Penyelesaian sengketa dan posisi peradilan adat

2.4.5 Penyelesaian sengketa dan posisi peradilan adat

Konlik terkait dengan pengelolaan sumber daya alam selama ini terjadi karena adanya tumpang tindih klaim atas suatu kawasan. Masyarakat adat yang merasa paling berhak atas wilayah kehidupnnya seringkali diabaikan oleh pemerintah yang memberikan sejumlah konsesi kepada pengusaha untuk memanfaatkan tanah adat atau untuk dijadikan kawasan konservasi. Hal ini pulalah yang acapkali menjadi penyebab konlik yang melibatkan masyarakat adat.

Sudah banyak inisiatif peraturan perundang-undangan yang dicoba dibuat untuk menyelesaikan konlik tersebut, misalkan Peraturan Menteri Agraria No. 5 Tahun 1999 dan juga Surat Edaran Menteri Kehutanan No. S.75/ Menhut-II/2004. Namun peraturan yang hadir untuk menyelesaikan konlik tersebut tidak menyelesaikan banyak konlik yang terjadi. Sedangkan peraturan perundang-undangan yang ada pengaturan tentang penyelesaian konlik dan sengketa ini masih belum banyak diatur. Kalaupun diatur seperti di dalam UU Kehutanan dan UU Sumber Daya Air, pengaturan tersebut dilakukan untuk menyelesaikan konlik setelah undang-undang tersebut lahir (prospective), tidak untuk menyelesaikan konlik yang selama ini sudah berkembang.

Tabel 2.6 Penyelesaian sengketa

Peraturan Penyelesaian Sengketa

UU Pemerintahan Daerah Tidak mengatur tentang mekanisme penyelesaian sengketa yang berkaitan dengan pengakuan keberadaan dan hak-hak masyarakat adat atas sumber daya alam

UU HAM Penyelesaian sengketa dapat dilakukan oleh Komnas HAM melalui mediasi yang dengan cara:

a. Perdamaian kedua belah pihak; b. Penyelesaian perkara melalui cara konsultasi, negosiasi, mediasi,

konsiliasi, dan penilaian ahli;

c. Pemberian saran kepada para pihak untuk menyelesaikan sengketa melalui pengadilan;

d. Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran hak asasi manusia kepada Pemerintah untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya; dan

e. Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran hak asasi manusia kepada DPR untuk ditindaklanjuti.

UU Kehutanan Penyelesaian sengketa kehutanan dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan secara sukarela para pihak yang bersengketa.

2 Satu dekade legislasi masyarakat adat: Trend legislasi nasional tentang keberadaan

dan hak-hak masyarakat adat atas sumber daya alam di Indonesia (1999-2009)

UU Perkebunan Sengketa atas tanah ulayat yang dijadikan sebagai konsesi perkebunan dilakukan dengan memberikan ganti kerugian kepada masyarakat hukum adat

UU Sumber Daya Air Penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui pengadilan maupun di luar pengadilan

UU Pengelolaan Wilayah Penyelesaian sengketa dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pesisir dan Pulau-pulau Pulau-Pulau Kecil ditempuh melalui pengadilan dan/atau di luar Kecil

pengadilan. UU Perlindungan dan Penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat ditempuh melalui

Pengelolaan Lingkungan pengadilan atau di luar pengadilan. Hidup

RUU Perlindungan Kesatuan RUU ini merancang keberadaan peradilan adat sebagai lembaga Masyarakat Hukum Adat

penyelesaian perkara perdata dan keluarga di dalam kesatuan masyarakat hukum adat.

RPP Tata Cara Pengukuhan Di dalam rumusan tidak mengatur tentang penyelesaian sengketa Masyarakat Hukum Adat dan yang ditimbulkan dari pengukuhan keberadaan masyarakat hukum Pengelolaan Hutan Adat

adat.

Dilihat dari rumusan pengaturannya ternyata tidak semua undang- undang yang substansinya menyangkut hak-hak masyarakat adat atas sumber daya alam yang merumuskan pengaturan mengenai penyelesaian konlik, misalkan di dalam UU tentang Pemerintahan Daerah. Pada umumnya peraturan perundang-undangan yang terkait dengan hak-hak masyarakat adat atas sumber daya alam mengatur penyelesaian konlik dengan dua pilihan mekanisme yaitu mekanisme melalui pengadilan maupun mekanisme di luar pengadilan. Model ini misalkan di dalam UU Kehutanan, UU Sumber Daya Air, UU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dan UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Sedangkan UU Perkebunan mengatur penyelesaian konlik yang terjadi bila wilayah masyarakat adat digunakan sebagai wilayah konsesi perkebunan dengan cara memberikan ganti rugi kepada masyarakat adat. Lain pula di dalam RUU Perlindungan Kesatuan Masyarakat Hukum Adat yang disiapkan oleh DPD. Di dalam RUU ini, merancang peradilan adat sebagai lembaga yang menyelesaikan sengketa yang berkaitan dengan hak-hak masyarakat adat yang berdimensi perdata dan kekeluargaan.

60 ANTARA TEKS DAN KONTEKS: Dinamika pengakuan hukum terhadap hak masyarakat adat atas sumber daya alam di Indonesia