141
dilaksanakan secara berkesinambungan sampai saat ini. Penanganan masalah lahan masih tergantung pada perencanaan pada tingkat
kabupaten. Selama proses implementasi Peraturan Daerah Nomor 11
Tahun 2001 tersebut, tahap-tahap yang harus dilakukan, dapat dilaksanakan dengan lancar. Namun tidak dipungkiri bahwa masih
terdapat beberapa hambatankendala yang terjadi.
C. Hambatankendala yang terjadi dan upaya pemecahan.
a. Komunikasi.
Komunikasi yang kurangbelum sempurna, komunikasi yang terjalin dalam pelaksanaan implementasi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun
2001 adalah melalui media sosialisasi. Sosialisasi yang terjadi adalah berupa penyampaian informasi melalui perteman bersama antara Pemerintah Daerah
yang dalam hal ini dilaksanakan oleh bagian Hukum Setretariat Daerah dengan para Camat se Kabupaten Karanganyar.
Sosialisasi itu sendiri dilaksanakan secara berjenjang yaitu mulai sosialisasi oleh Pemerintah Kabupaten kepada Camat, kemudian dilanjutkan
sosialisasi oleh Camat kepada para Kepala Seksi dan stafkaryawan Kecamatan. Sosialisasi kepada staf yang masih ada sedikit hambatan karena
kurangtidak mau memperhatikan tentang adanya Peraturan Daerah yang baru tersebut. Dengan upaya masing-masing Kepala Seksi dalam memberi
penjelasan dengan cara dialog tentang Peraturan Daerah yang baru pada akhirnya staf bisa memahami.
142
Berdasarkan beberapa wawancara yang dilakkukan dapat diketahui bahwa sosialisasi yang menjadi wahana komunikasi Pemerintah
Daerah dalam proses implementasi sudah baik dan dapat dipahami oleh objek implementasi. Camat beserta stafnya telah dapat memahami.isi ataupun materi
yang terkandung dalam Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2001, cara komunikasi melalui dialog yang demikian ternyata masih kurang dapat
memberikan informasi secara menyeluruh terhadap keberadaan Peraturan Daerah ini.
Namun demikian menyikapi hal diatas, yang perlu di perbaiki dalam proses komunikasi terhadap implementasi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun
2001 adalah perlunya saluran-saluran lain yang dapat di jadikan wahana atau media komunikasi. Perlu di perluas media-media komunikasi lain agar isi dan
materi Peraturan Daerah dapat sampai kepada Camat beserta perangkatnya dan juga masyarakat.
Media itu antara lain majalah, forum-forum komunikasi tingkat kecamatan dan diadakan dialog dengan muspika.
b. Sumber Daya Manusia.
Sumber daya manusia perlu ditingkatkan, dalam pelaksanaan implementasi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2001 diwilayah Kecamatan
Jumapolo terdapat permasalahan yang dapat dikategorikan sebagai hambatankendala, khususnya jika dilihat dari Sumber daya manusia.
Berdasarkan wawancara dan pengamatan kondisi kepegawaian sudah cukup memadai baik dilihat dari jumlah pegawai maupun tingkat pendidikan
pegawainya. Data-data menunjukkan 60 pegawai berpendidikan S1, 10
143
berpendidikan S2, sisanya 40 belum memenuhi kwalifikasi sarjana atau pasca sarjana. Oleh sebab itu dapat diketahui bahwa masih ada pegawai yang
perlu ditingkatkan kapasitas sumber dayanya, dengan upaya memberi kesempatan kepada para pegawai untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih
tinggi lagi. c.
Sikap yang perlu responsif. Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan dapat disimpulkan
bahwa, dengan adanya struktur organisasi Kantor Kecamatan Jumapolo yang baru, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2001, maka terjadi
perubahan terhadap struktur dan tata kerja organisasi pada Kantor Kecamatan Jumapolo. Meskipun terjadi perubahan, kondisi yang ada sudah sesuai dengan
kebutuhan tugas pegawaikaryawan pada Kecamatan Jumapolo. Minimnya media komunikasi terhadap proses implementasi Peraturan Daerah Nomor 11
Tahun 2001 menyebabkan karyawan perlu meningkatkan kepedulian terhadap perubahan struktur yang ada.
Dukungan dalam bentuk sikap karyawan yang belum responsif ini menyebabkan tugas-tugas lain pada Kantor Kecamatan terkesan menjadi apa
adanya dan hanya melaksanakan tugas seperti tugas-tugas yang terdahulu d.
Struktur organisasi. Struktur organisasi perlu lebih dipahami dengan baik, Seiring dengan
penambahan seksi dalam struktur organisasi, maka dibutuhkan adanya pemahaman terhadap struktur yang baru. Selain itu juga sebagai konsekuensi
pelaksanaan otonomi daerah dimana pemerintah dituntut untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat.
144
Sebelum para staf memahami terdapat kendalahambatan dalam melaksanakan tugas masih tumpang tindih antara seksi yang satu dengan seksi
yang lain. Untuk mengatasi hal tersebut kemudian kita pecahkan atau koordinasikan antar seksi dalam pembagian tugas agar tidak timbul tumpang
tindih agar tupoksinya jelas. Melalui susunan organisasi yang ada di Kecamatan, seluruh perangkat pegawai Kecamatan Jumapolo perlu memahami
bagaimana mekanisme tugas yang sesuai dengan struktur organissi yang ada. Kondisi yang terjadi saat ini adalah para staf telah memahami dalam
pembagian tugas sudah sesuai dengan stuktur organisasi tersebut. Struktur yang ada telah sesuai dengan kondisi kebutuhan organisasi
Kecamatan, namun demikian pemahaman terhadap pelaksanaan tugas berdasarkan struktur organisasi yang ada perlu untuk dipahami dengan lebih
baik.
145
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN