Pirogalol Tembaga II sulfat Xanthan Gum

Berikut ini adalah gambar antosianin pelargonidin terlihat pada gambar 2.1 berikut: Gambar 2.1 Antosianin pelargonidin Anonim,2011. Antosianin telah digunakan untuk mewarnai makanan sejak zaman dahulu. Warna antosianin bergantung pada struktur dan keasamannya Sebagian besar antosianin berwarna merah pada kondisi asam dan berubah menjadi biru pada kondisi asam yang kurang. Selain itu, warna antosianin juga terpengaruh oleh suhu, oksigen dan sinar UV Anonim, 2011.

2.3 Pirogalol

Pirogalol mempunyai struktur kimia seperti terlihat pada Gambar 2.2 berikut: Gambar 2.2 Pirogalol Sweetman, 2009. Pemerian : Padatan hablur putih atau hablur tidak berwarna dengan berat molekul 126, 1 Suhu lebur : 133 o C Ditjen POM, 1995. Universitas Sumatera Utara Pirogalol bersifat sebagai reduktor mudah teroksidasi. Dalam bentuk larutan akan menjadi warna gelap jika terkena udara. Jika pemakaiannya dicampur dengan zat warna yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, pirogalol berfungsi sebagai zat pembangkit warna dan dikombinasikan dengan pewarna logam lain. Ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan agar zat warna dapat menempel lebih kuat lagi pada rambut dibandingkan pada saat sebelum dicampur. Pirogalol diizinkan digunakan sebagai zat pembangkit warna dengan batas kadar 5 Ditjen POM, 1985.

2.4 Tembaga II sulfat

Tembaga II sulfat merupakan senyawa logam yang dapat digunakan sebagai pewarna pada rambut. Pemerian : Berbentuk serbuk atau granul berwarna biru, transparan dengan berat molekul 249,68 Ditjen POM, 1995. Kelarutan : 1 g larut dalam 3 ml air; dalam 0,5 ml air panas; 1 g dalam 500 ml alkohol; 1 g dalam 3 ml gliserol Sweetman, 2009. Tembaga II sulfat digunakan dalam cat rambut yang memberikan warna coklat dan hitam. Warna tersebut terjadi karena tembaga sulfat berubah menjadi tembaga oksida Bariqina dan Ideawati, 2001. Tembaga II sulfat termasuk ke dalam zat warna senyawa logam. Daya lekat zat warna senyawa logam umumnya tidak sekuat zat warna nabati, karena itu jika digunakan langsung harus dilakukan tiap hari hingga terbangkit corak warna yang dikehendaki Ditjen POM, 1985. Universitas Sumatera Utara

2.5 Xanthan Gum

Xanthan gum adalah gom hasil fermentasi karbohidrat oleh Xanthomonas campestris yang dimurnikan. Merupakan garam natrium, kalium, atau kalsium dari suatu polisakarida dengan bobot molekul besar yang mengandung D-glukosa, manosa, dan asam glukoronat. Berupa serbuk putih atau putih kekuningan, larut dalam air dan memberikan viskositas yang tinggi dalam larutan. Xanthan gum juga mengandung tidak kurang dari 1,5 asam piruvat Sweetman, 2009. Struktur kimia xanthan gum dapat dilihat pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 Struktur kimia xanthan gum Rowe, dkk., 2009. Xanthan gum banyak digunakan dalam formulasi sediaan oral dan topikal, kosmetik, dan makanan sebagai bahan pensuspensi serta bahan pengemulsi. Gom ini tidak toksik, dapat tercampurkan dengan banyak bahan farmaseutikal, dan memiliki stabilitas serta viskositas yang baik pada rentang pH dan temperatur yang luas Rowe, dkk., 2009. Universitas Sumatera Utara

2.6 Rambut