Akumulasi logam berat pada kerang hijau (Perna viridis) di Perairan Teluk Jakarta

1:

ISSN 2087-8532

Masyarakat Moluska Indonesia

jセ@

,

MOLUSKA INDONESIA
vol ume 2 • Edi si 1· Juni 2011

ISSN 2087-8532

jセ@

MOLUSKA INDONESIA
volume 2 • Edisi 1 ·]uni 2011

Diterbitkan oleh:


Masyarakat Moluska Indonesia

JURNAL MOLUSKA INDONESIA
Volume 2 Edisi 1,Juni2011
Terbitan i1miah berkala berisi tulisan yang berkaitan dengan kekcrangan (molusb) ョ。セゥッャ@
maupun internasionaL Terbit pada bulan Juni dan Dcsemher.

ISSN 2087-8532

SUSUNAN DEWAN REDAKSI
Penanggung Jawab
Ketua Masyarakat Moluska Indonesia

Pemimpin Redaksi
Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc

Anggota
Prawira Atmaja Tampubolon
Riri Enggraini

Yofi Mayalanda

Penelaah Ilmiah
Prof. Ir. Farnis B. Boneka, M.Sc (Universitas Sam Ratulangi)
Prof. Dr. Ir. GJ. Fontje Kaligis, M.Sc (Universitas Sam Ratulangi)
Dr. Ir. Delianis Pringgenies, M.Sc (Universitas Diponegoro)
Dr. Ir. Eddy Soekendarsi, M.Sc (Universitas Hasanuddin)
Dr. Ir. Etty Riani (Institut Pertanian Bogor)
Dr. Ir. Isdradjad Setyobudiandi, M.Sc (institut Pertanian Bogor)
Dr. Ir. Retno Hartati (Universitas Diponegoro)
Dr. Ir. Safar Dody, M.Si (Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia)
Dr. Ir. Yuliana Natan, MS (Universitas Pattimura)
Dr. Ir. Yusni Ikhwan Siregar, M.Sc (Universitas Riau)
Dr. Majariana Krisanti, S.Pi., M.Si (Institut Pertanian Bogor)
Ir. Zairion, M.Si (Institut Pertanian Bogor)

Alamat Redaksi
Lab. Ekobiologi Perairan (U IV) Gd FPIK, IPB. JI Lingkar Akademik, Kampus IPB Dramaga,
Bogar 16680. Surel: moluska.indonesia@gmail.com Laman: www.moluskaindonesia.com
JURNAL MOLUSKA INDONESIA dilerbitkan oleh MASYARAKAT MOLUSKA INDONESIA (MMI)


Redaksi menerima tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain. Naskah diketik
dengan format seperti tercantum dalam Pedoman Bagi Penulis untuk Jurnal Moluska Indonesia.
Naskah yang masuk akan dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format. istilah dan tata
cara lainnya.
Gambar ,ampul

Anuduru aranosa oleh Dr. Freuinan Yulianda

De,am セ。ューオャ@

.\1. Reza Cordma

Jurnal :\loluska Indonesia
Volume 2 Edisi 1, Juni 2011
isセZ@

2087-8532

Muhammad Reza Cordova, Neviaty P. Zamani, Fredinan YuliandJ

Akumulasi Logam Berat pada Kerang Hijau (Perna セGゥイ、ウI@
di Perairan Teluk Jakarta ........... I-R
Etty Riani
Kemampuan Reproduksi Keong Mas (Pomacea sp.) Daging Kuning
dan Daging Hitam ........................................................................................... .

.............. 9-13

Yonvilncr, Isdrajad Sctyobudiandi, Yuli Ekawati
Pertumbuhan dan Reproduksi Kerang Darah (Anadara ァイ。GキNセ@
Linn,175H) di
Perairan Teluk Lada, Labuan, Banten ........................................................................................ 15-22
Ratna Komala, Frcdinan Yulianda, Djamar T. F Lumbanbatu, IsdrajJd Setyobudiandi
Peranan Moluska Dalam Membentuk Struktur Komunitas Makrozoobentos
Di Teluk Lada Perainn Selat Sunda ........................................................................................... 23-32
Delianis Pringgenies

Morfologi dan Anatomi Cumi-cumi Loligo dUl'auceli yang Dapat Memancarkan Cahaya .... 33-38

Ristiyanti M. Marwoto

Keong Darat dan Air Tawar dad Pulau i'usa Kambangan (Moluska, Gastropoda) .............. 39-47
Sandi Setiawandi. Fredinan Yulianda, Zairion
Pcrtumbuhan Cumi-cumi Sirip Bcsar (Sepi()teuthis less()nialla) di Pcrairan
Karang Congkak, Karang Lebar, dan Semak Daun, Kepulauan Seribu, Jakarta ................. .49-58

Jllmal Moluska Indonesia. Juni 201 J. Volume 2(1): 1-8

AKUMULASI LOGAM BERAT PADA KERANG HIJAU (Perna viridis)
DI PERAIRAN TELUK JAKARTA
(Heavy Metals Accumulation on Green Mussel (Perna viridis) in Jakarta Bay)
Muhammad Reza Cordova l *, Neviaty P. Zamani l , Fredinan Yulianda 2
2

I Deparlernen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK IPB
Departernen Mallajernen Surnberdaya Perairan, FPIK IPB
*mrezacordova@gmaiLcorn

ABSTRAK

Jakarta merupakan pusat ckonomi serta politik dan salah satu kota terpadat di dllnia. Selain itu,

Jakarta juga memiliki kawasan industri yang sangat luas. Seluruh aktivitas terscbut kerap
menghasilkan limbah yang umumnya dibuang tanpa adanya pengolahan limbah yang efisien dan
terbuang mengikuti arus sungai. Hal ini menyebabkan terciptanya polusi. Perairan Jakarta yang
terpolusi, khususnya oleh logam berat, memberikan dampak tersendiri bagi organisme-organisme
yang hidup di lingkungan sekitarnya, salah satu dari mereka adalah kerang hijau (Perna viridis).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur akumulasi logam berat seperti Hg, Cd, Pb yang
terdapat padu tubuh kerang hijau. Parameter yang diamati adalah indikator polusi perairan,
akumulasi logam berat, serta malformasi pada kerang hijau. Hasil yang didapat berdasarkan
beberapa parameter yang diuji menunjukkan bahwa tingkat polusi melebihi ambang batas arnan.
Hal ini dapat dicegah melalui kegiatan serta implementasi pengolahan air limbah untuk
mengurangi Kadar polutan sebelum dibuang ke a1am.
Kata kunci: Bioakumulasi, logam berat, Perna \'iridis, Teluk Jakarta
ABSTRACT

Jakarta is Indonesia's economy and government center and the most populated city. Besides that,
Jakarta is also a home for many industries. All of these activities produce large number of waste
and waste water that are usually discharged without any further treatment into the river streams,
and cause heavy pollution. Polluted water at Jakarta Bay, especially from heavy metal, affect the
organisms that live in this area, especially green mussel (Perna viridis). The objectives of the
research were to examine the bioaccumulation of heavy metal (Hg, Cd, Pb) on green mussel.

The observed parameters were water pollution indicator, heavy metal accumulation and percentage
of green mussel malformation. The result of several water pollution parameters indicated that
they were higher than the allowed limit. This situation could be avoided by the development and
implementation of the Waste Water Treatment Plant to treat the waste water before being
discharged to the river stream.
Key words: Bioaccumulation, heavy metals, Perna viridis, Jakarta Bay

peruntukannya. Teluk Jakarta tidak lagi

PENDAHULUAN

Teluk

Jakarta
13

sunga I

limbah


calr

bermllaranya
membuang

merupakan
dan
dari

tempat

menjadi habitat yang aman dan memenuhi

tempat

syarat kesehatan bagi biota yang hidup di

kegiatan

pemllkiman, perkotaan, transportasi. wisata,

dan

industri.

sehingga

kawasan

1111

dalamnya.
Limbah cair yang masuk ke Teluk
Jakarta

seringkali

membawa

zat


yang

mengalami tekanan yang sangat tinggi.

berbahaya dan beracun seperti logam berat.

Kondisi

Logam

Inl

mengakibatkan

terjadinya

berat

bersifat


bioakumulatif

penurunan kualitas air di Teluk Jakarta

terutama pada biota lallt yang bersifat sesi!

sehingga

seperti kerang hijall (Perna viridis). J ika

fungsi

aIr

tidak

lagi

sesllai

jumlahnya melebihi ambang batas dapat

('ordo\'a, Zamani, Yulianda, Akumulasi logam bera! pada kerang hijall".

berakibat pada kematian, menimbulkan efek

bertujuan untuk mendapatkan

informasi

karsinogenik, teratogenik dan mutagenik

tentang bioakumulasi logam berat pada

(Klassenelal. 1991).

kerang hijau di Teluk Jakarta.

Kerang hijall merupakan komoditi
blldidaya di Tellik Jakarta yang dapat
mengakllmulasi logam berat dalam jllmlah
yang

tinggi

vaCC1I1II

sehingga

cleaner

disebut

pad a

METODE PENELITIAN

Penelitian

d ilaksanakan

di

muara

sebagai

Sungai Angke dan perairan Muara Angke,

yang

Jakarta Utara dan di Laboratorium Balai

perairan

terccmar lagam berat oleh Riani (2009).

Pengujian Mutu dan

Kerang hijau juga merupakan bioindikator

Perikanan dan

yang tepat dan cfisien (Phillips 1980),

Jakarta

dari

Pengolahan Hasil

Kelautan,
Novembcr

Provinsi
2010

DKI

sampai

Pcnclitian pencemaran logam berat di

Februari 20 II. A lat yang digunakan pada

perairan Tcluk Jakarta sudah clIkup banyak

penelitian ini adalah ekman grab, vandorn

di lakukan, mulai tahun 1979 hingga tahun

waleI' sampler, botol contoh volume 500

2008.

penelitian

dan 300 rnl; pH meter, GPS, refraktometer

logam bera! sejak

dan AAS. Bahan yang digunakan adalah

Setidaknya

ada

mengenai akumlliasi
tahun

2002

memperlihatkan

lima

hingga

2008

kenaikan

yang

konsentras i

pengawet sampel Jogam berat dan reagen
untuk analisa oksigen terlarut.

logam berat pada tubuh kerang hijall; dan

Data yang diambil pada pcnelitian ini

lima pcnclitian mengenai kapasitas asimilasi

adalah kualitas air yang diukur insitu yaitu

di Tclllk

SUhll, pH. salinitas dan oksigen terlarut, dan

yang

Jakarta sejak 1999 hingga 2006

mcmperlihatkan

banyak

yang diukur di laboratorium yakni BOD,

parameter bcrada di luar kapasitas asimilasi-

COD, nitrat, ortofosfat, logam berat Hg, Cd

nya. Penelitian akumulasi dan kelainan pada

dan Pb serta organ tubuh kerang hijau.

embryo kerang dilakukan oleh Viarengo

el

Analisis terhadap kandungan Hg, Cd dan Pb

ai, (1981), Dixon (1982), Phillips (1985),

organ kerang hijau pada kerang berumur 1-

Viarengo (1989), Fichet et al. (1998),

2, 3-4, 5-6 dan 7 bulan berdasarkan metoda

Nagarajappa (2000), Wong et al. (2000),

standar APHA (2005),

Neff (2002),

semakin

Verlecar et al.

(2006a),
HASIL DAN PEMBAHASAN

Verlecar et al. (2006b) yang memperlihatkan bahwa logam berat dapat mengakibat-

Kondisi

kualitas

peralran

Muara

Angke, yang diwakili oJeh kualitas perairan

kan kelainan pada kerang.
mcrnperlihatkan

Kali Angke dan di lokasi budidaya kerang

bahwa logam berat yang masuk ke dalarn

hijau dapat dilihat pada Tabel I. Suhu,

perairan Teluk Jakarta semakin tinggi dan

salinitas

telah melcbihi batas pulih diri schingga

kehidupan. namull oksigen terlamt sungai,

logalll

berat terakurnulasi dalarn

tubuh

BOD. COD, nitrat. fosfat serta logam berat

kerang

h ijau.

itu.

111 aka

Hg. Cd dan Pb kurang mendllkung kehidup-

bioakumulasi logam berat pada kerang hijall

an yang ada di dalamnya. Tingginya bahan

kembali.

organik di Kali Angke diduga berasal dari

Kond isi

perlu

diteliti

lersebllt

Oleh

karena

Penelitian

III I

dan

pH

cukup

mendukung

hulll dan dari kcgiatan antropogenik di

Jurnal Matuska indonesia. Juni 2011. Volume 2(1): /-8

sekitarnya. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian

Abowei

&

George

(2009),

al. (2008) yang dilakukan di sungai-sungai

di Nigeria.

Adedokun et al. (2008) dan Adeyemo et
Tabel I. Kualitas air di Kali Angke dan lokasi budidaya kerang hijau
No

Parameter

KaJi Angke

BMAir
Sungai

Budidaya
Kerang Hijau

BMAir
Laut

Alami
Alami

28,60

Alami

32

Alami

Fisika
I

2
3

Suhu ("C)
Salinitas (%0)
Debit (m'/detik)

27,80

pH
Oksigen terlarut (mg/I)
BOD (mg 0 2/1)
COD (mg 0 2/1)
Nitrat (mg/I)
Ortofosfat (mg/I)
Merkuri/Hg (mg/I)
Kadmium/Cd (mg/I)
TimballPb

6,45

°

9,09

Kimia
I

2
3
4
5
6

6,00

8,50

7.58

7,00

8.50

3,7

3,0

5,6

40,06

10,00

35,85

10

74,03

20,00

176,52

20

0,07

10,00

0,04

0,02

0,056

0,500

0,010

0,008

0,086

0,001

0,043

0,00]

0,011

0,010

0,070

0,001

0,105

0,100

0,005

0,008

5

13M Air sungai: Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 582 Tahun 1995
13M Air laut: Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut, Kep Men LH No. 51 tahun 2004

Konsentrasi nitrat di Kali Angke lebih
rendah dari baku mutu; sedangkan di tempat

endapan merkuri, serta adanya absorpsi oleh
kerang hijau budidaya.

budidaya kerang hijau lebih tinggi dari baku

Konsentrasi Cd di laut cukup tinggi.

mulu. Konsentrasi ortofosfat di kedua lokasi

Tingginya konsentrasi kadmium disebabkan

penelitian, lebih tinggi dari baku mutu yang

tingginya aktivitas industri (Nordberg et al.

ditentukan. Nilai fosfat yang tinggi diduga

1986; Volesky 1990; Paasivirta 2000) di

selain berasal dari hasil penguraian bahan

wilayah Jakarta dan sekitarnya. Konsentrasi

organik, juga akibat masukan deterjen. Hal

Pb di Kali Angke dan di sekitar bagan

ini sesuai dengan pendapat Adedokun et af.

tancap kerang hijau juga telah melebihi

(2008) bahwa ion fosfat dalam air sungai

baku mutu yang ditetapkan pemerintah.

berasal dari limbah pertanian dan dari

Berdasarkan nilai tersebut, maka perairan

penggunaan aditif fosfat dalam formulasi

Muara Angke telah tercemar oleh logam

deterjen (Na,P,Olo).

berat dan akan mengganggu kehidupan

Konsentrasi Hg di air sungai lebih
tinggi dibanding kav'asan budidaya. Hal ini

biota yang hidup di dalamnya seperti kerang
hijau yang dibudidaya di lokasi tersebut.

disebabkan dinamika air di lokasi budidaya

Beban pencemaran yang masuk ke

relatif tenang, sehingga mempercepat peng-

Teluk Jakarta dari Kati Angke setiap hari
dan setiap bulannya dapat ditihat pada Tabel
3

Cordova, Zamani. Yulianda. Akumulasi logam bera! pada kerang hijall...

2. Bahan pencemar yang masuk ke sungai

dan logam berat. Hal ini sesllai dengan

umumnya berasal dari limbah domestik dan

penelitian Abowei & George (2009) bahwa

industri (Oanazumi & Bichi 2010). Adanya

kegiatan antropogenik di sepanjang sungai

pencemaran limbah domestik terbukti dari

dapat

tingginya beban limbah BOD, nitrat dan

bahan pencemar terutama di bag ian muara

fosfat; sedangkan pencemaran dari limbah

sungai.

meningkatkan

kandungan

bahan-

industri berasal terlihat dad tingginya COD
Tabel2. Beban pencemaran dari Kali Angke yang masuk ke perairan Teluk Jakarta
Konsentrasi
No Parameter
(ppm)
-----,-,-,,---,
BOD (mg/I)
40,06

Beban
(ton/hari)

31.4772

2

COD (mg/I)

74,03

58,1692

3

Nitrat (mg/I)

0,07

0,0519

4

Ortofosfat (mg/I)

0,06

0,0440

5

Merkuri (mg/I)

0,09

0,0676

6

Kadmiul11 (mg/I)

0,01

0,0086

7

Timbal (mg/I)

0, II

0,0825

Beban pencemar organik pada saat

RI, FAO- WHO, The Codex COll/millee

01/

dilakukan penelitian ini sangat tinggi, yakni

Food Additive and Contaminal1ts (2006),

untuk bahan organik yang terllrai oleh

Standar Uni Eropa EC No. 466/2001.

mikroorganisme (BOD) jumlahnya menca-

Logam berat akan terakumulasi dalam tubuh

pai 944,3159 tonfbu Ian dan bahan organik

kerang hijau, karena logam berat dapat

yang terurai secara kimia (COD) jumlahnya

dengan mudah dan cepat masuk ke dalam

mencapai J 745,0750 tonlbulan dan cende-

tubuh mahluk hidllP (Baldwin

rung naik setiap tahunnya. Hal ini diduga

el al. 1999).

Proses yang terjadi adalah logam

jumlah

berat masuk melalui lapisan lipid dari

ke tahun. Beban

dinding sel melalui proses endosistosis. Saat

pencemaran logam berat Hg, Cd dan Pb di

masuk ke tubuh, organ tubuh memiliki

lokasi penelitian juga sangat tinggi (Tabel

kemampuan untuk mereduksi logam berat.

sejalan

dengan

meningkatnya

penduduk dari tahun

2).

Hal

Inl

meningkatnya

sejalan

industri di

Tingginya logam
karena

logam

dengan

semakin

Logam

bera! yang

masllk

ke

salman

OK! Jakarta.

pencernaan akan dibuang bersamaan dengan

berat terse but diduga

feses. Pada darah, logam berat akan d i

berat

merupakan

bahan

fagositasi oleh sel darah putih. Sebenarnya

sllplemen yang harus ada dalam industri

dalam

terutama industri elektronik.

sitokrol11 P450 yang memiliki kemampuan

hepatopankreas

Juga

terdapat

Kandungan logam berat tersebllt akan

untuk mengeluarkan logam berat dari tubuh,

membahayakan bagi yang l11engkollsumsi-

nanllll1 karena jum lahnya terbatas, logam

nya dan telah melebihi baku mutu BPOM-

berat yang telah masuk dalam tubuh akan

:+

.furnal Moiliska Indonesia. .fllni 2011. Volume 2(1): 1-8

disimpan terlebih dahulu dengan cara dt

bckerja

fagositasi oleh sel pada hepatopankreas, dan

terganggllnya

nantinya akan d iekskresikan.

kond is i

sebagaimana

mestinya,

seperti

enzim.

Dalam

aktivitas

menyebabkan

1111

terganggunya

Disisi lain, karena afinitasnya yang

metabolisme pad a tingkat sel, sehingga sel

tinggi, logam berat yang dis impan tersebut

tersebllt menjadi lisis dan akhirnya lemah

dengan

gllgUS

sllifidril

untuk

lepas,

karena

Terjadinya bioakllmulasi logam berat

ikatannya bersifat irreversible. Hg, Pb dan

ke dalam kerang hijall sangat dimungkinkan

Cd

yang sllkar

mengingat logam berat dapat dengan mlldah

dilepaskan kembali, karena telah bcrikatan

dan cepat masuk ke dalam tubuh mahlllk

dengan gugus sllifidril (Paasivirta 2000).

hidup (Baldwin e( al. 1999). Hasil analisis

Lebih lanjut (Ochiai 1987; Volesky 1990;

akull1l1lasi Hg, Cd dan Pb ada pada Tabel 3

Ahalya e( al. 2004) menambahkan toksis itas

dan 4.

akan

berikatan

sehingga

sukar

termasllk

logam

logam berat timblll

be rat

serta rusak.

karena mekanisme,

Pada pcnelitian ini terlihat bahwa

proses "penyerangan" ikatan sllifida pada

konscntrasi logarn berat Hg, Cd dan Pb baik

gllgllsan biomolekul yang penting untllk

yang terdapat di dalam air mallpun pada

proses biologi seperti struktllr protein dan

sedirnen berada di

enzim sehingga menimbllikan kerllsakan

namlln tidak mengakibatkan kematian yang

pad a stuktur yang diserang. Ikatan sllitida

berarti bahwa konscntrasi tersebllt masllk

berubah

karena

Ion

logam

berat

pada konscntrasi kronis (Volesky 1990;

menggantikan ion logam yang csensial.

Ahalya

Logam berat yang menempel pada gllgusan

terakumlliasi

molekul

pankreas.

tersebut

akan

memod ifikasi

luar ambang batas,

et

al.

2004),

pad a

namun

insang dan

akan
hepato-

sehingga protein dan cnzim tidak dapat
Tabel3. Kandllngan logam berat pada kerang hijall di bagan tancap kerang hijau, Muara Angke
1-2 bulan

3-4 bulan

5-6 bulan

7 bulan

Hg (Ilglg bk)

35,47

205,73

209,82

138,2

Cd (Ilglg bk)

0,07

0,078

0,15

0,15

17,13

33,51

41,94

33,66

Konsentrasi Logam berat

Hセエァャ@

Pb

bk)

Tabel4. Kandungan logam berat pada organ kerang hijall (daging, hepatopankreas dan insang)
di bagan tancap kerang hijau, Muara Angke
Kandungan Hg (J!g/g bk)
Umur

TO

H

1-2 bulan

1.76

12,23

3-4 bulan

I

.... .»セ@ -

5-6 bulan
7 bulan

Kandungan Pb (J!g/g bk)

TO

H

6.07

0.00

0.03

7L66

11.04

0.00

.US

88,89

23.13

2.64

44.35

13.46

Kandungan Cd (J!gig bk)

TO

H

I

0.00

0.32

5.15

1.43

0.05

0.00

0.77

8.33

2.73

0.01

0.06

0.01

1.09

15.69

2.79

0.01

0,03

0.01

0,30

7.36

2.77

Keterangan

5

CordOI'lI. Lamoni, Yuliollda. Akllfl1u/asi /ogam bera! pada kerallg hijall ...

Adanya perbedaan konsentrasi pada

adalah merkuri yang terakumulasi pada

organ yang berbeda d isebabkan karena

organ hepatopankreas. Akumulasi logam

adanya perbedaan kemampuan akumulasi

berat pada sedimen dan

dari setiap jaringan atau organnya pada

bergantung pada kemampuan pengurangan

setiap organ isme (Volesky \990, Neff 2002;

masukan pencemar.

kerang

hijau

Ahalya et ai, 2004). Dalam tubu h. logam

Kerang hijau efektif untuk digunakan

berat mengalami biotransformasi dalam sel

sebagai biofilter pada perairan laut yang

kerang biru M edulis, sehingga menyebab-

tercemar terutama logam berat seperti yang

kan terjadinya mutasi gen (Ochiai 1987).

terjadi di perairan Teluk Jakarta. Budidaya

Logam berat juga mengakibatkan terjadinya

kerang hijau dapat diteruskan namun tidak

kerusakan pada DNA dan mempengaruhi

untuk konsumsi.

transkripsi DNA (Lill 2010). Pada kerang
birll (M. edulis) logam berat juga dapat menyebabkan perubahan susunan gen-gen pada
kromosom dan menyebabkan abrasi kromoエ・セェ。、ゥMョケ@

som sehingga mengakibatkan

dikatakan

penjelasan
bahwa

tersebut

kerang

Mengingat

hUau

banyaknya

beban

pencemaran yang masuk ke perairan Teluk
Jakarta,

malformasi pada kerang biru (Dixon 1982)
Dari

D. Saran

maka

Jakarta, Jawa

pemerintah daerah

DKI

Barat dan Banten serta

dapat

pemerintah pusat hendaknya meningkatkan

yang

kegiatan

pengawasan,

penertiban

dan

dibudidaya pada lokasi penelitian tidak

meminimalkan limbah yang masuk badan

cocok untuk dikonsulllsi, karena memiliki

perairan, terutama perairan Teluk Jakarta.

kandungan logam berat yang tinggi. Kerang
hijau

lebih

lingkungan

cocok

sebagai

peralran

laut

pembersih
yang

tercemar logam berat. Hai ini sesllai dengan
hasil

penelitian

Riani

(2004)

yang

menyatakan kerang hijau mampu menyerap
logam merkuri dan menyimpannya dalam
tubuhnya dengan efektif, sehingga kerang
hijau

direkomedasikan

sebagai

biofilter

logam berat terutama Hg dan bersifat
sebagai

vacum

cleaner

bagi

DAFTAR PUSTAKA

telah

peralran

Abowei JFN, George ADI. 2009. Some
Physical

Chemical

and

Okpoka Creek,

Characteristics

III

Niger

Nigeria.

Delta,

Research

Journal of Environmental and Earth
Sciences \(2): 45-53.
Adedokun OA, Adeyemo OK, Adeleye E,
Yusuf

RK.

2008.

Seasonal

Limnological Variation and Nutrient

tercemar logam berat (Riani 2009).

Load of the River System in Ibadan
KESIMPULAN

daセ@

Metropolis,
sarセ@

Nigeria.

European

Journal olScientUk Research 23( I):
A. Kesim pulan

Kondisi

98-108.
Teluk

Adeyemo OK. Adedokun OA. Yusuf RK.

Jakarta telah melampaui baku mutu air yang

Adeleye EA. 2008. Seasonal Change

telah

bioakumulasi

in Physico-Chemical Parameters and

logam berat. Logam yang paling tinggi

Nutrient Load of River Sediments in

6

cksisting

ditetapkan.

perairan

Terjadi

Jurnai Moluska Indonesia. Juni 2011. Volume 2(1): 1-8

[badan City, Nigeria. Global Nest

Journal 10(3): 326-336.

discovery  driven  by  the  principles  of 

Ahalya N, Ramachandra TV, Kanamadi
RD.

2004.

Liu  DR.  2010.  Chemical  and  biological 

Biosorption of Heavy

evolution.  Department  of  Chemistry 
and 

Chemical 

Biology, 

Harvard 

Metals. Indian Institute of Science.

University.  Howard  Hughes  Medical 

Bangalore.

Institute. Harvard. 
Health

Nagarajappa,  Ganguly  A, Goswami  U. 

Association]. 2005. Standard Methods

2000.  DNA  damage  in  male  gonad 

for the Examination of Water and

cells  of Green  mussel  (Perna viridis)

Wastewater.

American

upon  exposure  to  tobacco  products. 

Public Health Association (APHA),

Gene  Lab,  National  Institute  of 

the

Oceanography,  Dona  Paula,  Goa, 

APHA

[American

Public

Edisi

American

21.
Water

Works

Association (A WWA), and the Water
Environment

Federation

(WEF).

Washington DC. Amerika Serikat.

Neff JM.  2002.  Bioacumullation  in  marine 
organisme.  Effect  of  contaminants 

Baldwin DR, Marshall WJ. 1999. Heavy
metal poisioning and its laboratory
investigation (review article). Annals
Hセャcゥョ」。@

India, 403  004. 

Biochemistry 36: 267-300.

from  oil well  produced  water.  Elsevier 
Ltd. Amsterdam. 
Nordberg  JF,  Parizek  J,  Pershagen  G, 
Gerhardsson 

L.

1986. 

Fac/or

Danazumi S, Biehi MH. 20 10. Industrial

Influencing E/lect and Dose-Respons

Pollution and Heavy Metals Profile of

Relationships o.lMetals. Handbook on 

Challawa River in Kano, Nigeria.

the  Toxicology  of  Metals.  Elsevier. 

Journal

(l

Applied

Sciences

in

New York. 

Environmental Sanitation 5(1): 23-29.

Ochiai  EI.  1987.  General  Principles  of 

Dixon DR. 1982. Aneuploidy in mussel

Biochemistry  of  Elements.  Plenum 

embryos (Mytilus edulis L) orininating
from a polluted dock. Marine Biology

Leiter 3: 155-161.

Press. New York. 
Paasivirta J.  2000.  Chemical Ecotoxicology. 
Lewis  Publishers.  Florida. 

Fichet D, Radenac G, Miramand P. 1998.

Phillips  DJH.  1980.  Proposal for  Monitoring 

Experimental studies of impact of

on  the  Concern  in  Metals  Pollution. 

harbor

Di  dalam:  VB  Vemberg,  editor.

marine

sediment

resuspension

invertebrate

larva:

to
B io-

Pollution  and  Physiology  of  Marine 

availability  of Cd,  Cu,  Pb  and  Zn  and 

Organism.  Acad  Press. London. 

toxicity.  Marine Pol/ution Bulletin.

Phillips  DJH.  1985.  Organochlorines  and 

36: 509­518. 
Klaassen  CD,  Doul  J.  Amdur  MO.  1986. 

trace  metals  in  green­lipped  mussels 

Perna

セGゥイ、ウ@

from 

Hong  Kong 

Toxicology.  The  Basic  Science  of 

waters:  a  test  of  indicator  ability. 

Poisons.  Third  edition.  Macmillan 

,\farine Ecologr

Publishing Company. New York. 

251­258. 

Progress Series 2 I : 



Cordova, Zamani, Yulianda. Akumulasi logam berat pada kerang hijau...

Riani E. 2004. Pemanfaatan Kerang Hijau
Sebagai

Biofilter

Perairan

Teluk.

Jakarta. Pemda DKI Jakarta. Jakarta.

Pertica M, Mancinelli G,

Zanicchi

Cleaner" Limbah Cair. Jurnal Alami,

Syntesis

Air, Lahan, Lingkungan dan Alitigasi

different tissues of mussels exposed to

Bencana 14(3): 24-30.

the metal. Marine Pollution Bulletin

2006a.

Sebagai

Viarengo A,

"Vacum

Verlecar XN,

Kecil

Metals. Volesky (editor). CRC Press.
Inc. Boca Raton. Florida.

Riani E. 2009. Kerang Hijau (Perna viridis)
Ukuran

Volesky B. 1990. Biosorption of Heavy

Jena KB, Chainy GBN.
Biochemical

oxidative

stress

In

markers

Perna

of

viridis

G,

Orunesu

M.

1981.

of cubinding proteins

in

12: 347-350.
Viarengo A. 1989. Heavy metals in marine
invertebrates:

Mechanisms

of

exposed tomercury and temperature.

regulation and toxicity at the cellular

National Institute of Oceanography,

level. Review Aqua/ily Science I: 295-

Dona Paula, Goa, India Department of

317. 

Zoology and

Biotechnology, Utkal

Wong   CKC,  Cheung  RYH,  Wong  MH. 

University, Bhubaneswar. India.

2000.  Heavy  metal  concentrations  in 

Verlecar XN, Pereira N, Desai SR, Jena KB,

green­lipped  mussels  collected  from 

Singdha.

2006b.

Detection

Marine

Through

Pollution

Biomarkers

111

Marine Bivalves. Current Science 91:
1153-1157.



Tolo  Harbour  and  markets  in  Hong 
Kong  and  Shenzhen.  Environmental

Pollution 109:  165­171.