42 Grafik 4.7. menunjukkan bahwa temperatur nyala api rata-rata pada
variasi kecepatan aliran udara primer 8, 10, dan 12 ms secara berurutan adalah 470.08, 540.43, dan 533.28
°C. Temperatur nyala api rata-rata tertinggi didapatkan pada variasi kecepatan aliran udara primer 10 ms.
Hal tersebut karena dari grafik variasi kecepatan aliran udara primer 10 ms tanpa penambahan udara pada dinding reaktor memiliki luasan yang
paling besar diantara variasi kecepatan udara primer yang lain. Waktu nyala efektif variasi kecepatan aliran udara primer 8 ms, 10
ms, 12 ms secara berurutan adalah 52 menit 41 detik, 50 menit 63 detik, 42 menit 17 detik. Hal ini sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa
semakin banyak udara yang disuplai maka semakin cepat pergerakan kebawah dari bahan bakar yang terbakar. Sehingga, semakin tinggi
kecepatan aliran udara primer tanpa penambahan udara maka semakin sedikit total waktu yang diperlukan untuk membakar bahan bakar.
4.2.2. Perbandingan Temperatur Nyala Api Terhadap
Variasi Kecepatan Aliran Udara Primer Dengan Penambahan Udara 2.5
ms Pada Dinding Reaktor
Perbandingan antara temperatur nyala api terhadap waktu yang didapatkan setelah melakukan penelitian menggunakan variasi kecepatan
aliran udara primer dengan penambahan udara 2.5 ms telah dilakukan dan
dipaparkan dengan
menggunakan grafik.
Grafik berikut
memperlihatkan perbandingan antara temperatur nyala api terhadap
43 waktu menggunakan variasi kecepatan aliran udara primer dengan
penambahan udara 2.5 ms.
Grafik 4.8. Perbandingan Temperatur Nyala Api Terhadap Waktu Dengan Variasi Kecepatan Aliran Udara Primer Dan Penambahan Udara 2.5 ms
Pada Dinding Reaktor Grafik 4.8. menunjukkan bahwa temperatur nyala api rata-rata pada
variasi kecepatan aliran udara primer 8, 10, dan 12 ms dengan penambahan udara 2.5 ms pada dinding reaktor secara berurutan adalah
514, 596.16, dan 579.58 °C. Temperatur nyala api rata-rata tertinggi
didapatkan pada variasi kecepatan aliran udara primer 10 ms dengan penambahan udara 2.5 ms. Hal tersebut karena dari grafik variasi
kecepatan aliran udara primer 10 ms dengan penambahan udara 2.5 ms memiliki luasan yang paling besar diantara variasi kecepatan udara primer
yang lain.
100 200
300 400
500 600
700 800
10 20
30 40
50 60
Te m
pe ra
tu r
°C
Waktu menit
8 ms 10 ms
12 ms
44 Waktu nyala efektif variasi kecepatan aliran udara primer 8 ms, 10
ms, 12 ms dengan penambahan udara 2.5 ms secara berurutan adalah 50 menit 24 detik, 48 menit 66 detik, 39 menit 76 detik. Hal ini sejalan
dengan teori yang menyebutkan bahwa semakin banyak udara yang disuplai maka semakin cepat pergerakan kebawah dari bahan bakar yang
terbakar. Sehingga, semakin tinggi kecepatan aliran udara primer dengan penambahan udara 2.5 ms maka semakin sedikit total waktu yang
diperlukan untuk membakar bahan bakar.
4.2.3. Perbandingan Temperatur Nyala Api Terhadap Variasi Kecepatan Aliran Udara Primer 10 ms Tanpa Penambahan
Udara dan Variasi Kecepatan Aliran Udara Primer 10 ms Dengan Penambahan Udara 2.5 ms Pada Dinding Reaktor
Perbandingan antara temperatur nyala api terhadap waktu
menggunakan variasi kecepatan aliran udara primer 10 ms tanpa penambahan udara dan dengan penambahan udara 2.5 ms pada dinding
reaktor telah dilakukan dan dipaparkan dengan menggunakan grafik. Grafik berikut memperlihatkan perbandingan antara temperatur nyala api
terhadap waktu yang menggunakan variasi kecepatan aliran udara primer 10 ms tanpa penambahan udara dan dengan penambahan udara 2.5 ms
pada dinding reaktor.
45 Grafik 4.9. Perbandingan Temperatur Nyala Api Terhadap Variasi
Kecepatan Aliran Udara Primer 10 ms Tanpa Penambahan Udara dan Dengan Penambahan Udara 2.5 ms Pada Dinding Reaktor
Variasi kecepatan aliran udara primer 10 ms digunakan sebagai sampel pembanding antara variasi kecepatan aliran udara primer tanpa
penambahan udara dan variasi kecepatan aliran udara primer dengan penambahan udara 2.5 ms pada dinding reaktor. Grafik 4.9. menunjukkan
bahwa waktu nyala efektif variasi kecepatan aliran udara primer 10 ms tanpa penambahan udara dan variasi kecepatan aliran udara primer 10
ms dengan penambahan udara 2.5 ms secara berurutan adalah 50 menit 63 detik dan 48 menit 66 detik. Sehingga, variasi kecepatan aliran udara
primer dengan penambahan udara 2.5 ms memiliki waktu nyala efektif lebih singkat dibandingkan dengan tanpa penambahan udara pada
dinding reaktor.
100 200
300 400
500 600
700 800
10 20
30 40
50 60
Te m
pe ra
tu r
°C
Waktu menit
10 ms 10 ms, 2,5 ms
46
4.2.4. Perbandingan Temperatur Pendidihan Air terhadap Waktu Dengan Variasi