Jenis dan Pendekatan Penelitian Daerah dan Subjek Penelitian

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah berdasarkan data-data meliputi menyajikan data, menganalisis data, dan menginterpretasi Narbuko, 2009:44. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menekankan pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan keterampilan metakognisi yang berkaitan dengan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa kelas akselerasi di MTs Negeri 2 Jember. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk uraian berdasarkan tes pemecahan masalah dan wawancara. Data tersebut kemudian dianalisis berdasarkan keterampilan metakognisi dan klasifikasi tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa.

3.2 Daerah dan Subjek Penelitian

Daerah penelitian adalah tempat yang menjadi pusat kegiatan penelitian. Penentuan daerah penelitian menggunakan metode purposive area yaitu menentukan dengan sengaja daerah atau tempat penelitian dengan beberapa pertimbangan seperti waktu, tenaga, dan biaya yang terbatas Arikunto, 2006:16. Pada penelitian ini, daerah penelitian ditetapkan di MTs Negeri 2 Jember dengan pertimbangan sebagai berikut. a. MTs Negeri 2 Jember merupakan salah satu sekolah yang memiliki program kelas akselerasi di Kota Jember, b. adanya kesediaan dari sekolah untuk dijadikan tempat pelaksanaan penelitian, c. di sekolah tersebut belum pernah diadakan penelitian yang sejenis. d. siswa dan guru MTs Negeri 2 Jember belum memahami dampak positif keterampilan metakognisi siswa terhadap tingkat berpikir kreatif siswa. Subjek penelitian adalah orang yang dapat memberikan penjelasan atau informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII program akselerasi di MTs Negeri 2 Jember. Subjek penelitian diberi tes berpikir kreatif berupa soal terbuka untuk mengidentifikasi tingkat berpikir kreatifnya. Dari nilai tes, siswa diklasifikasikan ke dalam kategori tingkat kemampuan berpikir kreatif menurut kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. Klasifikasi berpikir kreatif berdasarkan indikator tingkat berpikir kreatif dikategorikan ke dalam 5 kategori yaitu sangat kreatif, kreatif, cukup kreatif, kurang kreatif, dan tidak kreatif. Klasifikasi siswa berdasarkan tingkat kemampuan berpikir kreatif dengan cara sebagai berikut. a. memberikan tes berpikir kreatif berupa soal yang dapat menilai aspek berpikir kreatif yaitu, kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. b. menghitung nilai tes berpikir kreatif tiap siswa: 100   B A K Keterangan: K = skor akhir siswa A = jumlah total skor yang diperoleh siswa B = jumlah skor maksimum tiap siswa Kemudian dikategorikan sesuai dengan kategori pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Konversi Skor Persentase Kategori 90,00 ≤ K ≤ 100 Sangat kreatif 80,00 ≤ K 90,00 Kreatif 65,00 ≤ K 80,00 Cukup kreatif 55,00 ≤ K 65,00 Kurang kreatif K 55 Tidak kreatif Adaptasi dari konversi skor Nurkancana Sunarta dalam Nisak, 2014 Tahap selanjutnya memilih minimal 1 siswa yang mewakili setiap kategori tingkat kemampuan berpikir kreatif, sehingga ada 5 siswa yang akan diteliti pada tahap selanjutnya yaitu wawancara. Tiap siswa yang dipilih harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik sehingga membantu peneliti untuk mengumpulkan informasi terkait keterampilan metakognisi dalam menyelesaikan masalah matematika. Kelima siswa tersebut selanjutnya diberi nama S1, S2, S3, S4, dan S5. Pada penelitian ini kategori berpikir kreatif yang muncul hanya 3 kategori, yaitu tidak kreatif, kurang kreatif, dan cukup kreatif. Sehingga peneliti hanya memilih satu subjek dari setiap kategori dengan pertimbangan kemampuan berkomunikasi yang baik atas saran dari guru kelas.

3.3 Definisi Operasional

Dokumen yang terkait

Analisis Kemampuan Metakognisi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berbasis Polya Sub Pokok Bahasan PLSV Kelas VII-A SMP Negeri 3 Jember;

2 39 174

Analisis Kemampuan Metakognisi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berbasis Polya Subpokok Bahasan PLSV Kelas VII-A SMP Negeri 3 Jember

1 18 5

Analisis Keterampilan Metakognisi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas X IPA 2 di SMA Negeri 3 Jember

0 15 6

Analisis Keterampilan Metakognisi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas X IPA 2 di SMA Negeri 3 Jember;

1 43 210

ANALISIS METAKOGNISI SISWA KELAS XI KIA 1 SMKN 5 JEMBER DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA POKOK BAHASAN FUNGSI KOMPOSISI

0 13 195

ANALISIS METAKOGNISI SISWA KELAS XI KIA 1 SMKN 5 JEMBER DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA POKOK BAHASAN FUNGSI KOMPOSISI

3 58 195

Analisis Pengetahuan Metakognisi Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berbasis Polya Pokok Bahasan Perbandingan Kelas VII

0 57 6

Analisis Pengetahuan Metakognisi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berbasis Polya Pokok Bahasan Perbandingan Kelas VII Di SMP Negeri 4 Jember;

28 113 268

Identifikasi Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika pada Pokok Bahasan Matematika Kelas VII-E SMP Negeri 1 Jember;

0 12 256

KATEGORI BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SURAKARTA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI POKOK HIMPUNAN.

0 0 13