Variasi Menutup Pelajaran Bahasa Jawa Kelas XI SMA Negeri Se Kabupaten Banjarnegara

(1)

VARIASI MENUTUP PELAJARAN BAHASA JAWA

KELAS XI SMA NEGERI SE-KABUPATEN

BANJARNEGARA

SKRIPSI

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nama : Desi Dwi Purnamasari

NIM : 2102407117

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Jurusan : Bahasa dan Sastra Jawa

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi.

Semarang, 20 Mei 2011 Pembimbing I,

Dra. Esti Sudi Utami B. A., M.Pd. NIP 196001041988032001

Pembimbing II,

Mujimin, S.Pd. NIP 197209272005011002


(3)

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang pada hari : Jumat

tanggal : 27 Mei 2011

Panitia Ujian Skripsi Ketua,

Drs. Januarius Mujiyanto, M.Hum. NIP 195312131983031002

Sekretaris,

Dra. Endang Kurniati, M.Pd. NIP 196111261990022001

Penguji I,

Drs. Agus Yuwono, M.Si., M.Pd. NIP 196812151993031003

Penguji II,

Mujimin, S.Pd. NIP 197209272005011002

Penguji III,

Dra. Esti Sudi Utami. B. A., M.Pd. NIP 196001041988032001


(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang ditulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Mei 2011

Desi Dwi Purnamasari


(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Awali segalanya dengan “Bismillaahirrahmaanirrahiim” Hidup itu perlu bersyukur dan bersabar, berdoa dan berusaha Semangat dan nikmati hidup

Persembahan:

Ibu tercinta yang senantiasa memanjatkan doa dan mencurahkan kasih sayangnya Kakak tersayang atas segala bantuan dan dorongan yang diberikan

Embah yang senantiasa memanjatkan doa dan semangat

Semua keluarga dan teman-teman yang telah membantu serta memberikan dukungan Guru-guruku atas bimbingan dan bekal ilmu yang diberikan

Teman-teman PBSJ angkatan 2007 Generasi penerus

Almamater tercinta


(6)

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Variasi Menutup Pelajaran Bahasa Jawa Kelas XI SMA Negeri Se-Kabupaten Banjarnegara”. Penulisan skripsi ini sebagai upaya untuk mendeskripsikan bagaimana guru-guru bahasa Jawa SMA di Kabupaten Banjarnegara melakukan kegiatan menutup pelajaran.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan sumbang saran dari berbagai pihak. Olah karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah memberi izin penelitian.

3. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Esti Sudi Utami Benedicta A., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Mujimin, S.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah membimbing dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.


(7)

7. Kepala BAPPEDA dan DINDIKPORA Kabupaten Banjarnegara yang telah memberikan izin penelitian.

8. Kepala-kepala Sekolah dan guru-guru SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara yang telah memberikan izin penelitian dan bantuan kepada penulis.

9. Ibu, semua keluarga, dan teman-teman yang telah memberikan doa, bantuan, dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga segala doa, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan mendapat amal pahala oleh Allah Swt. Penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan dan semua pihak.

Penulis


(8)

ABSTRAK

Purnamasari, Desi Dwi. 2011. Variasi Menutup Pelajaran Bahasa Jawa Kelas XI SMA Negeri Se-Kabupaten Banjarnegara. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Esti Sudi Utami Benedicta A., M.Pd., Pembimbing II: Mujimin, S.Pd.

Kata kunci: pembelajaran bahasa Jawa, menutup pelajaran

Menutup pelajaran merupakan kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Kegiatan menutup pelajaran perlu dilakukan agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi yang telah diajarkan. Selain itu, dengan kegiatan ini guru juga dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap materi dan mengukur keberhasilannya dalam menyampaikan materi tersebut. Oleh karena itu, agar kegiatan ini berjalan dengan baik guru perlu menguasai komponen-komponen menutup pelajaran.

Kemampuan guru dalam menguasai komponen-komponen menutup pelajaran berbeda-beda. Hal ini mengindikasikan adanya variasi menutup pelajaran yang terjadi di kalangan guru. Hal inilah yang menarik untuk dilakukannya penelitian berkaitan dengan variasi menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran bahasa Jawa kelas XI di SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara.

Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana variasi menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran bahasa Jawa kelas XI di SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara? Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan variasi menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran bahasa Jawa kelas XI di SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara.

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah kegiatan menutup pelajaran yang dilakukan para guru bahasa Jawa. Sumber data penelitian ini adalah pembelajaran bahasa Jawa kelas XI di SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi empat tahap, yaitu tahap pencatatan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan menutup pelajaran yang dilakukan oleh delapan guru bahasa Jawa kelas XI SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara bervariasi. Variasi muncul berdasarkan penguasaan komponen menutup pelajaran tiap-tiap guru berbeda. Komponen-komponen tersebut berupa meninjau kembali, mengevaluasi, memberikan tindak lanjut, dan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.


(9)

Saran yang dapat diberikan adalah hendaknya guru mampu mengatur jam pelajaran yang tersedia dan melaksanakan setiap komponen menutup pelajaran dengan baik. Kegiatan menutup pelajaran tidak hanya dilakukan jika masih ada waktu yang tersedia di akhir pembelajaran ataupun ketika ada kegiatan monitoring dan pengawasan dari kepala sekolah, akan tetapi harus dilakukan di setiap akhir kegiatan belajar-mengajar setelah kegiatan inti. Hal ini perlu dilakukan agar tujuan dari kegiatan menutup tersebut dapat tercapai.


(10)

SARI

Purnamasari, Desi Dwi. 2011. Variasi Menutup Pelajaran Bahasa Jawa Kelas XI SMA Negeri Se-Kabupaten Banjarnegara. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Esti Sudi Utami Benedicta A., M.Pd., Pembimbing II: Mujimin, S.Pd.

Tembung pangrunut: piwulangan basa Jawa, mungkasi piwulang

Mungkasi piwulang yakuwi kagiyatan guru kanggo mungkasi intining piwulang. Kagiyatan iku prelu ditindakake supaya siswa entuk sarining piwulangan kang nembe diwulangake. Saliyane iku, guru bisa ngukur pengertene siswa marang piwulangan mau lan mangerteni anggone aweh piwulang apa guru wis kasil. Mula saka kuwi, guru prelu nguwasani perangan-perangan mungkasi piwulang supaya kagiyatan iku kasil kanthi apik.

Kaprigelane guru ngecakake perangan-perangan mungkasi piwulang beda-beda. Bab iku ndadekake anane variasi mungkasi piwulang dening guru-guru. Kuwi uga kang dadi kawigaten panaliti kanggo nganakake panaliten babagan

variasi mungkasi piwulang guru-guru basa Jawa kelas XI SMA Negeri sa-Kabupaten Banjarnegara.

Undering panaliten yakuwi wujude variasi mungkasi piwulang kang ditindakake guru-guru basa Jawa kelas XI SMA Negeri sa-Kabupaten Banjarnegara iku kepriye? Ancas panalitene yakuwi bisa ngandharake kepriye wujude variasi mungkasi piwulang kang ditindakake guru-guru basa Jawa kelas XI SMA Negeri sa-Kabupaten Banjarnegara.

Panaliten iki migunakake pendekatan deskriptif kualitatif. Data sing dijupuk ing panaliten iki yakuwi kagiyatan mungkasi piwulang kang ditindakake dening guru-guru basa Jawa. Sumber data-ne yakuwi piwulangan basa Jawa kelas XI ing SMA Negeri sa-Kabupaten Banjarnegara. Data dikumpulake kanthi teknik observasi, wawancara, lan dokumentasi. Teknik analisis data ing panaliten iki ana patang tataran, yakuwi tataran nyathet data, reduksi data, nyuguhake data, lan

verifikasidata.

Asile panaliten yakuwi kagiyatan mungkasi piwulang sing ditindakake wolung guru basa Jawa kelas XI SMA Negeri sa-Kabupaten Banjarnegara iku

variatif. Variasi dibedakake adhedhasar kaprigelane saben-saben guru anggone ngecakake perangan-perangan mungkasi piwulang. Perangan-perangan iku arupa ngandharake meneh wulangan sing wis diwulangake, mengevaluasi, aweh tindak lanjut, lan nggambarake piwulangan sabanjure.

Panjurung kang bisa diaturake yakuwi luwih becik yen guru bisa ngatur wektu piwulang kang ana lan nindakake saben perangan mungkasi piwulang kanthi becik. Kagiyatan mungkasi piwulang ora mung ditindakake yen isih ana


(11)

wektu ing pungkasaning piwulangan utawa yen ana kagiyatan tartamtu wae, nanging kudu ditindakake saben-saben ing pungkasaning piwulangan sawise kagiyatan inti. Kuwi prelu ditindakake supaya ancasing kagiyatan mungkasi piwulang bisa kawujud.


(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS ... 6

2.1 Tinjauan Pustaka ... 6

2.2 Kerangka Teoretis ... 10

2.2.1 Pembelajaran Bahasa Jawa ... 10

2.2.2 Keterampilan Menutup Pelajaran ... 14

2.2.2.1 Pengertian Keterampilan Menutup Pelajaran ... 14

2.2.2.2 Tujuan Keterampilan Menutup Pelajaran ... 15


(13)

2.2.2.3 Prinsip-prinsip Keterampilan Menutup Pelajaran ... 17

2.2.2.4 Komponen-komponen Keterampilan Menutup Pelajaran ... 17

2.2.2.5 Teknik-teknik Keterampilan Menutup Pelajaran ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Pendekatan Penelitian ... 25

3.2 Data dan Sumber Data ... 25

3.3 Instrumen ... 26

3.3.1 Pedoman Observasi ... 26

3.3.2 Pedoman Wawancara ... 27

3.3.3 Pedoman Dokumentasi ... 27

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.4.1 Teknik Observasi ... 28

3.4.2 Teknik Wawancara ... 28

3.4.3 Teknik Dokumentasi ... 28

3.5 Teknik Analisis Data ... 29

3.6 Teknik Pemaparan Hasil Analisis Data ... 30

BAB IV VARIASI MENUTUP PELAJARAN GURU BAHASA JAWA ... 32

4.1 Meninjau Kembali ... 33

4.2 Mengevaluasi ... 38

4.3 Memberikan Tindak Lanjut ... 40

4.4 Menyampaikan Rencana Pembelajaran untuk Pertemuan Berikutnya ... 51


(14)

BAB V PENUTUP ... 57

5.1 Simpulan ... 57

5.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN ... 60


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Variasi Menutup Pelajaran ... 32

Tabel 2. Meninjau Kembali Materi yang Telah Diajarkan ... 33

Tabel 3. Mengevaluasi Siswa ... 38

Tabel 4. Memberikan Tindak Lanjut ... 41

Tabel 5. Menyampaikan Rencana Pembelajaran Berikutnya ... 51


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Observasi ... 60

2. Hasil Observasi Variasi Keterampilan Menutup Pelajaran ... 62

3. Pedoman Wawancara ... 68

4. Hasil Wawancara ... 69

5. Dokumentasi ... 72

6. Permohonan Izin Penelitian ... 73


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menutup pelajaran merupakan kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pembelajaran, dengan tujuan memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar (Hasibuan dan Moejiono 1992:73).

Selain tujuan tersebut, Mulyasa (2009:83) juga menambahkan bahwa tujuan dari menutup pelajaran (closure) adalah agar peserta didik dapat menggabungkan fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip atau generalisasi dalam suatu peristiwa pembelajaran.

Berdasarkan tujuan tersebut, dapat diketahui bahwa salah satu dari keterampilan dasar mengajar ini mempunyai pengaruh positif dalam pembelajaran. Kegiatan menutup pelajaran jika dilaksanakan secara efektif dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.

Kegiatan menutup pelajaran tidak hanya dilaksanakan pada saat akhir pembelajaran tertentu atau selang waktu tertentu, akan tetapi dilaksanakan di setiap akhir kegiatan belajar-mengajar setelah kegiatan inti. Selain itu, kegiatan ini sebaiknya juga dilaksanakan dengan tidak tergesa-gesa, sehingga dapat berjalan secara efektif. Oleh karena itu, agar kegiatan menutup pelajaran berjalan dengan baik, guru perlu menguasai komponen-komponen menutup pelajaran.


(18)

Menurut Marno dan Idris (2009:90) komponen-komponen menutup pelajaran diantaranya yaitu merangkum atau meringkas inti pokok pelajaran, memberikan dorongan psikologis dan atau sosial kepada siswa, memberi petunjuk untuk pelajaran/topik berikutnya, serta mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran yang baru selesai.

Selain keempat komponen menutup pelajaran di atas, kegiatan yang juga perlu dilaksanakan guru saat menutup pelajaran adalah memberikan penilaian/refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut (follow up).

Tiap-tiap komponen menutup pelajaran di atas mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Komponen-komponen tersebut saling berhubungan dan berkaitan satu sama lain, sehingga tidak dapat dipisahkan karena merupakan satu kesatuan terpadu. Jika terdapat satu komponen yang tidak terlaksana, maka tujuan dari kegiatan menutup pelajaran pun menjadi kurang maksimal.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh peneliti, kegiatan menutup pelajaran pada pembelajaran bahasa Jawa ternyata cukup bervariasi. Pada saat menutup pelajaran ada guru yang hanya sekadar memberikan keterangan singkat, seperti “Kula kinten wekdal sampun cekap, kita kepanggih malih minggu ngajeng” (“Saya rasa waktu sudah cukup, kita ketemu lagi minggu depan”),

kemudian guru mengucapkan salam penutup dan meninggalkan kelas. Cara guru yang demikian saat menutup pelajaran menunjukkan bahwa komponen-komponen yang ada pada kegiatan menutup pelajaran belum terlaksana dengan semestinya. Kondisi semacam ini tentunya tidak akan terjadi jika guru benar-benar mampu menjalankan tugasnya secara profesional.


(19)

Ada pula guru yang ketika menutup pelajaran memberikan keterangan sebagai berikut. “Pun rampung nyathete? Nek dereng diterusaken teng dalem. Saniki berkemas pun siyang. Sinaune terusaken ngenjang nggih... Disiyapaken terus ndonga.”(“Sudah selesai mencatatnya? Kalau belum dilanjutkan di rumah. Sekarang berkemas sudah siang. Belajarnya dilanjutkan besok ya... Disiapkan kemudian berdoa.”).

Kedua cara guru di atas saat menutup pelajaran ternyata berbeda. Perbedaan tersebut terlihat dari komponen-komponen menutup pelajaran yang dilakukan oleh tiap-tiap guru. Pada guru pertama, guru hanya melakukan kegiatan yang memang sudah seharusnya dilakukan di akhir pembelajaran. Namun, komponen-komponen menutup pelajaran tidak tampak dilakukan oleh guru, sedangkan pada guru kedua, guru hanya melakukan salah satu komponen menutup pelajaran yaitu tindak lanjut.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui adanya variasi yang terjadi di kalangan guru saat menutup pelajaran. Variasi tersebut dapat dilihat dari penguasaan komponen-komponen menutup pelajaran yang dimiliki oleh tiap-tiap guru. Hal inilah yang menarik untuk dilakukannya penelitian berkaitan dengan variasi menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran bahasa Jawa kelas XI di SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara.


(20)

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana variasi menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran bahasa Jawa kelas XI di SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan variasi menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran bahasa Jawa kelas XI di SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat, baik manfaat teoretis maupun praktis.

1. Manfaat teoretis

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan dalam pengembangan teori pembelajaran bahasa Jawa, sehingga guru dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa dapat mengembangkan berbagai teknik menutup pelajaran.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.


(21)

b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat (1) memberikan gambaran berkaitan dengan keterampilan menutup pelajaran, (2) memotivasi guru agar dapat melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dengan baik dan lancar dalam batas waktu jam pelajaran yang tersedia, (3) sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Jawa.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS

2.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian yang berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar telah banyak dilakukan. Namun, penelitian yang secara khusus mengkaji tentang variasi menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru belum banyak dilakukan. Beberapa peneliti terdahulu yang telah melakukan penelitian berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar adalah Kemalasari (2010), Warsini (2007), Jubaedah, dkk. (2005), dan Sunarto (2005).

Kemalasari (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Variasi Teknik

Membuka Pelajaran Aspek Menulis Guru Bahasa Jawa SMP Negeri se-Kecamatan Batang” menyimpulkan bahwa keterampilan membuka pelajaran yang dilakukan sembilan guru bahasa Jawa se-Kecamatan Batang bervariasi. Variasi muncul berdasarkan lulusan pendidikan yang telah dicapai guru, lama mengajar guru, perbedaan waktu mengajar, dan jenis-jenis keterampilan menulis. Tiap-tiap guru mempunyai teknik sendiri-sendiri.

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Kemalasari dengan penelitian ini adalah terletak pada variabel penelitian yang digunakan. Penelitian Kemalasari menggunakan variabel penelitian variasi keterampilan membuka pelajaran, sedangkan penelitian ini menggunakan variabel penelitian variasi keterampilan menutup pelajaran. Persamaan penelitian


(23)

Kemalasari dengan penelitian ini terletak pada pendekatan penelitian yaitu deskriptif kualitatif.

Warsini (2007) melakukan penelitian dengan judul “Keterampilan Pengelolaan Kelas Guru SD Negeri di Wilayah Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri”. Hasil penelitian dengan analisis deskriptif persentase terhadap data

keterampilan pengelolaan kelas guru SD Negeri di Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri, menunjukkan bahwa hasil minimal dalam persentase sebesar 38,06% dan hasil maksimal dalam persentase sebesar 87,7% dengan memperoleh nilai rata-rata 64,94%, sehingga berada pada level antara 52,3% < skor ≤ 68,3% dan hasil dalam persentase dikategorikan baik. Keterampilan pengelolaan kelas tersebut meskipun dikategorikan baik tetapi masih kurang dari 70%. Keterampilan yang masih di bawah 70% ini berkaitan dengan tingkat pendidikan formal para guru yang 59,8% adalah Diploma II. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa usia dan masa kerja juga berkaitan dengan keterampilan guru dalam mengelola kelas, baik keterampilan dalam menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, maupun keterampilan dalam mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan guru SD Negeri di wilayah Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri dalam menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal rata-rata adalah 64,95% dengan kategori baik. Keterampilan guru SD Negeri di wilayah Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri dalam mengembalikan kondisi belajar yang optimal rata-rata 64,91% dengan kategori baik.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Warsini dengan penelitian ini adalah terletak pada variabel penelitian yang digunakan. Penelitian Warsini


(24)

menggunakan variabel penelitian keterampilan pengelolaan kelas dengan analisis deskriptif persentase, sedangkan penelitian ini menggunakan variabel penelitian variasi keterampilan menutup pelajaran dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Persamaan penelitian Warsini dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang keterampilan dasar mengajar.

Jubaedah, dkk. (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Keterampilan Dasar, Mengajar pada Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan di SMK Kelompok Pariwisata dan Kabupaten Bandung

menyimpulkan bahwa: pertama, keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh praktikan PPL dalam pelaksanaan pembelajaran di SMK Kelompok Pariwisata, khususnya pada program keahlian Tata Busana telah dikembangkan sesuai dengan tujuan yang harus dicapai dari setiap kompetensi pada tiap-tiap program diktat. Kedua, pengembangan keterampilan dasar mengajar yang telah dilakukan oleh praktikan PPL pada pelaksanaan pembelajaran di SMK Kelompok Pariwisata apabila dirata-ratakan berada pada kriteria cukup, yaitu sebesar 75,64%.

Penerapan keterampilan dasar mengajar pada pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dapat membantu mahasiswa sebagai guru (praktikan) dalam mengembangkan kemampuan penampilan mengajar di dalam kelas, sehingga terjadi interaksi yang optimal antara guru dengan peserta didik dan antara peserta didik dengan peserta didik.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Jubaedah, dkk. yaitu sama-sama meneliti tentang keterampilan dasar mengajar. Sedangkan perbedaan penelitian ini


(25)

dengan penelitian Jubaedah, dkk. adalah pada objek kajian. Objek penelitian Jubaedah, dkk. adalah mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (PPL), sedangkan pada penelitian ini objeknya adalah guru mata pelajaran bahasa Jawa.

Sunarto (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Optimalisasi Keterampilan Bertanya dalam Konteks Sets oleh Guru di SMA Negeri 12 Semarang” menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang dapat mencapai ketuntasan belajar (mencapai nilai ≥ 65 untuk aspek kognitif), dari siklus 1 ke siklus berikutnya, yakni jumlah siswa yang tuntas adalah: sebesar 46,7% pada siklus 1 (T1) meningkat menjadi: 67,4% pada siklus 2 (T2) dan meningkat lagi menjadi: 93% pada siklus 3 (T3). Dengan hasil tersebut berarti penelitian yang dilakukan telah mencapai target yang ditetapkan yakni siswa yang tuntas belajar individu khususnya untuk aspek kognitif mencapai lebih dari 70%.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Sunarto dengan penelitian ini adalah terletak pada variabel penelitian yang digunakan. Penelitian Sunarto menggunakan variabel penelitian keterampilan bertanya oleh guru dan merupakan penelitian Peningkatan Tindakan Kelas (PTK). Sedangkan penelitian ini menggunakan variabel penelitian variasi keterampilan menutup pelajaran dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Persamaan penelitian Sunarto dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang keterampilan dasar mengajar.

Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut, penelitian tentang keterampilan dasar mengajar menarik dan bervariasi. Namun, penelitian yang secara khusus mengkaji tentang variasi menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran


(26)

bahasa Jawa belum dilakukan, sehingga layak untuk diteliti. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji variasi menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran bahasa Jawa kelas XI di SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara. Kedudukan penelitian ini adalah sebagai pelengkap penelitian yang berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar.

4.1 Kerangka Teoretis

Beberapa konsep yang dijadikan landasan teoretis dalam penelitian ini adalah pembelajaran bahasa Jawa dan keterampilan menutup pelajaran.

4.1.1 Pembelajaran Bahasa Jawa

Pembelajaran terjemahan dari kata “instruction” yang berarti self instruction

(dari internal) dan external instruction (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut teaching atau pengajaran (Sugandi 2007:9). Gagne (dalam Sugandi 2007:9) berpendapat bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang mengubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Hasil belajar itu memberikan kemampuan kepada si belajar untuk melakukan berbagai penampilan.

Senada dengan arti pembelajaran tersebut, Briggs (dalam Sugandi dan Haryanto 2007:9) adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar


(27)

sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan.

Pendapat lain diungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono (2006:157) bahwa pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Dari pendapat-pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan guru untuk menciptakan kegiatan belajar pada diri siswa, sehingga terjadi proses perubahan tingkah laku yang lebih baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Proses perubahan tingkah laku agar menjadi lebih baik juga diharapkan pada pembelajaran bahasa Jawa. Pembelajaran bahasa Jawa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, menerapkan dalam tata krama, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analisis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Jawa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Jawa dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan dan budaya Jawa.

Berdasarkan penjelasan di atas, Suciana (2010:23) mendefinisikan bahwa pembelajaran bahasa Jawa merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik mengenai bahasa Jawa. Pembelajaran bahasa Jawa


(28)

dilakukan sebagai suatu cara pelestarian budaya Jawa. Pembelajaran bahasa Jawa mendidik peserta didik untuk mencintai budaya Jawa serta dapat menggunakan bahasa Jawa sesuai dengan kaidah bahasa serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Prasaja (2008:12) berpendapat bahwa beberapa peluang yang relevan dengan adanya proses pembelajaran bahasa Jawa terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar adalah sebagai berikut.

a. Menciptakan sebuah mekanisme di mana peserta didik mengalami proses pentransferan ilmu dari kearifan lokal masyarakat setempat.

b. Menciptakan media tukar informasi etika, dan tata norma masyarakat dalam

scope masyarakat yang berlatar belakang budaya Jawa.

Selain itu, Prasaja (2008:11-12) juga mengemukakan bahwa melalui mekanisme identifikasi, baik melalui studi kelayakan dengan memperhatikan beberapa faktor maka dirumuskan standar isi untuk muatan lokal bahasa Jawa sebagai berikut.

a. Pembelajaran bahasa Jawa, secara makro hampir serupa dengan pembelajaran bahasa–bahasa lain, yaitu untuk menguasai setidaknya tata bahasa, yang terjabarkan dalam kemampuan membaca (reading), menulis (writing), mendengar (listening), dan berbicara (speaking).

b. Keterkaitan aspek satu dengan yang lainnya harus runtut, seimbang dan berkesinambungan, logikanya apabila keempat aspek tersebut tercerai-berai maka substansi pembelajaran bahasa tidak akan pernah menemukan arah yang jelas.


(29)

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Jawa merupakan pembelajaran dalam bidang bahasa maupun sastra yang di dalamnya mengandung nilai-nilai kearifan lokal dan moral, dalam rangka melestarikan budaya Jawa. Pembelajaran bahasa Jawa terdiri dari empat macam aspek, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut saling berhubungan satu sama lain. Melalui keempat aspek tersebut diharapkan siswa mampu mentransfer dan mengamalkan apa yang telah dipelajarinya ke dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Pembelajaran bahasa Jawa dilaksanakan bukan tanpa tujuan. Prasaja (2008:18) mengemukakan bahwa mata pelajaran bahasa Jawa bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.

a. Mampu berbahasa Jawa sesuai kaidah yang ada.

b. Mampu dan memahami kaidah penulisan bahasa Jawa dalam aksara latin maupun Jawa sesuai dengan kaidah yang ada.

c. Mampu membedakan tata eja bahasa Jawa dengan bahasa-bahasa lain. d. Mampu dan bisa memberikan apresiasi terhadap hasil karya sastra Jawa. e. Mampu dan bisa memahami hasil budaya masyarakat Jawa.

f. Mampu dan bisa memahami posisi bahasa Jawa dalam kaitannya dengan adanya bahasa persatuan bahasa Indonesia.

Berdasarkan tujuan tersebut, diketahui bahwa pembelajaran bahasa Jawa memiliki peran penting dalam usaha membentuk generasi muda/siswa yang bermoral dan berjati diri bangsa. Oleh karena itu, salah satu cara agar pembelajaran bahasa Jawa berjalan baik, guru perlu menguasai keterampilan dasar


(30)

mengajar. Dalam hal ini keterampilan menutup pelajaran yang merupakan salah satu keterampilan dasar mengajar tidak boleh diabaikan.

4.1.2 Keterampilan Menutup Pelajaran

Keterampilan menutup pelajaran merupakan salah satu keterampilan dasar mengajar yang perlu dikuasai guru. Berkaitan dengan keterampilan tersebut, berikut akan dijelaskan mengenai pengertian, tujuan, prinsip-prinsip, komponen, dan teknik-teknik keterampilan menutup pelajaran.

2.2.2.1 Pengertian

Menutup pelajaran merupakan salah satu keterampilan dasar mengajar yang perlu dikuasai guru. Menurut Hasibuan dan Moedjiono (1992:73) menutup pelajaran merupakan kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.

Mulyasa (2009:84) mengemukakan pendapat yang sama bahwa menutup pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan guru untuk mengetahui pencapaian tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari, serta mengakhiri kegiatan pembelajaran.

Senada dengan pengertian di atas, Majid (2009:105) mengungkapkan bahwa kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan bahan kajian yang diberikan pada


(31)

kegiatan inti. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan atau bersama-sama dengan siswa.

Selain itu, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menerangkan bahwa menutup pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa menutup pelajaran merupakan serangkaian kegiatan guru dan siswa setelah kegiatan inti atau di setiap akhir pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan tersebut berupa penerapan komponen-komponen keterampilan menutup pelajaran. Komponen-komponen yang dimaksud yaitu meninjau kembali, evaluasi, tindak lanjut, serta memberikan gambaran/topik pelajaran berikutnya. Penguasaan guru terhadap komponen-komponen tersebut, dapat membantu guru dan siswa untuk mencapai tujuan dari kegiatan menutup pelajaran.

2.2.2.2 Tujuan Keterampilan Menutup Pelajaran

Kegiatan menutup pelajaran memiliki tujuan khusus yang dapat mendorong tercapainya tujuan pembelajaran secara umum. Hasibuan dan Moedjiono (1992:74) menyimpulkan bahwa kegiatan menutup pelajaran mempunyai tujuan sebagai berikut.


(32)

a. Memberikan kemungkinan kepada siswa untuk menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan, konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa.

b. Memungkinkan siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam pelajaran.

Senada dengan pendapat Hasibuan dan Moedjiono, Mulyasa (2009:83) mengemukakan bahwa menutup pelajaran yang dilakukan secara profesional akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran, antara lain sebagai berikut.

a. Peserta didik dapat menggabungkan fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip atau generalisasi dalam suatu peristiwa pembelajaran.

b. Peserta didik mengetahui tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan terhadap bahan yang dipelajari, sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan atau keefektifan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari menutup pelajaran adalah agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi yang telah dipelajari, mampu menghubungkan fakta-fakta, konsep-konsep, atau generalisasi dalam pembelajaran, serta mengetahui tingkat pencapaiannya terhadap tujuan pembelajaran. Selain itu, dari kegiatan ini diharapkan guru juga dapat mengukur keberhasilannya dalam proses belajar-mengajar.


(33)

2.2.2.3 Prinsip-prinsip Keterampilan Menutup Pelajaran

Agar tujuan menutup pelajaran dapat tercapai, maka dalam melaksanakan kegiatan menutup pelajaran guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip yang mendasari kegiatan tersebut. Hasibuan dan Moedjiono (1992:74) mengemukakan beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan oleh guru saat membuka dan menutup pelajaran yaitu sebagai berikut.

a. Kebermaknaan

Dalam usaha menarik perhatian siswa atau memotivasi siswa, guru harus memilih cara yang relevan dengan isi dan tujuan pelajaran.

b. Berurutan dan berkesinambungan

Aktivitas yang ditempuh guru dalam mengenalkan dan merangkum kembali pokok-pokok penting pelajaran hendaknya merupakan bagian yang utuh (merupakan suatu kebulatan). Kaitan antara bagian satu dengan bagian lain atau dengan pengalaman siswa harus jelas.

2.2.2.4 Komponen-komponen Keterampilan Menutup Pelajaran

Untuk memperoleh gambaran secara utuh pada waktu akhir pembelajaran, guru perlu menguasai komponen-komponen menutup pelajaran. Usman (2009:93) mengungkapkan bahwa komponen-komponen menutup pelajaran adalah sebagai berikut.

a. Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan.


(34)

b. Mengevaluasi. Bentuk evaluasi yang dapat dilakukan guru antara lain adalah mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, mengekspresikan pendapat siswa sendiri, serta memberikan soal-soal tertulis.

Mulyasa (2009:88) menyatakan pendapat yang sama bahwa komponen-komponen menutup pelajaran adalah sebagai berikut.

a. Meninjau kembali

Meninjau kembali pelajaran yang telah disampaikan dapat dilakukan dengan cara merangkum inti pelajaran atau menarik suatu kesimpulan yang mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan. Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan pokok-pokok materi yang telah disajikan. Kegiatan merangkum dan menarik kesimpulan dapat dilakukan oleh peserta didik di bawah bimbingan guru, oleh guru, atau oleh peserta didik bersama guru. b. Mengevaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran yang dilakukan dan untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai oleh peserta didik melalui pembelajaran. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, untuk memberikan penilaian terhadap peserta didik dan juga sebagai balikan untuk memperbaiki program pembelajaran.

c. Tindak lanjut

Tindak lanjut merupakan kegiatan yang harus dilakukan peserta didik setelah pembelajaran dilakukan. Kegiatan tindak lanjut perlu diberikan oleh


(35)

guru agar terjadi pemantapan pada diri peserta didik terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Hampir serupa dengan pendapat di atas, Marno dan Idris (2009:90) menyatakan bahwa komponen-komponen menutup pelajaran diantaranya yaitu merangkum atau meringkas inti pokok pelajaran, memberikan dorongan psikologis dan atau sosial kepada siswa, memberi petunjuk untuk pelajaran/topik berikutnya, serta mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran yang baru selesai.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen menutup pelajaran adalah meninjau kembali materi yang sudah dipelajari, memberikan evaluasi, tindak lanjut (follow up), serta memberikan gambaran/topik pelajaran berikutnya. Tiap-tiap komponen saling berhubungan dan mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Komponen-komponen tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian di lapangan berkaitan dengan kegiatan guru saat menutup pelajaran.

2.2.2.5 Teknik-teknik Keterampilan Menutup Pelajaran

Untuk menguasai komponen-komponen menutup pelajaran, guru perlu mengetahui teknik-teknik menutup pelajaran. Teknik merupakan cara-cara yang dilakukan guru saat pembelajaran berlangsung, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa.

Rooijakkers (1991:49) menyatakan bahwa saat menutup pelajaran, pengajar mengerjakan sejumlah hal seperti berikut.


(36)

a. Dengan bantuan kata-kata inti, yang mungkin masih tertulis di papan tulis, pengajar sekali lagi menjelaskan garis besar pengajaran.

b. Memberitahukan sekali lagi tujuan pengajaran saat itu, yang sebelumnya telah dikatakan pada bagian pendahuluan. Dengan begitu diharapkan para murid dapat melihat, apakah mereka benar-benar mencapai tujuan yang telah direncanakan oleh pengajar.

c. Memberitahukan secara singkat bahan yang akan dihadapi oleh murid pada pelajaran berikut. Dengan demikian murid dapat mengetahui sebelumnya bahan yang akan mereka hadapi, dan mereka dapat mempersiapkan diri untuk itu.

d. Kadang kala pengajar merasa perlu mengatakan, bagian-bagian mana harus lebih diperhatikan untuk kepentingan tentamen atau ujian. Hal seperti itu seyogyanya dikatakan dalam bagian penutup jam pelajaran. Bila itu dikatakan pada waktu pengajar sedang menjelaskan pokok masalah yang dimaksud, dikhawatirkan hal tersebut justru akan mengganggu.

Selain itu, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menerangkan bahwa hal-hal yang dapat dilakukan guru pada saat kegiatan menutup pelajaran adalah sebagai berikut.

a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;


(37)

c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Hampir serupa dengan pendapat di atas, Marno dan Idris (2009:91-93) mengemukakan cara-cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran antara lain sebagai berikut.

a. Meninjau kembali

Guru meninjau kembali, apakah inti pelajaran yang sudah diajarkan sudah dikuasai oleh siswa atau belum. Adapun cara meninjau kembali adalah sebagai berikut.

1. Merangkum inti pelajaran

Meninjau kembali pelajaran yang telah diberikan dapat dilaksanakan dengan merangkum inti pokok pelajaran. Guru dapat meminta siswa membuat rangkuman baik secara lisan ataupun tertulis. Rangkuman dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Dapat dilakukan oleh guru, guru bersama siswa, atau guru menyuruh siswa (disempurnakan oleh guru).

2. Membuat ringkasan

Dengan membuat ringkasan, siswa dapat memantapkan penguasaan inti dari pokok-pokok materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Di samping itu, dengan ringkasan, siswa yang tidak memiliki buku sumber


(38)

telah memiliki bahan untuk dipelajari kembali. Ringkasan dapat dibuat oleh guru, guru bersama siswa sendiri secara kelompok, atau siswa sendiri secara individual.

b. Mengevaluasi

Untuk mengetahui apakah siswa memperoleh wawasan yang utuh tentang sesuatu yang sudah diajarkan, guru melakukan penilaian/evaluasi. Bentuk-bentuk evaluasi itu sebagai berikut.

1. Mendemonstrasikan keterampilan

2. Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain 3. Mengekspresikan pendapat siswa sendiri 4. Soal-soal tertulis atau lisan

c. Memberi dorongan psikologi atau sosial

Unsur manusiawi dalam interaksi guru-siswa adalah saling menghargai dengan memberikan dorongan psikologis atau sosial yang dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Memberikan dorongan psikologis atau sosial dapat dilakukan dengan cara antara lain sebagai berikut.

1. Memuji hasil yang dicapai oleh peserta dengan memberikan pujian maupun hadiah

2. Mendorong untuk lebih semangat belajar mencapai kompetensi yang lebih tinggi dengan menunjukkan pentingnya materi yang dipelajari

3. Memberikan harapan-harapan positif terhadap kegiatan belajar yang baru saja dilaksanakan


(39)

4. Meyakinkan akan potensi dan kemampuan peserta didik terhadap keberhasilan pencapaian kompetensi belajar dalam menumbuhkan rasa percaya diri

Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa agar tujuan kegiatan menutup pelajaran tercapai dengan baik, guru perlu menguasai komponen-komponen keterampilan menutup pelajaran. Komponen-komponen-komponen tersebut dapat terpenuhi apabila guru mampu melaksanakan teknik-teknik keterampilan menutup pelajaran. Secara rinci, teknik-teknik yang dapat dilakukan guru saat menutup pelajaran adalah sebagai berikut.

a. Komponen meninjau kembali dapat dilakukan dengan cara: memberi tahu lagi tujuan pembelajaran pada waktu itu, merangkum, atau meringkas materi yang telah diajarkan.

b. Komponen evaluasi dilakukan dengan cara: mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, mengekspresikan pendapat siswa sendiri, atau dengan memberikan soal-soal.

c. Komponen tindak lanjut (follow up) dapat dilakukan dengan cara memberikan umpan balik, memusatkan perhatian siswa, menyampaikan bahan pendalaman yang harus dipelajari untuk ujian, memberikan saran-saran agar materi yang baru dipelajari jangan dilupakan, penilaian/refleksi terhadap pembelajaran, melaporkan, pemberian tugas, pembelajaran remedi, program pengayaan, atau layanan konseling.

d. Komponen memberi tahu gambaran/topik pelajaran berikutnya dapat dilakukan dengan cara membangkitkan minat siswa melalui


(40)

pancingan-pancingan yang menimbulkan rasa penasaran, sehingga siswa tertarik untuk mengikuti dan mempersiapkan pembelajaran yang akan datang.

Komponen-komponen dan teknik-teknik tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian di lapangan berkaitan dengan kegiatan guru saat menutup pelajaran. Dengan memperhatikan komponen-komponen dan teknik-teknik menutup pelajaran diharapkan dapat diketahui variasi yang muncul di kalangan guru kelas XI SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara saat menutup pelajaran.


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Hawawi dalam Soejono dan Abdurrahman 1999:23). Melalui pendekatan inilah keterampilan menutup pelajaran dapat dideskripsikan berdasarkan variasinya.

Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang berkaitan dengan data yang berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya (Moleong 2007:11). Pendekatan ini menekankan pada objek yang diteliti. Objek yang ditekankan adalah para guru dalam menutup pelajaran bahasa Jawa kelas XI SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara.

3.2 Data dan Sumber Data

Data adalah segala fakta yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi (Arikunto 2006:118). Data dalam penelitian ini adalah kegiatan menutup pelajaran yang dilakukan para guru bahasa Jawa.


(42)

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto 2006:129). Sumber data penelitian ini adalah pembelajaran bahasa Jawa kelas XI di SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara. Pada penelitian ini, terdapat delapan SMA Negeri yang dijadikan tempat penelitian, yaitu SMA Negeri 1 Batur, SMA Negeri 1 Karangkobar, SMA Negeri 1 Sigaluh, SMA Negeri 1 Banjarnegara, SMA Negeri 1 Bawang, SMA Negeri 1 Wanadadi, SMA Negeri 1 Purwonegoro, dan SMA Negeri 1 Klampok.

3.3 Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi.

3.3.1 Pedoman observasi

Observasi dilakukan dengan tujuan mengetahui secara langsung kegiatan menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru dalam kelas. Penyusunan pedoman observasi dilakukan sebelum pengamatan dilaksanakan ketika mengambil data. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Dalam proses observasi, observator (pengamat) tinggal memberikan tanda atau tally pada kolom tempat peristiwa muncul (Arikunto dalam Wijayanti 2010:39). Pedoman observasi digunakan untuk mengetahui variasi menutup pelajaran bahasa Jawa yang dilakukan oleh guru kelas XI SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara. Pedoman observasi tersebut terlampir pada lampiran.


(43)

3.3.2 Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk melengkapi dan memperjelas hasil observasi langsung yang telah dilakukan sebelumnya. Pedoman wawancara yang digunakan merupakan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur berisi pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan pada guru tentang pengetahuan dan kegiatan guru saat menutup pelajaran. Hasil wawancara tersebut diharapkan dapat melengkapi data penelitian mengenai variasi menutup pelajaran bahasa Jawa yang dilakukan oleh guru kelas XI SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara. Pedoman wawancara tersebut terlampir pada lampiran.

3.3.3 Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi bertujuan untuk memperoleh data yang lebih akurat pada saat pengamatan berlangsung. Dokumentasi dapat mempermudah seorang peneliti untuk melengkapi data. Pedoman dokumentasi yang digunakan pada penelitian ini berupa gambar audiovisual (video) yang berisi kegiatan guru pada saat menutup pelajaran.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Kemalasari (2010:40) adalah langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Pengumpulan data akan berpengaruh pada langkah-langkah berikutnya sampai dengan penarikan kesimpulan. Proses pengumpulan data adalah proses yang penting. Oleh karena itu, diperlukan teknik yang benar


(44)

untuk memperoleh data-data yang akurat, relevan, dan dapat dipercaya kebenarannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun penjelasan ketiga teknik tersebut adalah sebagai berikut.

3.4.1 Teknik Observasi

Menurut Sudjana dan Ibrahim (2007:67) bahwa teknik observasi merupakan pengamatan langsung oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana guru mengajar, kemudian mencatat apa-apa yang dilakukan guru selama proses belajar mengajar itu berlangsung. Dalam hal ini dilakukan pengamatan di dalam kelas untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan guru dalam menutup pelajaran. Observasi dilakukan untuk mengetahui variasi menutup pelajaran guru bahasa Jawa kelas XI SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara.

3.4.2 Teknik Wawancara

Teknik wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang belum diperoleh melalui observasi. Wawancara berisi pertanyaan yang ditujukan pada guru tentang pengetahuan dan kegiatan guru saat menutup pelajaran. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman-pedoman sehingga diharapkan data yang diungkap lebih mendalam.

3.4.3 Teknik Dokumentasi

Menurut Guba dan Lincoln (dalam Moleong 2007:216) dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena


(45)

adanya permintaan seorang penyidik. Teknik dokumentasi pada penelitian ini berupa pengambilan video yang berisi kegiatan guru bahasa Jawa kelas XI SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara saat menutup pelajaran. Video tersebut diambil dengan menggunakan handycam. Hasil dari video ini dikemas dalam bentuk CD.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menurut Kemalasari (2010:42-43) merupakan teknik yang digunakan dalam pengolahan data. Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui proses observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian kualitatif ini adalah melalui pendekatan induktif. Pendekatan induktif berarti pemecahan masalah yang didasarkan atas berpikir empiris melalui data dan fakta yang diperoleh di lapangan. Adapun langkah-langkah analisis data penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Tahap pencatatan data

Pencatatan data dilakukan melalui proses pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pencatatan data merupakan langkah awal dalam menganalisis data. Data objektif dicatat sesuai dengan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dari lapangan. b. Tahap reduksi data

Reduksi data adalah proses pemilihan dan penyederhanaan terhadap suatu data. Data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi,


(46)

kemudian diproses dan disusun dalam bentuk uraian yang kemudian direduksi, dirangkum, diseleksi, dan dicari polanya. Selanjutnya data diklarifikasikan berdasarkan komponen-komponen menutup pelajaran. Dalam tahap ini, dipilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian, yaitu komponen-komponen menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru bahasa Jawa.

c. Tahap penyajian data

Data yang telah dikumpulkan kemudian dituangkan dalam bentuk uraian deskriptif sehingga data tersebut dapat menjadi suatu laporan yang mempunyai hubungan secara menyeluruh.

d. Tahap verifikasi data

Langkah terakhir yang dilakukan dalam analisis data adalah verifikasi data. Tahap verifikasi data adalah penarikan simpulan dari semua proses analisis data yang telah dilalui. Penarikan simpulan ini dilakukan setelah dipaparkan laporan secara menyeluruh pada tahap penyajian data. Penarikan simpulan dilakukan dengan melihat dan mempertimbangkan seluruh data yang ada secara induktif untuk mendapatkan simpulan tentang variasi menutup pelajaran guru bahasa Jawa.

3.6 Teknik Pemaparan Hasil Analisis Data

Pemaparan hasil analisis data penelitian ini menggunakan teknik informal. Teknik penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa, walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya (Sudaryanto dalam Utami 2010:29). Metode ini menjelaskan suatu kaidah dengan rinci-terurai. Oleh karena itu, hasil


(47)

analisisnya berupa uraian dan bukan berupa angka. Hal ini karena penelitian ini termasuk penelitian kualitatif.


(48)

BAB IV

VARIASI MENUTUP PELAJARAN GURU BAHASA JAWA

Berdasarkan hasil penelitian, variasi menutup pelajaran guru bahasa Jawa kelas XI SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara dikategorikan menjadi empat. Kategori tersebut ditinjau dari komponen-komponen menutup pelajaran yang terdiri dari meninjau kembali, mengevaluasi, memberikan tindak lanjut, dan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Tabel 1. Variasi Menutup Pelajaran

No. Komponen Keterangan

1. Meninjau kembali

a. Menyampaikan kembali tujuan pembelajaran pada waktu itu

b. Merangkum materi pembelajaran yang baru saja diajarkan

X5

X2, X6, X7 2. Mengevaluasi

a. Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain b. Mengekspresikan pendapat siswa

c. Memberikan soal-soal

X3 X3 X3 3. Memberikan tindak lanjut

a. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

b. Menyampaikan bahan pendalaman berupa materi yang harus dipelajari kembali untuk ujian

c. Memberikan saran-saran

d. Memberikan penilaian/refleksi terhadap pembelajaran

e. Memberikan tugas berupa soal-soal (PR) yang masih berhubungan dengan materi yang baru saja diajarkan

X2, X5, X8 X7

X1, X4, X6 X1, X3, X7 X5, X7

4. Menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

X3, X4, X5, X7, X8


(49)

4.1 Meninjau Kembali

Meninjau kembali bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, sehingga pada kegiatan ini terjadi pemantapan terhadap pokok-pokok materi yang telah diajarkan. Meninjau kembali dapat dilakukan dengan menyampaikan kembali tujuan pembelajaran pada waktu itu dan merangkum materi yang baru saja diajarkan. Variasi menutup pelajaran pada komponen meninjau kembali dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Meninjau Kembali Materi yang Telah Diajarkan

No. Teknik Keterangan

1. Menyampaikan kembali tujuan pembelajaran pada waktu itu

X5 2. Merangkum materi yang baru saja

diajarkan

X2, X6, X7

4.1.1 Menyampaikan Kembali Tujuan Pembelajaran pada Waktu Itu

Berdasarkan tabel 2 tersebut, diketahui bahwa pada teknik menyampaikan kembali tujuan pembelajaran pada waktu itu tidak terjadi variasi. Teknik ini hanya dilakukan oleh guru X5, seperti berikut.

“Wangsalan menika saged dipunpirsani, bisa dienggo kanggo padinan, nek wangsalan ya. Misale niki nggih, wis meh ngaso. Bu roning mlinjo Bu, na bu Ratmi tanggap nggih, nah menawi mature kaliyan bu Ratmi mudheng nggih. Tapi menawi matur kaliyan basa Indonesia, napa malih matematika ora mudheng. Pak roning mlinjo Pak, ha ora mudheng. La menika saged dipunginakaken. Misale ko ketemu karo kancane jenang gula ya, Ko lali karo nyong? Ya kan bisa nggih? na ja lali.”

[waGsalan m| nikO sag| d dipunpirsani, bisa di| Ggo kaGgo padinan, nek waGsalan y a. misale niki Ggih, wis mEh Gaso. b]u roniG mli, jo bu, na bu ratmi tanggap Ggih. T api m| nawi matur kaliy an basa indonesy a, nOpO malih matematika ora mud]| G. pak roniG mli, jo pak, ha ora mud]| G. la m| nikO


(50)

sag| d dipunginakak| n. misale ko k| t| mu karo ka, cane j| naG gula y a, ko lali karo , y oG? y a kan bisa nggih? na jO lali]

Wangsalan bisa dilihat, bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari, kalau

wangsalan. Misalnya, sebentar lagi istirahat. Bu, roning mlinjo Bu, nah bu Ratmi tanggap, kalau dengan bu Ratmi paham ya. Tetapi kalau bicara dengan bahasa Indonesia, apa lagi matematika tidak paham. Pak roning mlinjo Pak, nah tidak paham. Nah hal tersebut bisa digunakan. Misalnya bertemu dengan teman jenang gula ya, kamu lali dengan saya? Nah bisa kan? Nah ja lali.‟

(Data: 5)

Guru X5 menjelaskan bahwa pembelajaran dengan materi wangsalan

diharapkan dapat digunakan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan siswa akan lebih terkesan dan mengenang materi yang telah diajarkan. Lebih jelasnya tampak pada tuturan berikut.

“Wangsalan menika saged dipunpirsani, bisa dienggo kanggo padinan, nek wangsalan ya.

[waGsalan m| nikO sag| d dipunpirsani, bisa di| Ggo kaGgo padinan, nek waGsalan y a]

„Wangsalan bisa dilihat, bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari, kalau wangsalan.‟

(Data: 5)

4.1.2 Merangkum Materi yang Baru Saja Diajarkan

Meninjau kembali materi yang telah diajarkan juga dapat dilakukan dengan merangkum materi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada teknik merangkum materi yang baru saja diajarkan terjadi variasi. Guru X2 melakukan teknik ini seperti berikut.


(51)

“La menika nggih bentenipun tembung wancahan kaliyan plutan. Tembung wancahan menika tembung ingkang dipedhot suku kata di tengahnya, lan ingkang plutan itu di tengah kalimat, di tengah ucapan.”

[la m| nikO Ggih b| nt| nipun t| mbuG wa, cahan kaliy an plutan. t| mbuG wa, cahan m| nikO t| mbuG iGkaG dip| d]ot suku kata di teGah,, lan iGkaG plutan itu di t| Gah kalimat,, di t| ngah ucapan]

„Jadi itulah perbedaan antara kata wancahan dengan plutan. Wancahan

merupakan kata yang suku katanya hilang di tengah, sedangkan plutan di tengah kalimat, di tengah ucapan.‟

(Data: 2)

Guru X2 membuat rangkuman pembelajaran dengan materi tembung wancahan dan tembung plutan. Teknik merangkum dilakukan sendiri oleh guru dengan melihat materi yang terdapat di dalam LKS. Lebih jelasnya tampak pada tuturan berikut.

“La menika nggih bentenipun tembung wancahan kaliyan plutan.”

[la m| nikO Ggih b| nt| nipun t| mbuG wa, cahan kaliy an plutan] „Jadi itulah perbedaan antara kata wancahan dengan plutan.‟

(Data: 2)

Hal yang sama juga dilakukan oleh guru X6 saat memberikan rangkuman, dengan maksud agar siswa semakin tahu dan jelas makna apa yang terkandung pada tembang macapat Mijil. Kegiatan ini seperti pada tuturan berikut.

“Tembang macapat sing wis disinaoni bareng-bareng yakuwi bab tembang macapat Mijil. Sing ngemu surasa Mijil mau kuwi sing metu, basa sing benere yakuwi miyos, basa ndesane yakuwi mbrojol. Dadi yen tembang Mijil ngemu surasa terbuka, blak-blakan, ora kena tebeng aling-aling.”

[t| mbaG mOcOpat siG wis disinaoni bar| G- bar| G y akuwi bab t| mbaG mOcOpat mijil. siG Gemu surOsO mijil mau kuwi siG m| tu, bOsO siG b| n| re


(52)

y Okuwi miy os, bOsO ndesane y Okuwi mbrojol. Dadi y En t| mbaG mijil G| mu surOsO t| rb]uka, blak- blakan, ora k| na tEbEG aliG- aliG]

Tembang macapat yang sudah dipelajari bersama yaitu tembang macapat Mijil. Yang berarti yang keluar, bahasa yang benar yaitu lahir, bahasa desanya yaitu mbrojol. Tembang Mijil berarti terbuka, terang-terangan, tidak terkena halangan.‟

(Data: 6)

Kegiatan merangkum tersebut dilakukan sendiri oleh guru X6. Guru menjabarkan makna tembang macapat Mijil secara jelas dan gamblang. Kegiatan merangkum guru X6 secara lebih jelas tampak pada tuturan berikut.

“Tembang macapat sing wis disinaoni bareng-bareng yakuwi bab tembang macapat Mijil. Sing ngemu surasa Mijil mau kuwi sing metu, basa sing benere yakuwi miyos, basa ndesane yakuwi mbrojol.”

[t| mbaG mOcOpat siG wis disinaoni bar| G- bar| G y akuwi bab t| mbaG mOcOpat mijil. siG Gemu surOsO mijil mau kuwi siG m| tu, bOsO siG b| n| re y Okuwi miy os, bOsO ndesane y Okuwi mbrojol]

Tembang macapat yang sudah dipelajari bersama yaitu tembang macapat Mijil. Yang berarti yang keluar, bahasa yang benar yaitu lahir, bahasa desanya yaitu mbrojol.

(Data: 6)

Cara tersebut berbeda dengan guru X7. Kegiatan merangkum bukan hanya dilakukan guru tetapi juga siswa dalam bentuk tanya jawab. Kegiatan ini tampak pada tuturan berikut.

“Trus aku siki pengin ngerti. Maca brita sing apik kuwi kudu nggatekke apa wae? Cung! Ya Lina kudu nggatekke apa wae? Nah siki apa sing diarani nadha? Cung ora entuk maca! ... Berarti maca brita kudu? Heeh. Contone kaya Iis kae ya? Heeh. Nek maca brita pertama kudu sing jelas antara o, i, a, e, u. Berarti kudu mringis, diketona untune, kudu krama, bisa dibedakake. Soale apa? Maca brita kudu jelas maring pemirsane.”


(53)

[trus aku siki peGin G| rti. mOcO brita siG apik kuwi kudu Ggatekke OpO wae?

cuG! y a lina kudu Ggatekke OpO wae? Nah siki OpO wae siG diarani nad]a? cuG ora entuk mOcO! ... brarti mOcO brita kudu? heEh. contone kay a Iis kae y O?

heEh. nek mOcO brita p| rtama kudu siG j| las antara o, i, a, e, u. berarti kudu mriGis, dik| tona untune, kudu krOmO, bisa dibedakake. soale apa? mOcO brita kudu j| las mariG p| mirsane]

„Kemudian sekarang saya ingin bertanya. Membaca berita yang baik harus memperhatikan apa saja? Acungkan jari! Ya Lina harus memperhatikan apa saja? Nah sekarang apa yang dimaksud nada? Acungkan jari tidak boleh membaca! ... Berarti membaca berita harus? Ya. Contohnya seperti Iis ya? Ya. Jika membaca berita yang pertama harus jelas antara o, i, a, e, u. berarti harus tersenyum, kelihatan giginya, harus krama, bisa dibedakan. Kenapa? Membaca berita harus jelas kepada para pemirsa.‟

(Data: 7)

Guru X7 merangkum pembelajaran membaca berita bersama dengan siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa semakin paham apa saja yang perlu diperhatikan dan diterapkan saat membaca berita. Kegiatan guru X7 merangkum pembelajaran membaca berita secara lebih jelas adalah sebagai berikut.

“Trus aku siki pengin ngerti. Maca brita sing apik kuwi kudu nggatekke apa wae? ... Heeh. Nek maca brita pertama kudu sing jelas antara o, i, a, e, u.”

[trus aku siki peGin G| rti. mOcO brita siG apik kuwi kudu Ggatekke OpO wae?

....heEh. nek mOcO brita p| rtama kudu siG j| las antara o, i, a, e, u]

„Kemudian sekarang saya ingin bertanya. Membaca berita yang baik harus memperhatikan apa saja? ... Ya. Jika membaca berita yang pertama harus jelas antara o, i, a, e, u.‟

(Data: 7)

Guru melaksanakan kegiatan merangkum pelajaran untuk membantu siswa mengingat dan menyimpulkan kembali materi yang telah diajarkan. Namun, berdasarkan hasil penelitian belum semua guru dapat melakukan peninjauan


(54)

kembali terhadap materi yang telah diajarkan. Dari hasil wawancara dengan guru, hal ini dikarenakan sebagian guru belum mengetahui apa yang dimaksud dan yang perlu dilakukan saat menutup pelajaran.

4.2 Mengevaluasi

Salah satu komponen menutup pelajaran yaitu memberikan evaluasi kepada siswa. Mengevaluasi pada saat menutup pelajaran bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa berkaitan dengan materi yang telah diajarkan.

Evaluasi yang diberikan dapat berupa mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, mengekspresikan pendapat siswa, dan memberikan soal-soal. Hasil penelitian pada komponen mengevaluasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Mengevaluasi Siswa

No. Teknik Keterangan

1. Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain

X3 2. Mengekspresikan pendapat siswa X3 3. Memberikan soal-soal X3

4.2.1 Mengaplikasikan Ide Baru pada Situasi Lain

Berdasarkan tabel 3 di atas, diketahui bahwa pada komponen mengevaluasi hanya guru X3 yang mampu melaksanakannya dengan cukup baik. Pada komponen ini, guru menerapkan teknik mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, dengan maksud agar siswa kreatif membuat wangsalan sendiri yang belum ada di dalam LKS. Kegiatan ini dilakukan guru X3 seperti pada tuturan berikut.


(55)

Silahkan buat satu contoh wangsalan!Sanese malih?” [silahkan buwat satu contoh waGsalan sanesE malih?] „Silahkan buat satu contoh wangsalan! Lainnya?‟

(Data: 3)

4.2.2 Mengekspresikan Pendapat Siswa

Selain mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, guru X3 juga menerapkan teknik mengekspresikan pendapat siswa. Pada kegiatan ini, guru menyuruh siswa mengartikan peribahasa. Saat seorang siswa menjawab salah pertanyaan tersebut, siswa lain dengan cepat menanggapi dan memperbaikinya. Kegiatan ini tampak pada tuturan berikut.

Apa arti paribasan ... ? Salah. Sanese?....” [apa arti paribasan . . . ? salah. sanese? . . . . ] „Apa arti paribasan ... ? Salah. Lainnya?....‟

(Data: 3)

4.2.3 Memberikan Soal-soal

Pada komponen mengevaluasi guru X3 juga memberikan soal berkaitan dengan materi tembung wancahan, tembung plutan, wangsalan, dan paribasan. Beberapa soal yang diberikan guru tersebut diambil dari LKS. Kegiatan guru X3 saat memberikan soal, diantaranya dapat dilihat pada tuturan berikut.


(56)

Sebutkan satu, tegese tembung wancahan? Tegese tembung kawi? Tegese tembung kalepyan?....”

[s| butkan satu, t| g| se t| mbuG wa, cahan? t| g| se t| mbuG kawI? t| g| se t| mbuG kal| py an? . . . . ]

„Sebutkan satu, arti kata wancahan? Artinya kawi? Artinya kalepyan?....‟ (Data: 3)

Berdasarkan hasil penelitian pada komponen mengevaluasi siswa menunjukkan bahwa masih banyak guru yang belum sepenuhnya memahami kegiatan menutup pelajaran. Dari hasil wawancara dengan guru, hal ini dikarenakan guru belum bisa mengatur waktu jam pelajaran yang tersedia, sehingga guru enggan dan lupa untuk memberikan evaluasi.

4.3 Memberikan Tindak Lanjut

Komponen menutup pelajaran yang ketiga yaitu memberikan tindak lanjut. Komponen ini dapat dilakukan dengan cara memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, menyampaikan bahan pendalaman berupa materi yang harus dipelajari kembali untuk ujian, menyampaikan saran-saran, memberikan penilaian/refleksi terhadap pembelajaran, serta memberikan tugas berupa soal-soal (PR). Variasi menutup pelajaran pada komponen memberikan tindak lanjut dapat dilihat pada tabel berikut.


(57)

Tabel 4. Memberikan Tindak Lanjut

No. Teknik Keterangan

1. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

X2, X5, X8 2. Menyampaikan bahan pendalaman berupa

materi yang harus dipelajari kembali untuk ujian

X7

3. Memberikan saran-saran X1, X4, X6

4. Memberikan penilaian/refleksi terhadap pembelajaran

X1, X3, X7 5. Memberikan tugas berupa soal-soal (PR) yang

masih berhubungan dengan materi yang baru saja diajarkan

X5, X7

4.3.1 Memberikan Umpan Balik terhadap Proses dan Hasil Pembelajaran Teknik memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru X2. Teknik tersebut dilakukan guru dengan maksud agar siswa memahami materi tembung wancahan dan tembung plutan yang sudah diajarkan. Teknik ini tampak pada tuturan berikut.

“Dados ngertos nggih bentenipun tembung wancahan kaliyan plutan.

Paham nggih? Sudah cukup nggih? Sudah jelas?”

[dados G| rtos Ggih b| nt| nipun t| mbuG wa, cahan kaliy an plutan. paham Ggih? sudah cukup Ggih? sudah j| las?]

„Jadi sudah tahu ya perbedaan antara wancahan dengan plutan. paham ya? sudah cukup ya? sudah jelas?‟

(Data: 2)

Hal yang sama juga dilakukan oleh guru X5. Teknik memberikan umpan balik ini bahkan dilakukan guru secara berulang-ulang, seperti pada tuturan berikut.


(58)

“Kalawau mbahas babagan cangkriman kaliyan wangsalan. Sampun mudheng ingkang dipunwastani wangsalan kaliyan cangkriman? Sampun mudheng?... Menika ingkang dipunsebat wangsalan kaliyan cangkriman nggih. Cangkriman kan wis bisa piyambak nggih? Yak sederengipun bu guru pungkasi wonten pitakenen napa boten?”

[kOlOwau mbahas babagan caGkriman kaliy an waGsalan. sampun mud]| G iGkaG dipunwastani waGsalan kaliy an caGkriman? sampun mud]eng? . . . menikO iGkaG dipuns| bat waGsalan kaliy an caGkriman Ggih. caGkriman kan wis bisa piy ambak Ggih? y a? s| dereGipun bu guru pugkasi wont| n pitakenan nOpO bot| n?]

„Tadi membahas tentang cangkriman dan wangsalan. Sudah paham apa yang dimaksud dengan wangsalan dan cangkriman? Sudah paham? ... itulah yang disebut dengan cangkriman ya. cangkriman sudah bisa sendiri ya? ya sebelum bu guru akhiri ada pertanyaan apa tidak?‟

(Data: 5)

Tuturan tersebut menunjukkan bahwa guru X5 benar-benar mengecek/memantau pemahaman siswa terhadap materi wangsalan dan

cangkriman yang telah diajarkan pada kegiatan inti. Pada teknik ini, siswa pun diberi keleluasaan untuk bertanya. Lebih jelasnya kegiatan guru saat memberikan umpan balik adalah sebagai berikut.

“Sampun mudheng ingkang dipunwastani wangsalan kaliyan cangkriman? Sampun mudheng?... Yak sederengipun bu guru pungkasi wonten pitakenen napa boten?”

[sampun mud]| G iGkaG dipunwastani waGsalan kaliy an caGkriman? sampun mud]eng? ... y a? s| dereGipun bu guru pugkasi wont| n pitakenan nOpO bot| n?]

„Sudah paham apa yang dimaksud dengan wangsalan dan cangkriman? Sudah paham? ... ya sebelum bu guru akhiri ada pertanyaan apa tidak?‟


(59)

Selain itu, guru yang juga memberikan umpan balik pada siswa adalah guru X8, seperti pada tuturan berikut.

Saniki menawi boten wonten pitakonan, temenan pun pinter? Sing dereng pundi? Berarti kudune ana pitakonan. Pun kula akhiri menawi boten wonten pitakonan.”

[saniki m| nawi mbot| n wont| n pitakonan, t| m| nan pun pint| r? siG dereG pundi? b| rarti kudune ana pitakonan. pun kulO akhiri m| nawi botEn wont| n pitakonan]

„Sekarang kalau sudah tidak ada pertanyaan, benar sudah pintar? Yang belum mana? Berarti seharusnya ada pertanyaan. Sudah saya akhiri kalau tidak ada pertanyaan‟

(Data: 8)

Teknik tersebut dilakukan dengan maksud agar guru X8 mengetahui siswa yang belum jelas berkaitan dengan materi tembung wancahan dan tembung plutan

yang telah diajarkan. Selain itu, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa yang belum paham untuk bertanya kembali. Lebih jelasnya, tampak pada tuturan berikut.

Saniki menawi boten wonten pitakonan, temenan pun pinter? Sing dereng pundi?”

[saniki m|nawi mbot| n wont| n pitakonan, t| m| nan pun pint| r? siG dereG pundi?]

„Sekarang kalau sudah tidak ada pertanyaan, benar sudah pintar? Yang belum mana?‟


(60)

4.3.2 Menyampaikan Bahan Pendalaman berupa Materi yang Harus Dipelajari Kembali untuk Ujian

Teknik menyampaikan bahan pendalaman berupa materi yang harus dipelajari kembali untuk ujian hanya dilakukan oleh guru X7. Kegiatan ini tampak pada tuturan berikut.

“Trus wonten PR kangge persiapan semesteran ugi. Niki kan ketemune namung setunggal jam nggih? Nek boten mangke boten pinter-pinter.”

[trus wont| n peEr kaGge p| rsiy apan s| mest| ran ugi. Niki kan k| t| mune namuG s| tunggal jam Ggih? nek bot| n maGke bot| n pint| r- pint| r.]

„Kemudian ada PR untuk mempersiapkan semesteran juga. Ini pertemuannya hanya satu jam ya? Kalau tidak ada nanti tidak pintar-pintar.‟

(Data: 7)

Teknik tersebut dilakukan guru dengan harapan agar siswa lebih aktif, lebih semangat, dan bisa tampil lebih baik lagi saat membaca berita. Lebih jelasnya tampak pada tuturan berikut.

“Trus wonten PR kangge persiapansemesteran ugi.”

[trus wont| n peEr kaGge p| rsiy apan s| mest| ran ugi] „Kemudian ada PR untuk mempersiapkansemesteran juga.‟

(Data: 7)

4.3.3 Memberikan Saran-saran

Teknik memberikan saran dilakukan oleh guru X1. Teknik ini tampak pada tuturan berikut.

“Dadi kowe kudu bisa mbedakake antara aksara siji lan sijine. Aksara sa, la, beda karo ha. Sa beda karo da. Diapalke meneh aksarane!


(61)

[dadi kowe kudu bisa mbeda?ake antOrO aksOrO siji lan sijine. aksOrO sO, lO,

bedO karo hO. sO bedO karo do. Diapalke menEh aksarane!]

„Kamu harus bisa membedakan antara aksara satu dengan yang lain. Aksara sa, la, berbeda dengan ha. Sa berbeda dengan da. Dihafalkan kembali aksaranya!‟

(Data: 1)

Guru X1 memberikan saran kepada siswa untuk belajar aksara Jawa kembali. Hal ini karena masih ada siswa yang belum bisa membedakan aksara Jawa yang satu dengan yang lain. Lebih jelasnya seperti pada tuturan berikut.

“Dadi kowe kudu bisa mbedakake antara aksara siji lan sijine.... Diapalke

meneh aksarane!

[dadi kowe kudu bisa mbeda?ake antOrO aksOrO siji lan sijine. ... Diapalke

menEh aksarane!]

„Kamu harus bisa membedakan antara aksara satu dengan yang lain. ... Dihafalkan kembali aksaranya!‟

(Data: 1)

Hal yang sama juga dilakukan oleh guru X6. Guru X6 memberikan saran dengan maksud agar siswa dapat melestarikan budaya Jawa. Kegiatan guru saat memberikan saran adalah sebagai berikut.

“Mula apa sing takwenehna mau bisa dadi nambahi ngelmu, pangerten, sing kowe kabeh nduwe jejibahan nguri-uri kabudayan Jawa aja nganti sirna saka bumi Jawa sing pengaruhe saka budaya mancanegara. Mula saka kuwi yen kowe, aku kabeh sing nguri-uri, nyengkuyung anane babagan budaya lan Jawa kuwi ora liya ya mung aku lan kowe.”

[mulO OpO siG takwenEhnO mau bisO dadi nambahi Gelmu, pangertEn, siG kowe kabeh nduwe j| jibahan Guri- uri kabuday an jOwO OjO nganti sirnO sOkO b]umi jOwO siG p| Garuwe sOkO budOy O mancan| gara. mulO sOkO kuwi y en


(62)

kowe, aku kabeh siG Guri- uri, , y | Gkuy uG anane babagan budOy O lan jOwO kuwi ora liy O y O muG aku lan kowe]

„Oleh karena itu, apa yang saya berikan tadi bisa menambah ilmu, pengertian, di mana kamu semuanya punya kewajiban untuk melestarikan kebudayaan Jawa agar jangan sampai punah dikarenakan pengaruh dari budaya luar. Maka dari itu, kamu dan sayalah yang melestarikan, mendukung budaya Jawa.‟

(Data: 6)

Guru X6 mengharapkan siswa sadar dan mau melestarikan budaya Jawa agar tidak punah karena pengaruh budaya asing. Salah satunya yaitu dengan menjaga dan melestarikan tembang macapat. Lebih jelasnya kegiatan ini tampak pada tuturan berikut.

“... kowe kabeh nduwe jejibahan nguri-uri kabudayan Jawa aja nganti sirna saka bumi Jawa sing pengaruhe saka budaya mancanegara.”

[kowe kabeh nduwe j| jibahan Guri- uri kabuday an jOwO OjO nganti sirnO sOkO b]umi jOwO siG p| Garuwe sOkO budOy O mancan| gara]

„... kamu semuanya punya kewajiban untuk melestarikan kebudayaan Jawa agar jangan sampai punah dikarenakan pengaruh dari budaya luar.‟

(Data: 6)

4.3.4 Memberikan Penilaian/Refleksi terhadap Pembelajaran

Teknik memberikan penilaian/refleksi terhadap pembelajaran dilakukan oleh guru X1. Guru X1 memberikan penilaian/refleksi terhadap pembelajaran aksara Jawa seperti pada tuturan berikut.

“Mau sing digarap ana sing apik, ana sing elek. Wis takkoreksi. Ternyata ana sing durung bisa mbedakake antara aksara sa, da. Ana sing esih kewalik-walik. Trus meneh iki aksara apa? La. Tapi ana sing kewalik dadi ha.


(63)

[mau siG digarap OnO siG api? OnO siG ele?. W is takkoreksi. T | r, y ata OnO siG duruG bisO mbeda?ake antOrO aksOrO sO, do. OnO siG esih kewali?- wali?. T rus m| neh iki aksOrO OpO? La. T api OnO siG kewali? Dadi hO]

„Yang tadi dikerjakan ada yang bagus, ada yang jelek. Sudah saya koreksi. Ternyata ada yang belum bisa membedakan antara aksara sa, da. Masih ada yang terbalik. Kemudian ini aksara apa? La. Tetapi ada yang terbalik menjadi ha.‟

(Data: 1)

Refleksi yang dilakukan guru X1 pada tuturan di atas, menandakan bahwa pembelajaran menulis aksara Jawa pada hari itu belum sepenuhnya berhasil. Hal tersebut karena masih ada siswa yang belum bisa membedakan aksara Jawa yang satu dengan yang lain. Lebih jelasnya tampak pada tuturan berikut.

“Mau sing digarap ana sing apik, ana sing elek. Wis takkoreksi. Ternyata ana sing durung bisa mbedakake antara aksara sa, da. Ana sing esih kewalik-walik.”

[mau siG digarap OnO siG api? OnO siG ele?. W is takkoreksi. T | r, y ata OnO siG duruG bisO mbeda?ake antOrO aksOrO sO, do. OnO siG esih kewali?- wali?]

„Yang tadi dikerjakan ada yang bagus, ada yang jelek. Sudah saya koreksi. Ternyata ada yang belum bisa membedakan antara aksara sa, da. Masih ada yang terbalik.‟

(Data: 1)

Teknik memberikan penilaian/refleksi terhadap pembelajaran juga dilakukan oleh guru X3. Kegiatan ini dilakukan guru untuk menilai kurangnya kedisiplinan siswa saat mengikuti pembelajaran dengan materi tembung wancahan, tembung plutan, paribasan, dan bebasan. Tuturan guru X3 saat memberikan refleksi adalah sebagai berikut.


(1)

X8

Nah PR-e leres niku brita, tapi ngenjing lepas teks. Dadose maos brita tapi boten bekta teks.”

“Minggu ngajeng

disiyapaken bab wangsalan. Wangsalan niku wonten cangkriman, batangan, tebusan. Mbekta pepak basa Jawa! Nang perpus akeh. Persiyapan minggu ngarep, minggu ngajeng taksih setunggal pertemuan... Nah kawruh basa Jawa teng perpus sampun kathah panjenengan saged ngampil.” Keterangan:

X1 : Guru SMA Negeri 1 Batur

X2 : Guru SMA Negeri 1 Karangkobar X3 : Guru SMA Negeri 1 Sigaluh X4 : Guru SMA Negeri 1 Banjarnegara X5 : Guru SMA Negeri 1 Bawang X6 : Guru SMA Negeri 1 Wanadadi X7 : Guru SMA Negeri 1 Purwanegara


(2)

PEDOMAN WAWANCARA

Pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan guru tentang kegiatan menutup pelajaran.

1. Menurut Bapak/Ibu, apa yang dimaksud dengan menutup pelajaran? 2. Menutup pelajaran yang baik dan menarik itu seperti apa?

3. Apa tujuan kegiatan menutup pelajaran? 4. Apa manfaat kegiatan menutup pelajaran?


(3)

HASIL WAWANCARA

1. Menurut Bapak/Ibu, apa yang dimaksud dengan menutup pelajaran?

-Suatu kesimpulan dari tatap muka itu sendiri. Perlakuannya bermacam-macam, bisa dengan penugasan yang ada kaitannya dengan materi yang sudah disampaikan, postes, review materi.

-Kalimat penutup setelah usai melakukan pelajaran/untuk mengakhiri pelajaran.

-Kegiatan merangkum pelajaran dari awal pelajaran, kemudian apa saja materinya, sehingga siswa mengerti pembelajaran hari ini. Agar siswa memahami materi perlu diulas kembali materi saat menutup pelajaran.

2. Menutup pelajaran yang baik dan menarik itu seperti apa?

-Yaitu dengan memberikan kesimpulan dan umpan balik -Yaitu yang sesuai dengan rancangan RPP.

-Yaitu dengan memberitahukan pada siswa bahwa materi sudah selesai, materi untuk minggu depan apa. Jika waktu habis bisa diakhiri dengan menutup pelajaran. Jika belum paham bisa bertanya minggu depan.

-Melihat situasi dan kondisi, membuat simulasi agar siswa belajar kembali di rumah berkaitan dengan materi yang sudah diajarkan.

-Bisa menyelesaikan materi diajarkan, bisa mengatur waktu, dan menutup pelajaran dengan membuat anak merasa senang karena akan selalu terkenang.


(4)

-Yaitu dengan memberikan soal-soal.

3. Apa tujuan kegiatan menutup pelajaran?

-Membahas lagi atau menyimpulkan materi yang sudah disampaikan. -Mengukur daya serap/pemahaman siswa dan mempersiapkan pertemuan

berikutnya dengan materi yang baru.

-Menandai bahwa materi sudah selesai dan jam pelajaran sudah berakhir.

4. Apa manfaat kegiatan menutup pelajaran?

-Mengetahui siswa yang belum paham terhadap materi dan dengan memberikan gambaran untuk pertemuan berikut siswa akan lebih siap. -Memberi tanda pada siswa-siswa bahwa materi sudah berakhir dan jam

pelajaran sudah berakhir.

-Mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang baru saja dilakukan.

-Memberikan kesimpulan/siswa menyimpulkan materi, kemudian memberi salam

5. Pokok-pokok apa yang Bapak/Ibu sampaikan ketika menutup pelajaran?

-Memberi latihan soal kepada siswa dan memberi kesimpulan.

-Merangkum, umpan balik, mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam menyerap materi yang sudah disampaikan.


(5)

-Membuat kesimpulan bersama dan menyatukan pendapat-pendapat siswa. -Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya, menjelaskan materi yang

baru saja diajarkan.

-Memberi topik pelajaran berikutnya dan memberikan tugas.

-Menyimpulkan pembelajaran, memberikan saran-saran agar materi yang sudah diajarkan dipelajari kembali di rumah dan bermanfaat untuk masa depan.

-Merangkum, mengevaluasi, memberikan PR, apa materi untuk pertemuan selanjutnya.

-Memberikan kuis yang berupa tebak-tebakan.

6. Mengapa Bapak/Ibu tidak melaksanakan kegiatan meninjau kembali dengan merangkum materi yang baru diajarkan pada saat menutup pelajaran?

-Karena di awal pembelajaran siswa sudah menuliskan materi sendiri, kemudian saya menjelaskannya kembali, sehingga kemungkinan siswa sudah paham.

-Merangkum tidak efektif, karena siswa sudah jenuh. Lebih efektif kalau ada pertanyaan lagi yang ditanyakan minggu depan.

-Lupa

-Kesimpulan dilakukan setelah kegiatan inti bukan untuk mengakhiri pelajaran.


(6)

DOKUMENTASI

Dokumentasi kegiatan menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru-guru bahasa Jawa kelas XI SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara adalah berbentuk video. Video tersebut dikemas dalam bentuk CD. Selain berisi video kegiatan menutup pelajaran, CD ini juga berisi kegiatan wawancara antara peneliti dengan guru.