Keragaman Kandungan Asam Lemak Esensial Asi Dan Tingkat Kecukupannya Pada Bayi Di Indonesia.

KERAGAMAN KANDUNGAN ASAM LEMAK ESENSIAL ASI
DAN TINGKAT KECUKUPANNYA PADA BAYI DI INDONESIA

NADIA SVENSKARIN NAHROWI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

iii

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Keragaman Kandungan Asam
Lemak Esensial ASI dan Tingkat Kecukupannya pada Bayi di Indonesia adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

PertanianBogor.
Bogor, November 2015

Nadia Svenskarin Nahrowi
NIMI151120181

iv

RINGKASAN
NADIA SVENSKARIN NAHROWI. Keragaman Kandungan Asam Lemak Esensial
ASI dan Tingkat Kecukupannya pada Bayi di Indonesia. Dibimbing oleh AHMAD
SULAEMAN dan IKEU EKAYANTI.
Saat ini, defisiensi asam lemak esensial menjadi salah satu masalah yang
menjadi perhatian dunia global, terutama di negara-negara berkembang. Dimana asam
lemak esensial yang meliputi asam lemak linoleat (omega 6), linolenat (omega 3), ARA
dan DHA berperan penting dalam fungsi penglihatan dan perkembangan otak yang
normal. Banyak studi telah membuktikan bahwa ada kaitan yang erat antara asupan
pangan ibu dengan komposisi asam lemak ASI. Secara umum, penelitian ini bertujuan
untuk untuk menganalisis keragaman kandungan dan tingkat konsumsi asam lemak
esensial ASI pada berbagai wilayah di Indonesia. Tujuan khusus dari penelitian ini

adalah: 1)mengidentifikasi karakteristik ibu, 2)mengidentifikasi pola kebiasaan makan
ibu, 3)menganalisis keragaman kandungan asam lemak esensial ASI yang berbeda
wilayah, 4)menganalisis tingkat konsumsi asam lemak esensial ASI pada bayi yang
berbeda wilayah, 5)menganalisis hubungan antara pola kebiasaan makan dan kandungan
asam lemak esensial ASI,6)menganalisis tingkat kecukupan asam lemak esensial ASI
pada bayi yang berbeda masa laktasi dan wilayah,dan 7)menganalisis hubungan antara
pola makan dan kandungan asam lemak esensial ASI.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2014 hingga Juli 2014 dengan
menggunakan desain studi cross sectional. Penentuan lokasi dan pengambilan sampel
dari setiap provinsi tersebut dilakukan dengan memilih dua desa dengan jumlah
penduduk yang paling/relatif padat dan terdapat sejumlah ibu menyusui dengan masa
laktasi (3-5 bulan, 6-8 bulan, 9-11 bulan, dan 12-23 bulan) yang memiliki kriteria yakni
berusia 25-40 tahun, bersuku bangsa asli wilayah setempat, berstatus gizi normal, tidak
melahirkan bayi kembar, menyusui hanya satu bayi, tidak sedang berpuasa, jumlah anak
maksimal 3 orang, tidak merokok dan meminum alkohol, dan tidak sedang mengikuti
terapi penyakit khusus (hiperlipidemia, diabetes,dan penggunaan obat kortikosteroid),
bersedia mendonasikan ASI (minimum 100 ml), dan menandatangani inform consent.
Total responden terdapat sebanyak 76 orang yang terdiri atas 19 orang dari masingmasing kelompok masa laktasi 3-5 bulan dan 12-23 bulan, 18 orang dari kelompok
masa laktasi 6-8 bulan, dan 20 orang dari kelompok masa laktasi 9-11 bulan.
Jenis data yang dikumpulkan meliputi karakteristik individu ibu (usia, paritas,

tinggi badan, berat badan, lokasi tempat tinggal, tingkat pendidikan, dan besar
pendapatan keluarga), kebiasaan makan (jenis dan frekuensi pangan sumber lemak dan
jumlah sumber asam lemak esensial dan sumber laktagogum), dan kandungan asam
lemak ASI (kadar lemak dan total asam lemak, komposisi asam lemak, dan kadar asam
lemak esensial). Analisis kadar asam lemak dilakukan dengan menggunakan metode gas
kromatografi. Pengolahan data primer menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan
SPSS for Windows versi 16.0. dengan uji korelasi Spearman,Pearson, dan uji ANOVA.
Karakteristik usia, paritas, dan status gizi ibu tidak berbeda nyata antar wilayah
(p>0.05) dan ketiga variabel tersebut telah memenuhi kriteria inklusi. Pendapatan
keluarga dan pendidikan berbeda nyata antar wilayah (p