2.8 Cara Mendeteksi Manajemen Laba
Ada beberapa cara yang digunakan oleh para peneliti untuk mendeteksi manajemen laba. Proksi manajemen laba yang lazim digunakan dalam penelitian-
penelitian terdahulu dapat dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu Setiawati dan Na’im 2000:
a. Unexpected accrual sebagai proksi manajemen laba
1. Menurut Healy 1985
Penggunan unexpected accrual sering disebut discretionary accrual yang dipelopori oleh Healy 1985. Healy menggunakan total
accrual sebagai proksi discretionary accrual.
1 −
− ∆
− ∆
− ∆
− ∆
=
it it
it it
it it
it
A Dep
STD Cash
CI Ca
TA Keterangan:
it
TA = total akrual perusahaan I pada tahun t
it
CA = perubahan dalam aktiva lancar perusahaan i pada periode
ke-t
it
CI = perubahan dalam hutang lancar perusahaan i pada periode
ke t
it
CASH = perubahan dalam kas dan ekuivalen kas hutang lancar
perusahaan i pada periode ke-t
it
STD = perubahan dalam hutang jangka panjang yang termasuk
dalam hutang lancar perusahaan i pada periode ke t-1
1 −
it
A = total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1
i = 1.....n perusahaan
t = 1......t tahun estimasi
2. Menurut DeAngelo 1986
De Angelo 1986 mengasumsikan bahwa tingkat akrual yang nondiscretionary mengikuti pola random walk. Dengan demikian,
tingkat akrual yang nondiscretionary perusahaan i pada periode t diasumsikan sama dengan tingkat akrual yang nondiscreationary pada
peride t-1. Jadi selisih total akrual antara periode t dan t-1 merupakan tingkat akrual yang discretionary.
1 1
− −
− =
it it
it it
A TA
TA DA
3. Menurut Jones 1991
Berlandaskan pada Model Healy 1985, Jones 1991 mengembangkan model untuk memisahkan discretionary accruals dari
nondiscretionary accruals. Jones menggunakan pendapatan dan aktiva tetap untuk memproksi tingkat akrual yang normal.
it it
it it
it it
it it
A PPE
A REV
A A
TA ε
α α
α +
+ ∆
+ =
− −
− −
? 1
1 3
1 2
1 1
1
Keterangan:
it
TA = total akrual perusahaan i pada tahun t
REV = pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi
pendapatan tahun t-1
it
PPE = aktiva tetap perusahaan i pada tahun t
it
A = total aktiva perusahaan i pada tahun t-1
it
E = error item perusahaan i pada tahun t
Selanjutnya discretionary accrual dihitung dengan rumus sebagai berikut:
] 1
[
1 3
1 2
1 1
1 −
− −
−
+ ∆
+ −
=
it it
it it
it it
it it
A PPE
A REV
A A
TA DA
α α
α
it
DA = discretionary accrual perusahaan i pada tahun t
4. Model Jones Dimodifikasi
Model ini merupakan modifikasi dari model Jones yang didesain untuk menghilangkan kecenderungan perkiraan yang bisa salah dari
model Jones untuk menentukan discretionary accruals ketika discretion melebihi pendapatan. Model ini banyak digunakan dalam
penelitian-penelitian akuntansi karena dinilai merupakan model yang paling baik dalam mendeteksi manajemen laba. Model Jones
Dimodifikasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
it it
it
OCF EBXT
TACC −
=
1
1 ,
3 1
, 2
1 ,
1 1
, −
− −
−
+ ∆
− ∆
+ =
t i
it t
i it
it t
i t
i it
TA PPE
TA REC
REV TA
TA TACC
α α
α
Dari persamaan regresi di atas, NDACC dapat dihitung dengan memasukkan kembali koefisien-koefisien
α . 1
1 ,
3 1
, 2
1 ,
1 −
− −
+ ∆
− ∆
+ =
t i
it t
i it
it t
i it
TA PPE
TA REC
REV TA
NDACC α
α α
it t
i it
it
NDACC TA
TACC DACC
− =
− 1
,
Keterangan :
it
TACC = Total Accruals perusahaan i pada periode t
it
EBXT = Earnings Before Extraordinary Items perusahaan i
pada periode t
it
OCF = Operating Cash Flow perusahaan i pada periode t
1 ,
− t
i
TA = Total aktiva perusahaan i pada periode t-1
it
REV = Revenue perusahaan i pada periode t
it
REC = Receivable perusahaan i pada periode t
it
PPE = Nilai aktiva tetap gross perusahaan i pada
periode t Mariati 2005 menyebutkan apabila discretionary acrruals
bernilai positif maka ada indikasi manajemen melakukan tindakan manajemen laba dengan pola menaikkan laba. Apabila discretionary
acrruals bernilai negatif maka ada indikasi manajemen melakukan tindakan manajemen laba dengan pola menurunkan laba. Apabila
discretionary acrruals bernilai nol maka tidak ada indikasi manajemen melakukan tindakan manajemen laba.
5. Menurut Aharony 1993