B. Perumusan Masalah
Adanya kenyataan bahwa franchisee cenderung dalam posisi yang lemah dalam perjanjian, terjadi dalam perjanjian waralaba nira tela Fried
Cassava dimana franchisor dapat membuat klausula yang mementingkan kepentingannya pada Pasal 3 ayat 1 Pasal 7 ayat 2 menyebutkan:
Pasal 3 1 adapun yang menjadi objek dalam perjanjian ini adalah sewa merek
disertai dengan jual beli bahan baku berupa ubi kayu hasil olahan pihak pertama, bumbu racikan dan penggunaan kemasan packing
milik pihak pertama serta penggunaan merek dagang nira tela fried cassava yang kesemuanya merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan.
Pasal 7 2 pihak kedua akan dikenakan sanksi pencabutan ijin untuk menjual
produk pihak pertama disertai dengan penarikan peralatan yang digunakan jika diketahui menjual produk sejenis atau membuka outlet
atau counter atau melakukan perbuatan mengubah bahan baku yang telah diolah pihak pertama, mengubah bumbu hasil racikan pihak
pertama, logo merek dagang dan warna-warna yang ada padanya, serta pihak pertama lepas dari tanggung jawab hukum yang timbul
daripadanya.
Franchisor mencantumkan klausula ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerugian, oleh karena itu diperlukan hukum untuk
mengatur perjanjian sehingga kepentingan para pihak terlindungi. Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah
yaitu :
1. Apakah perjanjian waralaba antara Franchisor dan Franchisee telah memenuhi asas kebebasan berkontrak dan asas itikad baik ?
2. Bagaimanakah perlindungan hukum para pihak dalam perjanjian waralaba ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penerapan asas kebebasan berkontrak dan asas itikad baik dalam perjanjian waralaba.
2. Untuk mengetahui perlindungan hukum para pihak dalam perjanjian waralaba.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian di harapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan penulis dan masyarakat mengenai waralaba dan hukum perjanjian, khususnya mengenai penerapan asas kebebasan
berkontrak dan asas itikad baik dalam perjanjian waralaba dan perlindungan hukum para pihak.
2. Manfaat Praktis Dapat dijadikan bahan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan
materi yang dibahas dalam penelitian dan penulisan hukum sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis maupun
pihak yang terkait dengan materi penelitian ini.
E. Kerangka Pemikiran Kerangka Teoritik 1. Kerangka Konseptual