lainnya deposito perusahaan kecuali bank sentral, seperti melalui pinjaman, pembelian surat berharga nonequity, dan kredit perdagangan
dan piutang lain-lain, yang membentuk mengklaim untuk pembayaran. Untuk beberapa negara klaim ini termasuk kredit kepada perusahaan-
perusahaan publik. Satuan yang digunakan dalam variabel ini adalah persen ;
4. Rasio kapitalisasi pasar terhadap GDP
Variabel ini merupakan kapitalisasi pasar yang dimana harga saham di kalikan dengan jumlah saham beredar. Perusahaan domestik terdaftar
adalah perusahaan dalam negeri yang didirikan terdaftar di bursa saham negara itu pada akhir tahun. Perusahaan yang terdaftar tidak termasuk
perusahaan investasi, reksa dana, atau kendaraan investasi kolektif lainnya. Satuan yang digunakan dalam variabel ini adalah persen .
BAB 4. PEMBAHASAN
Pada bab 4, akan diuraikan secara lebih rinci mengenai pengaruh pendalaman sektor keuangan financial deepening terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia yang tercermin dari Gross Domestic Product pada periode 1988
– 2012. Uraian tersebut terfokus pada analisis kuantitatif berupa analisis regresi linier dengan metode OLS Ordinary Least Square.
4.1 Konfigurasi pertumbuhan ekonomi
Paket kebijakan 27 oktober 1988 Pakto 88 yang merupakan kebijakan paling liberal di sektor perbankan karena hanya dengan modal Rp. 10 milyar
seorang pengusaha bisa membuka bank baru, kebijakan pakto 88 tersebut meningkatkan jumlah uang beredar. Akibat kebijakan pakto tersebut juga
mengakibatkan jumlah bank maupun kantor bank mengalami peningkatan Gambar selain itu memberikan kemudahan bagi bank untuk ekspansi dengan
cara memberikan kredit, perusahaan yang diberikan kredit pun memiliki kesempatan untuk berkembang secara agresif. Kredit yang disalurkan oleh
perbankan kepada perusahaan kredit swasta untuk berinvestasi hal ini akan mempengaruhi Gross Domestic Product GDP atau pertumbuhan ekonomi
Indonesia. GDP setelah 1988 dapat dilihat pada gambar 4.1 , bahwa terjadi peningkatan secara rata-rata GDP setelah kebijakan pakto 88.
GDP terus mengalami peningkatan secara rata-rata sampai tahun2012, namun terjadi penurunan yang drastis pada krisis 19971988, presentase GDP
mengalami penurunan GDP menurun menjadi -13,3 pada tahun 1988 sebelumnya pada tahun 1996 GDP sebesar 7,64, sebaliknya inflasi meningkat tajam pada
tahun 1988 sebesar 75,27 dan tahun sebelumnya 1996 sebesar 8,85. Penurunan GDP dan kenaikan inflasi yang sangat tajam tersebut terjadi karena
krisis ekonomi yang mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar menjadi lemah terdepresiasi, melemahnya nilai rupiah terhadap dollar mengakibatkan
perusahaan besar banyak yang meminjam dana ke luar negeri. Hal ini berakibat biaya besar tehadap perusahaan sehingga banyak perusahaan yang gulung tikar
dan timbullah pengangguran dampak dari krisis juga menimbulkan kenaikan harga secara umum kenaikan harga terutama pada golongan bahan makanan.
Kenaikan tersebut mengakibatkan harga impor barang modal menjadi mahal sehingga mengakibatkan investasi menurun ketika investasi menurun akan
berpengaruh terhadap GDP.
Gambar 4.1 pertumbuhan ekonomi Sumber : world bank data di olah
4.2 Konfigurasi sektor keuangan
4.2.1 Perkembangan sektor keuangan di Indonesia setelah Deregulasi Pada tanggal 27 oktober 1988 dimana paket kebijakan deregulasi
perbankan, isi pakto 88 berisi tentang pembebasan bank-bank dalam menentukan sendiri keseimbangan tingkat bunga. Pakto 88 juga memberi kemudahan untuk
membuka pendirian bank dengan hanya modal 10 milyar, dengan adanya pakto 88 tersebut mengakibatkan peningkatan pada jumlah bank dan kantor cabang yang
cukup pesat, peningkatan jumlah bank berpotensi mendorong bisinis pada sektor perbankan menjadi lebih kompetitif serta meningkatkan efisien dan kesehatan