IMPLEMENTASI KURIKULUM UNTUK MENINGKATKAN MUTU LULUSAN DI PESANTREN AR-RAUDHATUL HASANAH MEDAN SUMATERA UTARA.

(1)

IMPLEMENTASI KURIKULUM UNTUK MENINGKATKAN MUTU LULUSAN DI PESANTREN AR-RAUDHATUL HASANAH

MEDAN SUMATERA UTARA

NURMAYANI

Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Email: nur.mayani21@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Kurikulum Pesantren Ar- Raudhatul Hasanah dalam meningkatkan mutu lulusan, untuk mengetahui strategi Pengembangan Profesional Ustadz dalam meningkatkan mutu lulusan, untuk mengetahui masalah- masalah yang dihadapi Pesantren dalam mewujudkan kurikulumnya dan bagaimana solusinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, lokasinya di Pesantren Raudhatul Hasanah. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: Observasi, wawancara, Studi dokumentasi. Pengelolaan data terdiri dari: Reduksi data, Display data / penyajian data, Analisis data, meningkatkan keabsahan hasil.

Hasil penelitian sebagai berikut: kurikulum yang dilaksanakan pada Pesantren Ar- Raudatul Hasanah adalah perpaduan antara kurikulum Pesantren Gontor dengan penyesuaian dan pengembangan juga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Setiap dua minggu sekali supervisor melakukan sharing terhadap para Ustadz dan ustadzah dalam pembuatan Program Tahunan, Program semester, Silabus, RPP dan melakukan kerjasama dengan pengawas pesantren setempat. Dalam meningkatkan kinerja guru (Ustadz dan Ustadzah) setiap dua tahun diundi untuk didaftarkan naik haji gratis, dan memotivasi para ustadz dan ustadzah dan pegawai agar lebih giat dalam melaksanakan tugas nya. Begitu juga dengan pekerja – pekerja dibidang lain diseleksi untuk melaksanakan ibadah haji gratis, seluruh biayanya ditanggung pesatren. Selain itu dalam meningkatkan kinerja guru (Ustadz dan Ustadzah), mereka terus dilatih dalam Bahasa Ingris dengan pendekatan Neoro Linguistik Programming, pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar, yang sesuai dengan bidang studi yang diajarkan. Bagi Ustadz dan Ustadzah yang berprestasi diberi peluang untuk belajar S2 dan S3 baik dalam maupun luar negeri, dan seluruh biaya ditanggung oleh pihak pesantren.

Kata kunci: Implementasi Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu Lulusan

PENDAHULUAN

Banyak orang menganggap bahwa kurikulum hanya berkaitan dengan bahan ajar atau buku-buku pelajaran. Sebenarnya kurikulum tidak hanya sekedar mempelajari mata pelajaran tetapi lebih mengembangkan pikiran, menambah wawasan, serta mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Ia lebih

mempersiapkan peserta didik atau subjek belajar yang baik dalam memecahkan masalah individualnya maupun masalah yang dihadapi oleh lingkungan.

Dalam perjalanannya dunia pendidikan Indonesia telah menerapkan beberapa Kurikulum, yaitu Kurikulum 1947 atau disebut Rentjana Pelajaran 1947,


(2)

Kurikulum 1952 – Rentjana Pelajaran Terurai 1952, Kurikulum 1964 – Rentjana Pendidikan 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999, Tahun 2004 – Kurikulum Berbasis Kompetensi, Tahun 2006 – Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP) yang dikeluarkan pemerintah melalu Permen Diknas Nomor 22 tentang Standar Isi, Permen Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan, dan Permen Nomor 24 tentang pelaksanaan ke dua Permen tersebut.

KTSP disusun oleh masing-masing sekolah dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penyerahan pengembangan KTSP pada tiap sekolah dengan mengacu pada kedua standar di atas bertujuan agar kurikulum tersebut dapat disesuaikan dengan karakter dan tingkat kemampuan sekolah masing-masing. Pedoman penilaian dan penentuan kelulusan peserta didik mengacu pada SKL yang meliputi kompetensi untuk kelompok mata pelajaran atau kompetensi untuk seluruh mata pelajaran yang dinilai berdasarkan kualifikasi kemampuan mecakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Standar ISI merupakan ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam

persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar ISI ini sendiri merupakan pedoman untuk pengembangan KTSP

Kurikulum memiliki dua fungsi diantaranya, yaitu kurikulum sebagai dokumen dan kurikulum sebagai implmentasi. Kurikulum sebagai dokumen berfungsi sebagai pedoman bagi pendidik dan kurikulum sebagai implementasi adalah realisasi dari pedoman dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Sejak berdirinya Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah telah mengadopsi kurikulum dari Pesantren Gontor pada mata pelajaran agama dan mata pelajaran bahasa arab dengan beberapa penyesuaian dan pengembangan, namun dengan perkembangan kurikulum di Indonesia, Pesantren ini juga menggunakan kurikulum KTSP seperti mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia (Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam), Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa (B. Indonesia, B. Arab, B. Inggris), Matematika, Kesenian, Pendidikan Jasmani, Ilmu Pengetahuan Sosial (Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi), Ilmu Pengetahuan Sosial (Fisika, Kimia, Biologi), Teknologi Informasi dan Komunikasi, Muatan lokal


(3)

(Kepesantrenan) dan Pengembangan diri yang menggunakan kurikulum tingkat santuan pendidikan atau disingkat dengan KTSP.

Program pendidikan jalur sekolah di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah ada dua yaitu:

a. KMI (Kulliyatul Mu’alimin Al -Islamiyah) adalah sistem pendidikan formal yang merupakan lembaga pendidikan lanjutan tingkat pertama dan menengah yang berbasis dan berbentuk Pesantren, dengan masa studi enam tahun bagi tamatan SD/MI (untuk program reguler), dan empat tahun bagi tamatan SLTP/MTS (untuk program intensif) menggunakan kurikulum pondok moderen Gontor dengan beberapa penyesuaian dan pengembangan.

b. Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah yang menggunakan kuriklum Departemen agama. Untuk jenjang Madrasah Aliyah membuka dua jurusan yaitu IPA dan IPS.

Proses pendidikan di KMI berlangsung secara terencana dan terus-menerus selama 24 jam dengan penekanan khusus pada upaya tafaqquh fiddiin, yaitu; dengan memberikan bekal-bekal dasar keulamaan, kecendiakawanan, kepemimpinan dan keguruanan dalam rangka mencetak kader-kader Mundzirul-qaum (pemimpin umat).

Semenjak berdirinya Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah telah menerapkan penggunaan bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari di Pesantren. Untuk itu bagi yang tidak patuh akan mendapat hukuman yang mendidik seperti menghapal kosa kata baru atau dengan menterjemahkan kalimat kedalam bahasa Arab dan Inggris. Dan santri yang berprestasi mendapatkan beasiswa dari Pesantren dan santri yang kurang mampu akan mendapatkan dana BOS dari pemerintah.

Bagi Ustadz-ustadzah setiap dua tahun sekali diundi Pesantren untuk di daftarkan naik haji gratis, begitu juga dengan pekerja-pekerja yang bekerja di bidang lain. Setiap dua minggu sekali Ustadz-ustadzah melakukan sharing dalam membuat RPP dan juga mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tenaga pendidiknya berasal dari pendidikan S1 dan S2 baik dari Sumatera, Jawa maupun tamatan dari timur tengah. Guru-guru dilatih untuk mengikuti pelatihan bahasa Inggris, dalam rangka meningkatkan mutu guru, dengan pendekatan Neoro Linguistic Programming, dan Ustadz-Ustadzah yang sudah lulus sertifikasi mendapatkan pelatihan pembuatan program tahunan, program semester dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran yang bekerja


(4)

sama dengan pengawas sekolah. Hal ini diadakan untuk peningkatan kualitas dan

tekhnik mengajar Ustad-ustadzah

KAJIAN TEORI Kurikulum dan Implementasi

Kurikulum

Istilah kurikulum pertama kali muncul dalam kamus Webster pada tahun 1856. Kurikulum berasal dari bahasa Latin, yakni kata currerre. Currerre adalah kata kerja yang berarti :

1. Berlari cepat 2. Tergesa-gesa 3. Menjalani

Dari kata kerja currerre dijadikan kata benda menjadi curriculum yang berarti:

1. Tempat berlari atau tempat perlombaan atau balapan atau lapangan perlombaan (a place for running)

2. Jarak yang harus ditempuh dalam perlombaan atau balapan (a race course)

3. Kereta pacu yang membawa seseorang dari start ke finish (chariot)

Dari pengertian tersebut di atas jelas bahwa pada awalnya istilah kurikulum dipakai bukanlah istilah di bidang pendidikan tetapi istilah di bidang olahraga atau atletik. Adapun sebab istilah kurikulum diambil dari bidang atletik masuk kebidang pendidikan yaitu, kurikulum kata dasarnya adalah “currere”, secara harfiah berarti lapangan perlombaan lari. Jadi “curriculum” semula berarti “a

running course, a race course, especially a chariot race course” yang berarti jalur pacu, lapangan tersebut ada garis start dan batas finish dan secara tradisional kurikulum disajikan seperti itu (ibarat jalan) bagi kebanyakan orang. Dalam lapangan pendidikan pengertian tersebut dijabarkan bahwa bahan belajar sudah ditentukan secara pasti, dari mana mulai diajarkan dan kapan diakhiri, dan bagaimana cara untuk menguasai bahan agar dapat mencapai kelulusan.

Karena itu kurikulum diberi konotasi sebagai usaha sekolah untuk mempengaruhi anak agar mereka dapat belajar dengan baik di dalam kelas, dihalaman sekolah, diluar lingkungan sekolah atau semua kegiatan untuk mempengaruhi subjek belajar sehingga menjadi pribadi yang diharapkan. Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup dimasyarakat. Kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam kurikulum terbagi kepada tiga bagian yaitu:

1. Kegiatan Intra Kurikuler (Intra Curricular Activities)

2. Kegiatan Ko Kurikuler (Co Curricular Activities)


(5)

3. Kegiatan Ekstrakurikuler (Ekstra Curricular Activities)

Disamping itu ada lagi satu kegiatan yang dinamakan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum).

Defenisi Implementasi Kurikulum Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan peraktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap.

Sedangkan Implementasi Kurikulum dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk pembelajaran.

Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan revisi dan pengembangan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi atau ada yang menyebut Kurikulum 2004. KTSP lahir karena dianggap KBK masih sarat dengan beban belajar dan pemerintah pusat dalam hal ini Depdiknas masih dipandang terlalu intervensi dalam pengembangan kurikulum. Oleh karena itu, dalam KTSP beban belajar siswa sedikit berkurang dan tingkat satuan pendidikan (sekolah, guru dan komite sekolah) diberikan kewenangan untuk mengembangkan

kurikulum. Seperti membuat indikator, silabus dan beberapa komponen kurikulum lainnya.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip yaitu:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

2. Beragam dan terpadu.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan. 6. Belajar sepanjang hayat.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentinga daerah.

Selanjutnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdiri dari empat komponen, yaitu: (1)Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, (2)Struktur dan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (3)Kalender pendidikan, dan (4)Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP). Dalam proses pengembangan kurikulum peran guru lebih banyak dalam tataran kelas. Murray printr, mencatat peran guru dalam level ini adalah sebagai:

1. Implementers 2. Adapters 3. Developers 4. Researchers


(6)

Pengertian Mutu Lulusan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti Mutu yaitu: ukuran baik, buruknya suatu benda, kadar atau kualitas. Lulusan yaitu orang yang berhasil dalam ujian.Secara umum, mutu lulusan dapat diartikan: suatu gambaran yang menjelaskan mengenai baik, buruknya hasil yang dicapai oleh para siswa dalam proses pendidikan yang sedang dilaksanakan.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mutu Lulusan.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mutu lulusan diantaranya yaitu 1.Anak Didik Atau Peserta Didik. 2.Pendidik Atau Guru 3 Tujuan Pendidikan 4. .Materi Dan Media Pendidikan.5 Lingkungan. 6..Kurikulum

METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelititan

Penelitian ini merupakan kajian kualitatif, yaitu pendekatan yang temuan-temuan penelitiannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau komputer, prosedur ini menghasilkan temuan-temuan yang diperoleh dari data-data yang dikumpulkan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Dari kajian tentang defenisi di atas dapat disintesiskan bahwa penelitian yang penulis lakukan pada pesantrten Ar-Raudhatul Hasanah adalah metode kualitatif yang berupaya untuk memahami dan mendalami secara holistik tentang Implementasi Kurikulum untuk meningkatkan mutu lulusan siswa yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya dan dengan cara deskriptif dalam bentuk-kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode penelitian yaitu observasi, wawancara dan pemanfaatan dokumen.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah yang dimulai pada bulan Januari 2013 sampai bulan januari 2014, yang dijadikan responden dalam penelitian ini yaitu : Direktur Ar-Raudhatul Hasanah, Ketua Harian Badan Wakaf Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Kepala sekolah, Ustadz dan Ustadzah, Pegawai Tata Usaha, Unsur komite, Santriwan/wati Bidang Pendidikan, Bidang Pengasuhan, Bidang Kesejahteraan, Bidang Penelitian dan Pengembangan, Bidang Usaha Milik Pesantren, dan yang ada kaitannya dengan kurikulum Ar-Raudhatul Hasanah.


(7)

Tekhnik Pengumpulan Data 1. Observasi

Penulis menggunakan observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung kegiatan pembelajaran di dalam kelas, maupun diluar kelas terhadap subjek (partner penelitian) dimana sehari-hari mereka berada dan bisa melakukan aktifitasnya guna melihat dan mengamati proses kegiatan Pendidikan di Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, yang berkaitan dengan Implementasi kurikulum untuk meningkatkan mutu lulusan.

2. Wawancara

Wawancara yang penulis lakukan adalah untuk memperoleh data yang rasional, maka observasi perlu dikuatkan dengan wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan dialog langsung dengan sumber data yaitu Direktur Ar-Raudhatul hasanah, Ketua Harian Badan Wakaf Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Kepala-kepala Sekolah, Komite Madrasah dan Santriwan/wati dilakukan secara tak berstruktur, dimana responden mendapatkan kebebasan dan kesempatan untuk memngeluarkan pikiran, pandangan dan perasaan secara natural. Dalam proses wawancara ini di dokumentasikan dalam bentuk catatan tertulis dan audio visual, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kebernilaian dari data yang diperoleh.

3. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, flim, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan dari metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Dalam studi dokumentasi ini, penulis mendapatkan foto-foto kegiatan santri, baik di dalam maupun diluar negeri, begitu juga kunjungan-kunjungan dari pejabat dalam negeri maupun luar negeri, yang dapat mendukung proses penelitian.

Pengolahan Data 1. Reduksi Data

Dalam reduksi data ini, tentu saja penulis mengadakan penelitian berulang-ulang, dimana semakin lama peneliti di lapangan, maka hasil penelitian pun semakin banyak, oleh sebab itu dibutuhkan analisis data dengan cara mereduksi data, yang berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang


(8)

penting dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu, sehingga data yang diperoleh memberikan gambaran yang jelas tentang Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah.

2. Display Data/Penyajian Data Dengan mendisplaykan data yang peneliti peroleh dari lapangan, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Data yang penulis peroleh dikategorisasikan menurut pokok permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola-pola hubungan satu data dengan data lain.

3. Analisis data

Dalam melakukan analisi data, sebelum peneliti memasuki Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, selama di Pesantren, dan setelah selesai dari Pesantren.dan pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis data terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang di wawancarai setelah di analisis terasa belum memuaskan maka peneliti melakukan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu diperoleh data yang dianggap kredibel.

4. Mengambil Kesimpulan Dan Verifikasi

Setelah peneliti menganggap penelitian itu sudah selesai dan data-data

yang diperolehpun telah sesuai dengan judul peneliti maka peneliti pun mengambil kesimpulan dengan cara melakukan verifikasi atas data-data yang sudah diproses atau ditransper kedalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan pola pemecahan permasalahan yang dilakukan.

Meningkatkan Keabsahan Hasil

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility (validitas internal), transferability (validitas external), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas).

1. Uji Kredibilitas (Validitas internal) adalah tingkatan dimana hasil-hasil penelitian dapat dipercaya kebenarannya. Validitas internal merupakan hal yang esensial yang harus dipenuhi jika peneliti menginginkan hasil studinya bermakna. Keabsahan atas hasil-hasil penelitian dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan temen sejawat, analisis kasus negatif, dan memberchek. 2. Pengujian Transferability (validitas

eksternal)

Ialah tingkatan dimana hasil-hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi, latar dan hal-hal lainnya dalam kondisi yang mirip. Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif,


(9)

maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat memutuskan atau tidak, untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain

Dengan melakukan penelitian yang benar, jelas, dan rinci tentang kurikulum Pesantren maka penelitian ini dapat di transfer atau diaplikasikan di tempat lain. 3. Pengujian Depenability

Dalam penelitian kualitatif, uji depenability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.

Dalam melakukan uji dependability tentunya peneliti langsung ke objek penelitian yaitu ke Pesantren Ar-Radhatul Hasanah untuk mendapatkan data yang jelas, rinci dan benar serta dilakukan dengan berulang-ulang sehingga penelitian ini dianggap valid.

4. Pengujian Konfirmability

Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji depenability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebuut telah

memenuhi standar konfirmability. Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada. Uji konfirmability ini juga hampir sama dengan uji dependability dimana proses penelitian harus ada sehingga hasilnya bisa dianggap kredibel.

Narasi Hasil Analisis

Pembahasan dalam penelitian kualitatif menyajikan informasi dalam bentuk teks tertulis atau bentuk-bentuk gambar mati atau hidup seperti photo dan vidio dan lain-lain. Dalam menarasikan data kualitatif ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu;

a. Tentukan bentuk (form) yang akan digunakan dalam menarasikan data. b. Hubungkan bagaimana hasil yang berbentuk narasi itu menunjukkan tipe/bentuk keluaran yang sudah didesain sebelumnya

PEMBAHASAN

A. Imlplementasi Kurikulum Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah

Pesantren ini pada awal berdirinya mengadopsi kurikulum dari Pesantren gontor, yaitu tidak memisahkan pengetahuan agama dan pengetahuan umum. Karena hal ini sesuai dengan pendapat Imam Zarkasyi pendiri Pondok Pesantren Gontor, yang mengatakan bahwa Islam tidak memisahkan pengetahuan agama dan umum,


(10)

sebenarnya pengetahuan umum adalah bagian dari ilmu pengetahuan agama, dan sama pentingnya namun dengan perkembangan kurikulum di Indonesia, Pesantren ini juga menggunakan kurikulum KTSP yang sesuai dengan kurikulum Pemerintah, seperti mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia (Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam), Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa (B. Indonesia, B. Arab, B. Inggris), Matematika, Kesenian, Pendidikan Jasmani, Ilmu Pengetahuan Sosial (Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi), Ilmu Pengetahuan Sosial (Fisika, Kimia, Biologi), Teknologi Informasi dan Komunikasi, Muatan lokal (Kepesantrenan) dan Pengembangan diri yang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau disingkat dengan KTSP.

Kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam kurikulum Ar-Raudhatul Hasanah terbagi kepada empat bagian, yaitu: Intra kurikuler, ko kurikuler, ekstra kurikuler dan hidden kurikulum.

a. Intra kurikuler yaitu : Insya’, Muthola’ah, Tamrinul Lughoh, Tafsir, Hadits, Mustholahul hadits, Nahwu, Shorf, Muqaranatul adyan, Tauhid, Mantiq, Fiqh, Ushul fiqh, Faraidh, Mahfuzat, Balaghah, Kaligrafi/ khot, Imla’, Reading, Grammar, Tarbiyah, Tajwidul Quran, Tarikh Islam,

Tarjamah, Hisab, Bhs. Indonesia, Matematika, Ekonomi, Akutansi, Fisika, Biologi, Kimia, Sosiologi/Antropologi, Geografi, Tata Negara.

b. Ko kurikuler yaitu: Khutbah jum’at bagi pria., Amaliah tadarus kelas V KMI, Khutbah Wada’, Khataman dan Yudisium kelas VI., Pengkajian kitab kuning, Praktek mengajar, Pelaksanaan manasik haji, Pengurusan jenazah. Selain kegiatan tersebut diatas masih ada kegiatan lainnya yaitu: Kegiatan Harian: Setoran Ziadah, Setoran Muraja’ah.,Tadarus Qur’an, Imam Shalat Berjama’ah.

Kegiatan Mingguan: Tahsin Al-Qur’an, Qiyamul Lail Berjama’ah.

Kegiatan Bulanan: Evaluasi Bulanan, kegiatan ini berbentuk tes kualitas hapalan santri, Ceramah dan Kajian Keagamaan.

Kegiatan Tahunan: Al-Qur’an Memorizing Kontes (AMC), Kegiatan perlombaan menghapal Al-Qur’an, antara lain: hafalan juz ‘amma, 1 juz, 2 juz dan 3 juz. Target Jam’iyyatul Huffas yakni 3 juz persemester, atau 6 juz pertahun, 30 juz dalam jangka 5 tahun., Pelatihan Tahfiz


(11)

c. Ekstra Kurikuler yaitu: Membentuk Organisasi Pelajar Ar-Raudhatul Hasanah (OPRH), Membentuk Gugus Depan, Membentuk Marching Band Competition, Pelatihan LKBB, Kursus Komputer, Kursus Pers Dan Jurnalitik, Membuat Majalah Dinding, Menerbitkan Buku Tauhid, Pelatihan Penulisan Buku, Kemah Buku Dan Reading Habit, Membuat Buletin Jumat/Ramadhan, Mengadakan Lomba Karya Ilmiah Dan Resensi Buku, Perlombaan Pidato Tiga Bahasa, Mengadakan Gebyar Olimpiade, Membuat Klub Drama, Membuat Klub Tarian, Membuat Klub Silat

d. Hidden Kurikulum (Kurikulum Tersembunyi).

Metode-Metode Yang Dilaksanakan Di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Metode Klasikal, Metode Hafalan, Metode Wetonan Metode Sorogan, Metode Tanya jawab, Metode Ceramah, Metode Diskusi

Strategi Pengembangan Profesional ustadz-ustadzah Dalam Meningkatkan Mutu Lulusan

Ustadz dan Ustadzah yang mengajar di Pesantren ini adalah alumni dari KMI Ar-Raudhatul Hasanah, alumni Pondok Modern Darusssalam Gontor dan

alumni dari berbagai Perguruan Tinggi baik di dalam maupun di Luar Negeri.

a. Adapun tugas Ustadz supervisor ini yaitu setiap 2 minggu 1 kali mereka mengevaluasi pelajaran yang telah diberikan Ustadz kepada anak didik untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kemampuan, keterampilan, kepuasan, dan disiplin kerja Ustadz sebelum dan sesudah mendapatkan supervisi. Perubahan dan atau peningkatan demikian perlu diketahui, agar dapat diketahui juga tingkat keberhasilan supervisi. Kemudian selain itu supervisor juga melakukan sharing terhadap Ustadz dan Ustadzah yang di supervisi dalam pembuatan Program tahunan /Program semester, Silabus, RPP dan melakukan kerja sama dengan pengawas sekolah setempat. Dalam meningkatkan kinerja ustadz, ustadzah dan staf administrasi setiap dua tahun sekali diundi dan pemenangnya didaftarkan untuk melaksanakan ibadah haji gratis. b. Dalam meningkatkan kinerja ustadz,

ustadzah, dan staf administrasi terus dilatih dalam Bahasa Inggris, dengan pendekatan Neoro Lenguistic Programming.

c. Bagi-ustadz dan ustadzah yang berprestasi diberi peluang untuk belajar S2 dan S,3 baik dalam


(12)

maupun luar negeri, dan biayanya di tanggung oleh pesantren.

Struktur dan Muatan Kurikulum Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah KELAS X

NO KOMPONEN KELAS DAN ALOKASI WAKTU

A. MATA PELAJARAN Semester I Semester II

I Pelajaran Agama dan Akhlak Mulia

1. Qur’an Hadits 2 2

2. Aqidah Akhlak 1 1

3. Fiqih 2 2

4. Sejarah Kebudayaan Islam 1 1

II Pendidikan Kewarganegaraan 2 2

III Bahasa

1. B. Indonesia 4 4

2. B. Arab 2 2

3. B. Inggris 4 4

IV Matematika 4 4

V Kesenian 2 2

VI Pendidikan JasmaniD 2 2

VII Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Sejarah 2 2

2. Geografi 1 1

3. Ekonomi 2 2

4. Sosiologi 2 2

VIII Ilmu Pengetahuan Alam

1. Fisika 4 4

2. Kimia 3 3

3. Biologi 3 3

IX Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2

B Muatan Lokal

Kepesantrenan 2 2

C Pengembangan Diri 2 2


(13)

Hubungan Implementasi Kurikulum Dengan Mutu Lulusan

Sebagaimana telah dipaparkan pada bab 1 bahwa kurikulum itu bukan hanya membicarakan tentang bahan ajar, tetapi juga rencana pengajaran, pengalaman belajar, konsep untuk merubah pola pikir siswa dan guru, dan dapat mengembangkan pikiran, manambah wawasan, serta dapat memecahkan masalah pribadi maupun lingkungan disekitarnya.

Disamping itu faktor-faktor yang mempengaruhi mutu lulusan yaitu: faktor anak didik, tenaga pendidik, tujuan pendidikan, materi dan media pendidikan, sarana dan prasarana, metode pembelajaran dan kurikulum. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa implementasi kurikulum sangat berkaitan dengan mutu lulusan.. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan kepada salah seorang Ustadz supervisor Ar-Raudhatul Hasanah, alumni pesantren banyak yang lulus pada berbagai perguruan tinggi.

Masalah-Masalah Yang Dihadapi Pesantren Dan Solusinya

Proses pendidikan di pesantren ar-raudhatul hasanah berlangsung secara terus menerus selama 24 jam dengan penekanan khusus pada upaya tafaquh fiddin, yaitu dengan memberikan

dasar-dasar keulamaan, kecendiakawanan, kepemimpinan dan keguruan dalam rangka mencetak kader-kader munzirul qaum. Namun dalam kehidupan pesantren ada saja masalah-masalah yang terjadi. Masalah-masalahnya antara lain yaitu: Terbatasnya ruang komputer dan hanya 60 set komputer yang dimiliki pesantren, sehingga kelas VII dan kelas VIII belum diajarkan komputer, setelah kelas IX barulah diajarkan komputer itupun hanya teori saja, dan setelah kelas X sampai kelas XII mulai diajarkan dasar-dasar komputer. Dengan melakukan kerjasama dengan waspada akhirnya santri kelas X- kelas XII sudah mampu membuat artikel, majalah. Latihan ini dilaksanakan dalam waktu 3 kali seminggu sampai mereka mahir. Dan pada tahun 2015 mulai dibangun ruang komputer dan penambahan komputer. Begitu juga laboratorium ( Bahasa, Fisika, Kimia, Biologi ), sangat terbatas sehingga yang bisa belajar di laboratorium Bahasa, hanya kelas X- kelas XII yang bisa belajar di laboratorium Kimia kelas X- kelas XII, dan yang belajar di laboratorium Biologi Dan Fisika mulai kelas VII- kelas IX. Dan tahun 2015 ini mulai dibangun lagi laboratorium. Kemudian pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, diajarkan 3 jam pelajaran dalam seminggu. Solusinya santri kelas IX dan kelas XII yang akan mengikuti UN


(14)

diadakan bimbingan belajar dengan melakukan kerjasama dengan bimbingan belajar di luar pesantren.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan pada Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kurikulum yang dilaksanakan pada Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah adalah perpaduan antara Kurikulum Pesantren Gontor dengan penyesuaian dan pengembangan juga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

2. Rencana strategi pengembangan profesional Ustadz dalam meningkatkan mutu lulusan pada Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah antara lain yaitu:

a. Pihak pesanteren mengangkat supervisor yang bertugas untuk mengevaluasi pelajaran yang telah diberikan para ustadz untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kemampuan, keterampilan, kepuasan dan disiplin kerja sebelum dan sesudah mendapatkan supervisi. b. Setiap dua minggu sekali

supervisor melakukan sharing

terhadap para Ustadz dan ustadzah dalam pembuatan Program tahunan, Program semester, Silabus, RPP dan melakukan kerja sama dengan pengawas sekolah setempat. c. Dalam meningkatkan kinerja

ustadz, ustadzah dan staf administrasi setiap dua tahun sekali diundi dan pemenangnya didaftarkan untuk melaksanakan ibadah haji gratis.

d. Dalam meningkatkan kinerja ustadz, ustadzah, dan staf administrasi terus dilatih dalam Bahasa Inggris, dengan pendekatan Neoro Lenguistic Programming.

e. Bagi-ustadz dan ustadzah yang berprestasi diberi peluang untuk belajar S2 dan S,3 baik dalam maupun luar negeri, dan biayanya di tanggung oleh pesantren.

3. Masalah-masalah yang dihadapi Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dalam mewujudkan kurikulum dan solusinya yaitu: terbatasnya ruang komputer dan hanya 60 set komputer yang dimiliki pesantren, sehingga kelas VII dan kelas VIII belum diajarkan komputer, setelah kelas IX barulah diajarkan komputer itupun


(15)

hanya teori saja, dan setelah kelas X sampai kelas XII mulai diajarkan dasar-dasar komputer. Dengan melakukan kerjasama dengan waspada akhirnya santri kelas X- kelas XII sudah mampu membuat artikel, majalah. Latihan ini dilaksanakan dalam waktu 3 kali seminggu sampai mereka mahir. Dan pada tahun 2015 mulai dibangun ruang komputer dan penambahan komputer. Begitu juga laboratorium ( Bahasa, Fisika, Kimia, Biologi ), sangat terbatas sehingga yang bisa belajar di laboratorium Bahasa, hanya kelas X- kelas XII yang bisa belajar di laboratorium Kimia kelas X- kelas XII, dan yang belajar di laboratorium Biologi Dan Fisika mulai kelas VII- kelas IX. Dan tahun 2015 ini mulai dibangun lagi laboratorium. Kemudian pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, diajarkan 3 jam pelajaran dalam seminggu. Solusinya santri kelas IX dan kelas XII yang akan mengikuti UN diadakan bimbingan belajar dengan melakukan kerjasama dengan bimbingan belajar di luar pesantren.

B. Saran

Untuk lebih meningkatkan mutu lulusan pada Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah diharapkan:

1. Kepada Direktur Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah agar lebih meningkatkan kualitas ustadz dan ustadzah yaitu:

a. mengadakan pelatihan-pelatihan, seminar-seminar yang sesuai dengan bidang studi yang diajarkan paling sedikit satu bulan sekali.

b. Bagi Ustadz-ustadzah yang berprestasi agar di beri peluang lagi untuk belajar S2 Dan S3, baik dalam maupun luar negeri, dan biayanya di tanggung oleh pesantren.

c. Meningkatkan sarana dan prasarana pesantren seperti: menambah ruang laboratorium, menambah komputer, dan ruangan komputer, dlsb.

2. Kepada Ustadz dan Ustadzah agar lebih meningkatkan kinerja sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

3. Kepada santriwan/santriwati:

a. Agar lebih meningkatkan aktivitas belajar sehingga dapat mencapai hasil belajar yang baik.

b. Agar dapat mencerminkan akhlakul karimah dalam kehidupan bermasyarakat.


(16)

c. Agar dapat berperan aktif di tengah-tengah mayarakat setelah lulus dari pesantren. 4. Kepada orang tua:

a. Agar lebih memperhatikan kehidupan anak-anaknya yang belajar di pesantren dengan cara sering berkomunikasi kepada mereka.

b. Agar orang tua dapat meningkatkan kerja sama yang baik dengan para guru agar mencapai hasil belajar yang diinginkan.

5. Bagi peneliti selanjutnya:

a. Agar dapat menjadi bahan perbandingan bagi peneliti berikutnya khususnya yang tertarik meneliti tentang kurikulum pesantren.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Syaibani Omar Muhammad Al-Toumy, 1979, Falsafah Pendidikan Islam,

Jakarta: Bulan Bintang.

Andy. W, Dkk, 2012. MITRA

Ar-Raudhatul Hasanah, Medan: Mitra Edisi 20

A Arno. Bellack/ Herbert, M Kliebard, 1977. Curriculum And Evaluation, Printed In The United States Of America.

Arsyad Azhar, 2007. Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Burhan Bungin, 2008. Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media

Group

Dhofier Zamakhsyari, 1982. Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup

Kyai, Jakarta: LP3ES

Gallen J Saylor/ William M. Alexander, 1973. Planning Curriculum For Schools, USA

Haidar Putra Daulay, 2009. Sejarah

Pertumbuhan Dan Pembaruan Pendidikan Islam Di Indonesia, Jakarta: Renada Media Group

Hamalik Oemar, 2009. Pendidikan guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi Bandung: Bumi Aksara

Hamalik Oemar, 2009. Dasar- Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Isjoni, 2009. KTSP Sebagai Pembelajaran Visioner, Bandung: Alfabeta Cet 2

Jonathan Sarwono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif, Bandung:

Graha Ilmu

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990. Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan, Jakarta, Balai Pustaka Kafrawi, 1978. Pembaharuan Sistim Pendidikan Pondok Pesantren, Sebagai Usaha Peningkatan Prestasi Kerja Dan Pembinaan Kesatuan Bangsa, Jakarta: CV Multiyasa & CO

Kafrawi, 1979 Pola Bimbingan

Masyarakat Islam, Jakarta: CV Multiyasa & CO


(17)

Kumandar, 2007. Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Satuan Sukses Dalam Sertifikasi guru, Jagakarsa: Rajawali Press

Lexy J. Moleong, 2012. Metodologi

Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mahfud Choirul, 2008. Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: Pustaka PelaJar,

Mulyadi Usman, J. Mandalika, 2004. Dasar-Dasar Kurikulum, Surabaya: SIC, 2 Pratt David, 1980. Curriculum Design And Development, USA: Harcourt Brace Jovanovich, Publishers

Putra Haidar Daulay, 2009. Sejarah

Pertumbuhan Dan Pembaruan Pendidikan Islam Di Indonesia, Jakarta: Renada Media Group

Rusman, 2008. Manajemen Kurikulum, Bandung: Rajawali Press.

Rusman, 2012. Model- Model

Pembelajaran, Bandung: Rajawali Press Sagala. S, 2007. Konsep Dan Makna Pembelajaran, Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar Dan Mengajar, Bandung: Alfabeta

Sagala S, 2009, Kemampuan Profesional guru Dan Tenaga Kependidikan,

Bandung: Alfabeta

Sagala S, 2008. Sentuhan Pedagogis Dilakukan Dalam Pengembangan Kurikulum Mendukung Proses

Pembelajaran Dalam Profesionalisme Pendidik Dan Tenaga KePendidikan Melalui Penerapan Teknologi

Pendidikan, Medan: UNIMED, IPTPL

Sanjaya. W, Kurikulum Dan Pembelajaran Teori Dan Praktek Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media

Sanjaya W, 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran Jakarta, Kencana Prenada Media Group

Sarwono Jonathan, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif, Bandung:

Garaha Ilmu

Skager R, and R. H. Dave, 1978. Curriculum Evaluation For Lifelong Education,

Unesco Institute For Education: Pergamon Press

Stenhouse Lawrence, 1984. An

Introduction to Curricurum Research and Development London: Hernemann

Sugiyono, 2008. Metode Penelitiian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Dan R&D, Bandung: Alfabeta

Sukirno, 1997. Implementasi Kurikulum Politeknik Dalam Rangka

Mempersiapkan Kemampuan Lulusan yang Adaptabel Terhadap Tuntutan Kerja Dilingkungan Industri, Bandung: Disertasi FPS IKIP

Surya M, dkk, 2010. Landasan Pendidikan: Menjadi guru yang Baik Bogor:

Ghalia Indonesia

Yunus M, 1973. Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, Jakarta: Hidakarya

Agung

Zarkasyi Imam, 1996. Dari Gontor Merintis Pesantren Modern, Ponorogo: Gontor PRESS

Wawancara Dengan Bapak Direktur Raudhatul Hasanah Yaitu Bapak Rasyidin


(18)

Bina

http:/id.wikipedia.org/wiki/kurikulum tersembunyi, 10/12/2012:5:19 PM

http://file.upi.edu/direktori/fip/jur.administ rasi Pendidikan/197203211999031- asep suryanan/copy (5) langkah penelitian kualitatif. Pdf. 9-11-2012. Jam

21.13.

http://journal.uii.ac.id/index.php/JPI/articl e/view/.../2521

http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=107700 35

http://www.umy.ac.id/tingkatan-kualitas-lulusan-melalui-pengembangan-

kurikulum-dan-sdm-dosen.html

http://dedehendriono.blogspot.com/2010/0 6/pengertian-dan-istilah-

kurikulum.html

http://Digilib.Unimed.Ac.Id/Public/UNIM ED-Master-1159-


(1)

Hubungan Implementasi Kurikulum Dengan Mutu Lulusan

Sebagaimana telah dipaparkan pada bab 1 bahwa kurikulum itu bukan hanya membicarakan tentang bahan ajar, tetapi juga rencana pengajaran, pengalaman belajar, konsep untuk merubah pola pikir siswa dan guru, dan dapat mengembangkan pikiran, manambah wawasan, serta dapat memecahkan masalah pribadi maupun lingkungan disekitarnya.

Disamping itu faktor-faktor yang mempengaruhi mutu lulusan yaitu: faktor anak didik, tenaga pendidik, tujuan pendidikan, materi dan media pendidikan, sarana dan prasarana, metode pembelajaran dan kurikulum. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa implementasi kurikulum sangat berkaitan dengan mutu lulusan.. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan kepada salah seorang Ustadz supervisor Ar-Raudhatul Hasanah, alumni pesantren banyak yang lulus pada berbagai perguruan tinggi.

Masalah-Masalah Yang Dihadapi Pesantren Dan Solusinya

Proses pendidikan di pesantren ar-raudhatul hasanah berlangsung secara terus menerus selama 24 jam dengan penekanan khusus pada upaya tafaquh fiddin, yaitu dengan memberikan

dasar-dasar keulamaan, kecendiakawanan, kepemimpinan dan keguruan dalam rangka mencetak kader-kader munzirul qaum. Namun dalam kehidupan pesantren ada saja masalah-masalah yang terjadi. Masalah-masalahnya antara lain yaitu: Terbatasnya ruang komputer dan hanya 60 set komputer yang dimiliki pesantren, sehingga kelas VII dan kelas VIII belum diajarkan komputer, setelah kelas IX barulah diajarkan komputer itupun hanya teori saja, dan setelah kelas X sampai kelas XII mulai diajarkan dasar-dasar komputer. Dengan melakukan kerjasama dengan waspada akhirnya santri kelas X- kelas XII sudah mampu membuat artikel, majalah. Latihan ini dilaksanakan dalam waktu 3 kali seminggu sampai mereka mahir. Dan pada tahun 2015 mulai dibangun ruang komputer dan penambahan komputer. Begitu juga laboratorium ( Bahasa, Fisika, Kimia, Biologi ), sangat terbatas sehingga yang bisa belajar di laboratorium Bahasa, hanya kelas X- kelas XII yang bisa belajar di laboratorium Kimia kelas X- kelas XII, dan yang belajar di laboratorium Biologi Dan Fisika mulai kelas VII- kelas IX. Dan tahun 2015 ini mulai dibangun lagi laboratorium. Kemudian pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, diajarkan 3 jam pelajaran dalam seminggu. Solusinya santri kelas IX dan kelas XII yang akan mengikuti UN


(2)

diadakan bimbingan belajar dengan melakukan kerjasama dengan bimbingan belajar di luar pesantren.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan pada Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kurikulum yang dilaksanakan pada Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah adalah perpaduan antara Kurikulum Pesantren Gontor dengan penyesuaian dan pengembangan juga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

2. Rencana strategi pengembangan profesional Ustadz dalam meningkatkan mutu lulusan pada Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah antara lain yaitu:

a. Pihak pesanteren mengangkat supervisor yang bertugas untuk mengevaluasi pelajaran yang telah diberikan para ustadz untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kemampuan, keterampilan, kepuasan dan disiplin kerja sebelum dan sesudah mendapatkan supervisi. b. Setiap dua minggu sekali

supervisor melakukan sharing

terhadap para Ustadz dan ustadzah dalam pembuatan Program tahunan, Program semester, Silabus, RPP dan melakukan kerja sama dengan pengawas sekolah setempat. c. Dalam meningkatkan kinerja

ustadz, ustadzah dan staf administrasi setiap dua tahun sekali diundi dan pemenangnya didaftarkan untuk melaksanakan ibadah haji gratis.

d. Dalam meningkatkan kinerja ustadz, ustadzah, dan staf administrasi terus dilatih dalam Bahasa Inggris, dengan pendekatan Neoro Lenguistic Programming.

e. Bagi-ustadz dan ustadzah yang berprestasi diberi peluang untuk belajar S2 dan S,3 baik dalam maupun luar negeri, dan biayanya di tanggung oleh pesantren.

3. Masalah-masalah yang dihadapi Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dalam mewujudkan kurikulum dan solusinya yaitu: terbatasnya ruang komputer dan hanya 60 set komputer yang dimiliki pesantren, sehingga kelas VII dan kelas VIII belum diajarkan komputer, setelah kelas IX barulah diajarkan komputer itupun


(3)

hanya teori saja, dan setelah kelas X sampai kelas XII mulai diajarkan dasar-dasar komputer. Dengan melakukan kerjasama dengan waspada akhirnya santri kelas X- kelas XII sudah mampu membuat artikel, majalah. Latihan ini dilaksanakan dalam waktu 3 kali seminggu sampai mereka mahir. Dan pada tahun 2015 mulai dibangun ruang komputer dan penambahan komputer. Begitu juga laboratorium ( Bahasa, Fisika, Kimia, Biologi ), sangat terbatas sehingga yang bisa belajar di laboratorium Bahasa, hanya kelas X- kelas XII yang bisa belajar di laboratorium Kimia kelas X- kelas XII, dan yang belajar di laboratorium Biologi Dan Fisika mulai kelas VII- kelas IX. Dan tahun 2015 ini mulai dibangun lagi laboratorium. Kemudian pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, diajarkan 3 jam pelajaran dalam seminggu. Solusinya santri kelas IX dan kelas XII yang akan mengikuti UN diadakan bimbingan belajar dengan melakukan kerjasama dengan bimbingan belajar di luar pesantren.

B. Saran

Untuk lebih meningkatkan mutu lulusan pada Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah diharapkan:

1. Kepada Direktur Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah agar lebih meningkatkan kualitas ustadz dan ustadzah yaitu:

a. mengadakan pelatihan-pelatihan, seminar-seminar yang sesuai dengan bidang studi yang diajarkan paling sedikit satu bulan sekali.

b. Bagi Ustadz-ustadzah yang berprestasi agar di beri peluang lagi untuk belajar S2 Dan S3, baik dalam maupun luar negeri, dan biayanya di tanggung oleh pesantren.

c. Meningkatkan sarana dan prasarana pesantren seperti: menambah ruang laboratorium, menambah komputer, dan ruangan komputer, dlsb.

2. Kepada Ustadz dan Ustadzah agar lebih meningkatkan kinerja sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

3. Kepada santriwan/santriwati:

a. Agar lebih meningkatkan aktivitas belajar sehingga dapat mencapai hasil belajar yang baik.

b. Agar dapat mencerminkan akhlakul karimah dalam kehidupan bermasyarakat.


(4)

c. Agar dapat berperan aktif di tengah-tengah mayarakat setelah lulus dari pesantren. 4. Kepada orang tua:

a. Agar lebih memperhatikan kehidupan anak-anaknya yang belajar di pesantren dengan cara sering berkomunikasi kepada mereka.

b. Agar orang tua dapat meningkatkan kerja sama yang baik dengan para guru agar mencapai hasil belajar yang diinginkan.

5. Bagi peneliti selanjutnya:

a. Agar dapat menjadi bahan perbandingan bagi peneliti berikutnya khususnya yang tertarik meneliti tentang kurikulum pesantren.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Syaibani Omar Muhammad Al-Toumy, 1979, Falsafah Pendidikan Islam,

Jakarta: Bulan Bintang.

Andy. W, Dkk, 2012. MITRA

Ar-Raudhatul Hasanah, Medan: Mitra Edisi 20

A Arno. Bellack/ Herbert, M Kliebard, 1977. Curriculum And Evaluation, Printed In The United States Of America. Arsyad Azhar, 2007. Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Burhan Bungin, 2008. Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media

Group

Dhofier Zamakhsyari, 1982. Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup

Kyai, Jakarta: LP3ES

Gallen J Saylor/ William M. Alexander, 1973. Planning Curriculum For Schools, USA

Haidar Putra Daulay, 2009. Sejarah

Pertumbuhan Dan Pembaruan Pendidikan Islam Di Indonesia, Jakarta: Renada Media Group

Hamalik Oemar, 2009. Pendidikan guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi Bandung: Bumi Aksara

Hamalik Oemar, 2009. Dasar- Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Isjoni, 2009. KTSP Sebagai Pembelajaran Visioner, Bandung: Alfabeta Cet 2

Jonathan Sarwono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif, Bandung:

Graha Ilmu

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990. Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan, Jakarta, Balai Pustaka Kafrawi, 1978. Pembaharuan Sistim Pendidikan Pondok Pesantren, Sebagai Usaha Peningkatan Prestasi Kerja Dan Pembinaan Kesatuan Bangsa, Jakarta: CV Multiyasa & CO

Kafrawi, 1979 Pola Bimbingan

Masyarakat Islam, Jakarta: CV Multiyasa & CO


(5)

Kumandar, 2007. Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Satuan Sukses Dalam Sertifikasi guru, Jagakarsa: Rajawali Press

Lexy J. Moleong, 2012. Metodologi

Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mahfud Choirul, 2008. Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: Pustaka PelaJar,

Mulyadi Usman, J. Mandalika, 2004. Dasar-Dasar Kurikulum, Surabaya: SIC, 2 Pratt David, 1980. Curriculum Design And Development, USA: Harcourt Brace Jovanovich, Publishers

Putra Haidar Daulay, 2009. Sejarah

Pertumbuhan Dan Pembaruan Pendidikan Islam Di Indonesia, Jakarta: Renada Media Group

Rusman, 2008. Manajemen Kurikulum, Bandung: Rajawali Press.

Rusman, 2012. Model- Model

Pembelajaran, Bandung: Rajawali Press Sagala. S, 2007. Konsep Dan Makna Pembelajaran, Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar Dan Mengajar, Bandung: Alfabeta

Sagala S, 2009, Kemampuan Profesional guru Dan Tenaga Kependidikan,

Bandung: Alfabeta

Sagala S, 2008. Sentuhan Pedagogis Dilakukan Dalam Pengembangan Kurikulum Mendukung Proses

Pembelajaran Dalam Profesionalisme Pendidik Dan Tenaga KePendidikan Melalui Penerapan Teknologi

Pendidikan, Medan: UNIMED, IPTPL

Sanjaya. W, Kurikulum Dan Pembelajaran Teori Dan Praktek Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Sanjaya W, 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran Jakarta, Kencana Prenada Media Group

Sarwono Jonathan, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif, Bandung:

Garaha Ilmu

Skager R, and R. H. Dave, 1978. Curriculum Evaluation For Lifelong Education,

Unesco Institute For Education: Pergamon Press

Stenhouse Lawrence, 1984. An

Introduction to Curricurum Research and Development London: Hernemann

Sugiyono, 2008. Metode Penelitiian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Dan R&D, Bandung: Alfabeta

Sukirno, 1997. Implementasi Kurikulum Politeknik Dalam Rangka

Mempersiapkan Kemampuan Lulusan yang Adaptabel Terhadap Tuntutan Kerja Dilingkungan Industri, Bandung: Disertasi FPS IKIP

Surya M, dkk, 2010. Landasan Pendidikan: Menjadi guru yang Baik Bogor:

Ghalia Indonesia

Yunus M, 1973. Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, Jakarta: Hidakarya

Agung

Zarkasyi Imam, 1996. Dari Gontor Merintis Pesantren Modern, Ponorogo: Gontor PRESS

Wawancara Dengan Bapak Direktur Raudhatul Hasanah Yaitu Bapak Rasyidin


(6)

Bina

http:/id.wikipedia.org/wiki/kurikulum tersembunyi, 10/12/2012:5:19 PM

http://file.upi.edu/direktori/fip/jur.administ rasi Pendidikan/197203211999031- asep suryanan/copy (5) langkah penelitian kualitatif. Pdf. 9-11-2012. Jam

21.13.

http://journal.uii.ac.id/index.php/JPI/articl e/view/.../2521

http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=107700 35

http://www.umy.ac.id/tingkatan-kualitas-lulusan-melalui-pengembangan-

kurikulum-dan-sdm-dosen.html

http://dedehendriono.blogspot.com/2010/0 6/pengertian-dan-istilah-

kurikulum.html

http://Digilib.Unimed.Ac.Id/Public/UNIM ED-Master-1159-


Dokumen yang terkait

Kajian Pelaksanaan Program Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) di Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan Provinsi Sumatera Utara

13 92 127

ETOS KERJA GURU DI PESANTREN AR-RAUDHATUL HASANAH MEDAN.

1 3 31

Manajemen Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Guru Di Madrasah Aliyah Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Kota Medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 2

Manajemen Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Guru Di Madrasah Aliyah Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Kota Medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 3

Manajemen Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Guru Di Madrasah Aliyah Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Kota Medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 2

Manajemen Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Guru Di Madrasah Aliyah Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Kota Medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 10

Manajemen Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Guru Di Madrasah Aliyah Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Kota Medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 61

Implementasi kurikulum dalam meningkatkan mutu lulusan di pesantren ar-raudlatul hasanah Medan Sumatera Utara - Repository UIN Sumatera Utara

0 4 369

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DI PESANTREN AR-RAUDLATUL HASANAH MEDAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DI PESANTREN AR-RAUDLATUL HASANAH MEDAN - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 22

Kajian Pelaksanaan Program Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) di Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan Provinsi Sumatera Utara

1 1 17