Syarat Sahnya Perjanjian TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA (STUDI KASUS PERJANJIAN WARALABA NIRA TELA FRIED CASSAVA) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR) Santi Ria Swasti

3. Syarat Sahnya Perjanjian

Menurut pasal 1320 KUHPerdata, suatu perjanjian adalah sah, apabila memenuhi empat syarat sebagai berikut : 42 1. sepakat mereka yang mengikatkan dirinya 2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan 3. suatu hal tertentu 4. suatu sebab yang halal Dua syarat pertama disebut Syarat Subjektif, karena menyangkut subjeknya atau para pihak yang mengadakan perjanjian, sedangkan dua syarat terakhir adalah mengenai objeknya disebut syarat objektif. Berikut ini uraian masing-masing syarat tersebut : a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya Dengan sepakat mengadakan perjanjian, maka berarti kedua pihak haruslah mempunyai kebebasan kehendak. Para pihak tidak mendapat suatu tekanan yang mengakibatkan adanya cacat bagi perwujudan kehendak tersebut. Menurut pasal 1321 KUHPerdata menyebutkan jika didalam suatu perjanjian terdapat kekhilafan, paksaan dan penipuan, maka berarti 42 Djaja S. Meliala, Op. Cit, hal 91. didalam perjanjian itu terjadi cacat pada kesepakatan antar para pihak dan karena itu perjanjian tersebut dapat dibatalkan. 43 b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan Menurut Pasal 1329 menyebutkan setiap orang adalah cakap untuk membuat perikatan, kecuali jika undang-undang menyatakan bahwa orang tersebut adalah tidak cakap, orang-orang yang tidak cakap membuat perjanjian adalah orang-orang yang belum dewasa dan mereka yang ditaruh dibawah pengampuan. 44 c. Suatu hal tertentu Undang-undang menentukan benda-benda yang tidak dapat dijadikan obyek perjanjian adalah benda yang digunakan untuk kepentingan umum. Perjanjian harus mempunyai objek tertentu. Menurut Pasal 1332 KUHPerdata menyebutkan hanya barang- barang yang dapat diperdagangkan saja dapat menjadi pokok suatu perjanjian. Pasal 1334 KUHPerdata menyebutkan barang- barang yang baru akan ada, di kemudian hari dapat menjadi pokok suatu perjanjian 43 Mariam Darus Badrulzaman, Op.Cit. hal 25. 44 Ibid. d. Suatu sebab yang halal Pengertian suatu sebab yang halal ialah bukan hal yang menyebabkan perjanjian, tetapi isi perjanjian itu sendiri. Isi perjanjian tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan maupun ketertiban umum menurut Pasal 1337 KUHPerdata. 45

4. Akibat perjanjian yang sah

Dokumen yang terkait

Kedudukan Para Pihak Dalam Perjanjian Waralaba Studi : Perjanjian Waralaba Antara PT. Indomarco Prismatama Dengan CV. E. Makmur

1 42 130

ANALISIS TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA DI INDONESIA Analisis Tentang Perlindungan Hukum Terhadap Para Pihak Dalam Perjanjian Waralaba Di Indonesia.

0 2 16

PENDAHULUAN Analisis Tentang Perlindungan Hukum Terhadap Para Pihak Dalam Perjanjian Waralaba Di Indonesia.

0 2 13

Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak dalam Perjanjian Waralaba (Studi Pada Perjanjian Waralaba Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo).

0 0 13

PELAKSANAAN PERJANJIAN BISNIS WARALABA SERTA PERLINDUNGAN HUKUMNYA BAGI PARA PIHAK ( Studi di Apotek K-24 Semarang ) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR) NURIN DEWI ARIFIAH

2 7 129

PERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA (Analisis kontrak bisnis Waralaba Lokal “Apotek K-24” Di Semarang) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

2 11 128

PERLINDUNGAN HUKUM HAKI DALAM PERJANJIAN WARALABA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 107

TINJAUAN YURIDIS PENERAPAN ASAS-ASAS PERJANJIAN DALAM PERJANJIAN WARALABA RUMAH MAKAN SERBA WENAK - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

PERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA (Studi Perjanjian Waralaba “Apotek K-24” Di Jakarta Timur) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 2

PERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA (FRANCHISE) JURNAL ILMIAH

0 0 21