Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.2 Waktu Penyelesaian Pelayanan

Waktu pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dan menyusui merupakan bagian yang terpenting dari proses awal dia datang sampai selesai dilayani. Ibu hamil dibutuhkan tempat layanan khusus. Selain berhak mendapatkan layanan kesehatan khusus untuk ibu hamil dan menyusui, perempuan seharusnya mendapatkan pula perlakuan khusus dalam pelayanan-pelayanan publik administratif maupun jasa.

Dimensi waktu penyelesaian pelayanan baik dalam pemeriksaan kehamilan maupun persyaratan lain secara adminisratif berhubungan dengan disiplin baik petugas kesehatan maupun pasien itu sendiri dalam sebuah pekerjaan.

Kepala seksi pelayanan Posyandu Hulondhalangi, menyatakan bahwa dalam pelayanan dibutuhkan waktu relatif singkat: Setiap pelayanan di puskesmas kami membutuhkan waktu relalif singkat rata-rata

10 sd 15 menit selesai dilayani pada aspek registrasi setiap pasien baik itu pemeriksaan berat badan, tinggi badan, dan lain-lain. Setelah itu akan diserahkan ke dokter pemeriksa. (Wawancara, 20 Juli 2017)

Hasil penelitian diungkapkan bahwa puskesmas di kota Gorontalo telah memiliki standar pelayanan berdasarkan apa yang telah di amanahkan dalam

Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 bahwa dalam pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan persalinan apabila melahirkan di puskesmas maka jenis perawatan rawat inap. Secara umum dapat dikategorikan dalam : a) pelayanan rawat jalan : dengan jenis pelayanan jasa berupa pemeriksaan kesehatan, pengobatan, konsultasi kesehatan dapat dengan dilakukan dimulai dari pendaftaran pasien diloket dengan jadwal mulai hari Senin sampai dengan Kamis pukul 07.00 - 12 Wita. Sedangkan pada hari Jum’at mulai pukul 07.00 - 10.30 Wita dan hari Sabtu mulai pukul 07.00 sampai dengan 11.30 dengan persyaratan yang harus dipersiapkan antara lain: (1) membawa kartu berobat terutama nomor daftar pasien untuk mempermudah petugas untuk mencari kartu rekam medik yang telah ada. (2) pasien membawa kartu Jamkesmas bagi pasien Jamkesmas; (3) Membawa Kartu Askes untuk Pasien Askes. Bagi pasien Umum akan dikenakan tarif tersendiri sesuai daftar yang telah ditetapkan.

Meskipun dari waktu yang telah ditetapkan sesuai standar yang diharapkan, namun masih menuai protes atau keluhan oleh pasien pada umumnya. Dari aspek waktu yang ditetapkan terkadang belum sesuai dengan kenyataan diterima. Misalnya loket registrasi terkadang petugas sering terlambat datang. Pada saat loket registrasi mulai membrikan pelayanan belum diimbangi dengan jumlah pasien yang dilayani sehingga terjadi antrian panjang dan memakan waktu dari yang distandarkan. Begipula terjadi pada loket pelayanan di ruang dokter dengan alasan dokter masih dalam proses kunjung pasien rawat inap atau melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit sehingga mengalami keterlambatan dalam pemerikasaan.

4.2.3 Biaya Pelayanan

Biaya pelayanan adalah biaya yang dikeluarkan leh pasien dan atau biaya yang dalam satuan nominal yang dirupiahkan. Namun biaya tersebut sudah dijadikan dalam bentuk iuran wajib yang dikenakan kepada pasien dibayarkan dalam rangkan jaminan kesehatan.

Setiap pasien yang berobat ke puskesmas yang menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan yang bersifat nasional Setiap pasien yang berobat ke puskesmas yang menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan yang bersifat nasional

Program pemerintah selama ini untuk biaya kesehatan dilakukan dalam rangka memberikan layanan melalui bantuan biaya kesehatan yang dianggarkan dalam setiap tahunnya. Ada beberapa jaminan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat antara laian :

a. Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang dialokasikan pada APBN adalah peserta JKN yang dibiayai dari APBN dan pengelolanya oleh BPJS Kesehatan. Sedangkan Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBD adalah program Jaminan Kesehatan yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah dengan maksud membantu masyarakat miskin yang digunakan berobat ke fasilitas kesehatan pemerintah tanpa dipungut biaya.

b. Pekerja Penerima Upah (PPU) adalah peserta JKN yang dibiayai oleh pemerintah pusat dan peserta itu sendiri. PPU terdiri dari PNS, TNI/POLRI, Eks JPK Jamsostek dan badan usaha baru.

c. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/Mandiri adalah peserta JKN yang iurannya dibiayai oleh peserta itu sendiri, pesertanya terdiri dari masyarakat yang mampu membayar.

d. Bukan Pekerja (BP) adalah peserta JKN yang dibiayai oleh pemerintah dan pemberi kerja, pesertanya terdiri dari penerima pensiun pemerintah, veteran, penerima pensiun pejabat negara, perintis kemerdekaan, penerima pensiun swasta dan bukan pekerja lainnya.

e. Jamkesda adalah upaya pembiayaan kesehatan oleh pemerintah daerah yang tidak terbiayai melalui PBI APBN dan pengelolanya masih dikelola sendiri yang keanggotaannya secara wajib yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah daerah dan diselenggarakan dengan kendali biaya dan kendali mutu.

f. Asuransi Swasta adalah upaya pembiayaan kesehatan yang keanggotaannya secara sukarela yang iurannya dibayarkan oleh masyarakat itu sendiri.

g. Asuransi Perusahaan adalah upaya pembiayaan kesehatan yang keanggotaannya secara sukarela dan iurannya dibayarkan oleh masyarakat itu sendiri dan perusahaan tempat dia bekerja.

Berbagai program asuransi yang berikan dalam menjamin layanan kesehatan kepada masyarakat, agar masyarakat benar-benar dapat memanfaatkan dan menjadi mitra yang baik bagi pememrintah.

Hasil penelitian di Dinas Kesehatan Kota Gorontalo, jika di dasarkan pada jumlah penduduk Kota Gorontalo, yang sudah mendapat jaminan pemeliharaan kesehatan pada tahun 2016 sebanyak 183.289 jiwa (88,8%) dari total penduduk Kota Gorontalo. Seluruhnya merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional, yang terdiri dari Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN sebanyak 49.749 peserta (24,1%), PBI APBD (APBD Kota Gorontalo dan APBD Provinsi Gorontalo) sebanyak 66.032 peserta (32,0%), Pekerja Penerima Upah (PPU) sebanyak 48.617 peserta (23,5%), Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) sebanyak 12.181 peserta (5,9%) dan Bukan Pekerja sebanyak 6.710 peserta (3,3%). Sedangkan data peserta jaminan kesehatan lainnya seperti Jamkesda, asuransi swasta dan asuransi perusahaan tidak tersedia.

Anggaran kesehatan dalam APBD kabupaten/kota adalah dana yang disediakan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan yang dialokasikan melalui APBD. Alokasi anggaran kesehatan pemerintah per kapita per tahun adalah jumlah anggaran yang dialokasikan oleh Pemerintah (melalui APBD Kab/Kota, APBD Provinsi, APBN, Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN) dan sumber pemerintah lain) untuk biaya penyelenggaraan upaya kesehatan per kapita per tahun.

Grafik 4.12 Kecenderungan Persentase Anggaran Kesehatan

dalam APBD Kota Gorontalo Tahun 2012-2016

Sumber : Subbag Program & Keuangan, Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Bidang

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, serta Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah.

Anggaran kesehatan di Kota Gorontalo tahun 2016 secara jelas menunjukkan bahwa total anggaran kesehatan di Kota Gorontalo sebesar Rp. 161.830.752.682,- yang terdiri dari APBD Kota Gorontalo sebesar Rp. 88.421.750.227,- (54,6 %) dan APBN sebesar Rp. 73.409.002.455,- (45,4 %). Sedangkan pembiayaan bersumber APBD Provinsi, Pinjaman/Hibah Luar Negeri dan sumber pemerintah lain tidak ada. Alokasi anggaran kesehatan bersumber dari APBD Kota Gorontalo selama 5 (lima) tahun terakhir mengalami peningkatan dari 3,1 % pada tahun 2012 menjadi 8,6 % pada tahun 2016. Dengan demikian dari aspek biaya kesehatan telah dijamin oleh pemerintah Kota Gorontalo melalui Dinas Kesehatan Kota Gorontalo.

4.2.4 Produk Pelayanan

Produk pelayanan kesehatan dapat dikategorikan dalam bentuk bangunan fisik yang tampak dan non fisik yang terlihat aspek layanan yang diberikan. Produk yang tampak telah memiliki bangunan baik Rumah Sakit dan Puskesmas sudah baik, namun masih perlu dilengkapi dengan fasilitas untuk menunjang proses persalinan. Sedangkan produk non fisik terlihat dari hasil pelayanan yang akan ataupun telah diterima membutuhkan pemahaman lebih kepada orang yang diberikan pelayanan. Secara mudah disebut sosialisasi yang telah diprogramkan. Hal-hal yang berkaitan dengan produk pelayanan adalah kualitas dari produk layanan. Produk hasil layanan kesehatan dapat dilakukan melalui keterbukaan informasi yang terdiri dari alur layanan yang harus dilalui oleh setiap pasien.

Hasil penelitian dilihat dari alur layanan menunjukkan bahwa pasien melakukan

registrasi sampai pada pemeriksaan dari dokter setiap puskesmas telah memiliki standar pelayanan, hal ini dapat ditunjukkan oleh pasien dapat menerima kartu antrian dan menunggu di ruang tunggu. Setiap pasien yang datang dipersilahkan mengambil nomor antrian dan silahkan menunggu nomor antrian itu dipanggil. Pada bagian registrasi ini masih pelayanan sifatnya umum, seperti timbang berat badan dan indentifikasi penyakit yang diderita pasien oleh petugas kesehatan. Setelah kartu berobat diserahkan, maka pasien dipersilahkan ke ruang tunggu dokter untuk dipanggil ke ruang periksa. Setiap pasien diminta mengikuti mekanisme pelayanan, dan dapat membaca informasi tentang jadwal pelayanan dokter. Selain itu pasien diperkenalkan tentang informasi umum tentang pola hidup sehat dan hal ini dilakukan oleh mahasiswa yang ikut praktek di puskesmas.

Selaian informasi, produk layanan kesehatan lainnya adalah tersedianya kotak saran yang dapat menampung keluhan atas pelayanan kepada pasien di puskesmas.

4.2.5 Sarana Prasarana Pelayanan

Sarana prasarana pelayanan merupakan hal yang penting dalam memberikan pelayanan kepada pasien terutama ibu hamil baik saat konsultasi kehamilan sampai pada proses kelahiran bayi.

Secara umum sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Gorontalo dapat digambarkan bahwa pemerintah Kota Gorontalo melalui Dinas Kesehatan memiliki 777 jenis sarana kesehatan, secara jelas dapat dilihat pada tabel

4.14 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Jumlah Sarana Prasarana Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Gorontalo

No. Jenis Sarana Keterangan

1 6 unit Rumah Sakit Rumah sakit umum 5 unit (2 unit milik pemerintah dan 3 unit dikelola oleh swasta).

2 54 unit Puskesmas

1 unit puskesmas rawat inap dengan 10 tempat tidur, 9 unit puskesmas non rawat inap, 13 unit puskesmas keliling (terdiri dari 8 unit pusling dan 5 unit ambulance), 1 unit puskesmas rawat inap dengan 10 tempat tidur, 9 unit puskesmas non rawat inap, 13 unit puskesmas keliling (terdiri dari 8 unit pusling dan 5 unit ambulance),

3 14 unit Balai Pengobatan/Klinik dikelola oleh swasta

4 221 unit Praktik Dokter

perorangan swasta

Perorangan Swasta

5 1 unit Bank Darah Rumah Sakit dikelola oleh pemerintah

6 1 unit Transfusi Darah dikelola oleh pemerintah

7 388 unit Usaha Kecil Obat

Tradisional

8 76 unit Apotek

dikelola oleh swasta

9 15 unit Toko Obat

dikelola oleh swasta

10 1 unit Penyalur Alat Kesehatan

dikelola oleh swasta

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan, Bidang Yankesmas Seksi Promosi Kesehatan, Bidang Binkesmas

Dilihat dari tabel 4. 4 secara keseluruhan terdapat 777 unit sarana kesehatan dapat disimpulkan bahwa dari segi sarana dan prasarana kesehatan sangatlah menunjang dalam proses pelayanan kesehatan ibu hamil maupun pelayanan kesehatan lainnya.

Seluruh puskesmas dilingkungan Dinas Kesehatan Kota Gorontalo sangat sulit ditemukan ruangan khusus untuk ibu hamil dan menyusui (ruang laktasi atau nursery room yang tentunya harus memenuhi persyaratan seperti ada ruangan tertutup, tempat duduk, tempat cuci tangan, lemari es, dispenser, dan meja bayi) yang memenuhi standar. Semua fasilitas ini masih sulit temukan pula di puskesmas yang melakukan pelayanan ibu hamil maupun bayi lahir.

Jika dilihat dari hasil wawancara dengan Kepala Dinas Kesehatan Kota Gorontalo, bahwa ruangan khusus yang dipersyaratkan hanya terdapat di Rumah Sakit dan hal itu terdapat dalam satu ruangan khusus untuk ibu hamil yang melahirkan saja, tetapi bukan pada ruangan atau gedung pasca melahirkan dimana bayi diberikan pelayanan oleh petugas kesehatan. Selain itu, kondisi ini terjadi oleh karena tipe Rumah Sakit yang dibangun di Kota Gorontalo masih pada taraf tipe C.

4.2.6 Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan

Kompetensi petugas dalam penelitian ini dikaitkan dengan pelayanan Kompetensi petugas dalam penelitian ini dikaitkan dengan pelayanan

Kompetensi tenaga kesehatan yang berhubungan ibu hamil hanya dapat di oleh dokter maupun bidan pembantu dokter, namun demikian ada tenaga kesehatan lain yang saling berkaitan dalam menunjang proses pelayanan terhadap ibu hamil.

Berdasarkan hasil penelitian jumlah petugas kesehatan (dokter) yang memberikan pelayanan khususnya pemberian pelayanan kepada ibu hamil di Dinas Kesehatan Kota Gorontalo dapat dijabarkan dalam tabel 4. 5, sebagai berikut:

No Tenaga Kesehatan

Jumlah

Keterangan

1 Dokter Umum

65 orang

Bertugas di RS

2 Dokter Umum

18 orang

Bertugas di Puskesmas

3 Dokter Spesialis

98 orang

Bertugas di RS

4 Dokter Gigi

6 orang

Bertugas di RS

5 Dokter Gigi

5 orang

Bertugas di Puskesmas

6 Dokter Gigi Spesialis

1 orang

Bertugas di RS

Total 193 orang

Sumber : Bidang Yankesmas Seksi Promosi Kesehatan, Bidang Binkesmas, Dikes Kota Gorontalo 2017 telah diolah.

Dilihat dari tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa jumlah tenaga kesehatan 193 orang yang terdiri dari dokter umum sebanyak 83 orang baik bekerja pada Rumah Sakit maupun Puskesmas. Sedangkan dokter spesialis sebanyak 110 orang baik bekerja di Rumah Sakit maupun yang bekerja di puskesmas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tenaga dokter sudah memenuhi standar kompetensi yang diharapkan, namun perlu disebarkan dokter spesialis organ (kebidanan) pada setiap puskesmas di Kota Gorontalo. Hasil penelitian ini menggambarkan masih didominasi oleh dokter umum dan dokter spesialis organ (bidan) terdapat di Rumah Sakit namun belum terpenuhi di puskesmas.

Kompetensi tenaga bidan dan perawat salah satu faktor yang dapat memberikan atau bersentuhan langsung dengan pelayanan ibu hamil maupun anak bayi yang dilahirkan. Kompetensi bidang dapat dilihat dari aspek skill yang diterapkan dalam menangani bidang kerjanya yang disesuiakan dengan prosedur tetap. Berikut dapat ditampilkan jumlah Bidan dan perawat yang bekerja di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Gorontalo, sebagai berikut:

Tabel 4.6 Jumlah Bidan dan perawat yang bekerja di RS dan Puskesmas

dilingkungan Dinas Kesehatan Kota Gorontalo

No Tenaga

Keterangan Kesehatan

Bertugas di Puskesmas

2 Bidan

124 orang

Bertugas di RS

3 Perawat

109 orang

Bertugas di Puskesmas

4 Perawat Gigi

9 orang

Bertugas di Puskesmas

5 Perawat Gigi

5 orang

Bertugas di RS

Total 294 orang

 Belum termasuk bidang yang bekerja

pada dokter praktek

Sumber : Bidang Yankesmas Seksi Promosi Kesehatan, Bidang Binkesmas, Dikes Kota Gorontalo 2017 telah diolah.

Dilihat dari tabel 4.6 dapat diuraikan bahwa jumlah bidan dan perawat yang dibekerja melayani ibu hamil maupun pasien umum berjumlah 294 orang yang tersebar di Rumah Sakit maupun Puskesmas di Kota Gorontalo. Jumlah ini masih didominasi oleh bidan sebanyak 171 orang, sedangkan tanaga perawat 123 orang. Jumlah ini pula belum termasuk bidan yang bekerja pada tempat-tempat praktek pribadi dokter ahli. Artinya dapat disimpulkan bahwa tenaga bidang dan perawat sudah baik dan memenuhi syarat dalam pemberian pelayanan terutama ibu hamil dan anak.

Petugas kesehatan berikut ini tidak bersentuhan langsung dengan pelayanan ibu hamil namun sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan, yakni petugas kefarmasian. Tenaga ini terdiri dari Analis Farmasi, Asisten Apoteker dan Sarjana Farmasi yang sangat dibutuhkan dalam hal pelayanan obat-obatan yang dibutuhkan oleh dokter dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil dan anak.

Berikut ini data kefarmasian yang ada di fasilitas kesehatan Dinas Kesehatan

Kota Gorontalo, sebagai berikut:

Tabel 4.7 Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan di Dinas Kesehatan

Kota Gorontalo

Bertugas di Puskesmas

2 Kefarmasian

39 orang

Bertugas di RS

3 Apoteker

6 orang

Bertugas di Puskesmas

4 Apoteker

17 orang

Bertugas di RS

Total 69 orang

Sumber : Bidang Yankesmas Seksi Promosi Kesehatan, Bidang Binkesmas, Dikes Kota Gorontalo 2017 telah diolah.

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diuraikan bahwa tenaga kefarmasian lebih mendominasi sebanyak 46 orang dibandingkan tenaga apoteker sebanyak 23 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kefarmasian dan apoteker relatif baik dan dapat memenuhi kebutuhan obat-obatan.

Selain tenaga kesehatan yang telah diuraikan sebelumnya, masih terdapat tenaga kesehatan lainnya, antara lain: Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan; Tenaga Gizi; Tenaga Keterapian Fisik; Tenaga Keteknisian Medis; Tenaga Kesehatan Lain (pengobatan tradisional dan jamu); dan Tenaga Non Kesehatan (pejabat struktural, staf penunjang administrasi, staf penunjang teknologi, staf penunjang perencanaan, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, Juru dan tenaga penunjang kesehatan).

Dilihat dari aspek kompetensi, seluruh tenaga kesehatan yang diangkat dan bekerja di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Gorontalo sudah memenuhi standar yang diharapkan, namun demi menunjang bidang tugas dan tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan perlu ditunjang oleh diklatdiklat teknis yang dapat diprogram atau terprogram berdasarkan kebutuhan dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya ibu hamil.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIMULASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON SISWA KELAS X SMAN 1 PLERET, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20162017 Agustinus Chandra 1) Veator Reanyaan 2) Yuli Prihatni 3)

0 0 8

PENGEMBANGAN LKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI

0 0 8

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR

0 2 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY ( TSTS ) TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 0 7

TELAAH TEKNIK DAN BENTUK PENILAIAN DALAM BUKU TEKS SISWA BAHASA INDONESIA SMP KURIKULUM 2013 Siti Rochmiyati dan Desy Rufaidah desy.rufaidahustjogja.ac.id FKIP-UST ABSTRACT - TELAAH TEKNIK DAN BENTUK PENILAIAN DALAM BUKU TEKS SISWA BAHASA INDONESIA SMP KU

0 3 10

MANAJEMEN EKSTRAKURIKULER KARAWITAN DAN KAITANNYA DENGAN PENANAMAN NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA Dwi Wahyu Widayati,

0 0 8

IMPLEMENTASI MANAJEMEN LINGKUNGAN DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH ADIWIYATA Tri Warsiati SMP Negeri 4 Wates, Kulon Progo, Yogyakarta e-mail: triwst73gmail.com ABSTRACT - IMPLEMENTASI MANAJEMEN LINGKUNGAN DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH ADIWIYATA

0 7 16

KARAKTERISTIK GAYA BELAJAR MAHASISWA PGSD UAD DITINJAU DARI MODALITAS BELAJAR MAHASISWA

0 0 8

MEMBANGUN KARAKTER MAHASISWA PGSD: MENYONGSONG PERWUJUDAN SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

0 0 6

PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT EDISI XII TAHUN 2018

0 0 135