ii
F. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat Penelitian :
Alat-alat dalam penelitian ini adalah kandang hewan percobaan 3 buah masing masing untuk 10 ekor mencit; timbangan duduk; timbangan
neraca; timbangan obat;
canula
;
thermometer
; alat-alat hewan percobaan pisau bedah,
scalpel
, pinset, gunting anatomis, jarum, meja lilin; alat-alat untuk pembuatan sediaan histologis;
microscope
; gelas ukur; dan
blender
. 2.
Bahan-bahan Penelitian a.
Bahan-bahan untuk perlakuan : Hewan uji 30 ekor mencit, makanan hewan uji pelet dan air PDAM,
sterile aquadest
, buah jambu biji
Psidium guajava L.
, dan aspirin. b.
Bahan-bahan untuk pembuatan preparat : Lambung mencit setelah perlakuan dan kontrol; formalin 10; alkohol
70;
toluol
;
xylol
;
paraffin
dengan titik cair 56-60
o
C, pewarna
Haematoxylin
dan
Eosin
; dan
sterile aquadest
.
G. Cara Kerja
Sebelum perlakuan, mencit diadaptasikan terhadap lingkungan laboratorium histologi FK UNS selama 7 hari serta diberi makan dan minum
secara ad libitum, kemudian pada hari ke-8 dilakukan penimbangan untuk menentukan dosis dan dilakukan proses perlakuan. Kemudian sampel dibagi 3
kelompok, masing-masing kelompok 10 ekor dengan cara acak.
ii Pada kelompok kontrol K setiap mencit diberi makan dan minum
seperti biasa; kelompok perlakuan ke-1 P1 setiap mencit diberikan aspirin dosis 0,1 ml per
oral
setiap hari selama 7 hari; dan kelompok perlakuan ke-2 P2 tiap mencit diberi aspirin dengan dosis 0,1 ml per
oral
setiap hari dan jus jambu biji dosis 0,4 ml per
oral
setiap hari selama 7 hari. Setelah perlakuan selesai, pada hari ke-8 sejak awal perlakuan semua
hewan percobaan dikorbankan dengan melakukan metode dislokasi pada regio servikal. Kemudian lambung mencit bagian kurvatura minor diambil untuk
selanjutnya dibuat 3 preparat yang tiap preparat dibuat dengan ketebalan 7-10 mikron, maka dari 30 hewan percobaan diperoleh 90
slide
. Preparat dibuat dengan pengecatan
hematoxylin-eosin
dengan
paraffin
. Pengamatan preparat dengan perbesaran 10X dan 40X untuk mengamati seluruh bagian preparat.
1. Dosis pemberian aspirin
Dosis minimal aspirin untuk mengurangi secara signifikan lapisan
mucus
PGE
2
pada lambung tikus massa = 200 g, yaitu 250 mgKgBB Stickel, 1997. Menurut Donatus 1994 faktor konversi dari tikus massa =
200 g ke mencit massa = 20 g adalah 0,14. Jadi dosis untuk mencit adalah 0,14 x 250 = 35 mgkgBB atau untuk mencit dengan berat badan 20 gram =
0,7 mg aspirin. Aspirin 500 mg dilarutkan dalam aquades hingga 59 mL, sehingga
dalam 1 mL larutan aspirin mengandung 8,5 mg aspirin. Dosis pemberian aspirin per oral adalah 0,7 mg20 gram berat badan mencit. Jadi jumlah
larutan aspirin yang diberikan adalah 0,082 mL. untuk memudahkan
ii pemberian dosis 0,082 mL dibulatkan menjadi 0,1 mL. Preparat aspirin
yang telah dilarutkan dalam aquades ini diberikan satu kali sehari, 1 jam setelah pemberian jus jambu biji.
2. Dosis pemberian jus jambu biji putih
Psidium guajava
L
.
Seratus gram buah jambu biji putih masak tanpa dikupas kulitnya, dibuang bijinya, ditambah dengan 100 mL
aquadest
, kemudian dihancurkan dengan blender sampai terbentuk
juice
kemudian disaring yang akan menghasilkan cairan
juice
yang lebih halus sehingga memudahkan dalam menakar jumlah dosis. Pada penelitian ini, dosis diberikan langsung
sebanyak 0,4 ml per
oral
setiap hari selama 7 hari, dengan alasan bahwa ukuran isi lambung mencit untuk berat ±20 gram adalah 0,4-0,6 mL, waktu
pemberiannya diberikan satu jam sebelum pemberian aspirin secara per
oral
setiap hari.
H. Identifikasi Variabel Penelitian