Studi perencanaan penggunaan lahan pertanian terpadu dan kaitannya dengan upaya pengelolaan daerah aliran sungai (studi kasus DAS Citarum Hulu, Jawa Barat)

*

STUD1 PERENCANAAN PENGCUNAAN LAHAN
PERTANIAN TERPADU DAN KAITANNYA
DENGAN UPAYA PENGELOLAAN
DAERAH ALIRAN SUNGAI
( Studi Kasus DAS Citarum

Hulu Jawa Barat

DISERTASI

Oleh :

OTOWG SUHARA

FAKULTAS PASCA SARJAMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1991

)


R I N G K A S A N

"OTONG SUHARA . S t u d i Perencan&n Penggunaan Lahan Yertani&n
Terpadu dan Kaitannya dengan Upaya Pengelo laan Daerah
Aliran Sungai, Studi Kasus DAS Citarum Hulu, Jawa Barat
(di bawah bimbingan H. ISHEMAT SOERIANEGARA sebagai Ketua,

H. ERIYATNO, NAIK SINUKABAN dan KOOSWARDHONO MUDIKDJO
sebagai anggota ) .
Kualitas suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) sangat
dipengaruhi oleh cara-cara manusia memanfaatkan lahan DAS
itu yang selanjutnya akan menentukan DAS tetap produktif
secara lestari atau sebaliknya menjadi ruaak dan tidak
produktif lagi. Penelitian untuk merumuskan Model Pengelolaan DAS secara Terpadu ini telah dilakukan di Daerah
Aliran Sungai (DAS) Citarum Hulu, Propinai Daerah Tingkat

I Jawa Barat, khususnya Sub

DAS Cikapundung dan Sub DAS


Citarik.
DAS diyakini sebagai suatu ekosistem yang kompleks
dan berkembang dengan perubahan waktu, oleh karena itu
pendekatan sistem dengan menggunakan model dan simulasi
merupakan alat analisis yang tepat. Dengan menggunakan
model dan simulasi, dapat dilakukan eksperimentasi tanpa
mengubah sistem yang ada sehingga dengan demikian berkemampuan sebagai alat perencanaan.

Tii.iuan

penel i t i a n

ini

aclalah

msnvusun

rnodei


dan

m e l a k u k a n e k s r t e r i m e n t a s i d e n g a n menqgunakan r n o d ~ l t . e r s e G u t
terhadap

alokasi

days d u k u n g

.

~umberdaya lahan.

el-asi.

keperidl~ciukan.

p e r i lalcu s e r t a e f i s i e n s i f a k r o r p r o i i u k s i


u n t u k m e n e i p t a l r a r i pols p e n g g u n a a n

l a h h n t.er-padu.

Fsda

a k h i r n y a ciapat d i r i ~ m u s k a n a u a c u upay& p e n g e i o i a a n i ~ & e r s h
kliran ~ungai.
Pada

penel it ihn

in1

telah

digunhkan

iima


submadel

a n a l i s i s y a n q d i e i n t e t i s m e n j a d i model p e r e n c a n a m pengel o l a a n Daer-ah A 1 i r a n S u n g a i . K e 1 ima submc.de 1 c ~ r - . ~ ~ G u t
y a i ~ usubmodel e r o s i .

submodel a l o k a s i sumberdaya l a h a t i .

s u b m o d e l d a y & dukung.

submodel p o p u l a s i

penduduk.

dan

submodel f u n g s i p r o d u k s i .
Submodel e r o s i d i g u n a k a n u n t u k m e m p r e d i k s l e r o s i p a d a
setiap

penggunaan


alternatif

dan

tindakan

pengelolaan

konservasi

yang

tanah.

o p t i ~ n a l . Submodel

daya

dukung


y a n g a d & . S~zbmodel p o p u l ~ s ip e n d u d u k
perkembangan

merancang

Submodel

u n t u k m e n g h i t u n g , d a y a dukung i n t e r n d a r i

meramalkan

dan

alokasi

uncuk m e n c a r i pola thnam l a h a n

s u m b e r d a y a l a h a n di-%nakan
percanian


iahan.

pendudulr

di

digunakan

lahan usahatani
dipunakatl untuk

mash mendatang.

3e-

d a n g k a n submodel f u n g s i p r o d u k s i d i g u n a k a n u n t u k n l e l i h a t
tingkat
yroduksi.


skala

usahatani

dan

K e t i g ~ submodel

efisiensi

yang

penggunaan

terakhir

fhktclr

diguliakan untuk


mengkaji k e b i j a k s a n a a n p e n g e l o l a a n Iiaerah A l i r a n Sungai.

Hasil simulasi denqan menggunakan model yang dirumuskan daiam penel it ian ini n~enun~jukkan
bahwa penggunaan
lahan dan pengelolaannya di DAS Cikapundung dan I!AS Cita'rik perlu ditata kembali karena merugikan baik secara
ekologis maupun secara ekonomis.
Berdasarkan hasil prediksi erosi. ternyata bahwa
semua .jenis pola tanam di perladangan menghaeilkan erosi
yang masih jauh berada di atas ambane; batas erosi dapat
ditoleransikan. Qenqan aemikian rnutlak periu

tindakan-

tindakan konservasi tanah. Teknik-teknik konservasi tanah
yang dapat diterapkan yaitu

:

penanaman se.la,iar kontur


denqan terhs g u l u d ~ nuntuk lahan berlerene 3% dan 8%.
penanaman se.ja.?ar kontur memakai strip rumput dengan teras
guludan untuk lahan berlereng 15%. penanaman seja.jar
kontur memakai mulsa dengan strip rumput dan teras guludan
atau pembuatan teras tradisional untuk lahan berlereng 25%
dan pembuatan teras bangku atau kebun rumput permanen
untuk lahan berlereng 45%.
Berdasarkafi hasil alokasi sumberdaya lahan, pola
tanam optimal di Sub DAS Cikapundung yaitu pola tanam
bawang merah-ubi kayu untuk lahan kering dan pola tanam
padi-padi-

tamat dan padi-tomat untuk lahan aawah. Sedang-

kan di Sub IjAS Citarik yaitu pola tanam tembakau+cabejagung untuk lahan kerinq dan pola tanam padi-tomat untuk
lahan sawah.

Penggunaan lahan pertanian terpadu yang dapat menghasilkan pendapatan maksimal dan bebas dari ancaman bahaya
erosi di Sub DAS Cikapundung yaitu dengan kodposisi penggunaan : sawah dengan pola tanam padi-padi-tomat 6.5%. sawah
dengan pola tanam padi-tomat 16.2X.
tanam padi-padi 15.2 Sd.

sawah dengan p ~ l a

kebun campuran 2 6 . 5 % .

ladang

dengan pola t a n m bawang merah-ubi kayu 25.2%. dan kebun
rumput permanen 4.6%. Sedangkan di Sub DAS Citarik komposisi penqgunaannya adalah : sawah denqhn pol& t m a m paditomat 17.6%'.
kebun

sawah dengan pol& tanam padi-padi 16.9%.

campuran

37.07:.

ladang

dengan

pola

tanam

tembakau+cabe-j6qung 20.8%. dan kebun rurnput 5.7%. dengan
harus melakuanakan tindakan-tindakan konservasi tanah
seperti di atas.
Tingkat kepadatan agraris dari penduduk di kedua Sub

DAS telah jauh melampaui batas daya dukung lahan. Dilihat
dari kemungkinan perkembangan penduduk dan tekanan penduduk terhadap lahan. sampai tahun 20il0 diperkirakan bahwa
pertanian tanaman pangan di Sub DAS Cikapundung hanya akan
m m p u mendukung 25.2% populasi penduduk. Sedangkan pertanian tanman pangan di Sub DAS Citarik masih mampu mendukung sekitar 64.6% populasi pellduduk. Dengan demikian
perlu ada upaya-upaya untuk meningkatkan daya dukung
wilayah.
Hasil analisis funwsi produksi menunjukkan bahwa
tingkat

usahatani sudah berada pada fase

kenaikan hasil

d e n e a n l a 3 u menurun ( d e c r e a s i n g r e r u r n co s c a l e

Di eamping i t u 1-asio a n t . a r a ljrc,dulr m a r g i n a l
b i a y a korbanan m a r g i n a l

t

1121

iPM)


Ruang Pori Total dan Permeabilitas)
Daerah Penelitian......................
Faktor Kedalaman Tanah dari Berbagai
Jenis Tanah ............................
Kedalaman Tanah Minimum yang Dapat
Diterima dan Nilai Faktor Penggunaan
Lahan Dari Berbagai Jenis Tanaman/
Penggunaan Lahan .......................
Nilai TSL Setiap Pola Tanam Pada Jenis
Tanah ..................................
Luas Setiap Jenis Tanah Pada Setiap
Lereng di Sub DAS Cikapundung dan Sub
DAS Citarik ............................
Beberapa Sifat Fisik Tanah dan Nilai
Erodibilitas (Kl Contoh Tanah dari Sub
DAS Cikapundung dan Sub DAS Citarik ....
Matriks 1-0 Model Pola Tanam Lahan
Pertanian Sub DAS Cikapundung..........
Matriks 1-0 Model Pola Tanam Lahan
Pertanian Sub DAS Cikapundung Analisa
Post Optimal Alternatif I..-......--.-.
Matriks 1-0 Model Pola Tanam Lahan
Pertanian Sub DAS Cikapundung Analisa
Post Optimal Alternatif I1 .............
Matriks 1-0 Model Pola Tanam Lahan
Pertanian Sub DAS Cikapundung Analisa
Post Optimal Alternatif I11 ............
Matriks 1-0 Model Pola Tanam Lahan
Pertanian Sub DAS Cikapundung Analisa
Post Optimal Alternatif IV .............
Matriks 1-0 Model Pola Tanam Lahan
Pertanian Sub DAS Citarik ..............

Matriks 1-0 Model Pola Tanam Lahan
Pertanian Sub DAS Citarik Analisa Post
Optimal Alternatif I.................-.
Matriks 1 - 0 Model Pola Tanam Lahan
Pertanian Sub DAS Citarik Analisa Post
Optimal Alternatif 11 ..................
Matriks 1-0 Model Pola Tanam Lahan
Pertanian 'Sub IjAS Citarik Analisa Post
Optimal Alternatif I11 .................
Matriks 1-0 Model Pola Tanam Lahan
Pertanian Sub IjAS Citarik Analisa Post
Optimal Alternatif IV ..................
Input-Output Per Hektar Per Musim Tanam
Komoditi Lahan Kering di Sub DAS
Cikapundung............................
Input-Output Fer HeBtar Per Musim Tanam
Komoditi Lahan Kering di Sub IjAS Citarik
Input-Output Per Hektar Per Mueim T a n m
Komoditi Lahan Sawah di Sub DAS
Cikapundung dan Sub DAS Citarik ........
Contoh
Formulasi
Model
Linear
Programming Untuk Solusi Optimal .......
Hasil Analisis Fungsi Produksi CobbDouglas Tomat ..........................
Hasil Analisis Fungsi Produksi CobbDouglas Bawang Merah ...................
Hasil Analisis Fungsi Produksi CobbDouglas Cabe ............................
Perhitungan
Produktivitas
Faktor
Produksi Dalam Usahatani Tomat .........
Perhitungan Tingkat Efisienei Usahatani
Tomat ..................................
Perhitungan
Froduktivitau
Faktor
Produksi Daiam U~ahataniEawang Merah..
Perhitungan Tir~gkat Efisiensi Usahatani
Bawah Merah ............................

39.

Perhitungan
Produktiviths
Faktor
Produksi Dalam [JaahataniCabe .........

277

40.

Perhitung~nTinffkatEfisiensi Usrhathni
Cabe ...................................

278

41.

Contoh Ferhitungan Nilai Fhktor C

.....

279

Di dalam

ekoistem daerah aliran sungai (DAS) ada

dua proses alami yang sangat penting
hubungan yang erat
kaan

dan

mempunyai

satu sama lainnya yaitu aliran

dan erosi. Erosi yang terjadi

dapat

permu-

menyebabkan

degradasi lahan yang akhirnya menyebabkan menurunnya
produktivitas lahan.

Sedangkan

dilain pihak erosi dapat

pula menyebabkan terjadinya pendangkalan sungai, bendungan
dan danau dibagian hilirnya,

serta

badan-badan perairan stagnan.

Selain itu. aliran permu-

kaan yang terlalu besar

mengakibatkan

banjir

akan

eutrofikasi pada

terjadinya

yang dapat menyebabkan kerugian harta bahkan jiwa

manusia.
Erosi dan banjir tidak hanya menimbulkan dampak
negatif terhadap aspek fisik dan biologis sumberdaya alam
dan lingkungan, tetapi juga lebih

luas lagi akan menim-

bulkan dampak negatif terhadap aosial ekonomi masyarakat.
Erosi dan

banjir

dapat

menurunkan kualitas dan kuanti-

tas sumberdaya lahan dan air, sehingga produktivitas
sumberdaya

menjadi

semakin menurun. Akibat

lebih jauh, produksi pertanian,

perikanan, dan produksi-

produksi

tersebut

lainnya

yang

menggunakan

sumberdaya

air

(termasuk tenaga listrik) akan menurun.
Terjadinya
.nya dengan

erosi

dan

erat

kaitan-

air di bagian hulu, sehingga

mencegah/ mengurangi
lahan harus

untuk

diperbaiki

disertai dengan

tanah

melakukan

dan air aesuai dengan

kemampuan lahan yang bersangwtan.

Sampai saat ini belum banyak diketahui jenis
naan
dan

kon-

terjadinya erosi dan banjir, penggu-

uaaha-usaha konservasi
kelas

ban3 ir sangat

penggunaan lahan dan tindakan-tindakan

servasi tanah

naan

dan

penggu-

lahan yang selain dapat mengurangi terjadinya
banjir juga tetap mendukung kehidupan sosial

erosi

ekonomi

yang layak bagi masyarakat di daerah aliran sungai. Dengan
kata

perlu dicari suatu penggunaan

lain,

lahan

optimal

baik ditinjau dari segi hidrologi maupun dari segi
ekonomi .

\

DAS

Citarum dalam PELITA IV dikelompokkan

soaial

ke

dalam

salah satu DAS dari 22 DAS yang mendapat prioritas

pena-

nganan di Indonesia saat ini. Ditinjau dari segi fungsinya, DAS

Citarum

bangunan daerah
itu

Jawa

telah dibangun

Saguling,
tahun

mempunyai peranan penting

tiga

proyek

mempunyai

PLTA

proyek keempat yaitu PLTA

Dengan demikian jelas bahwa DAS Citarum

dapat dikatakan merupakan satu-satunya
yang

beaar yaitu

PLTA Juanda, dan dalam beberapa

akan dibangun

Radjamandala.

pem-

Barat. Hal ini disebabkan di DAS

PLTA Cirata,

lagi

bagi

DAS

di Pulau Jawa

potensi sangat besar. Keempat waduk PLTA

itu aangat vital

artinya bagi kesejahteraan penduduk

yaitu berupa sumber pembangkit tenaga
perikanan,

pertanian

pengembangan wisata
Dalam
kuantitas

(irigasi teknis)

serta

beberapa

listrik,

dan wilayah

kebtltuhan air rumah tangga.

tahun

terakhir

ini,

kualitas

sumberdaya hutan, tanah dan air di DAS

menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun.
kualitas

daerah

dan kuantitas sumberdaya alam ini

penyediaannya

bagi

berbagai

keperluan

dan

Citarum

Penurunan

mengakibatkan

menjadi

semakin

terbatas. Keterbataaan ini mendorong penggunaan sumberdaya
alam

secara

menimbulkan

tidak tepat dan
dampak

negatif

berlebihan,
terhadap

sehingga

&an

lingkungan hidup,

seperti terjadinya erosi, banjir dan kekurangan air. Hasil
penelitian

Fakultas

(1984) menunjukkan
Citarum
berat.

Hulu

60%

Pertanian
bahwa

Universitas

tingkat bahaya

tergolong dari

sedang

Padjadjaran

erosi

di

sampai

Hal ini sejalan pula dengan laporan Balai

sangat
Rehabi-

litasi Lahan dan Konservasi Tanah Wilayah IV, yaitu
tingkat

bahaya

erosi di DAS Citarum Hulu

DAS

bahwa

57% tergolong

dari sedang sampai eangat berat.
Masih

tingginya tingkat erosi tersebut,

menunjukkan

bahwa kondisi hidroorologis DAS Citarum Hulu sudah menjadi
semakin

kritis. Kritisnya kondisi hidroorologis

DAS

ini

antara lain diaebabkan karena penggunaan lahan terutama di
bagian

hulu

(up-stream) yang masih

belum

kaidah-kaidah konservasi tanah dan air.

memperhatikan

Di
yang

bagian

hulu DAS ini, pola dan

sistem

usahatani

dilakukan penduduk adalah pola usahatani yang

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga, tanpa
timbangkan
tersebut

apakah

pola dan sistem usaha

yang

cukup menguntungkan ditinjau dari

hanya

memper-

dilakukan

eegi

ekonomi

dan dari aegi konservasi tanah dan air. Ak$bat dari sistem
dan

pola

tetap

usahatani semacam itu, di satu

berada dalam keadaan ekonomi

yang

sedangkan

di

vupakan

modal penting usahatani, makin

dukungnya

(Manan,

atas,

tidak

pihak lain sumberdaya tanah

pihak

penduduk

memprihatinkan,
dan

air

yang

berkurang

daya

1982). Aktivitas penduduk

hanya menimbulkan akibat negatif

seperti

di

di

bagian

hulu saja, misalnya erosi dan pemiskinan kesuburan

tanah,

juga menimbulkan akibat-akibat negatif di bagian hilir DAS
banjir dan pendangkalan sungai d m waduk

miaalnya

dengan

berbagai konsekuensinya.
Sehubungan dengan ha1 tersebut di atas, rnaka pengelolaan

DAS harus lebih ditekankan agar bagian hulu DAS

berfungsi sebagai sumber pendapatan dan sumber air,

ini

bukan

eebagai sumber sedimen.
Untuk
memecahkan
harus

mencari

penggunaan lahan optimal

permasalahan tersebut di atas,

yang

dapat

tentunya

membandingkan berbagai macam penggunaan

lahan

kita
dan

melakukan penelitian-penelitian yang seksama yang biasanya
akan menghabiskan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Oleh
karena

itu pendekatan yang tepat untuk melakukan

perban-

dingan-perbandingan
eistem,

teraebut adalah

pendekatan

analisis

karena dapat dilakukan dengan biaya yang

relatif

kecil d a l m waktu yang lebih singkat.
Dengan pendekatan analisis sistem ini dapat dilakukan
ekaperimentasi
akan

ter3adi

lahan

di

atau

simulasi untuk mengetahui

bila diadakan

suatu

yerubahan

daerah aliran

pola

sungai,

yang

apa

pengelolaan

sehingga

dengan

demikian dapat dibandingkan pola pengelolaan lahan di satu
daerah dengan daerah lainnya.
Permasalahan

dalam perencanaan dan

pengelolaan

DAS

eangatlah kompleks, karena menyangkut berbagai aspek

baik

fieik-biologi maupun eosial-ekonomi. Di samping itu,

juga

melibatkan berbagai pihak yang mempunyai tujuan dan kepentingan

berbeda. Untuk itu perlu

yang

dicarikan bentuk-

bentuk indikator yang mudah diukur yang dapat dipergunakan
aebagai

pedoman

oleh

semua

pihak,

pemerintah

dalam

menilai setiay

Dalam

ini,

erosi dipandang

hal

khususnya

program
dapat

dan

instansi
kegiatan.

dipakai

sebagai

i

indikator
dukung

fisik

lahan

biologi, sedangkan pendapatan

dipandang dapat dipakai

sebagai

dan

daya

indikator

sosial-ekonomi.

Dengan

adanya manusia yang

memanfaatkan

sumberdaya

alam daerah aliran sungai, maka sumberdaya di dalam

suatu

DAS dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yakni sumberdaya manusia sebagai yengelola membentuk subsistem sosial
dan sumberdaya alsm membentuk subsistem biofisik.

Subsis-

tern sosial terdiri dari yrilaku manusia yang sangat
beragam,

karena dipengaruhi oleh sikap politik,

pertim-

bangan ekonomi. pandangcm sosial dan budaya. Sedangkan
subsistem biofisik

terdiri dari

nabati, hewani,. tanah,

air

dan iklim.

Perilaku manusia d a l w mengelola

daya

alam ini

baik

citra buruk maupun citra baik. Begitu banyak faktor

akan memberikan citra bagi ekosistem DAS,

dan komponen yang

terlibat

di

dalamnya,

pengelolaannya dituntut/diperlukan
berbagai
serta

sumber-

macam kegiatan

lembaga

yang

keterpaduan
melibatkan

baik horizontal

kelompok-kelompok

maka

dalam
antara

instansi

mauyun vertikal dan

sosi~rl masyarakat . Naaoet ion

( 1986)

mengemukakan, bahwa berdasarkan tipelogi wilayah, DAS
merupakan suatu wilayah perencanaan.
laskan pula, dalam

membuat

Selanjutnya

dije-

model pengelolaannya harus

diperhatikan aspek keterpaduan antara DAS bagian hulu
eebagai produeen sumberdaya air dengan DAS bagian
sebagai konsumen sumberdaya air dan

hilir

sumberdaya alam

lainnya.
Menurut

Mustari (1985) dengan adanya manusia

faatkan sumberdaya alam di DAS, maka di

DAS terdapat

interaksi

antara

dalam

meman-

ekosistem

subsistem biofisik

dan

subaistem sosial ekonomi. Interaksi kedua subsistem terse-

but sangat menentukan mutu lingkungan dari ekosistem

DAS,

baik di bagian hulu maupun di bagian hilir.
Dalam melakukan pengelolaan DAS, pengalaman menunjukkan bahwa pemanfaatan yang dilakukan umumnya hanya menitik
beratkan perhatian pada satu subsistem dengan mengabaikan
subsistem lainnya, sehingga akibatnya pemanfaatan tersebut
hanya

efektif

untuk subsistem itu, tetapi

untuk

jangka

panjang akan mengganggu kepentingan subsistem yang lainpemanfaatan semacam itu,

nya. Adanya
lolaan Daerah
na

Aliran

Sungai

belum

menyebabkan
berhasil

penge-

sebagaima-

yang diharapkan.
Pendekatan

yang

diharapkan dapat

memberikan

yang lebih memuaskan dalam pengelolaan DAS, adalah
katan

hasil
pende-

ekosistem total. Di dalam kerangka pendekatan

ekosistem

total

ini, dicoba

eistem biofisik

dan

nya

dari kedua

subsistem

(1)

daya dukung

lahan

dapat

Dengan
dapat

eub-

Optimal-

itu dicerminkan oleh adanya :

serta penggunaan lahan sesuai dengan
yang

meningkat

kebutuhan yang layak, (3) distribuei

yang baik,

dan (4) kualitas air yang tinggi.

demikian keseimbangan ekosistem DAS diharapkan
dipertahankan untuk menunjang prosea pembangunan

jangka panjang.
setiap

subsietem soeial ekonomi.

(2) pendapatan masyarakat

memenuhi

hasil air

mengoptimasi

lahan yang tinggi, yaitu produktivitas

yang maksimal

kemampuannya,

untuk

tindakan

Secara konkritnya
dalam rangka

dapat

dikatakan bahwa

pengelolaan

DAS,

harus

mempertimbangkan

kedua subsistem

tersebut di atae

sebagai kriteria yengambiian alternatif kelijaksanaan.
Menurut

Odum i1969, d&J.m Haeruman.

15821

segi yengembansan wilayah. suatu DAS

dari

menjadi

ditinjau

dapat

ditaqi

empat linglrungan yanq saling berkaitan, yaitu

:

( 1 ) lingkungan pemukirnan. 12) lingkungan perlindungan: 1 3 )

lingkungan

produksi

Lingkungan
bagi

produksi

dan

(

4f

merupakan

lingkungan yemukiman

lingkungan produksi

dan

ini

lingkungan serba

guna.

landasan

sumber

utama

industri

Pada unrumnya

merupakan sistem

produksi

yang menghaailkan bahan makanan. bahan baku

pertanian

industri dan

sebagainya.

silkan bahan

makanan.

Lingkungan perlindungan mengha-

bahan baku industri dan sebagai-

nya. Lingkungan perlindungan

menghasilkan perlindungan

bagi kelestarian fungsi lingkungan produksi dan lingkungan
pemukiman industri.
rikan

Lingkungan pemukiman industri membe-

kemunqkinan bagi

lingkungan
di sini

kelangsungan fungsi produksi

dan

pe~lindunean.Sedangkan lingkungan serba gun&

merupakan sistem

kompromi

vang

memungkinkan

kelangsungan fungsi lingkungan lainnya.
Kelangsunean

fungsi suatu lingkungan hanya

tercapai

apabila

lainnya

terjamin.

sumberday~ &lam

kelanqsungan
Qleh

karena

funqei
itu

lungk kin

lingkungan

dalam

yanq ada di Daerah Aliran

yanq

memanfaatkan
Sungai.

kita

perlu memwrhbtikan keemtat lingkunean yanq ~alingberkaitanlberinteraksi tersebut

(Odum.

1969

U r n

Haeruman.

1982,.

Menurut
tanah

knwar t1981)

kegiatan-kegiatan penggarapan

atau menebang pohon hutan di bagian hulu DAS

menimbulkan external social oust terhadap beberapa
hilir

DAS

seperti terjadinya endapan

di

dapat
bagian

waduk/bendung.

penyumbatan saluran irigasi dan mulut sungai serta merubah
fluktuasi tata air gang menimbulkan banjir dan kekeringan.
Untuk mengatasi masalah tersebut. dapat sa.ia dilakukan

penataan

kembali

penggunaan

lahan untuk

mencapai

tingkat day& dukung DAS Fang tinggi dengan jalan mengkonversi sebagian tanah-tanah yang telah digarap tadi menjadi
hutan

lindunq. Tetapi cara ini sangat sulit dilaksanakan

atau hampir tidak ada kemungkinan. terutama untuk
yang

padat

mana

disebabkan karena terbentur pada

lahan.

penduduknya seperti di DAS Citarum

luas lahan earapan yang

wilayah
ini.

Hal

status pemilikan

terlalu gempit.

dan

sebagian besar penduduk bermatapencaharian sebagai petani.
Sehubungan dengan ha1 tersebut di atae. yang
masalah
dengan

yaitu

dengan luas hutan yang

ada

sekarang dan

laju kenaikan penduduk yang cukup tinggi. bagaima-

na caranya daya dukung DAS itu dapat

ditingkatkan dan

dipertahankan. Salafi satu upaya yang dapat.
ialah menata
penataan

menjadi

kembali penqqunaan

c i i lakukan

lahan

denpan

diaertai

pola usahatani dan memperbaiki

teknik

bercocok

tanam,

agar

usahatani yang dilakukan

bagian

hulu DAS betul-betul

oleh

penduduk

memperhatikan

kaidah-kaidah

konservasi tanah dan air. Dengan demikian bagian hulu
dapat

di

DAS

berfungsi selain sebagai lingkungan produksi,

juga

sekaligus sebagai 1,ingkungan perlindungan.
Nampaknya dari uraian-uraian di atas, cara
lahan

di

yang

Gnting

diperhatikan dalam pengelolaan DAS, dan merupakan

tumpuan

berfikir

bagian hulu DAS merupakan

dalam

kunci

mengelola

pengkajiannya berdasarkan

sietem.

memecahkan permasalahan yang ada di DAS Citarum
dilakukan
Citarum

penelitian

Hulu,

pengelolaan

perencanaan model

yang diharapkan

dapat

Untuk

tersebut,

pengelolaan

menciptakan

DAS

model

DAS yang dapat memberikan daya Tiukung

tinggi

dengan resiko kerusakan lingkungan yang relatif kecil.
Usaha ini sejalan dengan upaya pemerintah (Departemen
Kehutanan)
Citarum

dalam

melestarikan DAS

Citarum,

Hulu mendapat prioritae pertama

dimana

untuk

DAS

ditangani

pengelolaannya, karena mempunyai tingkat kekritisan paling
tinggi

dan meru'iakan salah satu penyebab banjir rutin

di

daerah cekungan Bandung.
Untuk
dirumuskan
merupakan
sungai,

melakukan eksperimentasi atau simulasi,
model
gambaran

Dengan

berdasarkan

ekosistem

daerah

abstrak dari

model ini dapat

hasil

simulasi

ini

pengelolaan daerah aliran sungai.

aliran

keadaan
dilakukan
dapat

harus

sungai

daerah

aliran

simulasi

disusun

yang

dan

rencana

Di dalam upaya pengtlolaan DAS tersebut. maka penelitian

ini

dukung,

lebih

dan

ditekankan kepada

tingkat

pendapatan masyarakat. Tingkat

erosi,
erosi

daya
dapat

dipakai sebagai indikator kerusakan lingkungan (lingkungan
biofisik),
dipakai

sedangkan
sebagai

daya dukung

indikator

dan

yendapatan

sosial-ekonomi

dapat

(lingkungan

sosial-ekonorni 1.
Daerah aliran sungai yang dipilih pada penelitian ini
adalah

Daerah ~ l i r a nSungai (DAS) Citarum

Hulu

terutama

Sub bAS Citarik dan Sub DAS Cikapundung, dengan pertimbangan sebagai berikut :
1.

Sub Daerah Aliran Sungai

( Sub-DAS)

Cikapundung dan

Citarik merupakan suatu areal pertanian yang potensial
bagi Kabupaten Daerah Tingkat I1 Bandung.
2-

Sub Daerah Aliran Sungai Citarik mempunyai urutan
tingkat

kekritisan tertinggi di DAS Citarum, sehingga

menempati tempat

pertama

dalam

prioritas penanga-

nannya .
3.

Sub Daerah ' ~ l i r a nSungai Cikapundung dan Citarik
merupakan daerah koneervasi (daerah resapan) air untuk
kebutuhan air bawah tanah daerah cekungan Bandung
(Direktorat Geologi. 1983).

4.

Sub Daerah Aliran Sungai Cikapundung telah berkembane
men jadi daerah pariwisata dan akan men jadi daerah
pengembangan Inti Bandung Raya. Sedangkan Sub DAS

Citarik telah berkembang menjadi kota pendidikan dan
daerah industri. Sebagai konsekueneinya kepadatan
penduduk dan areal pemukiman akan meningkat.
5,

Di Daerah Aliran Sungai ini ada proyek Nasional yaitu
PLTA Saguling yang perlu dijaga kelestariannya.

6. Kedua Sub DAS ini merupakan penyebab terjadinya
banjir rutin di cekungan Bandung, jadi mempunyai
peranan yang sangat besar dalam pengendalian banjir di

cekungan Bandung tersebut.

Tujuan pengembangan DAS ialah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan stabilitas lingkungan suatu

DAS secara berkesinambungan melalui tiga sasaran

wilayah
pokok

yaitu

(1) terciptanya distribusi

hasil

air yang

baik, (2) meningkatnya pemanfaatan sumberdaya oleh masyarakat
serta

dan pemerintah melalui
efektivitas

dan air,

peningkatan

produktivitas

pemanfaatan sumberdaya hutan, tanah

dan (3) meningkatnya peran serta masyarakat

pemakai lahan sebagai gmbina sumberdaya alam.
Berdasarkan kepada tiga sasaran pokok tersebut, maka
penelitian
berikut :

yang

Jilakukan

mempunyai

tujuan

sebagai

1.

Merumuskan model perencanaan pengelolaan lahan yang
menguntungkan dilihat dari segi ekologi dan ekonomi.
Dalam perumusan model tersebut akan didapat salah satu
cara pengelolaan lahan terpilih yang menghaailkan
pendapatan maksimal dan erosi yang tidak berbahaya.

2.

Mempeladari aspek daya dukung wilayah, kependudukan
dan prilaku serta efisiensi beberapa faktor produksi
pertanian sebagai masukan dalam perencanaan model
pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) terpadu.
Hasil penelitian ini, dapat digunakan sebagai masukan

bagi

para pengelola DAS lainnya terutama untuk

mempunyai kondisi yang Burang

IjAS

yang

lebih sama dengan DAS

Citarum Hulu, baik dalam pembuatan rencana induk

pengem-

bangan (RIP) maupun d a l m tahap operasionalnya (rehabilitasi

dan pembinaan).

Khususnya, sebagai masukan

bagi

perencanaan pembangunan Kabupaten Bandung bagian utara.

-

11, TINJAUAN WSTAKA

'A.

and Agricultural Organization (FA01 (1962,

Food

Sheng, 1968) mengemukakan bahwa daerah aliran sungai
adalah suatu kawasan yang mengalirkan air yang jatuh di

ke dalam

atasnya
lir

dari

suatu

aistem aliran sungai yang menga-

hulu menuju ke muara atau tempat-tempat terten-

tu atau untuk suatu pengukuran

awe.

dapat

kota atau stasiun pengukur

berupa

arus. Oleh
dapat

danau, kmpung,
karena

ditentukan

airnya.

Kawasan

itu batas

tersebut

elam

yang dikelola

langsung mupun

dari

DAS

aliran
kawaean

(topographic divide).

DAS dapat merupakan

ekosistem sumberdaya

suatu

dipisahkan dengan

sebagai

sebuah ekosis-

(1977) mengemukakan bahwa

tem sumberdaya.' Soerianegara

ekosistem

ekosistem

berdassrkan prilaku

lainnya oleh pemisah topografi
Suatu

Tempat tertentu ini

adalah kwnpulan

ekosistem-

manusia, yang hasilnya baik

tidak langsung

bermanfaat bagi manusia.

Dengan demikian,

menurut peranannya

ada dua komponen di

dalam ekosistem

sumberdaya, yakni sumberdaya manusia

sebagai pengelola membentuk subaistem sosial dan sumberdaya alam membentuk subsietem biofisik.

.

Menurut
terdiri ataa
dan

~ u d h i y o n o (1982). subsistem
hewan.

nabati,

Jasad

biofisik

renik, lahan.

air

iklim; sedangkan eubeistem sosial budaya hanya ter-

diri dari manusia yang
dalam

rangka

perilaku tersendiri

mencapai tujuan hidupnya, Perilaku manusia

ini sangat beragam
politik,

mempunyai

karena dipengaruhi

pertimbangan

oleh

ekonomis, perilaku soeial dan

pandangan budaya. Pada umumnya, perilaku manusia
mengelo la sumberdaya

sikap

alm

akan

dalam

member ikan citra bagi

ekosistem DAS, baik citra buruk artinya penurunan kualitas
dan kuantitae ~umberdaya misalnya banjir.
erosi

dan poluei: ataupun citra baik

kekeringan,

artinya

sistern

dalam keadaan optimum dan lestari.
Soerdono

(1978) mengatakan bahwa GAS

suatu ekoeistem

merupakan

terdiri dari berbagai komponen

y&ng

dan

unsur, dimana unsur-unsur utanranya adalah vegetaai, tanah,
air

dan manusia dengan segala upaya yang dilakukan di

daerah

oleh

tersebut. Pendapat yang hampir serupa dikemukakan
Budhiyono 'dan Mudiyarso (1980). mereka menyatakan

bahwa DAS
terdadi

merupakan suatu
interakei

faktor faktor

ekosistem

antara faktor

abiotik

yang didalamnya

biotik (veget~si)dan

(tanah dan iklim).

a. V e g e t a s i

Vegetaei

merupakan

salah satu komponen

biotik

dalam ekosistem daerah aliran sungai yang berfungei pelindung bumi terhadap
dan

hempasan

air hujan, hembuean angin

teriknya sinar matahari. Selain itu, vegetaei juga

berfungsi

menahan untuk

kelembaban
gai

dan

tempat

Fungsi

auhu udara

dari

ragam

di daerah

kebutuhan

Soemarwoto

aliran

kebunan. sawah,
dikatakan

niche

jasad-jasad hidup.

vegetasi adalah

aebagai

bagi kehidupan

buah, kayu, akar, daun, getah
Menurut

titik air, pengatur

di sekitarnya dan juga seba-

berlindungnya atau

lain

berbagai

sementara

manusia berupa

dan sebagainya.

(1974) yang termasuk

sungai meliputi hutan,
ladang

penghasil

vegetasi

tanaman

dan pekarangan atau

perdapat

eemua tetumbuhan dan tanaman yang hidup di

daerah tersebut.
Di

daerah

'

aliran sungai fungsi

utama

dari

taei adalah mengatur tata air dan melindungi tanah.
lindungan ini berlangsung dengan care
tanah

terhadap daya

jatuh, (ii)
aliran air di

Per-

: (i) melindungi

perusak butir-butir hujan yang

melindungi tanah
atas

vege-

terhadap

permukaan tanah

baiki kapasitas infiltrasi tanah

daya perusak

dan (iii) memper-

dan daya absorpsi air.

Ditinjau

dari segi hidrologia, hutan merupakan

bentuk veeetasi
suatu

yang memegang peranan penting dalam

daerah aliran sungai. Hal ini disebabkan karena

hutan dapat memperbaiki/mempertahankan
kuantitas air

kualitas maupun

sungai (Soerjono, 1978).

Hasil penelitian Paembonan (1982) di DAS Sa'dang
Sulawesi Selatan menunj