HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA PERANTAU ASAL LAMPUNG Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Penyesuaian Diri Mahasiswa Perantau Asal Lampung.

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN
PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA PERANTAU ASAL LAMPUNG

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Gelar Sarjana (S1) Psikologi

Oleh :

Novia Karmiana
F100070011

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN
PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA PERANTAU ASAL LAMPUNG


NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Gelar Sarjana (S1) Psikologi

Oleh :

Novia Karmiana
F100070011

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

ii

ilt

gl0z trwlqet7z'p8Euel


: r{olo rnlnlosrp

qeloJ

1[n8ue4 rre,ry\eq uedep

1p

ue>luer{egedlp >p1un rnlnlesrp qeleJ

II001,000r.fi

Efr@TffidN
:qelo

3NN{WYT TYSY NYII\iYUS{ YA\SISYHY}II TUI(I IIYIYOSEANId
NYDNSO ISOhIg NYSY(IUf,Jf,)I YUYINY NYSNNANH

AI


€olo{rsd

SB}In>IBC

eue>l"Jns quf,rpeuueqntr{ se}sJealufl

gl1zlmnuqeg y7 ?saprng

IS'W'.rr8puclarnd

^uu'r(I

g Surdurupue4 rln8ue6

rec'I

tr

"Isd's'IrBpuBIns puus

l Eurdruupue6 rln8uag.

ffi
eruelg 1[n8ua6

pre,ft qnueruaru
9I

qele1 ue1e1e.(utp uep

0Z Ireruqe g yg

p33wl

BpBd

lfn8ua4 rre./v\eq uedep Ip u?{uutlsgedtp qelel

II00/,000rd
auulruJux BraoN

:qelo uelnlelp Suea

3N{IdI,TVA TYSY NYINT\TUUd YAASISYIIYIAI TUI(I NYIYOSgANtrd
NYDNtrO ISOrutr NYSYOUflf,tr>T YUYINY NYSNNSOH

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN
PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA PERANTAU ASAL LAMPUNG

Novia Karmiana
Taufik, M.Si. Ph. D
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
nkarmiana@gmail.com
ABSTRAK
Merantau merupakan salah satu fenomena sosial yang memiliki dampak
luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong
seseorang untuk merantau, salah satunya untuk mendapatkan pendidikan yang
berkualitas. Penyesuaian diri merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi
oleh mahasiswa perantau. Untuk dapat melakukan penyesuaian diri yang baik di
perantauan, kecerdasan emosi merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan untuk
menghadapi lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan sebelumnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan
emosi dengan penyesuaian diri pada mahasiswa perantau asal Lampung. Subjek
penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi perantau asal Lampung yang berusia
18-25 tahun. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random
sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala kecerdasan emosi dan
skala penyesuaian diri. Teknik analisis data menggunakan korelasi product
moment. Berdasarkan analisis product moment diperoleh nilai koefisien korelasi
rxy = 0, 461 dan Signifikansi (p) = 0,000; (p < 0,01). Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan
penyesuaian diri. Sumbangan efektif kecerdasan emosi terhadap penyesuaian diri
sebesar 21,2%, yang berarti 78,8% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang
mempengaruhi penyesuaian diri selain variabel kecerdasan emosi. Kecerdasan
emosi pada subjek penelitian tergolong sedang yang ditunjukan dengan rerata
empirik (RE) sebesar 98,74 sedangkan rerata hipotetik (RH) sebesar 87,5 dan
Penyesuaian diri pada subjek penelitian tergolong sedang yang ditunjukkan
dengan rerata empirik (RE) 90,49 sedangkan rerata hipotetik (RH) sebesar77,5.

Kata Kunci : Kecerdasan emosi, penyesuaian diri

v


THE CORRELATION BETWEEN EMOTIONAL QUOTIENT AND SELFADAPTATION IN THE NEW COMER UNIVERSITY STUDENTS
FROM LAMPUNG
Novia Karmiana
Psycology Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta
nkarmiana@gmail.com
ABSTRACT
Wandering is a social phenomenon that has wide impacts. This phenomenon
has been existed since the past till now. One of the supporting factors for someone
to wander is to obtain a qualified education. Self-adaptation is one of problems
faced by the new comer university students. To be able to do a good selfadaptation in the wandering place, emotional quotient is one of factors needed to
face a new environment which is different from the previous one.
This research aimed at knowing the correlation between the emotional
quotient and the self-adaptation in the new comer university students from
Lampung. Subjects of this research were new comer male and female students
from Lampung aged 18-25 years old. The technique of sampling used cluster
random sampling. The method of data collection used the scales of emotional
quotient and self-adaptation. The technique of data analysis used product moment
correlation. Based on the analysis of product moment, it was obtained the
coefficient of correlation rxy = 0.461 and Significance (p) = 0.000; (p < 0.01). It

showed that there was a positively significant correlation between the emotional
quotient and the self-adaptation. The effective contribution of the emotional
quotient on the self-adaptation was as much as 21.2%, that meant that 78.8% was
influenced by other variables that influenced the self-adaptation except the
variable of emotional quotient. The emotional quotient in the research subjects
was categorize as moderate that showed by the empirical mean as much as 98.74,
meanwhile, the hypothetical mean was as much as 87.5 and the self-adaptation in
the research subjects was categorized as moderate that showed by the empirical
mean as much as 90.49, meanwhile, the hypothetical mean was as much as 77.5.
Keywords: Emotional quotient, Self-adaptation

vi

PENDAHULUAN

berkisar antara 18-25 tahun untuk

Latar Belakang Masalah

strata 1 (S1) yang dalam kategori


Tidak meratanya pendidikan

psikologi berada pada masa remaja

dan terbatasnya sarana prasarana

akhir atau dewasa awal. Sebagian

merupakan kendala yang dihadapi

besar mahasiswa berada pada masa

oleh masyarakat Indonesia. Masalah

peralihan tersebut. Sebagai masa

yang

pelaksanaan


peralihan, mahasiswa sudah tidak

pemerataan pedidikan yaitu alokasi

pantas dan tidak mau dianggap anak-

dana yang minim untuk daerah-

anak, terutama dari segi fisik. Tetapi,

daerah

pusat

dari segi kepribadian, baik dalam

kekuasaan, sedangkan yang sudah

emosi, cara berpikir, dan bertindak


mendapatkan

masih

menghambat

yang

jauh

dari

sarana

mencukupi,

prasarana

kurang

sering menampakkan diri

dapat

ketidakdewasaan,

baik.

sering teombang-ambing terpengaruh

Tidak meratanya kualitas pendidikan

dan tergantung kepada orang lain

terutama di tingkat perguruan tinggi

(Nurhayati, 2011).

memanfaatkannya

dengan

mendorong orang untuk merantau.

Proses

seperti

penyesuaian

masih

diri

Fenomena mahasiswa perantau

diperlukan

umumnya bertujuan untuk meraih

memasuki

kesuksesan

kualitas

lingkungan yang baru, dan hal yang

pendidikan yang lebih baik pada

sama tentu saja akan dialami oleh

bidang yang diinginkan. Fenomena

mahasiswa (Sobur, 2009). Dalam hal

ini juga dianggap sebagai usaha

ini, tidak terlepas dari mahasiswa

pembuktian kualitas diri sebagai

perantau yang menghadapi situasi

orang dewasa yang mandiri dan

dan kondisi lingkungan baru yang

bertanggung jawab dalam membuat

mau

keputusan (Santrock, 2002).

melakukan penyesuaian diri yang

Menurut

melalui

kamus

tidak

ketika
situasi

mau

seseorang
dan

dituntut

kondisi

untuk

bahasa

lebih. Mahasiswa perantau perlu

Indonesia (2005), mahasiswa adalah

bersosialisasi dengan teman yang

orang yang belajar di perguruan

berasal dari berbagai daerah yang

tinggi. Usia mahasiswa umumnya

tentunya berbeda bahasa, baik di

1

lingkungan tempat tinggal maupun

penyesuaian diri seseorang terhadap

lingkungan

lingkungannya.

kampus.

Selain

itu,

Untuk

dapat

mahasiswa perantau dituntut untuk

melakukan penyesuaian diri yang

pintar mengelola keuangan yang

baik di perantauan, kecerdasan emosi

diperoleh setiap bulannya dari orang

mempunyai peranan yang sangat

tua. Oleh karena itu, mahasiswa

penting. Mahasiswa perantau yang

perantau membutuhkan kemampuan

matang secara emosional lebih dapat

penyesuaian diri yang mumpuni.

diterima dalam lingkungan sosialnya.

Transisi

dalam

menghadapkan

kehidupan

individu

pada

LANDASAN TEORI

perubahan-perubahan dan tuntutan-

Pengertian Penyesuaian diri
Menurut

tuntutan sehingga diperlukan adanya

Kartono

(2008)

penyesuaian diri. Runyon dan Haber

penyesuian diri merupakan usaha

(Irene, 2013) mengatakan bahwa

manusia untuk mencapai harmoni

setiap

pada

orang

pasti

mengalami

masalah dalam

mencapai

hidupnya

penyesuaian

dan

diri

sendiri

lingkungan,

tujuan

permusuhan,

diri

dan

sehingga
dengki,

pada
rasa

iri

hati,

sebagai keadaan atau sebagai proses.

prasangka, depresi, kemarahan dan

Mereka terus menerus mengubah

emosi negatif yang lain sebagai

tujuannya sesuai dengan keadaan

respon pribadi yang tidak sesuai dan

lingkungannya. Individu mengubah

kurang efisien bisa dikikis habis.

tujuan

seiring

Maka dari itu penyesuaian diri

terjadi

merupakan proses dinamis yang

dalam

dengan

hidupnya

perubahan

yang

bertujuan untuk mengubah tingkah

dilingkungannya.
Kemampuan

menyesuaikan

laku individu agar dari perubahan

setiap

berbeda-beda,

tingkah laku tersebut dapat terjadi

tergantung pada berbagai faktor.

hubungan yang lebih sesuai antara

Salah satu faktornya ialah kecerdasan

individu

emosi

Sedangkan

diri

orang

(Fatimah,

2006).

Emosi

dan

lingkungannya.

menurut

Schneiders

merupakan salah satu karakteristik

(dalam Desmita, 2010) Penyesuaian

personal

diri

yang

mempengaruhi

2

adalah

suatu

proses

yang

mencakup respon mental dan tingkah

perkembangan (d) faktor lingkungan;

laku,

dimana

berusaha

keluarga,

sekolah,

untuk

dapat

mengatasi

kebudaya

dan

individu
berhasil

masyarakat,
agama

kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya,

berpengaruh

ketegangan-ketegangan,konflik-

penyesuaian diri (e) faktor budaya

konflik,

dan

dialaminya,

frustrasi

sehingga

dan

yang

terhadap

agama;lingkungan

tempat

terwujud

kuat

yang

individu

kultural

berada

dan

tingkat keselarasan atau harmoni

berinteraksi akan menentukan pola-

antara tuntutan dari dalam

pola penyesuaian dirinya. Kemudian

diri

dengan apa yang diharapkan oleh

agama

lingkungan

psikologis

dimana

Kemampuan
setiap

ia

tinggal.

menyesuaikan

orang

memberikan

suasana

tertentu

dalam

mengurangi konflik, frustasi dan

diri

ketegangan

berbeda-beda,

lainya.

tergantung pada berbagai faktor.

memberikan

faktor-faktor

tenang bagi seseorang.

yang mempengaruhi

penyesuaian diri
(2006)

antara

fisiologis;

menurut Fatimah
lain:

(a)

struktur

suasana

Agama

juga

damai

dan

Pengertian Kecerdasan Emosi
Menurut

faktor

Goleman

kecerdasan

jasmani

emosi

(2000)

merupakan

merupakan kondisi yang primerbagi

kemampuan

tingkah laku, dapat diperkirakan

mengenali dan merasakan emosi

bahwa sistem syaraf, kelenjar, dan

yang dialami (kesadaran emosi),

otot merupakan faktor penting dalam

mengelola emosi, bisa melakukan

penyesuaian

faktor

empati (membaca emosi), membina

hasil

hubungan dengan orang lain dan

diri

psikologis;

(b)

pengalaman,

seseorang

belajar, kebutuhan, aktualisasi diri,

memanfaatkan

frustasi,

produktif

depresi

perkembangan

dll
dan

(c)

faktor

kematangan;

dari

sebagai

secara
penunjang

kemampuan

lebih

yang

yang

dimiliki seseorang dalam memotivasi

bersifat instiktif menjadi respon yang

diri, ketahanan dalam menghadapi

bersifat

kegagalan, mengendalikan emosi dan

hasil

respon

emosi

performa seseorang.

dalam proses perkembangan, respon
berkembang

untuk

belajar

dan

3

menunda kepuasan serta mengatur

perasaan dan emosi baik pada diri

keadaan jiwa. Dengan kecerdasan

sendiri maupun orang lain, memilah-

emosional tersebut seseorang dapat

milah semuanya dan menggunakan

menempatkan emosinya pada porsi

informasi ini untuk membimbing

yang tepat, memilah kepuasan dan

pikiran dan tindakan.

mengatur

pun

Hubungan Antara Kecerdasan

berpendapat bahwa meningkatkan

Emosi dengan Penyesuian diri

kualitas kecerdasan emosi sangat

Mahasiswa Perantau

berbeda

suasana

dengan

hati.

IQ.

Ia

Kemampuan penyesuaian diri

Karena

kemampuan yang murni kognitif
relatif

tidak

berubah,

dibutuhkan oleh mahasiswa perantau

maka
untuk

kecakapan emosi dapat dipelajari

dalam

kapan saja. Tidak peduli orang itu
peka atau tidak, pemalu, pemarah

dapat

memenuhi

kehidupan.

tuntutan
Menurut

Schneiders (dalam Desmita,2010),

atau sulit bergaul dengan orang lain
penyesuaian diri merupakan suatu

sekalipun dengan motivasi dan usaha

proses yang meliputi respon mental

yang benar, dapat mempelajari dan
menguasai kecakapan emosi tersebut.

dan

tingkah

laku

dalam

upaya

Dikatakan bahwa orang dengan
seseorang untuk menguasai atau

kecerdasan emosi yang tinggi akan

menanggulangi

memiliki kecerdasan sosial yang
tingggi pula, artinya individu akan

segala

kebutuhan

kebutuhan diri, ketegangan, frustrasi,

lebih mudah berempati terhadap
konflik dan untuk menyeimbangkan

orang lain, mudah menyesuaikan diri

tuntutan-tuntutan dalam diri dan

dan mampu mengendalikan diri. Hal
ini sesuai dengan yang dikemukakan

tuntutan yang dibebankan kepadanya

oleh Salovey dan Mayer (dalam
oleh dunia obyektif dari lingkungan

Goleman,2006) yang mendefinisikan

dimana individu berada. Kemampuan

kecerdasan emosi sebagai himpunan
bagian dari kecerdasan sosial yang

menyesuaikan

melibatkan kemampuan memantau

4

diri

setiap

orang

berbeda-beda,

tergantung

pada

dengan orang lain dalam berbagai

berbagai faktor.

setting

situasi.

Dengan

berbagai

Salah satu faktornya ialah

persoalan atau kejadian sehari-hari

kecerdasan emosi (Fatimah, 2006).

yang dialami, membuat seseorang

Emosi

terus

merupakan

salah

karakteristik

personal

mempengaruhi

penyesuaian

satu
yang

menerus

belajar

sehingga

keterampilan emosional ini akan

diri

terus berkembang.

seseorang terhadap lingkungannya.

Hurlock (2002) mengatakan

Untuk dapat melakukan penyesuaian

bahwa

diri

perantauan,

emosinya memiliki kontrol diri yang

mempunyai

baik,

yang

kecerdasan

baik

di

emosi

individu

mampu

yang

matang

mengekspresikan

penting.

emosinya dengan tepat atau sesuai

Mahasiswa perantau yang matang

dengan keadaan yang dihadapinya,

secara

dapat

sehingga lebih mampu beradaptasi

diterima dalam lingkungan sosialnya.

karena dapat menerima beragam

peranan

yang

sangat

emosional

lebih

Kecerdasan
merupakan
mendasar

suatu
yang

emosional

orang dan situasi dan memberikan

komponen

reaksi yang tepat sesuai dengan

dimiliki

tuntutan

oleh

yang

dihadapi.

Ketika

mahasiswa perantau yang berangsur-

seorang mahasiswa perantau mampu

angsur terbentuk ketika mahasiswa

berbagi cerita mengenai emosi yang

perantau

berbagai

dirasakannya, seperti senang maupun

persoalan dalam kehidupan sehari-

sedih kepada temannya, individu

hari, termasuk membina interaksi

tersebut dapat dikatakan memiliki

menghadapi

5

penyesuaian diri yang baik. Hal
tersebut

karena

individu

mampu

mengekspresikan

kecerdasan emosional tinggi maka
akan mampu menyesuaikan dirinya

yang

dengan baik. Mahasiswa perantau

kepada temannya

emosi

dengan kecerdasan emosional yang

memiliki emosi

rendah kurang mampu menyesuaikan
dirinya

yang stabil sehingga lebih mampu

dengan

lingkungan
menyesuaikan diri.

baik

baru.

terhadap
Sedangkan

mahasiswa perantau dengan tingkat

Berdasarkan uraian di atas

kecerdasan emosional sedang cukup

dapat dikatakan bahwa salah satu

mampu dalam menyesuaikan dirinya.

faktor

yang

mempengaruhi

penyesuaian diri adalah kecerdasan
emosional.

Dengan

memiliki

kecerdasan

emosional

mahasiswa

perantau

akan

belajar

METODE PENELITIAN
Identifikasi variabel penelitian :
Variabel bebas : kecerdasan emosi
Variabel tergantung : penyesuaian

untuk

diri.

mengenali emosi dirinya, mengelola
emosinya,
sendiri,

memotivasi
berempati

Subjek penelitian ini adalah

dirinya

dan

mahasiswa-mahasiswi

mampu

perantau

membina hubungan dengan orang

perantau asal Lampung yang berusia

lain.

18-25 tahun. Teknik pengambilan

Semua

tercakup

kemampuan

yang

dalam

kecerdasan

sampel

emosional

akan

membantu

cluster random sampling. Metode

mahasiswa

perantau

dalam

yang

pengumpulan

digunakan

data

adalah

menggunakan

menyesuaikan diri dengan tuntutan-

skala kecerdasan emosi dan skala

tuntutan

lingkungan.

penyesuaian diri. Teknik analisis

Penyesuaian diri pada mahasiswa

data menggunakan korelasi product

perantau diawali dengan penyesuaian

moment.

terhadap pribadinya dulu, selanjutnya

HASIL DAN PEMBAHASAN

penyesuaian

dari

terhadap

Berdasarkan hasil analisis data

demikian,

yang dilakukan terhadap hubungan

mahasiswa perantau yang memiliki

antara kecerdasan emosi dengan

lingkungan.

diri
Dengan

6

penyesuaian diri mahasiswa perantau

salah satu kendala yang dialami oleh

asal

nilai

seseorang yang merantau adalah

0,461 dengan

kemampuannya untuk menyesuaikan

signifikasi p=0,000 (p