Metode Pengawetan Kupu-Kupu

RINGKASAN

R. Erly Risandy. D04497030. 2001. Metode Pengawetan Kupu-Kupu. Skripsi.
Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Penlbimbing Utama : Prof. drh. D.T.H.Sihombing, MSc., Ph.D
Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Muladno, MSA
Kupu-kupu merupakan- salah satu serangga yang meiniliki keindahan yang
luar biasa dengan habitat yang tersebar luas dari pedesaan hingga perkotaan.
Keberadaannya memberikan manfaat yang cukup besar bagi manusia, diantaranya
yaitu meinbantu penyerbukan tanaman, sebagai bahan industri, sebagai bahan
makanan dan juga sebagai koleksi. Khusus pemanfaatannya sebagai koleksi, maka
kupu-kupu hams diawetkan terlebih dahulu, sehingga perlu adanya suatu metode
pengawetan terhadap kupu-kupu.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari dan membandingkan metode
pengawetan kupu-kupu yang paling baik dengar. penyuntikan alkohol atau dengan
formalin sehingga didapatkan umur simpan kupu-kupu yang paling lama dan paling
awet. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Temak, Taman
Rektorat IPB, Taman Teknologi Benih Fakultas Pertanian IPB, Wisma Nusantara dan
Babakan Doneng Bogor. Penelitian berlangsung dari bulan Agustus 2000 sampai
Januari 2001. Bahan atau objek yang digunakan yaitu kupu-kupu sedangkan alat yang
digunakan yaitu suntikan 1 ml, alkohol 70%, formalin 40%, plastik, jaring, kapas,

jarum, styrofoam, termometer, oven dan wadah. Metode yang dilakukan yaitu dengan
cara menyuntikan alkohol atau formalin pada bagian dada, sayapnya kemudian
direntangkan, bagian kaki dan antene diluruskan, setelah itu diberi perlakuan yaitu
dikeringanginkan, dijemur matahari dan dioven. Setelah enam bulan kemudian dilihat
hasilnya dengan cara membandingkan kupu-kupu yang disuntik alkohol dengan
kupu-kupu yang disuntik formalin. Parameter yang digunakan yaitu wama dan
kelengkapan anggota tubuh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara kupu-kupu yang disuntik alkohol
dengan kupu-kupu yang disuntik formalin memiliki keuntungan dan kekurangannya
masing-masing dan keduanya dapat digunakaii sebagai bahan pengawet dalam
pengawetan kupu-kupu. Pada metode pengawetan yang dikeringanginkan, kupu-kupu
yang disuntik formalin menunjukan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kupukupu yang disuntik alkohol yaitu warnanya tidak pudar dan anggota tubuhnya masih
lengkap. Pada metode pengawetan yang dijemur, kupu-kupu yang disuntik formalin
menunjukan hasil yang tidak jauh berbeda dibandingkan dengan kupu-kupu yang
disuntik alkohol yaitu warnanya tidak pudar dan anggota tubuhnya pun masih
lengkap. Kupu-kupu yang mengalami metode pengawetan yang dioven terlihat
berbeda antara yang disuntik alkohol dibandingkan dengan yang disuntik formalin.
Kupu-kupu yang disuntik fornlalin mengalami kerusakan yang lebih sedikit
dibandingkan dengan kupu-kupu yang disuntik alkohol.