Variasi Kandungan Nutrien dalam Pakan dan Prediksi Kecukupannya pada Ransum Sapi Perah di Indonesia

VARIASI KANDUNGAN NUTRIEN DALAM PAKAN DAN
PREDIKSI KECUKUPANNYA PADA RANSUM
SAPI PERAH DI INDONESIA

NUR ALAWIYYAH

ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Variasi Kandungan
Nutrien dalam Pakan dan Prediksi Kecukupannya pada Ransum Sapi Perah di
Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013

Nur Alawiyyah
NIM D24090012

ABSTRAK
NUR ALAWIYYAH. Variasi Kandungan Nutrien dalam Pakan dan Prediksi
Kecukupannya pada Ransum Sapi Perah di Indonesia. Dibimbing oleh TOTO
TOHARMAT dan AGUS SUSANTO.
Pakan adalah komponen biaya terbesar dalam produksi sapi perah.
Ketersediaan dan kualitas pakan sangat mempengaruhi produktifitas ternak. Studi
ini dirancang untuk mengetahui variasi kandungan nutrien sapi perah di Indonesia.
Data kandungan nutrien pakan hasil analisis proksimat dari tahun 2008-2011
digunakan dalam kajian ini. Data diperoleh dari Balai Pengujian Mutu Pakan
Ternak, Direktorat Jendral Peternakan, Kementerian Pertanian. Data dievaluasi
menurut analisis deskriptif. Hasil kajian menunjukkan bahwa kandungan nutrien
pakan sapi perah memiliki variasi sangat tinggi. Beberapa pakan bernilai lebih
tinggi atau lebih rendah dari Standar Nasional Indonesia (SNI). Menurut hasil

perhitungan, ketidaksesuaian hasil analisis konsentrat sapi laktasi dengan SNI
tertinggi di kadar abu, Ca dan P, yaitu berturut-turut 81.63%, 92.20% dan 67.65%.
Hasil kajian menunjukkan bahwa kebijakan dalam pakan ternak sangat penting
untuk ditetapkan. Dengan demikian, dapat dilakukan pengawasan terhadap mutu
pakan yang beredar, sehingga potensi kerugian yang dapat dialami peternak dapat
diminimalkan.
Kata kunci: kandungan, nutrien, pakan, pengawasan, sapi perah

ABSTRACT
NUR ALAWIYYAH. Variation of Nutrients Content in Feed and Predictions
Sufficiency of Nutrients on Dairy Cows in Indonesia. Supervised by TOTO
TOHARMAT and AGUS SUSANTO.
Feed is the greatest cost component in dairy production. Availability and
quality of feed dictate the productivity of the animal. This study was done to
evaluate the nutrient content of dairy feed variation in Indonesia. Nutrition content
of feed samples analized according to the proximate analisis conducted from
2008-2011 in Feed Quality Control Agency, Directorate General of Livestock
Services, Ministry of Agriculture were used in this study. Data were evaluated
according to descriptive analyis. The result showed that nutrient content of dairy
feed had high variability. Nutrient content of some feed was higher or lower than

that of Indonesia National Standard. Proportion of concentrate which their
nutrients content were not in the range of SNI, were 81.63 %, 92.20% and 67.65%
for ash, Ca and P respectively. It was suggested, that the policy in animal feed
were important to establish inorder to inforce the available regulation in feed to
minimize the potential loss experienced by the farmers.
Keywords: content, dairy, feed, nutrient, regulation

VARIASI KANDUNGAN NUTRIEN DALAM PAKAN DAN
PREDIKSI KECUKUPANNYA PADA RANSUM
SAPI PERAH DI INDONESIA

NUR ALAWIYYAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Variasi Kandungan Nutrien dalam Pakan dan Prediksi
Kecukupannya pada Ransum Sapi Perah di Indonesia
Nama
: Nur Alawiyyah
NIM
: D24090012

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Toto Toharmat, MAgrSc
Pembimbing I

drh Agus Susanto, MSi
Pembimbing II


Diketahui oleh

Dr Ir Idat Galih Permana, MScAgr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus: (

)

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala rahmat, karunia dan cinta-Nya, sehingga karya ilmiah ini berhasil
diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah Nutrisi Ternak, dengan
judul Variasi Kandungan Nutrien dalam Pakan dan Prediksi Kecukupannya pada
Ransum Sapi Perah di Indonesia.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 hingga Januari 2013.
Data diperoleh dari Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak (BPMPT) Bekasi. Skripsi
ini memuat informasi mengenai kajian variasi kualitas konsentrat sapi perah
periode laktasi dari tahun 2008-2011. Kajian ini membandingkan variasi kualitas
pakan yang ada di lapangan dengan SNI serta memprediksi kecukupan nutrien

pada sapi laktasi.
Penulis menyadari penelitian ini masih banyak kekurangannya, kritik dan
saran diperlukan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini
dapat bermanfaat baik untuk kalangan mahasiswa, peneliti, maupun masyarakat
pada umumnya.

Bogor, September 2013

Nur Alawiyyah

DAFTAR ISI
JUDUL

i

PERNYATAAN SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

iii

ABSTRAK


iv

PRAKATA

vii

DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR LAMPIRAN

ix

PENDAHULUAN


1

METODE PENELITIAN

2

Bahan

2

Waktu Penelitian

2

Prosedur Penelitian

2

Perhitungan analisis statistik deskriptif


2

Perbandingan komposisi pakan sapi perah laktasi dengan SNI

3

Prediksi kecukupan nutrien sapi perah laktasi

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

4

Variasi Komposisi Nutrien Konsentrat Sapi Perah Laktasi

4

Kesesuaian Komposisi Pakan Sapi Perah Laktasi dengan SNI


5

Variasi Komposisi Nutrien Rumput

9

Prediksi Kecukupan Nutrien Sapi Perah Laktasi
SIMPULAN DAN SARAN

11
13

Simpulan

13

Saran

13


DAFTAR PUSTAKA

13

LAMPIRAN

15

RIWAYAT HIDUP

17

UCAPAN TERIMA KASIH

17

DAFTAR TABEL
1 Persyaratan mutu konsentrat sapi perah laktasi menurut SNI
2 Variasi hasil analisis konsentrat sapi perah laktasi tahun 2008-2011
3 Kesesuaian hasil analisis kadar air dengan SNI konsentrat sapi perah
laktasi tahun 2008-2011
4 Kesesuaian hasil analisis kadar abu dengan SNI konsentrat sapi perah
laktasi tahun 2008-2011
5 Kesesuaian hasil analisis kadar protein kasar dengan SNI konsentrat
sapi perah laktasi tahun 2008-2011
6 Kesesuaian hasil analisis kadar lemak kasar dengan SNI konsentrat sapi
perah laktasi tahun 2008-2011
7 Kesesuaian hasil analisis kadar Ca dengan SNI konsentrat sapi perah
laktasi tahun 2008-2011
8 Kesesuaian hasil analisis kadar P dengan SNI konsentrat sapi perah
laktasi tahun 2008-2011
9 Rataan persentase hasil analisis ketidaksesuaian nutrien konsentrat sapi
perah laktasi dengan SNI tahun 2008-2011
10 Variasi hasil analisis komposisi rumput gajah tahun 2008-2011
11 Variasi hasil analisis komposisi rumput lapang tahun 2008-2011
12 Variasi hasil analisis komposisi rumput raja tahun 2008-2011

3
5
5
6
6
7
8
8
9
10
10
10

DAFTAR GAMBAR
1 Analisis kecukupan nutrien sapi perah (TDN)
2 Analisis kecukupan nutrien sapi perah (Protein Kasar/PK)

11
12

DAFTAR LAMPIRAN
1 Kebutuhan TDN bagi pakan sapi perah dengan bobot hidup 450 kg
2 Kebutuhan PK bagi pakan sapi perah dengan bobot hidup 450 kg
3 Perhitungan kecukupan nutrien sapi laktasi berdasarkan NRC 1988

15
15
15

PENDAHULUAN
Pengeluaran terbesar dari biaya produksi usaha peternakan sapi perah
adalah pakan, sekitar 62.5% (Yusdja 2005). Kualitas pakan merupakan aspek
penting yang menentukan tingkat produksi dan kualitas susu yang dihasilkan
peternak. Pakan sapi perah yang umum diberikan yaitu hijauan dan konsentrat
dengan perbandingan 60:40 (Parakkasi 1995). Kualitas pakan yang bervariasi
terjadi karena adanya perbedaan cuaca saat produksi, sumber bahan pakan dan
proses pembuatan pakan. Ransum sapi perah biasanya tersusun dari beberapa
bahan pakan. Penyusunan ransum sapi perah dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan komposisi kimia setiap bahan dan kebutuhan nutrien sapi
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi nutrien pakan sangat berguna
dalam penyusunan ransum. Kandungan nutrien pakan dapat diketahui dengan
menganalisis komponen pakan secara kimia. Teknik analisis yang digunakan
untuk mengetahui kadar nutrien dalam ransum sapi perah diantaranya adalah
analisis proksimat.
Informasi kandungan nutrien bahan pakan yang bervariasi merupakan
salah satu kendala yang dihadapi dalam penyusunan ransum sapi perah. Di
samping itu, pakan campuran yang dihasilkan dan dipasarkan pabrik pakan atau
yang dijual peternak belum mengacu pada komposisi bahan pakan. Hal ini
menyebabkan akurasi formulasi pakan tidak selalu menghasilkan penampilan
produksi seperti yang diinginkan. Oleh karena itu, informasi mengenai variasi
komposisi pakan sangat dibutuhkan untuk mengurangi fluktuasi pakan dan
sebagai pedoman untuk evaluasi kualitas pakan, sehingga dapat diupayakan
perbaikannya baik pada tingkat peternak maupun industri pakan.
Penyusunan ransum bagi sapi laktasi sangat penting, karena akan
berpengaruh terhadap produksi dan kualitas susu yang dihasilkan. Bahan makanan
sapi perah terdiri dari hijauan dan konsentrat (Sudono 1999). Penambahan
konsentrat sapi laktasi sangat diperlukan sebagai sumber energi dalam
mengoptimalkan produksi susu (Alim dan Hidaka 2002). Kualitas konsentrat yang
rendah akan mengakibatkan rendahnya produksi dan kualitas susu. Rendahnya
kualitas konsentrat tidak hanya disebabkan karena kandungan nutrisi bahan baku
yang rendah, tetapi juga dapat disebabkan oleh rendahnya kecernaan bahan
organik, rasio protein-energi yang tidak tepat, defisiensi vitamin dan mineral serta
kemungkinan adanya zat anti nutrisi (Alim dan Hidaka 2002). Konsentrat sapi
perah yang sebagian besar berkadar protein rendah dan kandungan serat kasar
yang tinggi disertai dengan suplai hijauan bermutu rendah merupakan
permasalahan aspek pakan yang dihadapi oleh sebagian besar peternak sapi perah
(Yusran 2004).
Permasalahan rendahnya kualitas konsentrat pakan sapi perah telah
diupayakan untuk diatur oleh pemerintah melalui penerbitan Standar Nasional
Indonesia (SNI). Namun SNI ini masih bersifat sukarela. Oleh karena itu, kualitas
pakan yang tersedia di pasar dapat bervariasi. Hal ini dapat merugikan peternak
walaupun standar tersebut belum mengikat para produsen pakan. Seharusnya
produsen pakan dapat berupaya untuk mengikuti standar tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji variasi kandungan nutrien pakan
sapi perah, membandingkan kandungan nutrien hasil analisis dengan SNI, serta

2
mengevaluasi kecukupan nutrien pada sapi perah jika pakan digunakan peternak.
Penelitian ini dapat bermanfaat dalam pertimbangan kebijakan pengawasan mutu
pakan terhadap kualitas nutrien sapi laktasi yang beredar di peternak dan industri
pakan. Hal ini juga sangat bermanfaat bagi masyarakat sebagai media informasi
dan acuan pedoman kualitas nutrisi yang baik.

METODE
Bahan
Data sekunder yang dikaji berupa kandungan nutrien hasil analisis
proksimat berbagai bahan pakan dan pakan campuran baik untuk unggas maupun
ruminansia. Selanjutnya data diseleksi sehingga hanya diperoleh konsentrat sapi
perah periode laktasi, rumput gajah (pennisetum purpureum), rumput lapang
(brachiaria humidicola) dan rumput raja (pennisetum purpurthypoides) untuk
ruminansia. Sampel pakan yang digunakan dalam analisis diperoleh dari berbagai
sumber yaitu dinas dan balai pemerintah, perseorangan, perusahaan Comanditaire
Venootschap (CV) atau Perseroan Terbatas (PT), unit uji dan koperasi. Sampel
tersebut terdiri dari jenis sampel aktif dan pasif. Sampel dinyatakan aktif jika
sampel diambil langsung dari lapangan oleh Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak
(BPMPT), dan pasif jika sampel diperoleh dari lembaga pemerintah, perusahaan
atau perorangan yang sengaja meminta langsung jasa analisis. Data hasil analisis
yang dikaji merupakan data hasil analisis proksimat yang dilakukan pada Januari
2008 hingga Desember 2011. Setiap data dilengkapi dengan tanggal penyerahan
sampel, tanggal analisis, individu atau lembaga pengirim atau asal sampel.
Waktu Penelitian
Studi ini dilakukan dari bulan Oktober 2012 hingga Januari 2013.
Kegiatan dalam studi ini adalah pengumpulan data dan pengolahannya. Data yang
dikaji berupa data sekunder yang diperoleh dari BPMPT yang berlokasi di Jl. MT
Haryono 98 Setu, Bekasi, Jawa Barat.
Prosedur Penelitian
Kajian yang dilakukan merupakan penelitian non eksperimental. Metode
pengolahan data yang digunakan dalam analisis menggunakan analisis statistik
deskriptif (Steel and Torrie 1993). Kegiatan penelitian dibagi dalam dua tahap,
yaitu tahap pengambilan, pengumpulan dan pengolahan data. Data hasil analisis
proksimat tersimpan di BPMPT dalam bentuk text file dalam laporan tahunan
lembaga tersebut. Data dalam bentuk bentuk text file dikonversi menjadi bentuk
work sheet. Data yang terkumpul selanjutnya diolah dan disederhanakan dalam
bentuk tabulasi dalam work sheet lalu dianalisis dan dihitung secara statistik
deskriptif.
Perhitungan analisis statistik deskriptif
Data awal yang diperoleh dari tahun 2008 hingga tahun 2011 berjumlah
1412 buah yang terdiri dari pakan campuran sapi perah dan sapi potong serta

3
bahan pakan berupa berbagai jenis rumput, jagung, dedak, pollard, bekatul,
bungkil kedelai, bungkil kelapa dan corn gluten meal. Data ditabulasikan dan
diseleksi berdasarkan jenis pakan ternak yaitu konsentrat sapi perah periode
laktasi, rumput gajah, rumput lapang dan rumput raja. Data yang terkumpul
sebanyak 250 sampel pakan sapi perah, 45 sampel rumput gajah, 11 sampel
rumput lapang dan 11 sampel rumput lapang. Data yang terkumpul kemudian
dikonversi dari as fed ke bahan kering. Data diolah secara analisis statistik
deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk nilai rataan berdasarkan jenis pakan dan
waktu produksi pakan (pertahun).
Data yang disajikan dalam tabel statistik deskriptif berupa rataan,
simpangan baku, quarter 1, quarter 3, kadar minimal dan kadar maksimal nutrien
konsentrat sapi perah laktasi, rumput gajah, rumput lapang dan rumput raja.
Perbandingan komposisi pakan sapi perah laktasi dengan SNI
Hasil pengolahan data berupa kecukupan nutrien dari setiap jenis pakan
ternak dan selanjutnya dibandingkan dengan nilai kecukupan nutrien dari SNI.
Persyaratan mutu konsentrat menurut SNI sapi perah periode laktasi ditampilkan
pada Tabel 1.
Tabel 1 Persyaratan mutu konsentrat sapi perah laktasi menurut SNI
Nutrien
Batas Kandungan Nutrien
Kadar Air maksimal (%)
14
Kadar Abu maksimal (%)
10
Kadar Protein Kasar minimal (%)
16
Kadar Lemak Kasar maksimal (%)
7
Kadar Ca (%)
0.8-1.0
Kadar P (%)
0.6-0.8
Prediksi kecukupan nutrien sapi perah laktasi
Prediksi kecukupan nutrien diperhitungkan dengan berdasarkan asumsi
sebagai berikut: Bobot badan 450 kg, Total Digestible Nutrient (TDN) 3.42 kg
(NRC 1988), kadar lemak 3.5 %, produksi susu (5, 10, 15, 20, 25, 30 dan 35 liter)
serta konsumsi bahan kering sebesar 13.5 kg dengan jumlah rumput gajah 7.5 kg
serta konsentrat kualitas baik dan buruk, masing-masing sebanyak 6 kg (rasio
antara hijauan dan konsentrat didasarkan pada hasil survey Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan RI bekerjasama dengan Fakultas Peternakan
IPB 2012). Berdasarkan International Feed Classes, Sampel pakan konsentrat
sapi perah termasuk sumber protein, yaitu kelompok TDN dengan kelas 5. Kelas
ini mengikutsertakan bahan yang mengandung protein kasar 20 % atau lebih dari
20 %. Bahan konsentrat berasal dari hewan maupun nabati. Sementara itu, sampel
hijauan rumput gajah termasuk kelompok pastura, yaitu kelompok TDN dengan
kelas 2. Kelas ini termasuk kelompok pastura dan hijauan makanan ternak (Harris
et al.1980).
Perhitungan TDN menggunakan persamaan sumatif Harris et al. (1980)
berdasarkan kandungan proksimat rumput gajah, dengan rumus sebagai berikut:
% TDN = -54.572 + 6.769 (crude fiber) – 51.083 (ether extract) + 1.851 (nitrogen
free extract) – 0.334 (protein) - 0.049 (crude fiber)2 + 3.384 (ether

4
extract)2 – 0.086 (crude fiber) (nitrogen free extract) + 0.687 (ether
extract) (nitrogen free extract) + 0.942 (ether extract) (protein) - 0.112
(ether extract)2(protein)
Perhitungan total digestible nutrient (TDN) menggunakan persamaan
sumatif Harris et al. (1980) berdasarkan kandungan proksimat konsentrat protein
sapi laktasi, dengan rumus sebagai berikut:
% TDN = -133.726 – 0.254 (crude fiber) + 19.593 (ether extract) + 2.784
(nitrogen free extract) + 2.315 (protein) + 0.028 (crude fiber)2 – 0.341
(ether extract)2 – 0.008 (crude fiber) (nitrogen free extract) –0.215
(ether extract) (nitrogen free extract) – 0.193 (ether extract) (protein)
+ 0.004 (ether extract)2(protein)
Kebutuhan nutrien berdasarkan NRC (1988) dan kebutuhan nutrien
ditempatkan dalam grafik bersama dengan konsumsi nutrien dengan kualitas
konsentrat dan rumput gajah seperti hasil analisis. Konsentrat dengan kualitas baik
berada pada nilai quarter 1, sementara konsentrat dengan kualitas buruk berada
pada nilai quarter 3 dari data hasil analisis di BPMPT dan rumput gajah
menggunakan nilai rataan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterbatasan penggunaan peubah nutrien dalam penyusunan ransum sangat
mempengaruhi dalam menduga performa sapi perah yang diharapkan.
Penyimpangan performa dapat diperburuk dengan kurangnya tingkat akurasi hasil
analisis pakan, sehingga kurang mampu mendeteksi akar permasalahan pakan
yang sebenarnya.
Variasi Komposisi Nutrien Konsentrat Sapi Perah Laktasi
Konsentrat merupakan makanan penguat untuk menutupi kekurangan suplai
nutrien dari hijauan. Tabel 2 menggambarkan variasi kualitas pakan konsentrat
sapi perah yang tersedia dan digunakan peternak. Hasil analisis tersebut juga
menggambarkan ketepatan dalam analisis komponen nutrien konsentrat sapi perah
laktasi. Variasi kadar nutrien dapat menggambarkan bahwa pakan yang digunakan
tidak mampu menjamin performa produksi sapi perah. Pemberian konsentrat yang
tidak sesuai dengan kebutuhan ternak bisa menyebabkan pemborosan jika nutrien
yang diberikan melebihi kebutuhan ternak, namun disisi lain dapat menyebabkan
ternak mengalami kekurangan nutrien jika konsentrat yang digunakan tidak
mampu mencukupi kebutuhan ternak. Terdapat peluang peternak menggunakan
pakan yang kualitasnya buruk. Tingkat pemberian pakan yang normal, pemberian
pakan kualitas buruk dapat menurunkan produksi sapi perah.

5
Tabel 2 Variasi hasil analisis konsentrat sapi perah laktasi tahun 2008-2011
Peubah n
Rataan
Standar
Minimal
Maksimal
(%)
deviasi
(%)
(%)
(%)
Air
248
14.41
5.52
8.10
36.00
Abu
243
16.84
7.17
0.90
41.50
PK
247
12.51
4.73
2.00
31.45
LK
244
5.35
2.67
0.50
18.82
SK
242
17.21
6.26
4.21
32.09
Ca
225
1.69
1.52
0.09
11.63
P
194
0.69
0.30
0.17
2.11
PK: protein kasar; LK: lemak kasar; SK: serat kasar
Kesesuaian Komposisi Pakan Sapi Perah Laktasi dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI)
Tabel 3 menggambarkan kadar air pakan sapi perah periode laktasi
nilainya sangat bervariasi. Kandungan air konsentrat sapi perah senantiasa
berubah tergantung pada jenis bahan, suhu dan kelembaban (Suadnyana 1998).
Saat penyimpanan pakan, akan terjadi peningkatan atau penurunan kadar air
bahan. Hal tersebut tergantung dari suhu dan kelembaban udara di sekeliling
tempat penyimpanan. Jika kadar air rendah atau suhu konsentrat tinggi, sedangkan
kelembaban di sekitarnya tinggi, maka akan terjadi penyerapan uap air dari udara
sehingga konsentrat menjadi lembab atau kadar air menjadi tinggi (Winarno et al.
1980).
Sejumlah pakan menunjukkan kadar air yang lebih dari 14% yang
memungkinkan terjadinya pertumbuhan jamur, kapang, dan mikroorganisme
lainnya sehingga dapat menurunkan kualitas ransum. Bahan pakan tersebut tidak
tahan disimpan lama atau diperlukan adanya penambahan bahan pengawet selama
masa penyimpanan. Menurut Syarief dan Halid (1992), kadar air yang aman untuk
penyimpanan adalah dibawah 13%. Kadar air pakan yang lebih rendah dari 14%,
disamping lebih tahan disimpan lama, juga akan lebih menghemat biaya
pengangkutan.
Tabel 3 Kesesuaian hasil analisis kadar air dengan SNI konsentrat sapi perah
laktasi tahun 2008-2011
Kadar Air

n

2008
2009
2010
2011

66
8
86
95

≤14 (n)
sesuai
41
5
41
51

>14 (n)
tidak sesuai
25
3
45
44

≤14 (%)
sesuai
62.12
62.50
47.67
53.68

>14 (%)
tidak sesuai
37.88
37.50
52.33
46.32

Permasalahan lain yang kemungkinan timbul akibat dari kadar air yang
sangat tinggi adalah terkait dengan penetapan harga pakan. Perbedaan kadar air
pakan dapat menyebabkan kerugian baik pada pihak pembeli maupun pada pihak
penjual. Pengawasan dan ketegasan dalam penetapan kadar air pakan merupakan

6
kewajiban komunitas pengusaha pakan dan pemerintah. Hasil analisa konsentrat
sapi perah laktasi menunjukkan bahwa kadar air yang lebih dari 14% pada tahun
2008 hingga 2011 yaitu rata-rata sekitar 43.51%. Pakan konsentrat sapi perah
laktasi memiliki kadar air yang tidak sesuai dengan SNI. Kadar air berdasarkan
ketentuan SNI yaitu maksimal 14%.
Pengukuran kadar abu menggambarkan besarnya kandungan mineral yang
terdapat dalam bahan pakan. Menurut Sudarmadji et al. (1989), abu adalah zat
anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Kadar abu berdasarkan
ketentuan SNI yaitu maksimal 10%. Beberapa pakan menunjukkan kadar abu
yang lebih dari 10% bahkan menunjukkan nilai yang tidak wajar, hal ini dapat
dilihat pada tabel 4. Nilai kadar abu yang sangat tinggi memungkinkan adanya
pemalsuan berupa penambahan pasir atau bahan lain yang sejenis ke dalam pakan.
Tabel 4 Kesesuaian hasil analisis kadar abu dengan SNI konsentrat sapi perah
laktasi tahun 2008-2011
Kadar
Abu
2008
2009
2010
2011

≤10 (n)
sesuai
5
2
17
19

n
66
8
85
91

>10 (n)
tidak sesuai
61
6
68
72

≤10 %
sesuai
7.58
25
20
20.90

>10%
tidak sesuai
92.42
75
80
79.10

Data hasil analisa konsentrat sapi perah laktasi dari tahun 2008 hingga
2011 menunjukkan bahwa kadar abu yang lebih dari 10% yaitu rata-rata sekitar
81.63%. Pakan konsentrat sapi perah laktasi memiliki kadar abu yang tidak sesuai
dengan SNI. Kadar abu berdasarkan ketentuan SNI yaitu maksimal 10%.
Protein merupakan nutrien yang yang sangat penting. Protein kasar adalah
jumlah nitrogen (N) yang terdapat didalam pakan dikalikan dengan 6.25 (Nx6.25)
(Siregar 1994). Kesesuaian hasil analisis pada tabel 5, menunjukkan bahwa bahan
pakan kadar protein kasar yang kurang dari 16% yaitu sekitar 19%. Hal ini
menunjukkan bahwa pakan konsentrat sapi perah laktasi tersebut memiliki kadar
protein kasar yang tidak sesuai dengan SNI yaitu minimal 16%.
Tabel 5 Kesesuaian hasil analisis kadar protein kasar dengan SNI konsentrat sapi
perah laktasi tahun 2008-2011
Kadar Protein
Kasar
2008
2009
2010
2011

n
66
8
85
95

7 (%)
tidak sesuai
18.18
25.00
26.74
9.90

Kesesuaian kadar mineral Ca dengan SNI pada tabel 7, menunjukkan
bahwa kadar Ca yang tidak berada diantara 0.8-1.0 yaitu rata-rata sekitar 92.20 %.
Hal ini menunjukkan bahwa pakan konsentrat sapi perah laktasi tersebut memiliki
kadar Ca yang tidak sesuai dengan SNI, yaitu diantara 0.8-1.0. Mineral Ca
merupakan salah satu mineral makro dan esensial bagi ternak. Ternak ruminansia
memperoleh sebagian besar mineral yang dibutuhkannya berasal dari pakan, baik
nabati maupun hewani, tapi juga sebagian kecil dapat diperoleh dari air, tanah
atau melalui kontaminasi. Jika pakan konsentrat sapi perah kekurangan Ca, maka

8
akan mengakibatkan gangguan pada proses pembekuan darah, produksi susu
menurun dan muncul berbagai penyakit seperti osteoporosis, osteomalacia dan
milk fever (McDowell 2003). Jika kelebihan Ca dalam pakan konsentrat, maka
akan mengakibatkan hypophosphatemia (Horst et al. 1994).
Tabel 7 Kesesuaian hasil analisis kadar Ca dengan SNI konsentrat sapi perah
laktasi tahun 2008-2011
Kadar
Ca

n

0.8-1.0
(n)
sesuai

2008
2009
2010
2011

66
8
80
78

4
0
16
4

0.8-1.0
(n)
tidak
sesuai
44
7
39
56

0.8-1.0
(%)
sesuai
6.06
0
20.00
5.13

0.8-1.0
(%)
tidak
sesuai
66.67
87.50
48.75
71.79

Kesesuaian kadar P dengan SNI pada konsentrat sapi perah pada tabel 8,
menunjukkan bahwa kadar P yang tidak berada diantara 0.6-0.8 yaitu rata-rata
sekitar 57.69%. Hal ini menunjukkan bahwa pakan konsentrat sapi laktasi tersebut
memiliki kadar P yang tidak sesuai dengan SNI, yaitu diantara 0.6-0.8. Menurut
SNI batas kadar P pakan konsentrat sapi perah laktasi yaitu sekitar 0,6-0,8.
Tabel 8 Kesesuaian hasil analisis kadar P dengan SNI konsentrat sapi perah
laktasi tahun 2008-2011
Kadar
P

n

0.6-0.8
(n)
sesuai

2008
2009
2010
2011

38
3
80
78

3
1
33
33

0.6-0.8
(n)
tidak
sesuai
16
0
26
12

0.6-0.8
(%)
sesuai
7.50
33.33
41.25
42.31

0.6-0.8
(%)
tidak
sesuai
40
0
32.50
15.38

Jika pakan konsentrat sapi perah berkadar P rendah, maka akan
mengakibatkan ternak kekurangan P, akibatnya pertumbuhan buruk, nafsu makan
turun, fertilitas buruk serta penurunan performa dan mengunyah kayu yang
mengandung P. Selain itu akan menimbulkan berbagai penyakit seperti ricketsia
dan Osteomalacia (Haenlein 1980). Namun, jika pakan konsentrat kelebihan P
maka akan terjadi penurunan absorpsi Ca.
Kadar nutrien bahan pakan atau konsentrat sapi perah yang dianalisis
tahun 2008-2011 menggambarkan bahwa bahan pakan sangat bervariasi. Kadar
nutrien sebagian besar tidak sesuai dengan kadar yang ditetapkan dalam SNI.
Tabel 9 menunjukkan bahwa rata-rata persentase ketidaksesuaian nutrien
konsentrat sapi perah laktasi dengan SNI tahun 2008-2011 yang terbesar yaitu
kadar abu, Ca dan P, masing-masing sebesar 81.63%, 92.20% dan 67.65%. Kadar
abu memiliki korelasi positif dengan kadar Ca dan P. Kadar abu yang tinggi
dalam pakan dapat diakibatkan oleh tingginya kadar abu pada bahan penyusun

9
konsentrat. Bahan penyusun konsentrat umumnya terdiri dari dedak padi, pollard,
bungkil kedelai, onggok dan bungkil inti sawit (BPPP 2009). Kadar abu masingmasing bahan penyusun konsentrat yaitu: dedak padi 10.8 % (Lubis 1992),
pollard 4.2 % (Hartadi et al. 2005), onggok 1.7 % (Sutarti et al. 1976), bungkil
kedelai 8% (Hartadi et al. 2005). Kadar abu bahan penyusun konsentrat yang
paling tinggi yaitu dedak padi, sekitar 10.8%. Tingginya kadar abu pada dedak
padi akan meningkatkan kadar abu dalam pakan sapi perah. Pemalsuan kadar abu
juga bisa diakibatkan oleh penambahan pasir, limestone atau kapur, sehingga
kadar abu tinggi.
Tabel 9 Rataan persentase hasil analisis ketidaksesuaian nutrien konsentrat sapi
perah laktasi dengan SNI tahun 2008-2011
No
1
2
3
4
5
6

Nutrien
Kadar Air
Kadar Abu
Kadar Protein Kasar
Kadar Lemak Kasar
Kadar Ca
Kadar P

% ketidaksesuaian
43.51
81.63
27.15
19.95
92.20
67.65

Variasi Komposisi Nutrien Rumput
Terdapat tiga jenis rumput yang paling banyak digunakan peternak
sebagai komponen pakan sapi perah yaitu rumput lapang, gajah dan raja. Variasi
komposisi hasil analisis proksimat ditunjukkan dalam Tabel 10, 11 dan 12.
Penggunaan rumput sebagai pakan tunggal tidak dapat mendukung produksi susu
sapi yang optimum. Oleh karena itu, pakan yang dibutuhkan bagi sapi perah tidak
cukup hanya dengan rumput saja, butuh penambahan konsentrat untuk memenuhi
dan mendukung potensi produksi susunya. Pemberian rumput berkualitas akan
memudahkan dalam formulasi konsentrat karena sisa kebutuhan nutrien yang
harus dipenuhi dari konsentrat menjadi berkurang.
Menurut Hartadi et al. (2005), kandungan nutrisi rumput gajah
berdasarkan bahan kering, yaitu protein kasar sebesar 10.1 % dan TDN sebesar
59%, rumput lapang mengandung protein kasar 8.59% dan TDN sebesar 57.31%
(Wahyuni 2008), sedangkan rumput raja berkadar protein kasar 13.5% dan TDN
sebesar 54% (Sutanto 2002). Rumput raja menunjukan produktifitas tinggi.
Produksi rumput raja dua kali lipat dari produksi rumput gajah, yaitu mencapai
200 hingga 250 ton rumput segar ha-1 tahun-1 (Rukmana 2005). Walaupun
produksi tinggi, jika pakan yang diberikan hanya rumput saja, maka potensi
produksi susu tidak akan terpenuhi.

10
Tabel 10 Variasi hasil analisis komposisi rumput gajah tahun 2008-2011
Peubah
n
Rataan
Standar deviasi Minimal
Maksimal
(%)
(%)
(%)
(%)
Air
45
49.46
25.37
5.81
85.94
Abu
45
14.15
3.87
4.70
21.60
PK
44
13.71
4.25
3.02
24.55
LK
45
2.57
0.95
1.18
4.85
SK
45
31.18
4.37
21.81
46.16
Ca
45
0.54
0.28
0.08
1.56
P
42
0.36
0.15
0.15
0.79
TDN
45
53.84
4.04
44.00
62.00
PK: protein kasar; LK: lemak kasar; SK: serat kasar; TDN: total digestible
nutrient
Tabel 11 Variasi hasil analisis komposisi rumput lapang tahun 2008-2011
Peubah
n
Rataan
Standar deviasi Minimal
Maksimal
(%)
(%)
(%)
(%)
Air
11
18.27
12.41
7.35
42.92
Abu
11
15.16
5.67
7.44
25.68
PK
11
12.03
5.06
3.19
20.73
LK
11
2.08
0.56
0.94
3.07
SK
11
31.43
6.29
19.15
39.58
Ca
10
0.87
0.58
0.24
1.92
P
7
0.35
0.16
0.18
0.62
TDN
11
54.00
5.80
43.53
65.39
PK: protein kasar; LK: lemak kasar; SK: serat kasar; TDN: total digestible
nutrient
Tabel 12 Variasi hasil analisis komposisi rumput raja tahun 2008-2011
Peubah
n
Rataan
Standar deviasi Minimal
Maksimal
(%)
(%)
(%)
(%)
Air
Abu
PK
LK
SK
Ca
P
TDN

10
11
11
11
11
11
6
11

21.42
11.08
14.29
2.68
28.66
0.51
0.33
51.22

11.15
2.79
2.95
0.54
5.08
0.21
0.14
6.48

6.57
6.30
9.57
1.98
21.32
0.25
0.16
39.45

34.15
14.75
18.54
3.56
34.17
0.87
0.56
59.80

PK: protein kasar; LK: lemak kasar; SK: serat kasar; TDN: total digestible
nutrient

11
Prediksi Kecukupan Nutrien Sapi Perah Laktasi

Kebutuhan TDN (kg hari-1)

Sapi perah dapat berproduksi optimum jika pakan dan lingkungan sesuai
dengan kebutuhannya. Kebutuhan energi dan protein dapat dipenuhi dengan
mengkonsumsi hijauan dan konsentrat. Menurut Soebarinoto et al. (1997), untuk
mengetahui nilai nutrisi dari suatu bahan pakan tidak cukup dengan mengetahui
kandungan nutrien yang terdapat dalam pakan tersebut, tetapi juga harus diketahui
nilai TDN dari bahan tersebut. TDN sangat penting untuk mengetahui jumlah nutrien
yang dapat dicerna. Kebutuhan TDN ditampilkan pada lampiran 1. Kebutuhan
TDN bagi sapi perah meningkat seiring meningkatnya produksi susu. Pemberian
rumput pada sapi perah dengan bobot badan 450 kg mampu memenuhi kebutuhan
hidup pokok. Namun, agar kebutuhan TDN untuk produksi susu terpenuhi, maka
diperlukan pemberian konsentrat.
16
14
12
10
8
6
4
2
0
5

10

15

20

Produksi Susu (kg

25

30

35

hari-1)

Gambar 1 Analisis kecukupan nutrien sapi perah (TDN).
hidup pokok,
hidup pokok dan produksi susu, konsumsi rumput, konsumsi
rumput dan konsentrat kualitas buruk,
konsumsi rumput dan
konsentrat kualitas baik
Peternak mempunyai peluang memberikan konsentrat yang baik maupun
yang buruk kepada ternaknya. Kedua kelompok bahan tersebut tersedia di pasaran.
Sebaiknya peternak memberikan kepastian mengenai kualitas konsentrat. Gambar
1 menggambarkan bahwa pemberian konsentrat berkualitas buruk hanya mampu
menunjang produksi susu hingga 10 kg hari-1. Pemberian konsentrat berkualitas
baik, mampu menunjang produksi susu hingga 15 kg hari-1. Sapi berproduksi
lebih dari 15 kg hari-1 kebutuhan TDNnya tidak mampu terpenuhi dari jenis
konsentrat yang tersedia. Dalam kondisi ini, penyusunan konsentrat dengan
kandungan TDN tinggi sangat diperlukan.
Pemberian rumput pada sapi perah dengan bobot badan 450 kg mampu
memenuhi kebutuhan hidup pokok dan sedikit kontribusinya dalam memenuhi
produksi susu. Agar kebutuhan PK untuk produksi susu terpenuhi, maka
diperlukan pemberian konsentrat. Parakkasi (1995), menyatakan bahwa bila ternak
diberi pakan yang mengandung protein yang melebihi kebutuhan hidup pakan ternak,
maka ternak akan menggunakan kelebihan nutrien tersebut untuk pertumbuhan dan

12

Kebutuha Protein Kasar (kg hari-1)

reproduksi. Pemberian konsentrat berkualitas baik, pengaruhnya untuk mencapai
kebutuhan hidup pokok dan produksi susu lebih tinggi, yaitu sekitar 20 hingga 25
kg hari-1. Sementara, pemberian rumput dengan konsentrat kualitas buruk,
produksi susu yang dihasilkan sekitar 15 hingga 20 kg/hari. Menurut Santoso et al.
(2009), kualitas konsentrat sangat tinggi yaitu lebih dari 75% TDN dengan
kandungan protein lebih dari 16%, sebaliknya kualitas rendah dengan kandungan
TDN kurang dari 55% dan kandungan protein kurang dari 13%.
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
5

10

15

20

Produksi Susu (kg

25

30

35

hari-1)

Gambar 2 Analisis kecukupan nutrien sapi perah (Protein Kasar/PK).
hidup
pokok,
hidup pokok dan produksi susu,
konsumsi rumput,
konsumsi rumput dan konsentrat kualitas buruk,
konsumsi
rumput dan konsentrat kualitas baik

13

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kandungan nutrien pakan sapi perah, utamanya konsentrat sapi laktasi
sangat bervariasi. Konsentrat sapi laktasi yang tidak sesuai dengan SNI masih
tinggi khususnya kadar abu, Ca dan P. Konsentrat dengan kualitas baik yang ada
di pasaran tidak mampu mendukung produksi susu yang optimum.
Saran
Kebijakan pengawasan mutu pakan harus dilakukan dari mulai bahan baku
pakan konsentrat khususnya hingga campuran konsentrat atau pakan jadi. Selain
itu kebijakan sertifikasi pakan harus didorong agar dapat menjamin ternak dan
peternaknya.

DAFTAR PUSTAKA
Alim AF, Hidaka T. 2002. Pakan dan Tatalaksana Sapi Perah. Bandung (ID):
Dairy Technology Improvement Project in Indonesia.
Bath DL, Dickinson FN, Tucker HA, Appleman RD. 1985. Dairy Cattle:
Principles, Practices, Problems, Profits. 3rd ed. Philadelphia (US): Lea &
Febiger.
Blakely RF, Bade D. 1991. Ilmu Peternakan. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada
University Pr.
[BPPP] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2009. Profil Usaha
Peternakan Sapi Perah di Indonesia. Jakarta (ID): LIPI Pr.
Dove H. 1993. Using plant wax components to study fibre intake and digestion in
man and animals. Cetak ulang dalam J Nutr. (1): 137 – 150.
Haenlein GFW. 1980. Mineral Nutrition of Goats. J Dairy Sci. 63(1): 1729-1745.
Harris LEH, Haendler R, Riviere L, Rechaussat. 1980. International feeddatabank
system; an introduction into the system with instructions for describing
feeds and recording data. International Network of Feed Information
Centers. Logan (US): International Feedstuffs Institute.
Hartadi HS, Reksohadiprojo, Tillman AD. 2005. Tabel Komposisi Pakan untuk
Indonesia. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr.
Horst RL, Goff JP, Reinhardt TA. 1994. Calcium and Vitamin D Metabolism In
the Dairy Cow. J Dairy Sci. 77(1): 1936-1951.
Lubis DA. 1992. Ilmu Makanan Ternak. Jakarta (ID): Pembangunan Pr.
McDowell LR. 2003. Minerals in Animal and Human Nutrition. 2rd ed. V,
Hungary (UE): Elsevier Science B.
[NRC] National Research Council. 1988. Nutrient Requirements of Dairy Cattle.
Ed ke-6. Washington DC (US): National Academy Pr.
Parakkasi A. 1995. Ilmu Makanan Ternak Ruminan. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.

14
Rukmana R. 2005. Budidaya Rumput Unggul. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Santoso. 2009. Manfaat Daun Katuk Bagi Kesehatan Manusia dan Produktivitas
Ternak [Internet]. [diunduh 2013 Juli 28]. Tersedia pada:
http://uripsantoso.wordpress.com/2009/08/24/manfaat-daun-katuk-bagikesehatan-manusia-dan-produktivitas-ternak/
Siregar SB. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Jakarta (ID): PT. Penebar
Swadaya.
Soebarinoto, Chuzaemi S, Mashudi. 1997. Ilmu Gizi Ruminansia. Malang (ID):
UB Pr.
Steel GDR, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Jakarta (ID): PT.
Gramedia Pustaka Utama
Suadnyana IW. 1998. Pengaruh kandungan air dan ukuran partikel terhadap
perubahan sifat fisik pakan lokal sumber protein [skripsi]. Bogor (ID).
Institut Pertanian Bogor.
Sudarmadji S, Haryono S, Suhardi B. 1989. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian.Yogyakarta (ID): Penerbit Liberty.
Sudono A. 1999. Ilmu Produksi Ternak Perah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak.
Fakultas Peternakan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sutanto H. 2002. Strategi Optimasi Pemanfaatan Sumberdaya dan Teknologi
Tepat Guna Pertanian untuk Meningkatkan Pendapatan Peternak Sapi
Potong.
Di dalam: Prosiding Seminar Nasional. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian NTB, 2002. Badan Litbang Pertanian. Departemen
Pertanian.
Sutarti H, Djajanegara A, Rays A, Manurung T. 1976. Hasil Analisa Bahan
Makanan Ternak. Ed ke-3. Bogor (ID): Lembaga Penelitian Peternakan.
Syarief R, Halid H. 1992. Teknologi penyimpanan pangan. Jakarta (ID): Penerbit
Arcan.
Wahyuni TH. 2008. Bahan Pakan Ternak. Pengembangan Departemen Fakultas
Pertanian USU. Sumatera (ID): Sumatera Utara Univ.
Winarno FGS, Fardiaz D. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta (ID):
Gramedia Pustaka Utama.
Yusdja Y. 2005. Kebijakan Ekonomi Industri Agribisnis Sapi Perah di Indonesia.
Analisis Kebijakan Pertanian. Ed ke-3. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian. Jakarta (ID): Bogor.
Yusran MA. 2004. Pilihan antara pakan alternatif dan efisiensi penggunaan pakan
untuk usaha ternak sapi perah di Jawa Timur. Di dalam: Prosiding Seminar
Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004. Puslitbang. Peternakan.
Bogor.

15

LAMPIRAN
Lampiran 1 Kebutuhan TDN bagi pakan sapi perah dengan bobot hidup 450 kg
Kebutuhan TDN
Hidup Pokok (kg)
Hidup Pokok+
Produksi Susu (kg)
Konsumsi Rumput (kg)
Konsumsi Rumput
+Konsentrat Buruk (kg)
Konsumsi Rumput
+Konsentrat Baik (kg)

5
3.42

10
3.42

Produksi Susu (liter)
15
20
25
3.42 3.42
3.42

4.93
4.08

6.43
4.08

7.94
4.08

9.44
4.08

10.95
4.08

12.45
4.08

13.96
4.08

6.64

6.64

6.64

6.64

6.64

6.64

6.64

8.07

8.07

8.07

8.07

8.07

8.07

8.07

30
3.42

35
3.42

Lampiran 2 Kebutuhan PK bagi pakan sapi perah dengan bobot hidup 450 kg
Kebutuhan PK
Hidup Pokok (kg)
Hidup Pokok+
Produksi Susu (kg)
Konsumsi Rumput (kg)
Konsumsi Rumput
+Konsentrat Buruk (kg)
Konsumsi Rumput
+Konsentrat Baik (kg)

5
0.34

10
0.34

Produksi Susu (liter)
15
20
25
30
0.34 0.34 0.34
0.34

0.76
1.02

1.18
1.02

1.60
1.02

2.02
1.02

2.44
1.02

2.86
1.02

3.28
1.02

1.68

1.68

1.68

1.68

1.68

1.68

1.68

2.16

2.16

2.16

2.16

2.16

2.16

2.16

35
0.34

Lampiran 3 Perhitungan kecukupan nutrien sapi laktasi berdasarkan NRC 1988
Diketahui:
Bobot badan : 450 kg
Konsumsi bahan kering : 3% bobot
kg dan konsentrat 6 kg)
Rata-rata TDN rumput gajah
Rata-rata PK rumput gajah
Quarter 1 TDN konsentrat baik
Quarter 3 TDN konsentrat buruk
Quarter 1 PK konsentrat baik
Quarter 3 PK konsentrat buruk

badan = 3% x 450 kg = 13.5 kg (Rumput 7.5
: 0.5437 kg
: 0.1354 kg
: 0.6655 kg
: 0.4274 kg
: 0.1905 kg
: 0.1108 kg

Kebutuhan hidup pokok sapi laktasi (NRC 1988)
Bobot (kg)
TDN (kg)
PK (kg)

450
3.42
0.341

TDN: total digestible nutrient; PK: protein kasar

16
Kebutuhan produksi susu/ kg
Kadar lemak (%)
TDN (kg)
PK (kg)

3.5
0.301
0.084

TDN: total digestible nutrient; PK: protein kasar
Kebutuhan produksi susu
Produksi susu
(kg 4% FCM)
TDN (kg)
PK (kg)

5
1.505
0.42

10
3.01
0.84

15

20

25

30

35

4.515
1.26

6.02
1.68

7.525
2.10

9.03
2.52

10.535
2.94

TDN: total digestible nutrient; PK: protein kasar
Kebutuhan hidup pokok dan produksi susu
Produksi susu
(kg 4% FCM)
TDN (kg)
PK (kg)

5

10

4.925 6.43
0.761 1.181

15

20

25

30

35

7.935
1.601

9.44
2.021

10.945
2.441

12.45
2.861

13.955
3.281

TDN: total digestible nutrient; PK: protein kasar
Perhitungan kebutuhan TDN
Kebutuhan rumput
Kebutuhan konsentrat kualitas baik
Kebutuhan konsentrat kualitas buruk
Kebutuhan konsentrat kualitas baik + rumput
Kebutuhan konsentrat kualitas buruk + rumput

= 7.5 kg x 0.5437= 4.078 kg
= 6 kg x 0.6655 = 3.993 kg
= 6 kg x 0.4274 = 2.564 kg
= 3.993 + 4.078 = 8.071 kg
= 2.564 + 4.078 = 6.642 kg

Perhitungan kebutuhan PK
Kebutuhan rumput
Kebutuhan konsentrat kualitas baik
Kebutuhan konsentrat kualitas buruk
Kebutuhan konsentrat kualitas baik + rumput
Kebutuhan konsentrat kualitas buruk + rumput

= 7.5 kg x 0.1354= 1.0155 kg
= 6 kg x 0.1905 = 1.143 kg
= 6 kg x 0.1108 = 0.6648 kg
= 1.143 + 1.015 = 2.1585 kg
= 0.6648 + 1.015 = 1.6803 kg

17

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 26
Januari 1992 dan merupakan putri kedua dari lima
bersaudara dari ayah Tarmana Abdul Qasim dan ibu Srie
Hartoeti. Pendidikan sekolah menengah yang ditempuh
yaitu di SMP Negeri 5 Sukabumi dan SMA Negeri 2
Sukabumi. Tahun 2009, penulis lulus seleksi masuk
Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan
Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Ilmu
Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi
asisten praktikum Pengelolaan Kesehatan Ternak Tropis
(PKTT) tahun ajaran 2012/2013. Penulis juga aktif mengajar mata kuliah
Ekonomi Umum TPB di bimbingan belajar dan privat mahasiswa MSCollege
tahun 2011. Organisasi yang diikuti selama di IPB yaitu bendahara Komisi 1
Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) TPB IPB tahun ajaran 2009/2010 dan
Sekretaris Divisi Syi’ar Lembaga Dakwah Fakultas FAMM Al-An’aam tahun
ajaran 2010/2011. Bulan Juni hingga Juli 2012, penulis mengikuti kegiatan IPB
Goes To Field di Demak, yang diselenggarakan oleh LPPM IPB dengan tema
Budidaya Jambu Air. Prestasi yang pernah diraih selama di IPB yaitu penulis
mendapat kesempatan mendapat dana hibah dari CDA IPB dengan usaha
Budidaya Udang Hias Air Tawar.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pembimbing skripsi, Prof Dr Ir Toto Toharmat, MAgrSc dan drh Agus Susanto,
Msi yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan
membantu hingga skripsi ini dapat diselesaikan. Di samping itu, penghargaan
penulis sampaikan kepada penguji seminar Ir Lilis Khotijah, Msi; penguji sidang
Prof Dr Ir Nahrowi, MSc; dan Dr Ir Bagus Priyo Purwanto, MAgr yang telah
banyak memberikan masukan untuk perbaikan skripsi. Penulis juga
menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh staf Balai Pengujian Mutu Pakan
Ternak yang telah membantu dalam proses pengumpulan data. Ungkapan terima
kasih juga disampaikan kepada ayah Tarmana Abdul Qasim, ibu Srie Hartoeti
Soenaryo, kakak Siti Halimah Saidah beserta adik-adikku Ali Abdul Jabbar, Siti
Fathimah Athiyyah, Khalida Maryam Habibah yang tidak lelah memberikan
semangat, doa, motivasi dan menemani penulis selama pembuatan skripsi. Penulis
juga memberikan apresiasi kepada teman-teman ilmu nutrisi dan teknologi pakan
angkatan 46, Nurhayu, Yessy Okviana, Nurchotimah, Saripah Rodiah serta
berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi,
terima kasih atas bimbingannya, ketulusan dan kasih sayangnya.