Hasil Penelitian 1. Temperatur Nyala Api Variasi Kecepatan Aliran Udara Primer 8
32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Temperatur Nyala Api Variasi Kecepatan Aliran Udara Primer 8
ms Tanpa Penambahan Udara Pada Dinding Reaktor
Penelitian dengan menggunakan variasi kecepatan aliran udara primer 8 ms tanpa penambahan udara pada dinding reaktor telah
dilakukan. Hasil dari penelitian tersebut dipaparkan dengan menggunakan grafik berikut.
Grafik 4.1. Hubungan Temperatur Nyala Api Terhadap Waktu Dengan Variasi Kecepatan Aliran Udara Primer 8 ms Tanpa Penambahan Udara
Pada Dinding Reaktor
100 200
300 400
500 600
700
10 20
30 40
50 60
Te m
pe ra
tu r
°C
Waktu menit
33 Grafik 4.1. menunujukkan bahwa temperatur awal nyala api dengan
variasi kecepatan aliran udara primer 8 ms berada pada 409 °C lalu
berlanjut hingga mencapai temperatur tertinggi pada 599 °C dan menit ke
19. Temperatur akhir nyala api dengan variasi kecepatan aliran udara primer 8 ms berada pada 202
°C dan menit ke 52.
4.1.2. Temperatur Nyala Api Variasi Kecepatan Aliran Udara Primer 10 ms Tanpa Penambahan Udara Pada Dinding Reaktor
Penelitian dengan menggunakan variasi kecepatan aliran udara primer 10 ms tanpa penambahan udara pada dinding reaktor telah
dilakukan. Hasil dari penelitian tersebut dipaparkan dengan menggunakan grafik berikut.
Grafik 4.2. Hubungan Temperatur Nyala Api Terhadap Waktu Dengan Variasi Kecepatan Aliran Udara Primer 10 ms Tanpa Penambahan Udara
Pada Dinding Reaktor
100 200
300 400
500 600
700 800
10 20
30 40
50 60
Te m
pe ra
tu r
°C
Waktu menit
34 Grafik 4.2. menunujukkan bahwa temperatur awal nyala api dengan
variasi kecepatan aliran udara primer 10 ms berada pada 422 °C lalu
berlanjut hingga mencapai temperatur tertinggi pada 707 °C dan menit ke
26 lebih 30 detik. Temperatur akhir nyala api dengan variasi kecepatan aliran udara primer 10 ms berada pada 200
°C dan menit ke 50 lebih 30 detik.
35
4.1.3. Temperatur Nyala Api Variasi Kecepatan Aliran Udara Primer 12 ms Tanpa Penambahan Udara Pada Dinding Reaktor
Penelitian dengan menggunakan variasi kecepatan aliran udara primer 12 ms tanpa penambahan udara pada dinding reaktor telah
dilakukan. Hasil dari penelitian tersebut dipaparkan dengan menggunakan grafik berikut.
Grafik 4.3. Hubungan Temperatur Nyala Api Terhadap Waktu Dengan Variasi Kecepatan Aliran Udara Primer 12 ms Tanpa Penambahan Udara
Pada Dinding Reaktor Grafik 4.3. menunujukkan bahwa temperatur awal nyala api dengan
variasi kecepatan aliran udara primer 12 ms berada pada 434 °C lalu
berlanjut hingga mencapai temperatur tertinggi pada 735 °C dan menit ke
21. Temperatur akhir nyala api dengan variasi kecepatan aliran udara primer 12 ms berada pada 204
°C dan menit ke 42.
100 200
300 400
500 600
700 800
10 20
30 40
50 60
Te m
pe ra
tu r
°C
Waktu menit
36
4.1.4. Temperatur Nyala Api Variasi Kecepatan Aliran Udara Primer 8 ms Dengan Penambahan Udara 2.5 ms Pada Dinding Reaktor
Penelitian dengan menggunakan variasi kecepatan aliran udara primer 8 ms dengan penambahan udara 2.5 ms pada dinding reaktor
telah dilakukan. Hasil dari penelitian tersebut dipaparkan dengan menggunakan grafik berikut.
Grafik 4.4. Hubungan Temperatur Nyala Api Terhadap Waktu Dengan Variasi Kecepatan Aliran Udara Primer 8 ms Dengan Penambahan Udara
2.5 ms Pada Dinding Reaktor Grafik 4.4. menunujukkan bahwa temperatur awal nyala api dengan
variasi kecepatan aliran udara primer 8 ms dengan penambahan udara 2.5 ms berada pada 426
°C lalu berlanjut hingga mencapai temperatur tertinggi pada 699
°C dan menit ke 8 lebih 30 detik. Temperatur akhir nyala
100 200
300 400
500 600
700 800
10 20
30 40
50 60
Te m
pe ra
tu r
°C
Waktu menit
37 api dengan variasi kecepatan aliran udara primer 8 ms dengan
penambahan udara 2.5 ms berada pada 227 °C dan menit ke 50.
4.1.5. Temperatur Nyala Api Variasi Kecepatan Aliran Udara Primer 10 ms Dengan Penambahan Udara 2.5 ms Pada Dinding
Reaktor
Penelitian dengan menggunakan variasi kecepatan aliran udara primer 10 ms dengan penambahan udara 2.5 ms pada dinding reaktor
telah dilakukan. Hasil dari penelitian tersebut dipaparkan dengan menggunakan grafik berikut.
Grafik 4.5. Hubungan Temperatur Nyala Api Terhadap Waktu Dengan Variasi Kecepatan Aliran Udara Primer 10 ms Dengan Penambahan
Udara 2.5 ms Pada Dinding Reaktor
100 200
300 400
500 600
700 800
10 20
30 40
50 60
Te m
pe ra
tu r
°C
Waktu menit
38 Grafik 4.5. menunujukkan bahwa temperatur awal nyala api dengan
variasi kecepatan aliran udara primer 10 ms dengan penambahan udara 2.5 ms berada pada 443
°C lalu berlanjut hingga mencapai temperatur tertinggi pada 741
°C dan menit ke 9. Temperatur akhir nyala api dengan variasi kecepatan aliran udara primer 8 ms dengan penambahan udara
2.5 ms berada pada 273 °C dan menit ke 48 lebih 30 detik.
39
4.1.6. Temperatur Nyala Api Variasi Kecepatan Aliran Udara Primer 12 ms Dengan Penambahan Udara 2.5 ms Pada Dinding
Reaktor
Penelitian dengan menggunakan variasi kecepatan aliran udara primer 12 ms dengan penambahan udara 2.5 ms pada dinding reaktor
telah dilakukan. Hasil dari penelitian tersebut dipaparkan dengan menggunakan grafik berikut.
Grafik 4.6. Hubungan Temperatur Nyala Api Terhadap Waktu Dengan Variasi Kecepatan Aliran Udara Primer 12 ms Dengan Penambahan
Udara 2.5 ms Pada Dinding Reaktor Grafik 4.6. menunujukkan bahwa temperatur awal nyala api dengan
variasi kecepatan aliran udara primer 12 ms dengan penambahan udara 2.5 ms berada pada 448
°C lalu berlanjut hingga mencapai temperatur tertinggi pada 759
°C dan menit ke 8. Temperatur akhir nyala api dengan
100 200
300 400
500 600
700 800
10 20
30 40
50 60
Te m
pe ra
tu r
°C
Waktu menit
40 variasi kecepatan aliran udara primer 12 ms dengan penambahan udara
2.5 ms berada pada 263 °C dan menit ke 39 lebih 30 detik.
41
4.2. Pembahasan 4.2.1. Perbandingan