Kinerja Usaha Terkini Rencana Usaha

Keterangan: DPK : Dana pihak ketiga yaitu terdiri dari Giro, Tabungan, Deposito Kredit : Gabungan dari KU, KMG, KAL, KUR, KPUM SS I, KPUM SS II, KPR Siap Huni, KPR FLPP, KUPS Ang Prs Kolektibilitas Kredit BD :Terdiri dari Lancar, DPK, Kurang Lancar, Diragukan, Macet. Pendapatan : Terdiri dari Bunga, Operasional Lainnya, Non Operasional BiayaBeban : Terdiri dari Bunga, Operasional Lainnya, Non Operasional

F. Rencana Usaha

Kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan PT. Bank Sumut diantaranya Mempromosikan kembali produk dan jasa unggulan bank dan tetap megadakan undian berhadiah untuk meningkatkan jumlah nasabah serta berusaha untuk memperluas jaringan dengan adanya penambahan banguna fisik perusahaan misalnya penambahan kantor cabang dan cabang pembantu agar lebih dekat dengan masyarakat. 28 BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERNAL KAS PADA PT. BANK SUMUT CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA

A. Pengeritan Sistem Pengawasan Internal Kas

Maju mundurnya suatu perusahaan instansi sangat bergantung pada cara pengelolaan manajemen yang diterapkan. Sedangkan berhasil tidaknya manajemen dalam menjalankan tugasnya akan tercermin dalam laporan keuangan yang disajikan, dalam hal ini pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menyelenggarakan seluruh rencana kegiatan yang telah ditetapkan agar dapat berjalan dengan baik. Setiap perusahaan instansi memerlukan kas dalam menjalankan aktivitas usahanya baik sebagai alat tukar dalam memperoleh barang atau jasa maupun sebagai investasi dalam perusahaan instansi tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian kas, Standar Akuntansi Keuangan 2002 : 85 memberikan pengertian sebagai berikut : “Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunaka untuk membiayai kegiatan umum perusahaan”. Menurut Baridwan 2003 :85 “ kas merupakan suatu alat pertukaran dan digunakan sebagai suatu ukuran dalam akuntansi”. Dalam neraca kas merupakan aktiva yang paling sering berubah. Hampir dalam setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Menurut Soemarso, 2004 : 320 “ Kas adalah segala sesuatu , baik yang berbentuk uang atau bukan yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya”. Kas dapat dikatakan merupakan satu-satunya pos yang paling penting dalam neraca. Karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian kita, kas terlihat secara langsung atau tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Hal ini sesuai dengan sifat-sifat kas menurut Suharli, Michell 2006 : 123 yaitu : 1. Kas selalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan. 2. Kas merupakan harta yang siap dan muda untuk digunakan dalam transaksi serta ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan beragam tanpa tanda pemilik. 3. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jaga sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang. Pengelolaan kas dapat dikriteriakan menurut Suharli, Michell 2006 : 123 yaitu : 1. Diakui secara umum sebagai alat pembayaran yang sah. 2. Dapat digunakan setiap saat bila dikehendaki. 3. Penggunaannya secara bebas. 4. Diterima sesuai nilai nominalnya pada saat diuangkan tersebut.