PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.10. Pekerjaan timbunan dengan menggunakan alat berat

Di dalam praktek tidak mudah menetapkan berapa banyak air yang diperlukan pada saat pemadatan, kecuali pelaksana yang sudah berpengalaman sekali. Tetapi untuk pedoman kasar, adalah sebagai berikut :

a. Bila selama pemadatan timbul debu, berarti kadar air kurang;

b. Bila selama pemadatan, tanah keluar airnya (becek) berarti kadar airnya terlalu tinggi.

Hal-hal yang berpengaruh terhadap kepadatan adalah :

a. Tebal lapisan tanah lepas, yang akan dipadatkan;

b. Berat dan energi alat pemadat;

c. Banyaknya lintasan pemadatan;

d. Kadar air.

Urutan pelaksanaan, sebagai berikut :

a) Percobaan Pemadatan

• Hamparkan tanah lepas setebal yang kita kehendaki, diatas permukaan yang

telah dipadatkan seperlunya (biasanya dalam spesifikasi teknik ditetapkan tidak boleh lebih dari 30 cm)

• Semprotkan air, bila dirasakan hamparan tanah kadar airnya masih kurang

(tetapi lebih baik agak kurang daripada kelebihan) • Kemudian dipadatkan dengan alat pemadat Vibro Roller atau Sheep Foot Roller

dan dicoba misalnya dengan 6 lintasan. Sesudah itu diambil sampel tanah dan diukur kepadatannya (berat volume keringnya). Bila ternyata masih kurang padat, maka lintasan pemadatan ditambah lagi, misalnya ditambah dua lintasan. Bila tingkat kepadatannya telah dicapai, maka cara-cara tersebut dipakai sebagai pedoman selanjutnya.

b) Pemadatan Timbunan • Dasar tanah yang akan ditimbun, dipadatkan seperlunya, sesuai

persyaratannya. • Tanah timbunan yang diambil dari quarry atau lokasi galian, dibawa dengan

Dump Truck, ditumpahkan di lokasi tempat timbunan yang telah dipersiapkan. Jarak tumpukan diatur sedemikian, sehingga bila dihampar dengan ketebalan

30 cm seluruh permukaan dapat tertimbun. • Tumpahan tanah dari Dump Truck digusur/diratakan dengan Bulldozer atau

Grader untuk mencapai ketebalan hamparan kurang lebih 30 cm. Perhatikan kadar airnya secara visual .

• Bila musim hujan, sebaiknya hamparan tanah dibatasi seperlunya saja, dan

dilindungi/ditutupi dengan terpal. Bila hujan cukup deras, pekerjaan harus dihentikan.

• Lapisan pertama tersebut sebaiknya melebihi lebar kaki timbunan kurang lebih

50 cm, dikanan dan dikiri. Kemudian setelah kadar air dinilai cukup, langsung dipadatkan dengan Vibro Roller atau Sheep Foot Roller dengan lintasan sebanyak percobaan pemadatan yang telah dilakukan .

• Bidang pemadatan harus overlapping kurang lebih 15 cm, agar seluruh permukaan terpadatkan. Lapisan pertama yang telah selesai dipadatkan,

diambil sampelnya setiap jarak 50 meter (atau sesuai spesifikasi), dan diperiksa kepadatannya .

• Bila kepadatannya telah memenuhi syarat, maka lapisan berikutnya baru diperbolehkan untuk dihampar .

• Pemadatan lapisan pertama dan kedua dilakukan diantara dua profil yang ada

(daerah profil dilewati dulu) Sesudah dua lapisan selesai dan dapat dipakai sebagai pedoman, maka profil dapat dibongkar untuk ditimbun mengikuti lapisan-lapisan yang telah selesai .

• Timbunan dan pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis. Untuk menjamin

mutu timbunan (yang berbentuk tanggul) penimbunan diteruskan sampai separuh kedalaman saluran (untuk saluran yang tidak lebar)

• Sisa kepala tanggul (di kanan-kiri) ditimbun dari hasil galian profil saluran, dan

juga dipadatkan lapis demi lapis. Dalam proses pembentukan tanggul harus dipedomani lagi dengan profil saluran.

• Agar diingat bahwa apabila lebar tanggul kurang dari rencana (desain),

penambahan akan sulit, tidak boleh langsung ditambal dari samping. • Tambahan/pelebaran tanggul yang sudah jadi harus lapis demi lapis dari bawah

dan dengan sambungan bertangga