Analisis Kemampuan Lahan

4.1 Analisis Kemampuan Lahan

Analisis kemampuan lahan dilakukan untuk mengetahui kemampuan lahan sampai kategori kelas. Analisis kemampuan lahan didasarkan atas beberapa faktor yaitu lereng permukaan, kepekaan erosi, tingkat erosi, kedalaman tanah, tekstur tanah, permeabilitas, drainase, kerikil/batuan, ancaman banjir dan salinitas (Lampiran

A.1) Metode yang dipakai adalah tumpang susun (overlay) peta-peta tematik dengan bantuan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil analisis ini menghasilkan kelas kemampuan lahan di Kabupaten Kotawaringin Timur dari Kelas I sampai dengan Kelas VII.

TABEL IV. 1 KELAS KEMAMPUAN LAHAN DI KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

Kelas Kemampuan Lahan

No Kecamatan

Kelas VI Kelas VII 1 Antang Kalang

Kelas I

Kelas II

Kelas III

Kelas IV

Kelas V

45.415,81 6.022,89 29.600,28 - - - - 3 Cempaga

- - 4 Kota Besi

- - 5 Mentawa Baru Ketapang 60.665,39 210,17 814,13

- - 6 Mentaya Hilir Selatan 74.624,85 - - - 25.021,36 - - 7 Mentaya Hilir Utara

- - 8 Mentaya Hulu

- 189,85 62,33 10 Pulau Hanaut

37.540,15 2.407,14 - - 1.783,75 - - Jumlah

413.084,20 285.088,81 347.810,40 381.787,32 28.516,16 31.447,19 68.675,89 Prosentase (%)

Sumber : Hasil Analisis, 2005

Kelas kemampuan lahan yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur dapat diuraikan sebagai berikut. • Kelas I. Tanah pada lahan Kelas I sesuai untuk segala jenis penggunaan lahan,

tidak mempunyai penghambat ataupun ancaman kerusakan sehingga dapat digarap untuk tanaman semusim dengan aman. Untuk dapat mempertahankan kesuburan dan produktifitasnya dapat dilakukan dengan pemupukan dan pemeliharaan struktur tanah. Kelas lahan ini mempunyai luas paling besar yang tersebar di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Antang Kalang dengan pola secara umum mengikuti aliran sungai dan persebaran paling besar terutama di wilayah selatan.

• Kelas II. Tanah pada kelas ini sesuai untuk segala jenis penggunaan pertanian

dengan sedikit hambatan dan ancaman kerusakan. Jika digunakan untuk tanaman semusim diperlukan sedikit konservasi tanah seperti pengolahan tanah dan pergiliran tanaman. Kelas lahan ini tersebar di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, dengan persebaran paling banyak di wilayah tengah hingga utara.

• Kelas III. Tanah pada lahan ini sesuai untuk segala jenis usaha pertanian dengan hambatan dan ancaman kerusakan yang lebih besar daripada lahan Kelas II, sehingga memerlukan konservasi khusus. Kelas lahan ini tersebar di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Pulau Hanaut. Untuk dapat diusahakan bagi budidaya pertanian perlu dilakukan perbaikan drainase, pergiliran tanaman, pembuatan terasiring dan penambahan pupuk/bahan organik.

• Kelas IV. Tanah pada Kelas IV mempunyai faktor penghambat yang lebih besar daripada Kelas III. Jika digunakan untuk tanaman semusim diperlukan pembuatan teras atau saluran drainase atau pergiliran tanaman dengan penutup tanah. Kelas lahan ini hanya terdapat di 4 kecamatan di wilayah utara yaitu dari Kecamatan Cempaga hingga Antang Kalang.

• Kelas V. Tanah pada kelas ini tidak sesuai untuk tanaman semusim. Kelas lahan ini terdapat di 4 kecamatan dengan kondisi lahan berupa rawa-rawa, hutan mangrove dan nipah sehingga sesuai untuk kawasan lindung.

• Kelas VI. Tanah pada lahan Kelas VI mempunyai pembatasan yang ketat yang membutanya secara umum tidak sesuai untuk pertanian. Kelas lahan ini paling

besar terdapat di Kecamatan Mentaya Hulu dan Antang Kalang serta sebagian kecil di Kecamatan Parenggean.

• Kelas VII. Tanah pada lahan Kelas VII mempunyai pembatasan yang sangat ketat yang membuatnya tidak cocok untuk usaha pertanian. Kelas lahan ini paling besar terdapat di Kecamatan Mentaya Hulu dan Antang Kalang serta sebagian kecil di Kecamatan Parenggean.

Kelas kemampuan lahan di Kabupaten Kotawaringin Timur seperti terlihat pada Gambar 4.1 berikut ini :