Pengaruh Earning Per Share dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham (Studi Kasus Perusahaan Menufaktur Sub Sektor Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

(1)

(2)

(3)

(4)

Lampiran 15 Daftar Riwat Hidup

110

RIWAYAT HIDUP Data Pribadi

Nama : DESI TRIANI

NIM : 21112008

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 13 Desember 2015

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Agastya VII Q4 No 8

Komplek Pharmindo Bandung

Telepon : 085722249626

Email : [email protected]

Foto :

Pendidikan Formal

1. 2000 – 2001 TK AL -MUAWANAH

2. 2001 - 2006 SDN Melong IV

3. 2006 – 2009 SMP Angkasa Husein Bandung 4. 2009 - 2012 SMA Angkasa Husein Bandung


(5)

PENGARUH EARNING PER SHARE DAN ARUS KAS

OPERASI TERHADAP RETURN SAHAM

( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Kimia Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2014)

EFFECT OF EARNING PER SHARE AND OPERATING CASH

FLOW ON STOCK RETURN

(Case Study Of Companies Manufacturing Sub Sector Chemical Listed on the Indonesia Stock Exchange Period 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pengajuan penelitian skripsi

Oleh : Nama : Desi Triani

Nim : 21112008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2016


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya. Serta tidak lupa sholawat serta salam selalu terlimpah bagi junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sehingga dengan usaha yang sungguh-sungguh, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan Laporan Skripsi yang berjudul

“Pengaruh Earning Per Share dan Arus Kas Operasi Terhadap Return

Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Kimia Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014) yang disusun sebagai syarat dalam menempuh ujian sidang usulan penelitian di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan koreksi, pendapat dan saran yang sifatnya membangun guna perkembangan usulan penelitian ini. Sangat disadari bahwa usulan penelitian ini tak mungkin dapat diselesaikan tanpa bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Selain itu peneliti bermaksud ingin menyampaikan terimakasih yang tak terhingga juga kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini SE,Spec.Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(7)

iv

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu,SE.,M.Ak.,Ak.,CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Adi Rachmanto, S.Kom.,M.Kom., selaku Sekertaris Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia. .

5. Dr. Ely Suhayati, S.E., Ak., M.Si. CA., selaku Dosen Wali kelas 4 AK2 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

6. Dr. Adeh Ratna Komala, SE., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan perhatian, bimbingan, arahan dan ilmu selama proses penyusunan penelitian ini.

7. Mamah dan Bapa yang telah memberikan doa dan senantiasa selalu memberikan dorongan moril serta materiil serta kasih sayang yang tak terhingga.

8. Teteh Enny, Teteh Opi dan Keponakanku Hasyif yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan Laporan Usulan Penelitian. 9. Akhmad Solihudin atas kasih sayang, support dan motivasi yang telah

diberikan kepada Penulis

10.Dhevi, Heppy, Devi Meilani, Rita dan Sarah yang selalu memberikan semangat dan kebersamaan hingga saat ini..

11.Semua teman - teman kelas Akuntansi 2 atas dukungan dan bantuannya. 12.Seluruh pihak yang membantu penyelesaian laporan ini yang tidak dapat


(8)

v

Semoga laporan usulan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga seluruh amal baik yang diberikan kepada penulis, mendapat ridho dan balasan yang lebih dari Allah SWT, Amin

Bandung, Agustus 2016

DESI TRIANI Nim 21112008


(9)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI MOTTO

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 10

1.3Rumusan Masalah ... 11

1.4Maksud dan Tujuan Penelitian... 11

1.4.1 Maksud Penelitian ... 12

1.4.2 Tujuan Penelitian ... 12

1.5Kegunaan Penelitian ... 12

1.5.1 Kegunaan Praktis ... 12

1.5.2 Kegunaan Akademis ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 14


(10)

vii

2.1 Kajian Pustaka ... 14

2.1.1 Earning Per Share (EPS) ... 14

2.1.1.1 Pengertian Earning Per Share (EPS) ... 14

2.1.1.1 Indikator Earning Per Share (EPS) ... 15

2.1.2 Arus Kas Operasi ... 15

2.1.2.1 PengertianArus Kas Operasi ... 15

2.1.2.1 Indikator Arus Kas Operasi ... 17

2.1.3 Return Saham ... 17

2.1.3.1 Pengertian Return Saham ... 17

2.1.3.1 Indikator Return Saham ... 18

2.2 Kerangka Pemikiran ... 19

2.2.1 Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham ... 19

2.2.2 Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham ... 20

2.3 Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Metode Penelitian ... 23

3.2 Operasionalisasi Variabel ... 25

3.3 Sumber Data ... 27

3.4 Populasi, Sampel, Tempat serta Waktu Penelitian ... 27

3.4.1 Populasi... 27

3.4.2 Sampel ... 28

3.4.3 Tempat serta Waktu Penelitian ... 29

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 30


(11)

viii

BAB IV PEMBAHASAN ... 43

4.1 Hasil Penelitian ... 43

4.1.1 Hasil Penelitian Deskriptif ... 44

4.1.1.1 Gambaran Perkembangan Earning Per Share ... 44

4.1.1.2 Gambaran Perkembangan Arus Kas Operasi ... 52

4.1.1.3 Gambaran Perkembangan Return Saham ... 58

4.1.2 Hasil Penelitian Verifikatif ... 66

4.1.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 66

4.1.2.2 Persamaan Regresi Linear Berganda ... 73

4.1.2.3 Analisis Korelasi ... 75

4.1.2.4 Analisis Determinasi Parsial ... 77

4.1.3 Pengujian Hipotesis ... 78

4.2 Pembahasan ... 82

4.2.1 Pengaruh Earning Per Share Terhadap Return Saham ... 82

4.2.2 Pengaruh Arus Kas OperasiTerhadap Return Saham ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 87

5.1 Kesimpulan ... 87

5.2 Saran ... 88

5.2.1 Saran Operasional ... 88

5.2.2 Saran Akademik ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(12)

90

DAFTAR PUSTAKA

Alhusin Syahri. 2003. Aplikasi Statistik SPSS.10 For Windows. Yogyakarta: Graha Ilmu

Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2009. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Buku Satu Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat

Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin. 2012. Pasar Modal di Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat

Dedi Aji Hermawan. 2012. Pengaruh Debt To Equity Ratio, Earning Per Share dan Net Profit Margin Terhadap Return Saham. Management Analysis Jornal ISSN 2252-6552

Dwi Martini. 2015. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta :Salemba Empat

Dwi Prastowo. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta

Eduardus Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius

Gregorius Sihombing. 2008. Kaya dan Pintar Jadi Trader & Investor Saham. Yogyakarta : Indonesia Cerdas

Irham Fahmi. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta

Hamdani Arifulsyah. 2012. Pengaruh Arus Kas Operasi, Laba Bersih, Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap Return Saham. Jurnal Akuntansi Keuangan Dan Bisnis Vol 5.

Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMK YKPN

Hidayat, Akmal. 2011. Pengaruh Economic Value Added, Market Share dan Earning Per Share Terhadap Return Saham. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Vol 1 No 01

Henry Simamora. 2000. Akuntansi Basis Pengembalian Keputusan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat


(13)

91

Ida Nuryana. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham: Studi Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi Aktual Vol 2 No 2

Imam Gozali. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: BP universitas Diponegoro

Jundan Adiwiratama. 2012. Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas dan Size Perusahaan: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika Vol 2 No 1 ISSN 2089-3310 Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh.

Yogyakarta. BPFE

Jonathan Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Prenada Media Group Kasmir. 2012. Analisa Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta

Lidya Hendrawati dan Yulius Jogi Chiristaiawan. 2011. Pengaruh Debt To Equit Ratio,Arus Kas Operasi dan Earning terhadap Return Saham: Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Sektor Indutri Barang Konsumsi di BEI

Luvy Nurfinda Sari dkk. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol.1

Margareta Rizvia Putri dkk.2013. Pengaruh EPS, PBV, dan ROE Terhadap Return Saham: Studi Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen BRANCHMARK ISSN 2407-8239

Mochamad Samsul. 2008. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga

Muhammad Husni Nurokhman dan Zulaikha. 2013. Pengaruh Earning Per Share, Return Saham, Kualitas Audit, dan Hail Laba Terhadap Return Saham Satu Tahun Ke Depan. Volume 2 No 3 Hal 1-9

Muhammad Ridwan Hidayat. 2012. Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio dan Dividen Payout Ratio Terhadap Return Saham: Studi pada Sektor

Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia

Ng Eng Juan, Ersa Tri Wahyuni. 2013. Panduan Praktis Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat


(14)

92

Nico Alexander dkk. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 15 No,2 ISSN 1410-9875

Sembel dan Sugiharto. 2009. The Art of BEST WIN. Jakarta: Gramedia

Seri Murni. 2014. Pengaruh Earning Per Share dan Net Profit Margin Terhadap Return Saham: Studi Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. ISSN 2302-0164

Sofyan Syafri Harahap. 2011. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

Sugiarti dkk. 2015. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Return Saham. Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM) Vol 13 No. 2

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta

Sumadi. 2013. Metode Penelitian. Rajawali Pers

Supangat, Andi. 2007. Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensial, dan Nonparametik. Edisi 1. Jakarta: Kencana

Supriyati. 2011. Metode Penelitian. Bandung: Labkat Pers

Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia

Syarifudin, Nur. 2013. Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Pasar Terhadap Return Saham. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol 2 No 2

Trianna Fransiska. 2013. Pengaruh Laporan Arus Kas, Laba Kotor, Ukuran Perusahaan, DER Terhadap Return Saham. Jurnal BINAR Akuntansi Vol 2 No.1

Toto Prihadi. 2012. Analisa Laporan Keuangan Lanjutan Proyeksi dan Valuasi. Jakarta: PPM

Ulber Silalahi. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama

Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Thesis. Jakarta: Rajawali Pers


(15)

93

Werner R Murhadi. 2013. Analisa Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta: Salemba Empat

Yani Prihatina dkk. 2012. Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added dan Risiko Sistematik Terhadap Return Saham: Studi Pada Perusahaan Real Estate dan Property. ISSN 2302-0164

Zaki Baridwan 2009. Sistem Akuntansi (Penyusunan Prosedur dan Metode). Yogyakarta:BPFE

Zalmi Zubir. 2011. Manajemen Portofolio: Penerapannya Dalam Investasi. Jakarta: Salemba Empat

IpotNews.wordpress.com. 2012. 26 November. Selama Lebih Dari 10 Tahun, 55 Emiten Ogah Bagikan Dividen

Marketbisnis.com. 2013. 26 Agustus. Saham Industri Dasar dan Kimia Diprediksi Terus Tertekan Hingga Akhit Tahun

Bisnis.com. 2016. 27 Januari. Kinerja Saham Cenderung Tertekan Pengembangann Produk Jadi Tantangan Emiten Kimia

bisnis.liputan6.com. 2015. 04 September. Ekonomi Lesu, 10 Sektor Saham Kompak Melemah


(16)

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Earning Per Share

2.1.1.1Pengertian Earning Per Share

Earning per share (EPS)atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki (Irham Fahmi, 2015:138). Earning per share (EPS) merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan pemegang saham (Kasmir, 2012:207). Sedangkan menurut Gitman (2012:81) Earning per share (EPS) is generally of interes to present or prospective stockholders and management. Sedangkan menurut (Ng Eng Juan 2013:685) laba per saham atau Earning Per Share adalah jumlah laba yang tersedia untuk setiap saham ekuitas. Earning Per Share adalah laba bersih yang diterima oleh setiap lembar saham. Jika untuk modal usahanya emiten hanya mengeluarkan saham biasa (common stock), maka EPS dihitung dengan cara membagi laba bersih dengan jumlah saham perusahaan yang beredar (Gregorius Sihombing, 2008:91)

Berdasarkan keempat pengertian tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa,

Earning per share atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang diberikan kepada para pemegang saham.


(17)

ϭϱ

2.1.1.2Indikator Earning Per Share

Darmadji dan Fakhruddin (2012:154) menyatakan bahwa earning per share sebagai rasio yang menunjukan bagian laba untuk setiap saham. Sedangkan menurut Sutrisno (2009:223) Earning per share (EPS) sebagai ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik dan laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba bersih setalah pajak. Berikut ini merupakan rumus yang digunakan sebagai indikator Earning per share

(EPS)(Ng Eng Juan, 2013:685)

(Ng Eng Juan, 2013:685)

2.1.2 Arus Kas Operasi

2.1.2.1 Pengertian Arus Kas Operasi

Arus kas operasi merupakan bagian dari arus kas. Menurut Brigham dan Houston, 2009:53) arus kas merupakan fokus perhatian manajer keuangan dalam mengelola kegiatan keuangan sehari-hari maupun dalam kerangka membuat keputusan strategis jangka panjang. Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Menurut (Sofyan Syafri Harahap, 2009:257) Arus kas adalah suatu laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan operasional, pembiayaan dan

Laba Yang Tersedia Bagi Pemegang Saham Ekuitas Jumlah Saham Ekuitas Yang Beredar


(18)

ϭϲ

investasi. Sedangkan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2, pengertian laporan arus kas adalah Memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.

Menurut (Dwi Martani dkk, 2015:384) arus kas dari aktivitas operasi merupakan transaksi – transaksi kegiatan operasional yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Menurut (Werner R Murhadi, 2013:43) arus kas operasi merupakan aktivitas yang menghasilkan barang atau jasa untuk dijual dan yang terkait dengan manajemen modal kerja yang meliputi aset lancar dan liabilitis lancar. Arus kas operasi merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam memperoleh laba dengan menjual barang dan jasa, singkatnya aktivitas rutin perusahaan (Toto Prihadi, 2012:99). Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih (IAI melalui PSAK No 2, 2009: 2.3). Arus kas operasi merupakan kas yang meliputi semua transaksi dan kejadian lain yang bukan merupakan kegiatan investasi atau pendanaan. Ini termasuk transaksi yang melibatkan produksi, penjualan, penyerahan barang, atau penyerahan jasa (Hanafi dan Halim, 2003: 60). Menurut Dwi Prastowo (2011:34) menyatakan bahwa:


(19)

ϭϳ

“Arus kas operasi merupakan aktivitas yang mencakup dari setiap transaksi atau kejadian yang meupakan komponen penentuan laba bersih seperti penerimaan kas dari penjualan barang dagangan, pembayaran kas pembelian beban kepada supplier dan pembayaran gaji kepada karyawan”.

Berdasarkan ketiga pengertian tersebut diatas dapat dikatakan bahwa, arus kas operasi adalah arus kas yang diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dengan menjual barang dan jasa.

2.1.2.2 Indikator Arus Kas Operasi

Menurut Dwi Prastowo (2011:34) arus kas operasi sebagai penghasilan utama pendapatan perusahaan. Menurut Mamduh M. Hanafi dan Halim (2003:21) nilai aliran kas operasi dapat diperoleh dengan cara mengurangkan kas diterima dari penjualan barang dan jasa oleh kas dibayarkan untuk operasi, maka berikut ini merupakan rumus yang digunakan sebagai indikator arus kas operasi. Arus kas operasi sebagai penghasilan utama pendapatan perusahaan.

M. Hanafi dan Halim (2003:21)

2.1.3 Return Saham

2.1.3.1 Pengertian Return Saham

Irham Fahmi (2012:189) Return Saham merupakan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya dalam bentuk laba, baik melalui bunga ataupun keuntungan pada periode tertentu. Return Saham merupakan salah satu faktor yang

Aliran kas dari operasi = Kas diterima dari penjualan barang dan jasa – kas dibayarkan untuk operasi


(20)

ϭϴ

memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya (Eduardus Tandelilin, 2010:102). Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2010:109).

Berdasarkan ketiga pengertian diatas maka disimpulkan bahwa, Return Saham merupakan suatu jumlah yang dinyatakan sebagai suatu persentase dan diperoleh atas hasil investasi saham.

2.1.3.2 Indikator Return Saham

Menurut Samsul (2008:291) Return Saham sebagai pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Menurut Sembel dan Sugiharto (2009:129) return terbagi atas dividen dan capital gain. Berikut ini merupakan rumus yang digunakan sebagai indikator Return Saham ( Jogiyanto, 2010:206)

(Jogiyanto, 2010:206) Keterangan :

Rit = Tingkat keuntungan saham i pada periode t Pt = Harga saham sekarang

Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya

R

it

=

P1 – P t -1


(21)

ϭϵ

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Earning Per Share terhadap Return Saham

Perubahan pada pendapatan per lembar saham akan menimbulkan perubahan juga pada Return Saham karena dari EPS investor dapat menggambarkan prospek laba perusahaan di masa mendatang (Tandelilin, 2010:365). Earning per share (EPS) yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio EPS yang tinggi, maka kesejahteraan pemegang saham meningkat dengan pengertian lain, bahwa tingkat pengembalian (return) yang tinggi (Kasmir, 2010:115-116). Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena makin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang diterima pemegang saham (Darmadji dan Fakhrudin, 2012:154).

Investor akan lebih meminati saham yang memiliki Earning per share

(EPS)tinggi dibandingkan saham yang memiliki Earning per share (EPS)rendah (Muhammad Husni Nurrohman ,2013). Selain itu hal serupa dikemukakan (Yani Prihatina dkk, 2012) bahwa EPS berpengaruh terhadap Return Saham. Kemudian (Seri Murni, 2014) menyatakan Earning per share (EPS) berpengaruh terhadap

return saham. Selanjutnya (Ida Nuryana, 2014) mengungkapkan bahwa Earning

per share (EPS) berpengaruh positif terhadap Return Saham. Berikutnya (Megareta Rizvia Puri, 2012)Earning per share (EPS)mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Selanjutnya menurut (Dedi Aji : 2012) Earning per share (EPS)berpengaruh terhadap Return Saham.


(22)

ϮϬ

Dari beberapa pernyataan diatas dapat dinyatakan bahwa Earning per share (EPS)berpengaruh terhadap Return Saham.

2.2.2 Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Return Saham

Arus kas terbagi atas arus kas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas merupakan informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan. (Eduardus Tandelilin, 2010:342). Hal serupa diungkapkan (Henry Simamora, 2000:497) bahwa para kreditor dan pemegang saham akan ragu ragu untuk membenamkan modalnya kedalam sebuah perusahaan yang tidak menghasilkan kas yang mencukupi dari aktivitas – aktivitas operasinya untuk memastikan pembayaran yang tepat waktu dari kewajiban yang jatuh tempo, bunga dan deviden.

Arus kas operasi ini menghasilkan informasi untuk investor mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas melalui kegiatan operasi perusahaan. Apabila arus kas operasi yang dihasilkan perusahaan kecil, maka investor akan beranggapan bahwa perusahaan kurang mampu dalam menghasilkan kas melalui kegiatan operasinya. Oleh karena itu, investor akan lebih memilih untuk tidak berinvestasi (saham) ke dalam perusahaan sehingga berdampak pada harga saham perusahaan akan menurun kemudian return yang akan diterima oleh pemegang sahampun juga akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya (Lidya Hendrawati:2014). Kemudian penelitian sebelumnya oleh (Trianna Fransiska:2013) arus kas operasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Menurut (Nico Alexander:2013) laporan arus kas dari


(23)

Ϯϭ

aktivitas operasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Berikutnya hasil penelitian (Jundan Adiwiratama:2012) bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap return saham.

Dari beberapa pernyataan diatas dapat dinyatakan bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap return saham.

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, berikut penulis sajikan paradigma penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Variabel (X1)

Earning Per Share (Irham Fahmi, 2015:138).

Kasmir, 2012:107 (Ng Eng Juan 2013:685)

Tandelilin, 2010:365 Kasmir, 2010:115-116 Darmadji, 2012:154

Muhamd Husni : 2013 Yani Prihatina : 2012

Eduardus, 2010:342 Simamora : 2000:497 Lidya H :2014 Nico Alex:2013 Jundan A:2012

Variabel (X2) Arus Kas Operasi

(Dwi Martani dkk, 2015:384) (Werner R Murhadi, 2013:43)

(Toto Prihadi, 2012:99)

Variabel (Y) Return Saham

Eduardus, 2010:102 Jogiyanto, 2010:109 Irhan Fahmi, 2012:189


(24)

ϮϮ

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011:64) hipotesis adalah :

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimanan rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data, jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian.” Berdasarkan kerangka pemikiran maka penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitain sebagai berikut :

H1 : Terdapat pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur sub sektor kimia.

H2 : Terdapat pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur sub sektor kimia.


(25)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:2) menyatakan bahwa metodo penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan suatu pengetahuan sehingga hasilnya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Sedangkan menurut Umi Narimawati (2010:29) metodologi penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut (Ulber Silalahi, 2012:12).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa cara ilmiah disini terkait dengan kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris dan sistematik. Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara yang masuk akal sedangkan sistematik berarti proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah yang logis.

Menurut Sumadi (2013:76) metode deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencadangan (deskripsi) mengenai situasi – situasi atau kejadian-kejadian. Selanjutnya diungkapkan oleh Umi Narimawati (2010: 29) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk


(26)

24

menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Berikutnya Supriati (2011:31) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.

Sugiyono (2012:55) mengemukakan bahwa metode verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Sedangkan . Sedangkan menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:29), metode verifikatif adalah metode yang digunakan untuk memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan, untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010 – 2014 (5 tahun) yang berjumlah 10 unit perusahaan. Sedangkan, unit observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berjumlah 50 laporan keuangan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat dikatakan bahwa metode penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian, sedangkan metode penelitian verifikatif untuk menguji kebenaran teori dan hipotesis yang telah dikemukakan para ahli.


(27)

25

3.2Operasionalisasi Variabel

Menurut Umi Narimawati (2010:31) operasionalisasi variabel didefinisikan sebagai berikut :

“Operasionalisasi variabel adalah proses penguraian variabel penelitian

keadaan sub variabel, dimensi, indicator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing – masing variabel yang sudah jelas, apabila belum

jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor.”

Sedangkan menurut Sugiyono (2010:38) varaiabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang terbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Selanjutnya Suharsimi Arikunto (2013:164) menjelaskan bahwa kategori, indikator dan sub-variabel adalah pedoman bagi perumusan hipotesis minor, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah penelitian lain. Tujuan dari kategorisasi variabel tersebut yaitu supaya peneliti bisa lebih memahami semua variabel yang akan diteliti.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis dan indikator dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini yaitu:

1. Independen Variable (X)

Menurut Sugiyono (2010:39) menyatakan variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Adapun variabel independen (X1) dalam penelitian ini adalah Earning Per Share (EPS) sedangkan variabel independen (X2) adalah Arus Kas Operasi.


(28)

26

2. Dependen Variable (Y)

Menurut Sugiyono (2010:40) Variabel Dependen atau varaiabel terikat variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Adapun Adapun variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah Return

Saham

Secara lebih rimci mengenai operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Konsep variabel Indikator Skala

Earning Per Share

(variable X1)

EPS (Earning Per Share)

adalah bentuk pemberian

keuntungan yang

diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki

(Irham Fahmi, 2015:138)

Cara untuk mengukur earning per share

yaitu:

Laba Yang Tersedia Bagi Pemegang Saham Ekuitas

Jumlah Saham EkuitasYang Beredar

(Ng Eng Juan, 2013:685)

Rasio

Arus Kas Operasi (Variabel X2)

Arus kas operasi merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam memperoleh laba dengan menjual barang dan jasa. Singkatnya aktivitas rutin perusahaan (Toto Prihadi, 2012:99)

Cara untuk menghitung arus kas operasi yaitu :

(Mamduh M Hanafi dan Halim, 2003:21)

Rasio

Return

Saham (Variabel Y)

Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi

(Jogiyanto, 2011:109)

Cara untuk menghitung return saham yaitu :

Rasio EPS =

Aliran Kas Operasi = Kas diterima dari penjualan barang dan jasa – Kas dibayarkan untuk operasi

Rit =

P1– Pt-1 Pt-1


(29)

27

Keterangan :

Rit = Tingkat keuntungan saham i pada periode t

Pt = Harga saham sekarang

Pt-1 = Harga saham periode sebelumn (Jogiyanto, 2010:206)

3.3 Sumber Data

Menurut Sugiyono (2012:137) sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data misalnya dari pihak lain atau lewat dokumen. Sedangkan menurut Toni (2013:19) data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan bersifat siap dipakai.

Peneliti menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain. Data tersebut berupa laporan keuangan tahunan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010 – 2014. Dimana informasi yang berhubungan mengenai Earning Per Share (EPS) , Arus Kas Operasi dan

Return Saham. Informasi tersebut diperoleh dari Indonesia Stock Exchange

(www.idx.co.id).

3.4 Populasi, Sampel, Tempat Serta Waktu Penelitian 3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2010:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/objek, yang mempunyai kulitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut


(30)

28

Andi Supangat (2010:3) populasi yaitu sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian (penelaahan) dengan ciri mempunyai karakteristik yang sama.

Berdasarkan uraian di atas maka populasi yang digunakan peneliti adalah Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 10 perusahaan dengan laporan keuangan tahunan dipublikasikan selama 5 periode yaitu dari tahun 2010-2014. Adapun daftar perusahaan manufaktur sub sektor kimia yang terdaftar di BEI adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Daftar Perusahaan yang Menjadi Populasi

No Kode Perusahaan Tanggal

IPO

1 BRPT PT. Barito Pasific, Tbk 01-10-1993

2 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener, Tbk 08-05-1995

3 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk 08-08-1990

4 EKAD PT. Ekadharma Internasional, Tbk 14-08-1990

5 ETWA PT. Eterindo Wahanatama, Tbk 16-05-1997

6 INCI PT. Intan Wijaya Internasional, Tbk 24-07-1990

7 SOBI PT. Sorini Agro Asia Corporindo, Tbk 03-08-1992

8 SRSN PT. Indo Acitama, Tbk 11-01-1993

9 TPIA PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk 26-05-2008

10 UNIC PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk 06-11-1989

3.4.2 Sampel

Andi Supangat, (2010:4) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan sampel yaitu bagian dari populasi (contoh) untuk dijadikan sebagai bahan penelaahan dengan harapan contoh yang diambil dari populasi tersebut dapat mewakili (representative) terhadap populasinya. Menurut Sugiyono (2012:116)


(31)

29

sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh, dimana semua populasi dijadikan sampel. Menurut Sugiyono (2012:126) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah anggota populasi relative kecil, kurang dari 30. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur sub sektor kimia yang terdaftar di Bursa Efeke Indonesia (BEI) periode 2010 – 2014.

3.4.3 Tempat Serta Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 10 Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Pengambilan data diperoleh melalui Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Bandung di Jalan PHH Mustofa No. 33, telephone (022) 421-4349 dan melalui website Indonesian Stock Exchange (IDX) yaitu www.idx.co.id.

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada Januari 2016 sampai dengan Agustus 2016


(32)

30

Tabel 3.3 Waktu Penelitian

No Deskripsi Kegiatan 2016

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu

1

Pra Survei:

a. Persiapan Judul b. Persiapan Teori c. Pengajuan Judul d. Mencari

Perusahaan

2

Usulan Penelitian: a. Penulisan UP b. Bimbingan UP c. Sidang UP d. Revisi UP 3 Pengumpulan Data 4 Pengolahan Data

5

Penyusunan Skripsi a. Bimbingan Skripsi b. Sidang Skripsi c. Revisi Skripsi d. Pengumpulan

Skripsi

3.5 Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012: 62) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Studi Lapangan

Jonathan Sarwono (2006 : 82) menjelaskan bahwa studi lapangan merupakan desain penelitian yang mengkombinasikan antara pencarian literature


(33)

31

peneliti berusaha mengidentifikasi variabel-variabel penting dan hubungan antar variabel tersebut dalam situasi permasalahan tertentu. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang tersedia dari laporan keuangan periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 pada perusahaan manufaktur sub sektor kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2) Studi Kepustakaan

Menurut Jonathan Sarwono (2006:26) studi pustaka yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan orang lain. Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku di perpustakaan, dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang akan diteliti oleh penulis, seperti studi kepustakaan melalui jurnal, textbook, karya tulis yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.6 Metode Pengujian Data 3.6.1 Rancangan Analisis

Menurut Umi Narimawati (2010:41) mendefinisikan rancangan analisis adalah sebagai berikut:

“Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan


(34)

32

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.”

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi langsung dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif. Penjelasannya sebagai berikut:

1) Analisis Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2010:31), mendefinisikan bahwa:

“ Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik.

Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/individu. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Penelitian ini menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara

random.”

Adapun langkah langkah analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a) Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Andi Supangat (2007:352) mendefiniskan bahwa :

“Garis Regresi adalah suatu garis yang ditarik diantara titik – titik sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk mengukur besarnya varaiabel yang satu berdasarkan varaiabel yang lain dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif dan


(35)

33

Dalam penelitian ini, analisis regresi linear berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana pengaruh antara Earning Per Share (EPS) dan Arus Kas Operasi terhadap Return Saham.

Analisis regresi linear berganda ini digunakan untuk meramalkan bagaimana keaadan (naik turunya) varaiabel independen, bila dua atau lebih varaibel independen sebagai indikator

Persamaan regresinya sebagai berikut :

Sugiyono(2010:250) Dimana :

Y = variabel terikat (Return Saham) a = bilangan berkosntanta

b1b2 = koefisien arah garis

X1 = variabel bebas (Earning Per Share) X2 variabel bebas (Arus Kas Operasi) b) Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang digunakan terdiri atas uji normalitas, multikolinieritas, dan uji autokorelasi. Untuk lebih jelasnya dijabarkan sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengukur data yang didapatkan memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik paramentik. Dengan kata lain uji normalitas adalah uji dengan mengetahui adata empirik yang didpatkan dari lapangan ini seusai dengan distribusi teoritik tertentu.


(36)

34

Menurut Imam Gozali (2007:110), menjelaskan bahwa:

“uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

varaiabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.”

2) Uji multikolinieritas

Menurut Husein Umar (2011:177) mendefinisikan uji multikolinieritas sebagai berikut:

“Multikolinieritas adalah untuk mengetahui apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.”

Jika terjadi korelasi, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi. Multikolinieritas berarti adanya hubungan yang kuat di antara beberapa atau semua variabel bebas pada model regresi. Jika terdapat Multikolinieritas maka koefisien regresi menjadi tidak tentu, tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan biasanya ditandai dengan nilai koefisien determinasi yang sangat besar, tetapi pada pengujian pearson koefisien regresi, tidak ada ataupun kalau ada sangat sedikit sekali koefisien regresi yang signifikan. Pada penelitian ini digunakan nilai variance inflation factors (VIF) sebagai indikator ada tidaknya multikolinieritas diantara variabel bebas.

Dimana R adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas Xi terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF < 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas (Gujarati, 2003: 362).

VIF =


(37)

35

Menurut Husein Umar (2011:178) untuk mengatasi terjadinya multikolinieritas, dapat diupayakan melalui hal-hal sebagai berikut:

1. Evaluasi apakah pengisian data telah berlangsung secara efektif atau terdapat kecurangan dan kelemahan lain;

2. Jumlah data ditambah lagi;

3. Salah satu variabel independen dibuang karena data dari dua variabel independen ternyata mirip atau digabungkan jika secara konsep relatif sama; dan

Gunakan metode lanjut seperti regresi bayesian atau regresi tolerance 3) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Husein Umar (2011:179) mendefinisikan uji heteroskedastisitas sebagai berikut:

“Heteroskedastisitas adalah dilakukan untuk mengetahui apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan lain”.

Heteroskedastisitas merupakan indikasi varian antar residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien. Untuk menguji apakah varian dari residual homogen digunakan uji rank Spearman, yaitu dengan mengkorelasikan variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error). Apabila ada koefisien korelasi yang signifikan pada tingkatkekeliruan 5%, mengindikasikan adanya heteroskedastisitas.

Cara pengujian untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai produksi variable


(38)

36

terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot.

4) Uji Autokorelasi

Menurut Husein Umar (2011:182) mendefinisikan uji autokorelasi sebagai berikut:

“Autokorelasi adalah dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah

model regresi linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian.”

Untuk data cross section, akan diuji apakah terdapat hubungan yang kuat di antara data pertama dan kedua, data kedua dengan ke tiga dan seterusnya. Jika ya, telah terjadi autokorelasi. Hal ini akan menyebabkan informasi yang diberikan menjadi menyesatkan. Oleh karena itu, perlu tindakan agar tidak terjadi autokorelasi. Pada pengujian autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada model regresi dan berikut nilai

Durbin-Watson yang diperoleh melalui hasil estimasi model regresi. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan nilain statistik Durbin-Watson.

c) Analisis Korelasi Pearson

Besarnya pengaruh masing-masing komponen variabel bebas terhadap variabel tidak bebas yaitu earning per share terhadap return saham dan arus kas operasi terhadap return saham dapat diketahui dengan menggunakan korelasi


(39)

37

pearson. Koefisien korelasi pearson antara masing-masing variabel independen tersebut dengan variabel dependen dapat dihitung sebagai berikut :

Sumber: Husein Umar (2011:231)

Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.

Tingkat Keeratan Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0 – 0,20 Sangat rendah (hampir tidak ada hubungan) 0,21 – 0,40 Korelasi yang lemah

0,41 – 0,60 Korelasi sedang 0,61 – 0,80 Cukup tinggi 0,81 – 1 Korelasi tinggi Sumber: Syahri Alhusin (2003:157) d) Analisis Korelasi Berganda

Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengukur kuat lemahnya hubungan antar variabel earning per share dan arus kas operasi dengan return saham pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Rumus dari korelasi berganda adalah:


(40)

38

Husein Umar (2011:233) Keterangan:

R = Koefisien korelasi berganda X1 = Earning Per Share

X2 = Arus Kas Operasi Y = Return Saham n = Banyaknya Sampel

Kuat atau tidaknya hubungan antara ketiga variabel dapat dilihat dari beberapa

kategori koefisien korelasi mempunyai nilai 0 ≤ R ≤ 1 dimana:

a. Apabila R = 1, maka korelasi antara ketiga variabel dikatakan sempurna; dan

b. Apabila R = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak ada hubungan sama sekali.

e) Analisis Koefisien Determinasi

Besarnya pengaruh Earning Per Share (X1) dan Arus Kas Operasi (X2) terhadap Return Saham (Y) dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi atau disingkat Kd yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya yaitu:

Umi Narimawati (2010:50) Keterangan:

Kd = Koefisien Determinasi atau Seberapa Jauh Perubahan Variabel Y Dipergunakan oleh Variabel X

r² = Kuadrat Koefisien Korelasi

100% = Pengkali yang menyatakan dalam persentase Kd = r² x 100%


(41)

39

Dengan diketahuinya koefisien korelasi antara masing-masing Earning Per Share (X1) dan Arus Kas Operasi (X2) terhadap Return Saham (Y), kita bisa menentukan koefisien determinasi. Koefisien determinasi tersebut digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan masing-masing variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y).

Pada hakikatnya nilai r berkisar antara -1 dan 1, bila r mendekati -1 atau 1 maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang erat antara variabel bebas dengan variabel terikat. Bila r mendekati 0, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat sangat lemah atau bahkan tidak ada.

3.6.2 Uji Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011:159) mendefinisikan hipotesis sebagai berikut:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.”

Menurut Andi Supangat (2007:293), menjelaskan yang dimaksud dengan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

“Pengujian hipotesis adalah salah satu cara dalam statistika untuk menguji “parameter” populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat

diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu. Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara


(42)

40

Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya. Langkah-langkah dalam analisisnya adalah sebagai berikut :

1.) Uji Statistik t

Pengujian secara parsial menggunakan uji t (pengujian signifikansi secara parsial). Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian adalah:

1. Menyusun Hipotesis

Adapun hipotesis statistik yang akan di uji dalam penelitian ini adalah: a) Pengaruh Earning Per Share terhadap Return Saham.

H0 : β1 = 0, Earning Per Share tidak berpengaruh terhadap Return Saham.

Ha : β1 ≠ 0, Earning Per Share berpengaruh terhadap Return Saham. b) Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham.

H0 : β2 = 0, Arus Kas Operasi tidak berpengaruh terhadap Return Saham.

Ha : β2 ≠ 0, Arus Kas Operasi berpengaruh terhadap Return Saham.

2. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,05 (α = 0,05), dengan derajat

kebebasan (df = n-k-1). 3. Mencari Niilai

4. Menentukan daerah penerimaan atau penolakan hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel dengan ketentuan:


(43)

41

 Jika thitung <-ttabel atau thitung> ttabel, variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen, maka H0 ditolak (signifikan).

 Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, maka H0 diterima (tidak signifikan).

5. Menentukan Kesimpulan Berdasarkan Probabilitas

Dengan menggunakan nilai probabilitas, Ha akan diterima jika probabilitas kurang dari 0,05.

2.) Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Penggambaran daerah penerimaan atau penolakan hipotesis beserta kriteria akan dijelaskan sebagai berikut:

Hasil dibandingkan dengan dengan kriteria :

a. Jika maka H0 ada di daerah penolakan, hal ini diartikan Ha diterima dan artinya antara variabel X dan variabel Y memiliki pengaruh. b. Jika maka H0 ada di daerah penerimaan, hal ini diartikan

Ha ditolak dan artinya antara variabel X dan variabel Y tidak memiliki pengaruh.

c. dicari dengan rumus perhitungan

d. dicari didalam tabel distribusi dengan ketentuan α = 0,05 dan dk = (n – k – 1) atau 24 – 2 – 1 = 21


(44)

42

3.) Penarikan Kesimpulan

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan dan berlaku sebaliknya. Jika t hitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan) maka Ho ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisien regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, eraning per share dan arus kas operasi mempengaruhi (tidak mempengaruhi) return saham. Tingkat signifikannya yaitu 5% (α = 0,05) artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95% maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95% dan hal ini menunjukkan adanya (tidak adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut). Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan alternatif (Ha).


(1)

pearson. Koefisien korelasi pearson antara masing-masing variabel independen tersebut dengan variabel dependen dapat dihitung sebagai berikut :

Sumber: Husein Umar (2011:231)

Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.

Tingkat Keeratan Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0 – 0,20 Sangat rendah (hampir tidak ada hubungan) 0,21 – 0,40 Korelasi yang lemah

0,41 – 0,60 Korelasi sedang 0,61 – 0,80 Cukup tinggi 0,81 – 1 Korelasi tinggi Sumber: Syahri Alhusin (2003:157) d) Analisis Korelasi Berganda

Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengukur kuat lemahnya hubungan antar variabel earning per share dan arus kas operasi dengan return saham pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Rumus dari korelasi berganda adalah:


(2)

Husein Umar (2011:233) Keterangan:

R = Koefisien korelasi berganda X1 = Earning Per Share

X2 = Arus Kas Operasi Y = Return Saham n = Banyaknya Sampel

Kuat atau tidaknya hubungan antara ketiga variabel dapat dilihat dari beberapa kategori koefisien korelasi mempunyai nilai 0 ≤ R ≤ 1 dimana:

a. Apabila R = 1, maka korelasi antara ketiga variabel dikatakan sempurna; dan

b. Apabila R = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak ada hubungan sama sekali.

e) Analisis Koefisien Determinasi

Besarnya pengaruh Earning Per Share (X1) dan Arus Kas Operasi (X2) terhadap Return Saham (Y) dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi atau disingkat Kd yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya yaitu:

Umi Narimawati (2010:50) Keterangan:

Kd = Koefisien Determinasi atau Seberapa Jauh Perubahan Variabel Y Dipergunakan oleh Variabel X

r² = Kuadrat Koefisien Korelasi

100% = Pengkali yang menyatakan dalam persentase Kd = r² x 100%


(3)

Dengan diketahuinya koefisien korelasi antara masing-masing Earning Per Share (X1) dan Arus Kas Operasi (X2) terhadap Return Saham (Y), kita bisa menentukan koefisien determinasi. Koefisien determinasi tersebut digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan masing-masing variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y).

Pada hakikatnya nilai r berkisar antara -1 dan 1, bila r mendekati -1 atau 1 maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang erat antara variabel bebas dengan variabel terikat. Bila r mendekati 0, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat sangat lemah atau bahkan tidak ada.

3.6.2 Uji Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011:159) mendefinisikan hipotesis sebagai berikut: “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.”

Menurut Andi Supangat (2007:293), menjelaskan yang dimaksud dengan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

“Pengujian hipotesis adalah salah satu cara dalam statistika untuk menguji “parameter” populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu. Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya”.


(4)

Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya. Langkah-langkah dalam analisisnya adalah sebagai berikut :

1.) Uji Statistik t

Pengujian secara parsial menggunakan uji t (pengujian signifikansi secara parsial). Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian adalah:

1. Menyusun Hipotesis

Adapun hipotesis statistik yang akan di uji dalam penelitian ini adalah: a) Pengaruh Earning Per Share terhadap Return Saham.

H0 : β1 = 0, Earning Per Share tidak berpengaruh terhadap Return Saham. Ha : β1 ≠ 0, Earning Per Share berpengaruh terhadap Return Saham. b) Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham.

H0 : β2 = 0, Arus Kas Operasi tidak berpengaruh terhadap Return Saham. Ha : β2 ≠ 0, Arus Kas Operasi berpengaruh terhadap Return Saham.

2. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,05 (α = 0,05), dengan derajat kebebasan (df = n-k-1).

3. Mencari Niilai

4. Menentukan daerah penerimaan atau penolakan hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel dengan ketentuan:


(5)

 Jika thitung <-ttabel atau thitung> ttabel, variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen, maka H0 ditolak (signifikan).

 Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, maka H0 diterima (tidak signifikan).

5. Menentukan Kesimpulan Berdasarkan Probabilitas

Dengan menggunakan nilai probabilitas, Ha akan diterima jika probabilitas kurang dari 0,05.

2.) Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Penggambaran daerah penerimaan atau penolakan hipotesis beserta kriteria akan dijelaskan sebagai berikut:

Hasil dibandingkan dengan dengan kriteria :

a. Jika maka H0 ada di daerah penolakan, hal ini diartikan Ha diterima dan artinya antara variabel X dan variabel Y memiliki pengaruh. b. Jika maka H0 ada di daerah penerimaan, hal ini diartikan

Ha ditolak dan artinya antara variabel X dan variabel Y tidak memiliki pengaruh.

c. dicari dengan rumus perhitungan

d. dicari didalam tabel distribusi dengan ketentuan α = 0,05 dan dk = (n – k – 1) atau 24 – 2 – 1 = 21


(6)

3.) Penarikan Kesimpulan

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan dan berlaku sebaliknya. Jika t hitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan) maka Ho ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisien regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, eraning per share dan arus kas operasi mempengaruhi (tidak mempengaruhi) return saham. Tingkat signifikannya yaitu 5% (α = 0,05) artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95% maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95% dan hal ini menunjukkan adanya (tidak adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut). Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan alternatif (Ha).


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Return on Asset (ROA), Earning per Share (EPS), Financial Leverage, dan Proceed Terhadap Initial Return Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 57 118

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 39 96

Pengaruh Arus Kas Total, Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi Dan Arus Kas Pendanaan Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

7 61 91

Pengaruh Laporan Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garment Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 33 100

Analisis Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009.

0 47 93

Pengaruh Variabel Teknikal Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 32 132

Pengaruh Dividend Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

2 57 29

Pengaruh Arus Kas dan Laba Bersih Terhadap Return Saham (Studi Kasus Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batubara yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

2 25 47

Pengaruh Earning Per Share dan Likuiditas Terhadap Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Sub Sektor Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

1 12 55

Pengaruh Earning Per Share dan Market Value Added Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

3 14 62