KAJIAN TEORI

e. Konsisten dengan satu Mushaf

Ketika konsisten memegang satu mushaf, maka biasanya yang terukir dibenak adalah gambar halaman. Permulaan surah pada “halaman ini” dan permulaan juz ada pada “halaman itu”, bahkan dihalaman antara surah dan juz itu akan berakhir serta berapa jumlah ayat yang ada didalamnya. Semua itu dapat memantapkan hafalan dan menjadikan lebih mampu untuk menyambung, menggabungkan, dan menyelesaikan halaman dengan baik, cepat, dan kuat.

Namun jika suatu hari menghafal dengan sebuah mushaf dari awal surah a da pada “halaman ini”, lalu menghafal dengan mushaf lain dari awal surah berada pada letak yang lain, maka akan kebingungan.

Oleh karena itu, memakai hanya satu mushaf dapat membantu program tahfizh dan mushaf yang paling bagus adalah mushaf yang dimulai dengan ayat dan diakhiri dengan ayat. Bukan halaman yang bagian akhirnya tidak sempurna satu ayat, lalu disempurnakan pada halaman berikutnya.

f. Mengoptimalkan seluruh fungsi panca indra

Dari sudut pandang keilmuan, disimpulkan bahwa penggunaan satu panca indra dalam suatu pekerjaan akan memberikan hasil dengan Dari sudut pandang keilmuan, disimpulkan bahwa penggunaan satu panca indra dalam suatu pekerjaan akan memberikan hasil dengan

digunakan, hanya membaca dengan menggunakan mata saja. Selain itu gunakanlah lisan, keraskanlah suara hingga lisan bergerak dan telinga mendengar suara.

9. Upaya Mengatasi Hambatan dalam Menghafal Al Qur’an

Adapun upaya menjaga hafalan Al Qur‟an agar tidak mudah lupa atau hilang adalah sebagai berikut:

a. Materi yang sudah dihafal hendaknya diperdengarkan kepada orang lain yang ahli, jangan mempercayai diri sendiri, karena kerap kali sering salah.

b. Untuk memperkokoh hafalan yang telah ada perlu diulang-ulang pada waktu shalat sendirian, atau bersama penghafal lainnya secaraa bersama yang menjadikan aktif dalam membaca.

c. Lakukan menghafal Al Qur‟an waktu kondisi badan sedang segar tidak mengantuk dan tidak lapar, karena kalau badan merasa kurang segar akan menggangu dalam proses menghafal.

d. Usahakan tidak melakukan hal yang dilarang oleh agama, karena apabila melakukan sesuatu yang dilarang oleh agama maka akan mengganggu pikiran serta konsentrasi dalam menghafal.

e. Lakukan kegiatan menghafal dengan konsentrasi penuh pada bidang hafalan, karena kalau tidak dengan konsentrasi penuh maka biasanya hafalan itu akan memakan waktu lama.

27 Amjad Qasim, Kaifa Tahfazh al Qur‟an al Karim fi Syahr, Madiun-Jatim: 2012. h. 160.

10. Media dan Metode Menghafal

Menghafal Al Qur‟an merupakan pekerjaan yang tidak ringan. Meskipun demikian, ada beberapa faktor luar yang apabila perhatikan akan

membantu mempermudah dalam menjalani proses hafalan Al Qur‟an, yaitu media dan metode. Media dan metode ini di antaranya bisa berupa :

a. Mushaf hafalan, mushaf ini berbeda karena halamannya selalu dimulai dengan awal ayat dan diakhiri dengan akhir ayat. Berbagai juznya tidak dimulai kecuali dengan awal ayat yang bisa mempermudah pembacanya untuk memusatkan pandangan pada ayat hingga selesai menghafalnya, tanpa perlu terbagi-bagi pikirannya antara dua halaman.

b. Mushaf dibagi per juz, entah itu masing-masing juz yang terpisah atau setiap lima juz yang terpisah, yang mungkin dapat disimpan dengan mudah, seperti saat menaruh di saku.

c. Membaca ayat secara perlahan, dianjurkan bagi orang yang ingin menghafal ayat- ayat Al Qur‟an untuk membacanya dengan perlahan sebelum menghafalnya, agar terlukis dalam dirinya sebuah gambaran umum.

d. Metode duet, hendaknya mencari seseorang yang bisa ikut serta bersamanya dalam menghafal.

e. Metode tulisan, metode ini mensyaratkan para penghafal Al Qur‟an untuk menuliskan potongan ayat dengan tangannya sendiri di papan tulis, atau di atas kersta dengan menggunakan pensil, kemudian e. Metode tulisan, metode ini mensyaratkan para penghafal Al Qur‟an untuk menuliskan potongan ayat dengan tangannya sendiri di papan tulis, atau di atas kersta dengan menggunakan pensil, kemudian

f. Metode pengulangan, maksudnya dengan mengulang bersama hafalan- hafalan yang telah dihafal bersama teman, sahabat atau lainnya dan bisa juga dengan menggunakan kaset yang di dalamnya berisi bacaan seorang qari‟yang sangat bagus tajwidnya, serta mengulang-ulang dan menyimak bacaan tersebut. 28

g. Pengungkapan kembali, dalam proses menghafal Al Qur‟an urut-urutan ayat sebelumnya secara otomatis menjadi pancingan terhadap ayat-ayat selanjutnya, karena itu biasanya lebih sulit menyebutkan ayat yang terletak sebelumnya daripada yang terletak di awal pojok Al Qur‟an. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah dengan cara menghafal ulang satu atau dua ayat yang telah di hafal terakhir sebelumnya, kemudian

menyambungkannya dengan menghafal ayat dihalaman yang baru. 29

C. Kerangka Pikir dan pertanyaan

1. Kerangka Pikir

Al Qur‟an merupakan kalamullah sebagai mu‟jizat Nabi Muhammad SAW., nab i menyuruh agar Al Qur‟an dibaca dan dihafal, di Kalimantan

Tengah khususnya Kota Palangka Raya sekarang sudah banyak berdiri Pondok Tahfizh, salah satu pengembangannya adalah Pondok Pesantren Al WafaPalangka Raya yang beralamat dijalan Dahlia No. 6 Palangkaraya yang mana tujuan dari penelitian Pondok Pesantren ini adalah melahirkan hafizh

28 Ahmad Salim Badwilan, Cara Mudah Bisa Menghafal Al Qur‟an, Jogjakarta : Bening,

Juni 2010, h. 99-103.

29 Sa‟dulloh, 9 Cara Praktis Menghafal Al Qur‟an, Jakarta: Gema Insani, 2008, h. 50.

(Penghafal Al Qur‟an), untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan metode dalam mengh afal Al Qur‟an. Dalam melaksanakan menghafal Al Qur‟an tentu saja tidak lepas dari faktor pundukung dan penghambat serta upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan menghafal Al

Qur‟an. Keberhasilan dalam menghafal Al Qur‟an tidak bisa terlepas dari pelaksanaan menghafal Al Qur‟an yang dilaksanakan oleh para santri dalam meningkatkan kemampuan dalam menghafal Al Qur‟an, untuk lebih jelasnya lihat skema di bawah ini :

Proses Menghafal Al Qur‟an

Metode yang diterapkan

Faktor pendukung dalam Faktor penghambat dalam

penerapan metode penerapan metode

Usaha yang dilakukan

ustadz

2. Pertanyaan Penelitian

Untuk menjawab masalah sebgaimana dipaparkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Untuk menjawab masalah sebgaimana dipaparkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

b. Bagaimana penerapan metode menghafal di Pondok Pesantren Al Wafa Palangka Raya?

c. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam metode menghafal Al Qur‟an di Pondok Pesantren Al Wafa Palangka Raya?

d. Media apa saja yang digunakan para santri dalam menghafal Al Qur‟an di Pondok Pesantren Al Wafa Palangka Raya?

e. Apa saja usaha yang dilakukan ustadz untuk mengatasi hambatan dalam metode menghafal Al Qur‟an di Pondok Pesantren Al Wafa Palangka

Raya?

Dokumen yang terkait

Bagian ini akan menjelaskan tentang : - Modul Mysql Android

0 0 79

RANCANG BANGUN E-VOTING DENGAN MENGGUNAKAN KEAMANAN ALGORITMA RIVEST SHAMIR ADLEMAN (RSA) BERBASIS WEB (STUDI KASUS : PEMILIHAN KETUA BEM FMIPA)

0 2 7

Kata Kunci : Eksekusi Hak Tanggungan, Gugatan, Restrukturisasi Kredit ABSTRACT - PERLINDUNGAN HUKUM KREDITUR TERHADAP PELAKSANAAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN (Analisis Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2859K/PDT/2011)

0 1 10

F. Y. Rumlawang. - View of APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK MEMPEROLEH JALUR OPTIMUM Studi Kasus : Penentuan Rute Optimum Ferry di Pulau Ambon, Pulau Seram, dan Pulau-Pulau Lease

0 0 8

E. Waktu pelaksanaan - Panduan Praktek Profesi Mata Ajar : Keperawatan Maternitas

0 0 8

Kata kunci : Strategi Peningkatan Kinerja, Supply Chain, SCOR, OMAX, Traffic Light System PENDAHULUAN - STRATEGI PENINGKATAN KINERJA SUPPLY CHAIN BUAH NAGA DI KECAMATAN BANGOREJO KABUPATEN BANYUWANGI BERDASARKAN PROSES INTI SCOR

0 0 6

Perancangan Aplikasi Rekam Medis Dan Sistem Antrian Pada Praktek Dokter Umum (Studi Kasus : Dr. Lintang Desi Aritanti Putri)

0 1 6

PERSETUJUAN SKRIPSI Judul : PENGARUH EKSTRAK DAUN MENIRAN (Phyllanthus niruri, L.) TERHADAP PERTUMBUHAN

0 0 60

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN Dalam Pembahasan ini, meliputi ada 3 (tiga hal) yaitu kepemimpinan, gaya kepemimpinan kepala sekolah dan upaya pengembangan kurikulum pada MA Muslimat NU yang akan diuraikan secara sistematis berikut ini : A. Kepemimpina

0 1 21

Hal : Mohon Diuji Skripsi

0 1 91