BAB II DASAR TEORI
II. 1 Pengertian Alat Ukur Level
Alat ukur level adalah alat-alat instrumentasi yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi permukaan air. Dimana alat ukur ini memiliki
beberapa tujuan yaitu : 1.
Mencegah kerusakan dan kerugian akibat air terbuang 2.
Pengontrolan jalannya proses 3.
Mendapatkan spesifikasi yang diinginkan
II. 2 Metode-Metode Pengukuran Level
Metode pengukuran level permukaan air ada dua macam cara, yaitu : 1.
Pengukuran dilihat langsung Gambar 2.1 memperlihatkan metode dilihat langsung dimana tinggi
permukaan air dapat dilihat langsung dan diduga kedalamannya dan ditunjukkan dalam satuan pengukuran panjang meter. Dengan
diketahuinya tinggi permukaan air maka volume air yang diukur dapat dicari bila dikehendaki.
Dilihat Langsung Tinggi Air
Gambar 2.1 Metode dilihat langsung
Universitas Sumatera Utara
Alat ukur menurut metode pengukuran dilihat langsung ada dua jenis, yaitu :
1. Gelas Penduga Level Glass
Gelas Penduga dapat menunjukkan tinggi permukaan air dalam suatu bejana secara langsung. Prinsip yang dipergunakan pada gelas penduga
adalah prinsip Bejana Berhubungan. Gelas Penduga terdiri dari dua jenis yaitu Gelas Penduga ujung terbuka dan Gelas Penduga ujung
tertutup. Gambar 2.2 memperlihatkan sebuah bejana dan Gelas Penduga Ujung Terbuka. Pemasangan dari gelas penduga ini sangat
sederhana. Pada bejana disediakan suatu pipa pengambilan dimana Gelas Penduga ditempatkan. Seal packing disediakan agar
sambungan jangan sampai bocor. Klem juga disediakan agar Gelas Penduga tetap pada posisinya.
Gambar 2.2 Gelas Penduga ujung terbuka
Universitas Sumatera Utara
Sebagian dari air dalam bejana akan mengalir ke dalam Gelas Penduga. Tinggi permukaan air pada Gelas Penduga dan bejana
biasanya sama, karena bejana dan Gelas Penduga adalah merupakan dua bejana yang berhubungan. Gelas Penduga ujung terbuka
dipergunakan pada tangki-tangki tidak bertekanan yang tingginya tidak melebihi 1,5 meter. Seperti tangki-tangki penampung minyak diesel,
motor bakar dan lain-lain. Gambar 2.3 memperlihatkan Gelas Penduga Ujung Tertutup dengan bejana bertekanan tinggi. Kedua ujung Gelas
Penduga dihubungkan dengan bejana. Ujung bagian bawah tersambung dengan bagian bejana berisi air, sedangkan ujung bagian
atas tersambung dengan bagian bejana berisi uap kosong. Level Glass yang dipergunakan untuk air bertekanan tinggi harus diberi pelindung
kaca tahan banting dan harus diperlengkapi dengan kerangan-kerangan isolasi yang memungkinkan level glass dilepas dari sistem sewaktu
perbaikan atau pembersihan.
Gambar 2.3 Gelas Penduga ujung tertutup Level Glass yang dipergunakan untuk air dengan temperatur yang
tinggi harus diperlengkapi dengan saluran buangan. Saluran ini
Universitas Sumatera Utara
berfungsi untuk mencegah Thermal Shock yang dapat memecahkan level glass sewaktu menjalankan kembali sesudah perbaikan. Level
Glass juga sering diperlengkapi dengan lampu penerang untuk mempermudah pemeriksaan terutama pada malam hari.
2. Pemberat dan Pita
Gambar 2.4 merupakan cara termudah untuk mengukur tinggi permukaan air dalam tangki-tangki yaitu dengan menggunakan sebuah
pipa pengukur yang diberi bobot pemberat. Bobotnya diturunkan ke dalam tangki dan tinggi permukaan air dilihat langsung pada pipa
pengukuran pipa ini telah diberi skala. Disamping itu pada tangki harus disediakan lubang agar bobot dapat masuk dan diturunkan.
Gambar 2.4 Pemberat dan Pita
Universitas Sumatera Utara
2. Mekanik
Gambar 2.5 memperlihatkan metode mekanik. Gaya pada air menghasilkan gerak mekanik. Pergerakan mekanik ini kemudian
dikalibrasi ke dalam bentuk skala angka-angka.
Kalibrasi Gerak Mekanik
Gaya Pada Cairan
Gambar 2.5 Metode Mekanik Alat ukur menurut metode mekanik ada dua jenis, yaitu :
1. Menurut Gaya Apung bouyancy dengan menggunakan Penggeser
displacer. Disebut displacer adalah karena prinsipnya nilai gerak apung yang
dihasilkan oleh displacer didesain untuk menggantikan displacement nilai volume air yang menghasilkan gerak apung tersebut. Gambar
2.6A memperlihatkan sebuah Penggeser di dalam silinder kosong, digantungkan pada sebuah dacing timbangan. Pada Gambar 2.6B
air setinggi 7 inchi pada silinder mengurangi berat penggeser sebesar 1lb, dan pada Gambar 2.6C air setinggi 14 inchi menggantikan
mengurangi berat dari penggeser sebesar 2lb sehingga berat dari penggeser kini hanya sebesar 1lb.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6 Penggeser Ada tiga hal yang penting untuk diperhatikan pada kejadian ini, yaitu :
1. Penggeser tidak akan terapung di atas air, melainkan sebagian akan
terbenam, karena penggser itu sendiri mempunyai berat tertentu dan terikat pada gantungan.
2. Naiknya tinggi permukaan air akan membuat Penggeser naik,
karena adanya gaya apung yang lebih besar dari air. Akan tetapi pergerakan dari Penggeser hanya kecil sekali dibandingkan dengan
naiknya tinggi permukaan air. 3.
Perubahan pada kedudukan Penggeser akan mengakibatkan perubahan pada kedudukan penunjuk dari timbangan.
Gambar 2.7 memperlihatkan Penggeser dengan Meteran Penunjuk. tabung pemuntir dipergunakan langsung untuk menggerakkan
penunjuk pointer. Baik untuk indikator maupun kontroler, Penggeser selalu dihubungkan dengan Transmitter sinyal. Output dari Transmitter
kemudian dikirimkan ke Meteran Penunjuk. Output ini bisa berupa sinyal pneumatik maupun sinyal listrik.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7 Penggeser dengan Meteran Prinsip kerja dari alat ukur dengan Penggeser pada umumnya dapat
dikatakan sebagai berikut : 1.
Perubahan pada tinggi permukaan air yang diukur akan mengakibatkan perubahan pada gaya apung dari air tersebut. Ini
akan membuat Penggeser bergerak turun atau naik. 2.
Pergerakan Penggeser akan menghasilkan gerak memuntir pada Tabung Pemuntir.
3. Pergerakan dari Tabung Pemuntir kemudian dipergunakan
menghasilkan sinyal pneumatik atau listrik. Kemudian sinyal ini dikirimkan ke Meteran Penunjuk. Meteran Penunjuk dapat berupa
Meteran dengan Tabung Bourdon. Meteran-meteran ini sebelumnya telah dikalibrasi ke dalam bentuk persen.
Universitas Sumatera Utara
2. Menurut Gaya Tekan tekanan dengan menggunakan Sistem
Gelembung bubble system dan Beda Tekanan differential pressure. Gaya Tekan tekanan dengan Sistem Gelembung bubble system
Gambar 2.8 memperlihatkan alat ukur tinggi permukaan air dengan menggunakan Sistem Gelembung. Meteran Penunjuk untuk alat ukur
ini umumnya adalah Pressure Gage dengan Tabung Bourdon yang telah dikalibrasi sebelumnya ke dalam bentuk skala persen. Alat ukur
tinggi permukaan air dengan sistem gelembung dipergunakan pada tangki-tangki tidak bertekanan tekanan statis.
Gambar 2.8 Sistem Gelembung Sistem gelembung memerlukan catu udara bertekanan yang kontinyu.
Biasanya tekanan udara ini maksimum 50 Psi. Udara ini dimasukkan ke dalam yang terbenam tegak pada cairan yang akan diukur.
Semakin tinggi permukaan air yang diukur semakin besar tekanan udara yang dibutuhkan untuk dapat mengatasi tekanan statis yang
diberikan air. Dengan demikian, tinggi permukaan air dapat diukur melalui besaran tekanan udara yang dibutuhkan ini.
Universitas Sumatera Utara
Gaya Beda Tekanan Differential Pressure Gambar 2.9 memperlihatkan skematik dari pengembus yang
dipergunakan dalam pengukuran tekanan. Pengembus seperti ini juga dapat dipergunakan untuk pengukuran tinggi permukaan cairan.
Gambar 2.9 Pengembus untuk Transmitter Tinggi Permukaan Air Diafragma dan Pengembus seperti yang dibicarakan pada alat-alat ukur
tekanan dapat dipergunakan untuk mengukur tinggi permukaan air akan tetapi, sama halnya dengan Penggeser maka Diafragma dan
Pengembus selalu dihubungkan dengan transmitter, baik pneumatik maupun listrik. Kemudian tekanan sinyal pneumatik atau tegangan
listrik ini diteruskan ke Meteran penunjuk yang telah dikalibrasi sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB III TRANSMITTER SECARA UMUM
III.1 Transmitter
Transmitter berfungsi untuk mengubah sinyal proses menjadi sinyal instrumen serta mengirimkan sinyal instrumen itu ke alat penerima seperti
pencatat, pengatur dan penunjuk. Transmitter ada dua jenis yaitu transmitter pneumatic dan electric. Dimana transmitter ini memiliki dua bagian yaitu bagian
perasa detector dan bagian pengirim. Karena variabel proses yang umum ada empat macam yaitu Pressure,
Level, Temperature dan Flow, maka transmitter yang mengirimkan sinyal proses dari ke empat variabel ini disebut Pressure Transmitter PT, Level Transmitter
LP, Temperature Transmitter TT dan Flow Transmitter FT. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram dari bagian-bagian transmitter. Dimana
Detektor dan Gaya Seimbang dihubungkan melalui Batang Pemuntir. Batang Pemuntir termasuk bagian Detektor sedangkan Relai adalah termasuk pada bagian
pengirim. Pencatat, kontroller dan penunjuk bukanlah bagian dari transmitter akan tetapi adalah alat yang menerima sinyal instrumen hasil dari transmitter. Sinyal
proses masuk ke detektor menghasilkan tekanan. Tekanan tadi diteruskan ke batang pemuntir maka terjadi gerak pada batang pemuntir dan diteruskan ke
bagian pengimbang tekanan. Relai mengatur adanya tekanan pada gaya seimbang melalui pemancar yang akan menghasilkan sinyal instrumen.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Blok Diagram Bagian-bagian Transmitter
III.1.1 Bagian Perasa Detector
Bagian Perasa berfungsi untuk mengubah sinyal proses ke dalam bentuk gerak-gerak mekanik. Misalnya suhu dari minyak lumas sebelumnya adalah 75
o
C, beberapa detik kemudian naik menjadi 76
o
C. Perubahan sebesar 1
o
C ini merupakan sinyal yang harus diubah oleh Detektor ke dalam bentuk pergerakan
mekanik. Detektor yang umumnya dipergunakan pada sistem Transmisi Pneumatik adalah :
1. Meter Bodi Meter Body
2. Penggeser Displacer
3. Bola Berisi Cairan Liquid Filled Bulb
4. Sel Beda Tekanan Differential Pressure Cell
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2 Meter Bodi Gambar 3.2 menunjukkan penampang dari meter bodi yang dipergunakan
untuk mendeteksi tekanan mutlak maupun tekanan gage. Meter bodi seperti ini disebut Remote Seal Diaphram Bourdon Tube Meter Body.
Remote Seal Diaphram Bourdon Tube Meter Body terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
1. Plensa Penghubung Process Connecting Flange
2. Diafrakma Penyekat Seal Diaphram
3. Pipa Kapiler Capillary Tube
4. Elemen Perasa Sensing Element
5. Lengan Pemuntir Torque Arm
6. Batang Pemuntir Torque Rod
7. Badan Body
8. Penutup Cover
Prinsip kerja dari Remote Seal Diaphram Bourdon Tube Meter Body adalah sebagai berikut :
1. Pipa kapiler, bagian dalam diafrakma penyekat dan Tabung Bourdon diisi
dengan cairan kental.
Universitas Sumatera Utara
2. Perubahan tekanan proses mengakibatkan dafrakma penyekat bergerak
mundur-maju. Ini mengakibatkan tekanan cairan kental berubah. 3.
Berubahnya tekanan cairan kental pada Elemen Perasa Sensing Element mengakibatkan Tabung Bourdon itu bergerak mengembang atau
menyusut. Pergerakan Tabung Bourdon mengakibatkan Lengan Pemuntir bergerak mundur-maju.
4. Pergerakan Lengan Pemuntir kemudian diterima oleh Batang Pemuntir
dan diteruskan ke Bagian Pengirim dari Transmitter Tekanan Pressure Transmitter.
5. Dengan kalibrasi yang sempurna maka pergerakan dari Batang Pemuntir
dapat dibuang sebanding dengan perubahan tekanan peoses. Meter Bodi dari jenis Diafrakma Penyekat bila tidak dilengkapi dengan Pipa
Kapiler, Diafrakma Penyekat dan cairan kental disebut sebagai Meter Bodi Tabung Bourdon.
1. Perasa
2. Lengan Pemuntir
3. Batang Pemuntir
4. Badan
5. Penutup
Gambar 3.3 Meter Bodi Tabung Bourdon Gambar 3.3 menunjukkan penampang dari Bourdon Tube Meter Body.
Meter Bodi ini sebenarnya sama dengan Remote Seal Diaphram Meter Body tanpa
Universitas Sumatera Utara
Diafrakma Penyekat dan Pipa Kapiler. Berbeda dengan Seal Diaphram Meter Body dimana gas atau cairan tidak langsung berhubungan dengan elemen perasa
maka pada meter bodi tabung bourdon dari gambar 3.3, materi proses adalah berhubungan langsung dengan elemen perasa, karena itu meter bodi seperti ini
tidak cocok dipergunakan untuk uap, gas-gas korosif dan cairan-cairan berat. Untuk uap, gas-gas korosif dan cairan-cairan berat biasanya dipergunakan Seal
Diaphram Meter Body.
Gambar 3.4 Meter Bodi Pengembus Gambar 3.4 menunjukkan penampang meter bodi jenis lain yang disebut
Meter Bodi Pengembus. Perbedaan antara Pengembus dan Meter Bodi Tabung Bourdon adalah terletak pada Elemen Perasanya dimana Meter Bodi Tabung
Bordon memakai Tabung Bourdon sedangkan Meter Bodi Pengembus memakai pengembus sebagai Elemen Perasa. Sama halnya dengan Meter Bodi Tabung
Bourdon, Meter Bodi Pengembus juga dapat dimodifikasi sehingga menjadi Remote Seal Diaphram Bellow Meter Body dengan menambahkan Diafrakma
Penyekat, Pipa Kapiler dan cairan kental di dalamnya. Cairan ini umumnya sama seperti yang digunakan pada Termometer Isi Cairan Liquir Filled Thermometer.
Prinsip kerja dari Meter Bodi Pengembus juga sama seperti Meter Bodi Tabung
Universitas Sumatera Utara
Bourdon dimana perubahan tekanan proses menghasilkan gerak mundur-maju pada Pengembus. Kemudian gerak mundur-maju diubah menjadi gerak setengah
melingkar pada Batang Pemuntir melalui Lengan Pemuntir.
Gambar 3.5 Penggeser Gambar 3.5 menunjukkan penampang dari Penggeser. Penggeser dapat
dipergunakan sebagai Detektor pada Level Transmitter. Perubahan tinggi permukaan cairan akan menghasilkan pergerakan pada Penggeser Elemen
Perasa. Selanjutnya pergerakan dari Penggeser diteruskan melalui Batang Pemuntir yang dihubungkan dengan Lengan Pemuntir sehingga menghasilkan
gerak memuntir pada Batang Pemuntir.
Universitas Sumatera Utara
Bola Berisi Cairan Liquid Filled Bulb yang disambungkan dengan meter bodi dapat dipergunakan sebagai Detektor untuk Suhu Transmitter Temperature
Transmitter.
Gambar 3.6 Bola Berisi Cairan Gambar 3.6 menunjukkan Bola Berisi Cairan. Perubahan suhu proses
menyebabkan cairan pada bola mengembang dan memberikan tekanan yang lebih besar pada Meter Bodi Elemen Perasa sehingga Elemen Perasa ini bergerak.
Gambar 3.7 Sel Beda Tekanan Jenis Diafrakma Gambar 3.7 menunjukkan penampang dari Detektor Beda Tekanan.
Elemen Perasa dari Detektor ini tidak mempunyai Batang Pemuntir dengan gerak memuntir, melainkan hanya mempunyai Batang Lentur yaitu Batang Penghubung
yang menghubungkan Diafrakma dengan Batang Gaya. Detektor Beda Tekanan terdiri dari dua ruangan yaitu ruang tekanan tinggi dan ruang tekanan rendah.
Universitas Sumatera Utara
Untuk Level Transmitter, ruang tekanan tinggi dihubungkan dengan tekanan cairan pada bejana, sedangkan ruang tekanan rendah dihubungkan dengan tekanan
uap pada bejana. Untuk Flow Transmitter, ruang tekanan tinggi dihubungkan dengan tekanan hulu orifice sedangkan ruang tekanan rendah dihubungkan
tekanan hilir orifice. Demikian juga untuk Pressure Transmitter. Skematik ini dapat dilihat pada gambar 3.8
DETECTOR
Ruang Tekanan Rendah
Gambar 3.8 Cara menghubungkan Sel Beda Tekanan pada Level, Flow dan Pressure Transmitter
III.1.2 Bagian Pengirim
Bagian Pengirim dari transmitter berfungsi untuk merubah gerak-gerak mekanik Detektor ke dalam bentuk sinyal instrumen. Salah satu contoh dari
Bagian Pengirim transmitter pneumatic adalah Transmitter Gaya Seimbang Force Balance Transmitter. Gambar 3.9 menunjukkan skematik dari Bagian
Pengirim Transmitter Gaya Seimbang.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.9 Force Balance Transmitter Bagian-bagian pokok dari Transmitter ini adalah :
1. Penyetel Titik Nol Zero Adjusment
Berfungsi untuk mendapatkan titik nol dari batasan operasi transmitter.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengimbang Kedua Secondary Beam
Berfungsi sebagai batang yang meneruskan gaya gerak balas terhadap gaya gerak Pengimbang Utama.
3. Kapsul Pengimbang Balik Rebalancing Capsule
Kapsul yang berisi diafrakma penggerak Pengimbang Kedua. 4.
Pemancar Nozzle Berfungsi sebagai buangan udara penggerak Diafrakma Besar pada Relai
Pilot. 5.
Pembalik Baffle Berfungsi sebagai pelat penutup.
6. Pembatas Beban Balik Berlebih Riverse Overload Stop
Adalah sebagai ganjal pembatas gerak Pengimbang Utama pada kedudukan maksimum.
7. Pengimbang Utama Primary Beam
Adalah sebagai batang penerus gerak-gerak mekanik setengah melingkat dari Batang Pemuntir pada Detektor.
8. Pipa-pipa Kapsul Pengimbang Balik CapsuleTubing
Pipa penyalur udara penghasil gaya gerak balas terhadap gaya gerak Pengimbang Utama.
9. Pipa untuk Pemancar Nozzle Tubing
Pipa penyalur udara untuk Pemancar. 10.
Penyetel Batasan Lebar Coarse Span Adjusment Sebagai penyetelan untuk memperlebar bidang gerak Pengimbang Utama.
Universitas Sumatera Utara
11. Penyetel Batasan Sempit Fine Span Adjusment
Sebagai penyelan untuk mempersempit bidang gerak Pengimbang Utama. 12.
Relai Pilot Pilot Relay Sebagai kerangan pengatur tekanan udara instrumen out-put dari
transmitter. 13.
Pegas Peninggi atau Penekan Suppression atau Elevation Spring Sebagai penyetelan untuk menaikkan skala perbandingan antara variabel
peoses dengan tekanan udara instrumen out-put. Prinsip kerja dari Transmitter Gaya Seimbang yaitu :
1. Pergerakan dari Batang Pemuntir menghasilkan pergerakan mundur-
maju pada Pengimbang Utama. 2.
Bergeraknya Pengimbang Utama akan mengubah kedudukan Pembalik sehingga menjauhi atau mendekati Pemancar.
3. Bila Pembalik menjauhi Pemancar maka tekanan balik udara penggerak
Diafrakma Besar pada Relai Pilot akan berkurang dari sebelumnya. Sebaliknya bila Pembalik mendekati Pemancar, Tekanan Balik udara
penggerak Diafrakma Besar dari Relai Pilot akan bertambah dari sebelumnya.
4. Berubahnya tekanan balik udara penggerak Diafrakma Besar pada
Relai Pilot akan mengubah kedudukan Kerangan Pilot pada relai untuk membuka atau menutup.
5. Bila Kerangan Pilot membuka maka tekanan udara instrumen out-put
bertambah. Sebaliknya, bila Kerangan Pilot menutup, tekanan udara instrumen out-put menjadi berkurang. Dengan demikian pergerakan
Universitas Sumatera Utara
dari Batang Pemuntir menghasilkan perubahan pada tekanan udara instrumen out-put.
6. Perhatikan bahwa udara instrumen out-put juga dikirimkan ke Kapsul
Pengimbang Balik Rebalancing Capsule. 7.
Tekanan udara instrumen out-put akan terus bertambah atau berkurang sampai Pengimbang Utama mendapat gaya balas yang sama besar dari
Kapsul Pengimbang Balik melalui Pengimbang Utama. 8.
Sekali gaya pada Pengimbang Utama sama dengan gaya pada Pengimbang Kedua maka tekanan udara instrumen out-put tidak
berubah lagi.
III.2 Signal Transmitter
Signal Transmitter ada dua jenis yaitu signal pneumatic dan signal elektric. Signal Pneumatic dihasilkan dari Transmitter Pneumatic berkisar antara 0,2
sampai 1,0 kgm
2
sedangkan signal electric dihasilkan dari transmitter electric yang berkisar antara 4 sampai 20mA.
III.3 Terminologi Pengukuran
Terminologi yang umumnya digunakan dalam teknik instrumen dan kontrol adalah :
1. Process Variable
Besaran fisis atau kimia suatu keadaan yang dapat berubah suhu, tekanan, cahaya, pH dan sebagainya, yang berubah terhadap waktu.
Universitas Sumatera Utara
2. Controlled Variable
Besaran atau keadaan yang di ukur dan diatur oleh peralatan automatic controller.
3. Control Agent medium
Bahan atau energi yang terdapat di dalam proses yang mempengaruhi harga dari Controlled Variable dan alirannya diatur oleh Final Control
Element. 4.
Measurino Element Elemen-elemen yang ikut serta dalam pengukuran perubahan dari
Controlled Variable. 5.
Primary Control Element Bagian dari Controller yang menyebabkan pergerakan atau variasi dari
besaran yang di ukur untuk menjalankan Controller System. 6.
Final Control Element Bagian dari Controller System misalnya katup membran, electrical heater
yang mengerjakan langsung suatu alat kontrol. 7.
Automatic Controller Suatu mekanisme yang mengukur harga-harga dari suatu besaran atau
keadaan dan bekerja mempertahankannya di dalam batas-batas yang tertentu.
8. Set Point
Harga dari Controlled Variable yang ingin dicapai dan dipertahankan. Suatu Controller biasanya dilengkapi dengan suatu jarum penunjuk untuk
set point dan peralatan untuk pengaturan set point tersebut.
Universitas Sumatera Utara
9. Control Point
Harga rata-rata dari Controlled Variable yang dipertahankan Controller pada keadaan beban konstan.
10. Controller Response
Operasi yang terjadi oleh Controller sebagai akibat dari perubahan pada Controlled Variable.
11. On-Off Response
Suatu Controller Response dimana Final Control Element berubah dengan cepat dari suatu nilai ekstrim ke nilai ekstrim secara periodik sebagai
akibat dari perubahan Controlled Variable. 12.
Direct Acting Controller Suatu Controller yang memperbesar tekanan udara bagi kontrol unit jika
terjadi kenaikan pada harga Controlled Variable. 13.
Reverse Acting Controller Suatu Controller yang memperkecil tekanan udara bagi kontrol unit jika
terjadi kenaikan pada harga Controlled Variable. 14.
Adjustable Sensitivity atau Propotional Response Suatu respon dari Controller yang sebanding dengan perubahan dari
Controlled Variable. 15.
Throttling Range atau Propotional Band Batas dari harga maksimum dan minimum dari perubahan Controlled
Variable untuk membuat pergerakan atau operasi dari Control Element yang terakhir dari batas maksimum ke batas minimum.
Universitas Sumatera Utara
16. Sensitivity
Suatu unit dari Propotional Response yang dinyatakan dalam satuan tertentu. Untuk alat yang bekerja dengan tekanan Sensitivity dapat
dinyatakan dengan p.s.i atau inch, Sensitivity dapat didefinisikan sebagai perbandingan dari Controller out-put dengan perpindahan jarum penunjuk
yang di ukur dari Set Pointer. 17.
Offset Perbedaan antara besaran yang diinginkan Set Point dengan besaran yang
terjadi sebagai out-put Control Pont dari sebuah Propotional Controller. 18.
Load Change perubahan beban Suatu perubahan di dalam keadaan-keadaan proses yang membutuhkan
suatu perubahan dari posisi dari Control Element yang terakhir untuk menjaga harga yang diinginkan bagi Control Point.
19. Synchronization
Proses untuk menyetel Controller out-put melalui posisi dari Control Element yang terakhir sedemikian rupa hingga Control Point yang
diinginkan dijaga pada suatu posisi yang tetap dengan Set Point. 20.
Reset Rate Suatu satuan pengukuran untuk menyatakan reset respon. Perbandingan
antara kecepatan perubahan dari Control Element yang terakhir sesuai dengan reset respon dan juga terhadap Propotional Response yang
mengikuti suatu keadaan perubahan dari alat ukur. Reset Rate biasanya dinyatakan dalam cycle per menit.
Universitas Sumatera Utara
III.4 Transmitter Electric
Transmitter Electric berfungsi untuk mengubah sinyal proses menjadi sinyal elektrik serta mengirimkan sinyal elektrik tersebut ke alat penerima seperti
pencatat, pengatur dan penunjuk. Transmitter Electric juga terdiri dari dua bagian yaitu bagian perasa detektor dan bagian pengirim.
Gambar 3.10 Transmitter Electric Gambar 3.10 menunjukkan skematik dari Bagian Pengirim Transmitter
Electric. Transmitter ini juga termasuk jenis Transmitter Gaya Seimbang. Detektor untuk transmitter ini dapat berubah Meter Bodi, Sel Beda Tekanan, Bola
Berisi Cairan dan Penggeser. Detektor pada gambar 3.10 bukanlah detektor bagian perasa melainkan adalah Detektor dari bagian pengirim itu sendiri.
Detektor ini terdiri dari dua potong ferrite dimana yang satu terikat pada
Universitas Sumatera Utara
Penghubung Utama sedangkan yang satunya lagi terikat pada dasar dari transmitter. Perhatikan bahwa ferrite yang satu ini mempunyai pick up koil yang
dapat menangkap magnet tersambung dengan lingkaran osilator pada Kesatuan Detektor Daya Osilator OPD.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENGUKURAN LEVEL AIR DALAM TANGKI D1 DENGAN
MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL TRANSMITTER ELECTRIC
IV.1 Hasil Pengamatan