PENGARUH PENAMBAHAN KINESIOTAPPING PADA LATIHAN PLYOMETRIK TERHADAP PENINGKATAN Pengaruh Penambahan Kinesiotapping Pada Latihan Plyometrik Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan.

PENGARUH PENAMBAHAN KINESIOTAPPING PADA
LATIHAN PLYOMETRIK TERHADAP PENINGKATAN
POWER LENGAN PEMAIN TENIS LAPANGAN

PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Sarjana Fisioterapi pada
Program
Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :
RIZKY MEILYNNO CRISVANTIKNO
J 120 120 017

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

PENGARUH LATIHAN KESEIMBANGAN DINAMIS TERHADAP POLA
JALAN PADA LANSIA DI POSYANDU GONILAN
ABSTRAK

Latar Belakang: Pada lansia mengalami perubahan pola jalan yang mengakibatkan
terjadinya perubahan pada fase berjalan, keterbatasan melangkah, kecepatan
berjalan. Seiring dengan perubahan yang terjadi secara anatomis maupun
fisiologis pada lansia, maka diperlukan suatu latihan untuk meningkatkan
kekuatan pada anggota gerak bawah yang menunjang untuk proses berjalan. Salah
satu latihan yang dapat dilakukan adalah latihan keseimbangan dinamis. Tujuan
Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh latihan keseimbangan dinamis terhadap
pola jalan pada lansia di Posyandu Gonilan. Metode Penelitian: Jenis penelitian
yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan pre and post test with control
group design dengan jumlah sampel adalah 52 sampel. Alat ukur yang digunakan
adalah Dynamic Gait Index. Teknik analisis data menggunakan uji paired sample
t-test untuk uji pengaruh dan uji mann-whitney untuk uji beda pengaruh. Hasil
Penelitian: Ada pengaruh pemberian latihan keseimbangan dinamis terhadap pola
jalan pada lansia yaitu didapatkan hasil p-value 0,016 pada saat berjalan pada
permukaan yang datar, 0,018 pada perubahan kecepatan berjalan, 0,000 pada
berjalan dengan kepala menengok ke kanan atau kiri, 0,001 pada berjalan dengan
kepala melihat ke atas, 0,016 pada berjalan dan melangkah, 0,050 pada berjalan di
sekitar rintangan pada kelompok perlakuan. Sedangkan hasil uji beda pengaruh
ada perubahan yang signifikan pada prubahan kecepatan berjalan p-value 0,030,
berjalan di sekitar rintangan 0,008, dan langkah 0,002. Kesimpulan: Pemberian

latihan keseimbangan dinamis dengan frekuensi 2 kali seminggu selama 4 minggu
terbukti secara signifikan berpengaruh terhadap pola jalan pada lansia di
Posyandu Gonilan.
Kata Kunci: Latihan Keseimbangan Dinamis, Pola Jalan, Lansia
ABSTRACT
Background: In the elderly there is a change associated with the phase pattern of
road running, limited step, the running speed. Along with the changes that occur
in anatomically and physiologically in the elderly, it would require an exercise to
improve the strength in the lower limbs that support for the process of walking.
One of the exercises that can be done is a dynamic balance training. Objective: To
determine the effect of exercise on the pattern of the dynamic balance in elderly at
centre for elderly health care and information Gonilan. Methods: This study is a
quasi experimental with pre and post test with control group design with a number
of samples is 52 samples. Measuring instrument used is the Dynamic Gait Index.
Data were analyzed using paired samples t-test to test the influence and MannWhitney test to test different influences. Results: There is dynamic balance
exercise influence on the pattern of the way the elderly are the results obtained
0,016 when walking on a flat surface, 0,018 onthe change in walking speed, 0,000
on walks with his head turned to the right or left, 0,001 on a walk with your head
looking up, 0,016 on running and stopping, 0,050 on the walk around obstacles, in
the treatmeant group. While the influence of different test results there is a

significant change in walking speed 0,030, walking around obstacles 0,008, and
move 0,002. Conclusion: Providing a dynamic balance training with a frequency
of 2 times a week for 4 weeks was shown to significantly influence the way roads
in elderly at centre for elderly health care and information Gonilan.
Keywords: Exercise Dynamic Balance, Gait, Elderly.
1

1. PENDAHULUAN

Olahraga merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang
dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya
(Giriwijoyo & Sidik, 2012). Menurut Wibowo et al. (2013) cabang olahraga tenis
lapangan merupakan olahraga yang bersifat prestasi yakni olahraga yang membina
dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan
melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi keolahragaan.
Service merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan tenis lapangan

dan merupakan tanda bahwa permainan dimulai. Service tidak lagi dianggap sebagai
permulaan permainan dalam perkembangannya, tetapi merupakan bentuk serangan

pertama. Menurut Ivancevic et al. (2008) dalam olahraga tennis yang didalamnya
menggunakan kinerja dari tubuh ekstremitas atas dan bawah. Dalam melakukan
service ada tiga tahap yang perlu diketahui yaitu the ball toss ,the jump, the finishing
smash.
Power merupakan kemampuan mengarahkan kekuatan melalui kecepatan

dalam waktu yang sangat singkat untuk memberikan momentum yang paling baik
pada tubuh dalam suatu gerakan yang cepat hingga mencapai peningkatan prestasi
(Juita et al., 2013). Latihan pliometrik merupakan bentuk program latihan yang
mengkombinasikan suatu regangan awal unit tendon yang diikuti oleh suatu kontraksi
isotonik. Latihan pliometrik memungkinkan otot untuk mencapai kekuatan maksimal
dalam waktu yang sesingkat mungkin (Wibowo et al., 2013). Latihan pliometrik
berfungsi untuk meningkatkan kemampuan tenaga, ini merupakan hal yang sangat
penting dan diperlukan untuk pencapaian prestasi olahraga. Pencapaian tersebut dapat
terlaksana dengan melakukan latihan pliometrik. Latihan pliometrik sangat tergantung
pada kekuatan dan kecepatan eksplosiv dengan beban berlebih. Tahanan yang
ditekankan dalam latihan pliometrik umumnya dalam bentuk perubahan gerak atau
memindahkan beban atau anggota badan secara cepat, seperti mengatasi grafitasi
sebagai akibat jatuhan memukul, melempar dan sebagainya (Rahayu et al., 2012).
Latihan


pliometrik

merupakan

bentuk

program

latihan

yang

mengkombinasikan suatu regangan awal unit tendon yang diikuti oleh suatu kontraksi
isotonik. Latihan pliometrik memungkinkan otot untuk mencapai kekuatan maksimal
dalam waktu yang sesingkat mungkin (Wibowo et al., 2013). Latihan pliometrik yang
dilakukan untuk meningkatkan power lengan harus bersifat khusus yang ditujukan
2

untuk lengan. Sebagian kegiatan olahraga menggunakan gerakan lengan, seperti

gerakan memukul, melempar, dan menggenggam (Wibowo et al., 2013).
Bentuk latihan 90/90 plyo reverse catches dimulai dengan posisi berlutut
diatas satu lutut (lutut kanan untuk latihan bahu kanan, lutut kiri untuk bahu kiri)
dengan lengan 90⁰ fleksi siku. Bahu diposisikan 90⁰ eksternal rotasi sehingga lengan
bawah dalam posisi vertikal. Telapak tangan harus menghadap kedepan dan
pergelangan tangan sedikit mengadah ke atas. Seorang pasangan dibutuhkan untuk
berdiri dibelakang atlet dengan medicine ball (0,5-1 kg), atlet melihat ke belakang ke
arah pasangan menunggu untuk menerima bola yang dilemparkan. Latihan ini
dilakukan sesuai FITT (frekuensi, intensitas, time, tehnik) pada posisi kneeling dan
dilakukan dengan jumlah 3 set dimana terdapat 15 pengulangan dengan lama
perlakuan 5 detik pada setiap pengulangan. diberikan jeda istirahat diantara set selama
60 detik. Latihan ini dilakukan selama 4 minggu dengan intensitas 3 kali dalam satu
minggu (Kara et al., 2015).
Kinesio taping adalah pita elastis baru dan populer yang diciptakan oleh

Kenzo Kase, yang mengklaim menggulung fasia untuk menyelaraskan jaringan dalam
posisi yang diinginkan, meningkatkan stimulasi mechanoreceptors baik merangsang
atau membatasi gerakan, memberikan stimulus pada kulit, dan untuk memperbaiki
fungsi otot dengan menguatkan otot yang lemah (Parisatanooriet al., 2014).
Dalam penelitian ini menggunakan kinesio taping dengan merk kinesiology

taping dan tehnik fasilitasi, kinesio taping diaplikasikan selama 3 hari lalu dilepas
dan dipasangkan kembali setelahnya. Pemaangan dimulai dari base dibagian origo ke
insertion otot dengan regangan 25% dan sesuai dengan tehnik Kase tidak diregangkan

hingga akhir ancore. Untuk otot pectoralis major menggunakan kinesio taping
dengan bentuk Y yang sudah diukur dan dipotong. Diawali tanpa tarikan (base)
dipermukaan tulang acromeon posisi netral dan lalu dipasang dengan posisi berbaring
(flexion shoulder 90º, horizontal abduksi, external rotation dengan sedikit flexion
elbow) kinesio taping diregangkan hingga 25% dan dipasang lagi tanpa tarikan

(ancore) pada greater tubercle of humerus (Parisatanooriet al., 2014).
2. METODE
Penelitian ini dilakukan di lapangan tenis Jombor Sukoharjo pada bulan Juli
hingga Agustus 2016. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Quasi Eksperimen. Metode penelitian yang digunakan yaitu pre and post test two

3

group design yaitu setiap kelompok diberi perlakuan yang berbeda. Populasi


penelitian berjumlah 23 orang dan yang masuk kedalam kriteria inklusi sebanyak 20
orang. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan sebanyak 12 kali pertemuan dengan
rincian waktu dalam setiap pekan ada 3 kali pertemuan. Terdapat dua kelompok
dalam penelitian ini, kelompok pertama diberikan perlakuan berupa latihan pliometrik
dengan penambahan kinesio taping dan kelompok kedua berupa latihan pliometrik.
Tehnik analisa data menggunakan Saphiro Wilk untuk normalitas data, uji pengaruh
dengan Independen Sample t-Test, dan uji beda pengaruh dengan uji Paired SampletTest.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Responden
a. Karakteristik Berdasarkan Usia
Tabel. 4.1
Distribusi Frekuensi karakteristik responden berdasarkan
kelompok Usia
Kelompok Usia
Jumlah
Persentase
(Tahun)
(%)
13

4
20,0
14
5
25,0
15
6
30,0
16
5
25,0
Jumlah
20
100,0
Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
kelompok usia diketahui bahwa, kelompok usia terbanyak yaitu responden dengan
usia 15 tahun sebanyak 6 orang (30,0%).
b. Karakteristik Berdasarkan IMT
Analisis terhadap karakteristik berdasarkan IMT responden dalam penelitian
ini dilihat berdasarkan tinggi badan dan berat badan. Adapun distribusi

karakteristik responden pemain tenis Pusat Latihan Tennis Lapangan Jombor,
Sukoharjo adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.2
Distribusi Frekuensi responden berdasarkan status gizi (IMT)
Status Gizi
Jumlah
Persentase (%)
Kurus tingkat berat
Kurus tingkat ringan
Normal
Jumlah

1
10
9
20
4

5,0
50,0

45,0
100,0

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa jumlah responden terbanyak yaitu
kelompok responden dengan status gizi kurus tingkat ringan sebanyak 10 orang
(50.0%).

c. Karakteristik Berdasarkan Power Lengan
Analisis terhadap karakteristik berdasarkan power lengan responden dalam
penelitian ini dilihat berdasarkan jauhnya lemparan bola. Adapun distribusi
karakteristik responden pemain tenis Pusat Latihan Tennis Lapangan Jombor,
Sukoharjo adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.3
Distribusi Frekuensi responden berdasarkan power lengan
Kelompok II
Kelompok I
Power Lengan
(cm)
F
%
F
%
330 – 419
10
50,0
3
15,0
420 – 509
8
40,0
10
50,0
510 – 600
2
10,0
7
35,0
Jumlah
10
100
10
100,0
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa tampak pada kelompok I jumlah
responden terbanyak adalah responden dengan power lengan 330 – 419 cm
dengan presentasi 50,0% (10 responden) sedangkan pada kelompok II jumlah
responden terbanyak adalah responden dengan power lengan 420 – 509 cm
dengan presentasi 50,0% (10 responden).

3.2 Uji Pengaruh
Hasil uji pengaruh penambahan kinesio taping pada latihan pliometrik
terhadap peningkatan power lengan pemain tennis lapangan diketahui bahwa sebelum
dilakukan latihan diperoleh nilai rata-rata sebesar 435,80 cm sedangkan setelah
dilakukan latihan terjadi peningkatan power lengan menjadi 526,20 cm. Hal tersebut
menunjukkan adanya indikasi peningkatan power lengan setelah mendapatkan
penambahan kinesio taping pada latihan pliometrik. Hasil uji pengaruh menggunakan
paired sample t-test diperoleh hasil dengan p = 0,000. Oleh karena hasil perhitungan

menunjukkan nilai p 0,000 < 0,05, maka Ho di tolak, artinya ada pengaruh
penambahan kinesio taping pada latihan pliometrik terhadap peningkatan power
lengan pemain tennis lapangan. Latihan pliometrik dengan penambahan kinesio
taping berpengaruh terhadap peningkatan power otot lengan pemain tenis lapangan,
sebab latihan pliometrik ditandai dengan kontraksi eksentrik, dan diikuti dengan
5

kontraksi konsentris kuat dari otot. Hal ini erat kaitannya dengan mensimulasikan
kerja otot fungsional dalam pemain tenis dan memberikan sitmulus olahraga pelatihan
khusus optimal untuk otot rotator cuff dan scapular . Beberapa studi telah
menggunakan ekstremitas atas latihan pliometrik dapat meningkatkan power rotator
cuff (Ellenbecker, 2015).

3.3 Uji Beda Pengaruh
Diketahui bahwa hasil analisis dengan menggunakan uji beda independent
sample t-test diperoleh nilai p = 0.030 atau nilai p 0.030< 0.05, sehingga Ho

ditolak yang berarti ada beda pengaruh sesudah penambahan kinesio taping pada
latihan pliometrik dengan hanya pliometrik terhadap peningkatan power lengan
pemain tenis lapangan. Untuk mengetaui perbedaan hasil dari penambahan kinesio
taping pada latihan pliometrik dengan hanya pliometrik terhadap peningkatan
power lebih efektif dengan cara melihat selisih mean power lengan. Latihan

pliometrik dengan penambahan kinesio taping selisih nilai rata-rata hasil dari pre
dan post sebesar 90.40 cm lebih besar terhadap kelompok yang hanya diberi
latihan pliometrik yang mempunyai selisih nilai rata-rata hasil dari pre dan post
sebesar 56.60 cm. Maka dari hasil selisih mean tersebut kelompok latihan
pliometrik dengan penambahan kinesio taping lebih baik daripada kelompok yang
hanya dengan latihan pliometrik. Latihan pliometrik dengan penambahan kinesio
taping lebih baik dibandingkan dengan latihan pliometrik. Hal ini dikarenakan
latihan pliometrik dan kinesio taping akan memberikan sinyal kontraksi otot
spindel refleks dan rangsangan dari motor unit secara mendadak dan adanya
peningkatan reflek melalui stimulasi kulit (Huang et al., 2011).. Kinesio taping
memberikan rangsangan kulit ke kulit selama fleksi, karena kinesio taping
merangsang reseptor aferen dari kulit, sehingga mempengaruhi aktivitas otot dari
otot-otot fleksor sehingga menimbulkan kekuatan otot yang explosive (Nakajima
dan Baldrige, 2013). Hasil penelitian ini sesuai dengan studi yang dilakukan oleh
Aktas dan Baltaci (2011) menunjukkan bahwa kinesio taping meningkatkan
kemampuan otot secara bertahap setelah beberapa jam dilekatkan.

6

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Ada pengaruh latihan pliometrik terhadap peningkatan power otot lengan pemain
tenis lapangan di Jombor, Sukoharjo.
b. Ada pengaruh penambahan kinesio taping pada latihan pliometrik terhadap
peningkatan power otot lengan pemain tenis lapangan di Jombor, Sukoharjo.
c. Ada perbedaan pengaruh antara latihan pliometrik dan penambahan kinesio taping
pada latihan pliometrik dengan peningkatan power otot lengan pemain tenis lapangan
di Jombor, Sukoharjo.

5. SARAN
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kekurangan. Peneliti menyarankan
untuk penelitian lebih lanjut dengan waktu yang lebih lama dan dengan penambahan
jumlah responden. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil penelitian harus
lebih diperhatikan lagi seperti aktivitas fisik responden diluar jam penelitian,
frekuensi latihan dan mengukur komposisi tubuh dan pengukuran persen lemak tubuh
yang terkait dengan kekuatan otot.
Bagi responden pemberian latihan pliometrik dan penambahan kinesio taping pada
latihan pliometrik dapat menjadi salah satu cara yang dapat dipilih dalam program
latihan untuk meningkatkan power otot lengan pemain tenis.

7

DAFTAR PUSTAKA

Aktas, G, & Baltaci, G. 2011. Does Kinesiotaping increase knee muscles strength
and functional performance? Isokinet Exerc Sci. 19: 149–155
Ellenbecker. 2015. Muscular Activation During Plyometric Exercises in 90 of
Glenohumeral Joint Abduction. Sports Health A Multidisciplinary
Approach. Vol. 7(1):75-9
Giriwijoyo, S. 2012. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Jakarta : Rosda.
Huang, CY. 2011. Effect of the Kinesio tape to muscle activity and vertical jump
performance in healthy inactive people. BioMedical Engineering Online.
Vol. 10 (1).
Ivancevic, T., Jovancevic, B., Dukic, M., Markovic, S., & Dukic, N. 2008.
Biomechanical Analysis of Shots and Ball Motion in Tennis and The
Analogy with Handball Throws. Physical Educationa and Sport. 6 (1) :
51-66.
Juita, A. 2013. Kontribusi Data Ledak Otot Lengan dan Koordinasi Mata Tangan
Terhadap Ketepatan Servis atau Bola Voli Mahasiswa Pendidikan
Kepolisian Olahraga Universitas Riau. Jurnal Primary. 2(2) : 25-31.
Kara, E., Aksit, T. Ozkol, M.Z., & Isik, T. 2015. Effect of 6 Week Tennis Specific
Exercuse Program on Service Velocity. Turkish Journal of Sport and
Exercise. 17 (1) : 71-76.
Nakajima M. & Baldrige C. The Effect Of Kinesio® Tape On Vertical Jump And
Dynamic Postural Control. Int J Sports Phys Ther . Vol. 8 (4).
Parisatanoori,, Mohamed, M.N.A., & Ali, M.R.M. 2014. The Influence of Kinesio
Taping on Shoulder Muscle Strength of Tennis Players, Kuala Lumpur ;
Faculty of Medicine University Malaya.
Rahayu, S., Cahyo, J. & Waluyo, M. 2012. Pengaruh Latihan Lompat Kijang
Terhadap Kecepatan Lari. Journal of Sport Sciences and Fitness. Volume
1(1) : 17-21.
Wibowo, R.A.T., Furqan, & M., Kiyatno. 2013. Perbedaan Pengaruh Latihan
Plyometrik Medicine Ball Back Throw dan Medicine Ball Throw
Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Ditinjau dari Kekuatan
Otot Lengan. Jurnal Ilmiah SPIRIT. 13 (2) : 32-47
8

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENAMBAHAN KINESIOTAPPING PADA LATIHAN PLYOMETRIK TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN Pengaruh Penambahan Kinesiotapping Pada Latihan Plyometrik Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan.

0 4 15

PENDAHULUAN Pengaruh Penambahan Kinesiotapping Pada Latihan Plyometrik Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan.

0 2 5

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN CORE STABILITY PADA LATIHAN SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT Pengaruh Penambahan Latihan Core Stability Pada Latihan Squat Jump Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai.

0 1 11

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN CORE STABILITY PADA LATIHAN SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN Pengaruh Penambahan Latihan Core Stability Pada Latihan Squat Jump Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai.

1 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Penambahan Latihan Core Stability Pada Latihan Squat Jump Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai.

0 2 7

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIK DAN BERBEBAN TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN SMASH BOLAVOLI DITINJAU DARI KEKUATAN OTOT LENGAN

0 17 119

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN SKIPPING PADA Pengaruh Pengaruh Penambahan Latihan Skipping Pada Plyometrics Depth Jump Terhadap Peningkatan Vertical Jump Pada Pemain Bola Voli.

0 3 17

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN SKIPPING PADA Pengaruh Pengaruh Penambahan Latihan Skipping Pada Plyometrics Depth Jump Terhadap Peningkatan Vertical Jump Pada Pemain Bola Voli.

0 2 15

PENGARUH LATIHAN OVERHEAD THROW DENGAN PULLOVER TOSS MENGGUNAKAN MEDICINE BALL TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN PEMAIN TENIS LAPANGAN.

0 0 32

Pengaruh Metode Latihan Plyometrik Dan Kekuatan Tungkai Terhadap Peningkatan Kecepatan Mawashi-Geri.

0 0 15