HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA PERANTAU ASAL LAMPUNG Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Penyesuaian Diri Mahasiswa Perantau Asal Lampung.
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN
PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA PERANTAU ASAL LAMPUNG
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Gelar Sarjana (S1) Psikologi
Oleh :
Novia Karmiana
F100070011
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN
PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA PERANTAU ASAL LAMPUNG
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Gelar Sarjana (S1) Psikologi
Oleh :
Novia Karmiana
F100070011
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ii
ilt
gl0z trwlqet7z'p8Euel
: r{olo rnlnlosrp
qeloJ
1[n8ue4 rre,ry\eq uedep
1p
ue>luer{egedlp >p1un rnlnlesrp qeleJ
II001,000r.fi
Efr@TffidN
:qelo
3NN{WYT TYSY NYII\iYUS{ YA\SISYHY}II TUI(I IIYIYOSEANId
NYDNSO ISOhIg NYSY(IUf,Jf,)I YUYINY NYSNNANH
AI
€olo{rsd
SB}In>IBC
eue>l"Jns quf,rpeuueqntr{ se}sJealufl
gl1zlmnuqeg y7 ?saprng
IS'W'.rr8puclarnd
^uu'r(I
g Surdurupue4 rln8ue6
rec'I
tr
"Isd's'IrBpuBIns puus
l Eurdruupue6 rln8uag.
ffi
eruelg 1[n8ua6
pre,ft qnueruaru
9I
qele1 ue1e1e.(utp uep
0Z Ireruqe g yg
p33wl
BpBd
lfn8ua4 rre./v\eq uedep Ip u?{uutlsgedtp qelel
II00/,000rd
auulruJux BraoN
:qelo uelnlelp Suea
3N{IdI,TVA TYSY NYINT\TUUd YAASISYIIYIAI TUI(I NYIYOSgANtrd
NYDNtrO ISOrutr NYSYOUflf,tr>T YUYINY NYSNNSOH
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN
PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA PERANTAU ASAL LAMPUNG
Novia Karmiana
Taufik, M.Si. Ph. D
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
nkarmiana@gmail.com
ABSTRAK
Merantau merupakan salah satu fenomena sosial yang memiliki dampak
luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong
seseorang untuk merantau, salah satunya untuk mendapatkan pendidikan yang
berkualitas. Penyesuaian diri merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi
oleh mahasiswa perantau. Untuk dapat melakukan penyesuaian diri yang baik di
perantauan, kecerdasan emosi merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan untuk
menghadapi lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan sebelumnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan
emosi dengan penyesuaian diri pada mahasiswa perantau asal Lampung. Subjek
penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi perantau asal Lampung yang berusia
18-25 tahun. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random
sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala kecerdasan emosi dan
skala penyesuaian diri. Teknik analisis data menggunakan korelasi product
moment. Berdasarkan analisis product moment diperoleh nilai koefisien korelasi
rxy = 0, 461 dan Signifikansi (p) = 0,000; (p < 0,01). Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan
penyesuaian diri. Sumbangan efektif kecerdasan emosi terhadap penyesuaian diri
sebesar 21,2%, yang berarti 78,8% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang
mempengaruhi penyesuaian diri selain variabel kecerdasan emosi. Kecerdasan
emosi pada subjek penelitian tergolong sedang yang ditunjukan dengan rerata
empirik (RE) sebesar 98,74 sedangkan rerata hipotetik (RH) sebesar 87,5 dan
Penyesuaian diri pada subjek penelitian tergolong sedang yang ditunjukkan
dengan rerata empirik (RE) 90,49 sedangkan rerata hipotetik (RH) sebesar77,5.
Kata Kunci : Kecerdasan emosi, penyesuaian diri
v
THE CORRELATION BETWEEN EMOTIONAL QUOTIENT AND SELFADAPTATION IN THE NEW COMER UNIVERSITY STUDENTS
FROM LAMPUNG
Novia Karmiana
Psycology Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta
nkarmiana@gmail.com
ABSTRACT
Wandering is a social phenomenon that has wide impacts. This phenomenon
has been existed since the past till now. One of the supporting factors for someone
to wander is to obtain a qualified education. Self-adaptation is one of problems
faced by the new comer university students. To be able to do a good selfadaptation in the wandering place, emotional quotient is one of factors needed to
face a new environment which is different from the previous one.
This research aimed at knowing the correlation between the emotional
quotient and the self-adaptation in the new comer university students from
Lampung. Subjects of this research were new comer male and female students
from Lampung aged 18-25 years old. The technique of sampling used cluster
random sampling. The method of data collection used the scales of emotional
quotient and self-adaptation. The technique of data analysis used product moment
correlation. Based on the analysis of product moment, it was obtained the
coefficient of correlation rxy = 0.461 and Significance (p) = 0.000; (p < 0.01). It
showed that there was a positively significant correlation between the emotional
quotient and the self-adaptation. The effective contribution of the emotional
quotient on the self-adaptation was as much as 21.2%, that meant that 78.8% was
influenced by other variables that influenced the self-adaptation except the
variable of emotional quotient. The emotional quotient in the research subjects
was categorize as moderate that showed by the empirical mean as much as 98.74,
meanwhile, the hypothetical mean was as much as 87.5 and the self-adaptation in
the research subjects was categorized as moderate that showed by the empirical
mean as much as 90.49, meanwhile, the hypothetical mean was as much as 77.5.
Keywords: Emotional quotient, Self-adaptation
vi
PENDAHULUAN
berkisar antara 18-25 tahun untuk
Latar Belakang Masalah
strata 1 (S1) yang dalam kategori
Tidak meratanya pendidikan
psikologi berada pada masa remaja
dan terbatasnya sarana prasarana
akhir atau dewasa awal. Sebagian
merupakan kendala yang dihadapi
besar mahasiswa berada pada masa
oleh masyarakat Indonesia. Masalah
peralihan tersebut. Sebagai masa
yang
pelaksanaan
peralihan, mahasiswa sudah tidak
pemerataan pedidikan yaitu alokasi
pantas dan tidak mau dianggap anak-
dana yang minim untuk daerah-
anak, terutama dari segi fisik. Tetapi,
daerah
pusat
dari segi kepribadian, baik dalam
kekuasaan, sedangkan yang sudah
emosi, cara berpikir, dan bertindak
mendapatkan
masih
menghambat
yang
jauh
dari
sarana
mencukupi,
prasarana
kurang
sering menampakkan diri
dapat
ketidakdewasaan,
baik.
sering teombang-ambing terpengaruh
Tidak meratanya kualitas pendidikan
dan tergantung kepada orang lain
terutama di tingkat perguruan tinggi
(Nurhayati, 2011).
memanfaatkannya
dengan
mendorong orang untuk merantau.
Proses
seperti
penyesuaian
masih
diri
Fenomena mahasiswa perantau
diperlukan
umumnya bertujuan untuk meraih
memasuki
kesuksesan
kualitas
lingkungan yang baru, dan hal yang
pendidikan yang lebih baik pada
sama tentu saja akan dialami oleh
bidang yang diinginkan. Fenomena
mahasiswa (Sobur, 2009). Dalam hal
ini juga dianggap sebagai usaha
ini, tidak terlepas dari mahasiswa
pembuktian kualitas diri sebagai
perantau yang menghadapi situasi
orang dewasa yang mandiri dan
dan kondisi lingkungan baru yang
bertanggung jawab dalam membuat
mau
keputusan (Santrock, 2002).
melakukan penyesuaian diri yang
Menurut
melalui
kamus
tidak
ketika
situasi
mau
seseorang
dan
dituntut
kondisi
untuk
bahasa
lebih. Mahasiswa perantau perlu
Indonesia (2005), mahasiswa adalah
bersosialisasi dengan teman yang
orang yang belajar di perguruan
berasal dari berbagai daerah yang
tinggi. Usia mahasiswa umumnya
tentunya berbeda bahasa, baik di
1
lingkungan tempat tinggal maupun
penyesuaian diri seseorang terhadap
lingkungan
lingkungannya.
kampus.
Selain
itu,
Untuk
dapat
mahasiswa perantau dituntut untuk
melakukan penyesuaian diri yang
pintar mengelola keuangan yang
baik di perantauan, kecerdasan emosi
diperoleh setiap bulannya dari orang
mempunyai peranan yang sangat
tua. Oleh karena itu, mahasiswa
penting. Mahasiswa perantau yang
perantau membutuhkan kemampuan
matang secara emosional lebih dapat
penyesuaian diri yang mumpuni.
diterima dalam lingkungan sosialnya.
Transisi
dalam
menghadapkan
kehidupan
individu
pada
LANDASAN TEORI
perubahan-perubahan dan tuntutan-
Pengertian Penyesuaian diri
Menurut
tuntutan sehingga diperlukan adanya
Kartono
(2008)
penyesuaian diri. Runyon dan Haber
penyesuian diri merupakan usaha
(Irene, 2013) mengatakan bahwa
manusia untuk mencapai harmoni
setiap
pada
orang
pasti
mengalami
masalah dalam
mencapai
hidupnya
penyesuaian
dan
diri
sendiri
lingkungan,
tujuan
permusuhan,
diri
dan
sehingga
dengki,
pada
rasa
iri
hati,
sebagai keadaan atau sebagai proses.
prasangka, depresi, kemarahan dan
Mereka terus menerus mengubah
emosi negatif yang lain sebagai
tujuannya sesuai dengan keadaan
respon pribadi yang tidak sesuai dan
lingkungannya. Individu mengubah
kurang efisien bisa dikikis habis.
tujuan
seiring
Maka dari itu penyesuaian diri
terjadi
merupakan proses dinamis yang
dalam
dengan
hidupnya
perubahan
yang
bertujuan untuk mengubah tingkah
dilingkungannya.
Kemampuan
menyesuaikan
laku individu agar dari perubahan
setiap
berbeda-beda,
tingkah laku tersebut dapat terjadi
tergantung pada berbagai faktor.
hubungan yang lebih sesuai antara
Salah satu faktornya ialah kecerdasan
individu
emosi
Sedangkan
diri
orang
(Fatimah,
2006).
Emosi
dan
lingkungannya.
menurut
Schneiders
merupakan salah satu karakteristik
(dalam Desmita, 2010) Penyesuaian
personal
diri
yang
mempengaruhi
2
adalah
suatu
proses
yang
mencakup respon mental dan tingkah
perkembangan (d) faktor lingkungan;
laku,
dimana
berusaha
keluarga,
sekolah,
untuk
dapat
mengatasi
kebudaya
dan
individu
berhasil
masyarakat,
agama
kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya,
berpengaruh
ketegangan-ketegangan,konflik-
penyesuaian diri (e) faktor budaya
konflik,
dan
dialaminya,
frustrasi
sehingga
dan
yang
terhadap
agama;lingkungan
tempat
terwujud
kuat
yang
individu
kultural
berada
dan
tingkat keselarasan atau harmoni
berinteraksi akan menentukan pola-
antara tuntutan dari dalam
pola penyesuaian dirinya. Kemudian
diri
dengan apa yang diharapkan oleh
agama
lingkungan
psikologis
dimana
Kemampuan
setiap
ia
tinggal.
menyesuaikan
orang
memberikan
suasana
tertentu
dalam
mengurangi konflik, frustasi dan
diri
ketegangan
berbeda-beda,
lainya.
tergantung pada berbagai faktor.
memberikan
faktor-faktor
tenang bagi seseorang.
yang mempengaruhi
penyesuaian diri
(2006)
antara
fisiologis;
menurut Fatimah
lain:
(a)
struktur
suasana
Agama
juga
damai
dan
Pengertian Kecerdasan Emosi
Menurut
faktor
Goleman
kecerdasan
jasmani
emosi
(2000)
merupakan
merupakan kondisi yang primerbagi
kemampuan
tingkah laku, dapat diperkirakan
mengenali dan merasakan emosi
bahwa sistem syaraf, kelenjar, dan
yang dialami (kesadaran emosi),
otot merupakan faktor penting dalam
mengelola emosi, bisa melakukan
penyesuaian
faktor
empati (membaca emosi), membina
hasil
hubungan dengan orang lain dan
diri
psikologis;
(b)
pengalaman,
seseorang
belajar, kebutuhan, aktualisasi diri,
memanfaatkan
frustasi,
produktif
depresi
perkembangan
dll
dan
(c)
faktor
kematangan;
dari
sebagai
secara
penunjang
kemampuan
lebih
yang
yang
dimiliki seseorang dalam memotivasi
bersifat instiktif menjadi respon yang
diri, ketahanan dalam menghadapi
bersifat
kegagalan, mengendalikan emosi dan
hasil
respon
emosi
performa seseorang.
dalam proses perkembangan, respon
berkembang
untuk
belajar
dan
3
menunda kepuasan serta mengatur
perasaan dan emosi baik pada diri
keadaan jiwa. Dengan kecerdasan
sendiri maupun orang lain, memilah-
emosional tersebut seseorang dapat
milah semuanya dan menggunakan
menempatkan emosinya pada porsi
informasi ini untuk membimbing
yang tepat, memilah kepuasan dan
pikiran dan tindakan.
mengatur
pun
Hubungan Antara Kecerdasan
berpendapat bahwa meningkatkan
Emosi dengan Penyesuian diri
kualitas kecerdasan emosi sangat
Mahasiswa Perantau
berbeda
suasana
dengan
hati.
IQ.
Ia
Kemampuan penyesuaian diri
Karena
kemampuan yang murni kognitif
relatif
tidak
berubah,
dibutuhkan oleh mahasiswa perantau
maka
untuk
kecakapan emosi dapat dipelajari
dalam
kapan saja. Tidak peduli orang itu
peka atau tidak, pemalu, pemarah
dapat
memenuhi
kehidupan.
tuntutan
Menurut
Schneiders (dalam Desmita,2010),
atau sulit bergaul dengan orang lain
penyesuaian diri merupakan suatu
sekalipun dengan motivasi dan usaha
proses yang meliputi respon mental
yang benar, dapat mempelajari dan
menguasai kecakapan emosi tersebut.
dan
tingkah
laku
dalam
upaya
Dikatakan bahwa orang dengan
seseorang untuk menguasai atau
kecerdasan emosi yang tinggi akan
menanggulangi
memiliki kecerdasan sosial yang
tingggi pula, artinya individu akan
segala
kebutuhan
kebutuhan diri, ketegangan, frustrasi,
lebih mudah berempati terhadap
konflik dan untuk menyeimbangkan
orang lain, mudah menyesuaikan diri
tuntutan-tuntutan dalam diri dan
dan mampu mengendalikan diri. Hal
ini sesuai dengan yang dikemukakan
tuntutan yang dibebankan kepadanya
oleh Salovey dan Mayer (dalam
oleh dunia obyektif dari lingkungan
Goleman,2006) yang mendefinisikan
dimana individu berada. Kemampuan
kecerdasan emosi sebagai himpunan
bagian dari kecerdasan sosial yang
menyesuaikan
melibatkan kemampuan memantau
4
diri
setiap
orang
berbeda-beda,
tergantung
pada
dengan orang lain dalam berbagai
berbagai faktor.
setting
situasi.
Dengan
berbagai
Salah satu faktornya ialah
persoalan atau kejadian sehari-hari
kecerdasan emosi (Fatimah, 2006).
yang dialami, membuat seseorang
Emosi
terus
merupakan
salah
karakteristik
personal
mempengaruhi
penyesuaian
satu
yang
menerus
belajar
sehingga
keterampilan emosional ini akan
diri
terus berkembang.
seseorang terhadap lingkungannya.
Hurlock (2002) mengatakan
Untuk dapat melakukan penyesuaian
bahwa
diri
perantauan,
emosinya memiliki kontrol diri yang
mempunyai
baik,
yang
kecerdasan
baik
di
emosi
individu
mampu
yang
matang
mengekspresikan
penting.
emosinya dengan tepat atau sesuai
Mahasiswa perantau yang matang
dengan keadaan yang dihadapinya,
secara
dapat
sehingga lebih mampu beradaptasi
diterima dalam lingkungan sosialnya.
karena dapat menerima beragam
peranan
yang
sangat
emosional
lebih
Kecerdasan
merupakan
mendasar
suatu
yang
emosional
orang dan situasi dan memberikan
komponen
reaksi yang tepat sesuai dengan
dimiliki
tuntutan
oleh
yang
dihadapi.
Ketika
mahasiswa perantau yang berangsur-
seorang mahasiswa perantau mampu
angsur terbentuk ketika mahasiswa
berbagi cerita mengenai emosi yang
perantau
berbagai
dirasakannya, seperti senang maupun
persoalan dalam kehidupan sehari-
sedih kepada temannya, individu
hari, termasuk membina interaksi
tersebut dapat dikatakan memiliki
menghadapi
5
penyesuaian diri yang baik. Hal
tersebut
karena
individu
mampu
mengekspresikan
kecerdasan emosional tinggi maka
akan mampu menyesuaikan dirinya
yang
dengan baik. Mahasiswa perantau
kepada temannya
emosi
dengan kecerdasan emosional yang
memiliki emosi
rendah kurang mampu menyesuaikan
dirinya
yang stabil sehingga lebih mampu
dengan
lingkungan
menyesuaikan diri.
baik
baru.
terhadap
Sedangkan
mahasiswa perantau dengan tingkat
Berdasarkan uraian di atas
kecerdasan emosional sedang cukup
dapat dikatakan bahwa salah satu
mampu dalam menyesuaikan dirinya.
faktor
yang
mempengaruhi
penyesuaian diri adalah kecerdasan
emosional.
Dengan
memiliki
kecerdasan
emosional
mahasiswa
perantau
akan
belajar
METODE PENELITIAN
Identifikasi variabel penelitian :
Variabel bebas : kecerdasan emosi
Variabel tergantung : penyesuaian
untuk
diri.
mengenali emosi dirinya, mengelola
emosinya,
sendiri,
memotivasi
berempati
Subjek penelitian ini adalah
dirinya
dan
mahasiswa-mahasiswi
mampu
perantau
membina hubungan dengan orang
perantau asal Lampung yang berusia
lain.
18-25 tahun. Teknik pengambilan
Semua
tercakup
kemampuan
yang
dalam
kecerdasan
sampel
emosional
akan
membantu
cluster random sampling. Metode
mahasiswa
perantau
dalam
yang
pengumpulan
digunakan
data
adalah
menggunakan
menyesuaikan diri dengan tuntutan-
skala kecerdasan emosi dan skala
tuntutan
lingkungan.
penyesuaian diri. Teknik analisis
Penyesuaian diri pada mahasiswa
data menggunakan korelasi product
perantau diawali dengan penyesuaian
moment.
terhadap pribadinya dulu, selanjutnya
HASIL DAN PEMBAHASAN
penyesuaian
dari
terhadap
Berdasarkan hasil analisis data
demikian,
yang dilakukan terhadap hubungan
mahasiswa perantau yang memiliki
antara kecerdasan emosi dengan
lingkungan.
diri
Dengan
6
penyesuaian diri mahasiswa perantau
salah satu kendala yang dialami oleh
asal
nilai
seseorang yang merantau adalah
0,461 dengan
kemampuannya untuk menyesuaikan
signifikasi p=0,000 (p
PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA PERANTAU ASAL LAMPUNG
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Gelar Sarjana (S1) Psikologi
Oleh :
Novia Karmiana
F100070011
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN
PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA PERANTAU ASAL LAMPUNG
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Gelar Sarjana (S1) Psikologi
Oleh :
Novia Karmiana
F100070011
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ii
ilt
gl0z trwlqet7z'p8Euel
: r{olo rnlnlosrp
qeloJ
1[n8ue4 rre,ry\eq uedep
1p
ue>luer{egedlp >p1un rnlnlesrp qeleJ
II001,000r.fi
Efr@TffidN
:qelo
3NN{WYT TYSY NYII\iYUS{ YA\SISYHY}II TUI(I IIYIYOSEANId
NYDNSO ISOhIg NYSY(IUf,Jf,)I YUYINY NYSNNANH
AI
€olo{rsd
SB}In>IBC
eue>l"Jns quf,rpeuueqntr{ se}sJealufl
gl1zlmnuqeg y7 ?saprng
IS'W'.rr8puclarnd
^uu'r(I
g Surdurupue4 rln8ue6
rec'I
tr
"Isd's'IrBpuBIns puus
l Eurdruupue6 rln8uag.
ffi
eruelg 1[n8ua6
pre,ft qnueruaru
9I
qele1 ue1e1e.(utp uep
0Z Ireruqe g yg
p33wl
BpBd
lfn8ua4 rre./v\eq uedep Ip u?{uutlsgedtp qelel
II00/,000rd
auulruJux BraoN
:qelo uelnlelp Suea
3N{IdI,TVA TYSY NYINT\TUUd YAASISYIIYIAI TUI(I NYIYOSgANtrd
NYDNtrO ISOrutr NYSYOUflf,tr>T YUYINY NYSNNSOH
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN
PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA PERANTAU ASAL LAMPUNG
Novia Karmiana
Taufik, M.Si. Ph. D
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
nkarmiana@gmail.com
ABSTRAK
Merantau merupakan salah satu fenomena sosial yang memiliki dampak
luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong
seseorang untuk merantau, salah satunya untuk mendapatkan pendidikan yang
berkualitas. Penyesuaian diri merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi
oleh mahasiswa perantau. Untuk dapat melakukan penyesuaian diri yang baik di
perantauan, kecerdasan emosi merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan untuk
menghadapi lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan sebelumnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan
emosi dengan penyesuaian diri pada mahasiswa perantau asal Lampung. Subjek
penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi perantau asal Lampung yang berusia
18-25 tahun. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random
sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala kecerdasan emosi dan
skala penyesuaian diri. Teknik analisis data menggunakan korelasi product
moment. Berdasarkan analisis product moment diperoleh nilai koefisien korelasi
rxy = 0, 461 dan Signifikansi (p) = 0,000; (p < 0,01). Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan
penyesuaian diri. Sumbangan efektif kecerdasan emosi terhadap penyesuaian diri
sebesar 21,2%, yang berarti 78,8% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang
mempengaruhi penyesuaian diri selain variabel kecerdasan emosi. Kecerdasan
emosi pada subjek penelitian tergolong sedang yang ditunjukan dengan rerata
empirik (RE) sebesar 98,74 sedangkan rerata hipotetik (RH) sebesar 87,5 dan
Penyesuaian diri pada subjek penelitian tergolong sedang yang ditunjukkan
dengan rerata empirik (RE) 90,49 sedangkan rerata hipotetik (RH) sebesar77,5.
Kata Kunci : Kecerdasan emosi, penyesuaian diri
v
THE CORRELATION BETWEEN EMOTIONAL QUOTIENT AND SELFADAPTATION IN THE NEW COMER UNIVERSITY STUDENTS
FROM LAMPUNG
Novia Karmiana
Psycology Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta
nkarmiana@gmail.com
ABSTRACT
Wandering is a social phenomenon that has wide impacts. This phenomenon
has been existed since the past till now. One of the supporting factors for someone
to wander is to obtain a qualified education. Self-adaptation is one of problems
faced by the new comer university students. To be able to do a good selfadaptation in the wandering place, emotional quotient is one of factors needed to
face a new environment which is different from the previous one.
This research aimed at knowing the correlation between the emotional
quotient and the self-adaptation in the new comer university students from
Lampung. Subjects of this research were new comer male and female students
from Lampung aged 18-25 years old. The technique of sampling used cluster
random sampling. The method of data collection used the scales of emotional
quotient and self-adaptation. The technique of data analysis used product moment
correlation. Based on the analysis of product moment, it was obtained the
coefficient of correlation rxy = 0.461 and Significance (p) = 0.000; (p < 0.01). It
showed that there was a positively significant correlation between the emotional
quotient and the self-adaptation. The effective contribution of the emotional
quotient on the self-adaptation was as much as 21.2%, that meant that 78.8% was
influenced by other variables that influenced the self-adaptation except the
variable of emotional quotient. The emotional quotient in the research subjects
was categorize as moderate that showed by the empirical mean as much as 98.74,
meanwhile, the hypothetical mean was as much as 87.5 and the self-adaptation in
the research subjects was categorized as moderate that showed by the empirical
mean as much as 90.49, meanwhile, the hypothetical mean was as much as 77.5.
Keywords: Emotional quotient, Self-adaptation
vi
PENDAHULUAN
berkisar antara 18-25 tahun untuk
Latar Belakang Masalah
strata 1 (S1) yang dalam kategori
Tidak meratanya pendidikan
psikologi berada pada masa remaja
dan terbatasnya sarana prasarana
akhir atau dewasa awal. Sebagian
merupakan kendala yang dihadapi
besar mahasiswa berada pada masa
oleh masyarakat Indonesia. Masalah
peralihan tersebut. Sebagai masa
yang
pelaksanaan
peralihan, mahasiswa sudah tidak
pemerataan pedidikan yaitu alokasi
pantas dan tidak mau dianggap anak-
dana yang minim untuk daerah-
anak, terutama dari segi fisik. Tetapi,
daerah
pusat
dari segi kepribadian, baik dalam
kekuasaan, sedangkan yang sudah
emosi, cara berpikir, dan bertindak
mendapatkan
masih
menghambat
yang
jauh
dari
sarana
mencukupi,
prasarana
kurang
sering menampakkan diri
dapat
ketidakdewasaan,
baik.
sering teombang-ambing terpengaruh
Tidak meratanya kualitas pendidikan
dan tergantung kepada orang lain
terutama di tingkat perguruan tinggi
(Nurhayati, 2011).
memanfaatkannya
dengan
mendorong orang untuk merantau.
Proses
seperti
penyesuaian
masih
diri
Fenomena mahasiswa perantau
diperlukan
umumnya bertujuan untuk meraih
memasuki
kesuksesan
kualitas
lingkungan yang baru, dan hal yang
pendidikan yang lebih baik pada
sama tentu saja akan dialami oleh
bidang yang diinginkan. Fenomena
mahasiswa (Sobur, 2009). Dalam hal
ini juga dianggap sebagai usaha
ini, tidak terlepas dari mahasiswa
pembuktian kualitas diri sebagai
perantau yang menghadapi situasi
orang dewasa yang mandiri dan
dan kondisi lingkungan baru yang
bertanggung jawab dalam membuat
mau
keputusan (Santrock, 2002).
melakukan penyesuaian diri yang
Menurut
melalui
kamus
tidak
ketika
situasi
mau
seseorang
dan
dituntut
kondisi
untuk
bahasa
lebih. Mahasiswa perantau perlu
Indonesia (2005), mahasiswa adalah
bersosialisasi dengan teman yang
orang yang belajar di perguruan
berasal dari berbagai daerah yang
tinggi. Usia mahasiswa umumnya
tentunya berbeda bahasa, baik di
1
lingkungan tempat tinggal maupun
penyesuaian diri seseorang terhadap
lingkungan
lingkungannya.
kampus.
Selain
itu,
Untuk
dapat
mahasiswa perantau dituntut untuk
melakukan penyesuaian diri yang
pintar mengelola keuangan yang
baik di perantauan, kecerdasan emosi
diperoleh setiap bulannya dari orang
mempunyai peranan yang sangat
tua. Oleh karena itu, mahasiswa
penting. Mahasiswa perantau yang
perantau membutuhkan kemampuan
matang secara emosional lebih dapat
penyesuaian diri yang mumpuni.
diterima dalam lingkungan sosialnya.
Transisi
dalam
menghadapkan
kehidupan
individu
pada
LANDASAN TEORI
perubahan-perubahan dan tuntutan-
Pengertian Penyesuaian diri
Menurut
tuntutan sehingga diperlukan adanya
Kartono
(2008)
penyesuaian diri. Runyon dan Haber
penyesuian diri merupakan usaha
(Irene, 2013) mengatakan bahwa
manusia untuk mencapai harmoni
setiap
pada
orang
pasti
mengalami
masalah dalam
mencapai
hidupnya
penyesuaian
dan
diri
sendiri
lingkungan,
tujuan
permusuhan,
diri
dan
sehingga
dengki,
pada
rasa
iri
hati,
sebagai keadaan atau sebagai proses.
prasangka, depresi, kemarahan dan
Mereka terus menerus mengubah
emosi negatif yang lain sebagai
tujuannya sesuai dengan keadaan
respon pribadi yang tidak sesuai dan
lingkungannya. Individu mengubah
kurang efisien bisa dikikis habis.
tujuan
seiring
Maka dari itu penyesuaian diri
terjadi
merupakan proses dinamis yang
dalam
dengan
hidupnya
perubahan
yang
bertujuan untuk mengubah tingkah
dilingkungannya.
Kemampuan
menyesuaikan
laku individu agar dari perubahan
setiap
berbeda-beda,
tingkah laku tersebut dapat terjadi
tergantung pada berbagai faktor.
hubungan yang lebih sesuai antara
Salah satu faktornya ialah kecerdasan
individu
emosi
Sedangkan
diri
orang
(Fatimah,
2006).
Emosi
dan
lingkungannya.
menurut
Schneiders
merupakan salah satu karakteristik
(dalam Desmita, 2010) Penyesuaian
personal
diri
yang
mempengaruhi
2
adalah
suatu
proses
yang
mencakup respon mental dan tingkah
perkembangan (d) faktor lingkungan;
laku,
dimana
berusaha
keluarga,
sekolah,
untuk
dapat
mengatasi
kebudaya
dan
individu
berhasil
masyarakat,
agama
kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya,
berpengaruh
ketegangan-ketegangan,konflik-
penyesuaian diri (e) faktor budaya
konflik,
dan
dialaminya,
frustrasi
sehingga
dan
yang
terhadap
agama;lingkungan
tempat
terwujud
kuat
yang
individu
kultural
berada
dan
tingkat keselarasan atau harmoni
berinteraksi akan menentukan pola-
antara tuntutan dari dalam
pola penyesuaian dirinya. Kemudian
diri
dengan apa yang diharapkan oleh
agama
lingkungan
psikologis
dimana
Kemampuan
setiap
ia
tinggal.
menyesuaikan
orang
memberikan
suasana
tertentu
dalam
mengurangi konflik, frustasi dan
diri
ketegangan
berbeda-beda,
lainya.
tergantung pada berbagai faktor.
memberikan
faktor-faktor
tenang bagi seseorang.
yang mempengaruhi
penyesuaian diri
(2006)
antara
fisiologis;
menurut Fatimah
lain:
(a)
struktur
suasana
Agama
juga
damai
dan
Pengertian Kecerdasan Emosi
Menurut
faktor
Goleman
kecerdasan
jasmani
emosi
(2000)
merupakan
merupakan kondisi yang primerbagi
kemampuan
tingkah laku, dapat diperkirakan
mengenali dan merasakan emosi
bahwa sistem syaraf, kelenjar, dan
yang dialami (kesadaran emosi),
otot merupakan faktor penting dalam
mengelola emosi, bisa melakukan
penyesuaian
faktor
empati (membaca emosi), membina
hasil
hubungan dengan orang lain dan
diri
psikologis;
(b)
pengalaman,
seseorang
belajar, kebutuhan, aktualisasi diri,
memanfaatkan
frustasi,
produktif
depresi
perkembangan
dll
dan
(c)
faktor
kematangan;
dari
sebagai
secara
penunjang
kemampuan
lebih
yang
yang
dimiliki seseorang dalam memotivasi
bersifat instiktif menjadi respon yang
diri, ketahanan dalam menghadapi
bersifat
kegagalan, mengendalikan emosi dan
hasil
respon
emosi
performa seseorang.
dalam proses perkembangan, respon
berkembang
untuk
belajar
dan
3
menunda kepuasan serta mengatur
perasaan dan emosi baik pada diri
keadaan jiwa. Dengan kecerdasan
sendiri maupun orang lain, memilah-
emosional tersebut seseorang dapat
milah semuanya dan menggunakan
menempatkan emosinya pada porsi
informasi ini untuk membimbing
yang tepat, memilah kepuasan dan
pikiran dan tindakan.
mengatur
pun
Hubungan Antara Kecerdasan
berpendapat bahwa meningkatkan
Emosi dengan Penyesuian diri
kualitas kecerdasan emosi sangat
Mahasiswa Perantau
berbeda
suasana
dengan
hati.
IQ.
Ia
Kemampuan penyesuaian diri
Karena
kemampuan yang murni kognitif
relatif
tidak
berubah,
dibutuhkan oleh mahasiswa perantau
maka
untuk
kecakapan emosi dapat dipelajari
dalam
kapan saja. Tidak peduli orang itu
peka atau tidak, pemalu, pemarah
dapat
memenuhi
kehidupan.
tuntutan
Menurut
Schneiders (dalam Desmita,2010),
atau sulit bergaul dengan orang lain
penyesuaian diri merupakan suatu
sekalipun dengan motivasi dan usaha
proses yang meliputi respon mental
yang benar, dapat mempelajari dan
menguasai kecakapan emosi tersebut.
dan
tingkah
laku
dalam
upaya
Dikatakan bahwa orang dengan
seseorang untuk menguasai atau
kecerdasan emosi yang tinggi akan
menanggulangi
memiliki kecerdasan sosial yang
tingggi pula, artinya individu akan
segala
kebutuhan
kebutuhan diri, ketegangan, frustrasi,
lebih mudah berempati terhadap
konflik dan untuk menyeimbangkan
orang lain, mudah menyesuaikan diri
tuntutan-tuntutan dalam diri dan
dan mampu mengendalikan diri. Hal
ini sesuai dengan yang dikemukakan
tuntutan yang dibebankan kepadanya
oleh Salovey dan Mayer (dalam
oleh dunia obyektif dari lingkungan
Goleman,2006) yang mendefinisikan
dimana individu berada. Kemampuan
kecerdasan emosi sebagai himpunan
bagian dari kecerdasan sosial yang
menyesuaikan
melibatkan kemampuan memantau
4
diri
setiap
orang
berbeda-beda,
tergantung
pada
dengan orang lain dalam berbagai
berbagai faktor.
setting
situasi.
Dengan
berbagai
Salah satu faktornya ialah
persoalan atau kejadian sehari-hari
kecerdasan emosi (Fatimah, 2006).
yang dialami, membuat seseorang
Emosi
terus
merupakan
salah
karakteristik
personal
mempengaruhi
penyesuaian
satu
yang
menerus
belajar
sehingga
keterampilan emosional ini akan
diri
terus berkembang.
seseorang terhadap lingkungannya.
Hurlock (2002) mengatakan
Untuk dapat melakukan penyesuaian
bahwa
diri
perantauan,
emosinya memiliki kontrol diri yang
mempunyai
baik,
yang
kecerdasan
baik
di
emosi
individu
mampu
yang
matang
mengekspresikan
penting.
emosinya dengan tepat atau sesuai
Mahasiswa perantau yang matang
dengan keadaan yang dihadapinya,
secara
dapat
sehingga lebih mampu beradaptasi
diterima dalam lingkungan sosialnya.
karena dapat menerima beragam
peranan
yang
sangat
emosional
lebih
Kecerdasan
merupakan
mendasar
suatu
yang
emosional
orang dan situasi dan memberikan
komponen
reaksi yang tepat sesuai dengan
dimiliki
tuntutan
oleh
yang
dihadapi.
Ketika
mahasiswa perantau yang berangsur-
seorang mahasiswa perantau mampu
angsur terbentuk ketika mahasiswa
berbagi cerita mengenai emosi yang
perantau
berbagai
dirasakannya, seperti senang maupun
persoalan dalam kehidupan sehari-
sedih kepada temannya, individu
hari, termasuk membina interaksi
tersebut dapat dikatakan memiliki
menghadapi
5
penyesuaian diri yang baik. Hal
tersebut
karena
individu
mampu
mengekspresikan
kecerdasan emosional tinggi maka
akan mampu menyesuaikan dirinya
yang
dengan baik. Mahasiswa perantau
kepada temannya
emosi
dengan kecerdasan emosional yang
memiliki emosi
rendah kurang mampu menyesuaikan
dirinya
yang stabil sehingga lebih mampu
dengan
lingkungan
menyesuaikan diri.
baik
baru.
terhadap
Sedangkan
mahasiswa perantau dengan tingkat
Berdasarkan uraian di atas
kecerdasan emosional sedang cukup
dapat dikatakan bahwa salah satu
mampu dalam menyesuaikan dirinya.
faktor
yang
mempengaruhi
penyesuaian diri adalah kecerdasan
emosional.
Dengan
memiliki
kecerdasan
emosional
mahasiswa
perantau
akan
belajar
METODE PENELITIAN
Identifikasi variabel penelitian :
Variabel bebas : kecerdasan emosi
Variabel tergantung : penyesuaian
untuk
diri.
mengenali emosi dirinya, mengelola
emosinya,
sendiri,
memotivasi
berempati
Subjek penelitian ini adalah
dirinya
dan
mahasiswa-mahasiswi
mampu
perantau
membina hubungan dengan orang
perantau asal Lampung yang berusia
lain.
18-25 tahun. Teknik pengambilan
Semua
tercakup
kemampuan
yang
dalam
kecerdasan
sampel
emosional
akan
membantu
cluster random sampling. Metode
mahasiswa
perantau
dalam
yang
pengumpulan
digunakan
data
adalah
menggunakan
menyesuaikan diri dengan tuntutan-
skala kecerdasan emosi dan skala
tuntutan
lingkungan.
penyesuaian diri. Teknik analisis
Penyesuaian diri pada mahasiswa
data menggunakan korelasi product
perantau diawali dengan penyesuaian
moment.
terhadap pribadinya dulu, selanjutnya
HASIL DAN PEMBAHASAN
penyesuaian
dari
terhadap
Berdasarkan hasil analisis data
demikian,
yang dilakukan terhadap hubungan
mahasiswa perantau yang memiliki
antara kecerdasan emosi dengan
lingkungan.
diri
Dengan
6
penyesuaian diri mahasiswa perantau
salah satu kendala yang dialami oleh
asal
nilai
seseorang yang merantau adalah
0,461 dengan
kemampuannya untuk menyesuaikan
signifikasi p=0,000 (p