23
HASIL PENELITIAN
I. BILIRUBIN TAK TERKONJUGASI
Pada tabel 1, dapat dilihat kadar bilirubin tak terkonjugasi tertinggi ada pada kelompok K2 dan terendah pada K4. Rerata bilirubin tak terkonjugasi K2 adalah 4,39 SD 0,55 paling tinggi dibandingkan semua
kelompok. Kadar bilirubin tak terkonjugasi K3 lebih rendah dengan rerata 3,04 SD 0,57 dibanding K2. Demikian juga kadar bilirubin tak terkonjugasi K1 dengan rerata 2,69 SD 0,56. Rerata kadar bilirubin tak
terkonjugasi K4 adalah 2,62 SD 0,68 .
Tabel 1. Hasil pengukuran kadar bilirubin tak terkonjugasi beserta uji Anova, dan Bonferonni
Kelompo k
Mean Median
Simpang Baku Minimum
Maksimum
K1 2,69
2,50 0,56
2,11 3,47
K2 4,39
4,43 0,55
3,65 5,00
K3 3,04
3,27 0,57
2,11 3,46
K4 2,62
2,50 0,68
1,93 3,65
Anova : p=0,001 Bonferonni :
K1 dan K2 : p=0,002
K1 dan K3 : p=1,000
K2 dan K3 : p=0,015
K1 dan K4 : p=1,000
K2 dan K4 : p=0,001
K3 dan K4 : p=1,000
Gambaran perbedaan kadar bilirubin tak terkonjugasi pada tiap kelompok dapat dilihat pada Gambar 1.
23
K4 K3
K2 K1
kelompok
5.00 4.00
3.00 2.00
1.00 0.00
Me a
n b
il ir
u b
in ta
k te
rk o
n ju
g a
s i
Gambar 1. Nilai mean kadar bilirubin tak terkonjugasi pada tiap kelompok
Berdasarkan uji Shapiro-Wilk diketahui bahwa data berdistribusi normal. Dari uji Levene didapat data mempunyai populasi yang homogen. Lampiran 2 Karena data berdistribusi normal dan
mempunyai populasi yang homogen, maka dilanjutkan dengan uji statistik Anova. Pada uji Anova terhadap kadar bilirubin tak terkonjugasi didapatkan perbedaan yang bermakna p=0,001. Untuk mengetahui kelompok mana
yang memiliki perbedaan bermakna, dilakukan uji Bonferonni. Antara K1 dan K2 p=0,002, K2 dan K3 p=0,015, K2 dan K4 p=0,001 terdapat perbedaan yang bermakna. Kadar bilirubin tak terkonjugasi antara K1
dan K3, K1 dan K4, K3 dan K4 tidak terdapat perbedaan yang bermakna p=1,000. Tabel 1
II. BILIRUBIN TERKONJUGASI