KEDUDUKAN PEGAWAI KONTRAK DALAM UNDANG-UNDANG ASN

Tulisan HukumUJDIH Perwakilan Provinsi MalukuUmum 14 d. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 2 dua tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana. Sementara PNS yang berhenti bekerja atas jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS. Batas usia pensiun yaitu: 63 a. 58 lima puluh delapan tahun bagi Pejabat Administrasi; b. 60 enam puluh tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi; c. sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi Pejabat Fungsional. Jaminan Pensiun diberikan apabila : 64 a. meninggal dunia; b. atas permintaan sendiri dengan usia dan masa kerja tertentu; c. mencapai batas usia pensiun; d. perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun dini; atau e. tidak cakap jasmani danatau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan kewajiban. Sumber pembiayaan jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS berasal dari pemerintah selaku pemberi kerja dan iuran PNS yang bersangkutan

D. KEDUDUKAN PEGAWAI KONTRAK DALAM UNDANG-UNDANG ASN

Salah satu hal yang baru dalam UU ASN adalah terdapatnya pengaturan mengenai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja PPPK. PPPK menurut UU ASN adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. 65 PPPK diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan UU ASN. 66 Perbedaan mendasar antara PNS dengan PPPK antara lain mengenai status PPPK yang bukan pegawai tetap bersifat sementara berdasarkan perjanjian kerja, tidak memiliki Nomor Induk Pegawai NIP nasional, serta tidak diaturnya mengenai hak untuk mendapatkan fasilitas, jaminan pensiun, pengembangan karier, pola karier, promosi dan mutasi yang dalam UU ASN hanya diatur untuk PNS saja. 63 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 90. 64 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 91. 65 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 1 angka 4 66 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 7 ayat 1 Tulisan HukumUJDIH Perwakilan Provinsi MalukuUmum 15 UU ASN memberikan regulasi dan paradigma berbeda dan lebih lengkap mengenai PPPK jika dibandingkan dengan pengaturan mengenai Pegawai Tidak Tetap sebagaimana diatur dalam UU Kepegawaian sebelumnya. Pada dasarnya PPPK dan Pegawai Tidak Tetap Pegawai Honorer yang selama ini mengacu pada UU Kepegawaian adalah Pegawai yang diangkat selama jangka waktu tertentu untuk melaksanakan tugas pemerintahan dan tidak berkedudukan sebagai PNS, namun terdapat beberapa perbedaan pengaturan yang cukup mendasar antara lain adanya pengaturan yang jelas mengenai hak dan kewajiban, dan diaturnya Manajemen PPPK yang meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan mengenai perlindungan bagi PPPK. Pada dasarnya paradigma PPPK berbeda dengan tenaga honorer selama ini. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Menpan-RB, Azwar Abubakar pada dasarnya mengatakan bahwa PPPK bukanlah honorer, melainkan menjadi akselerator. PPPK terdiri dari tenaga-tenaga profesional yang masuknya didasarkan pada multi level entry. 67 Menurut Deputi SDM Aparatur Kementerian PAN-RB Setiawan Wangsaatmaja, PPPK merupakan pegawai profesional. PPPK berbeda sama sekali dengan tenaga honorer. Tenaga honorer kategori 2 yang tidak lulus tes CPNS tidak bisa serta merta ditetapkan menjadi PPPK.Untuk menjadi PPPK, pintu masuknya jelas seperti halnya untuk CPNS, harus melalui pengusulan dan penetapan formasi, kinerjanya juga terukur. PPPK juga mendapatkan remunerasi, tunjangan sosial, dan kesejahteraan mirip sama dengan PNS. Karena itu, setiap instansi yang mengangkat harus mengusulkan kebutuhan dan formasinya, kualifikasinya seperti apa, serta harus melalui tes. 68 Berdasarkan UU ASN, rekrutmen PPPK harus berdasarkan perencanaan penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja yang dilakukan untuk jangka waktu 5 lima tahun yang diperinci per 1 satu tahun berdasarkan prioritas kebutuhan. Kebutuhan dan Jenis Jabatan tersebut ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri, yang dalam hal ini merupakan kewenangan Kementerian PAN-RB. Penetapan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK oleh Menteri dengan memperhatikan pendapat menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan dan pertimbangan teknis dari kepala BKN. 69 Jenis jabatan yang dapat diisi oleh PPPK pun terbatas, hanya jabatan tertentu yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden. Proses Rekrutmen calon PPPK juga harus melalui tahapan perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan 67 http:bisnis.liputan6.comread2063427pemerintah-kebut-penyelesaian-pp-pegawai-kontrak diakses pada Rabu 8 Oktober 2014. 68 http:www.menpan.go.idberita-terkini2158-pppk-bukan-honorer-baju-baru diakses pada Rabu 8 Oktober 2014 69 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara penjelasan Pasal 94 ayat 4. Tulisan HukumUJDIH Perwakilan Provinsi MalukuUmum 16 menjadi PPPK. 70 Pengangkatan calon PPPK juga harus ditetapkan dengan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian. 71 Hal tersebut berarti setiap instansi pemerintah kini tidak bisa lagi langsung mengangkat pegawai kontrakhonorer sendiri dengan relatif bebas sesuai kebutuhannya selama ini, karena penentuan formasi PPPK terbatas dan ditentukan oleh pemerintah pusat. Sebelumnya berdasarkan ketentuan Pasal 16A UU Kepegawaian, tenaga honorer yang telah bekerja pada instansi pemerintah yang menunjang kepentingan Nasional dapat diangkat langsung menjadi PNS untuk memperlancar tugas umum pemerintahan dan pembangunan, sedangkan berdasarkan UU ASN secara tegas diatur bahwaPPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS. Untuk diangkat menjadi calon PNS, PPPK harus mengikuti semua proses seleksi yang dilaksanakan bagi calon PNS dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 72 Hal tersebut diatur secara tegas untuk mengatisipasi permasalahan yang telah terjadi selama seperti mengenai permasalahan pengangkatan tenaga honorer kategori 2 dua menjadi PNS. Setiap PPPK juga harus dinilai kinerjanya untuk menjamin objektivitas perpanjangan perjanjian kerja, pemberian tunjangan, dan pengembangan kompetensinya. 73 Kesejahteraan PPPK sebagai aparatur negara juga lebih diperhatikan sekarang.UU ASN mengamanatkan bahwa Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PPPK berdasarkan beban kerja, tanggung jawab jabatan dan resiko pekerjaan. Hal ini bertujuan untuk memperhatikan kesejahteraan PPPK karena selama ini banyak pegawai tidak tetap kontrakhonorer tidak diberikan gaji yang layak, bahkan jauh dibawah upah minimum daerah setempat karena tidak adanya peraturan yang tegas mengatur mengenai penggajian dan tunjangan dalam UU Kepegawaian. UU ASN juga memberikan ketentuan yang memberikan kesempatan bagi PPPK untuk mengembangkan kompetensinya dan juga pemberian penghargaan bagi PPPK yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya.Penghargaan tersebut dapat berupa pemberian tanda kehormatan, kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi dan.atau kesempatan menghadiri acara resmi danatau acara kenegaraan. 74 Pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan bantuan hukum. Hal yang perlu dicermati adalah bahwa UU ASN hanya mengatur mengenai jangka waktu perjanjian kerja minimal PPPK. Sesuai ketentuan Pasal 98 ayat 2, Masa perjanjian 70 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 96 ayat 2. 71 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 98 ayat 1. 72 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 99 ayat 2. 73 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 100 ayat 8. 74 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 103 ayat 2. Tulisan HukumUJDIH Perwakilan Provinsi MalukuUmum 17 kerja PPPK paling singkat adalah 1 satu tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan dan berdasarkan penilaian kinerja. UU ASN tidak mengatur lebih lanjut secara tegas mengenai jangka waktu maksimal perjanjian kerja bagi PPPK. Padahal sesuai dengan definisinya, PPPK diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu, sehingga pada pokoknya PPPK bersifat sementara dan bukan pegawai tetap. Jika dibandingkan dengan regulasi dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan, Perjanjian Kerja Waktu Tertentu bagi tenaga kontrak yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk paling lama 2 dua tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 satu kali untuk jangka waktu paling lama 1 satu tahun 75 dan apabila diperpanjang melebihi jangka waktu tersebut maka demi hukum perjanjian kerja tersebut menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu 76 atau dengan kata lain menjadi tenaga kerja tetap.Ketidakpastian jangka waktu maksimal perjanjian kerja bagi PPPK dalam UU ASN jika tidak diberikan pengaturan secara tegas berpotensi menimbulkan ketidakpastian hukum dan berbagai permasalahan seperti penyalahgunaan wewenang atau praktek korupsi, kolusi dan nepotisme oleh Pejabat Pembina Kepegawaian PPK atau Pejabat yang berwenang lainnya dan juga desakan dari PPPK dalam rekrutmen maupun perpanjangan masa perjanjian kerja bagi PPPK, karena selama ini banyak tenaga honorer pegawai tidak tetap yang terus-menerus diperpanjang perjanjiannya, walaupun pengaturan dalam UU Kepegawaian menyatakan bahwa pegawai tidak tetap diangkat untuk jangka waktu tertentu. Selain itu karena pegawai kontraktenaga honorer yang telah ada selama ini nantinya tidak secara otomatis diangkat sebagai PPPK sebagaimana dimaksud dalam UU ASN maupun sebagai PNS, maka timbul potensi permasalahan dan kekosongan hukum yang mengatur mengenai pegawai kontraktenaga honorer yang tidak berhasil menjadi PPPK maupun PNS nantinya, karena UU Kepegawaian yang selama ini menjadi dasar pengangkatan mereka telah dicabut dan digantikan oleh UU ASN.

E. PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI