5 Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui beberapa hal yang menyebabkan individu
mengalami kejenuhan atau kelelahan dalam sebuah pekerjaan yang ditekuninya. Kejenuhan tersebut biasanya timbul dari berbagai faktor salah satunya adalah kurangnya dukungan sosial
seperti keluarga dan lingkungan kerja yaitu dari atasan atau sesama rekan kerja. Kejenuhan kerja yang dialami oleh seorang individu akan sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya,
karena pada tingkat ini individu berada pada posisi puncak ingin segera meninggalkan pekerjaannya.
Rumusan masalah yang diambil pada penelitian yang akan dilakukan ini adalah bagaimana hubungan antara dukungan sosial dengan burnout pada wartawan? Kemudian manfaat dari
penelitian penelitian yang akan dilakukan yaitu: secara teori agar penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu psikologi terutama psikologi
industri dan organisasi. Kemudian manfaat secara praktis adalah bagi instansi terkait untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan para pekerjanya mengalami burnout ketika bekerja.
Burnout
Burnout merupakan suatu sindrom kelelahan fisik, mental, dan emosional yang terjadi berhubungan dengan rendahnya perasaan harga diri karena stres yang diderita dalam jangka
waktu yang lama, dalam situasi yang menuntut keterlibatan emosional yang tinggi dan mulai mempertanyakan nilai-nilai pribadinya. Burnout digambarkan sebagai suatu keadaan yang
mencerminkan reaksi emosional pada individu yang bekerja pada bidang kemanusiaan human service, atau bekerja erat dengan masyarakat. Individu yang mengalami burnout
menjadi berkurang energi dan ketertarikannya terhadap pekerjaan Baron Greenberg, 2003; Farber, 1991; Kreitner dan Kinicki, 1995
Jadi dari beberapa pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa burnout merupakan gejala atau suatu keadaan yang ditimbulkan oleh tubuh yang merupakan reaksi secara
emosional akibat dari kelelahan kerja yang dialami secara berkepanjangan dalam waktu yang cukup lama.
Menurut Maslach, 1981 dalam Farber, 1991 burnout mempunyai tiga komponen utama, yaitu kelelahan fisik, kelelahan emosional, dan kelelahan mental. Gambaran dari ketiga
dimensi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kejenuhan fisik yang menyebabkan sakit fisik seperti sakit kepala, demam, sakit
punggung rasa ngilu, tegang pada otot leher dan bahu, sering terkena flu, susah tidur, mual-mual, gelisah, dan perubahan kebiasaan makan.
b. Kejenuhan emosionalDepersonalisasi dicirikan antara lain seperti rasa bosan, mudah
tersinggung, sinis, mengeluh tiada henti, marah tanpa sebab, gelisah, tidak peduli dengan orang lain, putus asa, sedih, tertekan dan rasa tidak berdaya.
c. Pencapaian diriPersonal dicirikan antara lain dengan rasa benci, rasa gagal, tidak peka,
sinis, kurang bersimpati dengan orang lain, mempunyai sikap negatif terhadap orang lain, cenderung masa bodoh dengan dirinya, pekerjaannya dan kehidupannya, acuh tak acuh,
selalu menyalahkan, rasa tidak puas terhadap pekerjaan, rendah diri dan merasa tidak kompeten, dan tidak puas dengan jalan hidup.
6 Selanjutnya, ada dua faktor yang dipandang mempengaruhi munculnya burnout Sihotang,
2004, yaitu: 1. Faktor eksternal meliputi lingkungan kerja psikologis yang kurang baik, kurangnya
kesempatan untuk promosi, imbalan yang diberikan tidak mencukupi, kurangnya dukungan sosial dari atasan, tuntutan pekerjaan, pekerjaan yang monoton, dan
2. Faktor internal meliputi usia, jenis kelamin, harga diri, dan karakteristik kepribadian. Penyebab burnout menurut Caputo 1991 meliputi penyebab di lingkungan kerja dan
penyebab personal. Penyebab di lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu interaksi dengan publik dan konflik peran. Penyebab personal terbagi menjadi empat yaitu jenis kelamin, usia,
status perkawinan, dan pendidikan.
1. Penyebab di Lingkungan Kerja a. Interaksi dengan Publik
Pekerjaan yang melibatkan interaksi sosial dengan publik bersifat sangat melelahkan. Pekerjaan tersebut membutuhkan banyak energi untuk bersabar dalam
menghadapi berbagai masalah yang muncul, serta aktif dalam menjelaskan permintaan dan harapan publik yang tidak jelas, dan menunjukkan keahlian sosial
yang sesuai, tidak peduli apa yang pekerja itu rasakan. Wartawan tentunya harus bersikap lebih sabar dalam penggalian informasi pada sebuah kasus, bersikap
tenang ketika berhadapan dengan informan yang frustrasi dan marah. Meskipun dalam hal ini wartawan harus dengan cepat memperoleh informasi yang harus
disajikan kepada publik. Akan tetapi, tetap saja wartawan harus memiliki sikap yang sopan, kesabaran, rasa hormat, menghargai, mampu menahan kemarahan, dan
tentu saja harus menjaga kerahasiaan informan dalam beberapa situasi.
Wartawan tentu saja harus memiliki banyak koneksi, koneksi tidak hanya terjalin antar wartawan namun juga dengan publik atau masyarakat sebagai sumber
informasi jika terjadi suatu kasus atau berita yang penting untuk disampaikan. Dengan demikian, upaya menjalin kerja sama dan hubungan baik dengan publik
tentu harus diperhatikan sebagai salah satu faktor penting untuk membantu pekerjaan mereka dalam menggali informasi. Jika berinteraksi dengan publik
merupakan faktor penyebab burnout maka tidak diragukan lagi dengan kondisi kerja di atas, wartawan akan rentan mengalami burnout.
b. Konflik Peran Dua faktor penting dari konflik peran merupakan pemicu terhadap burnout.
Pertama adalah karena seseorang merasa kurang cocok dengan pekerjaannya, dan yang kedua adalah konflik antara nilai-nilai individu dan tuntutan pekerjaan.
Konflik peran bisa menjadi penyebab kronis yang berpengaruh di tempat kerja. Pembagian kerja dapat juga menghasilkan konflik peran jika individu yeng berbagi
pekerjaan tersebut memiliki tujuan, filosofi, atau harapan yang berbeda.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa konflik peran terjadi ketika nilai-nilai individu berbeda dengan tuntutan pekerjaan. Perbedaan tuntutan dari setiap atasan
juga mengakibatkan pekerja mengalami stres yang dapat berujung burnout. Perbedaan tuntutan tersebut tidak hanya berasal dari atasan tetapi juga berasal dari
rekan kerja. Hal ini terjadi karena rekan kerja memiliki karakter, filosofi, dan harapan yang tidak sama.
7
Dukungan Sosial
Dukungan sosial merupakan salah satu faktor eksternal dari pengaruh burnout. Dukungan sosial didefinisikan sebagai informasi verbal, sasaran, bantuan yang nyata atau tingkah laku
yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau
pengaruh pada tingkah laku penerimaannya. Dukungan sosial mengacu pada kesenangan yang dirasakan, penghargaan akan kepedulian, atau menerima bantuan dari orang-orang atau
kelompok-kelompok lain. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa lega diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan
pada dirinya Sarafino, 1994; Smet, 1994.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial merupakan bentuk tingkah laku yang diberikan dari individu satu kepada individu lainnya dalam lingkungan sosialnya dengan
memberikan keuntungan secara emosional, memberikan kesan yang menyenangkan, saling menghargai, dan memberikan bentuk kepedulian. Dukungan sosial ada dalam bentuk
dukungan dari keluarga, lingkungan kerja, sahabat, teman sebaya.
Dukungan sosial dalam lingkup lingkungan kerja berhubungan langsung dengan integrasi seseorang pada lingkungan sosial di tempat kerjanya. Lingkungan kerja yang mendukung
akan menciptakan situasi tolong menolong, bersahabat dan bekerja sama yang akan menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan serta dapat menimbulkan kepuasan dalam
bekerja Kreitner dan Kinicki, 1995.
Sumber-sumber dukungan sosial, menurut Farber, 1991 yaitu: 1. Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertumbuhan dan perkembangan seseorang, kebutuhan- kebutuhan fisik dan psikis mula terpenuhi dari lingkungan keluarga. Individu sebagai
anggota keluarga akan menjadikan keluarga sebagai tumpuan harapan, tempat mengeluarkan keluhan-keluhan bilamana individu sedang mengalami permasalahan.
2. Rekan sekerjaTeman Dalam dunia kerja, manusia membutuhkan penghargaan atas apa yang sudah mereka
kerjakan. Manusia yang sehat kondisinya akan merasakan dirinya berguna, penting, dan membutuhkan penghargaan sesuai martabatnya sebagai manusia.
3. Supervisor Penyelia Seorang penyelia merupakan seorang manajer yang bertanggung jawab kepada manajer
yang lebih tinggi kedudukannya. Tugas utama penyelia adalah memimpin pekerja pelaksana dalam taraf operasional. Kedudukan penyelia berada antara pihak
manajemen dengan pihak pekerja.
Menurut Hause dalam Smet, 1994, terdapat empat aspek dukungan sosial yaitu: 1 Aspek Emosional, dukungan ini melibatkan ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap
individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan. Dukungan ini meliputi perilaku seperti memberikan perhatian dan afeksi serta bersedia
mendengarkan keluh kesah orang lain dan memberikan pengertian terhadap permasalahan yang dialami. Dukungan ini diperoleh dari pasangan atau keluarga;
2 Aspek Instrumental, bentuk dukungan ini melibatkan bantuan langsung, misalnya yang berupa bantuan finansial atau bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu.
Biasanya dukungan ini, lebih sering diberikan oleh teman atau rekan kerja, seperti bantuan untuk menyelesaikan tugas yang menumpuk, meminjamkan uang, dan lain-lain
8 yang dibutuhkan individu. Adanya dukungan ini, menggambarkan tersedianya barang-
barang materi atau adanya pelayanan dari orang lain yang dapat membantu individu dalam menyelesaikan masalahnya. Selanjutnya hal tersebut akan memudahkan individu
untuk dapat memenuhi tanggung jawab dalam menjalankan perannya sehari-hari;
3 Aspek Informatif, seperti pemberian informasi untuk mengatasi masalah pribadi. Dukungan yang bersifat informasi ini dapat berupa saran, pengarahan dan umpan balik
tentang bagaimana cara memecahkan persoalan. Dukungan ini biasanya diperoleh dari sahabat, rekan kerja, atasan atau seorang profesional seperti dokter atau psikolog.
Adanya dukungan informasi, seperti nasehat atau saran yang diberikan oleh orang- orang yang pernah mengalami keadaan yang serupa akan membantu individu
memahami situasi dan mencari alternatif pemecahan masalah atau tindakan yang akan diambil; dan
4 Aspek Penilaian, yang terdiri atas dukungan dan peran sosial. Dukungan ini melibatkan ekspresi yang berupa pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan
dan performa orang lain, serta mendorong seseorang untuk lebih maju. Biasanya dukungan ini diberikan oleh atasan dan rekan kerja. Dukungan jenis ini, akan
membangun perasaan berharga, kompeten dan bernilai.
Hubungan Dukungan sosial dengan Burnout
Dukungan sosial adalah adanya transaksi interpersonal yang ditunjukkan dengan memberikan bantuan pada individu lain, dimana bantuan itu umumnya diperoleh dari orang yang berarti
bagi individu yang bersangkutan Kendall, 2011. Dukungan sosial dapat berupa pemberian informasi, bantuan tingkah laku, ataupun materi yang didapat dari hubungan sosial akrab
yang dapt membuat individu merasa diperhatikan, bernilai, dan dicintai. Dukungan sosial mengacu pada bantuan emosional, instrumental, dan financial yang diperoleh dari jaringan
sosial seseorang. Dukungan sosial merupakan kenyamanan psikologis dan emosional yang diberikan kepada individu oleh keluarga, teman, rekan dan lainnya. Dukungan sosial
mempengaruhi kesehatan individu dengan memberi perlindungan dalam melawan burnout. Ketika wartawan mengalami burnout terhadap pekerjaannya, dukungan sosial akan sangat
berguna mengurangi tekanan akibat aktifitas yang menimbulkan burnout pada wartawan. Penguatan dukkungan sosial adalah cara untuk mengurangi atau memperkecil pengaruh dari
peristiwa yang berpotensi menimbulkan burnout.
Dukungan sosial dapat mempengaruhi burnout pada wartawan. Ketika dukungan sosial yang diberikan baik maka wartawan akan tidak mudah mengalami burnout. Begitu pula
sebaliknya, jika dukungan sosial yang diberikan kurang maka wartawan akan mudah mengalami burnout. Dalam hal ini bentuk dukungan sosial merupakan salah satu faktor
penting untuk menghindari individu mengalami burnout.
Dukungan sosial merupakan salah satu faktor penghambat terjadinya kelelahan atau kejenuhan ketika sedang atau setelah menjalani pekerjaan, yang biasa disebut dengan
burnout. Dukungan sosial dapat diperoleh dari berbagai sudut yaitu dari atasan, rekan kerja, keluarga, dan lingkungan kerja maupun lingkungan tempat tinggal. Dukungan yang
diberikan dapat berupa bantuan dalam melakukan pekerjaan, penghargaan, penilaian, penerimaan, sehingga individu yang sedang melakukan pekerjaan merasakan adanya timbal
balik positif dari lingkungan sekelilingnya. Ketika dukungan tersebut tidak didapatkan maka individu akan merasa tidak berharga dan sia-sia dalam melakukan pekerjaan karena tidak ada
dukungan secara positif dari lingkungan sosialnya sehingga mudah mengalami burnout. Burnout merupakan kelelahan fisik, mental, dan emosional yang terjadi karena stres yang
9 dialami dalam waktu yang lama. Burnout tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
salah satunya adalah kurangnya dukungan sosial, dan kurangnya dukungan tersebut dialami dalam waktu yang lama sehingga individu memendam rasa lelah dalam jangka waktu yang
lama. Kurangnya dukungan sosial dilihat dari sikap kurang menyenangkan yang diterima oleh wartawan selama bekerja dari lingkungan keluarga, organisasi, atasan, maupun rekan
kerja.
10
Kerangka Berpikir
Wartawan
Dukungan sosial: 1. Emosional, dukungan ini melibatkan ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap
individu, 2. Instrumental, bentuk dukungan ini melibatkan bantuan langsung,
3. Informatif, seperti pemberian informasi untuk mengatasi masalah pribadi, 4. Penilaian, yang terdiri atas dukungan dan peran sosial.
1. Mendapat perhatian dan rasa nyaman
2. Dapat bantuan ketika mengalami kesulitan dalam bekerja
3. Terpenuhinya peralatan
dan perlengkapan dari kantor
4. Menerima saran dan pengarahan ketika ada permasalahan
5. Didukung atas ide-ide positif yang disampaikan
1. Kurang mendapat perhatian dan rasa nyaman
2. Kurang adanya bantuan ketika mengalami kesulitan dalam bekerja
3. Kurang terpenuhinya peralatan dan perlengkapan dari kantor
4. Kurang menerima
saran dan
pengarahan ketika
ada permasalahan
5. Kurang didukung
atas ide-ide
positif yang disampaikan 6.
1. Tidak mudah terserang sakit secara fisik
2. Mampu mengendalikan
emosi dengan baik
3. Memiliki pemikiran
positif terhadap orang lain
4. Percaya dan
yakin dengan
kemampuan atau kompetensi diri 1. Mudah terserang sakit secara fisik
2. Kurang mampu
mengendalikan emosi dengan baik
3. Selalu berfikir negatif terhadap orang lain
4. Kurang percaya dengan kemampuan atau kompetensi diri
Burnout rendah Burnout tinggi
11
Hipotesa
Ada hubungan negatif antara dukungan sosial dengan burnout pada wartawan. Dimana ketika dukungan yang diperoleh tinggi maka burnout akan rendah, begitu pula sebaliknya jika
dukungan sosial rendah maka burnout akan tinggi.
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian
Pada rancangan penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan desain rancangan penelitian kuantitatif, dimana metode yang digunakan tersebut adalah untuk melihat
hubungan antara variabel atau beberapa variabel dengan variabel lain. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan burnout pada wartawan.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan adalah wartawan di Kota Malang. Menurut Isaac dan Michael jika populasi tidak diketahui jumlahnya secara pasti maka pengambilan sampel
minimal 30 subjek Sugiyono, 2014. Teknik yang digunakan adalah quota sampling, dimana peneliti bebas menentukan jumlah sampel sesuai dengan yang diinginkan dari suatu populasi
yang memiliki ciri-ciri tertentu Sugiyono, 2014, jadi subjek penelitian yang diambil adalah 76 wartawan di Kota Malang dengan tingkat kesalahan sebesar 5.
Variabel dan Instrumen Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel terikat yaitu burnout, kemudian variabel bebasnya adalah dukungan sosial. Instrumen yang digunakan dalam
mengumpulkan data pada penelitian ini adalah dengan angketkuesioner.
Burnout merupakan keadaan yang dialami oleh individu yang mengalami kelelahan atau kejenuhan dalam bekerja dalam jangka waktu yang lama, dimana kejenuhan tersebut dilihat
dari tiga dimensi yaitu kejenuhan fisik, kejenuhan emosidepersonalisasi, serta pencapaian diripersonal, ketiga dimensi tersebut mengganggu aktivitas bekerja dan keadaan tersebut
menurunkan produktivitas hingga individu tersebut berkeinginan untuk berhenti dari pekerjaan.
Dukungan sosial merupakan bentuk pemberian semangat dalam bekerja, salah satu motivasi dalam bekerja, bentuk motivasi tersebut datang dari lingkungan pekerjaan maupun
lingkungan keluarga. Dukungan sosial dilihat dari aspek emosional yaitu kekuatan fisik dan kepercayaan terhadap orang lain, instrumental yaitu penyediaan sarana untuk mempermudah
pekerjaan, informatif yaitu pemberian informasi dalam mengatasi permasalahan secara pribadi, dan penilaian yang terdiri atas dukungan dan peran sosial.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur burnout dikembangkan oleh Maslach yang dikenal sebagai Maslach Burnout Inventory MBI. MBI diciptakan oleh Maslach dan
Jackson pada tahun 1981 dalam Farber, 1991 untuk mengukur burnout pada pekerja bidang Pelayanan Sosial dan dikenal sebagai MBI
– Human Services Survey MBI – HSS. MBI versi kedua kemudian didesain bagi para pendidik yaitu MBI
– Educators Survey MBI – ES. Terdapat 22 rangkaian pertanyaan yang diajukan kepada para responden untuk
meng etahui frekuensi terjadinya tiga aspek dari sindrom “burnout” sebagaimana yang
12 didefinisikan oleh Maslach yaitu Kejenuhan Fisik Physical Exhaustion = PE, Kejenuhan
EmosionalDepersonalisasi Emotional ExhaustionDepersonalization = EE + DP, dan Pencapaian DiriPersonal Personal Accomplishment = PA. Koefisien reliabilitas dari ketiga
sub skala tersebut berkisar 0.71-0.90.
Kemudian skala tersebut diujikan kembali tryout oleh peneliti kepada 35 subjek dengan bentuk skala Likert dan didapatkan hasil bahwa 19 aitem termasuk valid, diantaranya adalah
aspek kejenuhan fisik 4 aitem, kejenuhan emosionaldepersonalisasi 8 aitem, aspek pencapaian diri 7 aitem dengan validitas aitem berkisar antara 0.398-0.736. Koefisien
reliabilitas dari ketiga sub skala adalah 0.913.
Pada instrumen dukungan sosial, peneliti menyusun alat ukur dengan acuan pada aspek-aspek dukungan sosial oleh Hause dalam Smet, 1994 yang terdiri dari empat aspek yaitu aspek
emosional, instrumental, informatif, dan penilaian. Instrument yang digunakan dalam bentuk skala Likert dengan jawaban setiap aitem adalah Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan
Sangat Tidak Setuju. Kemudian memberikan checklist
√ pada jawaban yang dianggap sesuai dengan dirinya. Setelah dilakukan pengujian atau tryout kepada 35 subjek didapatkan hasil
bahwa dari 30 aitem berkurang menjadi 23 aitem yang dianggap valid, diantaranya adalah aspek emosional sejumlah 6 aitem, aspek instrumental 7 aitem, aspek informatif 3 aitem, dan
aspek penilaian 7 aitem, dengan validitas aitem berkisar antara 0.304-0.767. Koefisien reliabilitas dari keempat sub skala adalah 0.904.
Prosedur dan Analisa Data
Prosedur dalam penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan analisis. Pada tahap persiapan diawali dengan menyiapkan proposal penelitian yaitu
menentukan judul, orientasi dan perumusan masalah, penyusunan kerangka pemikiran dan penentuan hipotesis, mengadaptasi instrumen penelitian, menetukan subjek dan teknik
penelitian serta analisis data penelitian. Setelah itu, menyebarkan skala untuk try out atau uji coba skala burnout dan dukungan sosial kepada 35 wartawan. Tahap pelaksanaan yaitu
menyebarkan instrumen skala yang telah diuji coba kepada 76 wartawan, dimana jumlah sample yang didapatkan sudah mewakili dari populasi wartawan di Kota Malang dengan
tingkat kesalahan sebesar 5 Sugiyono, 2014. Kemudian pada tahap analisa yang dilakukan yaitu memasukkan data terlebih dahulu kemudian melakukan analisa dengan
menggunakan uji korelasi product moment dari pearson dengan program statistik SPSS dengan taraf signifikan 5.
13
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan skala yang disebarkan, terdapat sebanyak 76 wartawan di kota Malang diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Deskripsi Subjek Penelitian Frekuensi
Persentase Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
51 25
67,1 32,9
Usia 30 tahun
30 – 35 tahun
35 tahun 52
15 9
68,4 19,7
11,8
Pendidikan S1
76 100
Masa Kerja 5 tahun
5 – 10 tahun
10 tahun 45
23 8
59,2 30,3
10,5
Status Kerja Tetap
Freelance 42
34 55,3
44,7
Berdasarkan Tabel 1 tersebut dapat diketahui bahwa responden berjenis kelamin laki-laki lebih mendominasi dengan jumlah 51 orang 67,1, kemudian pada rentang usia 30 tahun
merupakan responden yang paling banyak dengan jumlah 52 orang 68,4, dengan status pendidikan yang ditempuh keseluruhan responden adalah lulusan S1, kemudian didominasi
oleh wartawan dengan masa kerja 5 tahun sebanyak 45 orang 59,2, serta status kerja tetap yang dimiliki wartawan sebanyak 42 orang 55,3.
Tabel 2. Penilaian Rata-rata Burnout dan Dukungan Sosial
Variabel Mean
SD Kategori
Interval Frekuensi Persentase
Burnout
60.47 6.211
Tinggi x 58
53 70
Rendah x
≤ 58 23
30
Dukungan Sosial
42.54 6.682
Tinggi x 44
29 38
Rendah x
≤ 44 47
62 Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai mean burnout pada subjek penelitian adalah
60,47 dengan presentase pada kategori tinggi yang tertinggi yaitu 70 dan nilai mean dukungan sosial dengan 42,54 dengan presentase pada kategori rendah yang tertinggi yaitu
62.
Tabel 3. Penilaian Rata-rata Aspek Burnout
Variabel Mean
SD Kategori
Interval Frekuensi Persentase
Kejenuhan Emosi
12.24 1.384
Tinggi x 12.24
28 36.8
Rendah x
≤ 12.24 48
63.2
Kejenuhan Fisik
25.42 2.536
Tinggi x 25.42
45 59.2
Rendah x
≤ 25.42 31
40.8
Pencapaian Diri
25.92 2.794
Tinggi x 25.92
50 65.8
Rendah x
≤ 25.92 26
34.2
14 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai mean pada aspek kejenuhan fisik adalah 12.24
dan kategori rendah berada di frekuensi tertinggi yaitu 48 orang 63.2, kemudian nilai mean pada aspek kejenuhan emosional 25.42 dengan kategori tinggi berada pada frekuensi
tertinggi yaitu 45 orang 52.9, dan nilai mean pada aspek pencapaian diri 25.92 dengan kategori tinggi ada pada frekuensi tertinggi sejumlah 50 orang 65.8.
Tabel 4. Penilaian Rata-rata Aspek Dukungan Sosial Variabel
Mean SD
Kategori Interval
Frekuensi Persentase Emosional
10.63 1.924
Tinggi x 10.63
49 64.5
Rendah x
≤ 10.63 27
35.5
Instrumen
13.21 2.340
Tinggi x 13.21
32 42.1
Rendah x
≤ 13.21 44
57.9
Informatif
5.37 1.056
Tinggi x 5.37
49 64.5
Rendah x
≤ 5.37 27
35.5
Penilaian 13.43
2.069 Tinggi
x 13.43 32
42.1 Rendah
x ≤ 13.43
44 57.9
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai mean aspek emosional 10.63 dengan kategori tinggi berada pada frekuensi tertinggi sejumlah 49 orang 64.5, nilai mean aspek instrumen 13.21
dengan kategori rendah berada pada frekuensi tertinggi yaitu 44 orang 57.9, kemudian nilai mean aspek informatif 5.37 dengan kategori tinggi berada pada frekuensi tertinggi yaitu
49 orang 64.5, dan nilai mean aspek penilaian 13.43 dengan kategori rendah berada berada pada frekuensi tertinggi yaitu 44 orang 57.9.
Kenormalan pada data tersebut ditunjukkan dengan nilai skewness dan kurtosis yang berada diantara ± 2, dimana nilai skewness pada variabel dukungan sosial adalah 1,17 dan nilai
kurtosis -1,76. Kemudian pada variabel burnout didapatkan hasil dengan nilai skewness 0,92 serta nilai kurtosis -0,96. Dilihat dari nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa kedua data
dapat dikatakan berdistribusi normal karena nilai skewness dan kurtosis berada diantara ± 2. Dari hasil analisis korelasional yang dilakukan menunjukkan bahwa dukungan sosial
berkorelasi secara negatif dan signifikan dengan burnout r = -0,448; p = 0,000 yang berarti bahwa apabila dukungan sosial yang diterima rendah maka burnout yang dialami akan tinggi,
begitu pula sebaliknya jika dukungan sosial tinggi maka burnout yang dialami akan rendah. Dimana p 0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan
burnout. Nilai koefisien determinan r
2
= 0,200 yang memiliki arti bahwa variabel dukungan sosial mampu menjelaskan terkait burnout sebanyak 20 dan sisanya sebanyak 80
dipengaruhi oleh faktor lain.
15
DISKUSI
Berdasarkan analisis data yang dilakukan telah diperoleh hasil bahwa antara dukungan sosial dengan burnout menunjukkan adanya hubungan negatif signifikan r = -0,448; p = 0,000.
Hasil penelitian ini dapat membuktikan bahwa hipotesis dapat diterima, yaitu ada hubungan antara dukungan sosial dengan burnout pada wartawan. Arah hubungan pada kedua variabel
ini adalah negatif signifikan, dimana ketika dukungan sosial yang diterima rendah maka mengakibatkan burnout yang tinggi, begitu pula sebaliknya jika dukungan sosial tinggi maka
burnout akan rendah.
Terbuktinya hipotesis yang diajukan menunjukkan bahwa dukungan sosial merupakan salah satu faktor penting sebagai pendukung kinerja para wartawan, karena dengan dukungan sosial
tersebut membuat wartawan merasa nyaman berada di tempat kerja, merasa mendapat bantuan disaat menemui kesulitan dalam pekerjaannya dan merasa mendapatkan informasi
yang dibutuhkan, yang pada akhirnya dapat mengurangi terjadinya burnout di kalangan wartawan. Dukungan sosial yang diterima dapat membuat individu merasa tenang,
diperhatikan, dicintai, timbul rasa percaya diri dan kompeten. Seperti yang dikemukakan oleh Rook dalam Smet, 1994 mengatakan bahwa dukungan sosial merupakan salah satu fungsi
dari ikatan sosial, dan ikatan-ikatan sosial tersebut menggambarkan kualitas umum dari hubungan interpersonal. Dalam hubungan kerja yang penuh dengan dukungan sosial yang
positif maka hubungan interpersonal yang terjadi akan melindungi individu terhadap konsekuensi negatif dari stres hingga burnout.
Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian yaitu wartawan memiliki burnout yang tinggi yang ditunjukkan pada kategori tinggi sebanyak 70, sedangkan dukungan sosial
yang diterima berada pada kategori rendah sebanyak 62. Sehingga dapat dinyatakan bahwa wartawan di Kota Malang lebih rentan mengalami burnout dikarenakan rendahnya dukungan
sosial yang diterima. Burnout yang tinggi pada wartawan Kota Malang tentu saja terjadi karena dukungan sosial yang diterima dari lingkungan kerja, keluarga, sahabat, atau teman
kerja yang kurang sehingga menyebabkan wartawan tidak tahan terhadap kondisi lingkungan kerja dan tekanan kerja yang menimbulkan stres sehingga terjadi burnout.
Ketika wartawan menghadapi suatu permasalahan dalam pekerjaannya maka diperlukan adanya bantuan dari orang-orang disekitarnya sehingga wartawan tidak merasa sendiri dan
tidak cepat putus asa karena bentuk dukungan maupun bantuan dari orang lain mampu mencegah mereka agar terhindar dari kelelahan dalam melakukan pekerjaan atau burnout.
Hal itu didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh House, dkk yang juga menunjukkan bahwa dukungan sosial dapat mengurangi masalah yang dialami oleh individu. Akan tetapi
ketika dukungan sosial yang diterima rendah, tentu saja akan mempengaruhi produktivitas dan semangat dalam melakukan pekerjaan, individu akan lebih mudah mengalami kelelahan
hingga kejenuhan dalam menjalani pekerjaannya atau yang disebut dengan burnout. Ketika individu menerima dukungan sosial dari orang-orang terdekatnya, maka individu tersebut
akan merasa dicintai dan diperhatikan, mulia dan dihargai, dan merupakan bagian dari jaringan sosial, misalnya keluarga atau organisasi kemasyarakatan, yang dapat memberikan
kebaikan, pelayanan, dan saling menjaga ketika berada dalam situasi yang penuh tekanan Sarafino, 1994.
Faktor dukungan sosial tentu sangat penting seperti dukungan dari kerabat, anak-anak, pasangan, teman, tetangga, rekan kerja, supervisor, dan direksi yang sangat relevan dengan
biopsikososial dalam diri individu secara keseluruhan. Kecenderungan burnout ini banyak ditemui di lingkungan tempat kerja akibat dukungan yang buruk dan pemenuhan kebutuhan
16 yang tidak memadai. Dukungan sosial tentu sangat mempengaruhi kinerja wartawan, bentuk
dukungan yang diterima juga berbeda-beda, seperti dukungan secara emosional yang diterima oleh wartawan dimana dukungan ini diperoleh dari pimpinan yang membuat wartawan
merasa dirinya diperhatikan dan dipedulikan sehingga bila terjadi keluh kesah, persoalan, dan kendala dalam pekerjaan, wartawan merasa nyaman mengungkapkan kepada pimpinannya,
yang mana seharusnya setiap persoalan dalam pekerjaan bisa dicarikan solusi oleh pimpinan dan hal itu menyebabkan wartawan merasa lega dan pada akhirnya wartawan akan terhindar
dari perasaan terbebani yang bertumpuk yang menyebabkan burnout.
Bentuk dukungan lain adalah dukungan instrumental, dukungan ini biasanya lebih sering diberikan oleh teman atau rekan kerja, seperti bantuan untuk menyelesaikan tugas yang
menumpuk atau meminjam uang atau lain-lain yang dibutuhkan individu Sarafino, 1994. Adanya dukungan ini menggambarkan tersedianya barang-barang secara materi misalnya
pinjaman uang, tambahan gaji, barang-barang kebutuhan pekerjaan yang memadai atau kebutuhan non material seperti adanya pelayanan dari orang lain yang membantu wartawan
dalam menyelesaikan masalahnya. Selanjutnya hal tersebut akan mempermudah wartawan untuk dapat memenuhi tanggung jawab dalam menjalankan perannya sehari-hari. Adanya
bantuan dari rekan kerja untuk menyelesaikan tugas, maka wartawan tidak rentan mengalami burnout. Kemudian bentuk dukungan selanjutnya adalah dukungan informatif, dukungan
jenis ini meliputi pemberian nasehat, saran atau umpan balik kepada individu. Dukungan ini biasanya diperoleh dari sahabat, rekan kerja, atasan, atau seorang profesional seperti dokter
atau psikolog Sarafino, 1994. Dukungan informasi adalah bentuk dukungan lain yang sama pentingnya harus diperoleh oleh wartawan, seperti nasehat atau saran yang diberikan oleh
orang-orang yang pernah mengalami keadaan yang serupa akan membuat individu memahami situasi dan mencari alternatif pemecahan masalah atau tindakan yang akan
diambil. Saran atau nasehat yang diberikan teman hingga menyebabkan individu tidak mengalami depersonalization sehingga individu memiliki rasa menghargai setiap usaha dan
pekerjaan yang dilakukan hingga tidak rentan mengalami burnout.
Kemudian bentuk dukungan selanjutnya adalah dukungan penilaian, dimana dukungan ini melibatkan ekspresi yang berupa pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide,
perasaan dan performa orang lain, serta mendorong individu untuk lebih maju Sarafino, 1994. Jika bentuk dukungan ini diperoleh wartawan maka wartawan akan merasa dihargai,
memiliki kompeten dalam pekerjaan yang ditekuni, serta merasa bernilai. Hal ini dikarenakan wartawan mendapatkan penilaian secara positif dari rekan maupun atasan dari pekerjaan yang
ditekunnya. Karena bentuk penilaian dan penghargaan dari orang lain akan memberikan rasa kepercayaan diri terhadap kompetensi yang dimiliki sehingga wartawan memiliki penilaian
positif terhadap dirinya dan dihargai oleh orang lain yang tidak menimbulkan burnout pada wartawan. Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Woodhead 2014 dimana staf
perawat mengalami burnout yang tinggi. Mereka memiliki tuntutan pekerjaan yang besar stres kerja lebih besar yang berhubungan dengan kelelahan secara emosional, kelelahan
fisik, dan kurang prestasi pribadi. Sumber pekerjaan dukungan dari supervisor, teman-teman, dan anggota keluarga sangat berdampak bagi hasil kinerja staf perawat sehingga segala
bentuk dukungan akan memberikan manfaat bagi pekerja tersebut.
Selain itu, sebagai wartawan yang hakekatnya melakukan pekerjaan diluar ruangan tentu sangat membutuhkan tenaga dan fisik yang kuat agar tidak mudah merasa lelah dan sakit
ketika menjalankan aktivitas. Kelelahan secara fisik lebih mengarah pada perasaan capek dan lelah, sering mengalami pegal-pegal, sakit kepala, demam, flu, tegang pada otot leher dan
bahu, susah tidur, dan perubahan kebiasaan makan. Kondisi lelah dan capek ketika bekerja
17 dialami oleh wartawan setiap harinya, hal itu dikarenakan pekerjaan sebagai wartawan yang
tidak hanya berada di kantor, akan tetapi harus berkeliling untuk mengumpulkan berita. Kelelahan dalam setiap melakukan pekerjaan wajar dirasakan setiap selesai kerja, tetapi
apabila setiap hari merasa capek dan lelah setiap pulang kerja maka kemungkinan terjadi karena faktor tertentu. Misalnya kejenuhan dalam lingkungan ataupun kegiatan yang
dilakukan di tempat kerja. Ketika wartawan cenderung mengalami burnout maka tentu saja dikarenakan dukungan sosial yang diterima tergolong rendah. Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Beltran, dkk 2009 kepada polisi lalu lintas di Meksiko menyatakan bahwa persepsi seorang polisi lalu lintas memiliki sistem pendukung yang tidak memadai, bahwa
burnout lebih cenderung hadir 54.9 dan berdampak bagi diri dan kesehatan individu.
Pada penelitian ini juga memiliki keterbatasan, dimana pada penelitian ini subjek yang diteliti masih dalam jumlah yang terbatas. Kesulitan peneliti dalam mencari subjek juga menjadi
hambatan, hal ini disebabkan oleh pekerjaan wartawan yang tidak hanya diam di kantor akan tetapi harus berkeliling untuk mengumpulkan berita sehingga jumlah subjek penelitian yang
terbatas. Pada saat penyebaran skala, skala ditinggal yang menyebabkan peneliti tidak dapat mengontrol apakah skala tersebut diisi oleh subjek sendiri atau diisi oleh orang lain sehingga
dapat mempengaruhi jawaban yang diberikan.
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa wartawan di Kota Malang lebih rentan mengalami burnout dikarenakan kurangnya dukungan sosial yang diterima. Hal itu
diketahui dari variabel burnout tinggi yang ditunjukkan pada kategori tinggi sebanyak 70, sedangkan dukungan sosial yang diterima berada pada kategori rendah sebanyak 62.
Terdapat hubungan negatif signifikan antara dukungan sosial dengan burnout pada wartawan r = -0,448; p = 0,000 yang berarti bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang diterima
wartawan maka burnout akan semakin rendah, serta semakin rendah dukungan sosial yang diterima maka burnout akan semakin tinggi. Variabel dukungan sosial memberikan
kontribusi 20, sedangkan sisanya 80 kemungkinan ditentukan oleh faktor lain seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, masa kerja, status kerja, dan lain-lain.
Implikasi dari penelitian ini bagi lembaga terkait, diharapkan untuk memberikan dukungan secara material berupa sarana prasarana yang memadai maupun immaterial berupa
kenyamanan, perhatian, memberikan saran dan pengarahan, serta bagi wartawan yang menjalankan tugas merasa dihargai atas pekerjaan yang telah dilakukan sehingga mereka
lebih termotivasi dalam melakukan suatu pekerjaan hingga wartawan tersebut lebih produktif dalam melakukan pekerjaan tanpa ada beban atau permasalahan kerja yang tidak dapat
diselesaikan hingga mereka tidak merasakan kelelahan atau kejenuhan dalam melakukan pekerjaan. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan penelitian berkaitan dengan
burnout, sebaiknya menyertakan variabel-variabel lainnya yang belum diteliti serta dapat menyempurnakan keterbatasan dalam penelitian ini.
18
REFERENSI
Akuntono, I. Hindra, L. 2013. Tiga masalah besar wartawan Indonesia. Diakses pada 11 Oktober 2015 dari
http:nasional.kompas.comread201307091643128Tiga.Masalah. Besar.Wartawan.Indonesia
Baron Greenberg. 2003. Behavior in organization understanding and managing the human side of work. 8
th
Edition. New Jersey: Prentice Hall. Bataineh Ahmed. 2012. An investigation of sosial support and burnout among special
education teachers in the United Arab Emirates. International Journal of Special Education, 27 2.
Beltran, C., Manuel. 2009. Sosial support, burnout syndrome and occupational exhaustion among Mexican traffic police agents. The Spanish Journal of Psychology 122, 585-
592. Caputo, janette S. 1991. Stress and burnout in library service. Phoenix: Oryx Press.
Davis, K. Newstrom, J. W. 1989. Human behavior at work. 8
th
edition. New York: McGraw-Hill.
Farber, B. A. 1991. Crisis in education: Stress and burnout in the american teacher. Oxford: Jossey
– Bass. Feinstein, A., Owen, M. D. J. Blair, N. 2002. A hazardous Profession: War, journalists,
and psychopathology. American Journal Psychiatry, 159, 1570-1575. Hariyadi. 2006. Burnout pada pustakawan. Bunga Rampai Perpustakaan Informasi
Dalam Konteks Budaya. Hidayat, F. Prakosa, H. 1997. Motivasi berprestasi dan stres kerja wartawan republika.
Anima. 49, 50-57. Ishwara, L. 2005. Catatan-catatan jurnalisme dasar. Jakarta: Kompas.
Kendall, H. 2011. Social support. Chapter 6. Kompas.com. 2013, 02 Januari. Awal 2013: AJI Malang kecam tindak kekerasan terhadap
wartawan. Diakses pada 20 Desember 2015 dari http:halomalang.comnewsawal-
2013-aji-malang-kecam-tindak-kekerasan-terhadap-wartawan Kreitner, R., Kinicki, A. 1995. Organizational behavior 3
nd
ed.. Boston: Richard, D. Irwin, Inc.
Lopez, J. M. O., Cristina, C., Maria, J. 2010. Exploring stress, burnout, and job dissatisfaction in Secondary School teachers. International Journal of Psychology and
Psychologycal Therapy, 10, 1, 107-123.
19 Muflih, I. 1997. Kecenderungan perilaku pengambilan resiko dan pemberitaan yang cover
both side pada wartawan surat kabar harian. Skripsi Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
Patrick, dkk. 2007. Burnout in nursing. International Journal of Advance Nursing, 24, 03. Reinardy, S. 2009. Female journalists more likely to leave newspapers. Newspaper
Research Journal, 30, 03. Sarafino, E. 1994. Health psychology, biopsychososial interaction 2
nd
ed.. New York: John Wiley Sons, Inc.
Sihotang. 2004. Burnout pada karyawan ditinjau dari persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis dan jenis kelamin. Jurnal psyche.
Smet, B. 1994. Psikologi kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Sugiyono. 2014. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta.
Witchel, E. 2005. To receive dangerous assignmens and support CPJ. Diakses pada 17
Desember 2015 dari www.cpj.orgbrefings2005DA_spring05stress_DAstress_
DA.html Woodhead, dkk. 2014. Stress, social support, and burnout among long-term care nursing
staff. Journal of Applied Gerontology 122. Zivkovic Devjac. 2014. Burnout syndrom of the radio television of Serbia journalists.
International Journal for Quality Research 83.
20
LAMPIRAN
21
LAMPIRAN 1 Skala
Tryout Dukungan Sosial FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Jl. Raya Tlogomas No.246 Telp 0341 464318 Malang 65144
Kepada Yth. Responden Di Tempat
Assalammu’alaikum Wr. Wb. Saya Rifqi Maghfiroh Hijrianti 201210230311276 mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang, yang sedang melakukan penelitian skripsi sebagai salah persyaratan wajib dalam menyelesaikan program sarjana. Sehubungan dengan itu, saya
mengharap kesediaan saudarasaudari untuk memberikan data penelitian saya dengan mengisi angket ini. Perlu diketahui, pengisian angket ini hanya akan digunakan untuk kepentingan
ilmiah dan tidak digunakan untuk kepentinan lain. Semua data yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya. Oleh sebab itu dimohon untuk tidak ragu-ragu untuk mengisikan jawaban
yang sesuai dengan kondisi saudarasaudari. Jika saudarasaudari membutuhkan penjelasan dapat menghubungi email
rifqimaghigmail.com . Atas kesediaan dan kerjasamanya saya
ucapkan terima kasih. Wassalammu’alaikum Wr. Wb.
Hormat saya,
Rifqi Maghfiroh H.
22
IDENTITAS:
Nama Inisial :
Usia :
tahun
Petunjuk pengisian:
1. Beri tanda checklist √ pada pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan diri anda.
2. Apabila terdapat kesalahan dan ingin mengganti jawaban, beri tanda sama dengan = pada jawaban yang anda anggap salah dan beri tanda checklist
√ pada pilihan jawaban yang anda anggap benar.
3. Periksalah jawaban anda dan jangan sampai ada yang terlewatkan. 4. Isilah identitas anda pada tempat yang telah disediakan
Keterangan: SS = Sangat Setuju
TS = Tidak setuju S = Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Skala A No.
Pernyataan SS
S TS
STS
1 Rekan
kerja menemani
saya untuk
menyelesaikan pekerjaan 2
Atasan memberi pujian terhadap pekerjaan saya
3 Keluarga tetap mencintai dan menyayangi
saya 4
Keluarga memaklumi pekerjaan saya 5
Atasan saya
menerima idegagasan
bawahannya dengan terbuka 6
Rekan kerja menggerutu jika saya meminta pertolongan mereka
7 Keluarga tidak ada yang berusaha mengerti
kondisi pekerjaan saya 8
Ucapan saya selalu diabaikan oleh orang lain 9
Keluarga memarahi saya karena pekerjaan yang saya tekuni
10 Saya dianggap sebagai beban keluarga
11 Rekan kerja memberikan waktu untuk
membantu pekerjaan saya 12
Sarana yang saya dapatkan dari kantor sangat membantu pekerjaan saya
13 Kantor bersedia membiayai perlengkapan
yang saya butuhkan dalam bekerja 14
Kantor berusaha
mencarikan peralatan
pekerjaan yang saya butuhkan 15
Rekan kerja bersedia meminjamkan uang jika saya membutuhkan
23
No. Pernyataan
SS S
TS STS
16 Saran yang saya terima dari orang lain
membantu menyelesaikan permasalahan yang saya hadapi
17 Rekan kerja menegur ketika saya melakukan
kesalahan 18
Rekan kerja memberi nasehat agar saya tidak melakukan kesalahan yang menimbulkan
masalah
19 Keluarga
mengingatkan saya
untuk berperilaku baik terhadap orang lain
20 Atasan memberikan arahan bagaimana cara
menyelesaikan masalah 21
Orang lain keberatan mendengar keluhan saya
22 Keluarga
meluangkan waktu
untuk mengobrol dengan saya
23 Keluarga mengabaikan pekerjaan yang saya
lakukan 24
Atasan dan rekan kerja mengajak saya untuk bersama-sama mengambil keputusan dalam
masalah kantor
25 Keluarga menilai positif terhadap pekerjaan
saya 26
Keluarga berat hati untuk memberikan perhatian kepada saya
27 Pernyataan yang saya berikan didengar oleh
orang lain 28
Tidak ada seorangpun yang memberikan nasehat agar saya menjadi lebih baik
29 Keluarga memberikan pengertian terhadap
pekerjaan yang saya tekuni 30
Jika ada masalah, saya sering salah dalam bertindak dan mengambil keputusan
24
Skala Tryout Burnout
Petunjuk pengisian:
1. Beri tanda checklist √ pada pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan diri anda.
2. Apabila terdapat kesalahan dan ingin mengganti jawaban, beri tanda sama dengan = pada jawaban yang anda anggap salah dan beri tanda checklist
√ pada pilihan jawaban yang anda anggap benar.
3. Periksalah jawaban anda dan jangan sampai ada yang terlewatkan. 4. Isilah identitas anda pada tempat yang telah disediakan
Keterangan: SS = Sangat Sesuai
TS = Tidak Sesuai S = Sesuai
STS = Sangat Tidak Sesuai
Skala B
No. Pernyataan
SS S
TS STS
1 Saya merasakan emosi saya terkuras karena
pekerjaan 2
Saya merasakan kelelahan fisik yang amat sangat di akhir hari kerja
3 Saya merasa lesu ketika bangun pagi karena
harus menjalani hari di tempat kerja 4
Saya dengan
mudah dapat
memahami bagaimana perasaan orang lain tentang hal-hal
yang ingin mereka penuhi sebagai klien pemberi informasi
5 Saya merasa bahwa saya memperlakukan
beberapa klien seolah mereka objek impersonal 6
Menghadapi orangklien dan bekerja untuk mereka
seharian penuh
membuat saya
“tertekan” 7
Saya bisa menghadapi klien pemberi informasi dengan efektif
8 Saya merasa jenuh karena pekerjaan saya
9 Saya merasa memberikan pengaruh positif
terhadap kehidupan
orang lain
melalui pekerjaan saya sebagai pemberi jasa informasi
10 Saya menjadi semakin “kaku” terhadap orang
lain sejak saya bekerja sebagai wartawan 11
Saya khawatir pekerjaan ini membuat saya “dingin” secara emosional
12 Saya merasa sangat bersemangat dalam
melakukan pekerjaan
saya dan
dalam menghadapi para informan saya
25
No. Pernyataan
SS S
TS STS
13 Pekerjaan sebagai pemberi informasi yang
akurat membuat saya merasa frustasi 14
Saya merasa bekerja terlampau keras dalam pekerjaan saya
15 Saya benar-benar tidak peduli pada apa yang
terjadi terhadap orang lain 16
Menghadapi dan bekerja secara langsung dengan orang menyebabkan saya stres
17 Saya dengan mudah bisa menciptakan suasana
yang santairelaks dengan para informan 18
Saya merasa gembira setelah melakukan tugas saya bertemu informan secara langsung
19 Saya telah mendapatkan dan mengalami
banyak hal yang berharga dalam pekerjaan ini 20
Saya merasa seakan-akan hidup dan karir saya tidak akan berubah
22 Saya menghadapi masalah-masalah emosional
dalam pekerjaan saya dengan tenang dan “kepala dingin”
19 Saya merasa seakan akan hidup dan karir saya
tidak akan berubah
26
LAMPIRAN 2 Input Data
Tryout Dukungan Sosial
NO Nama 1
2 3
4 5
6 7
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 JK 2
2 1
1 2
2 1
2 1
2 2
2 2
2 2
2 2
2 1
1 2
2 2
1 2
2 2
1 1
1 2 KLO
3 3
2 2
3 2
2 2
2 2
3 2
2 3
3 2
3 2
2 3
3 1
2 3
2 2
3 2
2 2
3 PSD 2
1 1
1 1
2 2
2 2
2 2
1 2
3 1
1 2
2 2
2 1
1 2
2 2
1 2
1 2
1 4 U
2 2
1 2
2 2
2 2
2 2
1 2
2 2
2 2
1 1
2 2
2 2
2 2
3 2
2 2
2 2
5 NB 1
2 2
2 2
2 2
2 1
2 1
1 1
2 2
2 2
2 1
2 2
2 2
2 2
2 2
2 1
2 6 MAD
1 2
1 1
2 2
2 2
1 2
2 2
2 1
2 1
1 2
1 1
2 1
4 2
1 2
1 2
2 2
7 G 2
2 1
1 2
2 1
1 1
1 2
1 2
2 1
1 2
1 1
2 2
1 3
2 2
2 2
1 2
1 8 TR
2 3
2 2
3 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 1
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
9 IN 2
3 2
2 3
3 1
2 2
2 2
2 2
4 2
2 2
1 2
2 2
3 3
2 2
2 2
2 2
2 10 SD
2 2
1 1
2 2
1 2
1 2
2 2
2 2
2 2
2 2
1 1
2 2
3 1
2 2
2 1
1 1
11 DH 3
3 2
2 3
2 2
2 2
2 3
2 2
3 3
2 3
2 2
3 3
1 2
3 2
2 3
2 2
2 12 R
2 1
1 1
1 2
2 2
2 2
2 2
1 3
1 1
2 1
2 2
1 1
3 2
2 1
2 1
2 1
13 WA 2
2 1
2 2
2 2
2 2
2 1
2 2
2 2
2 1
2 2
2 2
2 2
2 3
2 2
2 2
2 14 MHI
1 2
2 2
2 2
2 2
1 2
1 1
2 2
2 2
2 2
1 2
2 2
2 2
2 2
2 2
1 2
15 MS 2
2 1
2 2
2 2
2 2
2 1
2 2
2 2
2 1
2 2
2 2
3 2
2 3
2 2
2 2
2 16 KI
1 2
2 2
2 2
2 2
1 2
1 1
2 2
2 2
2 2
1 2
2 2
2 2
2 2
2 1
1 2
17 D 1
2 1
1 2
2 2
2 1
2 2
2 2
1 2
1 1
1 1
1 2
1 4
2 1
2 1
2 2
2 18 WE
2 2
1 1
2 2
1 1
1 1
2 1
2 2
1 1
2 2
1 2
2 1
3 2
2 2
2 2
2 1
19 H 2
3 2
2 3
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 20 OKI
2 3
2 2
3 3
1 2
2 2
2 2
1 4
2 2
2 1
2 2
2 2
3 2
2 2
2 1
2 2
21 SA 1
2 2
2 2
2 2
2 1
2 1
1 2
2 2
2 2
1 1
2 2
2 2
2 2
2 2
1 1
2 22 AN
2 2
1 2
2 2
2 2
2 2
1 2
2 2
2 2
1 3
2 2
2 3
2 2
3 2
2 2
2 2
23 KL 1
2 2
2 2
2 2
2 1
2 1
1 1
2 2
2 2
2 1
2 2
2 2
2 2
2 2
1 1
2 24 HI
1 2
1 1
2 2
2 2
1 2
2 2
1 1
2 1
1 2
1 1
2 1
4 2
1 2
1 1
2 2
27
NO Nama 1
2 3
4 5
6 7
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
25 MA 2
3 2
2 3
3 1
2 2
2 2
2 2
4 2
2 2
1 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 26 NUR
1 2
2 2
2 2
2 2
1 2
1 1
2 2
2 2
2 2
1 2
2 2
2 2
2 2
2 2
1 2
27 RET 1
2 1
1 2
2 2
2 1
2 2
2 1
1 2
1 1
2 1
1 2
1 2
2 1
2 1
2 2
2 28 RI
2 2
1 1
2 2
1 1
1 1
2 1
2 2
1 1
2 1
1 2
2 1
3 2
2 2
2 1
2 1
29 P 2
3 2
2 3
2 2
2 2
2 2
2 1
2 2
2 2
2 2
2 2
3 2
2 2
2 2
2 2
2 30 WS
2 3
2 2
3 3
1 2
2 2
2 2
1 4
2 2
2 1
2 2
2 2
3 2
2 2
2 1
2 2
31 PI 1
2 2
2 2
2 2
2 1
2 1
1 2
2 2
2 2
2 1
2 2
2 2
2 2
2 2
1 1
2 32 BN
2 2
1 2
2 2
2 2
2 2
1 2
2 2
2 2
1 2
2 2
2 1
2 2
3 2
2 2
2 2
33 SJ 1
2 2
2 2
2 2
2 1
2 1
1 1
2 2
2 2
2 1
2 2
2 2
2 2
2 2
1 1
2 34 KAH
1 2
1 1
2 2
2 2
1 2
2 2
2 1
2 1
1 1
1 1
2 1
2 2
1 2
1 2
2 2
35 RER 1
2 2
2 2
2 2
2 1
2 1
1 2
2 2
2 2
2 1
2 2
2 2
2 2
2 2
2 1
2
Input Data Tryout Burnout
No. Nama 1
2 3
4 5
6 7
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 JK 3
2 2
2 2
3 3
3 3
2 2
2 1
2 2
2 3
4 4
1 3
3 2 KLO
2 3
2 3
2 2
3 2
3 2
2 3
3 2
2 3
3 3
3 2
3 2
3 PSD 2
1 1
2 1
2 3
1 4
2 1
3 2
2 1
2 3
4 3
1 3
1 4 U
2 2
2 1
1 2
4 1
4 2
2 4
2 3
2 2
4 4
4 1
4 2
5 NB 3
2 2
2 3
3 2
2 4
2 3
3 2
2 2
2 3
3 4
2 3
2 6 MAD
1 2
1 1
1 1
3 1
4 4
1 3
2 1
2 1
4 3
4 1
3 2
7 G 3
1 1
2 1
3 3
3 3
3 1
3 2
2 2
2 3
3 3
1 4
1 8 TR
2 2
2 2
2 2
3 1
3 2
1 4
2 2
2 2
3 2
3 2
3 1
9 IN 1
2 2
2 1
2 2
1 3
3 1
4 2
2 2
2 4
4 3
2 4
2 10 SD
2 2
2 2
1 2
4 1
4 3
2 3
1 2
2 2
4 4
4 1
3 3
11 DH 3
3 2
3 3
3 3
2 4
2 2
3 3
2 2
3 3
3 3
2 3
2 12 R
1 1
1 2
1 3
3 1
4 3
2 3
2 2
1 2
3 4
4 1
3 2
28
No. Nama 1
2 3
4 5
6 7
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
13 WA 3
2 2
1 1
3 3
3 3
2 1
3 2
3 2
2 4
3 4
1 4
1 14 MHI
2 2
2 2
2 2
4 1
2 2
2 4
2 2
2 2
4 3
3 2
2 1
15 MS 3
2 2
1 1
3 2
3 3
2 2
3 2
3 2
2 4
2 3
1 4
2 16 KI
2 2
2 2
2 2
3 1
3 2
1 4
2 2
2 2
3 3
2 2
2 1
17 D 1
2 1
1 1
1 2
1 3
4 1
4 2
1 2
1 4
4 3
1 3
2 18 WE
2 1
1 2
1 2
3 1
4 3
2 3
2 2
2 2
4 4
4 1
3 2
19 H 3
2 2
2 3
3 2
2 3
2 3
3 2
2 2
2 3
3 3
2 3
2 20 OKI
1 2
2 2
1 1
3 1
3 3
1 4
2 2
2 2
3 3
2 2
3 2
21 SA 3
2 2
2 2
3 3
3 4
2 1
3 2
2 2
2 3
3 3
2 4
1 22 AN
2 2
2 1
2 2
3 2
3 2
1 3
2 3
2 2
3 3
4 1
2 1
23 KL 2
2 2
2 1
2 4
1 4
2 1
3 2
2 2
2 3
4 3
2 3
2 24 HI
2 2
1 1
1 2
4 1
4 4
2 4
2 1
2 1
4 4
4 1
3 2
25 MA 3
2 2
2 3
3 3
2 3
2 3
3 2
2 2
2 3
3 3
2 3
3 26 NUR
1 2
2 2
1 1
3 1
4 2
1 4
2 2
2 2
3 3
3 2
3 2
27 RET 3
2 1
1 2
3 2
3 3
2 1
3 2
1 2
1 4
3 2
1 4
1 28 RI
2 1
1 2
2 2
2 2
3 3
1 4
2 2
2 2
4 3
3 1
4 1
29 P 1
2 2
2 1
2 2
2 3
2 1
4 2
2 2
2 4
4 3
2 3
2 30 WS
2 2
2 2
2 2
4 1
4 3
3 3
2 2
2 2
4 4
4 2
4 2
31 PI 3
2 2
2 1
3 4
3 3
2 1
3 2
2 2
2 3
3 3
2 4
1 32 BN
2 2
2 1
2 2
3 2
3 2
1 2
2 3
2 2
4 3
2 1
4 1
33 SJ 2
2 2
2 1
2 3
1 4
2 1
3 2
2 2
2 3
4 3
2 3
2 34 KAH
2 2
1 1
1 2
4 2
4 2
2 4
2 1
2 1
4 4
4 1
3 3
35 RER 3
2 2
2 2
3 3
2 3
2 3
4 2
2 2
2 3
3 4
2 3
2
29
LAMPIRAN 3 Analisis Validitas Dan Reliabilitas
1. Menentukan validitas aitem
Diketahui T_tabel: 1.69 Maka r tabel =
tabel
=
.
=
.
=
.
=
.
= 0.278 Jadi untuk menentukan validitas suatu aitem, maka nilai aitem tersebut harus diatas 0.278
2. Skala Dukungan Sosial
a. Uji Pertama