Tulisan HukumUJDIH Perwakilan Provinsi MalukuUmum
17 kerja PPPK paling singkat adalah 1 satu tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan
dan berdasarkan penilaian kinerja. UU ASN tidak mengatur lebih lanjut secara tegas mengenai jangka waktu maksimal perjanjian kerja bagi PPPK. Padahal sesuai dengan
definisinya, PPPK diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu, sehingga pada pokoknya PPPK bersifat sementara dan bukan pegawai tetap.
Jika dibandingkan dengan regulasi dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan, Perjanjian Kerja Waktu Tertentu bagi tenaga kontrak yang
didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk paling lama 2 dua tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 satu kali untuk jangka waktu paling lama 1 satu tahun
75
dan apabila diperpanjang melebihi jangka waktu tersebut maka demi hukum perjanjian kerja
tersebut menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu
76
atau dengan kata lain menjadi tenaga kerja tetap.Ketidakpastian jangka waktu maksimal perjanjian kerja bagi PPPK dalam
UU ASN jika tidak diberikan pengaturan secara tegas berpotensi menimbulkan ketidakpastian hukum dan berbagai permasalahan seperti penyalahgunaan wewenang atau
praktek korupsi, kolusi dan nepotisme oleh Pejabat Pembina Kepegawaian PPK atau Pejabat yang berwenang lainnya dan juga desakan dari PPPK dalam rekrutmen maupun
perpanjangan masa perjanjian kerja bagi PPPK, karena selama ini banyak tenaga honorer pegawai tidak tetap yang terus-menerus diperpanjang perjanjiannya, walaupun pengaturan
dalam UU Kepegawaian menyatakan bahwa pegawai tidak tetap diangkat untuk jangka waktu tertentu.
Selain itu karena pegawai kontraktenaga honorer yang telah ada selama ini nantinya tidak secara otomatis diangkat sebagai PPPK sebagaimana dimaksud dalam UU ASN
maupun sebagai PNS, maka timbul potensi permasalahan dan kekosongan hukum yang mengatur mengenai pegawai kontraktenaga honorer yang tidak berhasil menjadi PPPK
maupun PNS nantinya, karena UU Kepegawaian yang selama ini menjadi dasar pengangkatan mereka telah dicabut dan digantikan oleh UU ASN.
E. PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI
Jabatan Pimpinan Tinggi merupakan sekelompok jabatan tinggi pada instansi pemerintah sebagai nomenklatur baru dalam UU ASN yang menggantikan sistem eselon
yang ada selama ini.Jabatan Pimpinan Tinggi, berfungsi memimpin dan memotivasi setiap Pegawai ASN pada Instansi Pemerintah melalui kepeloporan dalam bidang keahlian
profesional, analisis dan rekomendasi kebijakan dan kepemimpinan manajemen, pengembangan kerja sama dengan instansi lain, dan keteladanan dalam mengamalkan nilai
dasar ASN dan melaksanakan kode etik dan kode perilaku ASN. Untuk setiap Jabatan
75
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 59 ayat 4.
76
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 59 ayat 7
Tulisan HukumUJDIH Perwakilan Provinsi MalukuUmum
18 Pimpinan Tinggi ditetapkan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan
pelatihan, rekam jejak jabatan dan integritas, serta persyaratan lain yang dibutuhkan. Jabatan Pimpinan Tinggi JPT terdiri dari:
a. JPT Utama.
Yang termasuk JPT adalah kepala lembaga pemerintah non kementerian. b. JPT Madya.
JPT Madya meliputi meliputi sekretaris jenderal kementerian, sekretaris kementerian, sekretaris utama, sekretaris jenderal kesekretariatan lembaga negara, sekretaris jenderal
lembaga non struktural, direktur jenderal, deputi, inspektur jenderal, inspektur utama, kepala badan, staf ahli menteri, Kepala Sekretariat Presiden, Kepala Sekretariat Wakil
Presiden, Sekretaris Militer Presiden, Kepala Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden, sekretaris daerah provinsi, dan jabatan lain yang setara
c. JPT Pratama
JPT Pratama meliputi direktur, kepala biro, asisten deputi, sekretaris direktorat jenderal, sekretaris inspektorat jenderal, sekretaris kepala badan, kepala pusat, inspektur, kepala
balai besar, asisten sekretariat daerah provinsi, sekretaris daerah kabupatenkota, kepala dinaskepala badan provinsi, sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan jabatan
lain yang setara. Salah satu hal baru yang diatur dalam UU ASN terkait JPT adalah bahwa pengisian
JPT Utama dan Madya tertentu dapat berasal dari kalangan non-PNS dengan persetujuan Presiden yang pengisiannya dilakukan secara terbuka dan kompetitif serta ditetapkan dalam
Keputusan Presiden. Hal ini membuka kesempatan luas bagi setiap orang untuk dapat berpartisipasi dan mewujudkan sistem penyelenggaraan manajemen ASN yang profesional
dan benar-benar kompetitif, karena JPT dapat diisi oleh pihak-pihak yang benar-benar profesional dan kompeten tidak terbatas pada ASN yang berstatus sebagai PNS.
Hal yang perlu dicermati adalah berdasarkan ketentuan Pasal 111 UU ASN, ketentuan pengisian JPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108, Pasal 109, dan Pasal 110
yang pada dasarnya antara mengacu pada prinsip dilakukan secara terbuka dan kompetitif oleh panitia seleksi dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan,
pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan jabatan lain, dilakukan pada tingkat nasionaldaerah, dapat disimpangidikecualikan pada Instansi
Pemerintah yang telah menerapkan Sistem Merit dalam pembinaan Pegawai ASN dengan persetujuan KASN. Hal tersebut berpotensi menimbulkan dualisme dalam sistem pengisian
JPT dan manipulasi oleh instansi yang tidak ingin menerapkan sistem sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108,109 dan 110 UU ASN dengan berusaha terlihat telah menerapkan sistem
merit. Oleh karena itu KASN sangat berperan penting dalam memberikan penilaian dan
Tulisan HukumUJDIH Perwakilan Provinsi MalukuUmum
19 persetujuan penerapan sistem merit oleh instansi pemerintah yang bersangkutan secara
benar-benar ketat. Beberapa hal penting lain terkait Jabatan pimpinan tinggi dalam UU ASN:
77
a. Pengisian jabatan pimpinan tinggi oleh Pejabat Pembina Kepegawaiandengan terlebih
dahulu membentuk panitia seleksi. b.
Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 dua tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali
PejabatPimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dantidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan.
c. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 lima tahun, namundapat
diperpanjang berdasarkan pencapaian kinerja, kesesuaian kompetensi, danberdasarkan kebutuhan instansi setelah mendapat persetujuan Pejabat PembinaKepegawaian dan
berkoordinasi dengan KASN. d.
Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian,kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukansecara terbuka
dan kompetitif pada tingkat nasional. e.
Pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama dilakukan secara terbuka dankompetitif pada tingkat nasional atau antarkabupatenkota dalam 1 satu provinsi.
f. Pimpinan Tinggi dapat diisi oleh prajurit Tentara Nasional Indonesia dan
anggotaKepolisian Negara Republik melalui proses secara terbuka dan kompetitif. g.
Pejabat pimpinan tinggi madya dan pejabat pimpinan tinggi pratama yang akanmencalonkan diri menjadi gubernur dan wakil gubernur, bupatiwalikota, dan
wakil bupatiwakil walikota wajib menyatakan pengunduran diri secara tertulis dari PNS sejak mendaftar sebagai calon, dan pernyataan pengunduran diri ini tidak dapat
ditarik kembali. h.
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, terhadap jabatan PNS dilakukan penyetaraan:
1 Jabatan eselon Ia kepala
lembaga pemerintah non kementerian setara denganjabatan pimpinan tinggi utama;
2 Jabatan eselon Ia dan eselon Ib setara dengan jabatan pimpinan tinggi madya;
3 Jabatan eselon II setara dengan jabatan pimpinan tinggi pratama;
4 Jabatan eselon III setara dengan jabatan administrator;
5 Jabatan eselon IV setara dengan jabatan pengawas;
6 Jabatan eselon V dan fungsional umum setara dengan jabatan pelaksana.
77
http:simpeg.agamkab.go.idappindex.php?fa=site.mediaf=ringkasan_uu_asn_1_531681cb5e0d81393983 947.pdf
diakses pada Senin 13 Oktober 2014
Tulisan HukumUJDIH Perwakilan Provinsi MalukuUmum
20
F. PEGAWAI ASN YANG MENJADI PEJABAT NEGARA