Unsur-Unsur Tindak Pidana yang berkaitan dengan Tindak Pidana

3. Unsur-Unsur Tindak Pidana yang berkaitan dengan Tindak Pidana

Terorisme Pasal 20 : Setiap orang yang dengan menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan atau dengan mengintimidasi penyelidik, penyidik, penuntut umum, penasihat hukum, danatau hakim yang menangani tindak pidana terorisme sehingga proses peradilan menjadi terganggu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tiga tahun dan paling lama 15 lima belas tahun. Unsur-unsur dari Pasal 20 adalah : 1 menggunakan kekerasan; atau 2 ancaman kekerasan; atau 3 dengan mengintimidasi; 4 penyelidik; penyidik; penuntut umum; penasihat hukum; danatau hakim yang menangani tindak pidana terorisme; 5 sehingga proses peradilan menjadi terganggu. Perbuatan yang dilarang dalam pasal ini adalah menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan atau dengan mengintimidasi penyelidik, penyidik, penuntut umum, penasihat hukum, danatau hakim yang menangani tindak pidana terorisme sehingga proses peradilan menjadi terganggu. Pengertian mengenai kekerasan atau ancaman kekerasan sama dengan yang telah disampaikan dalam uraian sebelumnya. Sedangkan pengertian mengenai mengintimidasi, berasal dari kata “intimidasi”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, intimidasi berarti “tindakan menakut-nakuti terutama untuk memaksa orang atau pihak lain berbuat sesuatu; gertakan; ancaman”. Pasal 21 : Setiap orang yang memberikan kesaksian palsu, menyampaikan alat bukti palsu atau barang bukti palsi, dan mempengaruhi saksi secara melawan hukum di sidang pengadilan, atau melakukan penyerangan terhadap saksi, termasuk petugas pengadilan dalam perkara tindak pidana terorisme, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tiga tahun dan paling lama 15 lima belas tahun. Unsur-unsur dari Pasal 21 adalah : 1 memberikan kesaksian palsu; 2 menyampaikan alat bukti palsu atau barang bukti palsu; 3 mempengaruhi saksi secara melawan hukum di sidang pengadilan; atau 4 melakukan penyerangan terhadap saksi, termasuk petugas pengadilan dalam perkara tindak pidana terorisme. Perbuatan yang dilarang dalam pasal ini adalah memberikan kesaksian palsu, menyampaikan alat bukti palsu atau barang bukti palsu, dan mempengaruhi saksi secara melawan hukum di sidang pengadilan, atau melakukan penyerangan terhadap saksi, termasuk petugas pengadilan dalam perkara tindak pidana terorisme. Pengertian mengenai kesaksian palsu, alat bukti atau barang bukti palsu adalah kesaksian, alat atau barang bukti yang lain dari sebenarnya. Mempengaruhi saksi secara melawan hukum di sidang pengadilan dapat diartikan pelaku mempengaruhi keterangan yang diberikan oleh saksi yang mana menurut Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP, keterangan saksi adalah keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengan sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri. Perbuatan mempengaruhi saksi disini jelas bertentangan dengan hukum undang-undang. Penyerangan terhadap saksi maupun petugas pengadilan menunjukkan inisiatif penyerangan berasal dari pelaku yang telah melakukan perbuatna penyerangan tersebut terhadap pihak lain dalam hal ini saksi maupun petugas pengadilan. Pasal 22 : Setiap orang yang dengan sengaja mencegah, merintangi, atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan dalam perkara tindak pidana terorisme, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 dua tahun dan paling lama 7 tujuh tahun. Unsur-unsur dari Pasal 22 adalah : 1 dengan sengaja; 2 mencegah; 3 merintangi; atau 4 menggagalkan secara langsung; 5 penyidikan; 6 penuntutan; 7 pemeriksaan di sidang pengadilan; 8 dalam perkara tindak pidana terorisme. Perbuatan yang dilarang dalam pasal ini adalah dengan sengaja mencegah, merintangi, atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan dalam perkara tindak pidana terorisme. Dihubungkan dengan unsur-unsur lainnya, unsur dengan sengaja diletakkan di muka unsur-unsur lainnya. Dengan demikian unsur dengan sengaja meliputi atau mempengaruhi semua unsur yang letaknya di belakang. Hal ini dapat diartikan bahwa perbuatan ini harus dilakukan dengan sengaja. Dalam hal ini pelaku “menghendaki, mencegah, merintangi proses penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan dalam perkara tindak pidana terorisme. Pelaku juga “mengetahui” bahwa perbuatannya itu dapat menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan dalam perkara tindak pidana terorisme. Dalam penjelasan disebutkan bahwa ketentuan pasal ini bermaksud memidanakan pelaku yang melakukan tindakan yang ditujukan kepada penyidik, penuntut umum dan hakim. Namun tidak dijelaskan tindakan apa saja yang termasuk pengertian mencegah, merintangi, atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan dalam perkara tindak pidana terorisme. Pasal 23 : Setiap saksi dan orang lain yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat 2 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun. Pasal ini melarang saksi dan orang lain melanggar ketentuan Pasal 32 ayat 2 undang-undang ini yang menentukan bahwa saksi dan orang lain yang bersangkutan dengan tindak pidana terorisme dilarang menyebutkan nama atau alamat pelapor atau hal-hal lain yang memberikan kemungkinan dapat diketahuinya identitas pelapor.

4. Pertanggung jawaban pidana terhadap pelaku tindak pidana terorisme