Analisis Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009.

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, DIVIDEND PER SHARE, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP HARGA SAHAM

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2009

OLEH:

SABRINA ELICIA 070503192

    

 

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2011 Yang membuat pernyataan,

Sabrina Elicia NIM : 070503192


(3)

ii 

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan kuasaNya saya mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

Skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009” disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, saya mendapat dukungan, bimbingan, serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntasi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

3. Ibu Dr. Rina Br. Bukit, S.E, Ak, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan membimbing selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini,


(4)

iii 

4. Ibu Prof. Erlina, S.E, M.Si, Ak, Ph.D selaku dosen pembanding I dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak selaku dosen pembanding II yang telah memberikan masukan dan saran selama penyelesaian skripsi ini, 5. seluruh Dosen di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara yang telah mengajarkan ilmu pengetahuan yang baik serta berguna bagi setiap anak didiknya dan seluruh Staff dan Civitas Akademi di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu selama perkuliahan,

6. kedua orang tua saya, Hendri Purba dan Ellen Simatupang yang senantiasa melimpahkan kasih sayang, perhatian dan dukungan kepada saya.

Saya menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan, Juni 2011 Peneliti,

Sabrina Elicia NIM : 070503192


(5)

iv  ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh earning per share, dividend per share, dan pertumbuhan penjualan baik secara parsial maupun secara simultan terhadap harga saham. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal.Populasi penelitan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 138 perusahaan manufaktur diperoleh 51 perusahaan sebagai sampel penelitian. Data yang digunakan adalah data sekunder. Sumber data berasal dari situs www.idx.co.id dan ICMD 2010. Metode pengumpulan data adalah melalui studi pustaka dan studi dokumentasi. Metode analisis data adalah menggunakan regresi linear berganda setelah memenuhi syarat-syarat uji asumsi klasik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial earning per share dan dividend per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan earning per share, dividend per share dan pertumbuhan penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Kata-Kata Kunci : Earning Per Share, Dividend Per Share, Pertumbuhan Penjualan, Harga Saham


(6)

ABSTRACT

This study aims to determine the influence of earnings per share, dividends per share, and sales growth partially or simultaneously to share price. This research is a kind of causal research. The population research is the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange 2006-2009. The sample selection is done by purposive sampling method and from 138 manufacturing companies acquired 51 companies in the sample study. The data used are secondary data. Sources of data derived from site www.idx.co.id and ICMD 2010. Methods of data collection is through library and documentation study. Data analysis method is multiple linear regression with the classic assumption test further advance the hypothesis testing.

The results showed that partial earnings per share and dividend per share significantly influence stock prices, while sales growth has no effect on stock prices. Simultaneously earnings per share, dividend per share and sales growth significantly influence stock prices.

Key Words: Earning Per Share, Dividend Per Share, Sales Growth, Stock Price


(7)

vi  DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 8

1. Saham………... 8

2. Harga Saham ... 10

3. Earning Per Share ... 13


(8)

vii 

5. Pertumbuhan Penjualan………..17

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual ... 21

2. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

C. Jenis Data dan Sumber Data ... 26

D. Metode Pengumpulan Data ... 27

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27

F. Metode Analisis Data ... 28

G. Jadwal Penelitian ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Data Secara Deskriptif ... 34

B. Hasil Analisis ... 35

1. Uji Asumsi Klasik ... 35

a. Uji Normalitas ... 35

b. Uji Multikolinearitas ... 40

c. Uji Autokorelasi ... 41


(9)

viii 

2 Pengujian Hipotesis ... 44

a. Uji Signifikansi Parsial ... 46

b. Uji Signifikansi Simultan ... 48

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 52

B. Keterbatasan Penelitian ... 52

C. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54


(10)

ix 

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 21

Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas 37

Gambar 4.2 Histrogram Data 39

Gambar 4.3 Grafik Normal P-Plot 40


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu 20

Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan 25

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian 33

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif 34

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data 36

Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Setelah Transformasi 38

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas 41

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi 42

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi 44

Tabel 4.7 Uji Signifikansi Parsial 47


(12)

xi 

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran i Daftar Populasi dan Sampel Penelitian 56

Lampiran ii Data Variabel Tahun 2006 60

Lampiran iii Data Variabel Tahun 2007 62

Lampiran iv Data Variabel Tahun 2008 64

Lampiran v Data Variabel Tahun 2009 66

Lampiran vi Deskriptif Statistik 68

Lampiran vii Hasil Uji Normalitas 68

Lampiran viii Data Variabel Setelah Transformasi 70 Lampiran ix Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi 75 Lampiran x Hasil Uji Multikolinearitas 77

Lampiran xi Hasil Uji Autokorelasi 77

Lampiran xii Hasil Uji Heterokedastisitas 78 Lampiran xiii Hasil Pengujian Hipotesis 79


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal memiliki peran yang besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Husnan,1998:3). Sebagai fungsi ekonomi pasar modal menyediakan fasilitas untuk mempertemukan antara pihak yang mempunyai kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Dalam menjalankan fungsi keuangan, pasar modal memberikan kesempatan bagi pemilik dana untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal. Harga saham selalu mengalami fluktuasi yaitu naik dan turun dari satu waktu ke waktu. Fluktuasi tersebut tergantung pada kekuatan penawaran dan permintaan di pasar. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, harga akan cenderung naik. Sebaliknya, bila terjadi kelebihan penawaran, harga saham akan cenderung turun.

Ada dua keuntungan yang dapat dinikmati investor jika melakukan investasi saham yaitu memperoleh dividen dan capital gain. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham, sedangkan capital gain diperoleh dari kegiatan jual beli saham. Capital gain akan tercipta apabila terjadi kenaikan harga saham.


(14)

Untuk dapat memilih investasi saham yang aman diperlukan analisis yang tepat serta didukung dengan data-data yang akurat. Dengan melakukan analisis saham akan mengurangi risiko bagi investor dalam berinvestasi. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam menganalisis saham yaitu pendekatan fundamental dan pendekatan teknikal.

Pada penelitian ini analisis saham yang digunakan adalah dengan pendekatan fundamental. Analisis ini menyatakan bahwa saham memiliki nilai intrinsik atau nilai sebenarnya. Analisis ini membandingkan antara nilai intrinsik saham dengan harga saham di pasar dengan tujuan untuk mengetahui apakah harga saham tersebut telah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum.

Harga saham yang selalu berfluktuasi di pasar seringkali berbeda dengan nilai intrinsiknya. Beberapa faktor penyebabnya adalah harga saham cenderung dipengaruhi oleh tekanan psikologi atau tindakan irrasional investor dalam berinvestasi saham. Selain itu disebabkan oleh adanya unsur permainan yang dilakukan oleh spekulator untuk mendapat keuntungan dalam waktu singkat sehingga harga pasar dapat naik ataupun merosot tajam. Spekulator ini adalah investor yang memiliki orientasi jangka pendek (Koetin, 1997:411).

Dengan pertimbangan yang logis dan sehat serta menempatkan investasi saham sebagai investasi jangka panjang dapat mengurangi masalah perbedaan nilai intrinsik yang terjadi di pasar. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisis saham dengan menggunakan informasi yang akurat dan aktual. Salah satu informasi yang yang bisa digunakan investor adalah laporan keuangan perusahaan. Melalui informasi laporan keuangan, investor dapat menghitung nilai


(15)

intrinsik saham dengan menggunakan data-data keuangan seperti laba, dividen, penjualan dan sebagainya.

Dalam menentukan nilai saham, investor perlu memperhatikan earning dan dividen yang diharapkan dari perusahaan di masa yang akan datang (Tandeililin 2001:209). Gambaran earning perusahaan di masa depan dapat diperoleh dari informasi Earning Per Share (EPS). EPS merupakan perbandingan antara jumlah earning atau jumlah laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham dengan jumlah lebar saham yang beredar.

EPS menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk tiap lembar sahamnya. EPS memberi gambaran mengenai sejumlah rupiah yang akan diperoleh investor dari setiap jumlah saham yang dimilikinya. Dengan mengetahui EPS perusahaan maka investor dapat menilai potensi pendapatan yang akan diterimanya.

Komponen lain yang diperhatikan investor dalam menilai saham selain earning adalah dividen. Dividen merupakan sebagian dari earning yang dibagikan kepada pemegang saham. Besarnya jumlah pendapatan per lembar saham yang akan didistribusikan kepada para pemegang saham dapat dilihat melalui Dividend Per Share (DPS). Semakin tinggi DPS menunjukkan bahwa semakin tinggi jumlah rupiah per lembar saham yang diterima oleh para pemegang saham. DPS dapat diukur dengan membagi jumlah dividen yang dibayar perusahaan dengan jumlah lembar saham yang beredar.

Selain earning dan dividen, hal lain yang juga perlu dipertimbangkan investor dalam analisis saham adalah pertumbuhan penjualan. Pertumbuhan


(16)

penjualan merupakan perubahan penjualan pertahun. Perusahaan yang mampu mengembangkan hasil penjualannya menunjukkan bahwa perusahaan dapat menyelamatkan usahanya dalam persaingan di pasar. Volume penjualan yang luas, stabil dan diversifikasi yang luas dapat menghindarkan perusahaan dari resesi dunia bisnis, perubahan preferensi konsumen maupun penurunan permintaan. (Syamsuddin,2000:6). Pertumbuhan penjualan yang selalu naik menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik di masa datang.

Banyak perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia, diantaranya adalah perusahaan manufaktur. Menurut Associate Analyst Vibiz Research Center, perusahaan manufaktur semasa krisis global lalu (2008-2009) termasuk salah satu dari beberapa perusahaan yang paling merasakan pahitnya krisis ekonomi global. Perusahaan manufaktur terutama yang berorientasi ekspor terpuruk cukup tajam seiring rendahnya permintaan dari negara-negara lain, melambungnya harga bahan baku seiring melemahnya nilai tukar rupiah, dan sulitnya likuiditas pinjaman terutama dari dana perbankan.

Menurut data BPS, pada tahun 2010 pertumbuhan produksi perusahaan manufaktur mengalami kenaikan sebesar 5,41 persen dari tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perusahaan manufaktur mulai membaik setelah berhasil bertahan dari krisis ekonomi global beberapa tahun lalu. Berdasarkan nilai pertumbuhan produksi yang mulai membaik, maka perusahaan manufaktur memiliki ekspektasi dan prospek positif yang cukup menjanjikan bagi para investor.


(17)

Jika prospek perusahaan membaik maka harga saham akan meningkat. Semakin baik kinerja suatu perusahaan maka saham perusahaan tersebut akan menguntungkan investor. Sebab kinerja yang baik akan meningkatkan laba dan akan membangun sentimen positif di pasar, sehingga saham akan naik (Widoatmodjo, 2004:44).

Penelitian yang berkaitan dengan harga saham pernah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Abdul (2005) meneliti tentang pengaruh EPS dan pertumbuhan penjualan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan makanan dan minuman di BEJ. Hasil penelitiannya adalah bahwa secara simultan EPS dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap perubahan harga saham, sedangkan secara parsial EPS berpengaruh secara signifikan dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Intan (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh DPS dan EPS terhadap harga saham perusahaan pada perusahaan go public di BEI. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial DPS tidak berpengaruh signifikan dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan secara simultan DPS dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Izhar (2010) meneliti tentang pengaruh EPS dan DPS terhadap harga saham perusahaan go public di Indonesia. Hasil penelitiannya yaitu bahwa secara parsial, EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan DPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan secara simultan, EPS dan DPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Subrata (2010) meneliti tentang pengaruh EPS, DPS terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEI.


(18)

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun secara simultan EPS dan DPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian terdahulu dalam mengukur nilai perusahaan, mendorong peneliti untuk meneliti kembali setiap variabel independen yang sama yang digunakan oleh masing-masing peneliti terdahulu, dan menambah satu variabel independen, dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih baik. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul analisis pengaruh earning per share, dividend per share dan pertumbuhan penjualan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah earning per share (EPS), dividend per share (DPS), dan pertumbuhan penjualan berpengaruh baik secara parsial maupun secara simultan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh earning per share (EPS), dividend per share (DPS) dan pertumbuhan penjualan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(19)

D. Manfaat Penelitan

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. bagi peneliti, untuk memberikan pengetahuan tambahan peneliti sehubungan dengan pasar modal,

2. bagi investor, penelitian ini bisa menjadi dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi saham pada perusahaan manufaktur di BEI,

3. bagi manajemen perusahaan, sebagai masukan dalam kebijakan perusahaan tentang EPS, DPS dan penjualan,

4. bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan referensi untuk pengembangan dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan variabel yang berbeda.


(20)

iv  ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh earning per share, dividend per share, dan pertumbuhan penjualan baik secara parsial maupun secara simultan terhadap harga saham. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal.Populasi penelitan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 138 perusahaan manufaktur diperoleh 51 perusahaan sebagai sampel penelitian. Data yang digunakan adalah data sekunder. Sumber data berasal dari situs www.idx.co.id dan ICMD 2010. Metode pengumpulan data adalah melalui studi pustaka dan studi dokumentasi. Metode analisis data adalah menggunakan regresi linear berganda setelah memenuhi syarat-syarat uji asumsi klasik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial earning per share dan dividend per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan earning per share, dividend per share dan pertumbuhan penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Kata-Kata Kunci : Earning Per Share, Dividend Per Share, Pertumbuhan Penjualan, Harga Saham


(21)

ABSTRACT

This study aims to determine the influence of earnings per share, dividends per share, and sales growth partially or simultaneously to share price. This research is a kind of causal research. The population research is the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange 2006-2009. The sample selection is done by purposive sampling method and from 138 manufacturing companies acquired 51 companies in the sample study. The data used are secondary data. Sources of data derived from site www.idx.co.id and ICMD 2010. Methods of data collection is through library and documentation study. Data analysis method is multiple linear regression with the classic assumption test further advance the hypothesis testing.

The results showed that partial earnings per share and dividend per share significantly influence stock prices, while sales growth has no effect on stock prices. Simultaneously earnings per share, dividend per share and sales growth significantly influence stock prices.

Key Words: Earning Per Share, Dividend Per Share, Sales Growth, Stock Price


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Saham

a. Pengertian Saham

Saham menurut Anoraga (2006:57) didefinisikan sebagai “surat berharga atas bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan.” Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Dengan memiliki saham, investor mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan dimana setelah dikurangi dengan semua kewajiban perusahaan.

Saham memiliki ciri high risk-high return, artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan return atau keuntungan dalam jumlah besar dengan waktu singkat. Namun, seiring dengan berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat pemodal mengalami kerugian dalam waktu singkat.

Menurut Widioatmodjo (2004:42) terdapat keuntungan dan kerugian dalam investasi saham yaitu:


(23)

a) dividen, yaitu bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham,

b) capital gain, yaitu keuntungan dari hasil jual/beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi daripada nilai beli saham,

c) saham perusahaan, seperti tanah atau aktiva berharga sejenis, nilainya akan meningkat sejalan dengan waktu dan sejalan dengan perkembangan atau kinerja perusahaan,

d) saham dapat dijaminkan ke bank sebagai agunan untuk memperoleh kredit.

2) kerugian:

a) capital loss, yaitu kerugian dari hasil jual/beli saham berupa selisih antara nilai jual yang lebih rendah daripada nilai beli saham,

b) opportunity loss, kerugian berupa selisih suku bunga deposito dikurangi total hasil yang diperoleh dari investasi, seandainya terjadi penurunan harga dan tidak dibaginya dividen,

c) kerugian karena perusahaan dilikuidasi, dimana nilai likuidasi yang dibagikan lebih rendah dari harga beli saham.

b. Karakteristik Saham

Fakhruddin dan Hadianto (2001:8) menyebutkan bahwa saham memiliki karakteristik, antara lain:

1) dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba, 2) memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS),

3) memiliki hak akhir dalam pembagian kekayaan perusahaan jika perusahaan dilikuidasi dan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi,

4) memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya,

5) hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya.

c. Klasifikasi Saham

Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:8), klasifikasi saham dapat dibedakan atas beberapa hal:


(24)

10 

a) saham atas unjuk, yaitu dimana pada saham tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya,

b) saham atas nama, merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu,

2) hak tagihan atau klaim:

a) saham biasa, yaitu saham yang menempatkan pemiliknya paling terakhir terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi,

b) saham preferen, merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor,

3) kinerja saham:

a) blue-chip stocks, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen,

b) income stocks, yaitu saham dari suatu perusahaan yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya, c) growth stocks, yaitu saham-saham dari perusahaan yang

memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi, d) speculative stocks, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak

bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemampuan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti,

e) counter cyclical stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum, dimana perusahaannya mampu memberikan dividen yang tinggi, contohnya perusahaan barang konsumsi.

2. Harga Saham

a. Pengertian Harga Saham

Harga saham menurut Tandeililin (2001:211) merupakan “cerminan dari ekspektasi investor terhadap faktor-faktor earning, aliran kas dan tingkat return yang diisyaratkan investor.”


(25)

11 

Menurut Anoraga (2006: 58) nilai suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

1) par value (nilai nominal)

Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan. Jumlah saham yang dikeluarkan dikali dengan nilai nominalnya merupakan modal disetor penuh bagi suatu perseroan. Dalam pencatatan akuntansi nilai nominal dicatat sebagi modal ekuitas perseroan di dalam neraca.

2) base price (harga dasar)

Harga dasar dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi perusahaan. Untuk saham baru, harga dasar merupakan harga perdananya, 3) market price (harga pasar)

Harga pasar adalah harga pada pasar riil. Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah ditutup. Jadi harga pasar adalah harga penutupannya (closing price).

b. Pendekatan Penilaian Harga Saham

Menurut Halim (2005:5) ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam menilai harga saham yaitu:

1) pendekatan fundamental

Ide pendekatan ini adalah bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Analisis ini menyatakan bahwa saham memiliki nilai intrinsik tertentu. Analisis ini membandingkan antara nilai intrinsik saham dengan harga pasarnya untuk mengetahui apakah harga saham sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. Nilai intrinsik dipengaruhi oleh faktor-faktor fundamental yang memengaruhinya seperti laba dan penjualan.

2) pendekatan teknikal

Pendekatan ini berdasarkan pada data perubahan harga saham di masa lalu untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang. Para analis memperkirakan pergeseran penawaran dan permintaan dalam jangka pendek, serta berusaha untuk cenderung mengabaikan risiko dan pertumbuhan laba dalam menentukan barometer dari penawaran dan permintaan.


(26)

12  1) pendekatan nilai sekarang

Perhitungan nilai sekarang dilakukan dengan mendiskontokan semua aliran kas yang diharapkan diterima di masa depan dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang diisyaratkan investor.

t

k

CF

Vo

t t

n

t 1

(

1

)

 Keterangan:

Vo= nilai sekarang dari suatu saham

CFt = aliran kas yang diharapkan pada periode t Kt = return yang diisyaratkan pada periode t N = jumlah periode aliran kas

2) pendekatan Price Earning Ratio (PER)

Pendekatan ini juga disebut sebagai pendekatan multiplier yaitu menghitung berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga saham.

EPS

saham

harga

PER

c. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Harga Saham

Menurut Warsono (2003:113) ada empat macam faktor yang memengaruhi besar kecilnya harga saham yaitu:


(27)

13 

Besarnya dividen yang diberikan kepada pemegang saham berdasarkan pada besarnya laba yang diperoleh pada periode tertentu dan kebijakan dividen yang ditetapkan perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh maka dividen yang diberikan juga semakin besar.

2) tingkat risiko dari arus yang diharapkan

Tingkat risiko yang diharapkan berkaitan dengan kemungkinan adanya variasi dari arus kas yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin besar variasi arus kas yang dihasilkan dari arus kas estimasinya, semakin besar pula risikonya. Risiko dari arus kas di masa yang akan datang yang semakin tinggi akan menyebabkan tingkat pengembalian yang disyaratkan oleh para pemegang saham semakin tinggi. Akibatnya, harga saham akan semakin tinggi.

3) harga jual yang diharapkan

Selisih antara harga pembelian dengan harga penjualan saham disebut dengan keuntungan modal (capital gains). Besarnya capital gains yang diharapkan akan berpengaruh terhadap harga saham.

4) tingkat pengembalian yang diharapkan

Tingkat pengembalian yang diharapkan berfungsi sebagai tingkat diskonto, sehingga jika tingkat pengembalian meningkat akan berakibat pada penurunan nilai sahamnya.

3. Earning Per Share (EPS)

EPS menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS dalam laporan keuangannnya, tetapi besarnya EPS perusahaan dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Rumus untuk menghitung EPS adalah sebagai berikut:

beredar yang

saham jumlah

pajak setelah laba


(28)

14 

Menurut Ang (1997), dalam perhitungan EPS, terdapat dua jenis EPS, yaitu :

1. EPS historis

EPS yang dihitung berdasarkan kinerja perusahaan pada tahun buku yang telah lampau. EPS historis merupakan nilai yang telah terjadi pada masa lampau,

2. EPS proyektif

EPS yang diperkirakan akan terjadi dengan asumsi sesuai dengan proyeksi kinerja perusahaan.

Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena dapat menggambarkan prospek laba perusahaan di masa depan (Tandeililin,2001:234).

Pada umumnya pemegang saham dan calon pemegang saham sangat tertarik pada EPS, karena hal ini menggambarkan berapa jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham. Para calon pemegang saham tertarik pada EPS yang besar, karena EPS merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan (Syamsuddin,2000:89). Tidak berarti bahwa semua jumlah EPS akan didistribusikan kepada pemegang saham, karena jumlah yang akan didistribusikan tergantung pada kebijaksanaan perusahaan dalam hal pembayaran dividen.

EPS yang besar menandakan kemampuan perusahaan juga besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Peningkatan EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan taraf kemakmuran investor, dan hal ini akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan.


(29)

15  4. Dividend Per Share (DPS)

DPS merupakan perbandingan antara besarnya dividen total yang dibayar perusahaan dengan jumlah saham yang beredar. Secara matematis, besarnya DPS dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

beredar yang

saham jumlah

dibayar yang

dividen jumlah

DPS

Besarnya hasil perhitungan DPS menunjukkan besarnya distribusi sebagian laba yang dihasilkan perusahaan setiap unit saham kepada para pemegang sahamnya.

Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:7) dividen adalah “pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.”

Pembayaran dividen merupakan komunikasi secara tidak langsung kepada para pemegang saham tentang tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan. Dividen dapat digunakan investor sebagai alat penduga mengenai prestasi perusahaan di masa akan datang karena dividen menyampaikan pengharapan-pengharapan manajemen mengenai masa depan (Halim,2005:78)

Menurut Warsono (2003:272), dividen dalam suatu perusahaan dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu:

a. dividen tunai

Dividen tunai merupakan jenis dividen yang umum dan banyak digunakan oleh perusahaan. Dividen tunai diterima oleh para pemegang saham melalui cek atau terkadang para pemegang saham menginvestasikannya kembali dalam saham di perusahaan.


(30)

16 

Dividen saham dibayarkan dalam lembar saham tambahan dan bukan dalam bentuk uang tunai. Perusahaan yang akan memberikan dividen saham biasanya mengumumkan besarnya dividen tersebut dalam persentase tertentu.

c. dividen kekayaan

Dividen kekayaan adalah distribusi rata suatu aset fisik. Aset tersebut biasanya berupa produk yang dihasilkan perusahaan. Deviden kekayaan diberikan apabila jumlah pemegang saham perusahaan masih sedikit dan perusahaan menghasilkan sesuatu yang mudah didistribusikan.

Kebijakan dividen antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain dapat berbeda. Hal ini tergantung pada jenis kebijakan dividen yang dianutnya. Menurut Halim (2005:94) ada tiga jenis kebijakan pembayaran dividen:

a. dividen dalam jumlah stabil

Perusahaan menjalankan kebijakan pembayaran dividen yang stabil artinya jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Pembayaran dividen ini dapat memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang.

b. dividen dengan rasio pembayaran konstan

Perusahaan melakukan pembayaran dividen berdasarkan persentase tertentu dari laba. Jika laba berfluktuasi maka jumlah dividen juga akan berfluktuasi. Kebijakan ini tidak akan memaksimalkan nilai saham perusahaan, karena pasar tidak dapat mengandalkan kebijakan ini untuk memberikan informasi tentang perusahaan di masa mendatang.

c. dividen tetap yang rendah ditambah ekstra

Pembayaran dividen ini merupakan modifikasi dari kedua cara pembayaran diatas. Kebijakan ini memberi fleksibilitas pada perusahaan, tetapi mengakibatkan investor sedikit ragu-ragu tentang berapa besarnya dividen yang diterima. Apabila laba perusahaan sangat berfluktuasi, kebijakan ini menjadi pilihan yang terbaik. Perusahaan akan berusaha untuk menyeimbangkan antara dividen yang dibayarkan dengan pertumbuhan di masa mendatang yang dapat


(31)

17 

memaksimumkan harga sahamnya. Menurut Warsono (2003:281) hal itu dapat dijelaskan dengan teori kebijakan dividen yaitu:

1) argumen kerelevanan dividen

Semakin tinggi dividen akan menyebabkan harga saham semakin tinggi. Hal ini menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak penting, secara implisit mengasumsikan bahwa seorang investor pasti menggunakan tingkat pengembalian yang sama untuk pendapatan dividen maupun capital gains. Namun, pendapatan dividen memiliki sifat yang lebih pasti daripada capital gains. Ini berarti capital gains mempunyai kadar risiko yang lebih besar dibandingkan dividen. Dengan dasar pemikiran diatas, maka menurut pandangan ini dividen yang besar dapat meningkatkan harga saham.

2) teori kebijakan dividen yang terkena pajak

Menurut pandangan ini, bahwa dividen itu sebenarnya merugikan investor. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan perlakuan pajak terhadap pendapatan dividen dan capital gains. Bagi seorang investor, tujuan yang ingin dicapai adalah hasil investasi yang maksimal setelah dipotong pajak tanpa harus menanggung risiko yang terlalu besar. Pajak untuk pendapatan dividen harus langsung dibayarkan pada saat dividen diterima, sedangkan untuk pajak capital gains tertunda sampa saham benar-benar terjual.

3) argumen ketidakrelevanan dividen

Pendekatan ini menyatakan bahwa dividen tidak relevan, dengan menyatakan bahwa pendekatan ini merepresentasikan suatu sisa laba lebih baik daripada variabel keputusan aktif yang memengaruhi nilai perusahaan. Dividen yang besar berpengaruh terhadap harga saham dalam arah yang sama, dalam arti kenaikan dividen akan menghasilkan kenaikan harga saham, dan penurunan dividen menghasilkan penurunan harga saham. Pengaruh ini diakibatkan oleh dividen itu sendiri tetapi lebih disebabkan oleh isi informasi dividen dengan tanggapan untuk laba di masa mendatang.

5. Pertumbuhan Penjualan

Menurut Kotler (2006:45) penjualan merupakan “sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan.”

Menurut Swasta (2000: 422), faktor – faktor yang dapat mempengaruhi penjualan adalah:


(32)

18  1. kondisi dan kemampuan penjual

Penjual harus dapat meyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan. Untuk itu penjual harus memahami bebarapa hal yaitu: jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan, harga produk, dan syarat penjualan.

2. kondisi pasar

Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualan. Adapun faktor – faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah jenis pasar, kelompok pembeli, daya belinya, frekuensi pembeliannya, dan keinginan serta kebutuhannya.

3. modal

Untuk melaksanakan kegiatan penjualan maka penjual harus memiliki sejumlah modal.

4. kondisi organisasi

Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri / bagian penjualan yang dipegang oleh orang – orang tertentu atau yang ahli dibidang penjualan. Sedangkan pada perusahaan kecil masalah penjualan masih ditangani oleh orang yang juga melaksanakan fungsi – fungsi lain.

5. faktor – faktor lain

Faktor – faktor lain tersebut di antaranya adalah periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah.

Tahap perkembangan perusahaan dapat digunakan untuk mengestimasi besarnya penjualan suatu perusahaan. Untuk mengestimasikan penjualan perusahaan perlu menentukan lamanya waktu masing-masing tahap dalam daur hidup perusahaan. Menurut Tandeililin (2001 : 224), ada empat tahap daur hidup produk yang mempengaruhi pertumbuhan penjualan dan laba perusahaan, yaitu:

1. tahap permulaan

Tahap permulaan merupakan masa-masa awal perkembangan sebuah perusahaan. Pada tahap ini, pertumbuhan penjualan sangat kecil dan laba yang dihasilkan kemungkinan akan menunjukkan angka negative karena perusahaan harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk menutupi biaya promosi dan pengembangan produk di awal-awal pertumbuhan perusahaan.

2. tahap pertumbuhan

Pada tahap pertumbuhan, penjualan tumbuh sangan cepat. Permintaan semakin meningkat, sedangkan persaiangan belum


(33)

19 

begitu ketat, sehingga profit pada tahap pertumbuhan akan tumbuh dengan tinggi. Pertumbuhan perusahaan pada tahap ini akan cenderung lebih besar dari pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

3. tahap kedewasaan

Pada tahap ini, pertumbuhan penjualan mulai menurun, karena banyaknya pesaing yang mulai masuk dan permintaan yang sudah relatif stabil. Oleh karena itu, profit pada tahap ini akan mengalami pertumbuhan yang mulai menurun dan menuju tingkat keuntungan yang normal.

4. tahap stabil

Tahap stabil mungkin merupakan tahap yang paling panjang dalam daur hidup perusahaan. Pertumbuhan perusahaan akan cenderung sama dengan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau segmen ekonomi di mana perusahaan berada. Pada tahap ini investor dapat mengestimasi pertumbuhan penjualan secara mudah karena penjualan terkait erat dengan kondisi ekonomi, tetapi besarnya pertumbuhan penjualan masing-masing perusahaan akan berbeda dengan yang lain, tergantung dari kemampuan manejerial dari masing-masing perusahaan.

5. tahap penurunan

Pada tahap penurunan, tingkat penjualan profit industri semakin menurun. Oleh karena itu, pada tahap ini ada perusahaan yang mulai keluar dari industri dan investor mulai berpikir untuk mencari alternatif perusahaan lain yang lebih menguntungkan,

Pertumbuhan penjualan merupakan perubahan penjualan per tahun. Secara matematis pertumbuhan penjualan dapat dihitung dengan rumus:

 

) 1 ( 1 ) (     n penjualan n penjualan n penjualan penjualan n Pertumbuha

Dengan mengetahui tahap daur hidup suatu perusahaan, secara umum akan dapat mengestimasi tingkat pertumbuhan penjualan suatu perusahaan (Tandeililin, 2001:225). Jika pertumbuhan penjualan per tahun meningkat, maka investor akan percaya pada perusahaan bahwa perusahaan dapat memberikan keuntungan di masa depan.


(34)

20  B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama

Peneliti dan Tahun Penelitian

Judul Penelitian Variabel Independen Hasil Penelitian 1. Mohamad Abdul (2005) Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di BEJ Earning Per Share (EPS) dan

Pertumbuhan Penjualan

Secara simultan, EPS dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Secara parsial EPS berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham

dan pertumbuhan penjualan tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap perubahan harga saham.

2. Taranika Intan (2009)

Pengaruh Dividend Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan pada

Perusahaan Go Public di BEI

Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS)

Secara parsial, DPS tidak berpengaruh signifikan dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham

Secara simultan, EPS dan DPS berpengaruh secara signifikan. 3. Muhammad Izhar (2010) Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Go

Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS)

Secara parsial, EPS dan berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan DPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham Secara simultan, EPS dan DPS tidak berpengaruh


(35)

21 

Public di Indonesia

secara signifikan terhadap harga saham/

4. Yuda Subrata (2010)

Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS)

EPS dan DPS berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun bersama terhadap harga saham.

Hasil penelitian dari peneliti terdahulu menunjukkan hasil yang berbeda-beda baik secara parsial maupun secara simultan. Masing-masing peneliti terdahulu menggunakan analisis regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan uji hipotesis. Pemilihan sampel penelitian dari peneliti terdahulu menggunakan metode purposive sampling dengan populasi penelitian yang berbeda-beda. Abdul (2005) meneliti perusahaan makanan dan minuman di BEJ dari tahun 2000-2003, Intan (2009) meneliti perusahaan go public di BEI periode 2005-2007, Izar (2010) meneliti perusahaan go public di Indonesia dari tahun 2006-2008 dan Subrata (2010) meneliti perusahaan manufaktur di BEI periode 2006-2008.

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu.


(36)

22 

Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitan ini dapat dilihat dibawah ini

Gambar 2.1

EPS menggambarkan laba yang akan dibagikan kepada investor atas kepemilikan saham perusahaan. Jika laba yang dihasilkan perusahaan tinggi maka akan besar pula laba yang akan diperoleh investor. Investor mengharapkan tingkat pengembalian/ return yang menguntungkan dari investasi saham Perusahaan yang memiliki laba yang tinggi akan menarik para investor untuk menanamkan modalnya. Semakin banyak investor yang membeli saham perusahaan akan meningkatkan permintaan saham sehingga harga saham akan cenderung naik.

DPS merupakan pendapatan yang akan didistribusikan kepada para pemegang saham. Perusahaan yang membayar DPS dalam jumlah yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kondisi keuangan yang baik dan dapat memakmurkan para pemegang saham. Hal ini akan menarik para

Earning Per Share (X1)

Dividend Per Share (X2)

Pertumbuhan Penjualan (X3)

   

Harga 

 Saham  (Y) 


(37)

23 

investor untuk membeli saham perusahaan yang kemudian akan menaikkan harga saham.

Pertumbuhan penjualan merupakan perubahan penjualan per tahun perusahaan. Pertumbuhan penjualan yang selalu meningkat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik dan menguntungkan. Investor akan memperoleh return yang besar jika melakukan investasi saham pada perusahaan yang dapat memberikan keuntungan yang besar. Hal ini akan mendorong para investor untuk berinvestasi sehingga permintaan saham akan naik. Meningkatnya permintaan saham akan diikuti oleh kenaikan harga saham.

D. Hipotesis Penelitan

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitan (Sugiyono, 2007:51). Berdasarkan tinjuaun teoritis dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: earning per share (EPS), dividend per share (DPS) dan tingkat pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap harga saham baik secara parsial maupun secara simultan.


(38)

24  BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain kasual. Menurut Sugiyono (2007:30) desain kasual adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini menguji pengaruh earning per share (EPS), dividend per share (DPS) dan tingkat pertumbuhan penjualan terhadap harga saham.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:72). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2006-2009 yaitu berjumlah 138 perusahaan.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut dimana sampel yang diambil harus benar-benar representatif (Sugiyono, 2007:73). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007:78).

Kriteria-kriteria sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2006-2009,


(39)

25 

2. perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dari tahun 2006-2009,

3. perusahan tersebut memperoleh laba setiap tahun selama 2006-2009. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan diatas, maka diperoleh sebanyak 51 perusahan sebagai sampel penelitian.

Tabel 3.1

Daftar Sampel Perusahaan

No. Kode Perusahaan

1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 2 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk 3 ARNA Arwana Citramulia Tbk 4 ASII Astra International Tbk 5 AUTO Astra Otoparts Tbk 6 BATA Sepatu Bata Tbk 7 BRAM Indo Kordsa Tbk

8 BTON Betonjaya Manunggal Tbk 9 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 10 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 11 CTBN Citra Tubindo Tbk 12 DLTA Delta Djakarta Tbk

13 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 14 EKAD Ekadharma International Tbk 15 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 16 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 17 HMSP HM Sampoerna Tbk 18 IGAR Kageo Igar Jaya Tbk 19 INAF Indofarma Tbk

20 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 21 INDR Indorama Synthetics Tbk 22 INDS Indospring Tbk

23 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 24 JPRS Jaya Pari Steel Tbk


(40)

26 

25 KAEF Kimia Farma Tbk 26 KBLM Kabelindo Murni Tbk

27 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 28 LION Lion Metal Works Tbk

29 LMSH Lionmesh Prima Tbk 30 MAIN Malindo Feedmill Tbk

31 MERK Merck Tbk

32 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 33 MRAT Mustika Ratu Tbk

34 MYOR Mayora Indah Tbk 35 NIPS Nipress Tbk

36 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 37 PYFA Pyridam Farma Tbk

38 RMBA Bentoel International Investama Tbk 39 SIPD Sierad Produce Tbk

40 SKLT Sekar Laut Tbk 41 SMCB Holcim Indonesia Tbk 42 SMGR Selamat Sempurna Tbk

43 SQBI Bristol-Myers Squibb Indo. (PS) Tbk 44 SRSN Indo Acidatama Tbk

45 STTP Siantar Top Tbk

46 TCID Mandom Indonesia Tbk 47 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 48 TRST Trias Sentosa Tbk

49 TSPC Tempo Scan Pacifi c Tbk 50 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk 51 UNVR Unilever Indonesia Tbk

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain (Erlina, 2008 :69). Data


(41)

27 

sekunder tersebut diperoleh dari situs www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yaitu studi pustaka dan studi dokumentasi. Metode pengumpulan data tahap pertama melalui studi pustaka, yaitu buku-buku dan jurnal akuntansi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data tahap kedua melalui studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data berupa harga saham dan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen (Y) : harga saham

Harga saham dalam penelitian ini menggunakan harga saham pada saat penutupan (closing price) setiap tahun dari periode 2006-2009.

2. Variabel Independen (X) terdiri dari : a. Earning Per Share (EPS) : X1

Earning Per Share (EPS) adalah tingkat keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham . EPS dapat dihitung dengan rumus :

beredar yang

saham jumlah

pajak setelah laba

EPS


(42)

28 

Dividend Per Share (DPS) adalah besarnya jumlah pendapatan per lembar saham yang akan didistribusikan pada para pemegang saham. DPS dihitung dengan rumus:

beredar yang saham jumlah dibayar yang dividen jumlah DPS

c. Pertumbuhan Penjualan : X3

Pertumbuhan penjualan menunujukkan perubahan penjualan pertahun. Pertumbuhan penjualan dihitung dengan rumus:

 

) 1 ( 1 ) (     n penjualan n penjualan n penjualan penjualan n Pertumbuha

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS versi 17. Penelitan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan uji hipotesis.

1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas data

Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data berdistribusi secara normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data, peneliti menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.

Pedoman untuk pengambilan keputusannya didasarkan sebagaimana diungkapkan Ghozali (2005 : 114) “apabila nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi data normal dan dapat digunakan regresi berganda.


(43)

29 

Apabila nilai probabilitas < 0,05, maka distribusi data dikatakan tidak normal, dan perlu dilakukan transformasi data.”

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya.

Deteksi multikolinearitas dalam suatu model dapat ditentukan berdasarkan nilai variance inflation factor (VIF) yang tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas (Ghozali, 2005 : 91).

c. Uji Autokolerasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya, hal ini sering ditemukan pada time series (Erlina 2008 : 109).

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan uji Durbin Watson. Menurut Santoso (2005:242) kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

1. angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.

2. angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3. angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.


(44)

30  d. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari variabel penganggu atau residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedasitas dan jika berbeda disebut heterokedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedasitas atau tidak terjadi heterokedasitas.

Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedasitas dapat dilihat dari grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar analisis menurut Ghozali (2005 : 105):

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik yang menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

2. Pengujian hipotesis

Model penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dimana menggunakan lebih dari satu variabel independen untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel independen.

Persamaan regresi linear berganda yaitu: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

dimana :

Y = harga saham


(45)

31  X1 = EPS

X2 = DPS

X3 = Pertumbuhan penjualan

β1β2β3 = koefisien regresi

e = kesalahan pengganggu a. Uji signifikansi parsial

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t. Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.”

Hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 = variabel independen tidak berpengaruh secara parsial

terhadap variabel dependen

H1= variabel independen berpengaruh secara sparsial terhadap

variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan :

1. jika t hitung < t tabel pada α 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

2. Jika t hitung > t tabel pada α 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b. Uji signifikansi simultan

Secara simultan, pengujian hipotesisi dilakukan dengan uji F. Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan


(46)

32 

dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.”

Hipotesis yang akan diuji adalah:

Ha = tidak semua variabel independen berpengaruh secara parsial

terhadap variabel dependen.

Hb = semua variabel independen berpengaruh secara simultan

terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan ketentuan :

1. jika F hitung < F tabel pada α 0,05 maka Ha diterima dan Hb ditolak


(47)

33  G. Jadwal Penelitian

Tabel 3.2

Rencana Jadwal Penelitan

Tahapan Penelitan Desember 2010 Januari 2010 Februari 2011 Maret 2011 April 2011 Mei 2011 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan proposal skripsi Bimbingan proposal skripsi Seminar proposal skripsi Pengumpulan dan pengolahan data Bimbingan skipsi Penyelesaian skripsi


(48)

34  BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Analisis Statistik Secara Deskriptif

Analisis deskriptif menggambarkan fenomena dan karakteristik data. Dalam suatu penelitian analisis deskriptif perlu dilakukan karena karakterisktik dari suatu data akan menggambarkan fenomena dari data (Erlina,2007: 82).

Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006-2009. Setelah melakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling diperoleh 51 perusahaan sebagai sampel. Berikut ini merupakan data statistik secara umum dari seluruh data variabel yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Harga Saham 204 50.000 244800.000 10509.167 28591.182

Earning Per Share 204 .120 16158.000 985.387 2319.307

Dividend Per Share 204 .000 16150.000 617.455 2056.877

Pertumbuhan Penjualan 204 -.590 1.420 .173 .254

Valid N (listwise) 204

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa:

1. variabel Harga Saham (HS) menunjukkan harga saham perusahaan manufaktur periode 2006-2009 dengan nilai rata-rata harga saham


(49)

35 

adalah 10.509,167. Nilai terendah adalah 50 dan nilai tertinggi 244.800 sedangkan nilai standar deviasi adalah sebesar 28.591,182.

2. variabel Earning Per Share (EPS) menggambarkan besar laba per lembar saham perusahaan manufaktur periode 2006-2009 dengan nilai rata–rata EPS adalah 985,387. Nilai terendah adalah 0,12 dan nilai tertinggi 16.158 sedangkan nilai standar deviasi adalah 2.319,307.

3. variabel Dividend Per Share (DPS) menggambarkan pendapatan per lembar saham perusahaan manufaktur periode 2006-2009 dengan nilai rata-rata DPS adalah 617,455. Nilai terendah adalah 0 dan nilai tertinggi 16.150 sedangkan nilai standar deviasi adalah 2.056,877.

4. variabel Pertumbuhan Penjualan (PP) merupakan perubahan penjualan perusahaan manufaktur dari tahun 2006-2009 dengan nilai rata-rata pertumbuhan penjualan adalah sebesar 0,173. Nilai terendah adalah -0,59 dan nilai tertinggi adalah 1,42 sedangkan nilai standar deviasi adalah 0,254.

B. Hasil Analisis 1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi data berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang digunakan adalah uji Kolmogorov–Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:


(50)

36 

Ha : data tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima (Ghozali 2006)

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data

Dari hasil uji normalitas diatas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel harga saham, EPS, DPS adalah 0,000 dan pertumbuhan penjualan bernilai 0,008. Nilai signifikansi dari keempat variabel ternyata lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti data tidak berdistribusi normal.

Normal tidaknya suatu data juga dapat dideteksi melalui plot grafik histogram. Berikut ini hasil tampilan grafik histogram variabel HS:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Harga Saham

Earning Per Share

Dividend Per Share

Pertumbuhan Penjualan

N 204 204 204 204

Normal Parametersa Mean 1.051 9.854 6.175 .173

Std. Deviation 2.859 2.319 2.057 .254

Most Extreme Differences Absolute .357 .335 .382 .116

Positive .340 .318 .380 .116

Negative -.357 -.335 -.382 -.084

Kolmogorov-Smirnov Z 5.103 4.792 5.456 1.656

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .008

a. Test distribution is Normal.


(51)

37  Gambar 4.1

Histogram Uji Normalitas

Data yang tidak berdistribusi normal dapat ditransformasikan menjadi normal dengan cara mengetahui terlebih dahulu bagaimana bentuk grafik histogram dari data yang ada (Ghozali, 2006). Berdasarkan gambar 4.1 bentuk grafik histogramnya adalah positive skewness yaitu dimana gunung distribusi menceng disebelah kiri median dan kaki gunung distribusi lebih panjang sebelah kanan. Berdasarkan hasil grafik histogram data maka akan dilakukan dengan transformasi ke model logaritma natural (LN).


(52)

38 

Setelah dilakukan transformasi data ke model LN, data diuji kembali dengan uji Komolgrov – Simirnov. Berikut ini merupakan hasil transformasi data ke model LN:

Tabel 4.3

Uji Normalitas Setelah Transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LNHS LNEPS LNDPS LNPP

N 204 204 128 167

Normal Parametersa Mean 7.101 4.588 4.637 -1.767

Std. Deviation 2.082 2.383 2.277 .922

Most Extreme Differences Absolute .077 .054 .063 .083

Positive .077 .054 .063 .044

Negative -.063 -.049 -.049 -.083

Kolmogorov-Smirnov Z 1.094 .775 .713 1.071

Asymp. Sig. (2-tailed) .182 .585 .690 .202

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa setelah dilakukan transformasi data dengan model LN, semua data variabel yang diuji menjadi normal dan nilai signifikan setiap variabel > 0,05.

Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melihat pola distribusi data pada histogram dan dari penyebaran data pada grafik p-plot. Setelah data ditransformasi ke model LN, hasilnya adalah sebagai berikut:


(53)

39 

Gambar 4.2 Grafik Histogram

Histogram di atas terlihat membentuk gunung distribusi data dengan kaki gunung yang simetris baik kanan maupun kiri. Hal ini menunjukkan bahwa data telah berdistribusi secara normal.


(54)

40 

Gambar 4.3 Grafik Normal P-Plot

Dari grafik di atas terlihat bahwa data berdistribusi secara normal dan menyebar di sekitar garis kenormalan. Hal ini menunjukkan data penelitian normal dan dapat digunakan untuk pengujian lebih lanjut.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variation inflation factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk


(55)

41 

menunjukkan adanya gejala multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai VIF > 10.

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.078 .286 10.744 .000

LNEPS .628 .095 .642 6.630 .000 .114 8.740

LNDPS .276 .086 .312 3.221 .002 .114 8.763

LNPP -.057 .086 -.022 -.664 .508 .971 1.030

a. Dependent Variable: LNHS

Sumber : Output SPSS

Dari tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel bebas yang diindikasikan dari nilai tolerance setiap variabel bebas > 0,1 dan nilai VIF < 10.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang terbebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin-Watson (D-W).


(56)

42 

Kriteria yang dapat digunakan untuk melihat besaran Durbin-Watson sebagai berikut (Santoso, 2005 : 242):

1. angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.

2. angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3. angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi

D a

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai D-W adalah sebesar 1,682 yang menunjukkan nilai D-W termasuk pada kriteria kedua dan dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .942a .887 .884 .705 1.682

a. Predictors: (Constant), LNPP, LNEPS, LNDPS b. Dependent Variable: LNHS


(57)

43 

prediksi variabel terikat dengan residualnya. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.4 Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa titik – titik menyebar secara acak diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.


(58)

44  2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Uji hipotesis menggunakan uji signifikansi parsial dan uji signifikansi simultan.

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, perlu diketahui nilai koefisien determinasi (R2) yaitu untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil menunjukkan keterbatasan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Hasil pengolahan data terlihat dibawah ini: Tabel 4.6 Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .942a .887 .884 .705

a. Predictors: (Constant), LNPP, LNEPS, LNDPS b. Dependent Variable: LNHS

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan hasil model summary dapat diketahui bahwa nilai R2 adalah sebesar 0,887. Angka ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu


(59)

45 

EPS,DPS dan pertumbuhan penjualan dapat menjelaskan variabel dependennya yaitu harga saham sebesar 88,7%. Sedangkan sisanya 11,3% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

a. Uji Signifikansi Parsial

Uji signifikansi parsial atau uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 = variabel independen tidak berpengaruh secara parsial

terhadap variabel dependen

H1= variabel independen berpengaruh secara sparsial terhadap

variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan :

1. jika t hitung < t tabel pada α = 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

2. Jika t hitung > t tabel pada α = 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.


(60)

46 

Tabel 4.7

Uji Signifikansi Parsial

Sumber : Output SPSS

Hasil uji parsial dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai t hitung variabel EPS adalah sebesar 6,63 sedangkan nilai ttabel

pada α = 0,05 diketahui sebesar 1,972. Dengan demikian thitung >

t tabel sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Maka EPS secara

parsial berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. 2. Nilai t hitung variabel DPS adalah sebesar 3,321 sedangkan nilai

ttabel pada α = 0,05 diketahui sebesar 1,972. Dengan demikian

thitung > t tabel sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Maka DPS

secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

3. Nilai t hitung variabel pertumbuhan penjualan adalah sebesar

-0,664 sedangkan nilai ttabel pada α = 0,05 diketahui sebesar

1,972. Dengan demikian thitung < t tabel sehingga H0 diterima dan

H1 ditolak. Maka pertumbuhan penjualan secara parsial tidak

berpengaruh secara segnifikan terhadap harga saham. Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.078 .286 10.744 .000

LNEPS .628 .095 .642 6.630 .000

LNDPS .276 .086 .312 3.221 .002

LNPP -.057 .086 -.022 -.664 .508


(61)

47 

Berdasarkan tabel 4.7, maka persamaan regresi dapat disusun sebagai berikut:

Y = 3,078 + 0,628 LNX1+ 0,276LNX2 – 0,57LNX3 Keterangan:

1. Konstanta sebesar 3,078 menunjukkan bahwa harga saham adalah sebesar 3,078 apabila variabel independen ditiadakan. 1. EPS memiliki koefisien bertanda positif sebesar 0,628 yang

berarti apabila terjadi kenaikan EPS sebesar 1% maka akan diikuti kenaikan harga saham sebesar 0,628% dengan asumsi variabel lain tetap.

2. DPS memiliki koefisien bertanda positif sebesar 0,276 yang berarti apabila terjadi kenaikan DPS sebesar 1% maka akan diikuti kenaikan harga saham sebesar 0,276% dengan asumsi variabel lain tetap.

3. Pertumbuhan penjualan memiliki koefisien bertanda negatif sebesar 0,57 yang berarti apabila terjadi kenaikan pertumbuhan penjualan sebesar 1% maka akan diikuti penurunan harga saham sebesar 0,57% dengan asumsi variabel lain tetap.


(62)

48  b. Uji Signifikansi Simultan

Uji signifikansi simultan atau uji F digunakan untuk menilai pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Dalam uji F digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0 = tidak semua variabel independen berpengaruh secara parsial

terhadap variabel dependen.

H1 = semua variabel independen berpengaruh secara simultan

terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan ketentuan :

1. jika F hitung < F tabel pada α = 0,05 maka H0 diterima dan H1

ditolak

3. jika F hitung > F tabel pada α = 0,05 maka H0 ditolak dan H1

diterima.

Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8

Uji Signifikansi Simultan ANOVAb

Model Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 411.705 3 137.235 275.743 .000a

Residual 52.258 105 .498

Total 463.963 108

a. Predictors: (Constant), LNPP, LNEPS, LNDPS b. Dependent Variable: LNHS


(63)

49 

Dari tabel diatas diperoleh nilai F hitung sebesar 275,743 sedangkan

nilai F tabel pada α = 0,05 diketahui sebesar 2,649. Dengan demikian F hitung > Ftabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel EPS, DPS dan pertumbuhan penjualan berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengujian signifikansi parsial, variabel EPS dan DPS berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hal ini dapat dilihat dari nilai t tabel dan t hitung serta nilai signifikansi dari masing-masing

variabel. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, sedangkan jika nilai signifikansi > 0,05 maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Berdasarkan hasil uji t, nilai signifikansi EPS adalah sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi EPS < 0,05 sehingga EPS berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Informasi EPS yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan dapat digunakan untuk memprediksi harga saham dan akan membantu para investor dalam membuat keputusan investasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdul (2005), Intan (2009), Izhar (2010) dan Subrata (2010) yang menemukan bahwa EPS berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.


(64)

50 

Berdasarkan hasil uji t, nilai signifikansi DPS adalah sebesar 0,002. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi DPS < 0,05 sehingga DPS berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. DPS dapat digunakan untuk memprediksi harga saham dan para investor dapat mempertimbangkan DPS sebagai informasi dalam berinvestasi. Hasil penelitan ini bertentangan dengan Izhar (2010) dan Intan (2009), namun sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Subrata (2010) yang menyatakan bahwa DPS berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan hasil uji t, nilai signifikansi pertumbuhan penjualan adalah sebesar 0,508. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi pertumbuhan penjualan > 0,05 sehingga pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham. Pertumbuhan penjualan tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham. Perusahaan yang dapat mencapai penjualan yang tinggi belum tentu diikuti oleh peningkatan laba. Perusahaan mungkin menghadapi beban-beban yang semakin besar akibat dari penjualan yang tinggi misalnya beban pemasaran dan beban penjualan. Hal ini mengakibatkan investor tidak terlalu mempertimbangkan pertumbuhan penjualan sehingga menyebabkan pertumbuhan penjualan tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan Abdul (2005) yang menemukan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan hasil uji F menghasilkan bahwa secara simultan EPS, DPS dan pertumbuhan penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hal


(65)

51 

ini juga dapat dilihat dari koefisien determinasi yang diperoleh yaitu sebesar 0,887 yang mengindikasikan bahwa harga saham mampu dijelaskan oleh EPS, DPS dan pertumbuhan penjualan sebesar 88,7%, sedangkan selebihnya sebesar 11,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Hal ini menunjukkan bahwa investor dapat menggunakan variabel-variabel ini secara simultan dalam memprediksi harga saham.


(66)

52  BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. secara parsial EPS dan DPS berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2006-2009, sedangkan pertumbuhan penjualan tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap harga saham.

2. secara simultan EPS, DPS dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap harga saham. EPS, DPS dan pertumbuhan penjualan dapat digunakan secara bersama-sama dalam memprediksi harga saham.

B. Keterbatasan penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan diantaranya:

1. perusahaan yang tidak membayar dividen ikut disertakan dalam kriteria sampel sehingga mengakibatkan hasil penelitan DPS menjadi tidak akurat,

2. peneliti hanya menggunakan variabel dari faktor fundamental untuk mengetahui pengaruh harga saham dan mengabaikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham.


(67)

53  C Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. bagi perusahaan.

Perusahaan disarankan untuk dapat lebih memperhatikan kemampuan dalam memperoleh laba, dengan cara meningkatkan kinerja perusahaan karena dengan kinerja yang semakin baik maka investor akan tertarik untuk membeli saham perusahaan.

2. bagi investor

Dalam memilih saham investor disarankan untuk memanfaatkan informasi keuangan dengan sebaik-baiknya dan melihat faktor-faktor lain selain rasio keuangan perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham secara signifikan agar dapat membuat keputusan investasi secara tepat.

3. bagi peneliti selanjutnya

Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan rasio keuangan lainnya yang masih berbasis pada laporan keuangan selain yang digunakan dalam penelitian ini dan tetap berlandaskan pada penelitian-penelitian sebelumnya.


(68)

54 

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Mohammad, 2005. Pengaruh Earning Per Share dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di BEJ, Skripsi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Anoraga , Panji, 2006. Pengantar Pasar Modal. Rineka Cipta, Jakarta.

Ang, Robert, 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Media Staff Indonesia. Jakarta

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Kedua, USU Press, Medan.

Fabozzi, J Frank, 2000. Manajemen Investasi Buku Satu. Salemba Empat, Jakarta. Fakhruddin, M dan Hadianto Sopian, 2001. Perangkat dan Model Analisis

Investasi di Pasar Modal, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Departemen Akuntansi, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitan dan Penulisan Skripsi, Medan.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Halim, Abdul, 2005. Analisis Investasi, Salemba Empat, Jakarta.

Husnan, Suad, 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Pertama UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Horne, James C. Van dan John M. Wachowicz, Jr. 1998. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Buku Satu Edisi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

Intan, Taranika, 2009. Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, Skripsi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.


(69)

55 

Izhar, Muhammad, 2010. Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public di Indonesia. Skripsi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Jogiyanto, 2006. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE, Yogyakarta. Koetin, E.A, 1997. Pasar Modal Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Kotler, P dan Gary Amstrong, 2006. Dasar – Dasar Pemasaran, Preshallindo, Jakarta.

Munawir, 2001. Analisis Laporan Keuangan, BPFE, Yogyakarta.

Santoso, Singgih, 2005. Buku Latihan SPSS Statistik Parametik, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Subrata, Yuda, (2010). Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, Skripsi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan

Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis, CV.Alfabeta, Bandung Swasta, Basu, 2000. Azas Marketing, Liberty, Yogyakarta.

Syamsuddin, Lukman, 2000. Manajemen Keuangan, Cetakan Kelima, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Tandeililin, Eduardus, 2001. Analisis Investasi dan Teori Portofolio,Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Ketiga, Bayumedia Publishing, Malang.

Widoatmodjo, Sawidji, 2004. Cara Cepat Memulai Investasi Saham, PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

www.bps.go.id

 

www.idx.co.id


(1)

74

 

5.56

1.39

0.00

-3.22

8.74

6.35

5.52

-1.51

8.99

7.15

5.86

-1.31

5.28

3.04

1.61

-1.56

6.31

4.26

0.00

-1.83

6.46

4.65

0.00

-1.56

8.87

5.75

5.57

-1.43

5.98

3.14

0.00

-2.41

12.08

8.89

7.09

-1.77

5.51

4.25

1.61

-2.30

10.10

7.82

6.76

-3.91

8.29

6.90

5.70

0.00

10.18

8.31

7.55

-2.21

7.49

5.08

4.83

0.00

5.82

3.95

0.00

0.00

5.24

3.66

1.79

-1.90

6.92

5.11

0.00

0.00

7.95

7.57

3.22

0.00

10.57

8.97

7.82

-2.30

7.21

4.86

3.81

-0.69

4.79

3.37

1.10

-2.12

7.30

4.71

0.00

0.00

8.83

7.65

4.09

-3.22

9.22

7.06

7.21

-2.12

4.66

3.22

1.10

-2.66

4.38

0.00

0.00

0.00

7.65

5.46

3.85

0.00

6.14

5.25

0.00

0.00

7.18

7.36

3.91

0.00

9.03

6.61

5.01

-2.53

5.59

1.39

0.00

0.00

4.87

2.40

0.91

-2.81

4.75

0.69

0.00

0.00

4.92

3.26

0.00

0.00

7.85

6.47

4.91

0.00

7.91

5.52

4.09

0.00

6.83

5.41

1.39

-2.53


(2)

5.77

3.89

2.57

-2.12

7.69

6.18

3.91

-1.51

7.35

5.21

0.00

0.00

5.22

3.09

0.00

-4.61

4.44

1.95

0.00

-2.30

6.44

1.39

2.01

-3.91

3.93

1.39

0.00

-0.94

4.51

2.94

0.00

0.00

7.00

4.76

0.00

-1.43

6.26

4.52

4.83

-3.91

11.10

9.50

8.99

-1.77

4.21

1.44

0.00

-2.12

5.25

3.43

0.00

0.00

8.69

6.43

5.77

-2.12

8.97

8.21

5.86

0.00

5.24

3.93

2.30

0.00

6.41

4.38

3.69

-1.43

6.45

3.04

1.61

-1.71

9.15

5.99

5.77

-1.77

Lampiran ix

Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LNHS LNEPS LNDPS LNPP

N 204 204 128 167

Normal Parametersa Mean 7.101 4.588 4.637 -1.767

Std. Deviation 2.082 2.383 2.277 .922


(3)

(4)

Lampiran x

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.078 .286 10.744 .000

LNEPS .628 .095 .642 6.630 .000 .114 8.740

LNDPS .276 .086 .312 3.221 .002 .114 8.763

LNPP -.057 .086 -.022 -.664 .508 .971 1.030

a. Dependent Variable: LNHS

Lampiran xi

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .942a .887 .884 .705 1.682

a. Predictors: (Constant), LNPP, LNEPS, LNDPS b. Dependent Variable: LNHS


(5)

78

 

Lampiran

xii


(6)

Hasil Pengujian Hipotesis

Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .942a .887 .884 .705

a. Predictors: (Constant), LNPP, LNEPS, LNDPS b. Dependent Variable: LNHS

Uji Signifikansi Parsial

Uji Signifikansi Simultan

ANOVAb

Model Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 411.705 3 137.235 275.743 .000a

Residual 52.258 105 .498

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.078 .286 10.744 .000

LNEPS .628 .095 .642 6.630 .000

LNDPS .276 .086 .312 3.221 .002

LNPP -.057 .086 -.022 -.664 .508


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 39 96

Pengaruh Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Go Public

2 67 71

Analisis Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Per Share Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 35 127

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 85 93

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham Emiten Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

0 33 73

Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 47 83

Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia

1 31 104

ANALISIS PENGARUH CASH FLOW PER SHARE DAN EARNING PER Analisis Pengaruh Cash Flow Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Dividend Per Share (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2008-2011 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 2 15

PENGARUH EARNING PER SHARE DEVIDEN PER SHARE DAN HARGA SAHAM TERHADAP VOLUME PENJUALAN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (2004 – 2007).

0 1 8

Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) terhadap harga saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 - USD Repository

0 0 145