Analisis penggunaan lahan sawah dan tegalan di daerah aliran sungai Cimanuk Hulu Jawa Barat
ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN
SAWAH DAN TEGALAN
Dl DAERAH ALIRAN SUNGAI CIMANUK HULU
JAWA BARAT
Oleh :
KOMARSA GANDASASMITA
PROGRAM STUD1 ILMU TANAH
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2001
SUMMARY
KOMARSA GANDASASMITA. Land Use Analysis on Paddy and Upland Fields in
Upper Cimanuk Watershed, West Java (Under supervision of UUP SYAFEI
WIRADlSASTRA as chief advisor, SUDARSONO. SARSlDl SASTROSUMARJO,
ISTIQLALAMlEN and DIDIEK HADJAR GOENADI as advisory members)
Sufficiency on food supply is considerably important due to increasing population in
developing country such as Indonesia. This condition acclaims wider agricultural
area for food production. On the other hand, industrial sector is growing rapidly
inparticular in highly populated areas such as in Java. The agricultural land
allocation is then competed by industry and its supporting sectors. In most cases,
the agricultural areas are then converted to industrial or other non agricultural
purposes.
Agricultural areas, particularly paddy and upland fields are main resource for food
production. Decreasing agricultural land will directly decrease food production. It
should be noted that increasing population directly affects the increasing food
supply and the increase will be higher in coming years.
Increasing needs of agricultural lands, less available of fertile lands and
competitive land allocation are main factors for optimum and sustainable land
resource utilization. Therefore, information on potential of land resource is
imperative.
Land use is basically determined by its physical-environmental
properties, such as climate, soil, topography, and hydrologic condition. Valuation
on the land capability to support production is usually called as land evaluation,
which assesses on suitable land uses and describes limiting factors and
management practices necessary for a sustainable land utilization.
Land use can also be seen as a form of human intervention utilizing the land
resources in order to fulfil the basic needs, both material and spiritual needs.
Human needs have eventually no limits, and therefore, land use is highly dynamic,
varies in time and places and follows human needs and its ability to manipulate
physical condition of the lands. Land use pattern in an area may be incompatible
with its potential capacity. For instance, a suitable paddy field may be used for
other utilization, whereas some unsuitable lands may be utilized for paddy.
Moreover many upland fields located at a steep slope arestill actively cultivated.
The objectives of the research were : (1) to study the effect of land suitability on
paddy and upland field's utilization pattern; (2) to determine physical characteristics
affecting the existence of paddy and upland fields and describe how these
characteristics drive thr proportion of land use; and (3) to explore factors
influencing the existence of paddy and upland field and describe its mechanism on
land use proportion.
The research was carried out in Upper Cimanuk Watershed area, West Java. The
highest proportion of land use in the area are for agriculture, particularly paddy and
upland fields, which widely spread out from lowland to highland area. The area
has various physical and socio-economic characteristics, therefore it is feasible to
study factors affecting the existence of paddy and upland fields.
The results showed that land suitability directly drives the land use pattern,
eventhough it was still limited on the crop suitability. Incintrast, environmental
aspects such as erosion hazard or landslides were basically not considered yet.
Paddy field was a priority in the area and dominant not only in suitable area but
atso exist in such marginal area, i.e. in steeper area, higher elevation or lower
temperature. In these specific area, paddy fields is existed as long as other land
characteristics were supportive.
Slope, elevation, temperature and rainfall are the physical characteristics that have
higher effect on the proportion of paddy-upland land use. Effects of the above
variables follow the equations presented below:
Prop. paddy field = 95,70 - 4.58 8 ;
Prop. paddy field = 32,164 + 0,041 E - 0.000067 E2 ;
for
for
Prop,paddyfield = -116,19+6,61 T ;
for
7 + 0,343H - 0.0000998 Hz ; for
Prop. paddy field = - 261,I
-
(8sSS22) ;
( 300 5 E 5 1.I00 );
R= 0,58
( 1 7 . 5 ~ T 1 23);
( 1.150 S H S 1.750 );
R = 0,369
R = 0,356
R= 0,548
Prop. upland field = 68.55 + 1.04 S 0.015 S 2 ;
for
S 2 35;
R= 0,15
Prop. uplandfield = -146,62 + 0,406 E - 0.000177 Ez;
Prop. upland field = -183,35 +13,32 T;
for
for
( 1.I00 5 E s 1.850 );
R= 0,262
R= 0,271
( 1 4 s T s 20);
where : Prop. = proportion (%), S = slope steepness (%), E = elevaCon (m asl), T = temperature
C
'
( ) and H = rainfall (mm /year)
Population density, household density, a n d farmer household density are socioeconomic variables, which has higher effect o n the proportion of land use. Their
effects o n proportion for paddy a n d upland field follow regression equations below:
Prop. Paddy fld
Prop. Paddy fld
=
=
-308,17 + 0,433 P - 0,00013 P2 ;
- 87,094 + 0,67 F- 0,0008 FZ
for ( 1.030 5 P S 2.325 ) ;
for{165SFS650);
Prop. Paddy fld
=
- 134,61+ 1,425 L - 0,0028 L2 ;
for ( 125 < L s 390 );
Prop. Upland fld =
Prop. Upland fld =
Prop. Upland fld =
-
187,75 0,140 P + 0,0000025 P2;
106,67 - 0,150 F
0,549 + 1,346 L - 0,0055 L2 ;
for ( 900 5 P 5 2.200 ) ;
for(l605F~710);
for(1305Ls250):
R = 0,419
R = 0,517
R = 0,431
R= 0,445
R = 0,182
R=0,311
where : Prop. = proportion (%), P = density (population1100ha), F = household (family1100 ha),
and L = farmer household (family1100 ha)
KOMARSA GANDASASMITA. Analisis Penggunaan tahan Sawah dan Tegalan
di Daerah Aliran Sungai Cirnanuk Hulu, Jaw& Barat (Di bawah bimbingan UUP
SYAFEI
WIRADISASTRA
sebagai
ketua,
SUDARSONO,
SARSIDI
SASTROSUMARJO, ISTIQLAL AMlEN dan DlDlEK HADJAR GOENADI masingrnasing sebagai anggota)
Meningkatnya kebutuhan pangan karena pertarnbahan penduduk pada dekade
terakhir ini rnenyebabkan kebutuhan terhadap lahan pertanian untuk rnemproduksi
pangan juga rneningkat. Bersarnaan dengan itu, perkembangan industri, terutarna
di daerah berpenduduk padat seperti Pulau Jawa, rnenyebabkan terjadinya
persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian dengan industri dan sektorsektor penunjangnya. Dalarn persaingan ini tahan-lahan pertanian biasanya
berubah fungsi menjadi lahan industri atau sektor lain penunjangnya
Lahan pertanian, terutarna lahan sawah dan tegalan rnerupakan surnberdaya
dasar pernasok utarna pangan. Terjadinya penyusutan lahan pertanian secara
langsung akan rnenyebabkan berkurangnya produksi pangan. Keadaan ini sangat
rnernprihatinkan terlebih bila diingat bahwa hingga saat ini kecukupan pangan
nasional rnasih tergantung dari irnpor.
Perlu diperhatikan juga bahwa
pertarnbahan penduduk ini secara langsung akan rnenyebabkan peningkatan
kebutuhan pangan, yang pada rnasa mendatang akan jauh lebih besar lagi.
Meningkatnya kebutuhan lahan, sernakin langkanya lahan-lahan pertanian yang
subur dan adanya persaingan penggunaan lahan ini rnengharuskan pernanfaatan
surnber daya lahan yang lebih optimal, terarah dan berkelanjutan dengan
mernperhatikan berbagai kebutuhan. Untuk itu diperlukan informasi mengenai
potensi lahan tersebut untuk berbagai penggunaan. Potensi lahan pada dasarnya,
ditentukan oleh karakteristik fisik lingkungan seperti iklim, tanah, topografi dan
kondisi hidrologinya. Penilaian atau pendugaan potensi lahan ini dikenal sebagai
proses evaluasi lahan, yang akan rnernberikan inforrnasi tentang jenis penggunaan
yang sesuai dan rnenunjukkan faktor-faktor pengharnbat dalam penggunaannya,
serta tindakan pengetolaan yang diperlukan agar lahan dapat tetap dimanfaatkan
secara berkesinarnbungan.
Penggunaan lahan merupakan bentuk campur tangan rnanusia terhadap su~nber
daya lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, baik material maupun
spiritual. Kebutuhan manusia hampir tidak terbatas, karenanya penggunaan lahan
juga menjadi sangat dinamis, bervariasi menurut waktu dan tempat sejalan dengan
perkembangan kebutuhan hidup dan kernampuannya dalam mernanipulasi kondisi
fisik lahan. Karenanya, penggunaan lahan yang diterapkan di suatu wilayah sering
menjadi berbeda atau bahkan bertentangan dengan potensinya. Lahan yang
sesuai untuk sawah mungkin digunakan untuk penggunaan lahan lain. sedangkan
lahan yang tidak sesuai justru digunakan sebagai sawah. Demikian juga dengan
penggunaan lahan tegalan yang bahkan sering dijurnpai pada daerah curam.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Menelaah peran tingkat kesesuaian lahan
terhadap poia penggunaan lahan sawah dan tegalan yang dijurnpai di suatu
wilayah. (2) Menetapkan faktor karakteristik fisik yang sangat rnernpengaruhi
dijumpainya lahan sawah dan tegalan. serta rnenetapkan bagairnana pengaruh
dari faktor-faktor tersebut terhadap proporsi lahan sawah dan tegalan di suatu
wilayah, dan (3) Mengungkapkan faktor lain yang sangat rnempengaruhi
dijurnpainya lahan sawah dan tegalan, serta bagairnana pengaruh dari faktor-faktor
tersebut terhadap proporsi lahan sawah dan tegalan di suatu wilayah..
Penelitian dilakukan di DAS Cimanuk Hulu Jawa Barat. Bagian terbesar dari
daerah ini merupakan areal pertanian, terutarna lahan tegagan dan sawah. yang
tersebar dari daerah rendah hingga pegunungan. Daerah ini memiliki karakteristik
fisik dan sosial ekonorni yang sangat beragam, sehingga cukup rnemadai untuk
rnernpelajari faktor-faktor yang rnempengaruhi dijumpainya lahan sawah dan
tegalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun kesesuaian lahan berperan
rnernpengaruhi pola penggunaan sawah dan tegalan, akan tetapi peranannya
masih terbatas pada aspek-aspek yang terkait dengan kecocokan tanarnan.
sedang aspek yang terkait dengan masalah lingkungan. seperti bahaya erosi atau
longsor, masih belum diperhatikan. Lahan sawah rnerupakan penggunaan lahan
yang diprioritaskan oleh masyarakat di daerah penelitian. Lahan sawah tidak
hanya mendominasi daerah-daerah dengan kondisi fisik yang rnenunjang, tetapi
masih dijumpai juga pada daerah-daerah dengan lereng lebih curam, elevasi yang
lebih tinggi ataupun suhu yang lebih rendah, selarna kondisi karakteristik lahan
lainnya masih menunjang.
Karakteristik fisik yang sangat mempengaruhi proporsi penggunaan lahan adalah
lereng, elevasi. suhu udara dan curah hujan. Pengaruh dari variabel-variabel
tersebut terhadap proporsi penggunaan lahan sawah dan tegalan mengikuti
persamaan-persamaan berikut :
Prop. sawah = 95,70 -4.58 8 ;
untuk ( 8 S S S 2 2 ) ;
R= 0,58
Prop. sawah =
untuk ( 300 s E s 1.100);
untuk ( 173 S T s 23);
R= 0,548
R = 0,369
untuk ( 1.I50 s H s 1.750);
R = 0,356
untuk S L 35;
R= 0,15
untuk ( 1.I00 s E s 1.850 );
untuk(14sTs 20);
R= 0,262
R= 0,271
32,164 + 0,041 E- 0.000067 E Z ;
Prop. sawah = -116,19 + 6,61 T ;
Prop. sawah = - 261,17 + 0.343H 0.0000998 Hz;
-
Prop. tegalan =
-
68,551+ 1.04 S 0.015 S 2 ;
-
Prop. tegalan = -146.62 + 0,406 E 0.000177 E2;
Prop. tegalan = -183.35 +13,32 T;
dimana : Prop. = proporsi (%), S = kerniringan lereng (%). E = elevasi (rn dpl),
T = suhu udara (OC ) dan H = curah hujan (mrn Jtahun)
Variabel sosial ekonomi yang mempengaruhi proporsi penggunaan lahan sawah
dan tegalan adalah kerapatan penduduk, kerapatan rurnahtangga dan kerapatan
rumahtangga tani. Pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap proporsi sawah
dan tegalan mengikuti persamaan regresi berikut :
= -308,17 + 0,433 P- 0,00013 P ;
= - 87,094 + 0,67 F- 0,0008 P
Prop. sawah = - 134,61 + 1,425 L - 0,0028 LZ ;
untuk ( 1.030 s P 5 2.325 ) ; R = 0,419
untuk(165sFs650);
R = 0,517
untuk ( 125 I L I 390 );
R -- 0,431
Prop. tegalan = 187,75 - 0,140 P + 0,0000025 P2;
Prop. tegalan = 106,67 - 0,150 F
untuk ( 900 5 P s 2.200 ) ;
untuk ( 160 s F s 7 1 0 ) ;
R= 0.445
R=O,lA2
untuk ( 130 s L s 250 );
R = 0,311
Prop. sawah
Prop. sawah
Prop. fegalan =
0,549 + 1,346 L - 0,0055
L2 ;
dirnana : Prop. = proporsi (%). P = penduduk (jiwa/lOO ha). F = rumah tangga (KKIqOO ha),
dan L = rurnah tangga tani (KKIIOO ha)
ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN
SAWAH DAN TEGALAN
Dl DAERAH ALIRAN SUNGAI CIMANUK HULU
JAWA BARAT
Oleh :
KOMARSA GANDASASMITA
Disertasi Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar DOKTOR
pada
Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor
PROGRAM STUD1 ILMU TANAH
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2001
Judul
:
Analisis Penggunaan Lahan Sawah dan
Tegalan di Daerah Aliran Sungai
Cimanuk Hulu Jawa Barat
Nama Mahasiswa
:
Komarsa Gandasasmita
Nomor Pokok
:
TNH 194506
Program Studi
:
llmuTanah
Menyetujui :
iradisastra, MSc
- P
-
Prof. Dr. Ir. Sarsidi Sastrosumardjo
Anggota
Dr. Ir. Sudarsono MSc
Anggota
Dr. Ir. Didiek Hadjar Goenadi, MSc. APU
Anggota
Dr. Ir. Istiqlal Amien
Anggota
2. Ketua Program Studi llmu Tanah
Dr. Ir. Sudarsono MSc
Tanggal Lulus : 16 Maret 2001
anuwoto, MSc
Komarsa Gandasasmita;
1955.
lahir di Bogor, Jawa Barat, pada tanggal I 1 Januari
Penulis merupakan anak pertama dari enarn bersaudara, ayah H. Tolib
Gandasasmita (Wafat tahun 1982) dan ibu H. Roswati. Penulis rnenikah pada
tanggal 26 April 1981 dengan Ir. Lidya Ali dan dikaruniai ernpat orang anak.
Rakhmat Permana, Marlia Wahyuni, Merlyn Rakhmaniar dan Marisha Deslia.
Pendidikan formal yang telah penulis tempuh adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 1
Bogor, selesai pada tahun 1966; Sekolah Menengah Pertarna (SMP) Negeri 1
Bogor, selesai pada tahun 1969; Sekolah Analis Kirnia Menengah Atas (SAKMA)
Bogor, selesai pada tahun 1973; Pada tahun 1976 penulis rnelanjutkan pendidikan
ke tnstitut Pertanian Bogor, pada Departemen Ilmu-llmu Tanah (sekarang menjadi
Jurusan Tanah), Fakultas Pertanian dan lulus pada tahun 1980. Pada tahun 19851987 penulis berkesempatan melanjutkan pendidikan S2 di International Institute
for Aerial Survey and Earth Sciences (ITC), Enschede, Belanda, dalam bidang
geomorfologi terapan.
Selanjutnya pada tahun 1994 penulis mendapatkan
beasiswa dari Tim Manajemen Program Doktor untuk pendidikan S3, di Program
Studi llmu Tanah, Program Pasca Sarjana, lnstitut Pertanian Bogor dan lulus pada
tanggal 16 Maret 2001.
Pengalaman pekerjaan antara lain adalah sebagai analis di Laboratorium Kimia
Departemen Ilrnu-llmu Tanah, Faperta IPB pada tahun 1973. Pada tahun 1976
penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan pangkat Pengatur
Muda (I1 a).
Selanjutnya, setelah menyelesaikan pendidikan program S l , sejak
tahun 1981 hingga sekarang sebagai staf pengajar di Jurusan Tanah, Fakultas
Pertanian IPB.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur dipersembahkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rakhmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
disertasinya :
ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN SAWAH DAN TEGALAN Dl
DAERAH ALIRAN SUNGAI CIMANUK HULU, JAWA BARAT, sebagai disajikan
dalam tulisan ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Uup Syafei Wiradisastra, MSc. selaku Ketua Komisi Pembimbing,
Bapak Prof. Dr. Ir. Sarsidi Sastrosumarjo, Bapak Dr. Ir. Sudarsono, MSc.,
Bapak Dr. Ir. Didiek Hadjar Goenadi, MSc. APU dan Bapak Dr. Ir. Istiqlai Amien
masing-masing selaku Anggota Komisi Pernbimbing, yang telah memberikan
bantuan. dorongan, saran dan bimbingannya dari sejak perencanaan awal
penelitian hingga penyelesaian tulisan ini. Dari lubuk hati yang pating dalam
penulis menghaturkan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada mereka.
2. Oirektur Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor yang telah memberikan
kesempatan untuk mengikuti Program Doktor (S3) dan Ketua Tim Manajemen
Program Doktor (TMPD) atas bantuan biaya studi dan biaya penelitian, penulis
menghaturkan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya.
3. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Tanah atas dorongan dan bimbingannya
selama penulis menempuh pendidikan Program Doktor, keluarga besar di
Jurusan Tanah Faperta IPB atas perhatian dan dorongannya, serta rekan-rekan
di Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi atas perhatian, bantuan.
dorongan
dan
pengertiannya
untuk
seharusnya menjadi beban penulis.
mengambil-alih
Atas
tugas-tugas
yang
semua ha1 tersebut penulis
menghaturkan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya.
4. Rekan-rekan dari Tim Studi Penggunaan tahan DAS Cimanuk Hulu atas
segala bantuan, saran dan dorongannya, penulis menghaturkan penghargaan
dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya.
5. Almarhum bapak H. Tolib Gandasasmita, ibu Roswati, bapak mertua Nur Ali
dan ibu rnertua Jenny Ali, serta adik dan kakak-kakak atas segala doa.
perhatian, dorongan dan pengertiannya, penulis mengucapkan rasa terirna
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya.
Demikian juga untuk lstri
tersayang Lidya Ali dan anak-anak Resa. Ayu, Merlyn dan Marisha atas doa.
kesabaran, kasih sayang, kesetiaan, dorongan dan pengertiannya. Mudahrnudahan segala pengorbanan itu membuahkan hasil yang selayaknya.
6. Untuk Aam dan Hari di Statistik, serta Sarnsul Bakri, Asmadi. Solihin dan Nana.
atas segala dorongan, diskusi, saran dan bantuannya. Pak Rykson, Abubakar.
Kemas, Salampak, Zulfikar dan rekan-rekan mahasiswa Program Studi llmu
Tanah Program Pascasarjana IPB, serta berbagai pihak lainnya yang tidak
rnungkin penulis sebutkan satu persatu, atas segala perhatian, bantuan dan
dorongannya, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besamya.
Maret 2001
Penulis
DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL
...........................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
....................................................................................
PENDAHULUAN ............................................................................................
xviii
xvi
1
Latar Belakang ....................................................................................
I
Perumusan Masalah ............................................................................
4
..
Tujuan Penellttan .................................................................................
4
Hipotesis ..............................................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................
6
Lahan dan Penggunaan Lahan ..........................................................
6
......................................................................................
Penggunaan Lahan ...............................................................
6
......................
9
Faktor Fisik Lahan ....................................................................
9
Faktor Kelayakan Teknologi dan Ekonorni ...............................
11
............................................................
Faktor Surnberdaya Manusia .................................................
13
Lahan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Lahan
Faktor Kelembagaan
Evaluasi Lahan .................................................................................
Pengertian dan Prinsip Dasar Evaluasi Lahan .........................
Karakteristik Lahan. Kualitas Lahan dan Kriteria Penciri
.......
Penggunaan lahan sawah dan Tegalan ..............................................
8
13
14
14
17
20
Peranan Lahan Sawah dan Tegalan bagi Masyarakat
Indonesia ..........................................................
21
Penyebaran sawah dan tegalan di Indonesia ...........................
26
Konversi lahan pertanian ........................................................
29
METODOLOGI PENELlTlAN ........................................................................
Kerangka Pendekatan
........................................................................
..
Metode Penel~t~an
...............................................................................
Penentuan Satuan tahan Homogen .........................................
Pemetaan Penggunaan Lahan dan ldentifikasinya
pada Setiap SLH ..................................................
Pengolahan dan Analisis Data
................................................
KEADAAN UMUM DAERAH PENELlTlAN ...................................................
Lokasi dan Aksessibilitas ....................................................................
lklim .....................................................................................................
Suhu udara. Kelembaban dan Lama Penyinaran Matahari ......
Curah Hujan ..............................................................................
Tipe lklim ..................................................................................
Elevasi dan Kemiringan Lereng
.........................................................
Geologi dan Bahan lnduk ...................................................................
Geornorfologi dan Bentuk Lahan .........................................................
Tanah .................................................................................................
Status Lahan dan Penggunaan Lahan
................................................
Kependudukan ....................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN
..........................................................................
Hubungan Kelas Kesesuaian Lahan dan Penggunaan Lahan Aktual ....
Kesesuaian dan Penggunaan Lahan Padi Sawah ....................
Hubungan Antara Tingkat Kesesuaian dan Proporsi
Lahan Sawah ........................................................
Kesesuaian dan Penggunaan Lahan Tegalan
.........................
xiii
Hubungan Antara Tingkat Kesesuaian dan Proporsi
Lahan Tegalan ....................................................
Penggunaan Lahan dan Karakteristik Lahan ........................................
Korelasi Linier antara Proporsi Penggunaan Lahan
dengan Karakteristik Lahan ................................
Proporsi Penggunaan Lahan Berdasarkan Karakteristik
Lahan ..................................................................
Hubungan antara Karakteristik Fisik dengan Proporsi Sawah
dan Tegalan ..........................................................
Hubungan Kerniringan Lereng dengan Proporsi Sawah
dan Tegalan ........................................................
Hubungan elevasi dengan Proporsi Sawah dan Tegalan ........
Hubungan Suhu Udara dengan Proporsi Sawah dan
Tegalan ...............................................................
Hubungan Curah Hujan dengan Proporsi Sawah dan
Tegalan ...............................................................
Hubungan antara Karakteristik Sosial Ekonorni dengan
Proporsi Sawah dan Tegaian ................................
Hubungan Kerapatan Penduduk dengan Proporsi Sawah
dan Tegalan ........................................................
Hubungan Kerapatan Rurnah Tangga dengan Proporsi
Sawah dan Tegalan ............................................
Hubungan Kerapatan Rurnah Tangga Tani dengan
Proporsi Sawah dan Tegalan ..............................
KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................
Saran
....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
79
DAFTAR TABEL
Luas Panen. Produksi dan Produktivitas Tanaman Jagung.
Ubikayu. Ubijalar. Kacangtanah dan KedeIai Periode
1991 - 1999 ................................................................................. 25
.
Luas Panen Luas Areal. Produksi dan Produktivitas Padi Sawah
Menurut Propinsi pada Tahun 1998 ............................................
Luas Tegalan. serta Produksi dan Produktivitas Pertanarnan
Jagung Ubikayu dan Kedelai Menurut Propinsi Tahun 1998
.
27
...... 28
Perkernbangan Lahan Sawah Periode 1982 .
4997 ................................... 30
Pernbagian Daerah Peneiitian Berdasarkan Administrasi Kecamatan ..... 47
Pernbagian Daerah Penelitian Menurut Kemiringan Lereng
....................
52
Tanah-tanah di Daerah Penelitian ........................................................
59
Pembagian Daerah Penelitian Menurut Status Lahan dan
Penggunaan Lahan .....................................................................
64
Perkembangan Jurnlah Penduduk di Daerah Penelitian
..........................
Perkembangan Tingkat Kepadatan Penduduk Daerah Penelitian ...........
67
67
Kesesuaian Lahan Padi Sawah untuk Setiap SLH dan Proporsi
Penggunaannya pada Setiap Sub-kelas l Kelas Kesesuaian........ 69
Kesesuaian Lahan Padi Sawah Tanpa Penilaian Drainase Tanah
dan Proporsi penggunaannya pada Setiap Sub-kelas I Kelas
Kesesuaian .................................................................................
Matrik Koefisien Korelasi antar Variabel Satuan tahan Homogen
72
........... 82
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Kemiringan Lereng ...... 85
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas EIevasi
........................
86
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Suhu Udara ................... 88
17.
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Curah Hujan ................
18.
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Ketebalan solum .......... 90
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Kadar Pasir Tanah.........
Distribusi Penggunaan Lahan Berdasarkan Kadar Pasir di
Areal dengan Lereng < 25 %. Suhu Udara > 19 OC dan
Elevasi .:1200 m. .........................................................................
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Kadar Liat Tanah ...........
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Kerapatan Penduduk ...
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Kerapatan
Rumahtangga ...............................................................................
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Kerapatan
Rumahtangga Tani .......................................................................
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Kerapatan
Lembaga Keuangan ....................................................................
Karakteristik Lahan Rata-rata Poligon yang Terletak dalam Kotak
dan Pencilan pada Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan
Sawah Menurut Kemiringan Lereng ............................................
Karakteristik Lahan Rata-rata Poligon yang Terletak dalam Kotak
dan Pencilan pada Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan
Sawah Menurut Elevasi ...............................................................
Karakteristik Lahan Rata-rata Poligon yang Terletak dalam Kotak
dan Pencilan pada Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan
Sawah Menurut Suhu Udara ........................................................
Karakteristik Lahan Rata-rata Poligon yang Terletak dalarn Kotak
dan Pencilan pada Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan
Sawah Menurut Curah Hujan.........................................................
Karakteristik Lahan Rata-rata Poligon yang Terletak dalam Kotak
dan Pencilan pada Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan
Sawah Menurut Kerapatan Penduduk .........................................
90
31. Karakteristik Lahan Rata-rata Poligon yang Terletak dalam Kotak
dan Pencilan pada Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan
Sawah Menurut Kerapatan Rumah Tangga .................................
132
32. Karakteristik Lahan Rata-rata Poligon Yang Terletak Dalam Kotak
dan Pencilan pada Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan
Sawah Menurut Kerapatan Rumah Tangga Tani ......................... 137
xvi i
DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.
Halaman
.
Luas Panen Produksi Padi dan Impor Beras lndonesia Periode
1980-1998 ...............................................................................
2.
Diagram Alir Tahapan Penelitian .........................................................
3.
Peta Situasi dan Penyebaran Daerah Penelitian Menurut
Administrasi Kecamatan
...........................................................
23
36
46
4.
Peta lsohyet daerah penelitian ............................................................
51
5.
Peta Ketinggian Daerah penelitian.....................................................
53
6.
Peta Kelas Lereng Daerah penelitian
...................................................
54
7.
Peta Geologi Daerah penelitian ...........................................................
56
8.
Peta Tanah Daerah penelitian ...............................................................
60
9.
Peta Status Lahan dan Penggunaan Lahan Daerah penelitian ...........
65
10. Peta Kesesuaian Lahan Padi Sawah Daerah Penelitian
.....................
70
11. Peta Kesesuaian Lahan Padi Sawah Tanpa Penilaian Kondisi
Drainase ..................................................................................
73
12. Diagram Pencar Proporsi Sawah pada Setiap SLH Menurut
Kesesuaian Lahannya ...........................................................
75
13. Diagram Kotak Garis Proporsi Sawah pada Setiap SLH
Menurut Kesesuaian Lahannya ................................................
76
14. Peta Kesesuaian Lahan untuk Pengusahaan Tegalan Daerah
..
Penel~t~an
...................................................................................
15. Proporsi Tegalan pada Setiap Kelas Kesesuaian .................................
78
79
16. Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Tegalan Menurut
Kesesuaian Lahannya ...........................................................
80
Diagram Pencar Proporsi Sawah dan Tegalan pada Setiap
SLH Berdasarkan Kemiringan Lereng .....................................
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Sawah pada Setiap
.................
SLH Terhadap Kemiringan Lereng ..................... .
.
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Tegalan pada Setiap
SLH Terhadap Kerniringan Lereng .........................................
Regresi Kemiringan Lereng Terhadap Penggunaan Lahan .................
Diagram Pencar Proporsi Sawah dan Tegalan pada Setiap
SLH Berdasarkan Elevasi ........................ .
.
.
........................
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Sawah pada Setiap
SLH Menurut Elevasi
.......................... .
................................
.
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Tegalan pada
Setiap SLH Menurut Elevasi
..................................................
Regresi Elevasi Terhadap Penggunaan Lahan
...................................
Diagram Pencar Proporsi Sawah dan Tegalan pada Setiap
SLH Berdasarkan Suhu Udara ...................................... ............
Diagram Kotak Garis Proporsi Sawah pada Setiap SLH
Terhadap Suhu Udara
..............................................................
Diagram Kotak Garis Proporsi Tegalan pada Setiap SLH
Terbadap Suhu Udara ................................. ....... ......................
Regresi Suhu Udara Terhadap Penggunaan Lahan
..............................
Piagrarn Pencar Proporsi Sawah dan Tegalan pada Setiap
SLH Berdasarkan Curah Hujan ............................. .
..................
Diagram Kotak Garis Proporsi Sawah pada Setiap SLH
Terhadap Curah Hujan .............................................................
Diagram kotak Garis Proporsi Tegalan pada Setiap SLH
Terhadap Curah Hujan .............................................................
Regresi Curah Hujan Terhadap Penggunaan Lahan
....................... ......
Diagram Pencar Proporsi Sawah dan Tegalan pada
Setiap SLH Berdasarkan Kerapatan Penduduk
.......................
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Sawah Terhadap
Kerapatan Penduduk ...............................................................
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Tegalan Terhadap
.
...........................
Kerapatan Penduduk. .................................. .
Regresi Kerapatan Penduduk Terhadap Penggunaan Lahan ................
Diagram Pencar Proporsi Sawah pada Setiap SLH
Berdasarkan Kerapatan Rumah Tangga ..................................
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Sawah pada Setiap
SLH Terhadap Kerapatan Rumah Tangga ................................
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Tegalan pada Setiap
SLH Terhadap Kerapatan Rumah Tangga ...............................
Regresi Kerapatan Rumahtangga Terhadap Penggunaan Lahan
Diagram Pencar Proporsi Sawah dan Tegalan pada Setiap
SLH Berdasarkan Kerapatan Rumah Tangga Tani
........
..................
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Sawah pada Setiap
SLH Terhadap Kerapatan Rumah Tangga Tani
.
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Tegalan pada Setiap
SLH Terhadap Kerapatan Rumah Tangga Tani .......................
Regresi Kerapatan Rumah Tangga Tani Terhadap Penggunaan
...........-...........
Lahan ......... ............ .......... .........-............-..-....-...
DAFTAR LAMPIRAN
No
Halaman
1.
Persyaratan Penggunaan Lahan ...............................................................
2.
Karakteristik Satuan Peta Tanah di Daerah Studi
3.
Kesesuaian Lahan Tegalan dan Distribusi Penggunaannya
pada Setiap Sub kelas ................................................................ 163
...................................
148
153
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling mendasar, oleh karena itu
pernerintah terus berusaha untuk dapat menjarnin ketersediaannya. Meningkatnya
kebutuhan pangan sebagai akibat dari pertambahan penduduk pada dekade terakhir
ini menyebabkan kebutuhan terhadap lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk
rnemproduksi pangan juga meningkat.
Bersamaan dengan itu, perkembangan
industri, terutama di daerah berpenduduk padat seperti Pulau Jawa, menyebabkan
terjadinya persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian dengan industri
dan sektor-sektor penunjangnya.
Dalam persaingan ini lahan-lahan pertanian
biasanya berubah fungsi menjadi lahan industri atau sektor lain penunjangnya
(Lopulisa. 1995; Kustiwan. 1997).
Lahan pertanian, terutama lahan sawah dan tegalan merupakan sumberdaya dasar
pemasok utama pangan.
Terjadinya gejala pelandaian (levelling off) pada
produktivitas lahan periode terakhir ini (Sofyan et all, 1995), menyebabkan
penyusutan areal pertanian tersebut secara langsung akan menurunkan produksi
pangan.
Keadaan ini sangat memprihatinkan terlebih lagi bila diingat bahwa
kecukupan pangan nasional hingga sekarang masih tergantung dari impor. Pada
masa yang akan datang kebutuhan pangan ini bahkan akan jauh lebih besar lagi.
Dengan memperhitungkan angka pertumbuhan penduduk 1,8 persen per tahun dan
jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 204 juta jiwa. maka untuk saat yang
akan datang setidaknya akan ada tambahan 3,672 juta jiwa setiap tahun yang harus
diberi makan (Ninuk, 1998).
Dengan demikian, tahan-lahan sawah dan tegaian
sebagai penyedia pangan harus dipertahankan, karenanya diperlukan pengetahuan
rnengenai parameter yang rnenentukan dan rnempengaruhi keberadaannya.
Meningkatnya kebutuhan lahan, sernakin langkanya lahan pertanian yang subur dan
adanya persaingan penggunaan lahan ini rnendorong agar surnber daya lahan
dirnanfaatkan lebih optimal, terarah dan berkelanjutan dengan rnernperhatikan
berbagai kebutuhan (Tim Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 1993). Agar
penggunaan lahan ini dapat dilakukan secara optimal diperlukan inforrnasi
rnengenai potensi lahan tersebut untuk berbagai penggunaan. Berdasarkan potensi
lahan tersebut kernudian disusun suatu perencanaan penggunaan lahan yang
terkoordinasi antara berbagai sektor dengan tetap mernelihara kelestariannya.
Potensi lahan untuk suatu penggunaan pada dasarnya ditentukan oleh karakteristik
fisik lingkungan seperti iklirn, tanah, topografi dan kondisi hidrologinya. Penilaian
atau pendugaan potensi lahan untuk suatu penggunaan ini dikenal sebagai proses
evaluasi lahan (FAO. 1976). Hasil evaluasi ini akan rnernberikan inforrnasi tentang
jenis penggunaan yang sesuai dan rnenunjukkan faktor-faktor penghambat dalarn
penggunaannya, serta tindakan pengelolaan yang diperlukan agar lahan dapat tetap
dirnanfaatkan secara berkesinarnbungan.
Berdasarkan hasil evaluasi ini akan
diperoleh berbagai alternatif pilihan penggunaan lahan yang paling optimal dengan
rnernperhitungkan kondisi fisik lahan dan kondisi sosial ekonomi rnasyarakat, serta
upaya pelestarian sumberdaya lingkungan bagi kepentingan masa rnendatang.
Penggunaan
lahan
rnerupakan
bentuk
carnpur
tangan
manusia
terhadap
surnberdaya lahan dalam rangka rnernenuhi kebutuhan hidupnya, baik material
maupun spiritual Wnk. 1975; Arsyad, 1989). Carnpur tangan manusia ini sangat
jelas terutarna dalarn rnernanipulasi kondisi fisik lahan agar lebih menunjang pola
penggunaan yang diterapkan, rnisalnya dengan membuat irigasi pada lahan-lahan
yang kurang air, atau rnembuat drainase pada lahan-lahan yang selalu tergenang.
Selanjutnya, kebutuhan rnanusia ini hampir tidak terbatas sehingga penggunaan
lahan juga rnenjadi sangat dinarnis, bervariasi menurut waktu dan ternpat sejalan
dengan perkembangan kebutuhan hidup dan kemarnpuannya dalarn memanipulasi
kondisi lahan.
Dengan dernikian, penggunaan lahan yang diterapkan di suatu
wilayah sering rnenjadi berbeda atau bahkan rnungkin bertentangan dengan
potensinya.
Lahan-lahan yang sesuai untuk sawah rnungkin digunakan untuk
penggunaan lahan lain, sedangkan lahan yang tidak sesuai untuk sawah justru
digunakan sebagai sawah. Dernikian juga dengan penggunaan lahan tegalan yang
bahkan sering dijurnpai pada daerah-daerah yang lebih curarn.
Keadaan tersebut mernperlihatkan bahwa penggunaan lahan yang dijurnpai di
lapangan tidak hanya dipengaruhi oleh kesesuaian atau kondisi fisik lahan, tetapi
juga oleh berbagai faktor lainnya, seperti kelayakan ekonomi, aksessibilitas, ukuran
lahan, nilai rente lahan dan faktor sosial ekonorni lainnya (Barlowe, 1986; Rossiter,
1994; Mather, 1986; Harun, 1997).
Dijurnpainya lahan sawah atau lahan untuk
tanarnan pangan lainnya pada areal-areal petani bergahan sernpit, bukan sernata
ditentukan oleh kesesuaian lahannya, tetapi lebih didorong upaya rnenjaga
kecukupan pangan (Matsuda, 1989; Kararna dan Irawan, 1995).
Wilayah DAS Cirnanuk Hulu rnerupakan daerah yang rnerniliki keragarnan
penggunaan lahan yang didorninasi oleh sawah dan tegalan.
Sebagai wilayah
dengan tingkat perkernbangan awal, diperkirakan hubungan antara luas areal
penggunaan lahan sawah dan tegalan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaannya dapat dipelajari secara lebih obyektif.
Hasil studi ini diharapkan
mampu memberikan gambaran skenario keberadaan lahan sawah dan tegalan jika
pada masa mendatang terjadi perubahan-perubahan sosial, sehingga dapat
dirumuskan kebijaksanaan daerah yang lebih antisipatif.
Perurnusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut terungkap beberapa permasalahan yang
mendesak untuk diteliti. Permasalahan tersebut adalah :
a) Penggunaan lahan yang dijumpai di lapangan tidak selalu sejalan dengan
kesesuaian lahannya.
Perlu dikaji sejauh mana peran kesesuaian lahan
dalam mempengaruhi pola penggunaan lahan.
b) Penggunaan lahan juga sangat ditentukanoleh kondisi fisik lahan. Hal ini
juga berlaku untuk penggunaan lahan sawah dan tegalan. Permasalahannya
adalah faktor-faktor karakteristik fisik mana yang menentukan dijumpainya
lahan sawah dan tegalan.
c) Kerapatan penduduk merupakan petunjuk dari ketersediaan dan penggunaan
lahan.
Bagaimana hubungan antara kerapatan penduduk terhadap pola
penggunaan lahannya
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a) Menelaah peran tingkat kesesuaian lahan terhadap pola penggunaan lahan
sawah dan tegalan yang dijumpai di suatu wilayah.
b) Menetapkan faktor karakteristik fisik yang sangat mempengaruhi dijumpainya
lahan sawah dan tegalan, serta menetapkan bagairnana pengaruh dari faktorfaktor tersebut terhadap proporsi lahan sawah dan tegalan di suatu wilayah.
c) Mengungkapkan faktor lain yang sangat mempengaruhi dijumpainya lahan
sawah dan tegalan, serta bagairnana pengaruh dari faktor-faktor tersebut
terhadap proporsi lahan sawah dan tegalan di suatu wilayah.
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
a) Proporsi lahan sawah dan tegalan terhadap keseluruhan luas suatu wilayah
ditentukan oleh tingkat kesesuaian lahannya.
Proporsi lahan sawah dan
tegalan akan lebih besar pada lahan-lahan yang tergolong sangat sesuai
dibandingkan pada lahan-lahan yang tergolong kurang sesuai.
b) Faktor fisik lahan sangat penting dalam menentukan kelas kesesuaian lahan
untuk sawah dan tegalan, akan tetapi hanya sebagian di antaranya yang
berperanan membatasi penggunaan lahan sawah dan tegalan tersebut.
c) Meningkatnya kebutuhan lahan seiring dengan perkembangan wilayah
rnenyebabkan faktor sosial ekonomi tertentu akan lebih mempengaruhi
keberadaan penggunaan lahan sawah dan tegalan.
TINJAUAN PUSTAKA
LahandanPenggunaanLahan
Lahan
Lahan sangat penting dalarn kehidupan rnanusia karena semua aktivitasnya, baik
langsung rnaupun tidak langsung selalu akan terkait dengan lahan.
Lahan
rnerupakan basis sumberdaya alam yang dibutuhkan dalam rnenunjang kehidupan
manusia.
Sepanjang sejarahnya, lahan rnerupakan penyedia surnber bahan
makanan. bahan bakar, sandang maupun papan (Mather, 1986).
Pengertian lahan masih sering kali dianggap sama dengan pengertian tanah,
padahal arti keduanya sangat berbeda. Tanah adalah benda alami yang heterogen
dan dinarnis, merupakan interaksi hasil kerja antara iklirn dan jasad hidup terhadap
suatu bahan induk yang dipengaruhi oleh relief dan waktu (Arsyad, 1989). Lahan
rnempunyai pengertian yang lebih luas dari tanah dan rnencakup karakteristik fisik
dari tanah itu sendiri.
Lahan rnerupakan bagian dari permukaan bumi tertentu,
terrnasuk atrnosfir, hidrologi, tanah dan vegetasi di atasnya, serta lapisan geologi di
bawahnya, termasuk juga hasil-hasil kegiatan rnanusia dan hewan pada masa
lampau maupun yang masih berlangsung hingga sekarang, yang mernpengaruhi
potensi penggunaannya (Brinkrnan dan Smyth, 1973, dalarn Hall. Hargreaves dan
Cannel. 1979).
Pengertian lahan seperti ini diperkuat oleh F A 0 (1976). yang
menyatakan bahwa lahan merupakan suatu lingkungan fisik, terrnasuk iklirn, relief,
tanah, hidrologi dan vegetasi, yang mernpengaruhi potensi penggunaannya.
Terrnasuk dalam definisi ini adalah hasil-hasil kegiatan rnanusia saat ini rnaupun
pada rnasa larnpau, seperti reklarnasi pantai, pembukaan hutan, serta berbagai
akibat yang merugikan seperti salinisasi tanah.
Vink (1975). mengemukakan bahwa lahan adalah suatu konsep yang dinamis.
Lahan rnerupakan ternpat dari berbagai ekosistem tetapi juga rnerupakan bagian
dari ekosistern-ekosistemtersebut. Lahan juga merupakan konsep geografis karena
dalarn pemanfaatannya selalu terkait dengan ruang atau lokasi tertentu, sehingga
karakteristiknya juga akan sangat berbeda tergantung dari lokasinya.
Dengan
demikian kemampuan atau daya dukung lahan untuk suatu penggunaan tertentu
juga akan berbeda dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Mather (1986),
menambahkan bahwa sumberdaya lahan mungkin dinilai dalarn aspek atau atribut
yang berbeda dalarn pemanfaatannya. Perbedaan dalarn cara penilaian lahan ini
akan menyebabkan perbedaan dalam penggunaannya. Seorang petani yang akan
rnemanfaatkan lahan
akan
lebih rnemperhatikan aspek
ekosistem,
seperti
ketersediaan air atau kemudahan untuk diolah, sebaliknya seorang pengembang
perurnahan akan lebih rnemperhatikan aspek ruang atau Iokasi dari lahan yang
bersangkutan.
Selanjutnya, penggunaan yang lebih menekankan lahan sebagai
suatu ruang ataupun yang lebih rnenekankan aspek ekosistem, keduanya akan
memberikan dampak tertentu terhadap lahan sebagai suatu bentang alam.
Dalarn konotasi ekonomi, lahan adalah suatu ruang atau areal yang rnerupakan
suatu surnberdaya, unit produksi, barang konsurnsi atau komoditi, sumber
kesenangan dan rekreasi, properti atau barang modal (Barlowe, 1986; Brinkman
dan Smyth, 1973, dalarn Hall et al., 1979).
Penggunaan lahan rnerupakan setiap bentuk carnpur tangan rnanusia terhadap
surnberdaya lahan dalam rangka rnernenuhi kebutuhan hidupnya, baik material
maupun spiritual (Vink, 1975; Arsyad. 1989). Carnpur tangan rnanusia ini sangat
jelas terutarna dalarn rnernanipulasi kondisi ataupun proses-proses ekologi yang
berlangsung pada suatu areal.
Dalarn penggunaan lahan ini rnanusia berperan
sebagai pengatur ekosistern, yaitu dengan rnenyingkirkan kornponen-kornponen
yang dianggapnya tidak berguna ataupun dengan rnengernbangkan kornponen yang
diperkirakan akan rnenunjang penggunaan lahannya (Mather, 1986). Contoh dari
kasus ini adalah diubahnya areal hutan yang heterogen rnenjadi lahan perkebunan
yang hornogen karena budidaya perkebunan dianggap lebih rnenguntungkan
daripada lahan hutan. Dernikian juga dengan pernupukan pada lahan yang kurang
subur agar produksinya meningkat.
Kebutuhan rnanusia harnpir tidak terbatas, karenanya penggunaan lahan juga
rnenjadi sangat dinarnis, b e ~ a r i a s imenurut waktu dan ternpat sejalan dengan
perkernbangan kebutuhan hidup dan kernarnpuannya dalarn rnernanipulasi kondisi
fisik lahan. Dengan dernikian untuk dapat rnemaharni pola penggunaan lahan di
suatu wilayah, terlebih dahulu harus difaharni dinamika sosial ekonorni yang
berkernbang dalarn rnasyarakatnya.
Dalarn rnernenuhi kebutuhannya dan atau
karena rneningkatnya kemampuan dalarn rnernanipulasi kondisi fisik lahan sering
terjadi penggunaan lahan yang diterapkan rnenjadi berbeda dengan hasil penilaian
terhadap potensi lahannya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Lahan
Sebagai telah dikernukakan sebelumnya, pola penggunaan lahan bersifat sangat
dinarnis, bervariasi rnenurut waktu dan ternpat. Variasi dari pola penggunaan lahan
ini rnenurut Kosasih, Hendrisrnan dan Marsoedi (1988), dipengaruhi oleh banyak
faktor, yaitu keadaan tanah, ketersediaan air, keadaan fisik lingkungan dan faktor
rnanusia atau petaninya. Sys, Van Ranst, dan Debaveye (1997) rnengernukakan
bahwa surnberdaya utarna yang
rnernpengaruhi penggunaan lahan, adalah
sumberdaya fisik, sumberdaya manusia dan surnberdaya modal. Sejalan dengan
itu, Barlowe (1986) rnenyatakan bahwa dalarn rnenentukan penggunaan lahan,
terdapat tiga faktor penting yang perlu dipertimbangkan yaitu faktor fisik lahan, faktor
ekonorni, serta faktor kelernbagaan. Selain ha1 tersebut, faktor kondisi sosial dan
budaya rnasyarakat seternpat juga akan mernpengaruhi pola penggunaan lahan.
Faktor Fisik Lahan
Faktor fisik yang rnernpengaruhi penggunaan lahan adalah faktor-faktor yang terkait
dengan kesesuaian lahannya, meliputi faktor-faktor lingkungan yang secara
langsung rnaupun tidak langsung rnempengaruhi perturnbuhan dan budidaya
tanarnan, kernudahan teknik budidaya ataupun pengolahan lahan dan kelestarian
lingkungan. Faktor fisik ini meliputi kondisi iklim, surnberdaya air dan kernungkinan
pengairan, bentuk lahan dan topografi. serta karakteristik tanah, yang secara
bersarna akan rnernbatasi apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan pada sebidang
lahan (Sys et al.. 1991; Barlowe, 1986; Oldernan, 1984). Penggunaan lahan yang
rnernberikan rnanfaat maksirnal adalah pengggunaan lahan yang rnemperhatikan
pernbatas fisik dan biologi berdasarkan kesesuaian lahannya, baik untuk jangka
pendek rnaupun jangka panjang.
lklirn rnerupakan faktor fisik yang sulit dirnodifikasi dan paling rnenentukan
keragarnan penggunaan lahan (Mather, 1986).
penyinaran rnatahari, suhu,
Unsur-unsur iklirn, seperti hujan.
angin, kelernbaban dan evaporasi, rnenentukan
ketersediaan air clan energi, sehingga secara langsung akan rnernpengaruhi
ketersediaan hara bagi tanarnan. Penyebaran dari unsur-unsur iklirn ini bervariasi
rnenurut ruang dan waktu. sehingga penggunaan lahan juga beragarn sesuai
dengan penyebaran iklirnnya.
Peranan topografi terhadap penggunaan lahan dibedakan berdasarkan unsurunsurnya, yaitu elevasi dan kerniringan lereng.
Peranan elevasi terkait dengan
iklirn, terutarna suhu dan curah hujan. Elevasi juga berpengaruh terhadap peluang
untuk pengairan.
Sedangkan peranan lereng terkait dengan kernudahan
pengelolaan dan kelestarian lingkungan.
Tanah rnerupakan salah satu faktor penentu yang rnernpengaruhi penyebaran
penggunaan lahan (Barlowe, 1986). Penelitian Husen, Nugroho dan Widjaya-Adhi
(1994) di daerah rawa pantai Kalirnantan Selatan rnernperlihatkan adanya hubungan
antara penyebaran tanah dengan zonasi vegetasi yang rnenyusun hutan rawa
pantai tersebut. Tanah rnerupakan ternpat berjangkarnya akar dan surnber berbagai
hara yang dibutuhkan tanarnan, oleh karena itu tanah rnerupakan salah satu faktor
yang rnernbatasi penggunaan lahan.
Penelitian Ardi, Widjaja Adhi dan Subiksa
(1992), rnenunjukkan bahwa tanah-tanah
sulfat rnasarn rnernpunyai tingkat
produktivitas yang sangat rendah karena tingginya kelarutan beberapa unsur yang
dibandingkan dengan lahan-lahan yang kurang sesuai dengan produktivitas yang
rendah (Barlowe, 1986).
Dengan demikian, rnungkin terjadi bahwa suatu tipe
penggunaan lahan hanya layak secara ekonomis bila diusahakan pada lahan-lahan
yang sesuai dan akan menjadi tidak layak bila diusahakan pada lahan-lahan yang
kurang atau tidak sesuai.
Aksessibilitas dan atau jarak ke ternpat pernasaran terkait dengan kelayakan
ekonomi penggunaan lahan karena sangat rnenentukan harga bahan input dan
harga barang produksinya (Mather, 1986). Penggunaan lahan yang terletak pada
lokasi dengan aksessibilitas yang baik dan atau dekat dengan pusat pemasaran
akan dapat rnenghemat biaya dan waktu dalam memasarkan hasil produksinya atau
dalarn menyediakan barang-barang input-nya (8arlowe, 1986). Sehubungan dengan
itu mungkin saja terjadi bahwa suatu tipe penggunaan lahan hanya layak secara
ekonomis bila diusahakan pada lahan-la
SAWAH DAN TEGALAN
Dl DAERAH ALIRAN SUNGAI CIMANUK HULU
JAWA BARAT
Oleh :
KOMARSA GANDASASMITA
PROGRAM STUD1 ILMU TANAH
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2001
SUMMARY
KOMARSA GANDASASMITA. Land Use Analysis on Paddy and Upland Fields in
Upper Cimanuk Watershed, West Java (Under supervision of UUP SYAFEI
WIRADlSASTRA as chief advisor, SUDARSONO. SARSlDl SASTROSUMARJO,
ISTIQLALAMlEN and DIDIEK HADJAR GOENADI as advisory members)
Sufficiency on food supply is considerably important due to increasing population in
developing country such as Indonesia. This condition acclaims wider agricultural
area for food production. On the other hand, industrial sector is growing rapidly
inparticular in highly populated areas such as in Java. The agricultural land
allocation is then competed by industry and its supporting sectors. In most cases,
the agricultural areas are then converted to industrial or other non agricultural
purposes.
Agricultural areas, particularly paddy and upland fields are main resource for food
production. Decreasing agricultural land will directly decrease food production. It
should be noted that increasing population directly affects the increasing food
supply and the increase will be higher in coming years.
Increasing needs of agricultural lands, less available of fertile lands and
competitive land allocation are main factors for optimum and sustainable land
resource utilization. Therefore, information on potential of land resource is
imperative.
Land use is basically determined by its physical-environmental
properties, such as climate, soil, topography, and hydrologic condition. Valuation
on the land capability to support production is usually called as land evaluation,
which assesses on suitable land uses and describes limiting factors and
management practices necessary for a sustainable land utilization.
Land use can also be seen as a form of human intervention utilizing the land
resources in order to fulfil the basic needs, both material and spiritual needs.
Human needs have eventually no limits, and therefore, land use is highly dynamic,
varies in time and places and follows human needs and its ability to manipulate
physical condition of the lands. Land use pattern in an area may be incompatible
with its potential capacity. For instance, a suitable paddy field may be used for
other utilization, whereas some unsuitable lands may be utilized for paddy.
Moreover many upland fields located at a steep slope arestill actively cultivated.
The objectives of the research were : (1) to study the effect of land suitability on
paddy and upland field's utilization pattern; (2) to determine physical characteristics
affecting the existence of paddy and upland fields and describe how these
characteristics drive thr proportion of land use; and (3) to explore factors
influencing the existence of paddy and upland field and describe its mechanism on
land use proportion.
The research was carried out in Upper Cimanuk Watershed area, West Java. The
highest proportion of land use in the area are for agriculture, particularly paddy and
upland fields, which widely spread out from lowland to highland area. The area
has various physical and socio-economic characteristics, therefore it is feasible to
study factors affecting the existence of paddy and upland fields.
The results showed that land suitability directly drives the land use pattern,
eventhough it was still limited on the crop suitability. Incintrast, environmental
aspects such as erosion hazard or landslides were basically not considered yet.
Paddy field was a priority in the area and dominant not only in suitable area but
atso exist in such marginal area, i.e. in steeper area, higher elevation or lower
temperature. In these specific area, paddy fields is existed as long as other land
characteristics were supportive.
Slope, elevation, temperature and rainfall are the physical characteristics that have
higher effect on the proportion of paddy-upland land use. Effects of the above
variables follow the equations presented below:
Prop. paddy field = 95,70 - 4.58 8 ;
Prop. paddy field = 32,164 + 0,041 E - 0.000067 E2 ;
for
for
Prop,paddyfield = -116,19+6,61 T ;
for
7 + 0,343H - 0.0000998 Hz ; for
Prop. paddy field = - 261,I
-
(8sSS22) ;
( 300 5 E 5 1.I00 );
R= 0,58
( 1 7 . 5 ~ T 1 23);
( 1.150 S H S 1.750 );
R = 0,369
R = 0,356
R= 0,548
Prop. upland field = 68.55 + 1.04 S 0.015 S 2 ;
for
S 2 35;
R= 0,15
Prop. uplandfield = -146,62 + 0,406 E - 0.000177 Ez;
Prop. upland field = -183,35 +13,32 T;
for
for
( 1.I00 5 E s 1.850 );
R= 0,262
R= 0,271
( 1 4 s T s 20);
where : Prop. = proportion (%), S = slope steepness (%), E = elevaCon (m asl), T = temperature
C
'
( ) and H = rainfall (mm /year)
Population density, household density, a n d farmer household density are socioeconomic variables, which has higher effect o n the proportion of land use. Their
effects o n proportion for paddy a n d upland field follow regression equations below:
Prop. Paddy fld
Prop. Paddy fld
=
=
-308,17 + 0,433 P - 0,00013 P2 ;
- 87,094 + 0,67 F- 0,0008 FZ
for ( 1.030 5 P S 2.325 ) ;
for{165SFS650);
Prop. Paddy fld
=
- 134,61+ 1,425 L - 0,0028 L2 ;
for ( 125 < L s 390 );
Prop. Upland fld =
Prop. Upland fld =
Prop. Upland fld =
-
187,75 0,140 P + 0,0000025 P2;
106,67 - 0,150 F
0,549 + 1,346 L - 0,0055 L2 ;
for ( 900 5 P 5 2.200 ) ;
for(l605F~710);
for(1305Ls250):
R = 0,419
R = 0,517
R = 0,431
R= 0,445
R = 0,182
R=0,311
where : Prop. = proportion (%), P = density (population1100ha), F = household (family1100 ha),
and L = farmer household (family1100 ha)
KOMARSA GANDASASMITA. Analisis Penggunaan tahan Sawah dan Tegalan
di Daerah Aliran Sungai Cirnanuk Hulu, Jaw& Barat (Di bawah bimbingan UUP
SYAFEI
WIRADISASTRA
sebagai
ketua,
SUDARSONO,
SARSIDI
SASTROSUMARJO, ISTIQLAL AMlEN dan DlDlEK HADJAR GOENADI masingrnasing sebagai anggota)
Meningkatnya kebutuhan pangan karena pertarnbahan penduduk pada dekade
terakhir ini rnenyebabkan kebutuhan terhadap lahan pertanian untuk rnemproduksi
pangan juga rneningkat. Bersarnaan dengan itu, perkembangan industri, terutarna
di daerah berpenduduk padat seperti Pulau Jawa, rnenyebabkan terjadinya
persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian dengan industri dan sektorsektor penunjangnya. Dalarn persaingan ini tahan-lahan pertanian biasanya
berubah fungsi menjadi lahan industri atau sektor lain penunjangnya
Lahan pertanian, terutarna lahan sawah dan tegalan rnerupakan surnberdaya
dasar pernasok utarna pangan. Terjadinya penyusutan lahan pertanian secara
langsung akan rnenyebabkan berkurangnya produksi pangan. Keadaan ini sangat
rnernprihatinkan terlebih bila diingat bahwa hingga saat ini kecukupan pangan
nasional rnasih tergantung dari irnpor.
Perlu diperhatikan juga bahwa
pertarnbahan penduduk ini secara langsung akan rnenyebabkan peningkatan
kebutuhan pangan, yang pada rnasa mendatang akan jauh lebih besar lagi.
Meningkatnya kebutuhan lahan, sernakin langkanya lahan-lahan pertanian yang
subur dan adanya persaingan penggunaan lahan ini rnengharuskan pernanfaatan
surnber daya lahan yang lebih optimal, terarah dan berkelanjutan dengan
mernperhatikan berbagai kebutuhan. Untuk itu diperlukan informasi mengenai
potensi lahan tersebut untuk berbagai penggunaan. Potensi lahan pada dasarnya,
ditentukan oleh karakteristik fisik lingkungan seperti iklim, tanah, topografi dan
kondisi hidrologinya. Penilaian atau pendugaan potensi lahan ini dikenal sebagai
proses evaluasi lahan, yang akan rnernberikan inforrnasi tentang jenis penggunaan
yang sesuai dan rnenunjukkan faktor-faktor pengharnbat dalam penggunaannya,
serta tindakan pengetolaan yang diperlukan agar lahan dapat tetap dimanfaatkan
secara berkesinarnbungan.
Penggunaan lahan merupakan bentuk campur tangan rnanusia terhadap su~nber
daya lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, baik material maupun
spiritual. Kebutuhan manusia hampir tidak terbatas, karenanya penggunaan lahan
juga menjadi sangat dinamis, bervariasi menurut waktu dan tempat sejalan dengan
perkembangan kebutuhan hidup dan kernampuannya dalam mernanipulasi kondisi
fisik lahan. Karenanya, penggunaan lahan yang diterapkan di suatu wilayah sering
menjadi berbeda atau bahkan bertentangan dengan potensinya. Lahan yang
sesuai untuk sawah mungkin digunakan untuk penggunaan lahan lain. sedangkan
lahan yang tidak sesuai justru digunakan sebagai sawah. Demikian juga dengan
penggunaan lahan tegalan yang bahkan sering dijurnpai pada daerah curam.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Menelaah peran tingkat kesesuaian lahan
terhadap poia penggunaan lahan sawah dan tegalan yang dijurnpai di suatu
wilayah. (2) Menetapkan faktor karakteristik fisik yang sangat rnernpengaruhi
dijumpainya lahan sawah dan tegalan. serta rnenetapkan bagairnana pengaruh
dari faktor-faktor tersebut terhadap proporsi lahan sawah dan tegalan di suatu
wilayah, dan (3) Mengungkapkan faktor lain yang sangat rnempengaruhi
dijurnpainya lahan sawah dan tegalan, serta bagairnana pengaruh dari faktor-faktor
tersebut terhadap proporsi lahan sawah dan tegalan di suatu wilayah..
Penelitian dilakukan di DAS Cimanuk Hulu Jawa Barat. Bagian terbesar dari
daerah ini merupakan areal pertanian, terutarna lahan tegagan dan sawah. yang
tersebar dari daerah rendah hingga pegunungan. Daerah ini memiliki karakteristik
fisik dan sosial ekonorni yang sangat beragam, sehingga cukup rnemadai untuk
rnernpelajari faktor-faktor yang rnempengaruhi dijumpainya lahan sawah dan
tegalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun kesesuaian lahan berperan
rnernpengaruhi pola penggunaan sawah dan tegalan, akan tetapi peranannya
masih terbatas pada aspek-aspek yang terkait dengan kecocokan tanarnan.
sedang aspek yang terkait dengan masalah lingkungan. seperti bahaya erosi atau
longsor, masih belum diperhatikan. Lahan sawah rnerupakan penggunaan lahan
yang diprioritaskan oleh masyarakat di daerah penelitian. Lahan sawah tidak
hanya mendominasi daerah-daerah dengan kondisi fisik yang rnenunjang, tetapi
masih dijumpai juga pada daerah-daerah dengan lereng lebih curam, elevasi yang
lebih tinggi ataupun suhu yang lebih rendah, selarna kondisi karakteristik lahan
lainnya masih menunjang.
Karakteristik fisik yang sangat mempengaruhi proporsi penggunaan lahan adalah
lereng, elevasi. suhu udara dan curah hujan. Pengaruh dari variabel-variabel
tersebut terhadap proporsi penggunaan lahan sawah dan tegalan mengikuti
persamaan-persamaan berikut :
Prop. sawah = 95,70 -4.58 8 ;
untuk ( 8 S S S 2 2 ) ;
R= 0,58
Prop. sawah =
untuk ( 300 s E s 1.100);
untuk ( 173 S T s 23);
R= 0,548
R = 0,369
untuk ( 1.I50 s H s 1.750);
R = 0,356
untuk S L 35;
R= 0,15
untuk ( 1.I00 s E s 1.850 );
untuk(14sTs 20);
R= 0,262
R= 0,271
32,164 + 0,041 E- 0.000067 E Z ;
Prop. sawah = -116,19 + 6,61 T ;
Prop. sawah = - 261,17 + 0.343H 0.0000998 Hz;
-
Prop. tegalan =
-
68,551+ 1.04 S 0.015 S 2 ;
-
Prop. tegalan = -146.62 + 0,406 E 0.000177 E2;
Prop. tegalan = -183.35 +13,32 T;
dimana : Prop. = proporsi (%), S = kerniringan lereng (%). E = elevasi (rn dpl),
T = suhu udara (OC ) dan H = curah hujan (mrn Jtahun)
Variabel sosial ekonomi yang mempengaruhi proporsi penggunaan lahan sawah
dan tegalan adalah kerapatan penduduk, kerapatan rurnahtangga dan kerapatan
rumahtangga tani. Pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap proporsi sawah
dan tegalan mengikuti persamaan regresi berikut :
= -308,17 + 0,433 P- 0,00013 P ;
= - 87,094 + 0,67 F- 0,0008 P
Prop. sawah = - 134,61 + 1,425 L - 0,0028 LZ ;
untuk ( 1.030 s P 5 2.325 ) ; R = 0,419
untuk(165sFs650);
R = 0,517
untuk ( 125 I L I 390 );
R -- 0,431
Prop. tegalan = 187,75 - 0,140 P + 0,0000025 P2;
Prop. tegalan = 106,67 - 0,150 F
untuk ( 900 5 P s 2.200 ) ;
untuk ( 160 s F s 7 1 0 ) ;
R= 0.445
R=O,lA2
untuk ( 130 s L s 250 );
R = 0,311
Prop. sawah
Prop. sawah
Prop. fegalan =
0,549 + 1,346 L - 0,0055
L2 ;
dirnana : Prop. = proporsi (%). P = penduduk (jiwa/lOO ha). F = rumah tangga (KKIqOO ha),
dan L = rurnah tangga tani (KKIIOO ha)
ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN
SAWAH DAN TEGALAN
Dl DAERAH ALIRAN SUNGAI CIMANUK HULU
JAWA BARAT
Oleh :
KOMARSA GANDASASMITA
Disertasi Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar DOKTOR
pada
Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor
PROGRAM STUD1 ILMU TANAH
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2001
Judul
:
Analisis Penggunaan Lahan Sawah dan
Tegalan di Daerah Aliran Sungai
Cimanuk Hulu Jawa Barat
Nama Mahasiswa
:
Komarsa Gandasasmita
Nomor Pokok
:
TNH 194506
Program Studi
:
llmuTanah
Menyetujui :
iradisastra, MSc
- P
-
Prof. Dr. Ir. Sarsidi Sastrosumardjo
Anggota
Dr. Ir. Sudarsono MSc
Anggota
Dr. Ir. Didiek Hadjar Goenadi, MSc. APU
Anggota
Dr. Ir. Istiqlal Amien
Anggota
2. Ketua Program Studi llmu Tanah
Dr. Ir. Sudarsono MSc
Tanggal Lulus : 16 Maret 2001
anuwoto, MSc
Komarsa Gandasasmita;
1955.
lahir di Bogor, Jawa Barat, pada tanggal I 1 Januari
Penulis merupakan anak pertama dari enarn bersaudara, ayah H. Tolib
Gandasasmita (Wafat tahun 1982) dan ibu H. Roswati. Penulis rnenikah pada
tanggal 26 April 1981 dengan Ir. Lidya Ali dan dikaruniai ernpat orang anak.
Rakhmat Permana, Marlia Wahyuni, Merlyn Rakhmaniar dan Marisha Deslia.
Pendidikan formal yang telah penulis tempuh adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 1
Bogor, selesai pada tahun 1966; Sekolah Menengah Pertarna (SMP) Negeri 1
Bogor, selesai pada tahun 1969; Sekolah Analis Kirnia Menengah Atas (SAKMA)
Bogor, selesai pada tahun 1973; Pada tahun 1976 penulis rnelanjutkan pendidikan
ke tnstitut Pertanian Bogor, pada Departemen Ilmu-llmu Tanah (sekarang menjadi
Jurusan Tanah), Fakultas Pertanian dan lulus pada tahun 1980. Pada tahun 19851987 penulis berkesempatan melanjutkan pendidikan S2 di International Institute
for Aerial Survey and Earth Sciences (ITC), Enschede, Belanda, dalam bidang
geomorfologi terapan.
Selanjutnya pada tahun 1994 penulis mendapatkan
beasiswa dari Tim Manajemen Program Doktor untuk pendidikan S3, di Program
Studi llmu Tanah, Program Pasca Sarjana, lnstitut Pertanian Bogor dan lulus pada
tanggal 16 Maret 2001.
Pengalaman pekerjaan antara lain adalah sebagai analis di Laboratorium Kimia
Departemen Ilrnu-llmu Tanah, Faperta IPB pada tahun 1973. Pada tahun 1976
penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan pangkat Pengatur
Muda (I1 a).
Selanjutnya, setelah menyelesaikan pendidikan program S l , sejak
tahun 1981 hingga sekarang sebagai staf pengajar di Jurusan Tanah, Fakultas
Pertanian IPB.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur dipersembahkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rakhmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
disertasinya :
ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN SAWAH DAN TEGALAN Dl
DAERAH ALIRAN SUNGAI CIMANUK HULU, JAWA BARAT, sebagai disajikan
dalam tulisan ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Uup Syafei Wiradisastra, MSc. selaku Ketua Komisi Pembimbing,
Bapak Prof. Dr. Ir. Sarsidi Sastrosumarjo, Bapak Dr. Ir. Sudarsono, MSc.,
Bapak Dr. Ir. Didiek Hadjar Goenadi, MSc. APU dan Bapak Dr. Ir. Istiqlai Amien
masing-masing selaku Anggota Komisi Pernbimbing, yang telah memberikan
bantuan. dorongan, saran dan bimbingannya dari sejak perencanaan awal
penelitian hingga penyelesaian tulisan ini. Dari lubuk hati yang pating dalam
penulis menghaturkan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada mereka.
2. Oirektur Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor yang telah memberikan
kesempatan untuk mengikuti Program Doktor (S3) dan Ketua Tim Manajemen
Program Doktor (TMPD) atas bantuan biaya studi dan biaya penelitian, penulis
menghaturkan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya.
3. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Tanah atas dorongan dan bimbingannya
selama penulis menempuh pendidikan Program Doktor, keluarga besar di
Jurusan Tanah Faperta IPB atas perhatian dan dorongannya, serta rekan-rekan
di Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi atas perhatian, bantuan.
dorongan
dan
pengertiannya
untuk
seharusnya menjadi beban penulis.
mengambil-alih
Atas
tugas-tugas
yang
semua ha1 tersebut penulis
menghaturkan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya.
4. Rekan-rekan dari Tim Studi Penggunaan tahan DAS Cimanuk Hulu atas
segala bantuan, saran dan dorongannya, penulis menghaturkan penghargaan
dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya.
5. Almarhum bapak H. Tolib Gandasasmita, ibu Roswati, bapak mertua Nur Ali
dan ibu rnertua Jenny Ali, serta adik dan kakak-kakak atas segala doa.
perhatian, dorongan dan pengertiannya, penulis mengucapkan rasa terirna
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya.
Demikian juga untuk lstri
tersayang Lidya Ali dan anak-anak Resa. Ayu, Merlyn dan Marisha atas doa.
kesabaran, kasih sayang, kesetiaan, dorongan dan pengertiannya. Mudahrnudahan segala pengorbanan itu membuahkan hasil yang selayaknya.
6. Untuk Aam dan Hari di Statistik, serta Sarnsul Bakri, Asmadi. Solihin dan Nana.
atas segala dorongan, diskusi, saran dan bantuannya. Pak Rykson, Abubakar.
Kemas, Salampak, Zulfikar dan rekan-rekan mahasiswa Program Studi llmu
Tanah Program Pascasarjana IPB, serta berbagai pihak lainnya yang tidak
rnungkin penulis sebutkan satu persatu, atas segala perhatian, bantuan dan
dorongannya, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besamya.
Maret 2001
Penulis
DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL
...........................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
....................................................................................
PENDAHULUAN ............................................................................................
xviii
xvi
1
Latar Belakang ....................................................................................
I
Perumusan Masalah ............................................................................
4
..
Tujuan Penellttan .................................................................................
4
Hipotesis ..............................................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................
6
Lahan dan Penggunaan Lahan ..........................................................
6
......................................................................................
Penggunaan Lahan ...............................................................
6
......................
9
Faktor Fisik Lahan ....................................................................
9
Faktor Kelayakan Teknologi dan Ekonorni ...............................
11
............................................................
Faktor Surnberdaya Manusia .................................................
13
Lahan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Lahan
Faktor Kelembagaan
Evaluasi Lahan .................................................................................
Pengertian dan Prinsip Dasar Evaluasi Lahan .........................
Karakteristik Lahan. Kualitas Lahan dan Kriteria Penciri
.......
Penggunaan lahan sawah dan Tegalan ..............................................
8
13
14
14
17
20
Peranan Lahan Sawah dan Tegalan bagi Masyarakat
Indonesia ..........................................................
21
Penyebaran sawah dan tegalan di Indonesia ...........................
26
Konversi lahan pertanian ........................................................
29
METODOLOGI PENELlTlAN ........................................................................
Kerangka Pendekatan
........................................................................
..
Metode Penel~t~an
...............................................................................
Penentuan Satuan tahan Homogen .........................................
Pemetaan Penggunaan Lahan dan ldentifikasinya
pada Setiap SLH ..................................................
Pengolahan dan Analisis Data
................................................
KEADAAN UMUM DAERAH PENELlTlAN ...................................................
Lokasi dan Aksessibilitas ....................................................................
lklim .....................................................................................................
Suhu udara. Kelembaban dan Lama Penyinaran Matahari ......
Curah Hujan ..............................................................................
Tipe lklim ..................................................................................
Elevasi dan Kemiringan Lereng
.........................................................
Geologi dan Bahan lnduk ...................................................................
Geornorfologi dan Bentuk Lahan .........................................................
Tanah .................................................................................................
Status Lahan dan Penggunaan Lahan
................................................
Kependudukan ....................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN
..........................................................................
Hubungan Kelas Kesesuaian Lahan dan Penggunaan Lahan Aktual ....
Kesesuaian dan Penggunaan Lahan Padi Sawah ....................
Hubungan Antara Tingkat Kesesuaian dan Proporsi
Lahan Sawah ........................................................
Kesesuaian dan Penggunaan Lahan Tegalan
.........................
xiii
Hubungan Antara Tingkat Kesesuaian dan Proporsi
Lahan Tegalan ....................................................
Penggunaan Lahan dan Karakteristik Lahan ........................................
Korelasi Linier antara Proporsi Penggunaan Lahan
dengan Karakteristik Lahan ................................
Proporsi Penggunaan Lahan Berdasarkan Karakteristik
Lahan ..................................................................
Hubungan antara Karakteristik Fisik dengan Proporsi Sawah
dan Tegalan ..........................................................
Hubungan Kerniringan Lereng dengan Proporsi Sawah
dan Tegalan ........................................................
Hubungan elevasi dengan Proporsi Sawah dan Tegalan ........
Hubungan Suhu Udara dengan Proporsi Sawah dan
Tegalan ...............................................................
Hubungan Curah Hujan dengan Proporsi Sawah dan
Tegalan ...............................................................
Hubungan antara Karakteristik Sosial Ekonorni dengan
Proporsi Sawah dan Tegaian ................................
Hubungan Kerapatan Penduduk dengan Proporsi Sawah
dan Tegalan ........................................................
Hubungan Kerapatan Rurnah Tangga dengan Proporsi
Sawah dan Tegalan ............................................
Hubungan Kerapatan Rurnah Tangga Tani dengan
Proporsi Sawah dan Tegalan ..............................
KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................
Saran
....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
79
DAFTAR TABEL
Luas Panen. Produksi dan Produktivitas Tanaman Jagung.
Ubikayu. Ubijalar. Kacangtanah dan KedeIai Periode
1991 - 1999 ................................................................................. 25
.
Luas Panen Luas Areal. Produksi dan Produktivitas Padi Sawah
Menurut Propinsi pada Tahun 1998 ............................................
Luas Tegalan. serta Produksi dan Produktivitas Pertanarnan
Jagung Ubikayu dan Kedelai Menurut Propinsi Tahun 1998
.
27
...... 28
Perkernbangan Lahan Sawah Periode 1982 .
4997 ................................... 30
Pernbagian Daerah Peneiitian Berdasarkan Administrasi Kecamatan ..... 47
Pernbagian Daerah Penelitian Menurut Kemiringan Lereng
....................
52
Tanah-tanah di Daerah Penelitian ........................................................
59
Pembagian Daerah Penelitian Menurut Status Lahan dan
Penggunaan Lahan .....................................................................
64
Perkembangan Jurnlah Penduduk di Daerah Penelitian
..........................
Perkembangan Tingkat Kepadatan Penduduk Daerah Penelitian ...........
67
67
Kesesuaian Lahan Padi Sawah untuk Setiap SLH dan Proporsi
Penggunaannya pada Setiap Sub-kelas l Kelas Kesesuaian........ 69
Kesesuaian Lahan Padi Sawah Tanpa Penilaian Drainase Tanah
dan Proporsi penggunaannya pada Setiap Sub-kelas I Kelas
Kesesuaian .................................................................................
Matrik Koefisien Korelasi antar Variabel Satuan tahan Homogen
72
........... 82
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Kemiringan Lereng ...... 85
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas EIevasi
........................
86
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Suhu Udara ................... 88
17.
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Curah Hujan ................
18.
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Ketebalan solum .......... 90
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Kadar Pasir Tanah.........
Distribusi Penggunaan Lahan Berdasarkan Kadar Pasir di
Areal dengan Lereng < 25 %. Suhu Udara > 19 OC dan
Elevasi .:1200 m. .........................................................................
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Kadar Liat Tanah ...........
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Kerapatan Penduduk ...
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Kerapatan
Rumahtangga ...............................................................................
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Kerapatan
Rumahtangga Tani .......................................................................
Proporsi Penggunaan Lahan pada Setiap Kelas Kerapatan
Lembaga Keuangan ....................................................................
Karakteristik Lahan Rata-rata Poligon yang Terletak dalam Kotak
dan Pencilan pada Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan
Sawah Menurut Kemiringan Lereng ............................................
Karakteristik Lahan Rata-rata Poligon yang Terletak dalam Kotak
dan Pencilan pada Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan
Sawah Menurut Elevasi ...............................................................
Karakteristik Lahan Rata-rata Poligon yang Terletak dalam Kotak
dan Pencilan pada Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan
Sawah Menurut Suhu Udara ........................................................
Karakteristik Lahan Rata-rata Poligon yang Terletak dalarn Kotak
dan Pencilan pada Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan
Sawah Menurut Curah Hujan.........................................................
Karakteristik Lahan Rata-rata Poligon yang Terletak dalam Kotak
dan Pencilan pada Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan
Sawah Menurut Kerapatan Penduduk .........................................
90
31. Karakteristik Lahan Rata-rata Poligon yang Terletak dalam Kotak
dan Pencilan pada Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan
Sawah Menurut Kerapatan Rumah Tangga .................................
132
32. Karakteristik Lahan Rata-rata Poligon Yang Terletak Dalam Kotak
dan Pencilan pada Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan
Sawah Menurut Kerapatan Rumah Tangga Tani ......................... 137
xvi i
DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.
Halaman
.
Luas Panen Produksi Padi dan Impor Beras lndonesia Periode
1980-1998 ...............................................................................
2.
Diagram Alir Tahapan Penelitian .........................................................
3.
Peta Situasi dan Penyebaran Daerah Penelitian Menurut
Administrasi Kecamatan
...........................................................
23
36
46
4.
Peta lsohyet daerah penelitian ............................................................
51
5.
Peta Ketinggian Daerah penelitian.....................................................
53
6.
Peta Kelas Lereng Daerah penelitian
...................................................
54
7.
Peta Geologi Daerah penelitian ...........................................................
56
8.
Peta Tanah Daerah penelitian ...............................................................
60
9.
Peta Status Lahan dan Penggunaan Lahan Daerah penelitian ...........
65
10. Peta Kesesuaian Lahan Padi Sawah Daerah Penelitian
.....................
70
11. Peta Kesesuaian Lahan Padi Sawah Tanpa Penilaian Kondisi
Drainase ..................................................................................
73
12. Diagram Pencar Proporsi Sawah pada Setiap SLH Menurut
Kesesuaian Lahannya ...........................................................
75
13. Diagram Kotak Garis Proporsi Sawah pada Setiap SLH
Menurut Kesesuaian Lahannya ................................................
76
14. Peta Kesesuaian Lahan untuk Pengusahaan Tegalan Daerah
..
Penel~t~an
...................................................................................
15. Proporsi Tegalan pada Setiap Kelas Kesesuaian .................................
78
79
16. Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Tegalan Menurut
Kesesuaian Lahannya ...........................................................
80
Diagram Pencar Proporsi Sawah dan Tegalan pada Setiap
SLH Berdasarkan Kemiringan Lereng .....................................
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Sawah pada Setiap
.................
SLH Terhadap Kemiringan Lereng ..................... .
.
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Tegalan pada Setiap
SLH Terhadap Kerniringan Lereng .........................................
Regresi Kemiringan Lereng Terhadap Penggunaan Lahan .................
Diagram Pencar Proporsi Sawah dan Tegalan pada Setiap
SLH Berdasarkan Elevasi ........................ .
.
.
........................
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Sawah pada Setiap
SLH Menurut Elevasi
.......................... .
................................
.
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Tegalan pada
Setiap SLH Menurut Elevasi
..................................................
Regresi Elevasi Terhadap Penggunaan Lahan
...................................
Diagram Pencar Proporsi Sawah dan Tegalan pada Setiap
SLH Berdasarkan Suhu Udara ...................................... ............
Diagram Kotak Garis Proporsi Sawah pada Setiap SLH
Terhadap Suhu Udara
..............................................................
Diagram Kotak Garis Proporsi Tegalan pada Setiap SLH
Terbadap Suhu Udara ................................. ....... ......................
Regresi Suhu Udara Terhadap Penggunaan Lahan
..............................
Piagrarn Pencar Proporsi Sawah dan Tegalan pada Setiap
SLH Berdasarkan Curah Hujan ............................. .
..................
Diagram Kotak Garis Proporsi Sawah pada Setiap SLH
Terhadap Curah Hujan .............................................................
Diagram kotak Garis Proporsi Tegalan pada Setiap SLH
Terhadap Curah Hujan .............................................................
Regresi Curah Hujan Terhadap Penggunaan Lahan
....................... ......
Diagram Pencar Proporsi Sawah dan Tegalan pada
Setiap SLH Berdasarkan Kerapatan Penduduk
.......................
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Sawah Terhadap
Kerapatan Penduduk ...............................................................
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Tegalan Terhadap
.
...........................
Kerapatan Penduduk. .................................. .
Regresi Kerapatan Penduduk Terhadap Penggunaan Lahan ................
Diagram Pencar Proporsi Sawah pada Setiap SLH
Berdasarkan Kerapatan Rumah Tangga ..................................
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Sawah pada Setiap
SLH Terhadap Kerapatan Rumah Tangga ................................
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Tegalan pada Setiap
SLH Terhadap Kerapatan Rumah Tangga ...............................
Regresi Kerapatan Rumahtangga Terhadap Penggunaan Lahan
Diagram Pencar Proporsi Sawah dan Tegalan pada Setiap
SLH Berdasarkan Kerapatan Rumah Tangga Tani
........
..................
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Sawah pada Setiap
SLH Terhadap Kerapatan Rumah Tangga Tani
.
Diagram Kotak Garis Proporsi Lahan Tegalan pada Setiap
SLH Terhadap Kerapatan Rumah Tangga Tani .......................
Regresi Kerapatan Rumah Tangga Tani Terhadap Penggunaan
...........-...........
Lahan ......... ............ .......... .........-............-..-....-...
DAFTAR LAMPIRAN
No
Halaman
1.
Persyaratan Penggunaan Lahan ...............................................................
2.
Karakteristik Satuan Peta Tanah di Daerah Studi
3.
Kesesuaian Lahan Tegalan dan Distribusi Penggunaannya
pada Setiap Sub kelas ................................................................ 163
...................................
148
153
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling mendasar, oleh karena itu
pernerintah terus berusaha untuk dapat menjarnin ketersediaannya. Meningkatnya
kebutuhan pangan sebagai akibat dari pertambahan penduduk pada dekade terakhir
ini menyebabkan kebutuhan terhadap lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk
rnemproduksi pangan juga meningkat.
Bersamaan dengan itu, perkembangan
industri, terutama di daerah berpenduduk padat seperti Pulau Jawa, menyebabkan
terjadinya persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian dengan industri
dan sektor-sektor penunjangnya.
Dalam persaingan ini lahan-lahan pertanian
biasanya berubah fungsi menjadi lahan industri atau sektor lain penunjangnya
(Lopulisa. 1995; Kustiwan. 1997).
Lahan pertanian, terutama lahan sawah dan tegalan merupakan sumberdaya dasar
pemasok utama pangan.
Terjadinya gejala pelandaian (levelling off) pada
produktivitas lahan periode terakhir ini (Sofyan et all, 1995), menyebabkan
penyusutan areal pertanian tersebut secara langsung akan menurunkan produksi
pangan.
Keadaan ini sangat memprihatinkan terlebih lagi bila diingat bahwa
kecukupan pangan nasional hingga sekarang masih tergantung dari impor. Pada
masa yang akan datang kebutuhan pangan ini bahkan akan jauh lebih besar lagi.
Dengan memperhitungkan angka pertumbuhan penduduk 1,8 persen per tahun dan
jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 204 juta jiwa. maka untuk saat yang
akan datang setidaknya akan ada tambahan 3,672 juta jiwa setiap tahun yang harus
diberi makan (Ninuk, 1998).
Dengan demikian, tahan-lahan sawah dan tegaian
sebagai penyedia pangan harus dipertahankan, karenanya diperlukan pengetahuan
rnengenai parameter yang rnenentukan dan rnempengaruhi keberadaannya.
Meningkatnya kebutuhan lahan, sernakin langkanya lahan pertanian yang subur dan
adanya persaingan penggunaan lahan ini rnendorong agar surnber daya lahan
dirnanfaatkan lebih optimal, terarah dan berkelanjutan dengan rnernperhatikan
berbagai kebutuhan (Tim Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 1993). Agar
penggunaan lahan ini dapat dilakukan secara optimal diperlukan inforrnasi
rnengenai potensi lahan tersebut untuk berbagai penggunaan. Berdasarkan potensi
lahan tersebut kernudian disusun suatu perencanaan penggunaan lahan yang
terkoordinasi antara berbagai sektor dengan tetap mernelihara kelestariannya.
Potensi lahan untuk suatu penggunaan pada dasarnya ditentukan oleh karakteristik
fisik lingkungan seperti iklirn, tanah, topografi dan kondisi hidrologinya. Penilaian
atau pendugaan potensi lahan untuk suatu penggunaan ini dikenal sebagai proses
evaluasi lahan (FAO. 1976). Hasil evaluasi ini akan rnernberikan inforrnasi tentang
jenis penggunaan yang sesuai dan rnenunjukkan faktor-faktor penghambat dalarn
penggunaannya, serta tindakan pengelolaan yang diperlukan agar lahan dapat tetap
dirnanfaatkan secara berkesinarnbungan.
Berdasarkan hasil evaluasi ini akan
diperoleh berbagai alternatif pilihan penggunaan lahan yang paling optimal dengan
rnernperhitungkan kondisi fisik lahan dan kondisi sosial ekonomi rnasyarakat, serta
upaya pelestarian sumberdaya lingkungan bagi kepentingan masa rnendatang.
Penggunaan
lahan
rnerupakan
bentuk
carnpur
tangan
manusia
terhadap
surnberdaya lahan dalam rangka rnernenuhi kebutuhan hidupnya, baik material
maupun spiritual Wnk. 1975; Arsyad, 1989). Carnpur tangan manusia ini sangat
jelas terutarna dalarn rnernanipulasi kondisi fisik lahan agar lebih menunjang pola
penggunaan yang diterapkan, rnisalnya dengan membuat irigasi pada lahan-lahan
yang kurang air, atau rnembuat drainase pada lahan-lahan yang selalu tergenang.
Selanjutnya, kebutuhan rnanusia ini hampir tidak terbatas sehingga penggunaan
lahan juga rnenjadi sangat dinarnis, bervariasi menurut waktu dan ternpat sejalan
dengan perkembangan kebutuhan hidup dan kemarnpuannya dalarn memanipulasi
kondisi lahan.
Dengan dernikian, penggunaan lahan yang diterapkan di suatu
wilayah sering rnenjadi berbeda atau bahkan rnungkin bertentangan dengan
potensinya.
Lahan-lahan yang sesuai untuk sawah rnungkin digunakan untuk
penggunaan lahan lain, sedangkan lahan yang tidak sesuai untuk sawah justru
digunakan sebagai sawah. Dernikian juga dengan penggunaan lahan tegalan yang
bahkan sering dijurnpai pada daerah-daerah yang lebih curarn.
Keadaan tersebut mernperlihatkan bahwa penggunaan lahan yang dijurnpai di
lapangan tidak hanya dipengaruhi oleh kesesuaian atau kondisi fisik lahan, tetapi
juga oleh berbagai faktor lainnya, seperti kelayakan ekonomi, aksessibilitas, ukuran
lahan, nilai rente lahan dan faktor sosial ekonorni lainnya (Barlowe, 1986; Rossiter,
1994; Mather, 1986; Harun, 1997).
Dijurnpainya lahan sawah atau lahan untuk
tanarnan pangan lainnya pada areal-areal petani bergahan sernpit, bukan sernata
ditentukan oleh kesesuaian lahannya, tetapi lebih didorong upaya rnenjaga
kecukupan pangan (Matsuda, 1989; Kararna dan Irawan, 1995).
Wilayah DAS Cirnanuk Hulu rnerupakan daerah yang rnerniliki keragarnan
penggunaan lahan yang didorninasi oleh sawah dan tegalan.
Sebagai wilayah
dengan tingkat perkernbangan awal, diperkirakan hubungan antara luas areal
penggunaan lahan sawah dan tegalan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaannya dapat dipelajari secara lebih obyektif.
Hasil studi ini diharapkan
mampu memberikan gambaran skenario keberadaan lahan sawah dan tegalan jika
pada masa mendatang terjadi perubahan-perubahan sosial, sehingga dapat
dirumuskan kebijaksanaan daerah yang lebih antisipatif.
Perurnusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut terungkap beberapa permasalahan yang
mendesak untuk diteliti. Permasalahan tersebut adalah :
a) Penggunaan lahan yang dijumpai di lapangan tidak selalu sejalan dengan
kesesuaian lahannya.
Perlu dikaji sejauh mana peran kesesuaian lahan
dalam mempengaruhi pola penggunaan lahan.
b) Penggunaan lahan juga sangat ditentukanoleh kondisi fisik lahan. Hal ini
juga berlaku untuk penggunaan lahan sawah dan tegalan. Permasalahannya
adalah faktor-faktor karakteristik fisik mana yang menentukan dijumpainya
lahan sawah dan tegalan.
c) Kerapatan penduduk merupakan petunjuk dari ketersediaan dan penggunaan
lahan.
Bagaimana hubungan antara kerapatan penduduk terhadap pola
penggunaan lahannya
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a) Menelaah peran tingkat kesesuaian lahan terhadap pola penggunaan lahan
sawah dan tegalan yang dijumpai di suatu wilayah.
b) Menetapkan faktor karakteristik fisik yang sangat mempengaruhi dijumpainya
lahan sawah dan tegalan, serta menetapkan bagairnana pengaruh dari faktorfaktor tersebut terhadap proporsi lahan sawah dan tegalan di suatu wilayah.
c) Mengungkapkan faktor lain yang sangat mempengaruhi dijumpainya lahan
sawah dan tegalan, serta bagairnana pengaruh dari faktor-faktor tersebut
terhadap proporsi lahan sawah dan tegalan di suatu wilayah.
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
a) Proporsi lahan sawah dan tegalan terhadap keseluruhan luas suatu wilayah
ditentukan oleh tingkat kesesuaian lahannya.
Proporsi lahan sawah dan
tegalan akan lebih besar pada lahan-lahan yang tergolong sangat sesuai
dibandingkan pada lahan-lahan yang tergolong kurang sesuai.
b) Faktor fisik lahan sangat penting dalam menentukan kelas kesesuaian lahan
untuk sawah dan tegalan, akan tetapi hanya sebagian di antaranya yang
berperanan membatasi penggunaan lahan sawah dan tegalan tersebut.
c) Meningkatnya kebutuhan lahan seiring dengan perkembangan wilayah
rnenyebabkan faktor sosial ekonomi tertentu akan lebih mempengaruhi
keberadaan penggunaan lahan sawah dan tegalan.
TINJAUAN PUSTAKA
LahandanPenggunaanLahan
Lahan
Lahan sangat penting dalarn kehidupan rnanusia karena semua aktivitasnya, baik
langsung rnaupun tidak langsung selalu akan terkait dengan lahan.
Lahan
rnerupakan basis sumberdaya alam yang dibutuhkan dalam rnenunjang kehidupan
manusia.
Sepanjang sejarahnya, lahan rnerupakan penyedia surnber bahan
makanan. bahan bakar, sandang maupun papan (Mather, 1986).
Pengertian lahan masih sering kali dianggap sama dengan pengertian tanah,
padahal arti keduanya sangat berbeda. Tanah adalah benda alami yang heterogen
dan dinarnis, merupakan interaksi hasil kerja antara iklirn dan jasad hidup terhadap
suatu bahan induk yang dipengaruhi oleh relief dan waktu (Arsyad, 1989). Lahan
rnempunyai pengertian yang lebih luas dari tanah dan rnencakup karakteristik fisik
dari tanah itu sendiri.
Lahan rnerupakan bagian dari permukaan bumi tertentu,
terrnasuk atrnosfir, hidrologi, tanah dan vegetasi di atasnya, serta lapisan geologi di
bawahnya, termasuk juga hasil-hasil kegiatan rnanusia dan hewan pada masa
lampau maupun yang masih berlangsung hingga sekarang, yang mernpengaruhi
potensi penggunaannya (Brinkrnan dan Smyth, 1973, dalarn Hall. Hargreaves dan
Cannel. 1979).
Pengertian lahan seperti ini diperkuat oleh F A 0 (1976). yang
menyatakan bahwa lahan merupakan suatu lingkungan fisik, terrnasuk iklirn, relief,
tanah, hidrologi dan vegetasi, yang mernpengaruhi potensi penggunaannya.
Terrnasuk dalam definisi ini adalah hasil-hasil kegiatan rnanusia saat ini rnaupun
pada rnasa larnpau, seperti reklarnasi pantai, pembukaan hutan, serta berbagai
akibat yang merugikan seperti salinisasi tanah.
Vink (1975). mengemukakan bahwa lahan adalah suatu konsep yang dinamis.
Lahan rnerupakan ternpat dari berbagai ekosistem tetapi juga rnerupakan bagian
dari ekosistern-ekosistemtersebut. Lahan juga merupakan konsep geografis karena
dalarn pemanfaatannya selalu terkait dengan ruang atau lokasi tertentu, sehingga
karakteristiknya juga akan sangat berbeda tergantung dari lokasinya.
Dengan
demikian kemampuan atau daya dukung lahan untuk suatu penggunaan tertentu
juga akan berbeda dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Mather (1986),
menambahkan bahwa sumberdaya lahan mungkin dinilai dalarn aspek atau atribut
yang berbeda dalarn pemanfaatannya. Perbedaan dalarn cara penilaian lahan ini
akan menyebabkan perbedaan dalam penggunaannya. Seorang petani yang akan
rnemanfaatkan lahan
akan
lebih rnemperhatikan aspek
ekosistem,
seperti
ketersediaan air atau kemudahan untuk diolah, sebaliknya seorang pengembang
perurnahan akan lebih rnemperhatikan aspek ruang atau Iokasi dari lahan yang
bersangkutan.
Selanjutnya, penggunaan yang lebih menekankan lahan sebagai
suatu ruang ataupun yang lebih rnenekankan aspek ekosistem, keduanya akan
memberikan dampak tertentu terhadap lahan sebagai suatu bentang alam.
Dalarn konotasi ekonomi, lahan adalah suatu ruang atau areal yang rnerupakan
suatu surnberdaya, unit produksi, barang konsurnsi atau komoditi, sumber
kesenangan dan rekreasi, properti atau barang modal (Barlowe, 1986; Brinkman
dan Smyth, 1973, dalarn Hall et al., 1979).
Penggunaan lahan rnerupakan setiap bentuk carnpur tangan rnanusia terhadap
surnberdaya lahan dalam rangka rnernenuhi kebutuhan hidupnya, baik material
maupun spiritual (Vink, 1975; Arsyad. 1989). Carnpur tangan rnanusia ini sangat
jelas terutarna dalarn rnernanipulasi kondisi ataupun proses-proses ekologi yang
berlangsung pada suatu areal.
Dalarn penggunaan lahan ini rnanusia berperan
sebagai pengatur ekosistern, yaitu dengan rnenyingkirkan kornponen-kornponen
yang dianggapnya tidak berguna ataupun dengan rnengernbangkan kornponen yang
diperkirakan akan rnenunjang penggunaan lahannya (Mather, 1986). Contoh dari
kasus ini adalah diubahnya areal hutan yang heterogen rnenjadi lahan perkebunan
yang hornogen karena budidaya perkebunan dianggap lebih rnenguntungkan
daripada lahan hutan. Dernikian juga dengan pernupukan pada lahan yang kurang
subur agar produksinya meningkat.
Kebutuhan rnanusia harnpir tidak terbatas, karenanya penggunaan lahan juga
rnenjadi sangat dinarnis, b e ~ a r i a s imenurut waktu dan ternpat sejalan dengan
perkernbangan kebutuhan hidup dan kernarnpuannya dalarn rnernanipulasi kondisi
fisik lahan. Dengan dernikian untuk dapat rnemaharni pola penggunaan lahan di
suatu wilayah, terlebih dahulu harus difaharni dinamika sosial ekonorni yang
berkernbang dalarn rnasyarakatnya.
Dalarn rnernenuhi kebutuhannya dan atau
karena rneningkatnya kemampuan dalarn rnernanipulasi kondisi fisik lahan sering
terjadi penggunaan lahan yang diterapkan rnenjadi berbeda dengan hasil penilaian
terhadap potensi lahannya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Lahan
Sebagai telah dikernukakan sebelumnya, pola penggunaan lahan bersifat sangat
dinarnis, bervariasi rnenurut waktu dan ternpat. Variasi dari pola penggunaan lahan
ini rnenurut Kosasih, Hendrisrnan dan Marsoedi (1988), dipengaruhi oleh banyak
faktor, yaitu keadaan tanah, ketersediaan air, keadaan fisik lingkungan dan faktor
rnanusia atau petaninya. Sys, Van Ranst, dan Debaveye (1997) rnengernukakan
bahwa surnberdaya utarna yang
rnernpengaruhi penggunaan lahan, adalah
sumberdaya fisik, sumberdaya manusia dan surnberdaya modal. Sejalan dengan
itu, Barlowe (1986) rnenyatakan bahwa dalarn rnenentukan penggunaan lahan,
terdapat tiga faktor penting yang perlu dipertimbangkan yaitu faktor fisik lahan, faktor
ekonorni, serta faktor kelernbagaan. Selain ha1 tersebut, faktor kondisi sosial dan
budaya rnasyarakat seternpat juga akan mernpengaruhi pola penggunaan lahan.
Faktor Fisik Lahan
Faktor fisik yang rnernpengaruhi penggunaan lahan adalah faktor-faktor yang terkait
dengan kesesuaian lahannya, meliputi faktor-faktor lingkungan yang secara
langsung rnaupun tidak langsung rnempengaruhi perturnbuhan dan budidaya
tanarnan, kernudahan teknik budidaya ataupun pengolahan lahan dan kelestarian
lingkungan. Faktor fisik ini meliputi kondisi iklim, surnberdaya air dan kernungkinan
pengairan, bentuk lahan dan topografi. serta karakteristik tanah, yang secara
bersarna akan rnernbatasi apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan pada sebidang
lahan (Sys et al.. 1991; Barlowe, 1986; Oldernan, 1984). Penggunaan lahan yang
rnernberikan rnanfaat maksirnal adalah pengggunaan lahan yang rnemperhatikan
pernbatas fisik dan biologi berdasarkan kesesuaian lahannya, baik untuk jangka
pendek rnaupun jangka panjang.
lklirn rnerupakan faktor fisik yang sulit dirnodifikasi dan paling rnenentukan
keragarnan penggunaan lahan (Mather, 1986).
penyinaran rnatahari, suhu,
Unsur-unsur iklirn, seperti hujan.
angin, kelernbaban dan evaporasi, rnenentukan
ketersediaan air clan energi, sehingga secara langsung akan rnernpengaruhi
ketersediaan hara bagi tanarnan. Penyebaran dari unsur-unsur iklirn ini bervariasi
rnenurut ruang dan waktu. sehingga penggunaan lahan juga beragarn sesuai
dengan penyebaran iklirnnya.
Peranan topografi terhadap penggunaan lahan dibedakan berdasarkan unsurunsurnya, yaitu elevasi dan kerniringan lereng.
Peranan elevasi terkait dengan
iklirn, terutarna suhu dan curah hujan. Elevasi juga berpengaruh terhadap peluang
untuk pengairan.
Sedangkan peranan lereng terkait dengan kernudahan
pengelolaan dan kelestarian lingkungan.
Tanah rnerupakan salah satu faktor penentu yang rnernpengaruhi penyebaran
penggunaan lahan (Barlowe, 1986). Penelitian Husen, Nugroho dan Widjaya-Adhi
(1994) di daerah rawa pantai Kalirnantan Selatan rnernperlihatkan adanya hubungan
antara penyebaran tanah dengan zonasi vegetasi yang rnenyusun hutan rawa
pantai tersebut. Tanah rnerupakan ternpat berjangkarnya akar dan surnber berbagai
hara yang dibutuhkan tanarnan, oleh karena itu tanah rnerupakan salah satu faktor
yang rnernbatasi penggunaan lahan.
Penelitian Ardi, Widjaja Adhi dan Subiksa
(1992), rnenunjukkan bahwa tanah-tanah
sulfat rnasarn rnernpunyai tingkat
produktivitas yang sangat rendah karena tingginya kelarutan beberapa unsur yang
dibandingkan dengan lahan-lahan yang kurang sesuai dengan produktivitas yang
rendah (Barlowe, 1986).
Dengan demikian, rnungkin terjadi bahwa suatu tipe
penggunaan lahan hanya layak secara ekonomis bila diusahakan pada lahan-lahan
yang sesuai dan akan menjadi tidak layak bila diusahakan pada lahan-lahan yang
kurang atau tidak sesuai.
Aksessibilitas dan atau jarak ke ternpat pernasaran terkait dengan kelayakan
ekonomi penggunaan lahan karena sangat rnenentukan harga bahan input dan
harga barang produksinya (Mather, 1986). Penggunaan lahan yang terletak pada
lokasi dengan aksessibilitas yang baik dan atau dekat dengan pusat pemasaran
akan dapat rnenghemat biaya dan waktu dalam memasarkan hasil produksinya atau
dalarn menyediakan barang-barang input-nya (8arlowe, 1986). Sehubungan dengan
itu mungkin saja terjadi bahwa suatu tipe penggunaan lahan hanya layak secara
ekonomis bila diusahakan pada lahan-la