Ekspositori Tertulis Metode Diskusi Kelompok Metode Permainan Peranan Metode Permainan Simulasi Metode Homeroom Teknik Permainan Kelompok

Metode ekspositori yaitu cara melaksanakan layanan dalam bimbingan klasikal maupun bimbingan kelompok, dengan menyampaikan informasi atau penjelasan kepada sekelompok konseli. Penyampaian informasi dapat diberikan secara lisan maupun dalam bentuk tertulis. Ekspositori secara lisan biasa juga disebut dengan metode ceramah. b. Metode Ceramah Metode ceramah merupakan prosedur layanan bimbingan dengan cara menyampaikan informasi atau penjelasan secara lisan.

c. Ekspositori Tertulis

Ekspositori tertulis dapat diartikan sebagai cara memberikan pelayanan bimbingan, dengan menyampaikan informasi secara tertulis.

d. Metode Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok dapat dikatakan sebagai suatu percakapan yang direncanakan antara 3 orang atau lebih, bertujuan untuk memperjelas ataupun memecahkan suatu masalah yang dihadapi di bawah pimpinan seorang pemimpin Romlah, 2006.

e. Metode Permainan Peranan

Permainan peranan dipandang sebagai suatu aktivitas yang berkaitan dengan pendidikan, di mana individu memerankan suatu situasi yang imajinatif pura-pura, bertujuan untuk membantu individu dalam mencapai pemahaman diri, meningkatkan keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain. Permainan peranan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sosiodrama dan psikodrama. Sosiodrama lebih mengarah pada permainan peranan yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan hubungan sosial, lebih bersifat preventif dan pengembangan. Sedang psikodrama digunakan untuk memecahkan masalah emosional yang dialami oleh seseorang, bersifat kuratif atau penyembuhan.

f. Metode Permainan Simulasi

Permainan simulasi merupakan salah satu jenis permainan yang digunakan untuk merefleksikan situasi-situasi yang terdapat dalam kehidupan nyata. Situasi yang diangkat dalam permainan dimodifikasi seperti disederhanakan, diambil sebagian ataupun dikeluarkan dari konteksnya Adams,1973 dalam Romlah,2006.

g. Metode Homeroom

Sebagai suatu metode, homeroom berarti suatu cara dalam mengatur suatu pertemuan kelompok di mana suasana hubungan antar anggota kelompok penuh dengan kehangatan, keakraban seperti dalam keluarga yang menyenangkan.

h. Teknik Permainan Kelompok

Permainan kelompok merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara berkelompok. Sebagai metode dalam bimbingan kelompok, pada umumnya permainan yang digunakan adalah permainan kelompok. Permainan kelompok ini dapat digunakan sebagai suatu metode yang berdiri sendiri, dalam arti selama proses layanan hanya menggunakan teknik yang dimaksud. Di samping ituk permainan kelompok dapat pula digunakan untuk variasi dari metode yang lain, misal teknik ekspositori. Dengan variasi teknik permainan maka ekspositori akan menjadi lebih menarik dan mereduksi kebosanaan sebagai kelemahan dari ekspositori. B. Materi Layanan Bimbingan Klasikal dan Bimbingan Kelompok Berbasis Kebutuhan Peserta Didik Materi bimbingan dalam strategi layanan bimbingan klasikal, dipersiapkan untuk semua siswa, dirancang dalam program bimbingan yang akan dilaksanakan secara terjadual, tatap muka di kelas. Dalam menentukan materi yang dirumuskan dalam bentuk topic-topik layanan, didasarkan pada kurikulum yang telah dikembangkan di setiap sekolah, merujuk pada Rambu-rambu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Di samping itu juga didasarkan pada hasil need asesmen yang telah dilaksanakan di setiap awal tahun ajaran baru dalam rangka menyusun program bimbingan dan konseling baik program tahunan maupun program semester. Materi dalam bimbingan kelompok, juga dikembangkan bedasarkan pada kebutuhan konseli. Materi dapat diidentifikasi berdasarkan pada bidang pribadi, sosial, belajar maupun karir. Materi yang dikembangkan dalam bimbingan kelompok, terutama kelompok kecil, tidak terbatas pada materi yang terkait dengan tujuan pada tataran pengenalan, tetapi lebih fokus pada tataran akomodasi dan tindakan. Melalui metode bimbingan yang melibatkan dinamika kelompok, diharapkan konseli tidak sebatas memiliki pemahaman saja, tetapi konseli dibantu sampai memiliki sikap tertentu dan dapat bertindak atas perilaku- perilaku tertentu yang dilatihkan melalui bimbingan kelompok. C. Prinsip – Prinsip Bimbingan dan Konseling dalam Pelayanan Bimbingan Klasikal dan Bimbingan Kelompok Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut. 1. Layanan bimbingan klasikal maupun bimbingan kelompok, diperuntukkan bagi semua peserta didik konseli. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan klasikal maupun bimbingan kelompok diperuntukkan bagi semua peserta didikkonseli. 2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Meskipun menggunakan pendekatan bimbingan kelompok di mana aktivitasnya dikelola dalam suatu kelompok, setiap konseli tetap diberlakukan sebagai individu yang bersifat unik berbeda satu sama lainnya. 3. Bimbingan dan konseling menekankan nilai-nilai positif. Melalui bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok, senantiasa berupaya membangun pandangan dan nilai nilai positif yang ada pada diri konseli dan lingkungannya. 4. Bimbingan dan konseling merupakan tanggung jawab bersama pihak sekolah. 5. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di sekolah. 6. Layanan bimbingan klasikal maupun bimbingan kelompok, dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia. 7. Layanan bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok bersifat fleksibel, adaptif dan berkelanjutan, mempertimbangkan situasi dan kondisi serta daya dukung sarana dan prasarana yang tersedia . 8. Program bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan layanan dan pengembangan program lebih lanjut. 9. Dinamika kelompok dalam bimbingan klasikal ataupun bimbingan kelompok bukan menjadi tujuan, tetapi dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan layanan bimbingan. 10. Pada hakikatnya setiap konseli merupakan makhluk individual sekaligus juga makhluk sosial. B. Materi yang sulit dipahami Dari 3 bab yang saya pelajari materi yang sulit dipahami pada bab 2 yaitu asesmen bimbingan dan konseling. Karena ada beberapa asesmen teknik non tes dalam bimbingan konseling, yang belum saya laksanakan. Sehingga belum ada gambaran mengenai teknik tersebut. C. Materi esensial apa saja yang tidak ada dalam Sumber Belajar Pada materi bab 1 untuk fungsi layanan bimbingan dan konseling pada jaur pendidikan formal masih belum lengkap. D. Materi apa saja yang tidak esensial namun ada dalam Sumber Belajar Menurut saya materinya sudah esensial dan banyak membantu saya yang latar belakang pendidikan saya bukan bimbingan dan konseling. E. Jawaban Latihan Soal Uraian 1. Salah satu tugas guru BK adalah melakukan layanan pengumpulan data. Salah satu data yang Saudara perlukan adalah data tentang motivasi belajar para siswa, sementara ini belum ada instrumen yang valid untuk mengukur variabel tersebut. Tugas Saudara adalah mengembangkan instrumen angket motivasi belajar yang memiliki validitas konstruk. Pertanyaan: a. Jelaskan langkah-langkah prosedur pengembangan angket secara lengkap Jawab: 1. Menyusun kerangka konseptual Menyusun kerangka konseptual pada dasarnya mengumpulkan beberapa konsep dari para ahli tentang sebuah variabel yang akan diukur dalam instrumen non tes ini. Konsep –konsep yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis, diperbandingkan atau dikomparasikan dan pada akhirnya ditarik sebuah sintesis yang dianggap dapat mewakili keseluruhan konsep tersebut 2. Definisi konseptual dan operasional Kerangka konseptual yang sudah disintesiskan kemudian menjadi definisi konseptual dari variabel konstruk yang akan diukur dengan instrumen non tes. Berdasarkan konstruk ini dikembangkanlah dimensi dan indicator 3. Kisi –kisi instrumen Membuat kisi – kisi instrumen sesuai dengan dimensi dan indikator yang telah di kemukakan sebelumnya. Jumlah butir hendaknya proporsional dan seimbang dari masing –masing dimensi serta indikator yang tersedia. 4. Menulis butir instrument pengukuran non tes Menulis butir –butir instrumen yang dapat berbentuk pertanyaan maupun pernyataan. Bentuk pertanyaan dan pernyataan tersebut dapat berupa butir positif dan negatif. Namun demikian, tidak ada ukuran yang baku mengenai proporsi jumlah butir negatif dan positif. Walaupun begitu, sewajarnya butir negatif diakomodasi lebih sedikit dibanding butir positif. Hal tersebut dapat dimaklumi bahwasanya butir negatif yang berjumlah banyak akan mempegaruhi pola jawaban dari responden serta umumnya menjadikan responden bingung dalam menjawab. b. Buatlah kisi-kisi instrumen angket dalam bentuk Tabel. KISI- KISI ANGKET RESPON SISWA TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING Variabel Penelitian Dimensi Indikator No. Item Soal Jumlah Penerapan model pembelajaran problem posing pada pokok bahasan kalsifikasi makhluk hidup untuk meningkatkan hasil belajar siswa di MTs Negeri karangampel Penerapan model pembelajaran problem posing pada materi kalsifikasi makhluk hidup 1. Tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran Problem Posing 2. Penerapan model pembelajaran Problem Posing dapat memotivasi siswa untuk belajar 3. Penerapan model pembelajaran problem posing dapat 1,2, 3,4 16 2 2 1 menciptakan hal yang baru dalam materi klasifikasi makhlukl hidup dengan melakukan percobaan lapangan 4. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Problem Posing 5. Pendapat siswa tentang penerapan model pembelajaran Problem Posing pada pokok bahasan Klasifikasi Makhluk hidup 6. Keseriusan siswa terhadap pembelajaran penerapan model Problem Posing 7. Efektifitas model pembelajaran Problem Posing terhadap pembelajaran 8. Pemahaman siswa pada pokok bahasan Klasifikasi Makhluk hidup 9. Menambah pengetahuan siswa 10. Guru dan siswa lebih interaktif 11. Membuat siswa lebih banyak bertanya 12. Berbagi pengetahuan dengan teman 13. Dapat menjawab pertanyaan guru 14. Lebih menarik menggunakan model problem posing 15. Penilaian proses belajar klasifikasi makhluk hidup dengan adanya model pembelajaran problem posing 16. Melakukan diskusi secara aktif antara sesama siswa dengan guru 17. Penerapan model Problem Posing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Klasifikasi Makhluk hidup 5,6 7,8 9,10 11,12 13,14 19 20 21 22 23 24 17,18 25 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 Meningkatan Hasil Belajar 15 1 Jumlah Item 25 25 c. Jumlah item sesuai dengan luas sempitnya variabel yang akan diukur Pertanyaanpernyataan yang lerlalu banyak akan membuat responden hilang minat dalam mengisi kuesioner. Meskipun ada pertimbangan validitas dan reliabilitas dalam jumlah item ini, namun pertanyaan yang sangat banyak dapat membuat responden malas untuk mengisi. Kita bisa bayangkan, jika jumlah item yang dibuat sebanyak 150 pernyataan, diasumsikan 1 pernyataan dijawab 30 detik maka dibutuhkan waktu 75 menit untuk menjawab kuesioner anda. dibutuhkan responden yang memiliki kesabaran super sekali untuk kuesioner semacam ini. Masalah lainnya adalah, semakin banyak item yang dipergunakan, maka semakin banyak pula sampel uji yang harus diambil. Jika analisis faktor menggunakan parameter minimal 5 x jumlah variabel, atau jika ada 60 item pertanyaan, maka dibutuhkan 60 x 5 = 180 responden ujicoba..  Petunjuk Mengerjakan Soal:  Berikut ini disajikan ceritera2 “kasus” masalah bidang bimbingan di suatu sekolah Kasus A dan Kasus B  Setiap kasus diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan yang merupakan representasi dari rancangan prosedur penyelesaian kasus.  Pilihlah salah satu Kasus A atau B untuk Saudara rancang prosedur mengatasinya. Kasus A: Di tahun 2010 “SekolahMenengah” Negeri Pager Wojo di KecamatanKarangtengah merupakan sekolah favorit , sehingga para orang tuabanyak yang berkeinginan memasukkan anak-anaknya di sekolahtersebut. Di era tahuntersebut, para siswa di sekolahiniseringmengikutiberbagailombabaiklombabidangakademiksepertilombaoli mpiadedalambeberapamatapelajaran. Merekahampirselalumeraihjuaradisetiaplombatersebutbaik ditingkatKabupaten, propinsidanjuga ditingkatnasional. Di bidang non akademikpun sepertilombabeberapacabangolah raga, senibudaya, karyailmiahdansejenisnya para siswayang mewakilinyapunseringmeraihjuara. Tahun 2015 kepalasekolahdan para guru senior sebagianbesarsudahpensiundi tahun 2010 ini, digantikandengankepalasekolahdan guru-guruyang relatifbaru.Di duatahunterakhiriniterasakualitaspengelolaansekolahmengalamikemerosotanyang cukuptajam. Disiplindansemangatguru dalammengajarmenurun, iklimsekolahtidaklagikondusif. semangatbelajarsiswamelemah. Lomba- lombabidangakademikmaupun non akademiksudahjaranglagisinggah di sekolahini. Masalah yang paling memprihatinkanadalahjumlahsiswa yang seringtidakmasuksekolahbolos frekuensinyasemakinharisemakinbertambahbahkanbeberapasiswaada yang drop out. Rata-rata tiapkelasada 3 anak yang setiapharimembolosdanrata-rata di satukelassetiaptahunnyaadayang droup out. Kondisi yangdemikiantersebutmenyebabkankepercayaanmasyarakatterhadapsekolahinimenur un, sehinggaanimo orang tuauntukmenyekolahkananaknya di sekolahtersebutmenjadiberkurang. Inilah yang membuatprihatinkepalasekolahdankhususnya guru bimbingandankonseling yang setiapharidihadapkanpadamasalahtersebutselamaduatahunterakhirini. Berdasarkan uraian kasus tersebut, jawablah soal-soal berikut. A.1.Tulislah satu masalah utama bidangbimbingan yang sedang Saudara hadapi sebagai guru BK di sekolah tersebut Jawab : masalah yang dihadapi sebagai guru BK disekolah tersebut yaitu jumlah siswa yang sering tidak masuk sekolahbolos frekuensinya semakin hari semakin bertambah bahkan beberapa siswa ada yang drop out. Rata-rata tiap kelas ada 3 anak yang setiap hari membolos dan rata-rata di satu kelas setiap tahunnya ada yang droup out. A.2. Masalah utama tersebut termasuk dalam kategori masalah bidang apa belajar, karir, pribadi-sosial, atau spiritual?Pilih salah satu jenis masalah yang menurut Saudara paling sesuai dan berikan alasannya secara singkat dan jelas? Jawab : dari permasalahan utama tersebut masuk dalam kategori bidang pribadi, karena disini konselor membantu peserta didik agar dapat menguasai tugas- tugas perkembangan sesuai dengan tahap perkembangannya secara optimal. A.3. Komponen kegiatan program layanan bimbingan apa yang paling sesuai. Pilih salah satu: 1 LayananDasar, 2 Layanan Perencanaan Individual, 3 Layanan Responsif, atau4 Layanan Dukungan SistemJelaskan alasan Saudara secara singkat dan tepat, mengapa Saudara memilih jenis layanan bimbingan tersebut? Jawab : komponen kegiatan program layanan bimbingan apa yang paling sesuai adalah layanan responsif, karena konseli mendapat lyanan dengan segera , karena dikhawatirkan dapat menghambat perkembangan konseli dan berlanjut ke tingkat yang lebih serius seperti droup out. E.4. Layanan bimbingan yang Saudara lakukan dapat dimaknai bahwa Saudara sedang menjalankan fungsi bimbingan apa? Jelaskan secara singkat alasan Saudara? Jawab : layanan responsif yang saya lakukan dimaknai bahwa saya sedang menjalankan fungsi pebaikan dan penyembuhan, karena saya membantu peserta didikkonseli yang sedang bermasalah agar dapat memperbaiki kekeliruan berpikir, berperasaan, berkehendak dan bertindak. Sehingga konseli memiliki pola pikir yang rasioanal dan memiliki perasaan yang tepat serta konseli berkehendak merencanakan dan melaksanakan tindakan yang tepat pula. E.5. Buatlah usulan Komponen Kegiatan Program layanan bimbingan yang Saudara pilih pada butirA.3 tersebut dengan mengikuti Format Usulan Kegiatan Program Bimbingan sebagaimana Format A. Format A.

1. Komponen Kegiatan Program Bimbingan: