BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemakaian peralatan listrik seperti komputer, mesin las ,televisi, mesin fotocopi dan sebagainya yang merupakan beban non-linear sudah menjadi hal
yang biasa dewasa ini. Beban non-linear ini merupakan sumber harmonisa yang bersifat merugikan pada sistem tenaga listrik.
Salah satu komponen dalam sistem distribusi ketenagalistrikan adalah transformator distribusi. Transformator distribusi merupakan alat yang memegang
peranan penting sehingga sangat penting untuk dilakukan penelitian untuk menjaga kualitas kerja dari transformator distribusi. Oleh karna itu perlu
dilakukan analisa yang memberikan hasil seberapa besar pengaruh harmonisa terhadap faktor-k pada transformator distribusi.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam Tugas Akhir ini yaitu bagaimana hasil analisa pengaruh harmonisa terhadap
faktor-k pada transformator distribusi tersebut dan pengaruhnya terhadap kapasitas transformator tersebut.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan utama penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui pengaruh harmonisa dan menganalisanya terhadap faktor-k pada transformator
sehingga dapat diketahui perlu tidaknya untuk dilakukan derating terhadap transformator tersebut.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang diperoleh dari tugas akhir ini adalah dapat memberikan informasi kepada penulis maupun pembaca mengenai penyebab-penyebab
terjadinya harmonisa dan dampak-dampak harmonisa pada transformator.
1.5 Batasan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini yaitu pengaruh harmonisa terhadap faktor-k pada tiga buah transformator distribusi milik PT PLN
Persero Cabang Medan, rayon Medan Kota. Harmonisa yang dibahas meliputi harmonisa arus dan tegangan dimana harmonisa arus yang digunakan adalah
harmonisa ganjil yaitu orde ke-3 sd orde ke-15.
BAB II DASAR TEORI
2.1 Transformator
Distribusi
Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik
yang lain belitan primer ke belitan sekunder melalui sebuah gandengan magnet. Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun
elektronika. Penggunaannya dalam sistem tenaga memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya,
kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh [1]. Dalam bidang tenaga listrik pada umumnya pemakain transformator dapat
dikelompokkan dalam : 1. Transformator Daya, transformator ini biasanya digunakan di pembangkit
tenaga listrik, untuk menaikkan tegangan pembangkit menjadi tegangan transmisi.
2. Transformator distribusi, transformator ini pada umumnya digunakan pada sub distribusi tenaga listrik, yaitu untuk menurunkan tegangan transmisi
menjadi tegangan distribusi.
3. Transformator Instrument, transformator ini gunanya digunakan sebagai alat instrument pengukuran yang terdiri dari transformator arus current
transformer dan transformator tegangan potential transformer. Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama yaitu pusat
pembangkit listrik, saluran transmisi dan sistem distribusi. Suatu sistem distribusi yang menghubungkan semua beban terjadi pada stasiun pembantu atau substation,
dimana dilaksanakan transformasi tegangan. Pada umumnya pusat pembangkit tenaga listrik berada jauh dari pengguna
tenaga listrik. Untuk mentransmisikan tenaga listrik dari pembangkit ini, maka diperlukan penggunaan tegangan tinggi 150 kV atau tegangan ekstra tinggi 500
kV. Setelah saluran transmisi mendekati pusat pemakaian tenaga listrik, yang dapat merupakan suatu daerah industri atau suatu kota, tegangan melalui gardu
induk diturunkan menjadi tegangan menengah 20 kV. Tegangan menengah dari gardu induk ini melalui saluran distribusi primer
untuk disalurkan ke gardu-gardu distribusi atau pemakai tegangan menengah. Dari saluran distribusi primer, tegangan menengah diturunkan menjadi tegangan
rendah 400230 V melalui gardu distribusi. Tegangan rendah dari gardu distribusi disalurkan melalui saluran tegangan rendah ke komsumen tegangan rendah.
Bentuk sederhana dari sistem distribusi tenaga listrik dapat ditunjukkan oleh Gambar 2.1 sebagai berikut [2]:
Pembangkit Listrik
Transformator Penaik
Transformator Penurun
TM GI
GI TTTET
Ke Pemakai TM Ke GD
GD TM
TR kWH meter
Instalasi Pemakai TR Pembangkit
Saluran Transmisi
Saluran Distribusi Primer
Saluran Distribusi Sekunder
Utilisasi
Gambar 2.1 Sistem Tenaga Listrik
2.1.1 Spesifikasi Umum Rugi-rugi Transformator Distribusi
Berbagai nilai dari rugi-rugi transformator distribusi menurut SPLN 50 tahun 1997 dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini [3]:
Tabel 2.1 Nilai Rugi-Rugi Transformator Distribusi
KVA Rating
Rugi Besi Watt
Rugi Tembaga Watt
25 50
100 160
200 250
315 400
500 800
1000 1250
1600 75
150 300
400 480
600 770
930 1100
1750 2300
2500 3000
425 800
1600 2000
2500 3000
3900 4600
5500 9100
12100 15000
18100
2.1.2 Klasifikasi Beban Transformator Distribusi
Tujuan utama dari adanya alat transformator distribusi dalam sistem tenaga listrik adalah untuk mendistribusikan tenaga listrik dari gardu induk ke
sejumlah pelanggan atau konsumen. Pada Tabel 2.2 berikut ini adalah klasifikasi pelanggan listrik yang dilayani oleh PLN [3]:
Tabel 2.2 Klasifikasi Beban Pelanggan Listrik PLN
Beban Yang Dilayani No
Golongan Tarif Batas Daya
TARIF S Sosial
1 S-1 TR
220 VA 2
3 4
5 6
S-2 TR S-2 TR
S-2 TR S-2 TR
S-2 TR 450 VA
900 VA 1300 VA
2200 VA 2200 VA sd 200 KVA
S-3 TM 200 KVA
TARIF R Perumahan
1 R-1 TR
sd 450 VA 2
R-1 TR 900 VA
3 R-1 TR
1300 VA 4
R-1 TR 2200 VA
5 R-2 TR
2200 VA – 6600 VA 6
R-3 TR 6600 VA
TARIF B Bisnis
1 B-1 TR
sd 450 VA 2
B-1 TR 900 VA
3 B-1 TR
1300 VA 4
B-1 TR 2200 VA
5 B-2 TR
2200 VA sd 200 KVA 6
B-3 TM 200 KVA
TARIF I Industri
1 I-1 TR
sd 450 VA 2
I-1 TR 900 VA
3 I-1 TR
1300 VA 4
I-1 TR 2200 VA
5 I-1 TR
2200 VA sd 14 KVA 6
I-2 TR 14 KVA sd 200 KVA
7 I-3 TM
200 KVA 8
I-4 TT 30000 KVA
TARIF P Perkantoran
1 2
3 4
5 P-1 TR
P-1 TR P-1 TR
P-1 TR P-1 TR
sd 450 VA 900 VA
1300 VA 2200 VA
2200 VA sd 200 KVA P-2 TM
200 KVA P-3 TR
LPJU
Keterangan : S
= Pelanggan Listrik Sosial R
= Pelanggan Listrik Perumahan B
= Pelanggan Listrik Bisnis I
= Pelanggan Listrik Industri
P = Pelanggan Listrik Perkantoran
TR = Tegangan Rendah
TM = Tegangan Menengah
TT = Tegangan Tinggi
LPJU = Lampu Penerangan Jalan Umum
2.1.3 Rugi-Rugi Transformator [1]
Secara umum rugi-rugi ynag terjadi pada transformator dapat digambarkan dalam sebuah blok diagram, seperti ditunjukkan Gambar 2.2 dibawah ini.
Rugi tembaga Rugi tembaga
Keluar an
Rugi fluks bocor Rugi besi:
Histeresis dan Arus eddy
Gambar 2.2 Block Diagram Rugi-Rugi pada Transformator
Kumparan ssekunder
Fluks bersama
Kumparan Primer
Sumber
2.1.3.1 Rugi Tembaga
�
��
Rugi tembaga adalah rugi yang disebabkan arus beban mengalir pada kawat penghantar dapat ditulis sebagai berikut:
�
��
= �
�
R watt .......................................................................... 2.1
Formula ini merupakan perhitungan untuk pendekatan. Karena arus beban berubah – ubah, rugi tembaga juga tidak konstan bergantung pada beban.
2.1.3.2 Rugi Besi
�
�
Rugi besi terdiri atas: a. Rugi Histeresis
�
ℎ
, yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak – balik pada inti besi yang dinyatakan sebagai berikut:
�
�
= �
�
� �
����
watt .............................................................. 2.2
�
ℎ
= konstanta �
����
= fluks maksimum weber b. Rugi Arus Eddy
�
�
, yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi yang dinyatakan sebagai berikut:
�
�
= �
� �
�
�
�
����
watt .............................................................. 2.3
�
�
= konstanta �
����
= fluks maksimum weber Komponen rugi-rugi trafo ini meningkat dengan kuadrat dari
frekuensi arus penyebab eddy current. Oleh karena itu, ini menjadi komponen yang sangat penting dari rugi-rugi trafo yang menyebabkan
pemanasan oleh harmonisa.
Jadi rugi besi rugi inti adalah: �
�
= �
�
+ �
�
watt .............................................................. 2.4
Peningkatan rugi inti yang disebabkan oleh harmonisa bergantung pada pengaruh harmonisa pada tengangan yang diberikan dan rancangan
dari inti trafo. Semakin besar distorsi tengangan maka semakin tinggi pula eddy current dilaminasi inti.
2.2 Faktor-K