7 FPIC atau pengambilan keputusan atas proyek pembangunan
Tabel 2.7 FPIC atau pengambilan keputusan atas proyek pembangunan
Peraturan FPIC atau Pengambilan Keputusan atas Proyek
Pembangunan
UU Pemerintahan Daerah Tidak mengatur secara terperinci mengenai hak masyarakat adat untuk dapat menerima atau menolak suatu proyek pembangunan secara bebas atas program pembangunan yang dilakukan di wilayah kehidupannya
2 Satu dekade legislasi masyarakat adat: Trend legislasi nasional tentang keberadaan
dan hak-hak masyarakat adat atas sumber daya alam di Indonesia (1999-2009)
UU HAM Sama dengan UU Pemda, UU HAM tidak mengatur secara terperinci mengenai hak masyarakat adat untuk dapat menerima atau menolak suatu proyek pembangunan secara bebas atas program pembangunan yang dilakukan di wilayah kehidupannya
UU Kehutanan Masyarakat diatur untuk dapat terlibat dalam penyusunan perencanaan kehutanan. Pemerintah melakukan perencanaan kehutanan secara transparan, bertanggung-gugat, partisipatif, terpadu, serta memperhatikan kekhasan dan aspirasi daerah.
UU Perkebunan Dalam hal tanah yang diperlukan merupakan tanah hak ulayat masyarakat hukum adat yang menurut kenyataannya masih ada, mendahului pemberian hak, maka pemohon hak dalam usaha perkebunan wajib melakukan musyawarah dengan masyarakat hukum adat pemegang hak ulayat dan warga pemegang hak atas tanah yang bersangkutan, untuk memperoleh kesepakatan mengenai penyerahan tanah, dan imbalannya.
UU Sumber Daya Air Menyatakan keberatan terhadap rencana pengelolaan sumber daya air yang sudah diumumkan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kondisi setempat;
UU Pengelolaan Wilayah Pesisir Menyatakan keberatan terhadap rencana pengelolaan yang dan Pulau-pulau Kecil
sudah diumumkan dalam jangka waktu tertentu; UU Perlindungan dan Setiap orang berhak mengajukan usul dan/atau keberatan
Pengelolaan Lingkungan Hidup terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup.
RUU Perlindungan Kesatuan Tidak merumuskan tentang hak kesatuan masyarakat Masyarakat Hukum Adat
hukum adat untuk secara bebas menolak atau menerima proyek pembangunan yang akan dilakukan di dalam wilayah kehidupannya
RPP Tata Cara Pengukuhan Dalam hal di dalam kawasan hutan adat terdapat potensi Masyarakat Hukum Adat dan untuk usaha pemanfaatan hutan atau penggunaan kawasan Pengelolaan Hutan Adat
hutan, izin pemanfaatan atau penggunaan kawasan hutan adat diberikan oleh Menteri setelah mendapat persetujuan masyarakat hukum adat.
Secara umum konsep FPIC ini belum diadopsi sepenuhnya oleh peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan keberadaan dan hak- hak masyarakat adat atas sumber daya alam di Indonesia. Namun beberapa undang-undang sudah mulai merumuskan hak masyarakat adat untuk menyatakan keberatan atas proyek yang berdampak terhadap kehidupan mereka sebagaimana diatur dalam UU Sumber Daya Air, UU Pengelolaan
62 ANTARA TEKS DAN KONTEKS: Dinamika pengakuan hukum terhadap hak masyarakat adat atas sumber daya alam di Indonesia
Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Model rumusan pengaturan yang lain misalkan dalam UU Kehutanan yang memberi ruang kepada masyrakat adat untuk dapat terlibat dalam penyusunan perencanaan kehutanan. Di dalam UU Kehutanan ini disebutkan bahwa pemerintah melakukan perencanaan kehutanan secara transparan, bertanggung-gugat, partisipatif, terpadu, serta memperhatikan kekhasan dan aspirasi daerah. Lain pula dengan UU Perkebunan yang mengatur kompensasi bagi masyarakat adat yang tanahnya digunakan sebagai wilayah perkebunan.
Sedangkan UU Pemerintahan Daerah, UU HAM dan RUU Perlindungan Kesatuan Masyarakat Hukum Adat. Lalu di dalam RPP Tata Cara Pengukuhan Masyarakat Hukum Adat dan Pengelolaan Hutan Adat dirumuskan pengaturan bahwa masyarakat dapat memberikan persetujuan kepada Menteri Kehutanan bila hutan adat akan diberikan izin pemanfaatan atau penggunaan kawasan hutan adat.