Joedi Prajitno, SH, MH, Hakim Pengadilan Negeri Yogyakart

18 BAB I : Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang hal-hal yang bersifat umum, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan. BAB II : Bab ini merupakan tinjauan umum tentang tindak pidana narkotika yang berisi tentang beberapa uraian, pengertian dan pengaturan tindak pidana, pengertian dan pengaturan tindak pidana narkotika, definsi pecandu dan pengedar serta pengertian narkotika, dan tindak pidana Narkotika menurut perspektif islam. BAB III : Bab ini merupakan perbarengan tindak pidana narkotika dalam sistem peradilan di Indonesia yang berisi beberapa uraian, tentang pengertian sanksi pidana dan jenis sanksi pidana, sanksi pidana narkotika. BAB IV : Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang penerapan sanksi pidana bagi pecandu sekaligus pengedar serta faktor- faktor penghambat dalam pelaksanan penerapan sanksi pidananya. BAB V : Bab ini merupakan penutup dari keseluruhan skripsi ini, di dalamnya berisi tentang kesimpulan dari bab-bab sebelumnya serta saran dari penulis. 19

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA NARKOTIKA

A. Pengertian Tindak Pidana

1. Pengertian Tindak Pidana

Tindak Pidana merupakan rumusan tentang perbuatan yang dilarang untuk dilakukan dalam peraturan perundang-undangan yang disertai ancaman pidana bagi siapa yang melanggar larangan tersebut. Perbuatan feit di sini adalah unsur pokok dari suatu tindak pidana yang dirumuskan tersebut. 1 Pengertian tindak pidana atau banyak dikemukakan oleh para ahli hukum, yang mana pengertian tersebut dibagi menjadi dua pandangan, yaitu pandangan monistis dan pandangan dualistis. Pandangan monistis cenderung tidak memisahkan antara criminal act dan criminal responsibility sedangkan, pandangan dualistis cenderung memisahkan secara tegas antara criminal act dan criminal responsibility. Criminal act adalah perbuatan yang dilarang dengan sanksi ancaman pidana, unsurnya terdiri dari: perbuatan manusia, memenuhi rumusan undang-undang, dan bersifat melawan hukum. Criminal responsibility adalah dapat dipertanggungjawabkannya si pembuat atas perbuatannya, unsurnya terdiri dari: kemampuan bertanggung jawab dan kesengajaan dolus atau kealpaan culpa. Berikut ini pandangan para ahli hukum mengenai tindak pidana yang disebutkan secara berbeda-beda sesuai istilah mereka masing-masing. Para ahli hukum yang memiliki pandangan monistis diantaranya adalah J.E. Jonkers, menurut Beliau, “Peristiwa pidana ialah perbuatan yang melawan hukum 1 P.A.F Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Di Indonesia, jakarta, cetakan 1, PT Sinar Grafika, 2014, Hal 179