PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SISWA DI KLEAS V SDN 067775 MEDAN.

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(IPS) SISWA DI KELAS V SDN 067775 MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

CHAIRUNNISA AMELIA NIM : 8136182008

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

CHAIRUNNISA AMELIA. NIM. 8136182008. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa di Kleas V SDN 067775 Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh strategi pembelajaran mencari pasangan dan kekuatan dua kepala terhadap hasil belajar; (2) Pengaruh gaya belajar auditori dan kinestikterhadap hasil belajar IPS siswa; (3) Interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya belajar dalam mempengaruhi hasil belajar IPS siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 067775 Medan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Populasinya adalah seluruh siswa kelas V sebanyak 82 siswa, dimana kelas V–A sebanyak 42 siswa dan kelas V–B sebanyak 40 siswa. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara cluster random sampling, dimana kelas V–A sebagai kelas eksperimen strategi pembelajaran mencari pasangan (make a match) dan kelas V–B sebagai kelas eksperimen strategi pembelajaran kekuatan dua kepala. Instrumen yang digunakan untuk mengumpul data adalah tes hasil belajar IPS dan lembar observasi gaya belajar. Metode penelitian menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain penelitian factorial 2x2. Teknik analisis data menggunakan ANAVA pada taraf signifikan α = 0,05. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kekuatan dua kepala lebih tinggi dari pada hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran mencari pasangan (Fhitung = 4,65 > Ftabel = 3,96); (2) Hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan gaya belajar auditori lebih tinggi dari pada hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan gaya belajar kinestik (Fhitung = 7,97 > Ftabel = 3,96); dan (3) Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya belajar terhadap hasil belajar IPS siswa (Fhitung = 4,47 > Ftabel = 3,96). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran kekuatan dua kepala lebih baik digunakan untuk membelajarkan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi sedangkan strategi pembelajaran mencari pasnagan baik digunakan kepada siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah dan terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar. Implikasi dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kekuatan dua kepala lebih tinggi hasil belajarnya dari pada siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran mencari pasangan.


(6)

ABSTRACT

CHAIRUNNISA AMELIA. NIM. 8136182008. Effects of Learning Strategies and Learning Styles Learning Outcomes Against Social Sciences (IPS) Students at SDN 067 775 Kleas Medan. Thesis. Graduate Program, State University of Medan. 2015.

This study aims to determine: (1) Effect of learning strategies seek partners and the strength of the two heads on learning outcomes; (2) The effect of auditory learning style and kinestikterhadap IPS student learning outcomes; (3) The interaction between learning strategy and learning styles in influencing student learning outcomes IPS. This study was conducted in primary schools 067 775 Terrain in the second semester of the school year 2014/2015. The population is all students of class V as many as 82 students, where classes V-A total of 42 students and V-B class of 40 students. The sampling technique in this study conducted in cluster random sampling, where the class V-A as the experimental class learning strategies looking for a partner (make a match) and class V-B as the experimental class learning strategies strength of the two heads. The instrument used to collect the data are the test results of social studies and learning style observation sheet. The research method using quasi-experimental design with a 2x2 factorial study. Data were analyzed using ANAVA at the significant level α = 0.05. Results of analysis showed that: (1) The results of social studies students who are taught by learning strategy strength of two heads taller than the results of social studies students taught by instructional strategies seeking partner (Fhitung = 4.65> Ftabel = 3.96); (2) The results of social studies students who are taught by higher auditory learning styles of the results of social studies students who are taught by kinesthetic learning styles (Fhitung = 7.97> Ftabel = 3.96); and (3) There is an interaction between learning strategy and learning styles of the students' learning outcomes IPS (Fhitung = 4.47> Ftabel = 3.96). It can be concluded that the learning strategy strength two heads are better used for membelajarkan students who have high motivation to learn while looking pasnagan good learning strategy used for students who have learning motivation is low and there is interaction between learning strategies and learning styles. The implications of the results of this study indicate that students taught by instructional strategy strength of two heads higher learning results of the students taught by instructional strategies mate.


(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa di Kelas V SDN 067775 Medan”. Penelitian ini merupakan tugas akhir untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, penulis mendapat bimbingan dari para dosen dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si dan Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M.Si,

selaku Dosen Pembimbing I dan II yang telah membimbing dan meluangkan waktunya serta memberikan nasehat maupun arahan kepada penulis selama penulisan tesis ini.

2. Suamiku tercinta Azwansyah Habibie, SE., M.Ak yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan terutama pemikiran kepada istrinya sehingga tesis ini dapat terselesaikan dan putraku Alkhadafi Habibie yang selalu membuat hari-hari bunda bahagia.

3. Ayahanda tercinta Rahmad Salam dan Ibunda Hj. Wan Mahpuri, S.Pd serta Abangda Andri Pramana Putra dan adikku Maysarah Salsabila yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.


(8)

4. Kakanda Dr. Widia Astuty, SE., M.Si, QIA, Ak, CA. dan Abangda Dr. Fajar Pasaribu, SE., M.Si yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini.

5. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom M,Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur PPs Universitas Negeri Medan yang telah membantu dan mengizinkan penelitian dalam menyelesaikan tesis ini.

7. Bapak Dr. Deni Setiawan M.Si., selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar PPs Universitas Negeri Medan yang banyak membantu dalam memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan tesis.

8. Ibu Dr. Anita Yus M.Pd., selaku sekretaris Prodi Pendidikan Dasar PPs Universitas Negeri Medan yang banyak membantu dalam memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan tesis.

9. Ibu Rosidah Hanum, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SDN 067775 Medan. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik atas bantuan dan bimbingan yang diberikan. dengan penuh harap kiranya tesis ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Amin

Medan, Agustus 2015 Penulis

Chairunnisa Amelia 8136182008


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Batasan masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Kerangka Teoritis ... 13

1. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 13

2. Strategi Pembelajaran Mencari Pasangan ... 13

3. Tujuan Strategi Pembelajaran Mencari Pasangan ... 15

4. Langkah – Langkah Strategi Mencari Pasangan ... 16

5. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Mencari Pasangan ... 17

6. Strategi Pembelajaran Kekuatan Dua Kepala ... 18

7. Tujuan Strategi Pembelajaran Kekuatan Dua Kepala ... 18

8. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Dua Kepala ... 19

9. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Kekuatan Dua Kepala ... 20

10. Gaya Belajar ... 22

a. . Gaya Belajar Auditori ... 23

b. Gaya Belajar Kinestik ... 25

c. Gaya Belajar Visual ... 26

11. Hasil Belajar IPS ... 29

12. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar . ... 32

13. IPS SD ... 32

14. Tujuan Pembelajaran IPS ... 33

15. Ruang Lingkup Materi IPS SD Yang Diteliti ... 34

16. Tujuan Materi Perjuangan Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia ... 35

B. Penelitian Yang Relevan ... 36

C. Kerangka Konseptual ... 37 1. Perbedaan Pengaruh Strategi Pembelajaran Make a Match


(10)

dengan Strategi Pembelajaran The Power of Two Terhadap

Hasil Belajar IPS ... 37

2. Perbedaan Pengaruh Gaya Belajar Auditori dengan Gaya Belajar Kinestik Terhadap Hasil Belajar IPS ... 41

3. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Dalam Mempengaruhi Hasil Belajar IPS Siswa ... 43

D. Hipotesis Penelitian ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45

1. Lokasi Penelitian ... 45

2. Waktu Penelitian ... 45

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

1. Populasi Penelitian ... 45

2. Sampel Penelitian ... 46

C. Metode Penelitian ... 46

D. Desain Penelitian ... 47

E. Variabel Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 47

1. Variabel Penelitian ... 47

2. DefinisiOperasionalPenelitian ... 48

F. Pelaksanaan Perlakuan ... 49

1. Persamaan Perlakuan ... 49

2. Perbedaan Perlakuan ... 50

G. Pengontrolan Perlakuan ... 52

H. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 54

I. Instrumen Penelitian ... 55

J. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 56

K. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 59

L. Teknik Analisis Data ... 61

M. Uji Persyaratan Analisis ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Deskripsi Data ... 68

1. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Mencari Pasangan ... 69

2. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Kekuatan Dua Kepala ... 72

3. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang Memiliki Gaya Belajar Kinestik ... 75

4. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang Memiliki Gaya Belajar Auditori ... 78

5. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Mencari Pasangan dan Memiliki Gaya Belajar Kinestik ... 82


(11)

6. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Mencari Pasangan dan

Memiliki Gaya Belajar Auditori ... 84

7. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Kekuatan Dua Kepala dan Memiliki Gaya Belajar Kinestik ... 88

8. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Kekuatan Dua Kepala dan Memiliki Gaya Belajar Auditori ... 91

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 94

1. Uji Normalitas Data ... 94

2. Uji Homogenitas ... 97

C. Pengujian Hipotesis ... 101

D. Uji Scheffe ... 105

E. Pembahasan Penelitian ... 108

F. Keterbatasan Penelitian ... 101

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 118

A. Simpulan ... 118

B. Implikasi ... 118

C. Saran ... 121


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 : Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas V SD Negeri

067775 Medan ... 3 Tabel 2.1 : Perbandingan gaya belajar auditori dengan gaya

belajar kinestik ... 28 Tabel 3.1 : Desain Penelitian Faktorial 2 x 2 ... 47 Tabel 3.1 : Kisi-kisi Tes Hasil Belajar IPS ... 47 Tabel 4.1 : Distribusi frekuensi hasil belajar IPS yang diajar

dengan strategi pembelajaran mencari pasangan ... 69 Tabel 4.2 : Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar IPS yang

Diajar strategi pembelajaran konvensional dengan

strategi pembelajaran mencari pasangan ... 71 Tabel 4.3 : Distribusi frekuensi hasil belajar IPS yang diajar

dengan strategi pembelajaran kekuatan dua kepala ... 72 Tabel 4.4 : Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar IPS yang

Diajar strategi pembelajaran konvensional dengan

strategi pembelajaran kekuatan dua kepala ... 73 Tabel 4.5 : Distribusi frekuensi hasil belajar IPS yang

Memiliki gaya belajar kinestik ... 76 Tabel 4.6 : Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar IPS yang

Diajar strategi pembelajaran konvensional dengan strategi pembelajaran mencari pasangan dan strategi

kekuatan dua kepala yang memiliki gaya belajar kinestik ... 77 Tabel 4.7 : Distribusi frekuensi hasil belajar IPS yang

Memiliki gaya belajar auditori ... 79 Tabel 4.8 : Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar IPS yang

Diajar strategi pembelajaran konvensional dengan strategi pembelajaran mencari pasangan dan strategi

kekuatan dua kepala yang memiliki gaya belajar auditori ... 80 Tabel 4.9 : Distribusi frekuensi hasil belajar IPS yang diajar

dengan strategi pembelajaran mencari pasangan dan

Memiliki gaya belajar kinestik ... 82 Tabel 4.10 : Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar IPS yang

Diajar strategi pembelajaran konvensional dengan

strategi pembelajaran mencari pasangan yang memiliki

gaya belajar kinestik ... 83 Tabel 4.11 : Distribusi frekuensi hasil belajar IPS yang diajar

dengan strategi pembelajaran mencari pasangan dan

Memiliki gaya belajar auditori ... 85 Tabel 4.12 : Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar IPS yang

Diajar strategi pembelajaran konvensional dengan strategi pembelajaran mencari pasangan dan memiliki


(13)

Tabel 4.13 : Distribusi frekuensi hasil belajar IPS yang diajar dengan strategi pembelajaran kekuatan dua kepala

dan Memiliki gaya belajar kinestik ... 88 Tabel 4.14 : Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar IPS yang

Diajar strategi pembelajaran konvensional dengan strategi pembelajaran kekuatan dua kepala dan

memiliki gaya belajar kinestik ... 90 Tabel 4.15 : Distribusi frekuensi hasil belajar IPS yang diajar

dengan strategi pembelajaran kekuatan dua kepala

dan Memiliki gaya belajar auditori ... 91 Tabel 4.16 : Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar IPS yang

Diajar strategi pembelajaran konvensional dengan strategi pembelajaran kekuatan dua kepala dan

memiliki gaya belajar auditori ... 93 Tabel 4.17 : Uji normalitas data hasil belajar IPS yang diajar dengan

strategi pembelajaran mencari pasangan dan strategi

pembelajaran kekuatan dua kepala ... 94 Tabel 4.18 : Uji normalitas data hasil belajar IPS yang memiliki

Gaya belajar kinestik dan gaya belajar auditori ... 95 Tabel 4.19 : Uji normalitas data hasil belajar IPS yang diajar dengan

strategi pembelajaran mencari pasangan dan strategi pembelajaran kekuatan dua kepala berdasarkan

gaya belajar kinestik dan gaya belajar auditori ... 96 Tabel 4.20 : Hasil perhitungan uji homogenitas varians hasil belajar

IPS kelompok A1 dan Kelompok A2 ... 98

Tabel 4.21 : Hasil perhitungan uji homogenitas varians hasil belajar

IPS kelompok B1 dan Kelompok B2 ... 98

Tabel 4.22 : Persiapan Perhitungan Uji Barlet ... 100 Tabel 4.23 : Ringkasan Perhitungan X2 h ... 101

Tabel 4.24 : Ringkasan Data Hasil Penelitian Persiapan

Perhitungan Anava ... 102 Tabel 4.25 : Ringkasan Data Hasil Penelitian Perhitungan Anava ... 102 Tabel 4.26 : Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Scheffe ... 105


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 2 Nilai Hasil Belajar 2013/2014 dan 2014/2015

Lampiran 3 Soal Test Hasil Belajar

Lampiran 4 Angket Gaya Belajar

Lampiran 5 Hasil Uji Coba Instrumen (Tes Hasil Belajar) Lampiran 6 Hasil Uji Coba Instrumen (Gaya Belajar)

Lampiran 7 Hasil Tes Belajar IPS

Lampiran 8 Hasil Analisis Data (Angket Gaya Belajar) Lampiran 9 Distribusi Frekuensi Data Penelitian

Lampiran 10 Perhitungan Harga Rata-rata (M), Stndar Deviasi (SD)Median (Me), dan Modus (Mo)

Lampiran 11 Uni Normalitas

Lampiran 12 Uji Homogenitas

Lampiran 13 Perhitungan Anava Dua Jalur Lampiran 14 Perhitungan Uji Lanjut


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Mutu pendidikan atau kualitas pendidikan yang diwakili oleh hasil belajar siswa tidak dapat dilepaskan dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor eksternal dan faktor internal (Soekamto, 1992). Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam siswa yang meliputi kemampuan, perhatian, motivasi, sikap dan kepribadian siswa. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa, yang meliputi strategi mengajar, alat evaluasi, lingkungan belajar, dan media pengajaran.

Hasil belajar merupakan hal yang penting dalam pembelajaran, hasil belajar merupakan ukuran terhadap peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dalam periode tertentu yang dapat diukur menggunakan instrumen yang relevan. Hasil belajar yang didapat melalui evaluasi dinyatakan dalam bentuk angka maupun huruf sebagai cerminan potensi siswa tersebut setelah mengikuti proses pembelajaran. Dalam dunia formal seperti sekolah, hasil belajar siswa dianggap sebagai gambaran dari kecerdasan siswa tersebut.

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan tersebut, Pemerintah berusaha melakukan perbaikan-perbaikan agar mutu pendidikan meningkat, diantaranya perbaikan kurikulum, sumber daya manusia, sarana, prasarana dan sebagainya. Perbaikan-perbaikan tersebut tidak ada artinya tanpa dukungan dari guru, dimana guru dituntut untuk menguasai dan berinovasi baik dalam strategi pembelajaran sampai dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat.


(16)

Guru memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berfungsi sebagai pengajar tetapi berfungsi sebagai pendidik yang bertugas menjadi fasilitator, motivator, administrator, evaluator, dan innovator.

Guru sebagai fasilitator bertugas memberikan berbagai kemudahan kepada peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran agar peserta didik dapat lebih mudah menerima dan memahami materi ajar. Guru sebagai motivator bertugas untuk membangkitkan minat dan motivasi peserta didik dalam belajar sehingga peserta didik senang mengikuti pembelajaran. Guru sebagai administrator bertugas mengatur proses pembelajaran sehingga berjalan dengan efektif dan efisien dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada akhir proses pembelajaran guru sebagai evaluator bertugas mengadakan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Pada point terakhir guru sebagai innovator bertugas untuk selalu melakukan pembaharuan dalam proses pembelajarannya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Keahlian guru dalam memilih dan menerapkan suatu strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan dalam keberhasilan mencapai tujuan. Pemilihan strategi dan metode pembelajaran yang akan digunakan harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, materi/bahan ajar, media, waktu, situasi, kondisi, fasilitas yang tersedia.

Pada sekolah dasar, ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah salah satu dari beberapa mata pelajaran yang diajarkan. “IPS merupakan suatu program pendidikan yang mengintegrasikan konsep-konsep terpilih dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pembinaan warga negara yang baik” (Samlawi,


(17)

1999:2). Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan bidang pengetahuan yang digali dari kehidupan praktis sehari-hari dimasyarakat. Masyarakat merupakan sumber serta objek kajian materi pendidikan IPS, yaitu berpijak pada kenyataan hidup yang nyata. Pada hakekatnya siswa sekolah dasar merupakan bagian dari masyarakat dan sebagai anggota masyarakat sejak dini, anak sudah dilatih untuk belajar bagaimana cara berhubungan dengan sesama anggota keluarga, mengetahui aturan-aturan yang berlaku dalam keluarga, sehingga memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara, diharapkan melalui mata pelajaran IPS di sekolah dasar para siswa dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya, serta memiliki keterampilan mengkaji dan memecahkan masalah sosial di lingkungannya.

Konsep dan hasil yang diharapkan dari mata pelajaran IPS tesebut dapat dicapai jika segala aspek kebutuhan pembelajaran saling mendukung, namun hal ini bertolakbelakang dengan kenyataan yang dirasakan. Aspek yang bertolakbelakang tersebut diantaranya hasil observasi awal menunjukkan bahwa terjadi kurang efektifnya pembelajaran IPS, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas V SDN 067775 Medan sebagai berikut :

Tabel 1.1

Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa kelas V SDN 067775 Medan

KELAS

TAHUN AJARAN 2013/2014

TAHUN AJARAN

2014/2015 KKM

Semester I Semester II Semester I

V-A 60 62 61 65


(18)

Pada tahun ajaran 2013/2014 nilai hasil belajar siswa untuk semester I kelas V-A adalah 60 dan kelas V-B adalah 62, sedangkan untuk semester II kelas V-A adalah 62 dan kelas V-B adalah 61, selanjutnya untuk tahun ajaran 2014/2015 nilai hasil belajar siswa untuk semester I kelas V-A adalah 61 dan kelas V-B adalah 61. Nilai ini masih dianggap rendah, karena nilai hasil belajar siswa tersebut masih dibawah nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65.

Siswa selama ini menganggap IPS sebagai suatu mata pelajaran yang monoton, kurang menyenangkan, terlalu banyak hafalan, kurang variatif, permasalahan tersebut diperparah dengan waktu pembelajaran yang relatif lama yaitu dalam satu minggu siswa belajar mata pelajaran IPS 2 jam pelajaran dengan durasi 2x35 menit untuk setiap pertemuan. Siswa cenderung merasa bosan, jenuh dan kurang termotivasi karena menganggap mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman konsep yang luas.

Faktor lainnya yang mempengaruhi adalah penyampaian materi oleh guru IPS yang monoton dengan metode ceramah. Sanjaya (2008 : 147) mengungkapkan bahwa guru belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Metode ceramah merupakan metode pembelajaran yang hanya memberikan pengetahuan saja tanpa memperhatikan karakteristik siswa dan respon siswa terhadap pelajaran yang diajarkan sehingga mengakibatkan siswa merasa bosan. Guru seharusnya mempunyai cara-cara baru yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat merupakan cara guru menyesuaikan strategi pembelajaran dengan lingkungan pendidikan sehingga nantinya diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai.


(19)

menimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan monoton yang mengakibatkan siswa acuh terhadap pelajaran. Menurut hasil wawancara dengan 5 siswa menunjukkan bahwa tiga diantaranya mengaku kesulitan memahami beberapa materi dalam pembelajaran IPS. Ketika pembelajaran berlangsung banyak siswa yang berbicara serta adanya beberapa anak yang kurang berkonsentrasi dengan materi yang diajarkan.

Guru selain harus memahami sepenuhnya materi yang diajarkan, juga dituntut untuk dapat mengenal dan memahami karakteristik siswa. Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak.

Karakteristik anak usia sekolah dasar menurut Sumantri dan Sukmadinata dalam Wardani (2012), yaitu: (1) senang bermain; (2) senang bergerak; (3) senang bekerja dalam kelompok; dan (4) senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.

Karakteristik yang pertama yaitu senang bermain. Siswa-siswa sekolah dasar terutama yang masih berada di kelas-kelas rendah pada umumnya masih suka bermain. Oleh karena itu, guru sekolah dasar dituntut untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang bermuatan permainan, lebih-lebih untuk siswa kelas rendah.

Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak. Siswa sekolah dasar berbeda dengan orang dewasa yang bisa duduk dan diam mendengarkan ceramah selama berjam-jam. Mereka sangat aktif bergerak dan hanya bisa duduk dengan


(20)

tenang sekitar 30 menit saja. Oleh karena itu, guru harusnya merancang model pembelajaran yang menyebabkan anak aktif bergerak atau berpindah.

Karakteristik yang ketiga adalah senang bekerja dalam kelompok. Oleh karena itu, guru perlu membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3 sampai 5 siswa untuk menyelesaikan tugas secara berkelompok. Dengan bergaul dalam kelompoknya, siswa dapat belajar bersosialisasi, belajar bagaimana bekerja dalam kelompok, belajar setia kawan dan belajar mematuhi aturan-aturan dalam kelompok.

Karakteristik siswa sekolah dasar yang terakhir adalah senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Berdasarkan tahap perkembangan kognitif Piaget seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret. Mereka berusaha menghubungkan konsep-konsep yang sebelumnya telah dikuasai dengan konsep-konsep-konsep-konsep yang baru dipelajari. Suatu konsep juga akan cepat dikuasai anak apabila mereka dilibatkan langsung melalui praktik dari apa yang diajarkan guru. Oleh sebab itu, guru seharusnya merancang model pembelajaran yang melibatkan anak secara langsung dalam proses pembelajaran.

Karakteristik siswa tersebut diantaranya gaya belajar, Gaya belajar atau

learning style adalah suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil untuk pembelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar (NASSP dalam Ardhana dan Willis, 1989 : 4). Gaya belajar menurut Oxford (2001:359) dimana gaya belajar didefinisikan sebagai pendekatan yang digunakan peserta didik dalam belajar bahasa baru atau mempelajari berbagai mata pelajaran,


(21)

Sedangkan menurut Drummond (1998:186) mendefinisikan gaya belajar sebagai, “an individual’s preferred mode and desired conditions of learning.” artinya, gaya belajar dianggap sebagai cara belajar atau kondisi belajar yang disukai oleh pembelajar.

Fleming dan Mills (1992) dalam Slamento (2003) menyatakan kategori gaya belajar (Learning Style) VARK ( Visual, Auditory, Kinestetic) tersebut sebagai berikut :

1. Visual (V), yaitu gaya belajar yang menggambarkan informasi dalam

bentuk peta, diagram, grafik, flow chart dan simbol visual seperti panah, lingkaran, hirarki dan materi lain yang digunakan instruktur untuk mempresentasikan hal-hal yang dapat disampaikan dalam kata-kata. Hal ini mencakup juga desain, pola, bentuk dan format lain yang digunkan untuk menandai dan menyampaikan informasi.

2. Aural atau Auditory Learning (A), yaitu modalitas ini menggambarkan

preferensi terhadap informasi yang didengar atau diucapkan. Siswa dengan modalitas ini belajar secara maksimal dari ceramah, tutorial, tape diskusi kelompok, bicara dan membicarakan materi. Hal ini mencangkup berbicara dengan suara keras atau bicara kepada diri sendiri.

3. Kinestetic atau Tactile Learner (K), yaitu gaya belajar yang mengarah

pada pengalaman dan latihan (simulasi atau nyata, meskipun pengalaman tersebut melibatkan modalitas lain. Hal ini mencakup demonstrasi, simulasi, video dan film dari pelajaran yang sesuai aslinya, sama halnya dengan studi kasus, latihan dan aplikasi.


(22)

Selama ini guru di SDN 067775 Medan tidak memperhatikan gaya belajar siswa dalam merancang program pembelajarannya, guru hanya menggunakan metode pembelajaran ceramah saja dari tahun ke tahun tanpa melibatkan siswa dengan melihat karakteristik siswa melalui gaya belajar, sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Berdasarkan fenomena permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk mengupayakan pengembangan strategi pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menarik sehingga nantinya diharapkan dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa serta hasil belajar siswa.

Strategi pembelajaran mencari pasangan dan kekuatan dua kepala merupakan strategi pembelajaran yang lebih berorientasi kepada peserta didik dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan aktivitas secara bebas namun terarah untuk memahami materi pembelajaran secara mudah. Dengan menerapkan strategi yang berbeda dari biasanya, diharapkan terjadi perubahan yang positif dalam proses dan hasil pembelajaran pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS), sehingga pada akhirnya penerapan strategi ini diharapkan meningkatkan hasil belajar.

Penelitian ini dengan mencoba menerapkan suatu strategi pembelajaran yang selama ini belum pernah diterapkan dalam proses pembelajaran yang dilakukan di SDN 067775 Medan. Strategi pembelajaran aktif mencari pasangan dan kekuatan

dua kepala (make a match and the power of two) merupakan strategi pembelajaran

yang sejak awal proses pembelajarannya telah mengaktifkan siswa secara keseluruhan untuk terlibat dalam kegiatan mencari dan menemukan materi pembelajaran.

Metode pembelajaran aktif dengan metode Make a Match and The Power of


(23)

menyiapkan dua kartu yang berisi kartu pertanyaan dan kartu jawaban. Dalam satu kelas nanti ada yang mendapatkan kartu jawaban dan kartu pertanyaan. Untuk siswa yang memperoleh kartu pertanyaan harus mencari kartu jawaban yang sesuai dengan yang dibawa oleh siswa lain, begitu juga sebaliknya. Sehingga disini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran dikelas.

Dengan strategi ini penulis memprediksikan bahwa proses pembelajaran akan berlangsung secara menyenangkan, seluruh siswa terlibat secara aktif dan akan memberikan hasil yang lebih baik dari biasanya.

Suasana belajar lebih berorientasi kepada siswa, suasana belajar lebih menyenangkan karena siswa aktif melakukan tindakan, mereka saling berlomba untuk secepatnya menemukan pasangan masing-masing dan untuk selanjutnya mendiskusikan jawabannya. Dengan demikian mereka dapat mengembangkan potensi, kecerdasan dan sikap serta lebih memahami dan mengingat materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Untuk membuktikan hipotesis peneliti tentang peningkatan proses dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS melalui strategi pembelajaran yang beragam, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SISWA DI KELAS V SDN 067775 MEDAN".


(24)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar IPS siswa? 2. Apakah strategi pembelajaran selama ini kurang diminati siswa? 3. Bagaimana gaya belajar siswa kelas V SDN 067775 Medan?

4. Apakah penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa?

5. Apakah penggunaan gaya belajar yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah ini dilakukan agar penelitian ini terfokus sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun batasan masalah pada strategi pembelajaran adalah strategi pembelajaran kekuatan dua kepala dan serta strategi pembelajaran mencari pasangan. Pada gaya belajar, peneliti membatasi masalah pada gaya belajar auditori dan gaya belajar kinestik. Sedangkan pada hasil belajar, peneliti membatasi pada hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN 067775 Medan dengan materi perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

D. Rumusan Masalah

Penelitian agar mendapatkan arah yang tepat, perlu dilakukan rumusan masalah yang akan diteliti. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :


(25)

1. Apakah hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran mencari pasangan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran kekuatan dua kepala?

2. Apakah hasil belajar IPS siswa yang memiliki gaya belajar auditori lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya belajar kinestik? 3. Apakah ada interaksi antara teknik pembelajaran dengan gaya belajar dalam

mempengaruhi hasil belajar IPS?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada umumnya bertujuan untuk menjawab rumusan masalah. dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis :

1. Pengaruh strategi pembelajaran mencari pasangan dan kekuatan dua kepala terhadap hasil belajar

2. Pengaruh gaya belajar auditori dan kinestik terhadap hasil belajar IPS siswa.

3. Interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya belajar dalam mempengaruhi

hasil belajar IPS siswa.

F. Manfaat Penelitian.

Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, antara lain :

A. Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu, terutama mengenai pengaruh strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar.


(26)

2. Sumbangan pemikiran kepada guru khususnya guru mata pelajaran IPS dalam memahami dinamika dan karakteristik siswa khususnya gaya belajar.

3. Memperkaya khasanah tulisan yang berhubungan tema penelitian.

4. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan (reference) untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai masalah yang berhubungan dengan tema penelitian ini.

B. Manfaat Praktis

1. Memberikan masukan yang bermanfaat bagi dunia pendidikan, sebagai bahan pertimbangan dalam rangka memilih teknik pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki siswa.

2. Sebagai bahan perbandingan dalam pencapaian tujuan pembelajaran, apabila menerapakan strategi pembelajaran kekuatan dua kepala dan mencari pasangan pada mata pelajaran IPS.


(27)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kekuatan dua kepala lebih tinggi dibandingkan hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran mencari pasangan.

2. Hasil belajar IPS kelompok siswa yang memiliki gaya belajar auditori lebih tinggi dibandingkan hasil belajar IPS kelompok siswa yang memiliki gaya belajar kinestik.

3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar IPS siswa. Siswa dengan gaya belajar auditori akan memperoleh hasil belajar yang lebih jika diajar dengan strategi pembelajaran kekuatan dua kepala. Demikian pula siswa yang memiliki gaya belajar auditori, akan memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi jika diajar dengan strategi pembelajaran mencari pasangan.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kekuatan dua kepala memiliki hasil belajar IPS yang lebih tinggi dibandingkan jika diajar dengan strategi pembelajaran mencari pasangan. Dengan demikian guru di SD Negeri


(28)

067775 Medan selayaknya mempunyai pengetahuan dan pemahaman serta wawasan yang luas dalam memilih dan menyusun strategi pembelajaran, khususnya strategi pembelajaran yang akan diterapkan pada mata pelajaran IPS. Dengan memiliki pengetahuan dan wawasan, guru mampu merancang suatu desain pembelajaran IPS untuk memaksimalkan pencapaian hasil belajar siswa.

IPS adalah disiplin ilmu sosial ataupun integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, dan antropologi yang mempelajari masalah-masalah sosial seperti cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain sebagainya

Berbagai faktor bisa mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Selain faktor dari luar diri siswa seperti strategi pembelajaran dan faktor dari dalam diri siswa seperti kecerdasan, motivasi, dan bakat, juga mempengaruhi hasil belajar yang akan diperolehnya. Salah satu karakteristik siswa yang paling membantu seorang guru dalam memahami siswa adalah gaya belajar. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan siswa dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan memecahkan soal yang dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan sosial.

Siswa akan memperoleh hasil belajar dengan baik apabila beragam perbedaan seperti kebiasaan, minat, dan gaya belajar pada siswa diakomodasi oleh guru melalui pilihan strategi pembelajaran dan materi ajar yang sesuai dengan gaya belajar siswa.


(29)

Berdasarkan simpulan kedua memperlihatkan perbedaan hasil belajar diantara siswa yang memiliki gaya belajar kinestik dan auditori. Dengan uji lanjutan kemudian diketahui bahwa siswa dengan gaya belajar auditori memperoleh hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya belajar kinestik.

Adanya perbedaan hasil belajar yang diperoleh berdasarkan perbedaan tipe gaya belajar ini dapat dijadikan pertimbangan oleh guru dalam merancang strategi pembelajaran dan membangun suasana kelas yang menyenangkan untuk disesuaikan dengan gaya belajar siswa.

Pembelajaran yang didasarkan pada karakteristik siswa, terbukti memberikan pengaruh terhadap perolehan hasil belajar. Guru yang menempatkan gaya belajar siswa sebagai salah satu karakteristik siswa, perlu memperhatikan hal-hal berikut :

1. Guru hendaknya perlu mengetahui terlebih dahulu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, sebagai bahan apersepsi materi pembelajaran dapat di terima dengan baik dan bermakna.

2. Guru hendaknya memberikan kebebasan kepada siswa untuk

mengembangkan aspek kognitif yang dimilikinya dan dapat memperkaya pengalaman belajar yang dapat merangsang kemampuan berfikir siswa 3. Guru perlu mengetahui gaya belajar yang dimiliki siswa sebagai salah satu

karakteristik yang turut mempengaruhi hasil belajar,dengan demikian guru harus memiliki kreativitas dalam merancang strategi pembelajaran yang dapat mengakomodasi gaya belajar siswa yang berbeda-beda.


(30)

Berdasarkan simpulan terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar IPS. Siswa dengan gaya belajar auditori memperoleh nilai yang lebih tinggi jika diajar dengan strategi pembelajaran mencari pasangan. Untuk memperoleh hasil belajar lebih efektif, penggunaan strategi pembelajaran dan gaya belajar, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini: 1. Guru harus memperhatikan gaya belajar siswa untuk merancang suasana

pembelajaran.

2. Guru harus memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa seperti strategi pembelajaran kekuatan dua kepala maupun mencari pasangan, karakteristik materi pembelajaran, kondisi serta sistem prasarana yang ada di sekolah.

3. Guru harus dapat melakukan penilaian terhadap strategi pembelajaran yang digunakan selama ini, apabila ternyata tidak efektif dapat melakukan revisi, atau meninggalkannya dan selanjutnya mengembangkan sendiri strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan kondisi sekolah, siswa dan sistem pendukung lainnya.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, simpulan dan keterbatasan penelitian, maka dikemukan saran-saran sebagai berikut:

1. Guru hendaknya memperhatikan materi pelajaran yang akan disampaikan dan merancang strategi pembelajaran yang akan di terapkan di kelas seperti strategi pembelajaran kekuatan dua kepala dan mencari pasangan.


(31)

2. Guru hendaknya memperhatikan karakteristik siswa, karena gaya belajar bisa memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa.

3. Karakteristik siswa yang dijadikan variabel moderator dalam penelitian ini adalah gaya belajar oleh karena itu, disarankan untuk penelitian lanjut guna melengkapi kajian penelitian ini, seperti minat, bakat, tingkat kreativitas dan sebagainya.

4. Perlu diadakannya pelatihan bagi guru dalam upaya peningkatan kemampuan dalam merancang dan menerapkan strategi pembelajaran.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, 1991. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Aswani, S.K. & Wijaya, C, 2006. Metodologi penelitian keuangan: Prosedur, ide

dan kontrol (edisi 1), Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Ayuningtyas, Dita Charisma dan Faisal Affandi, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Aktif dengan Metode Pembelajaran The Power of Two dan Make a Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA

Negeri 1 Sale, Seminar Nasional Second Lontar Physics Forum

Semarang. LPF1308-1 : LPF1308-4.

Benny, A., 2009. Model Desain Pembelajaran. Jakarta : Dian Rakyat.

Cece Wijaya dan A/Tabrani Rusyan, 2000. Kemampuan Dasar Guru Dalam

Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Dahar, R.W, 1998, Teori-Teori Belajar, Jakarta : Erlangga.

De Porter, Quantum Teaching, (terj.Ali Nilandari), 2003, Bandung : Kaifa.

Edward Rosten and Tom Drummond, 1998. “Machine Learning for HighSpeed

Corner Detection”. LNCS 3951, pp. 430–443, 2006.

Emiyanti, Erni, 2011, Penerapan Metode Index Card Match untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII A

Mts. Malang : Tesis. Program Pasca Sarjana UIN Maulana

Malikibrahim.

Fleming, N.D. & Mills, C, 1992. Helping Students Understand How They Learn.

The Teaching Professor, Vol. 7 No. 4, Magma Publications, Madison, Wisconsin, USA.

Gagne, Robert M and Driscoll, Marcy P, 1989. Essential of Learning for

Instruction. New Jersey : Pretice Hall.

Gunawan, Adi W, 2006. “Genius Learning Strategi”. Jakarta : Pustaka Utama.

Halim, Abdul, 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada SMP Negeri 2

Secanggang Kabupaten Langkat. Tesis. Program S2 Universitas

Negeri Medan. Sumatera Utara.

Hernacki and DePorter, 2003. “Quantum Learning” New York : Dell Publishing

Hidayati, 2004. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar.


(33)

Iriani, Dewi dan Leni, Mutia, 2013. Identifikasi Gaya Belajar dan Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kubus dan Balok di Kelas

VIII SMPN 2 Kerinci. Prosiding Semirata FMIPA Lampung.

Universitas Lampung 109 : 114.

Kitcher, Philip, 2001. Science, Truth and Democracy. Oxford: Oxford University

Press. 2001.

Melvin.L.Silberman, 2011. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif,

Bandung : Nusamedia & Nuansa.

Purwanto, Ngalim Moh, 2002. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi

Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Samlawi, Fakih dan Bunyamin, Maftuh, 1999. Konsep Dasar IPS. Bandung:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sanjaya, Wina, 2008. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek

Pengembangan KTSP, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Saudagar, Fachruddin dan Ali Idrus, 2009. Pengembangan Profesionalitas Guru.

Jakarta : Gaung Persada.

Slameto, 2003, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, Jakarta: Rineka

Cipta.

Solihatin, Etin dan Raharjo, 2007. Cooperative Learning. Jakarta : Bumi Aksara.

Somantri, Numan Muhammad, 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS,

Remaja Rosda Karya, Bandung.

Sudjana, Nana, 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Sumaatmadja, Nursid, 2005. Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya dan

Lingkungan Hidup. CV Alfabeta, Bandung

Sutrisno, Leo, 2008. Pengembangan Pembelajaran IPA. Jakarta : Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Suyatno, 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Sidoarjo: Masmedia Buana

Pustaka.

Toeti Soekamto, 1992. Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK. Jakarta: PT.

Elex Media Komputindo

Wardani Naniek Sulistya.dkk, 2012. Asesmen Pembelajaran SD. Salatiga: Widya

Sari

Warsita, Bambang, 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya.


(34)

Warsito, 2009. Mengenal Lingkungan Sosialku, Ilmu Pengetahuan Sosial, untuk SD dan MI Kelas V, Jakarta, Penerbit Pelita Ilmu.

Wayan, Ardhana dan Willis, Verna, 1989. Bacaan Teknologi Pendidikan, Jakarta

: Depdikbud.

Udin S Winataputra, 1995. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosda

Karya.

Zaini, Hisyam dkk, 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka

Insan Madani.

Mafatih, A. B. H, 2007. Makalah Strategi Belajar Dengan Cara Kooperatif

(Bidang Studi IPS). http://media.diknas.go-id. Diakses pada tanggal 03 februari 2015.

Marwan, Bona, 2011. Pengertian Metode Pembelajaran Index Card Match Metode

Index Card Match. http://nongkrongplus.wordpress.com 03 februari


(1)

Berdasarkan simpulan kedua memperlihatkan perbedaan hasil belajar diantara siswa yang memiliki gaya belajar kinestik dan auditori. Dengan uji lanjutan kemudian diketahui bahwa siswa dengan gaya belajar auditori memperoleh hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya belajar kinestik.

Adanya perbedaan hasil belajar yang diperoleh berdasarkan perbedaan tipe gaya belajar ini dapat dijadikan pertimbangan oleh guru dalam merancang strategi pembelajaran dan membangun suasana kelas yang menyenangkan untuk disesuaikan dengan gaya belajar siswa.

Pembelajaran yang didasarkan pada karakteristik siswa, terbukti memberikan pengaruh terhadap perolehan hasil belajar. Guru yang menempatkan gaya belajar siswa sebagai salah satu karakteristik siswa, perlu memperhatikan hal-hal berikut :

1. Guru hendaknya perlu mengetahui terlebih dahulu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, sebagai bahan apersepsi materi pembelajaran dapat di terima dengan baik dan bermakna.

2. Guru hendaknya memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan aspek kognitif yang dimilikinya dan dapat memperkaya pengalaman belajar yang dapat merangsang kemampuan berfikir siswa 3. Guru perlu mengetahui gaya belajar yang dimiliki siswa sebagai salah satu

karakteristik yang turut mempengaruhi hasil belajar,dengan demikian guru harus memiliki kreativitas dalam merancang strategi pembelajaran yang dapat mengakomodasi gaya belajar siswa yang berbeda-beda.


(2)

Berdasarkan simpulan terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar IPS. Siswa dengan gaya belajar auditori memperoleh nilai yang lebih tinggi jika diajar dengan strategi pembelajaran mencari pasangan. Untuk memperoleh hasil belajar lebih efektif, penggunaan strategi pembelajaran dan gaya belajar, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini: 1. Guru harus memperhatikan gaya belajar siswa untuk merancang suasana

pembelajaran.

2. Guru harus memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa seperti strategi pembelajaran kekuatan dua kepala maupun mencari pasangan, karakteristik materi pembelajaran, kondisi serta sistem prasarana yang ada di sekolah.

3. Guru harus dapat melakukan penilaian terhadap strategi pembelajaran yang digunakan selama ini, apabila ternyata tidak efektif dapat melakukan revisi, atau meninggalkannya dan selanjutnya mengembangkan sendiri strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan kondisi sekolah, siswa dan sistem pendukung lainnya.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, simpulan dan keterbatasan penelitian, maka dikemukan saran-saran sebagai berikut:

1. Guru hendaknya memperhatikan materi pelajaran yang akan disampaikan dan merancang strategi pembelajaran yang akan di terapkan di kelas seperti strategi pembelajaran kekuatan dua kepala dan mencari pasangan.


(3)

2. Guru hendaknya memperhatikan karakteristik siswa, karena gaya belajar bisa memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa.

3. Karakteristik siswa yang dijadikan variabel moderator dalam penelitian ini adalah gaya belajar oleh karena itu, disarankan untuk penelitian lanjut guna melengkapi kajian penelitian ini, seperti minat, bakat, tingkat kreativitas dan sebagainya.

4. Perlu diadakannya pelatihan bagi guru dalam upaya peningkatan kemampuan dalam merancang dan menerapkan strategi pembelajaran.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, 1991. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Aswani, S.K. & Wijaya, C, 2006. Metodologi penelitian keuangan: Prosedur, ide dan kontrol (edisi 1), Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Ayuningtyas, Dita Charisma dan Faisal Affandi, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Aktif dengan Metode Pembelajaran The Power of Two dan Make a Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sale, Seminar Nasional Second Lontar Physics Forum Semarang. LPF1308-1 : LPF1308-4.

Benny, A., 2009. Model Desain Pembelajaran. Jakarta : Dian Rakyat.

Cece Wijaya dan A/Tabrani Rusyan, 2000. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Dahar, R.W, 1998, Teori-Teori Belajar, Jakarta : Erlangga.

De Porter, Quantum Teaching, (terj.Ali Nilandari), 2003, Bandung : Kaifa.

Edward Rosten and Tom Drummond, 1998. “Machine Learning for HighSpeed Corner Detection”. LNCS 3951, pp. 430–443, 2006.

Emiyanti, Erni, 2011, Penerapan Metode Index Card Match untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII A Mts. Malang : Tesis. Program Pasca Sarjana UIN Maulana Malikibrahim.

Fleming, N.D. & Mills, C, 1992. Helping Students Understand How They Learn. The Teaching Professor, Vol. 7 No. 4, Magma Publications, Madison, Wisconsin, USA.

Gagne, Robert M and Driscoll, Marcy P, 1989. Essential of Learning for Instruction. New Jersey : Pretice Hall.

Gunawan, Adi W, 2006. “Genius Learning Strategi”. Jakarta : Pustaka Utama. Halim, Abdul, 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap

Hasil Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada SMP Negeri 2 Secanggang Kabupaten Langkat. Tesis. Program S2 Universitas Negeri Medan. Sumatera Utara.

Hernacki and DePorter, 2003. “Quantum Learning” New York : Dell Publishing Hidayati, 2004. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar.


(5)

Iriani, Dewi dan Leni, Mutia, 2013. Identifikasi Gaya Belajar dan Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMPN 2 Kerinci. Prosiding Semirata FMIPA Lampung. Universitas Lampung 109 : 114.

Kitcher, Philip, 2001. Science, Truth and Democracy. Oxford: Oxford University Press. 2001.

Melvin.L.Silberman, 2011. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung : Nusamedia & Nuansa.

Purwanto, Ngalim Moh, 2002. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Samlawi, Fakih dan Bunyamin, Maftuh, 1999. Konsep Dasar IPS. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sanjaya, Wina, 2008. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan KTSP, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Saudagar, Fachruddin dan Ali Idrus, 2009. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta : Gaung Persada.

Slameto, 2003, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta.

Solihatin, Etin dan Raharjo, 2007. Cooperative Learning. Jakarta : Bumi Aksara. Somantri, Numan Muhammad, 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS,

Remaja Rosda Karya, Bandung.

Sudjana, Nana, 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sumaatmadja, Nursid, 2005. Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya dan Lingkungan Hidup. CV Alfabeta, Bandung

Sutrisno, Leo, 2008. Pengembangan Pembelajaran IPA. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Suyatno, 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.

Toeti Soekamto, 1992. Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Wardani Naniek Sulistya.dkk, 2012. Asesmen Pembelajaran SD. Salatiga: Widya Sari

Warsita, Bambang, 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(6)

Warsito, 2009. Mengenal Lingkungan Sosialku, Ilmu Pengetahuan Sosial, untuk SD dan MI Kelas V, Jakarta, Penerbit Pelita Ilmu.

Wayan, Ardhana dan Willis, Verna, 1989. Bacaan Teknologi Pendidikan, Jakarta : Depdikbud.

Udin S Winataputra, 1995. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.

Zaini, Hisyam dkk, 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.

Mafatih, A. B. H, 2007. Makalah Strategi Belajar Dengan Cara Kooperatif (Bidang Studi IPS). http://media.diknas.go-id. Diakses pada tanggal 03 februari 2015.

Marwan, Bona, 2011. Pengertian Metode Pembelajaran Index Card Match Metode Index Card Match. http://nongkrongplus.wordpress.com 03 februari 2015.


Dokumen yang terkait

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SD NEGERI 060910 MEDAN.

0 2 38

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL ANTARA STRATEGI PEMBELAJARAN DISKUSI DENGAN Perbandingan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial antara Strategi Pembelajaran Diskusi dengan Strategi Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas VII Sekolah

0 0 10

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL ANTARA STRATEGI PEMBELAJARAN DISKUSI DENGAN Perbandingan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial antara Strategi Pembelajaran Diskusi dengan Strategi Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas VII Sekolah

0 3 19

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) TERPADU Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu Melalui Strategi Pembelajaran Numbered Heads Tog

0 3 14

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) TERPADU Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu Melalui Strategi Pembelajaran Numbered Heads Tog

0 3 15

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SD NEGERI 105355 SUKAMULIA KABUPATEN DELI SERDANG TP. 2012/2013.

0 1 34

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK 1 SISWA SMK DI MEDAN.

0 2 35

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SMP MUHAMMADIYAH 02 MEDAN.

0 0 26

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

0 0 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN GAYA BELAJAR VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

0 0 12