Peran aparatur pemerintahan dalam pelaksanaan pembangunan perdesaan partisipatif di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan

PERAN APARATUR PEMERINTAHAN DALAM PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN PERDESAAN PARTISIPATIF DI KABUPATEN BONE
DAN KABUPATEN JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN

Mappamiring

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi dengan judul “Peran Aparatur
Pemerintahan dalam Pelaksanaan Pembangunan Perdesaan Partisipatif di Kabupaten
Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan” adalah karya saya sendiri
dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Bogor,


April 2010

Mappamiring
Nrp. P 061050071

ii

ABSTRACT
MAPPAMIRING. The Role of Government Official in the Implementation of
Participatory Rural Development in Bone and Jeneponto Regencies of South Sulawesi
Province. Under supervision by MA’MUN SARMA as a chairman, DARWIS S.
GANI and PANG S. ASNGARI, as members.
In the new autonomy era, the arrangement of government institutions in the region,
especially in the participatory rural development is very important and urgent. The
objectives of the study are to: (1) indentify factors affecting the management of
participatory rural development; (2) analyze the supervision and the development of
the government officials and the leadership of participatory rural development; (3)
analyze the correlation between related factors of the management of government and
the participatory rural development; (4) study the aspects of coordination and

communication on the problems of development based on community response to the
participatory rural development; and (5) formulate management strategic to the
participatory rural development in Bone and Jeneponto Regencies of South Sulawesi
province.The study was conducted by survey method and direct observation. The
respondents were the total of 200 and chosen based on probability and non probability
sampling techniques. The data were analyzed based on qualitative and quantitative
and the Rank Spearman and Canonic correlations were employed. Several results of
the study are illustrated. There are three important aspects in the effort to create the
prospect of the management of government and participatory rural development:
aspects of leadership, good governance and the aspects of sensitivity and concern for
the officers. The level of stakeholders participation in all elements of Bone and
Jeneponto regencies of South Sulawesi Province can be categorized as medium.
Achievement motivation and increased competence to the officers should be a
prerequisite condition of adequate welfare, a clear career path, and the improvement of
internal aspects of the system and working procedures and institutional structures of
government. Community empowerment program has been running well, but there are
still weak in terms such as socialization and the awareness of citizens. One of the
recommendation of the study is the strategy of extension through education and
training and other programs related to new public management and human resources
development of the government officials and the community need to be implemented

and supported by political synergism between the government (as an executive) and
the legislators in Bone and Jeneponto Regencies of South Sulawesi province.
Bureaucratic reforms should remain the important agenda to implement the new public
management by implementing universal values and local wisdoms in reality.
Keywords: institutional governance, participatory, autonomy and government official.

iii

RINGKASAN
MAPPAMIRING. Peran Aparatur Pemerintahan dalam Pelaksanaan Pembangunan
Perdesaan Partisipatif di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi
Selatan; dibimbing oleh MA’MUN SARMA (Sebagai ketua), DARWIS S. GANI,
dan PANG S. ASNGARI, masing-masing sebagai anggota.
Aparatur pemerintahan di daerah memiliki peran yang sangat penting di dalam
pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan, khususnya pemerintahan tingkat
perdesaan di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan.
Tuntutan otonomi daerah, dampak globalisasi, good governance, reformasi dan
tuntutan kebutuhan pemberdayaan masyarakat seluruhnya membuktikan pentingnya
peran aparatur pemerintahan tersebut. Kepemimpinan adalah salah satu faktor penting
yang dominan dalam manajemen pembangunan perdesaan partisipatif, di samping

aspek lainnya antara lain: kualitas sumber daya manusia, kepekaan dan kepedulian
aparatur, dan tingkat pendidikan pegawai. Mengubah kultur dan akses terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi baik pada kalangan aparatur maupun masyarakat adalah
kunci sukses pembangunan perdesaan partisipatif. Selama ini banyak program
pembangunan perdesaan partisipatif di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto
Provinsi Sulawesi Selatan belum berhasil secara optimal karena faktor tersebut di atas
belum mendukung. Penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory melalui
penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang
berhubungan dengan pengelolaan pembangunan perdesaan partisipatif di Kabupaten
Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan; (2) Menganalisis
pembinaan dan pengembangan aparatur dan kepemimpinan pembangunan perdesaan
partisipatif di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan;
(3) Menganalisis tingkat keeratan hubungan antara faktor-faktor yang saling terkait
dalam manajemen pemerintahan dan pembangunan perdesaan partisipatif di
Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan; (4)
Mempelajari aspek koordinasi dan komunikasi tentang penanganan permasalahan
pembangunan sesuai respon masyarakat terhadap pengelolaan pembangunan
perdesaan partisipatif dan (5) Merumuskan strategi manajemen pemerintahan dan
pembangunan perdesaan partisipatif di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto

Provinsi Sulawesi Selatan.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto dengan
responden aparatur desa dan kecamatan sebanyak 200 orang ditambah dengan
sejumlah informan yang terkait dengan kajian penelitian. Metode penelitian adalah
metode survei dan pengamatan langsung. Pengambilan sampel ditetapkan dengan
teknik kombinasi probability dengan non probability sampling. Analisis data
menggunakan analisis kuantitatif
dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif
menggunakan korelasi Rank Spearman dan Korelasi Kanonik.
Faktor-faktor yang berhubungan dalam manajemen pemerintahan dan
pembangunan perdesaan partisipatif di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto
Provinsi Sulawesi Selatan adalah aspek kepemimpinan dengan good governance;
kepemimpinan dengan kebijakan pemberdayaan masyarakat; motivasi berprestasi
dengan birokrasi yang profesional; kebijakan pemberdayaan masyarakat dengan
optimalisasi sumber daya; kompetensi dengan birokrasi yang profesional; good
governance dengan birokrasi yang profesional; motivasi berprestasi dengan
iv

kepedulian dan kepekaan aparatur. Hubungan antar kelompok peubah antara faktor
eksternal dengan kelompok peubah manajemen pemerintahan dan pembangunan

perdesaan partisipatif mempunyai nilai koefisien korelasi tertinggi. Secara spesifik
wilayah yang luas dan struktur organisasi pemerintahan yang cukup besar, adalah halhal yang berkaitan langsung dengan aspek kepemimpinan dalam manajemen
pemerintahan dan pembangunan perdesaan partisipatif di Kabupaten Bone.
Sedangkan sumber daya alam yang terbatas dan desa-desa tertinggal jumlahnya cukup
besar, berkaitan langsung dengan kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam
manajemen pemerintahan dan pembangunan perdesaan partisipatif di Kabupaten
Jeneponto.
Pembinaan dan pengembangan aparatur pemerintahan dan pembangunan
perdesaan partisipatif di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi
Selatan, berhubungan kuat, positif dan nyata dengan kepemimpinan pejabat di daerah.
Reformasi birokrasi terkendala oleh kultur dan infrastruktur. Pejabat daerah
Kabupaten Bone masih kurang dalam monitoring kinerja aparatur di tingkatan
perdesaan yang cukup besar dan luas, diklat yang dilakukan masih ada cara
konvensional, rasa tanggung jawab terhadap tugas terkesan sekedar gugur kewajiban.
Di Kabupaten Jeneponto menunjukkan bahwa pembinaan dan pengembangan aparatur
berkorelasi positif dan erat dengan tingkat efektivitas kinerja birokrasi. Secara umum
korelasi kanonik antara pembinaan dan pengembangan aparatur dengan efektivitas
kinerja birokrasi menunjukkan adanya korelasi negatif, namun korelasi Rank
Spearman menunjukkan adanya korelasi positif dan nyata dengan aspek kompetensi
dan budaya kerja.

Terdapat hubungan positif dan nyata antara faktor eksternal dengan manajemen
pemerintahan dan pembangunan perdesaan partisipatif, dan faktor eksternal dengan
efektivitas kinerja birokrasi, serta efektivitas kinerja birokrasi dengan manajemen
pemerintahan dan pembangunan perdesaan partisipatif, berlaku untuk kedua kabupaten
penelitian. Untuk Kabupaten Bone hal spesifik adalah keeratan hubungan positif
antara motivasi berprestasi dengan kepedulian dan kepekaan aparatur; kepemimpinan
dengan birokrasi yang profesional; kebijakan pemberdayaan masyarakat dengan
optimalisasi sumber daya; kepemimpinan dengan good governance. Sub peubah yang
paling banyak berkorelasi kuat, positif dan nyata dengan sub peubah lainnya adalah
kepemimpinan. Untuk Kabupaten Jeneponto adalah hubungan kuat, positif dan nyata
antara kebijakan pemberdayaan masyarakat dengan optimalisasi sumber daya;
kebijakan pemberdayaan masyarakat dengan masyarakat madani yang mandiri; good
governance dengan optimalisasi sumber daya; kebijakan pemberdayaan masyarakat
dengan kompetensi dan budaya kerja. Sub peubah yang paling banyak kerkorelasi
positif, kuat, erat dan nyata dengan sub peubah lainnya adalah kebijakan
pemberdayaan masyarakat.
Pelaksanaan fungsi dan peran aparatur yaitu peran teknis/koordinasi, peran
sosialisasi/penyuluhan dalam penanganan masalah, terutama komunikasi
pembangunan perdesaan partisipatif belum mencerminkan efektivitas penerapan
norma good governance, kebutuhan, masalah dan respon masyarakat, serta kompetensi

dan kepuasan kerja aparatur pada kedua lokasi penelitian yaitu: Kabupaten Bone dan
Kabupaten Jeneponto. Hal ini semua terkait dengan mental pengabdian, tradisi budaya
kerja, kuantitas dan kualitas aparat serta infrastruktur.
Strategi yang dijalankan selama ini sebagai solusi dalam manajemen
pemerintahan dan pembangunan perdesaan partisipatif di Kabupaten Bone dan

v

Kabupaten Jeneponto dalam menangani masalah pembinaan dan pengembangan
aparatur, kepemimpinan dan kebijakan pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan
dan pelatihan, rekruitmen politik, peran sosialisasi, koordinasi, serta penyuluhan dan
komunikasi pembangunan, belum mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal, nilainilai dasar universal dan belum menggambarkan penerapan konsep filosopi new public
management dan human resources development. Hal ini disebabkan karena reformasi
birokrasi yang dijalankan selama ini juga masih ada cara-cara konvensional dan
feodal. Kendala utamanya memang adalah aspek Tur 3 Tem yaitu struktur, kultur,
aparatur dan sistem dan prosedur, serta daerah yang cukup luas, selain itu karakter
masyarakat sedikit ada perbedaan yaitu: Kabupaten Bone cenderung lebih tertutup,
sedangkan Kabupaten Jeneponto cenderung lebih terbuka terhadap masukan dari luar.
Penelitian ini mengajukan saran antara lain; strategi penyuluhan melalui
pendidikan dan pelatihan dan program lainnya yang berkaitan dengan new public

management and human resources development aparatur dan masyarakat, perlu
dilakukan dan didukung oleh sinergi politik pemerintahan antara eksekutif dan
legislatif Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto dalam bentuk perencanaan dan
penganggaran yang sesuai. Reformasi birokrasi tetap menjadi agenda yang penting
untuk penerapan new public management dengan menerapkan nilai-nilai universal dan
local wisdom yang lebih nyata.
Kata kunci: Kelembagaan pemerintahan, pembangunan perdesaan partisipatif, otonomi dan aparatur
pemerintahan.

vi

© Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor 2010
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis ini
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.


vii

PERAN APARATUR PEMERINTAHAN DALAM
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN
PARTISIPATIF DI KABUPATEN BONE DAN KABUPATEN
JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN

MAPPAMIRING

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010

viii


Penguji pada Ujian Tertutup : Prof. (Riset) Dr. Djoko Susanto, SKM.
Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc.

Penguji pada Ujian Terbuka : Prof. Dr. H. Murtir Jeddawi, SH. S.Sos, M.Si.
Dr. Ir. Basita Ginting Sugihen, MA.

ix

Judul Disertasi

Nama
NRP

: Peran Aparatur Pemerintahan dalam Pelaksanaan Pembangunan
Perdesaan Partisipatif di Kabupaten Bone dan Kabupaten
Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan
: Mappamiring
: P 061050071

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec.
Ketua

Prof. Dr. Pang S. Asngari
Anggota

Prof. Dr. Ir. Darwis S. Gani, MA
Anggota

Mengetahui

Ketua Program Studi
Ilmu Penyuluhan Pembangunan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Siti Amanah, M. Sc.

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS.

Tanggal Ujian: .......

Tanggal Lulus: ……

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT, karena dengan Rahmat dan Ijin-Nya lah penulisan disertasi bidang Ilmu
Penyuluhan Pembangunan telah dapat penulis wujudkan, sebagai salah satu syarat
untuk penyelesaian studi doktor pada Institut Pertanian Bogor. Disadari bahwa dalam
proses penyelesaian studi ini penulis banyak mengalami suka dan duka dan berbagi
rasa dengan banyak pihak, terutama dari segi bantuan dan dukungan

sehingga

selayaknya pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih terutama
kepada:
(1) Bapak-Bapak Komisi Pembimbing disertasi dan komisi akademik yang diketuai
oleh Bapak. Dr. Ir. H. Ma’mun Sarma, MS. M.Ec, dengan

beranggotakan

masing-masing Bapak Prof. Dr. Ir. H. Darwis S. Gani, MA; Bapak Prof. Dr. H.
Pang S. Asngari, dan anggota Komisi Akademik yaitu: Bapak Prof. Dr. Ir. H.
Sumardjo, M.Si; dan Bapak Prof (Riset) Dr. Djoko Susanto, SKM. atas segala
jerih payah, kesediaan, kepedulian dan perhatian serta bantuannya yang telah
mengarahkan penulis dalam studi dan pembuatan disertasi ini. Demikian pula
kepada Koordinator Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan yaitu Ibu Dr. Ir. Hj.
Siti Amanah, M.Sc, beserta seluruh staf dan dosen di lingkungan Institut
Pertanian Bogor yang tak sempat lagi penulis sebutkan namanya satu persatu.
(2) Bapak Rektor Institut Pertanian Bogor beserta segenap jajarannya, atas
penerimaan dan kesempatan yang penulis gunakan untuk menimba ilmu pada
Program Pascasarjana IPB.
(3) Bapak Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar beserta segenap jajarannya
atas segala dukungan dan bantuannya untuk penyelesaian studi ini.
(4) Bapak

Direktur Jenderal Pendidikan tinggi, beserta

Koordinator Kopertis

wilayah IX Sulawesi atas ijin dan dukungan sehingga penulis dapat mengikuti
pendidikan Pascasarjana di Institut Pertanian Bogor
(5) Pemerintah

Kabupaten

Bone dan

Kabupaten

Jeneponto

beserta segenap

jajarannya yang telah memberikan ijin dan dukungan penelitian untuk penulisan
disertasi

xi

(6) Kepada Bapak Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bone
yaitu Bapak Prof. Dr. H. Murtir

Jeddawi, SH, S.Sos, M.Si. yang

banyak

membantu penulis di lapangan terutama dalam pengumpulan data dan materi
kajian untuk penulisan disertasi.
(7) Keluarga penulis sendiri, kepada Ibu kandung penulis, anak isteri, saudara dan
segenap handaitolan penulis yang tak henti-hentinya memberi dukungan dan doa
sehingga proses penyelesaian studi ini dapat penulis jalani.
(8) Kepada semua rekan dan sahabat, baik yang ada pada program studi Ilmu
Penyuluhan Pembangunan maupun dari program studi lain yang selalu menjadi
partner dan lawan dalam berdiskusi tentang akademik dan penelitian untuk
disertasi, maupun sebagai partner atau lawan tangguh untuk refreshing setiap hari
Sabtu dan Minggu di lapangan bulu tangkis terbuka di bawah pohon Fahutan IPB.
(9) Kepada bapak-bapak dan ibu-ibu informan, tokoh kunci serta pakar yang menjadi
nara sumber dan semua responden yang telah membantu dalam penelitian ini tak
lupa disampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Perlu pula penulis sampaikan, disertasi ini baru merupakan bagian kecil dari
upaya kajian mengenai pembangunan perdesaan partisipatif, karena itu penelitian
lanjutan yang berkaitan dengan hal ini dianggap sangat penting. Globalisasi, otonomi
daerah dan reformasi yang berlangsung selama ini berimplikasi pada perlunya upaya
pembenahan aspek kepemimpinan, kelembagaan, sumber daya manusia dan aspek
finansial di tingkat desa yang selama ini terasa merupakan masalah serius dan kalau
tidak dikaji secara detil, maka tugas umum pemerintahan dan pembangunan akan
monoton,

stagnan dan akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan pada

umumnya dan kesejahteraan masyarakat pada khususnya.
Akhirnya kepada semua pihak yang banyak memberi masukan, saran dan
kritikan membangun yang banyak mengilhami inspirasi penulis, disampaikan
penghargaan dan terima kasih yang tulus atas semua kontribusi pemikiran tersebut.
Kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa kita kembalikan usaha dan niat yang
baik ini, semoga bermanfaat adanya. Amin.
Bogor,

April 2010

Penulis

xii

BIODATA / CURICULUM VITAE
Penulis dilahirkan di Sanrego, Sulawesi Selatan 31 Desember 1959 sebagai
anak sulung dari pasangan Bapak (Alm) Andi Basyo dengan Ibu Hj. Andi Bae.
Pendidikan dasar diselesaikan di SDN. No. 281 Sanrego tahun 1971, Pendidikan
menengah pada Sekolah Menengah Ekonomi Pertama Negeri (SMEPN) Watampone,
tamat tahun 1974, dan Pendidikan menengah atas pada Sekolah Menengah Ekonomi
Atas Negeri (SMEAN) Sinjai, tamat tahun 1977. Selanjutnya penulis menyelesaikan
studi S1 pada Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Ujung Pandang (sekarang
Universitas Negeri Makassar) Program Studi Administrasi Keterampilan Jasa tahun
1984. Studi S2 pada Universitas Hasanuddin Ujung Pandang Program Studi
Administrasi Pembangunan, tamat tahun 1998. Studi Doktor pada Institut Pertanian
Bogor, Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan Fakultas Ekologi Manusia dari
tahun 2005-2010. Studi Sandwich di University Putra Malaysia dari September 2008
sampai Januari 2009 memperdalam kajian pembangunan perdesaan partispatif.
Penulis bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil sejak diangkat sebagai tenaga
pengajar di Kopertis Wilayah VII Surabaya tahun 1987 (IKIP Widya Darma
Surabaya). Mutasi ke kopertis wilayah IX Sulawesi tahun 2000 dan ditugaskan pada
Universitas Muhammadiyah Makassar. Konsentrasi Tridarma Perguruan Tinggi yaitu:
 Pendidikan dan Pengajaran; mengampuh mata kuliah manajemen perkantoran,
ilmu sosial dan budaya dasar, administrasi pembangunan, perencanaan
pembangunan, manajemen pembangunan nasional dan regional, komunikasi
pembangunan, ilmu perbandingan administrasi negara, sistem administrasi negara
Republik Indonesia, teori dan isu kontemporer mengenai pembangunan, analisis
kebijakan dan pembangunan sektoral, ilmu alamiah dasar dan lain-lain.
 Karya Ilmiah dan penelitian; Jurnal ilmiah antara lain: Kelembagaan
pemerintahan dan pembangunan perdesaan di Sulawesi Selatan (2002), Tinjauan
pembangunan dalam perspektif sejarah (2003), Pendidikan dan penyuluhan dalam
mengatasi kebutuhan energi biofoel di perdesaan (2007). Strategi alternatif
pembangunan kawasan timur Indonesia (2007). Tinjauan makro mengenai
ketahanan pangan, kemiskinan dan pembangunan pertanian (2009). Penelitian:
Analisis mengenai manajemen PDAM kota Surabaya (1991). Strategi peningkatan
kualitas tenaga kademik di lingkungan kopertis wilayah IX Sulawesi (1998).
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap indeks prestasi belajar mahasiswa
program strata satu Unismuh Makassar (2001).Tinjauan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja administrasi umum di lingkungan Unismuh Makassar
(2003). Dan berbagai tulisan di koran.
 Pengabdian masyarakat; Nara sumber Yayasan laut biru Indonesia dalam diklat
pemberdayaan masyarakat nelayan di Kabupaten Pangkep (2001). Instruktur desa
binaan Unismuh, pengurus dan khatib pada organisasi sosial kemasyarakatn, dan
keagamaan di Makassar (2003). Ikut berperan aktif pada pertemuan ilmiah; semi
nar, simposium, loka karya baik lokal, regional, nasional maupun internasional.

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ..................................................................................................
RINGKASAN ...............................................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

i
ii
iii
iv
v
vi

PENDAHULUAN .........................................................................................
Latar Belakang...............................................................................................
Masalah Penelitian.........................................................................................
Tujuan Penelitian ...........................................................................................
Kegunaan Hasil Penelitian ............................................................................
Definisi Istilah ..............................................................................................

1
1
9
11
12
13

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
Persepsi…………………………………………………………………….
Kelembagaan dan Organisasi ......................................................................
Pengertian Kelembagaan dan Lembaga Pemerintahan Desa ............
Perkembangan Konsep Organisasi Abad XXI ...................................
Kinerja Organisasi .............................................................................
Kepemimpinan ..................................................................................
Penerapan Prinsip Good Governance dan Otonomi Daerah .............
Partisipasi ....................................................................................................
Pengertian Partisipasi ........................................................................
Kompetensi .......................................................................................
Motivasi sebagai Dasar Berprestasi dan Berpartisipasi ....................
Transformasi Semangat Kewirausahaan Masyarakat Desa ..............
Pendekatan Pembangunan Perdesaan .........................................................
Pengertian Pembangunan Perdesaan .................................................
Pembangunan SDM Aparatur Berkualitas di Daerah .......................
Proses Perencanaan dari Bawah dan Program Pembangunan
Perdesaan .........................................................................................
Pembangunan dan Ciri-Ciri Perencanaan Pembangunan Reformatif
di Daerah ............................................................................................
Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan ...............................................
Memperbaiki Pelayanan Penyuluhan Lapangan ................................
Mengembangkan Kreativitas dan Inovasi .........................................
Pembinaan SDM dan Pengembangan Perekonomian Perdesaan .......

19
19
20
20
23
25
26
29
31
31
36
43
45
47
47
47

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ............................................
Kerangka Berpikir ............................................................................
Hipotesis Penelitian ..........................................................................

58
58
61

xiv

49
51
52
53
54
56

METODE PENELITIAN ...........................................................................
Rancangan Penelitian ........................................................................
Populasi dan Sampel ........................................................................
Pengumpulan Data ...........................................................................
Peubah, Definisi Operasional, Indikator serta Parameter
Pengukuran.........................................................................................
Validitas Instrumen ...........................................................................
Reliabilitas Instrumen .......................................................................
Analisis Data ....................................................................................

62
62
63
65

HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................
Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................
Profil Kabupaten Bone ...............................................................
Profil Kabupaten Jeneponto .......................................................
Karakteristik Responden ....................................................................
Faktor Eksternal .................................................................................
Pembinaan dan Pengembangan Aparatur .....................................
Kualitas Kepemimpinan ...............................................................
Partisipasi Stakeholders ................................................................
Good governance..........................................................................
Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat .........................................
Kondisi Faktor Eksternal ..............................................................
Efektivitas Kinerja Birokrasi ..............................................................
Mutu Pelayanan Publik.................................................................
Tingkat Kompetensi dan Budaya Kerja .......................................
Motivasi Berprestasi .....................................................................
Tingkat Kepekaan dan Kepedulian Aparatur ...............................
Tingkat Efektivitas Kinerja Birokrasi ..........................................
Manajemen Pemerintahan dan Pembangunan Perdesaan Partisipatif
Optimalisasi Sumber daya ............................................................
Tingkat Profesionalisme Birokrasi ...............................................
Masyarakat Madani yang Mandiri................................................
Kualitas Manajemen Pemerintahan dan Pembangunan
Perdesaan Partisipatif ...................................................................
Persepsi Aparatur terhadap Kepuasan dalam Bekerja ………….
Faktor-faktor yang Berhubungan dalam Manajemen Pemerintahan
dan Pembangunan Perdesaan Partisipatif ...........................................
Pembinaan dan Pengembangn Aparatur dalam Pelaksanaan
Pembangunan Perdesaan Partisipatif ..................................................
Korelasi antara Faktor-Faktor yang Berhubungan dalam Manajemen
Pemerintahan dan Pembangunan Perdesaan Partisipatif ....................
Aspek Koordinasi dan Respon Masyarakat Terhadap Dinamika
Manajemen Pemerintahan dan Pembangunan Perdesaan Partisipatif
Patisipasi Masyarakat Perdesaan dalam Pembangunan ..............
Persepsi Masyarakat Terhadap Partisipasi Stakeholders .............
Persepsi Masyarakat Terhadap Good governance ......................
Persepsi Masyarakat tentang Optimalisasi Sumber Daya dan
Pembangunan Ekonomi Masyarakat ...........................................

80
80
80
85
88
90
90
91
92
94
94
96
96
96
98
99
100
102
102
102
103
105

xv

66
71
75
77

106
107
110
129
131
135
135
140
140
141

Penilaian Masyarakat tentang Pembinaan dan Pengembangan
SDM Aparatur ............................................................................
Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik .......................
Persepsi Masyarakat Terhadap Kepedulian dan Kepekaan
Aparatur .......................................................................................
Penilaian Masyarakat Terhadap Birokrasi yang Profesional.......
Faktor-Faktor yang Berhubungan dalam Manajemen Pemerintahan
dan Pembangunan Perdesaan Partisipatif di Kabupaten Bone dan
Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan ...............................
Strategi Manajemen Pemerintahan dan Pembangunan Perdesaan
Partisipatif...........................................................................................
Sumber daya dan Program Pembangunan ...................................
Peluang dan Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat ....................
Analisis Mengenai Peran Aparatur Pemerintah dalam
Pembangunan Perdesaan Partisipatif ...........................................
Strategi Pengembangan Pemerintahan dan Pembangunan
Perdesaan Partisipatif Melalui Pendekatan Penyuluhan..............

142
142
143
144

145
150
150
152
155
159

KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................
Kesimpulan .................................................................................
Saran ...........................................................................................

167
167
169

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................

172

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................

177

xvi

DAFTAR TABEL
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11
12.
13.
14.
15.
16
17
18
19
20

21

22
23
24
25
26
27

Hal
Sepuluh Komitmen Kepemimpinan…………………………………
Matriks Perubahan Pola Pikir………………………………………..
Bentuk-bentuk Partisipasi……………………………………………
Perbedaan Antara Penyuluhan Paradigma Lama dengan Penyuluhan
Paradigma Baru………………………………………………………
Jumlah Sampel Penelitian……………………………………………
Karakteristik Aparatur Pemerintahan dan Pembangunan Perdesaan
Partisipatif…………………………………………………………...
Faktor Eksternal Kelembagaan Pemerintahan dan Pembangunan
Perdesaan…………………………………………………………….
Efektivitas Kinerja Birokrasi…………………………………………
Manajemen Pemerintahan dan Pembangunan Perdesaan
Partisipatif……………………………………………………………
Persepsi Masyarakat Mengenai Dinamika Manajemen Pemerintahan
dan Pembangunan Perdesaan Partisipatif ……………………………
Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian…………………………………
Sebaran Responden dilihat dari Jenis Kelamin………………………
Sebaran Responden dilihat dari Segi Umur………………………….
Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan………………
Sebaran Responden Berdasarkan Masa Kerja……………………….
Rekapitulasi Kualitas Faktor Eksternal………………………………
Rekapitulasi Tingkat Efektivitas Kinerja Birokrasi………………….
Rekapitulasi Kualitas Manajemen Pemerintahan dan Pembangunan
Perdesaan Partisipatif………………………………………………
Korelasi Kanonik antara Faktor Eksternal dengan Manajemen
Pemerintahan dan Pembangunan Perdesaan Partisipatif……………
Korelasi Internal Peubah Manajemen Pemerintahan dan
Pembangunan Perdesaan Partisipatif dengan Peubah Kanoniknya
Kaitannya dengan Faktor Eksternal…………………………………..
Korelasi antara Peubah Faktor Eksternal dengan Peubah
Kanoniknya Kaitannya dengan Manajemen Pemerintahan dan
Pembangunan Perdesaan partisipatif………………………………....
Korelasi Kanonik antara Peubah Karakteristik Aparatur
Pemerintahan dengan Faktor Efektivitas Kinerja Birokrasi…………
Korelasi antara Peubah Efektivitas Kinerja Birokrasi dengan
Peubah Kanoniknya Kaitannya dengan Karakteristik Aparatur…….
Korelasi antara Peubah Karakteristik Aparatur dengan Peubah
Kanoniknya Kaitannya dengan Efektivitas Kinerja Birokrasi……….
Korelasi Kanonik antara Peubah Faktor Eksternal dengan Peubah
Efektivitas Kinerja Birokrasi ……………………………………….
Korelasi antara Peubah Efektivitas Kinerja Birokrasi dengan
Peubah Kanoniknya Kaitannya dengan Peubah Faktor Eksternal…
Korelasi antara Peubah Faktor Eksternal dengan Peubah
Kanoniknya Kaitannya dengan Efektivitas Kinerja Birokrasi……..

xvii

28
28
35
53
65
67
68
69
70
71
77
88
89
89
90
96
102
107
111

112

112
117
118
118
120
121
122

28

29

30

31

32.

33.

34.

35.
36.
37.
38.
39
40
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.

Korelasi Kanonik antara Peubah Karakteristik Aparatur dengan
Peubah Manajemen Pemerintahan dan Pembangunan Perdesaan
Partisipatif ……………………………………………………………
Korelasi antara Peubah Manajemen Pemerintahan dan
Pembangunan Perdesaan Partisipatif dengan Peubah Kanoniknya
Kaitannya dengan Peubah Karakteristik Aparatur…............................
Korelasi antara Peubah Karakteristik Aparatur dengan Peubah
Kanoniknya Kaitannya dengan Manajemen Pemerintahan dan
Pembangunan Perdesaan Partisipatif ………………………………..
Korelasi Kanonik antara Faktor Efektivitas Kinerja Birokrasi
dengan Manajemen Pemerintahan dan Pembangunan Perdesaan
Partisipatif ……………………………………………………………
Korelasi Kanonik antara Peubah Manajemen Pemerintahan dan
Pembangunan Perdesaan Partisipatif dengan Peubah Kanoniknya
Kaitannya dengan Peubah Efektivitas Kinerja Birokrasi……............
Korelasi antara Peubah Efektivitas Kinerja Birokrasi dengan
Peubah Kanoniknya Kaitannya dengan Manajemen Pemerintahan
dan Pembangunan Perdesaan Partisipatif……………………………
Korelasi antara Peubah Manajemen Pemerintahan dan
Pembangunan Perdesaan Partisipatif dengan Peubah Kanoniknya
dari Peubah Efektivitas Kinerja Birokrasi……………………………
Korelasi antara Peubah Efektivitas Kinerja Birokrasi dengan Peubah
Manajemen Pemerintahan dan Pembangunan Perdesaan Partisipatif..
Korelasi Rank Spearman Internal Peubah Faktor Eksternal …………
Korelasi Kanonik antar Kelompok Peubah Gabungan dua
Kabupaten ……………………………………………………………
Korelasi Rank Spearman antara Peubah Faktor Eksternal dengan
Manajemen Pemerintahan dan Pembangunan Perdesaan Partisipatif ..
Korelasi Rank Spearman antara Peubah Faktor Eksternal dengan
Peubah Efektivitas Kinerja Birokrasi…………………………………
Korelasi Kanonik antara Peubah Karakteristik Aparatur dengan
Peubah Faktor Eksternal ……………………………………………..
Korelasi antara Peubah Karakteristik Aparatur dengan Peubah
Kanoniknya Kaitannya dengan Peubah Faktor Eksternal ……………
Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik……………………..
Persepsi Masyarakat Terhadap Kepedulian dan Kepekaan Aparatur
Persepsi Masyarakat Terhadap Birokrasi yang Profesional…………..
Uji Korelasi Kanonik Keeratan Hubungan antar Kelompok Peubah
Uji Rank Spearman Keeratan Hubungan Langsung antar Sub
Peubah ……………………………………………………………..
Uji Korelasi Kanonik Keeratan Hubungan antar Kelompok Peubah
Uji Rank Spearman Keeratan Hubungan Langsung antar Sub
Peubah ……………………………………………………………..
Aspek Peluang Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat……………….

xviii

123

123

124

126

126

127

127
129
130
132
133
134
139
139
143
144
145
146
147
148
149
154

DAFTAR GAMBAR

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

21.

Hal
Posisi Kompetensi dalam Model Gunung Es.........................................
Posisi Kompetensi dalam Model Lingkaran…………………………...
Definisi Kompetensi……………………………………………………
Model Pengembangan Kualitas SDM di Daerah………………………
Kerangka Berpikir Konseptual Penelitian……………………………...
Pernyataan Responden Berdasarkan Pembinaan dan Pengembangan
Aparatur………………………………………………………………..
Pernyataan Responden Berdasarkan Kepemimpinan Aparatur..............
Pernyataan Responden Berdasarkan Partisipasi Stakeholders…………
Pernyataan Responden Berdasarkan Good governance……………….
Pernyataan Responden Berdasarkan Kebijakan Pemberdayaan
Masyarakat………………………………………………………………
Pernyataan Responden Berdasarkan Pelayanan Publik…………………
Pernyataan Responden Berdasarkan Kompetensi dan Budaya Kerja ….
Pernyataan Responden Berdasarkan Motivasi Berprestasi ……..............
Pernyataan Responden Berdasarkan Kepedulian dan Kepekaan
Aparatur …………………………………………………………………
Pernyataan Responden Berdasarkan Optimalisasi Sumber daya ……….
Pernyataan Responden Berdasarkan Birokrasi yang Profesional ……….
Pernyataan Responden Berdasarkan Masyarakat Madani yang
Mandiri……………………………………………………………………
Pernyataan Responden Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai……………..
Lembaga Implementasi Pembangunan Perdesaan Partisipatif……………
Diagram Strategi Rasional Membangun Manajemen Pemerintahan
dan Pembangunan Perdesaan Partisipatif Konteks Kabupaten Bone
dan Kabupaten Jeneponto ……………………………………………….
Kebijakan Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan
Partisipatif ……………………………………………………………….

xix

39
39
41
48
60
91
92
93
94
95
97
98
100
101
103
105
106
108
158

162
164

DAFTAR LAMPIRAN

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.

Hal
Kerangka Berpikir Teoritis Penelitian…………………………….
Kuesioner untuk Responden Aparatur……………………………
Kuesioner untuk Informan Kunci…………………………………
Pedoman Umum Indepth Interview……………………………….
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen …………………………
Sebaran Responden Berdasarkan Pembinaan dan
Pengembangan SDM Aparatur…………………………………...
Sebaran Responden Berdasarkan Kepemimpinan Aparatur............
Sebaran Responden Berdasarkan Partisipasi Stakeholders………..
Sebaran Respongen Berdasarkan Good governance ……………..
Sebaran Responden Berdasarkan Kebijakan Pemberdayaan
Masyarakat…………………………………………………………
Sebaran Responden Berdasarkan Efektivitas Pelayanan Publik …
Sebaran Responden Berdasarkan Kompetensi dan Budaya Kerja…
Sebaran Responden Berdasarkan Motivasi Berprestasi……………
Sebaran Responden Berdasarkan Kepedulian dan Kepekaan
Aparatur …………………………………………………………...
Sebaran Responden Berdasarkan Optimalisasi Sumber daya……..
Sebaran Responden Berdasarkan Birokrasi yang Profesional……..
Sebaran Responden Berdasarkan Masyarakat Madani yang
Mandiri ……………………………………………………………
Persepsi Masyarakat Terhadap Partisipasi Stakeholders ………….
Persepsi Masyarakat Terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Good Governance di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto…
Persepsi Masyarakat Terhadap Optimalisasi Sumber Daya
Pembangunan Ekonomi Masyarakat……………………………….
Persepsi Masyarakat Tentang Pembinaan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Aparatur/Pejabat …………………………

xx

177
179
188
194
196
199
200
201
202
204
206
207
208
209
210
211
212
213
214
216
217

135

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia pelaksana pembangunan merupakan isu
yang tidak henti-hentinya diwacanakan sebagai kata kunci determinan yang paling
menentukan berhasil tidaknya pencapaian tujuan pembangunan. Manusia adalah
objek dan subjek serta sasaran pelaksanaan pembangunan. Secara spesifik pada
diri manusia pembangunan (agent of change) terdapat tiga hal yang sangat
diperlukan yaitu: Pertama, wawasan dan cara pandang (mind set) tentang
pembangunan dan perubahan sosial. Kedua, kompetensi yang memadai dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Ketiga, kemampuan kepemimpinan
untuk mengikuti perkembangan yang selalu dinamis dan berlangsung terus
menerus.
Apabila ketiga hal itu dicermati dalam penyusunan dan pelaksanaan
program pembangunan masyarakat desa di Kabupaten Bone dan Kabupaten
Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan, tampaknya masih merupakan suatu yang
sangat memperihatinkan dalam arti keterbatasan dalam banyak hal, baik dari
aspek kemampuan individual maupun dari segi profil kelembagaan. Rancangan
Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2001–2005 yang memuat
tentang arah kebijakan pembangunan daerah yaitu percepatan pembangunan
perdesaan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan pendekatan
profesionalisme aparatur pemerintahan desa, mengembangkan kelembagaan,
penguasaan teknologi tepat guna dan pemanfaatan sumber daya alam secara
lestari.
Peningkatan

kesejahteraan

rakyat

dan

pemerataan

hasil-hasil

pembangunan harus dapat dirasakan kelompok mayoritas penduduk

yaitu

mayarakat perdesaan. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah peningkatan
kemampuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Selanjutnya untuk
meningkatkan partisipasi seluruh lapisan masyarakat, diperlukan efektivitas peran
kelembagaan dari aparatur birokrasi pemerintah, terutama di tingkat desa. Kondisi
yang ada saat ini di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi
1

2
Selatan perlu dikaji terus mengingat adanya tuntutan kebutuhan sebagai
konsekuensi dari desentralisasi pemerintahan, berupa otonomi daerah dan lebih
fokus lagi adalah upaya untuk mewujudkan otonomi desa.
Secara obyektif pada umumnya kondisi yang memperihatinkan dalam
pelaksanaan pembangunan di tingkat desa di Kabupaten Bone dan Kabupaten
Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan saat ini masih berkisar pada masalah:
(1) Kemampuan kelembagaan pembangunan masyarakat desa baik dilihat dari
segi struktur organisasi, mekanisme kerja, maupun

profil sumber daya

manusia. Hal ini merupakan bagian utama pembenahan administrasi
pemerintahan dan pembangunan.
(2) Aspek perilaku dan budaya tradisional yang masih dominan, serta kesadaran
yang rendah dalam pengelolaan pembangunan dan pelayanan publik.
(3) Belum jelasnya program pengembangan sumber daya manusia aparatur
terutama dalam pelaksanaan pembangunan perdesaan partisipatif.
(4) Tuntutan

otonomi daerah dan globalisasi sebagai prasyarat mutlak

keberhasilan pembangunan, masih terdapat kesenjangan pada tahap kesiapan
dari perilaku yang tampak dengan perilaku yang harus dimiliki oleh segenap
aparatur dan institusi pemerintah dalam pembangunan. Hal inilah yang
menyebabkan penyusunan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi program
pembangunan yang efektif dan efisien masih belum optimal.
(5) Upaya yang dapat dilakukan oleh institusi pemerintah desa guna menindak
lanjuti hasil dari kegiatan pembangunan yang belum optimal itu tampaknya
belum jelas. Termasuk kesadaran akan pentingnya informasi dan iptek rendah
(6) Keseriusan dan kebijakan yang fokus dan tajam dari pemerintah untuk
membangkitkan partisipasi masyarakat perdesaan juga belum optimal.
(7) Pembangunan selama ini belum optimal memberdayakan masyarakat.
Masyarakat pada umumnya masih dalam prroses pencerdasan

untuk

melakukan sesuatu, agar memiliki informasi yang berguna untuk dapat memilih
alternatif perilaku yang menguntungkan bagi kehidupannya. Pemberdayaan
(empowerment) dewasa ini digunakan secara luas oleh berbagai pihak, seperti oleh
pembuat kebijakan, praktisi/pelaksana program, petugas sosial dan kelompok

3
profesional. Tampaknya konsep tersebut digunakan sebagai pengganti konsep
pembangunan yang selama ini dilaksanakan dinilai kurang berhasil atau gagal
meningkatkan kualitas hidup, termasuk mengangkat manusia dari lembah
kemiskinan. Kebijakan pembangunan selama ini adalah kombinasi top down
dengan bottom up, tapi sering mengabaikan aspirasi serta kebutuhan masyarakat
bawah. Oleh karena itu perlu adanya perubahan orientasi kelembagaan
pemerintahan

dengan

tetap

memperhatikan

faktor-faktor

dominan

yang

mempengaruhi manajemen pemerintahan yaitu perubahan struktural dan
perubahan fungsional.
Perubahan besar pada manajemen pemerintahan terjadi dengan adanya
konsep pemikiran dari Osborne dan Gaebler (Wasistiono, 2003:24) yang
menawarkan perlunya transformasi semangat kewirausahaan pada sektor publik.
Osborne dan Gaebler (Wasistiono, 2003:24) mengemukakan sepuluh pokok
pikiran yang intinya adalah mengurangi peranan pemerintah dengan cara
memberdayakan masyarakat serta menjadikan sektor pemerintah lebih efisien.
Sedarmayanti, dkk. (2006:12) dalam kaitan pemerintahan daerah, globalisasi
menuntut keterbukaan, akuntabilitas dan ketanggapan dari segenap jajaran
birokrasi. Dalam dunia yang penuh kompetisi, sangat diperlukan kemampuan
birokrasi untuk memberikan tanggapan terhadap berbagai masalah secara akurat,
bijaksana, adil dan efektif. Munculnya partisipasi dalam proses pengambilan
keputusan politik di era globalisasi,

merupakan konsekuensi dari komitmen

terhadap demokrasi.
Dalam

hal

ini

perlu

diupayakan

cara-cara

birokrasi

untuk

membangkitkan partisipasi dalam program pemerintah. Oleh karena itu,
kelembagaan pemerintah harus mampu memberdayakan masyarakat yaitu
membuat

masyarakat

mampu

membangun

dirinya sendiri

memperbaiki

kehidupannya sendiri dalam arti mampu (berdaya), tahu (mengerti), termotivasi,
dapat memanfaatkan peluang, bersinergi, mampu bekerja sama, tahu berbagai
alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu
mencari dan menangkap informasi serta mampu bertindak sesuai situasi.

4
Aparatur birokrasi harus mampu memberikan pelayanan yang bermutu
bagi masyarakat, agar mereka dengan sendirinya dapat terus melakukan
partisipasi dalam pembangunan di perdesaan secara berkelanjutan (sustainable).
Secara teknis aparatur harus dapat melakukan penyuluhan kepada segenap
warganya; artinya aparatur desa berfungsi mengembangkan masyarakat madani
yang memiliki kemampuan (berdaya) untuk membangun dirinya sendiri atau
berdaya memperbaiki kehidupannya sendiri.
Mengingat betapa pentingnya peranan aparatur di perdesaan, maka
langkah utama dan pertama yang harus segera dibenahi ialah kepemimpinan pada
tingkat institusi perdesaan. Selain itu masih muncul isu-isu yang mensinyalir
adanya berbagai kelemahan antara lain: banyak sumber daya yang belum
ditangani secara optimal, belum tumbuhnya etos kerja produktif yang optimal.
Terkesan masih banyaknya perangkat desa yang seharusnya berfungsi sebagai
agen-agen pembangunan, namun belum melaksanakan fungsinya secara baik,
masih bersifat menunggu, kurang kreatif dan inovatif, kurang mandiri, kurang
memberikan peluang kepada masyarakat untuk ikut serta merumuskan
perencanaan pembangunan di desa dan lain-lain.
Beberapa informasi sebagai fakta lapangan mengenai eksistensi
perubahan kelembagaan pemerintahan kabupaten/kota dengan mengacu pada
Undang-Undang No. 32/2004 tentang pemerintahan daerah, esensinya adalah:
(1) Filosofi yang digunakan tetap “keanekaragaman dalam kesatuan.”
(2) Paradigma politik yang digunakan tetap dalam rangka demokratisasi,
pemerataan dan keadilan.
(3) Penambahan paradigma ekonomi

dengan

menekankan pada daya saing

daerah dalam menghadapai persaingan global melalui pemberdayaan
masyarakat.
(4) Penambahan paradigma administrasi dengan menekankan pada perlunya
efektivitas dan efisiensi.
(5) Memberi tekanan pada pelayanan masyarakat sebagai fokus utama untuk
mencapai hasil akhir berupa kesejahteraan masyarakat.

5
Menurut

Sedarmayanti,

dkk.

(2006:

5-6)

implementasi

aspek

kewenangan kelembagaan, kewenangan daerah dan sumber daya manusia
aparatur, dalam kenyataannya otonomi daerah acapkali diinterpretasikan sebagai
otonomi pemerintahan daerah dengan mengabaikan masyarakat. Di lain pihak
masyarakat tidak mengalami perubahan yang berarti atau mendasar karena mereka
tetap diposisikan sebagai “komoditas” oleh segelintir elit birokrat yang lebih
mengutamakan kekuasaan daripada kualitas pelayanan yang mengedepankan
kesejahteraan masyarakat. Apapun yang dilakukan oleh mereka, terutama yang
lebih menguntungkan, selalu mengatasnamakan masyarakat. Padahal mereka
sesungguhnya mementingkan dan berusaha mempertahankan posisi dan
jabatannya. Fakta lain di lapangan yang paling mendasar juga adalah masalah
sumber dana pembangunan.
Di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan
misalnya, tuntutan atas pemenuhan kebutuhan anggaran sebenarnya sudah
disadari tetapi masih sulit untuk merealisasikannya yaitu Alokasi Dana Desa
(ADD). Penelitian Guricci, dkk. (2002:2) tentang Perubahan Kelembagaan ini di
Propinsi Sulawesi Selatan menyimpulkan bahwa:
(1) Aspek kewenangan, pelaksanaan otonomi daer