PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SD NEGERI 060910 MEDAN.

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA

BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

KELAS IV SD NEGERI 060910 MEDAN

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

LUSIANA SIMAMORA

NIM : 8126121027

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRACT

LusianaSimamora, NIM 8126121027 The effect of instruction strategy and learning style on student achievement of social at grade IV SD Negeri 060910 Medan. Thesis : Post Graduate Program, state university of medan 2015.

The objectives of this research are : (1) to know the students achievement of social science taught by problem based learning and the students achiement taught expository strategy, (2) to know high the students achiement of social science having high learning style and the students achiement of social science having low learning style, and (3) to know there is an interaction between learning strategy and learning style on the students achiement in social science

The population of this research were grade IV of SD Negeri 060910 with 105 students. The sample was done in a cluster random sampling with 80 students

comprising of 42 students of grade IV-B for problem based learning and arother 38 students of grade IV-C for expository instructional strategy. The experiment instruments used by evaluation of learning in form of multiple choice test consist of 38 items with 4 answer options and coefisien reliability 0.934, while getting data of learning style used independent questionnaire having 50 items and coefision reliability o, 896. The normality test used liliefors and the homo geneity test was lisher test and geneity test. The data analysis technique was analysis of variance (ANAVA) two-why at the rever of signifienceα = 0,05 yang Scheffe test. The result of the research showed : (1) the average of the students, achievement taught with problem based learning strategy was X = 28,89 which

was higher than the average of students achievement taught with expository strategy which was X = 27,02 ,dengan Fcount = 16,16 > Ftabel = 3,9 (2) the average

of student achievement it can be conclude that the students having kinestetic learning style should use problem with kinestetic learning style X = 29,9 which was higher than average of students achievement with visual learning style X = 26,33 with Fcount = 4,51 > Ftabel = 3,9, and (3) there was an interaction between instructional strategy and learning style on the students achievement of social with Fcount = 5,38 > Ftabel = 3,9.

Based on the data analysis based learning while the students having visual learning style should use expository strategy. The implication of this research is for the social science teacher who plan to implement the right instructional strategy based on the characteristic of the student especially on their learning style.


(6)

ABSTRAK

Lusiana Simamora, NIM 8126121027. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas IV SD Negeri 060910 Medan Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. 2015.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran berbasis masalah dan hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori, (2) untuk mengetahui hasil belajar IPSantara siswa dengan gayabelajarrendah dan hasil belajar IPS siswa dengan gayabelajar, dan (3) untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan gayabelajarsiswaterhadaphasilbelajar IPS.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 060910Medan. Populasi terdiri atas tiga kelas yang terdiri atas 105 siswa. Sampel penelitian ditetapkan kelas IV-B yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah dan kelas IV-C yang menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan cluster random sampling. Intrumen penelitian

ini untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban dengan jumlah soal sebanyak 38 soal dengan koefisien reliabilitas 0,934sedangkan untuk mendapatkan data tentang gayabelajarsiswa digunakan angket dengan 50 butir soal dan koefisien reliabilitasnya 0,934 Uji normalitas dengan uji Liliefors sedangkan uji homogenitas dengan uji Fisher dan uji Barlett. Teknik analisis data adalah Anava dua jalur pada taraf signifikansi α = 0,05 yang dilanjutkan dengan uji Scheffe.

Hasil penelitian adalah: (1) rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran berbasis masalah X = 28,89 lebih tinggi dari pada rata-rata

hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori X = 27,02

,dengan Fhitung = 16,16> Ftabel = 3,9 (2) rata-rata hasil belajar siswa dengan gayabelajarkinestetikX = 29,9 lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa dengan gayabelajarvisualX= 26,33dengan Fhitung = 4,51> Ftabel = 3,9, (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gayabelajarterhadap hasil belajar IPS dengan Fhitung = 5,38> Ftabel = 3,9

Dari hasil analisis data disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang tepat digunakan pada siswa yang gayabelajarnyakinestetikadalah strategi pembelajaran berbasis masalah sedangkan siswa dengan gayabelajarvisual, strategi yang tepat digunakan adalah strategi pembelajaran ekspositori. Implikasi dari penelitian ini secara khusus ditujukan kepada guru IPS yaitu dalam penerapan strategi pembelajaran memperhatikan karakteristik siswa khususnya karakteristik gayabelajar.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas SD 060910 Medan”. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program Studi Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Medan.

Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak menerima dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu demi ketuntasan tesis ini.

Ungkapan terima kasih dan penghargaan ini disampaikan kepada yang terhormat Prof. Dr. H. Muhammad Badiran, M.Pd, sebagai pembimbing I yang penuh kesabaran dan ketulusannya memberikan masukan dan arahan yang begitu berarti bagi penulis, dan kepada Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan petunjuk serta dorongan yang begitu berarti. Kepada ketiga Narasumber yang terhormat Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd, Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Dr. Derlina, M.Si yang telah memberikan masukan dan koreksi serta arahan-arahan untuk perbaikan tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Direktur dan Asisten Direktur Program PascaSarjana Universitas Negeri Medan, Ketua dan Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan beserta staf yang telah memberikan kesempatan dan bantuan untuk kelancaran studi selama mengikuti perkuliahan di Program PascaSarjana Universitas Negeri Medan.

2. Bapak dan Ibu dosen pengajar Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama mengikuti perkuliahan.

3. Ibu kepala sekolah HJ. Mery Imawaty Harahap, S.Pd yang telah memberikan izin atas penelitian yang peneliti laksanakan di SD Negeri 060910 Medan.

4. Keluarga tercinta, Ayahanda Rusman Simamora (alm) dan Ibunda Riana Purba, S.Pd dan saudara-saudara penulis, Abang Herman Amry Simamora, Adik Herna Jusnita, Simamora, M.Pd, dan Adik Dwipa Artawati Simamora yang telah memberikan dukungan dan doa yang tulus kepada penulis selama mengikuti pendidikan hingga menyelesaikan Program Magister di PPs Unimed.


(8)

5. Rekan-rekan mahasiswa PascaSarjana Universitas Negeri Medan Program Teknologi pendidikan khususnya Angkatan XXII Reguler A-1 yang telah bersama-sama berbagi suka dan duka selama perkuliahan.

6. Sahabat-sahabat sejati Fitri Wetty Siahaan, Bilfery Hutapea, Nezlia Sari Harahap, Harpa Arihta Tarigan, Irene Vania L. Tobing, Julpan Marpaung, Muhammad Isnaini, Asrul dan Ayu Devita, yang penuh kasih sayang serta kesabaran memberikan semangat dan masukan yang sangat berarti bagi penulis.

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya bagi semua pihak yang tidak dapat dituliskan namanya satu persatu di sini. Semoga Tuhan yang Maha kuasa membalas segala bentuk kebaikan dengan berlipat ganda. Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat dalam menambah Ilmu Pengetahuan bagi dunia pendidikan khususnya di SD 060910 Medan.

Medan, Juni 2015 Penulis,

Lusiana Simamora NIM 8126121027


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 15

C. Pembatasan Masalah ... 16

D. Rumusan Masalah ... 16

E. Tujuan Penelitian ... 17

F. Manfaat Penelitian ... 17

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 19

A. KajianTeoretis ... 19

1. Hakikat Hasil Belajar dan Hasil Belajar IPS ... 19

2. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 26

a. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah ... 33

b. Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 50

3. Hakikat Gaya Belajar ... 58

a. Gaya Belajar Kinestetik ... 61

b. Gaya Belajar Visual ……… 63

B. Penelitian Yang Relevan ... 66

C. Kerangka Berpikir ………. . 67

1. Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Yang Dibelajarkan dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Strategi Pembelajaran Ekspositori ……….. . 67

2. Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Yang Memiliki Gaya Gaya Belajar Kinestetik dan Hasil Belajar IPS Siswa Yang Memiliki Gaya Belajar Visual ... 71

3. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS ... 75

D. Hipotesis ... 77

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 79

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 79

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 79

C. Metode dan Desain Penelitian ... 80

D. Desain Penelitian ... 80

E. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian ... 83

F. Pengontrolan Perlakuan ... 85


(10)

Halaman

H. Uji Coba Instrumen ... 98

I. Teknik Analisa Data ... 99

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 101

A. Deskripsi Data ... 102

1. Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah ... 104

2. Hasil Belajar IPS siswa yang diajar dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 105

3. Hasil Belajar IPS Siswa Yang Memiliki Gaya Belajar Kinestetik ... 106

4. Hasil Belajar IPS Siswa Yang Memiliki Gaya Belajar Visual …………. 106

5. Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Memiliki Gaya Belajar Kinestetik ………. 104

6. Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Memiliki Gaya Belajar Visual ………... 108

7. Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Espositori dan Memiliki Gaya Belajar Kinestetik ………... 109

8. Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori dan Memiliki Gaya Belajar Visual ………. ... 111

B. Pengujian Persyaratan Analisis ……….. 113

C. Pengujian Hipotesis ……… 117

D. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 123

E. Keterbatasan Penelitian ……….. 135

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 137

A.Kesimpulan ... 137

B. Implikasi ... 137

C.Saran ... 140

DAFTAR PUSTAKA ... 141


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perolehan Hasil Nilai Ujian Semester SD Negeri 060910 Medan ... 10

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 46

Tabel 2.2 Perbedaan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 70

Tabel 2.3 Perbedaan Gaya Belajar Kinestetik dan Gaya Belajar Visual ... 74

Tabel 3.1 Desain Penelitian Eksperimen Faktorial 2 x 2 ... 81

Tabel 3.2 Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah ... 88

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar IPS Sebelum Uji Coba ... 94

Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Gaya Belajar ... 96

Tabel 4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah ... 101

Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 103

Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Yang Memiliki Gaya Belajar Kinestetik ... 104

Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa yang Memiliki Gaya Belajar Visual ... 105

Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Memiliki Gaya Belajar Kinestetik ... 107

Tabel 4.6 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Memiliki Gaya Belajar Visual ... 108

Tabel 4.7 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Espositori dan Memiliki Gaya Belajar Kinestetik ... 110

Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori dan Memiliki Gaya Belajar Visual ... 111

Tabel 4.9 Rangkuman Analisis Uji Normalitas ... 113

Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 116

Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Gaya Belajar Kinestetik dan Visual ... 116

Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar ... 117

Tabel 4.13 Data Hasil Belajar IPS ... 118

Tabel 4.14 Rangkuman Anava Faktorial 2 x 2 ... 118


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Berbasis

Masalah ... 102 Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan Strategi

Pembelajaran Ekspositori ... 103 Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar IPS Siswa Dengan Gaya Belajar Kinestetik ... 105 Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar IPS Siswa Yang Memiliki Gaya Belajar Visual .. 106 Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan Strategi

Pembelajaran Berbasis Masalah dan Memiliki Gaya Belajar Kinestetik ... 107 Gambar 4.6 Histogram Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan Strategi

Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Gaya Belajar Visual ... 109 Gambar 4.7 Histogram Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan Strategi

Pembelajaran Ekspositori Dengan Gaya Belajar Kinestetik ... 110 Gambar 4.8 Histogram Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan Strategi

Pembelajaran Ekspositori Dengan Gaya Belajar Visual ... 112 Gambar 4.9 Interaksi Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar (GB ... 123


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 144

Lampiran 2 RPP Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah ... 146

Lampiran 3 RPP Strategi Pembelajaran Berbasis Ekspositori ... 153

Lampiran 4 Tes Hasil Belajar ... 161

Lampiran 5 Angket Gaya Belajar Siswa SD Negeri No. 060910 Medan ... 165

Lampiran 6 Data Hasil Belajar IPS ... 170

Lampiran 7 Pengujian Normalitas Data Hasil Belajar IPS ... 172

Lampiran 8 Pengujian Homogenitas Data Hasil Belajar IPS ... 192

Lampiran 9 Pengujian Hipotesis ... 201


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh peserta didik setelah diselenggarakan kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni bimbingan pengajaran atau latihan, diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan itu. Dalam konteks ini tujuan pendidikan merupakan komponen dari sistem pendidikan perlu memahami dengan baik tujuan pendidikan.

Fungsi pendidikan adalah menghilangkan penderitaan rakyat dari kebodohan dan ketertinggalan. Diasumsikan bahwa orang yang berpendidikan akan terhindar dari kebodohan dan kemiskinan, karena dengan modal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya melalui proses pendidikan, orang akan mampu mengatasi berbagai problema kehidupan yang dihadapinya.

Kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang tentu sesuai dengan tingkat pendidikan yang diikutinya. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka diasumsikan semakin tinggi pengetahuan, keterampilan, dan kemampuannya. Hal ini menggambarkan bahwa fungsi pendidikan dapat meningkatkan kesejahteraan, karena orang yang berpendidikan dapat terhindar dari kebodohan maupun kemiskinan. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa fungsi pendidikan adalah membimbing anak ke arah tujuan yang kita nilai tinggi. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa semua anak didik ke tujuan itu.


(15)

Apa yang diajarkan hendaknya dipahami sepenuhnya oleh semua anak. UUPS No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan pada akhirnya harus berupaya mewujudkan masyarakat yang ditandai adanya keluhuran budi dalam diri individu, keadilan dalam Negara, dan kehidupan yang lebih bahagia dan saleh dari setiap individunya. (Sagala, 2012: 10-11).

Fenomena yang banyak ditemukan di dalam kelas membelajarkan IPS selain dari pada itu pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) atau komunikasi satu arah, juga terjadi ketidakcocokan antara strategi belajar dan gaya belajar siswa. Di mana cenderung hanya menggunakan gaya visual saja. Oleh karena hal tersebut gaya belajar yang dipakai disekolah ada dua yaitu gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik, yang dapat memberikan inspirasi siswa untuk dapat mengembangkan motivasi dan kreativitas anak dalam belajar khususnya di tingkat Sekolah Dasar (SD). Strategi yang artinya bahwa proses belajar mengajar yang diselenggarakan umumnya berbasis materi (content based). Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Untuk menghasilkan siswa yang unggul sangat diperlukan suatu bentuk pendidikan yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam hal-hal dasar (the basic). Menurut Buchari (2001:41) bahwa apa yang dipandang sebagai the basic secara umum ialah segenap kegiatan pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk mampu menjalani kehidupan (preparing children life), bukan sekedar mempersiapkan siswa untuk pekerjaan. Hal ini biasanya


(16)

terdiri dari pelajaran-pelajaran tentang lingkungan fisik, sosial dan budaya serta pelajaran-pelajaran yang membawa siswa ke pemahaman diri sendiri. Logika yang mendasari strategi pendidikan ini ialah mereka yang memahami lingkungan fisik, sosial dan budayanya serta dirinya sendiri yang dapat mengarungi kehidupan ini dengan baik, dalam arti mampu hidup dan mampu menyumbangkan sesuatu kepada kehidupan. Salah satu pelajaran mempersiapkan siswa untuk mampu hidup dan mampu menyumbangkan sesuatu pada kehidupan adalah Ilmu Pengetahuan Sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial termasuk bagian dari sains baik dalam arti luas maupun sempit merupakan bagian dari kehidupan manusia. Manusia dalam aktifitas sehari-hari bergelut dengan dunia pendidikan baik dari yang sederhana hingga yang kompleks sifatnya. Menyadari betapa pentingnya dan urgennya pendidikan sosial, telah banyak upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sosial di sekolah diantaranya penyempurnaan kurikulum peningkatan profesionalisme guru, buku-buku penunjang, media pembelajaran, pengembangan strategi yang lebih relevan dan efektif dalam mencapai tujuan belajar sosial, dan sebagainya.

Dari tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam kurikulum, sangat jelas bahwa para guru diharapkan melakukan aktivitas yang dapat membantu siswa baik dalam pemahaman konsep sains maupun dalam cara bagaimana konsep tersebut diperoleh (Rohandi, 2000:200). Pendidikan berintikan interaksi antara pendidikan dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan, sehingga dibutuhkan peran utama guru dalam merancang bagaimana interaksi tersebut terjadi dalam proses pembelajaran.


(17)

Belajar adalah salah satu topik paling penting di dalam psikologi dewasa ini, namun konsepnya sulit untuk didefenisikan. American Heritage Dictionary mendefenisikannya sebagai berikut: “To gain knowledge, comprehension or

mastery through experience or study” Untuk mendapatkan pengetahuan,

pemahaman, atau penguasaan melalui pengalaman atau studi. Namun kebanyakan psikologi menganggap defenisi ini tidak bisa diterima sebab ada istilah yang sama di dalamnya, seperti pengetahuan, pemahaman, dan penguasaan. Sepanjang beberapa tahun belakangan ini ada kecenderungan untuk menerima defenisi belajar yang merujuk pada perubahan dalam perilaku yang dapat diamati.

Pertama, belajar diukur berdasarkan perubahan dalam perilaku; dengan kata lain, hasil dari belajar harus selalu diterjemahkan ke dalam perilaku atau tindakan yang dapat diamati. Setelah menjalani proses belajar, pembelajaran (learner) akan mampu melakukan sesuatu yang tidak bisu mereka lakukan sebelum mereka belajar. Kedua, perubahan behavioral ini relatif permanen; artinya, hanya sementara dan tidak menetap. Ketiga, perubahan perilaku itu tidak selalu terjadi secara langsung setelah proses belajar selesai. Kendati ada potensi untuk bertindak secara berbeda, potensi untuk bertindak ini mungkin tidak akan diterjemahkan ke dalam bentuk perilaku secara langsung. Keempat, perubahan perilaku (atau potensi behavioral) berasal dari pengalaman atau praktik. Kelima, pengalaman, atau praktik, harus diperkuat; artinya, hanya respon-respon yang menyebab penguatanlah yang akan dipelajari. Meskipun istilah imbalan (reward) dan penguatan (reinforcement) kerap dianggap sama, namun setidaknya ada dua alasan mengapa anggapan itu kurang tepat. Dalam karya Pavlov, misalnya, suatu penguat (reinforcement) didefenisikan sebagai unconditioned stimulus, yakni


(18)

setiap stimulus yang menimbulkan reaksi alamiah dan otomatis dari suatu organisme.

Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajar merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Konsep pembelajaran menurut Corey (1986:195) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu pembelajar merupakan subset khusus dari pendidikan.

Fenomena yang terjadi selama ini dalam pendidikan, guru memikirkan apa yang akan diajarkan kepada siswa, sehingga dalam proses pembelajaran di dalam kelas guru berperan mendominasi pembelajaran dan siswa hanya sebagai objek penerima dari informasi yang diberikan oleh guru (teacher centered). Hal ini terjadi karena guru lebih mengutamakan hasil yang akan dicapai oleh siswa berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh guru, baik melalui ulangan harian, tengah semester maupun ujian akhir semester, sehingga guru memaksakan informasi yang diberikan kepada siswa untuk dipahami yang akhirnya siswa hanya menghafal informasi tersebut tanpa mengetahui implementasinya dalam kehidupan sehari-hariannya.

Menurut Hasratuddin (2002) bahwa salah satu kelemahan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru terlihat dari proses belajar mengajar yang dilaksanakan di dalam kelas adalah guru yang berperan aktif sebagai pemberi


(19)

pengetahuan kepada siswa, berarti dalam hal ini siswa sebagai objek belajar bukan sebagai subjek. Pembelajaran selalu berpusat pada guru (teaching centered). Sudjana dan Daeng Arifin (1998) mengatakan bahwa mengajar tidak semata-mata berorientasi pada proses (by process) tetapi juga berorientasi pada proses dengan harapan semakin tinggi pula hasil yang akan dicapai.

Atas dasar pemikiran tersebut perlu ditekankan bahwa pengembangan strategi mengajar harus diarahkan kepada keaktifan siswa. Dalam merencanakan dan mengajar mata pelajaran IPS khususnya, pengajar dituntut untuk merencanakan dan menerapkan strategi pembelajaran agar siswa lebih termotivasi dalam belajar IPS sehingga memiliki kemampuan, pengetahuan, keterampilan serta intelektual dan sikap untuk mempersiapkan diri menghadapi studi yang lebih tinggi dan pemakaian IPS itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari maupun di masa depannya.

Berdasarkan hasil survey pra-penelitian, yang telah dilakukan pada siswa SD Negeri 060910 Medan diperoleh bahwa adanya kecenderungan siswa yang menganggap mata pelajaran IPS itu sulit serta dianggap abstrak dan juga kemampuan guru untuk menerapkan strategi pembelajaran terkesan mononton di mana tidak diperkaya dengan hal-hal baru yang ikut melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa cenderung untuk hanya menerima dan menghafal pelajaran tanpa mengetahui hubungan antara pengetahuan yang diperoleh dengan aplikasinya dalam kehidupan nyata terutama dalam memecahkan masalah yang ada di sekitarnya. Sampai sejauh ini pencapaian tujuan pembelajaran IPS di sekolah belum mencapai hasil sebagaimana diharapkan sebagai salah satu bukti adalah masih rendahnya perolehan nilai hasil


(20)

belajar siswa, baik nilai ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan semester, maupun dalam hasil ujian nasional untuk mata pelajaran IPS. Rendahnya minat dan prestasi belajar siswa dalam bidang sosial, termasuk IPS adalah karena proses belajar mengajar yang kurang mendukung pemahaman anak didik, terlalu banyak hapalan dan kurang dilengkapi dengan praktek-praktek di lapangan. Strategi pembelajaran yang kurang bervariasi dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS (Wardiman Joyonegoro seperti dikutip oleh Ariani, 2003).

SD Negeri. 060910 Medan adalah salah satu sekolah yang juga berusaha mencapai tujuan pendidikan nasional dalam aspek kegiatan di dalamnya. Visi Menciptakan tamatan berkualitas dan berbudi luhur serta beriman, bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa. Misi dari SD Negeri ini (1) Berupaya meningkatkan pelaksanaan disiplin sekolah, (2) Menciptakan pelaksanaan proses kegiatan belajar dan mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna, (3) Menciptakan suasana kerja sama serta rasa kekeluargaan, (3) Melaksanakan kegiatan ko-kurikuler dan ekstrako-kurikuler bidang umum dan keagamaan secara optimal. (4) Menjalin kerja sama dan hubungan baik dengan masyarakat. Tujuan pendidikan sekolah dasar bertujuan siswa memiliki akhlak dan budi pekerti yang luhur, serta kemampuan dasar baca tulis hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta menyiapkan siswa untuk sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP). Sekolah ini aktif mengadakan kegiatan-kegiatan seperti mengadakan pertunjukkan seni tari daerah dan drama, pagelaran alat musik rekorder antar sekolah, tarik tambang, lomba senam kesegaran jasmani se-kecamatan serta kegiatan-kegiatan lainnya yang


(21)

bersifat ekstrakurikuler. Bahkan seperti halnya sekolah SD Negeri 060910 ini salah satu gurunya terpilih sebagai guru teladan se-Kota Madya Medan. SD Negeri 060910 juga pernah mengikutsertakan siswanya untuk mengikuti Olympiade Smart & Intelligence.

Pendidikan sosial SD bermanfaat bagi siswa untuk memupuk rasa ingin tahu siswa secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan keampuan bertanya dan mencari jawaban atas berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berfikir ilmiah (Usman, 2010). Pendidikan sosial menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains diarahkan untuk “mencari tahu”dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas 2004).

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sebagai berikut: (1) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, (2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPS yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antar IPS, lingkungan, teknologi dan masyarakat; (4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan (transaction position); (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; (6) Meningkatkan


(22)

kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPS sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Maksud dan tujuan tersebut adalah agar anak memiliki pengetahuan tentang gejala sosial dan berbagai jenis dan peran lingkungan alam dari lingkungan buatan dengan melalui pengamatan agar siswa mampu mengetahui dasar mengenai IPS.

Dalam standar kompetensinya aspek kerja ilmiah bukanlah bahan ajar, melainkan cara untuk menyampaikan bahan pembelajaran. Oleh karena itu, aspek kerja ilmiah terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan kegiatan dalam aspek ini disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, artinya perlu mengikuti seluruh aspek pada setiap kegiatan.

Salah satu materi pelajaran IPS adalah Koperasi. Yang terdiri dari : pengertian koperasi, tujuan dan manfaat koperasi, macam-macam koperasi, dan pentingnya usaha bersama dalam koperasi. Berdasarkan UUD 1945, BAB XIV Pasal 33 ayat (1) yang menyebutkan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan”. Menurut para ahli ekonomi, lembaga atau badan perekonomian yang paling cocok dengan maksud Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 adalah koperasi. Guru kurang mampu menjelaskan pengertian koperasi secara aktif karena guru cenderung melakukan strategi ekspositori sehingga siswa banyak mengalami kesulitan, ini terbukti dari hasil ulangan siswa yang menunjukkan bahwa banyaknya siswa yang tidak dapat menyelesaikan soal yang berkaitan dengan topik ini. Maka dalam proses pembelajaran strategi yang tepat harus dilakukan dengan agar dapat membantu siswa dalam memahami konsep yang dipelajari.


(23)

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPS masih berorientasi pada guru, yaitu guru masih menekankan pada peran sebagai penyampai materi pelajaran yang disampaikan dengan strategi pembelajaran ekspositori yang umumnya digunakan oleh guru karena guru merasa dengan strategi pembelajaran tersebut cukup efektif untuk menyampaikan materi pelajaran secara tuntas tanpa melihat hasil atau kualitas siswa dalam memahami makna pelajaran IPS.

Rendahnya kemampuan siswa dalam mata pelajaran IPS juga terjadi di SD Negeri 060910 Medan. Berdasarkan data pada tiga terakhir untuk nilai ujian akhir semester IPS SD Negeri 060910 Medan seperti terlihat pada Tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Perolehan Hasil Nilai Ujian Semester IPS SD Negeri 060910

Medan

No. Tahun Pelajaran Rata-rata Nilai Ujian Semester IPS

1. 2010/2011 6,80

2. 2011/2012 6,87

3. 2012/2013 7,30

Sumber SD Negeri 060910 Medan

Jika dilihat dari rata-rata perolehan hasil ujian akhir nasional seperti pada tabel di atas, meski terjadi peningkatan, namun peningkatan tersebut masih belum mencapai standar ketuntasan yang ditetapkan sekolah dalam Kriteria Ketuntasan Minimal. (KKM) yaitu 7,00.

Setelah ditelusuri ternyata rendahnya kualitas pendidikan di sekolah karena kurangnya pemahaman guru tentang variasi strategi pembelajaran dan belum menerapkan pengelompokkan siswa sesuai dengan tipe atau karakteristiknya. Strategi pembelajaran yang selama ini digunakan tipe oleh guru di SD Negeri. 060910 Medan adalah problem based learning (strategi pembelajaran berbasis masalah) atau pembelajaran langsung, sehingga


(24)

diperkirakan menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar IPS siswa. Untuk mencapai hasil belajar siswa yang optimal, banyak faktor yang mempengaruhinya, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal mencakup semua faktor fisik dan psikologi dalam diri siswa seperti minat, intelegensi, bakat, tingkat kecerdasan dan faktor lainnya. Faktor eksternal mencakup lingkungan dan instrumen seperti kurikulum, program, sarana, metode, strategi, dan lain sebagainya. Hasil belajar IPS yang rendah dapat disebabkan beberapa hal seperti, kurikulum yang tidak relevan, metode yang kurang tepat, strategi pembelajaran yang kurang bervariasi dan faktor internal dalam dalam diri siswa seperti kurangnya pemahaman dan penguasaan materi pelajaran, kesalahan konsep siswa dalam beberapa pokok bahasan dan kurangnya pemahaman akan gaya belajar siswa.

Guru seharusnya menggunakan berbagai strategi pembelajaran agar dapat memberi daya tarik kepada siswa. Kesulitan yang paling sering dihadapi siswa biasanya untuk memahami konsep dan prinsip-prinsip dari materi yang dipelajari. Di samping itu kesulitan lain juga akibat dari kurangnya interaksi dan kreasi dalam menyelesaikan tugas belajar. Hal ini berawal dari kurangnya strategi yang dilakukan guru dalam membimbing siswa agar mampu memecahkan masalah baru yang dihadapinya dalam belajar. Guru sering terpaku hanya dengan satu strategi yang dianggapnya paling sederhana dan mudah dilakukan seperti ceramah. Penggunaan strategi pembelajaran ekspositori ini belum memberikan hasil belajar yang maksimal untuk pelajaran IPS karena hanya guru yang mampu membaca teks IPS tersebut dengan banyaknya pengalaman yang dimilikinya tanpa memperhatikan sikap siswa terhadap materi yang disampaikannya sehingga siswa


(25)

hanya terpaku pada tugas-tugas yang diberikan guru. Guru tidak mencoba dengan strategi yang lain seperti strategi pembelajaran kebermaknaan yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan orang. Strategi pembelajaran dengan ceramah bukan tidak memberi hasil, tetapi satu strategi belum tentu sesuai dengan materi yang berbeda dan tujuan yang berbeda. Guru harus mampu menggunakan strategi mengajar yang bervariasi, dan membuat keputusan yang tepat kapan masing-masing strategi itu digunakan paling efektif.

Dengan kondisi belajar seperti ini akibatnya siswa kurang berani untuk mengungkapkan gagasannya karena takut salah. Dengan memperhatikan hal tersebut, salah satu upaya yang perlu dilakukan guru adalah menerapkan strategi pembelajaran yang tepat agar pembelajaran memberikan hasil yang lebih baik sekaligus hasil belajar tersebut bermakna bagi siswa.

Kunci menuju keberhasilan dalam belajar dan bekerja adalah mengetahui gaya belajar atau bekerja yang unik dari setiap orang, menerima kekuatan sekaligus kelemahan diri sendiri, dan sebanyak mungkin menyesuaikan preferensi pribadi dalam setiap situasi pembelajaran, pengkajian maupun pekerja (Prashning, 1998:29).

Dalam konteks ini, pembelajaran IPS akan lebih menyenangkan, sangat mudah, tanpa ketegangan dan memberikan kesan yang mendalam jika guru mampu menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dan memahami gaya belajar siswa di mana diharapkan siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan yang ditransfer oleh guru, tetapi hendaknya siswa dapat menemukan sendiri suatu pengetahuan. Pengetahuan yang mereka temukan hendaknya dapat pula digunakan dalam memecahkan berbagai macam permasalahan nyata yang mereka


(26)

temukan dalam kehidupannya sehari-hari. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa baik menyangkut dirinya sendiri maupun lingkungannya dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam menerapkan suatu strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang efektif dalam penelitian ini adalah Strategi pembelajaran berdasarkan masalah.

Reigeluth (1983), mengemukakan bahwa hasil belajar berhubungan dengan interaksi antara strategi pembelajaran dan kondisi pengajaran yang di dalamnya termasuk karakteristik siswa. Selanjutnya Dick and Carey (2005) menyatakan bahwa guru hendaknya mampu mengenal dan mengetahui karakteristik siswa, sebab pemahaman yang baik terhadap keberhasilan proses belajar siswa apabila guru telah mengetahui karakteristik siswanya maka selanjutnya guru dapat menyesuaikan dengan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Salah satu karakteristik siswa adalah gaya belajar siswa. Gaya belajar yang dapat dilihat dari tingkah laku siswa, yaitu sebagai berikut: (a) individu yang memiliki kemampuan belajar visual, dan (b) indvidu yang memiliki kemampuan belajar kinestetik (DePorter & Hemack, 2003).

Fenomena yang terjadi di dalam kelas dalam membelajarkan IPS, selain dari pembelajaran yang berpusat pada guruatau komunikasi satu arah, juga terjadi ketidakcocokan antara strategi belajar dan gaya belajar siswa. Di mana siswa cenderung hanya menggunakan gaya belajar visual saja. Oleh karena hal tersebut gaya belajar yang akan diterapkan adalah gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik, yang dapat memberikan inspirasi siswa untuk dapat mengembangkan motivasi dan kreativitasnya dalam pembelajaran khususnya di tingkat sekolah dasar.


(27)

Berdasarkan tuntutan dari mata pelajaran IPS, siswa hendaknya lebih banyak aktif belajar dengan kognitifnya untuk itu peneliti melihat adanya hubungan yang diteliti yaitu gaya belajar mana yang nantinya dominan dan mendukung kesiapan siswa dan keterampilannya dalam pembelajaran IPS. Dalam hal ini diteliti dapat menggambarkan bahwa masalah dalam pembelajaran IPS adalah perlu adanya kajian terhadap mata pelajaran IPS sehingga ditemukan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan gaya belajar siswa yang akan memudahkan bagi siswa dalam memecahkan berbagai persoalan yang berhubungan dengan penemuan konsep-konsep dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajarnya, dimana hasil belajar tersebut mencakup kedalam tiga ranah; (1) ranah kognitif, yang mengacu pada respon-respon intelektual seperti pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi, (2) ranah afektif, yang mengacu pada respon-respon sikap, dan (3) ranah psikomotor, yang berhubungan dengan perbuatan fisik (Bloom, 1986).

Penelitian insentif yang dilakukan oleh Ken dan Rita Dunn seperti dikutip oleh Ramly (2004) mengidentifikasi tiga jenis gaya belajar yang dapat dijadikan sebagai talenta manusia, yakni: (1) gaya belajar visual; gaya belajar yang didominasi oleh kekuatan “melihat”. Dalam perilaku sehari-hari, mereka yang didominasi gaya belajar visual suka melihat gambar, peragaan atau menyaksikan video baik yang tampak maupun yang tidak, (2) gaya belajar auditorial; gaya belajar yang didominasi oleh kekuatan “mendengar”. Dalam perilaku sehari-hari, mereka yang didominasi gaya belajar auditori, suka mendengarkan kaset audio, ceramah, diskusi, debat, baik yang tampak melalui panca indera maupun tidak, (3) gaya belajar kinestetik; gaya belajar yang didominasi oleh kekuatan fisik dan


(28)

keterlibatan langsung. Dalam perilaku sehari-hari, orang yang didominasi gaya belajar kinestetik, suka bergerak, menyentuh dan merasakan langsung baik yang tampak memalui panca indera maupun tidak.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik dan termotivasi untuk meneliti pengaruh antara strategi pembelajaran berbasis masalah dengan gaya belajar terhadap hasil belajar IPS siswa SD Neg 060910 Medan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dirumuskan, dapat diidentifikasi bahwa masalah yang sangat esensial dalam dunia pendidikan adalah rendahnya mutu pendidikan khususnya mata pelajaran IPS SD yang dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Dari fenomena tersebut akan menumbuhkan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan rendahnya hasil belajar IPS SD yakni sebagai berikut: (1) Apakah perkembangan pendidikan di Indonesia masih termasuk rendah dibandingkan pendidikan di negara-negara lain? (2) Apakah penguasaan guru masih rendah terhadap teori-teori belajar? (3) Apakah persiapan guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran masih jauh dari yang diharapkan? (4) Apakah guru kurang terampil mempergunakan strategi pembelajaran? (5) Apakah hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran masalah lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori? (6) Apakah motivasi guru dan siswa yang rendah? (7) Apakah strategi pembelajaran mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa? (8) Apakah gaya belajar siswa berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar siswa? (9) Apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran dan


(29)

gaya belajar terhadap hasil belajar IPS siswa? (10) Apakah strategi pembelajaran berbasis masalah lebih mendorong tercipta suasana belajar yang aktif? (11) Apakah strategi pembelajaran berbasis masalah lebih membantu siswa menyimpan pengetahuannya dalam long-term memory?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dapat diidentifikasi tersebut menunjukkan banyak masalah yang dapat dikaji sehubungan dengan hasil belajar IPS siswa di SD. Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu dan dana, maka perlu dibuat pembatasan masalah agar penelitian lebih terarah dan fokus dalam mencapai tujuan penelitian. Penelitian ini dibatasi pada ranah kognitif dalam mata pelajaran IPS yang secara khususnya standar kompetensi memahami peranan koperasi dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian strategi pembelajaran serta gaya belajar dalam hubungannya dengan karakteristik siswa. Penelitian ini difokuskan pada penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah dan strategi ekspositori serta gaya belajar kinestetik dan visual yang dikembangkan dalam pembelajaran IPS SD Negeri 060910 Medan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan, sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran masalah lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori?


(30)

2. Apakah hasil belajar IPS siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik lebih tinggi dibandingkan hasil belajar IPS siswa yang memiliki gaya belajar visual?

3. Apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar IPS siswa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menguji bahwa:

1. Hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran masalah lebih tinggi dari pada hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori.

2. Hasil belajar IPS siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik lebih tinggi dari pada hasil belajar IPS siswa yang memiliki gaya belajar visual.

3. Terdapat pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar IPS siswa.

F. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis.

1. Manfaat teoritis yakni: (a) Untuk memperkaya dan melengkapi khasanah ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran di tingkat SD, (b) Sumbangan pemikiran bagi guru, pengelola, pengembang dan lembaga-lembaga pendidikan dalam menanggapi dinamika kebutuhan peserta didik, dan (c) Bahan perbandingan bagi peneliti yang lain, yang membahas dan meneliti permasalahan yang yang sama.


(31)

2. Manfaat praktis, antara lain: (a) Bagi guru IPS di SD, sebagai bahan pertimbangan dan informasi dalam upaya peningkatan hasil pembelajaran IPS, (b) Bagi siswa, untuk menemukan efektivitas proses pembelajaran, serta cara belajar dari kebiasaannya (manfaat tingkah laku), (c) Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan, (d) Sebagai bahan pertimbangan bagi penentu kebijakan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran IPS di SD, dan (e) Upaya meningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian dan aplikasi teknologi pembelajaran.


(32)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan-simpulan yang dapat ditarik dari hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 060910yang diajar dengan strategi pembelajaran Berbasis Masalah lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar IPS siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori.

2. Hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 060910 yang memiliki gaya belajar kinetetik lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar visual.

3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya belajar dimana siswa dengan gaya belajar kinestetik lebih tepat diajar menggunakan strategi pembelajaran Berbasis masalah, sedangkan siswa dengan gaya belajar visual lebih tepat diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori.

B. Implikasi

Pertama, hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa strategi pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan strategi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam


(33)

pembelajaran yang pada akhirnya dapat membawa keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian konsekuensinya apabila strategi pembelajaran yang kurang tepat maka tentu akan berakibat berkurangnya pula partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar IPS siswa lebih tinggi dengan menggunakan strategi pembelajaran Berbasis masalah dari pada strategi pembelajaran Ekspositori. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Berbasis masalah lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa, karena dalam pembelajaran yang menerapkan strategi pembelajaran Berbasis masalah, siswa cenderung untuk lebih banyak bebas mengkonstruk pengetahuannya dan menerapkan ilmu yang didapatkan dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan siswa lebih mudah memahami pelajaran karena adaanya diskusi antara siswa didalam pembelajaran berbasis masalah.

Konsekuensi logis dari pengaruh penerapan strategi pembelajaran terhadap hasil belajar IPS kepada guru-guru untuk melaksanakan strategi pembelajaran Berbasis masalah. Dengan menggunakan strategi pembelajaran Berbasis masalah diharapkan guru-guru dapat membangkitkan dan memotivasi mahasiswa dalam belajar dan meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa terhadap pelajaran IPS dan dapat mencipatakan suasana yang lebih interaktif dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Untuk melaksanakan strategi pembelajaran Berbasis masalah maka guru-guru harus terlebih dahulu dituntut menguasai tahapan-tahapan yang terdapat dalam strategi pembelajaran Berbasis masalah.

Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa gaya belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar IPS. Siswa dengan gaya belajar kinestetik


(34)

mempunyai hasil belajar yang tinggi atau unggul dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya belajar visual. Gaya belajar yang dipilah atas kemampuan gaya belajar kinestetik dan gaya belajar visual ditentukan dari cara angket. Siswa dengan gaya belajar kinestetik memiliki cara belajar melalui gerakan dan interaksi kelompok, paling baik menghafal informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta dan siswa ini menyukai proyek sehingga sesuai dengan pelajaran IPS yang bersifat sosial. Dengan demikian konsekuensinya apabila siswa dengan gaya belajar kinestetik maka akan maksimal pula pencapaian hasil belajar IPSnya, sebaliknya berbeda dengan yang terjadi pada siswa yang memiliki gaya belajar visual tingkat pencapaian belajarnya kurang maksimal.

Konsekuensi logis dari pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar IPS berimplikasi pada guru mata pelajaran IPS untuk melakukan identifikasi dan prediksi didalam menentukan gaya belajar. Apabila gaya belajar siswa dapat dikelompokkan maka guru pengampu mata pelajaran dapat menerapkan rencana-rencana pembelajaran dan strategi-strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kemampuan gaya belajar siswa.

Ketiga, hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar IPS. Interaksi tersebut terindikasi dari siswa dengan kemampuan gaya belajar kinestetik yang diajar dengan strategi pembelajaran Berbasis masalah secara rata-rata mempunyai hasil belajar IPS yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Ekspositori. Sedangkan bagi siswa dengan gaya belajar visual secara rata-rata hasil belajar IPS yang diajar dengan strategi pembelajaran Berbasis masalah lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata siswa yang


(35)

diajarkan menggunakan strategi pembelajaran Ekspositori. Dengan demikian dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran Berbasis masalah lebih tepat digunakan bagi siswa yang memiliki karakteristik yang memiliki gaya belajar kinestetik, sedangkan strategi pembelajaran Ekspositori lebih tepat digunakan bagi siswa dengan karakteristik gaya belajar visual.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar IPS dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan gaya belajar yang dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini guru dan siswa mempunyai peranan yang sama dan berarti untuk meningkatkan hasil belajar IPS itu sendiri, sehingga dengan demikian untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu strategi pembelajaran dan gaya belajar perlu menjadi perhatian sekaligus.

Konsekuensi logis dari interaksi strategi pembelajaran dan gaya belajar berimplikasi kepada guru dan siswa. Untuk guru, agar dapat memahami dan tentunya melaksanakan dengan baik penerapan strategi pembelajaran Berbasis masalah dalam pembelajaran di kelas karena melalui penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa.

.

C. Saran-Saran

Dari hasil temuan-temuan penelitian sebelumnya maka dapatlah disampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Tujuan akhir pembelajaran IPS adalah mengaharapkan siswa berkompeten dalam bidang IPS dan terampil dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.oleh karena itu disarankan bagi guru untuk menggunakan


(36)

strategi pembelajaran Berbasis masalah dalam pembelajaran IPS agarhasil belajar tersebut meningkat.

2. Disarankan bagi guru-guru sebagai perancang pembelajaran memperhatikan gaya belajar siswa dalam merancang pembelajaran sehingga dengan demikian guru dapat menetapkan strategi pembelajaran yang lebih sesuai untuk dilaksanakan karena strategi pembelajaran dan gayabelajar merupakan suatu komponen yang dapat menentukan dan memengaruhi hasil belajar.

3. Disarankan kepada guru-guru dalam kegiatan pembelajaran perlu menetapkan strategi pembelajaran Berbasis masalah dalam pembelajaran IPS, karena strategi pembelajaran Berbasis masalah memberikan hasil yang lebih tinggi dalam mata pelajaran IPS dibandingkan dengan strategi pembelajaran Ekspositori.

4. Kepada peneliti lain disarankan untuk penelitian ini agar menerapkan strategi pembelajaran Berbasis masalah dan pembelajaran Ekspositori pada pelajaran lainnya.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M.T (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Arends, R.I. (2008). Learning to Teach, Fifth Edition. New York. McGraw-Hill, Inc

Buchary, M. 2001. Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta: Kanisius

DePorter. B.dan Mike Hernacki. 2000. Quantum Learning MembiasakanBelajarNyamandanMenyenangkan; Penerjemah. Alwiyah

Abdurrahman. Bandung:Kaifa.

Dick & Carey. 2001. The Systematic Design of Instriction. New York: Wesley Education.

Dick, & Carey. 2000. The Systematic Design of Instruction. Glenview, Illinois: School, Foresman and Company.

Dryden & Jeannette. 2002. Sex Diffrences and Apologis: One Aspect of Communicative Competence, Apllied Linguistic.

Gulo, W. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo

Gunawan, W, Adi. 2007. Genius Learning Strategy. Jakarta, Gramedia. Meier, D. 2005. The accelerated Learning. Bandung : Mizan Pustaka. Mujis, D. Dan Reynold D. (2008). Effective Teaching Teori dan Aplikasi.

Penerjemah: Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyani Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajaran

Nasution. S. 2006. BerbagaiPendekatan dalam Proses BelajarMengajar. Jakarta:BumiAksara

Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo Prashning, B. The Power of Learning Styles (Penerjemah: Fauziah, N). Bandung:

Khaifa

Reigeluth, C.M. 1983. Intructional Design Theory of Models: An Overview of the


(38)

Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Rohandi, A. dan Ahmadi, A. 2000. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Sagala, S. 2012.Konsep Dan Makna Pembelajaran. (edisi ke 10 cetakan 10, Bandung: Penerbit ALFABETA

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Slameto. 1995. BelajardanFaktor-Faktor Yang Menpengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta

Slavin, R.E 2009. Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktek. Bandung: Nusa Media

Sudjana, N. (1996). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

_________. 1998. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Kanisius

Trianto. 2009. Mendesain Model Pemebelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

______. 2007. Model PembelajaranTerpadu dalamTeoridanPraktek, Prestasi Pustaka, Jakarta

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan


(1)

pembelajaran yang pada akhirnya dapat membawa keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian konsekuensinya apabila strategi pembelajaran yang kurang tepat maka tentu akan berakibat berkurangnya pula partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar IPS siswa lebih tinggi dengan menggunakan strategi pembelajaran Berbasis masalah dari pada strategi pembelajaran Ekspositori. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Berbasis masalah lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa, karena dalam pembelajaran yang menerapkan strategi pembelajaran Berbasis masalah, siswa cenderung untuk lebih banyak bebas mengkonstruk pengetahuannya dan menerapkan ilmu yang didapatkan dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan siswa lebih mudah memahami pelajaran karena adaanya diskusi antara siswa didalam pembelajaran berbasis masalah.

Konsekuensi logis dari pengaruh penerapan strategi pembelajaran terhadap hasil belajar IPS kepada guru-guru untuk melaksanakan strategi pembelajaran Berbasis masalah. Dengan menggunakan strategi pembelajaran Berbasis masalah diharapkan guru-guru dapat membangkitkan dan memotivasi mahasiswa dalam belajar dan meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa terhadap pelajaran IPS dan dapat mencipatakan suasana yang lebih interaktif dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Untuk melaksanakan strategi pembelajaran Berbasis masalah maka guru-guru harus terlebih dahulu dituntut menguasai tahapan-tahapan yang terdapat dalam strategi pembelajaran Berbasis masalah.

Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa gaya belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar IPS. Siswa dengan gaya belajar kinestetik


(2)

mempunyai hasil belajar yang tinggi atau unggul dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya belajar visual. Gaya belajar yang dipilah atas kemampuan gaya belajar kinestetik dan gaya belajar visual ditentukan dari cara angket. Siswa dengan gaya belajar kinestetik memiliki cara belajar melalui gerakan dan interaksi kelompok, paling baik menghafal informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta dan siswa ini menyukai proyek sehingga sesuai dengan pelajaran IPS yang bersifat sosial. Dengan demikian konsekuensinya apabila siswa dengan gaya belajar kinestetik maka akan maksimal pula pencapaian hasil belajar IPSnya, sebaliknya berbeda dengan yang terjadi pada siswa yang memiliki gaya belajar visual tingkat pencapaian belajarnya kurang maksimal.

Konsekuensi logis dari pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar IPS berimplikasi pada guru mata pelajaran IPS untuk melakukan identifikasi dan prediksi didalam menentukan gaya belajar. Apabila gaya belajar siswa dapat dikelompokkan maka guru pengampu mata pelajaran dapat menerapkan rencana-rencana pembelajaran dan strategi-strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kemampuan gaya belajar siswa.

Ketiga, hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar IPS. Interaksi tersebut terindikasi dari siswa dengan kemampuan gaya belajar kinestetik yang diajar dengan strategi pembelajaran Berbasis masalah secara rata-rata mempunyai hasil belajar IPS yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Ekspositori. Sedangkan bagi siswa dengan gaya belajar visual secara rata-rata hasil belajar IPS yang diajar dengan strategi pembelajaran Berbasis masalah lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata siswa yang


(3)

diajarkan menggunakan strategi pembelajaran Ekspositori. Dengan demikian dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran Berbasis masalah lebih tepat digunakan bagi siswa yang memiliki karakteristik yang memiliki gaya belajar kinestetik, sedangkan strategi pembelajaran Ekspositori lebih tepat digunakan bagi siswa dengan karakteristik gaya belajar visual.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar IPS dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan gaya belajar yang dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini guru dan siswa mempunyai peranan yang sama dan berarti untuk meningkatkan hasil belajar IPS itu sendiri, sehingga dengan demikian untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu strategi pembelajaran dan gaya belajar perlu menjadi perhatian sekaligus.

Konsekuensi logis dari interaksi strategi pembelajaran dan gaya belajar berimplikasi kepada guru dan siswa. Untuk guru, agar dapat memahami dan tentunya melaksanakan dengan baik penerapan strategi pembelajaran Berbasis masalah dalam pembelajaran di kelas karena melalui penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa.

.

C. Saran-Saran

Dari hasil temuan-temuan penelitian sebelumnya maka dapatlah disampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Tujuan akhir pembelajaran IPS adalah mengaharapkan siswa berkompeten dalam bidang IPS dan terampil dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.oleh karena itu disarankan bagi guru untuk menggunakan


(4)

strategi pembelajaran Berbasis masalah dalam pembelajaran IPS agarhasil belajar tersebut meningkat.

2. Disarankan bagi guru-guru sebagai perancang pembelajaran memperhatikan gaya belajar siswa dalam merancang pembelajaran sehingga dengan demikian guru dapat menetapkan strategi pembelajaran yang lebih sesuai untuk dilaksanakan karena strategi pembelajaran dan gayabelajar merupakan suatu komponen yang dapat menentukan dan memengaruhi hasil belajar.

3. Disarankan kepada guru-guru dalam kegiatan pembelajaran perlu menetapkan strategi pembelajaran Berbasis masalah dalam pembelajaran IPS, karena strategi pembelajaran Berbasis masalah memberikan hasil yang lebih tinggi dalam mata pelajaran IPS dibandingkan dengan strategi pembelajaran Ekspositori.

4. Kepada peneliti lain disarankan untuk penelitian ini agar menerapkan strategi pembelajaran Berbasis masalah dan pembelajaran Ekspositori pada pelajaran lainnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M.T (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Arends, R.I. (2008). Learning to Teach, Fifth Edition. New York. McGraw-Hill, Inc

Buchary, M. 2001. Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta: Kanisius

DePorter. B.dan Mike Hernacki. 2000. Quantum Learning MembiasakanBelajarNyamandanMenyenangkan; Penerjemah. Alwiyah Abdurrahman. Bandung:Kaifa.

Dick & Carey. 2001. The Systematic Design of Instriction. New York: Wesley Education.

Dick, & Carey. 2000. The Systematic Design of Instruction. Glenview, Illinois: School, Foresman and Company.

Dryden & Jeannette. 2002. Sex Diffrences and Apologis: One Aspect of Communicative Competence, Apllied Linguistic.

Gulo, W. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo

Gunawan, W, Adi. 2007. Genius Learning Strategy. Jakarta, Gramedia. Meier, D. 2005. The accelerated Learning. Bandung : Mizan Pustaka. Mujis, D. Dan Reynold D. (2008). Effective Teaching Teori dan Aplikasi.

Penerjemah: Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyani Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajaran

Nasution. S. 2006. BerbagaiPendekatan dalam Proses BelajarMengajar. Jakarta:BumiAksara

Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo Prashning, B. The Power of Learning Styles (Penerjemah: Fauziah, N). Bandung:

Khaifa

Reigeluth, C.M. 1983. Intructional Design Theory of Models: An Overview of the Current Status. London: Prentice Hall


(6)

Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Rohandi, A. dan Ahmadi, A. 2000. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Sagala, S. 2012.Konsep Dan Makna Pembelajaran. (edisi ke 10 cetakan 10, Bandung: Penerbit ALFABETA

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Slameto. 1995. BelajardanFaktor-Faktor Yang Menpengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta

Slavin, R.E 2009. Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktek. Bandung: Nusa Media

Sudjana, N. (1996). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

_________. 1998. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Kanisius

Trianto. 2009. Mendesain Model Pemebelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

______. 2007. Model PembelajaranTerpadu dalamTeoridanPraktek, Prestasi Pustaka, Jakarta

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara


Dokumen yang terkait

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN KELAS IV MIN GLUGUR DARAT MEDAN.

0 1 20

PENGARUH METODE INKUIRI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD SWASTA PELANGI MEDAN.

0 1 30

PENGARUH TEKNIK PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 014680 BUNTU PANE KISARAN.

1 5 33

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI DAGEN 01 JATEN Pengaruh strategi pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD negeri Dagen 01 Jaten Karanganyar Tahun pelajaran 2014

0 2 8

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI DAGEN 01 JATEN Pengaruh strategi pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD negeri Dagen 01 Jaten Karanganyar Tahun pelajaran 2014

0 2 16

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SD NEGERI 105355 SUKAMULIA KABUPATEN DELI SERDANG TP. 2012/2013.

0 1 34

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS X SMK NEGERI 10 MEDAN.

0 3 36

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SD INTI NO. 060873 MEDAN.

0 2 18

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK PHARMACA MEDAN.

0 1 41

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA.

0 2 25