BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Teori Keagenan
Teori ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana proses terjadinya praktik manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen. Menurut Anthony
dan Govindarajan 1995:569 dalam Widyaningdyah 2001 konsep agency theory adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Principal
mempekerjakan agent untuk melakukan tugas untuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian otoritas pengambilan keputusan dari principal kepada
agent. Pada perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak sebagai principal, dan CEO Chief Executive Officer sebagai agent
mereka. Pemegang saham mempekerjakan CEO untuk bertindak sesuai dengan kepentingan principal.
Dalam Widyaningdyah 2001 dijelaskan bahwa agency theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan
dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Pihak principal termotivasi mengadakan kontrak untuk menyejahterakan
dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain
dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Dalam hal ini agent akan menggunakan segala cara untuk menunjukkan bahwa dirinya
memiliki kinerja yang baik. Laba adalah komponen utama penilaian untuk menilai
kinerja agent. Karena terlalu berfokus kepada laba, agent bisa melakukan tindakan manajemen laba untuk mempengaruhi tingkat laba sesuai yang
dikehendakinya. Konflik kepentingan semakin meningkat terutama karena principal tidak
dapat memonitor aktivitas CEO sehari-hari untuk memastikan bahwa CEO bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham. Oleh karena itu menurut
Praptitorini 2007, dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara prinsipal dan agen. Pihak ketiga ini berfungsi untuk
memonitor perilaku manajer agent apakah sudah bertidak sesuai dengan keinginan principal. Auditor atau akuntan publik adalah salah satu pihak yang
dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak shareholders principal dengan pihak manajer agent dalam mengelola keuangan perusahaan. Tugas
auditor adalah menilai apakah laporan keuangan perusahaan telah disajikan dengan kondisi sebenarnya, tidak ada usaha dari pihak manajemen untuk
menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya. Apabila auditor menemukan penyimpangan, auditor wajib melaporkan hal tersebut terhadap pihak yang
berkepentingan, agar tidak salah dalam mengambil keputusan.
2.2 Pengertian Kantor Akuntan Publik KAP