PAJAK RESTORAN PAJAK HIBURAN

Pasal 7 Tarif Pajak Hotel ditetapkan sebesar 10 sepuluh persen Pasal 8 1 Besaran pokok Pajak Hotel yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6. 2 Pajak Hotel yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat hotel berlokasi. Bagian Ketiga Masa Pajak dan Saat Pajak Terhutang Pasal 9 Masa Pajak adalah jangka waktu 1 satu bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan Peraturan Bupati paling lama 3 tiga bulan kalender, yang menjadi dasar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajak yang terutang. Pasal 10 Pajak Terhutang dalam Masa Pajak terjadi pada saat pelayanan di hotel.

BAB IV PAJAK RESTORAN

Bagian Kesatu Nama, Objek, Subjek dan Wajib Pajak Pasal 11 Dengan nama Pajak Restoran dipungut pajak atas pelayanan yang disediakan di restoran. Pasal 12 1 Objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran. 2 Pelayanan yang disediakan Restoran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi pelayaan penjualan makanan danatau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi ditempat pelayanan maupun ditempat lain. 3 Tidak termasuk Objek Pajak Restoran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah pelayanan yang disediakan oleh Restoran yang nilai penjualannya tidak melebihi Rp. 200.000.- dua ratus ribu rupiah setiap bulan. Pasal 13 1 Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang membeli makanan danatau minuman dari restoran. 2 Wajib Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan restoran. Bagian Kedua Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Penghitungan Pajak Pasal 14 Dasar pengenaan Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang diterima atau yang seharusnya diterima restoran. Pasal 15 Tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar 10 sepuluh persen. Pasal 16 1 Besaran pokok Pajak Restoran yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14. 2 Pajak Restoran yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat Restoran berlokasi. Bagian Ketiga Masa Pajak dan Saat Pajak Terhutang Pasal 17 Masa Pajak adalah jangka waktu 1 satu bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan Peraturan Bupati paling lama 3 tiga bulan kalender, yang menjadi dasar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajak yang terutang. Pasal 18 Pajak Terutang dalam Masa Pajak terjadi pada saat pelayanan disediakan oleh Restoran.

BAB V PAJAK HIBURAN

Bagian Kesatu Nama, Objek, Subjek dan Wajib Pajak Pasal 19 Dengan nama Pajak Hiburan dipungut pajak atas penyelenggaraan hiburan. Pasal 20 1 Objek Pajak Hiburan adalah jasa penyelenggaraan Hiburan dengan dipungut bayaran. 2 Hiburan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah : a. Tontonan film; b. Pagelaran kesenian, musik, tari atau busana; c. Kontes kecantikan, binaraga dan sejenisnya; d. Pameran; e. Diskotik, karaoke, klab malam dan sejenisnya; f. Sirkus, akrobat dan sulap; g. Permainan bilyar, golf dan boling; h. Pacuan kuda, kendaraan bermotor dan permainan ketangkasan; i. Panti pijat, refleksi, mandi uapspa dan pusat kebugaran fitness center; dan j. Pertandingan olah raga. Pasal 21 1 Subjek Pajak Hiburan adalah Orang Pribadi atau badan yang menikmati hiburan. 2 Wajib Pajak Hiburan adalah Orang Pribadi atau Badan yang menyelenggarakan hiburan. Bagian Kedua Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Penghitungan Pajak Pasal 22 1 Dasar Pengenaan Pajak Hiburan adalah jumlah uang yang diterima atau yang seharusnya diterima oleh penyelenggara hiburan. 2 Jumlah uang yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud pada ayat 1 termasuk potongan harga dan tiket cuma-Cuma yang diberikan kepada penerima jasa hiburan. Pasal 23 1 Tarif Pajak hiburan ditetapkan sebesar 25 dua puluh lima persen untuk : a. Tontonan film; b. Pameran; c. Sirkus akrobat dan sulap; dan d. Permainan bilyar, golf dan boling. 2 Khusus untuk hiburan berupa pagelaran busana, kontes kecantikan, diskotik, karaoke, klab malam, permainan ketangkasan, panti pijat dan mandi uapspa, tarif pajak hiburan ditetapkan sebesar 35 tiga puluh lima persen. 3 Khusus hiburan kesenian rakyattradisional dan Pertandingan Olah raga tarif pajak hiburan ditetapkan sebesar 10 sepuluh persen. Pasal 24 1 Besaran pokok Pajak Hiburan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 1, ayat 2 dan ayat 3 dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat 1. 2 Pajak Hiburan yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat hiburan diselenggarakan. Bagian Ketiga Masa Pajak dan Saat Pajak Terhutang Pasal 25 Masa Pajak adalah jangka waktu 1 satu bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan Peraturan Bupati paling lama 3 tiga bulan kalender, yang menjadi dasar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajak yang terutang. Pasal 26 Pajak Terhutang dalam Masa Pajak terjadi pada saat Penyelenggaraan hiburan.

BAB VI PAJAK REKLAME