahukan ketentuan mengenai perpanjangan masa reklamenya.

5. Mengirimkan surat pemberitahuan kepada Wajib Pajak apabila masa berlaku penyelenggaraan atas reklame telah habis, dan jika ingin diperpanjang maka diharapkan untuk segera mengurus perpanjangan masa pajak dengan membayar pajak sesuai perhitungan yang telah ditetapkan melalui SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah).

D. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Reklame

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian target adalah sasaran atau batas ketentuan yang telah ditetapkan untuk dicapai. Oleh karena itu, dalam melakukan suatu kegiatan atau usaha perlu dibuat suatu target yang dijadikan sebagai acuan untuk mencapainya. Namun adakalanya target tersebut tidak dapat dicapai dan bahkan ada juga yang melebihi target.


(2)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi, target dan realisasi penerimaan pajak reklame dalam 3 (tiga) tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

DAFTAR PENERIMAAN PAJAK REKLAME KOTA TEBING TINGGI

NO TAHUN ANGGARAN

TARGET (RP)

REALISASI (RP)

PERSENTASE (%)

1 2010 700.000.000 433.007.514 61,86%

2 2011 750.000.000 1.087.981.799 145,06%

3 2012 850.000.000 1.466.302.003 172,51%

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

Berdasarkan tabel diatas, realisasi penerimaan dalam tahun 2010 adalah sebesar Rp 433.007.514 dan yang ditargetkan adalah Rp 700.000.000 sehingga persentasenya adalah 61,86%. Pada tahun 2011 realisasi penerimaan adalah Rp 1.087.981.799 dan yang ditargetkan adalah Rp 750.000.000 sehingga dipersentasekan adalah 145,06%. Pada tahun 2012 realisasi penerimaan adalah Rp 1.466.302.003 dan yang ditargetkan adalah Rp 850.000.000 sehingga persentasenya 172,51%.

Jika dibandingkan antara target dan realisasi penerimaan dari pajak reklame, maka dapat diketahui dengan jelas bahwa pada tahun 2010 tidak mencapai target


(3)

atau 61,86%. Hal ini dikarenakan pada tahun 2010 merupakan tahun pertama dimana pajak reklame dipungut oleh Dinas Pendapatan, karena sebelumnya yang memungut pajak reklame adalah Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KP2T). Akan tetapi pada tahun 2011, 2012 mencapai target dan terealisasikan lebih dari 100%. Dengan kerja keras dan kerjasama yang baik antara Wajib Pajak dengan pihak Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi maka tercapailah realisasi yang melampaui target. Walaupun sudah mencapai target, pemerintah Kota Tebing Tinggi tetap terus berusaha mempertahankan dan meningkatkan target penerimaan pajak reklame setiap tahunnya.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Berdasarkan Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Tugas, Fungsi, Tata Kerja dan Rincian Jabatan Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi Pasal 2 menegaskan bahwa Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi adalah unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pendapatan dan pasar. 2. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah

benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersil, memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum.

3. Dasar pengenaan pajak reklame adalah nilai sewa reklame yang diperhitungkan dengan memperhatikan letak, jenis reklame, jangka waktu, penyelenggaraan dan ukuran media reklame yang digunakan.

4. Orang pribadi atau badan yang meyelenggarakan reklame baik diruangan terbuka maupun di ruangan tertutup/dalam gedung, harus terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tebing Tinggi.

5. Permasalahan utama yang di hadapi oleh dinas Pendapatan adalah masih kurangnya tingkat kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak dari reklame


(5)

6. Berdasarkan data pada tabel realisasi penerimaan pajak reklame, dapat dilihat bahwa adanya peningkatan selama 3 tahun terakhir, dimana target yang ditetapkan dapat tercapai.

B. Saran

1. Perlu diadakan penyuluhan baik langsung maupun tidak langsung, yang hendaknya dilakukan secara terus menerus dan merata kepada seluruh masyarakat mengenai perpajakan, khususnya pajak daerah.

2. Pelaksanaan pendataan ke lapangan terhadap objek maupun subjek pajak yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar, agar dilakukan secara teratur dalam waktu-waktu tertentu.

3. Menindak wajib pajak yang tidak memenuhi peraturan atau tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik.

4. Agar para pegawai/staff yang sudah ada dapat mempertahankan kemampuan dan kinerjanya yang produktif dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga penerimaan Pajak Reklame yang telah melebihi target dapat terlaksana seterusnya.

5. Pemasangan reklame hendaknya dilakukan menyebar di seluruh ruang Kota Tebing Tinggi menurut ketentuan yang telah berlaku. Tidak hanya terfokus di jalan-jalan utama

6. Hasil dari penerimaan pajak tersebut hendaknya digunakan tepat sasaran untuk pelayanan dan kepentingan masyarakat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Darwin, 2010, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Mitra Wacana Media, Bandung

Samudra, Azhari. A, MSi, 2005, Perpajakan di Indonesia Keuangan Pajak

dan Retribusi, Jakarta: PT. Hecca Mitra Utama

Mardiasmo, 2009, Perpajakan Edisi Revisi 2009, Andi, Yogyakarta

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Undang-undang No 6 Tahun 1983 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 5 tahun 2011 tentang Pajak Daerah

Peraturan Walikota Nomor 6 Tahun 2012 tentang Perhitungan Nilai Sewa Reklame

Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pajak Daerah

Peraturan Daerah kota Tebing Tinggi Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Tebing Tinggi

Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 36 Tahun 2009 tentang Tugas, Fungsi, Tata Kerja dan Rincian Jabatan Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi