PENGARUH LATIHAN OVERHEAD THROW DENGAN PULLOVER TOSS MENGGUNAKAN MEDICINE BALL TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN PEMAIN TENIS LAPANGAN.

(1)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan

Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... i

PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Penelitian ... 8

F. Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Tenis Lapangan ... 11

1. Karakteristik Permainan Tenis Lapangan ... 11

2. Teknik Dasar Permainan Tenis ... 13

B. Komponen Kondisi Fisik Pemain Tenis... 15

C. Power ... 20

1. Pengertian Power ... 20

2. Power Lengan Dalam Cabang Olahraga Tenis Lapangan... 21

D. Prinsip-Prinsip Latihan ... 26

E. Metode Latihan Power Lengan... 27

1. Latihan Pliometrik ... 30


(2)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan

Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Overhead Throw ... 34

1. Pengertian Overhead Throw ... 34

2. Proses Bentuk Latihan Overhead Throw ... 35

G. Pullover Toss ... 35

1. Pengertian Pullover Toss ... 35

2. Proses Bentuk Latihan Pullover Toss ... 36

H. Pengaruh Latihan Overhead Throw dan Pullover Toss Terhadap Peningkatan Power Lengan ... 36

1. Pengaruh Latihan Overhead Throw Terhadap Peningkatan Power Lengan ... 36

2. Pengaruh Latihan Pullover Toss Terhadap Peningkatan Power Lengan ... 37

I. Anggapan dasar ... 38

J. Hipotesis ... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 45

B. Populasi dan Sampel ... 46

C. Desain Penelitian ... 48

D. Pelaksanaan Penelitian ... 51

E. TeknikPengumpulan Data ... 52

F. Prosedur Pengolahan Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan Data Dan Analisis Data ... 59

B. Diskusi penemuan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(3)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah berolahraga. Tapi disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang bermain tenis hanya untuk mengisi waktu luang, ada yang bermain tenis untuk bergaul dengan orang lain. Ada pula bermain tenis untuk berolahraga sekaligus berusaha bermain dengan cara sebagaimana mestinya. Selain itu juga ada orang yang bermain tenis untuk bertanding dan merebut sebuah kejuaraan sehingga untuk hal ini cabang olahraga tenis termasuk kedalam olahraga kompetitif atau olahraga yang dipertandingkan.

Dalam kehidupan modern ini, manusia tidak dapat dipisahkan dari kegiatan olahraga. Baik secara kebutuhan hidup ataupun sebagai gaya hidup guna menjaga tubuh agar tetap bugar dan sehat maupun sebagai arena adu prestasi. Begitu halnya dengan tenis, olahraga ini belakangan menjadi salah satu olahraga yang pupolar dan cenderung banyak digemari oleh hampir semua lapisan masyarakat dunia, khususnya di Indonesia. Perkembangan ini disebabkan karena tenis merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh semua orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Tenis lapangan telah mencapai tahap perkembangan sangat pesat dan menarik perhatian sebagian banyak orang. Sejak terbukanya acara-acara pertandingan tingkat dunia dan orang-orang yang ikut serta didalamnya telah mendorong


(4)

meluasnya permainan olahraga ini ke seluruh dunia, sehingga banyak orang mulai belajar tenis dengan serius tanpa memperdulikan usia maupun jenis kelamin.

Sasaran akhir dalam olahraga prestasi adalah pencapaian prestasi semaksimal mungkin melalui perolehan kemenangan dan pencapaian rekor. Tuntutan tersebut merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap atlet. Karena tanpa adanya tujuan maka latihan cenderung tidak mempunyai arah yang jelas. Maka dari itu, atlet dituntut untuk bisa berprestasi dalam bidang olahraga yang digelutinya. Dalam permainan tenis ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh pemain tenis yaitu fisik, teknik, taktik dan mental merupakan satu kesatuan yang saling mendukung. Oleh karena itu pelatih tenis dituntut untuk membina serta melatih para atlet-atletnya yang memiliki potensi untuk dapat berprestasi.

Latihan kondisi fisik merupakan bagian terpenting untuk semua cabang olahraga terutama cabang olahraga tenis. Tujuannya untuk membentuk kondisi tubuh sebagai dasar untuk meningkatkan ketahanan, kebugaran, dan pencapaian suatu prestasi. Mengenai pentingnya aspek kondisi fisik diterangkan oleh beberapa ahli diantaranya menurut Harsono dalam buku Satriya et al. (2007: 51) mengatakan bahwa : “Sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stress fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan prestasi atlet”.


(5)

3

Menurut Nuriman (1994: 1) menjelaskan, “Tenis merupakan olahraga permainan, karena memiliki ciri-ciri yaitu adanya alat yang digunakan dan benda yang dimainkan. Dengan kata lain adanya media yang digunakan berupa raket dan bola”. Tujuan dari permainan tenis adalah memenangkan permainan melalui game dengan cara memukul bola ke arah lapangan lawan melewati net sehingga bola tidak dapat dijangkau oleh lawan dan menghasilkan angka.

Untuk dapat bermain tenis maka seorang pemain harus menguasai jenis pukulan permainan tenis, seperti yang dijelaskan oleh Nuriman (1994: 2) sebagai berikut :

Pukulan-pukulan yang ada dalam permainan tenis pada prinsipnya terbagi dalam tiga kategori yaitu 1) Groundstroke yang meliputi : drive, lob, dropshot, dan half volley. 2) Volley strokes yang meliputi : volley, drop volley, drive volley, dan lob volley. 3) Overhead Strokes yang meliputi : Service dan smash.

Olahraga tenis merupakan suatu permainan yang menggunakan lengan untuk mengayunkan raket. Disini Atlet harus mempunyai Kondisi fisik yang baik terutama power lengan yang dibutuhkan dalam permainan ini, yang dimainkan secara tunggal (single) maupun ganda (double). Olahraga tenis merupakan olahraga yang kompleks, olahraga ini menggunakan hampir seluruh komponen fisik. Selain komponen fisik olahraga ini juga disertai latihan teknik, taktik dan mental. Didalam kondisi fisik power lengan sangat diperlukan dalam permainan tenis karena apabila seorang petenis mempunyai power lengan yang baik maka pemain tersebut bisa mematikan lawan dengan pukulan yang tepat dan akurat.


(6)

Kondisi fisik yang baik tidak dapat dicapai hanya dengan bermain tenis saja tetapi harus dipersiapkan secara khusus. Sehingga kondisi fisik dalam tenis sangat dibutuhkan mana kala terjadi the best of five tie break set ketika pertandingan di lapangan. Harsono (1998: 153) mengatakan bahwa : ”Tanpa persiapan kondisi fisik yang seksama dan serius atlet harus dilarang untuk mengikuti suatu pertandingan”. Sedangkan tujuan dari permainan ini adalah mendapatkan point melalui serangkaian pukulan- pukulan eksplosif yang membuat lawan tidak mampu mengembalikan bola dengan baik atau mematikan lawan.

Smash dalam permainan tenis lapang merupakan gerakan yang eksplosive, oleh karena itu gerakan lengan memerlukan tenaga yang relatif besar untuk melakukan gerakan tersebut. Komponen kondisi fisik yang menunjang pada gerakan tersebut yaitu power lengan. Power lengan dibutuhkan bukan hanya untuk smash saja, bahkan untuk gerakan-gerakan lain seperti service juga mengerahkan tenaga yang eksplosive. Pada zaman modern sekarang ini seperti pemain-pemain tenis Profesional pukulan service bukan hanya untuk memulai pertandingan tetapi untuk mendapatkan point dengan mematikan lawan, disini power lengan sangat berperan sekali dalam gerakan pukulan service.

Oleh karena itu Power lengan sangat diperlukan dalam permainan tenis, walaupun teknik dan taktik sudah mencukupi namun masih kurang dalam faktor kondisi fisik, maka petenis tersebut tidak akan banyak peluang untuk mendapatkan point”.


(7)

5

Mengenai pentingnya power dalam menunjang olahraga dikatakan oleh Harsono, (1988: 200) bahwa : “Power sangat dibutuhkan untuk olahraga– olahraga yang memerlukan gerakan eksplosif”.

Dari kutipan-kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa power lengan sangat diperlukan oleh pemain tenis lapangan untuk menunjang pukulannya didalam permainan. Menurut Donald A. Chu dalam buku Razi Siregar (1996: 93-98) menyatakan :

Bentuk latihan medicine ball yang termasuk latihan yang digunakan untuk melatih meningkatkan kekuatan dan tenaga badan bagian atas yang diperlukan pemain tenis antara lain adalah bench step-up and press, drop pass,kneeling side throw,overhead throw dan pullover toss.

Dari beberapa bentuk latihan di atas penulis membandingkan 2 bentuk latihan antara Overhead Throw dengan Pullover Tos dengan cara bereksprimen dalam upaya meningkatkan power lengan pemain tenis lapangan.

Bentuk latihan overhead throw adalah bentuk latihan melempar bola di atas kepala. Bentuk latihan ini merupakan latihan untuk meningkatkan kekuatan badan bagian atas. Sedangkan bentuk latihan pullover toss adalah bentuk latihan memantulkan bola di atas kepala. Bentuk latihan ini merupakan latihan untuk meningkatkan kekuatan dan tenaga badan bagian atas.

Adanya dua bentuk latihan diatas yang berbeda, baik cara melakukan dan penerapannya maka akan menghasilkan pengaruh yang berbeda pula terhadap power otot lengan pemain tenis, sedangkan power otot lengan ini merupakan faktor yang cukup dominan dalam mendukung kegiatan olahraga tenis.


(8)

Seperti yang telah dijelaskan bahwa apabila petenis ingin teknik pukulannya cepat dan keras, maka power otot lengan dari pemain petenis tersebut harus baik. Karena apabila petenis memiliki power otot lengan yang baik maka akan mempermudah mendapatkan point dari lawannya dalam pertandingan itu.

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mencoba meneliti membandingkan pengaruh latihan Overhead throw dengan pullover toss dalam upaya peningkatan power otot lengan pemain tenis lapangan. Dari bentuk latihan ini diharapkan dapat meningkatkan power otot lengan petenis.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang diungkapkan sebelumnya maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan overhead throw terhadap peningkatan power lengan pemain tenis lapangan ?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan pullover toss pada terhadap peningkatan power lengan pemain tenis lapangan ? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara latihan overhead

throw dengan pullover toss terhadap peningkatan power lengan pemain tenis lapangan ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk memperoleh jawaban terhadap masalah penelitian yang telah


(9)

7

1. Untuk mengetahui pengaruh latihan overhead throw terhadap power lengan Pemain tenis.

2. Untuk mengetahui pengaruh latihan pullover toss terhadap power lengan pemain tenis.

3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh yang signifikan antara bentuk latihan overhead throw dengan latihan pullover toss terhadap power otot pemain tenis.

D. Manfaat Penelitiaan

Dari penelitian yang dilakukan akan memberikan manfaat pada pengembangan ilmu pengetahuan di bidang olahraga. Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis

a. Memberikan informasi dan menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu kepelatihan yang telah diperoleh selama perkuliahan.

b. Menjadi bahan informasi bagi para pembina, pelatih, agar dapat menerapkan latihan overhead throw dengan latihan pullover toss untuk meningkatkan power otot lengan atletnya.

c. Menjadi sumbangan pengetahuan bagi atlet tenis dimana untuk meningkatkan power otot lengan dapat dilakukan dengan latihan overhead throw dengan latihan pullover toss.


(10)

2. Secara praktis

a. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan acuan untuk kegiatan penelitian selanjutnya dengan ruang lingkup yang lebih luas.

E. Batasan Penelitian

Untuk menghindari terjadinya variabel penelitian yang lebih luas, maka peneliti berusaha membatasi variabel penelitian yang sekiranya dapat dijangkau. Adapun penelitian ini terbatas yaitu metode latihan plyometrik menggunakan medicine ball dengan bentuk latihan overhead throw dan pullover toss sebagai variabel bebas, dan sebagai variabel terikat terhadap peningkatan power otot lengan pada pemain tenis lapang.

F. Definisi Operasional

Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering kali berbeda, juga seseorang akan berbeda pula dalam mengertikan sebuah istilah sehingga menimbulkan kekeliruan dan kesalahan pemahaman pengertian. Oleh karena itu, penulis menafsirkan penjelasan ini menurut beberapa ahli olahraga secara operasional sebagai berikut :

1. Pengaruh, menurut Alwi Hasan (2003: 846) dikatakan bahwa : ”Pengaruh

adalah daya yang ada atau timbul dari suatu benda, orang yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perubahan seseorang”. Maksud pengaruh dalam penelitian ini adalah pengaruh metode latihan plyometrik menggunakan medicine ball terhadap peningkatan power lengan pada pemain tenis lapangan.


(11)

9

2. Latihan menurut Bompa (1994) adalah aktivitas olahraga yang sistematik

dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah pada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

3. Power, menurut Harsono (1988: 200) “Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang cepat”.

4. Lengan, menurut Ucup Yusuf (2008: 43) “Lengan sesuai dengan fungsinya sebagai alat gerak, ia dapat mendorong, memindahkan, melempar benda dan sebagainya.

5. Overhead throw, menurut Chu dalam buku Razi Siregar (1996: 96)

“Pegang bola kesehatan dengan kedua tangan,telapak tangan saling berhadapan. Pasangan anda berdiri sekitar 3 m di depan anda untuk bertindak sebagai penangkap. Angkat bola di atas kepala dan di belakang anda,sedikit tekuk lengan anda dalam posisi siap melempar. Maju satu langkah sambil melempar bola dari atas kepala ke pasangan anda. Ulangi sebanyak yang diperlukan.

6. Pullover toss, menurut Chu dalam buku Razi siregar (1996: 98) “Latihan ini dilakukan dengan terlentanglah badan di lantai dengan lengan menjulur di belakang kepala. Pegang bola kesehatan dengan kedua tangan anda yang saling berhadapan. Minta mitra anda berdiri sekitar 3 M di depan anda yang berfungsi sebagai penangkap. Tarik bola melalui atas kepala dan ke dada sambil bergerak ke posisi duduk. Lakukan lemparan dada ke mitra anda. Tetap pada posisi


(12)

tegak untuk menangkap lemparan balik dari mitra anda. Ulangi perulangan sesuai kebutuhan”.


(13)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan langkah-langkah yang direncanakan dan

sistematis guna mendapatkan pemecahan atau jawaban-jawaban tertentu terhadap masalah penelitian. Metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan, menggambarkan dan mengumpulkan data guna memecahkan masalah melalui cara-cara tertentu yang sesuai dengan prosedur penelitian. Ada beberapa jenis metode penelitian yang sering digunakan untuk mengadakan penelitian suatu permasalahan, seperti metode historis, deskriptif dan eksperimen. Metode eksperimen adalah mengadakan kegiatan percobaan terhadap variabel-variabel yang diselidiki untuk mendapatkan suatu hasil. Banyak pendapat yang diajukan para ahli tentang pengertian metode eksprimen seperti halnya Arikunto (1996: 4) berpendapat bahwa : “Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kasual) antara dua factor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti denga mengeliminir atau mengurangi atau menyisihkan factor-factor lain yang bisa mengganggu”. Sedangkan Sugiyono (2011: 72) menyatakan bahwa : “Metode penelitian eksprimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.


(14)

Tujuan penelitian eksprimental adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan control untuk perbandingan.

Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian ini

adalah membandingkan pengaruh latihan Overhead throw dengan latihan pullover toss menggunakan medicine ball terhadap peningkatan power lengan pemain tenis lapangan.

Kedua kelompok tersebut kemudian menjalani proses latihan sesuai dengan program latihan yang telah disusun oleh penulis (lihat dalam lampiran). Sebelum dan sesudah proses latihan diprogramkan penulis, dilakukan pengetesan untuk membandingkan hasil peningkatan power lengan, akibat pengaruh dari latihan Overhead throw dengan latihan pullover toss. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, peneliti mengadakan eksperimen ini selama dua bulan. Sedangkan pertemuan atau latihan ini dilakukan 2 kali dalam seminggu. Seperti yang dijelaskan oleh Harsono (1988: 208) “Latihan 2 kali

seminggu @ 30 menit cukup untuk mempertahankan kekuatan otot kita”.

B. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan kumpulan individu atau obyek yang memiliki sifat-sifat umum. Dari populasi dapat diambil sejumlah data yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini Sugiyono (2011: 80) menjelaskan bahwa sebagai berikut : “Populasi adalah wilayah generalisasi


(15)

47

yang terdiri dari : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tenis lapangan yang berjumlah 40 orang ( 30 orang putra, 10 orang putri). Penulis melakukan penelitian pada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tenis lapangan UPI Bandung ini karena penulis berdomisili di Bandung dan pernah mengikuti UKM tenis lapangan UPI Bandung selama aktiv jadi mahasiswa selama 2,5 tahun, sehingga komunikasi dengan mahasiswa dapat berjalan dengan lancar.

Dari jumlah populasi tersebut penulis mengambil 20 orang (19 orang putra dan 1 orang putri) yang berumur 18-21 tahun dengan kemampuan bermain tenis lapangan yang dianggap homogen untuk dijadikan sebagai sampel penelitian penulis.

Sugiyono (2011: 81) menjelaskan mengenai sampel yaitu : “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut pendapat Sudjana (1987: 73) menyatakan bahwa : “ Ada pendapat yang bisa dijadikan pegangan sekalipun bukan aturan yang pasti. Minimal 20 orang subjek…”.

Sampel yang terdiri dari 20 orang, kemudian dibagi 2 kelompok dengan menggunakan sampel acak atau teknik random sampling. Sugiyono (2011: 82) menjelaskan tentang random sampling : “Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa


(16)

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. ”. Sedangkan menurut (Depdikbud 1982: 44 ) “Dalam penentuan sampel secara random sampling semua anggota populasi secara individu atau secara kolektif, diberi peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel”.

Prosedur yang digunakan dalam random sampling untuk mengelompokan sampel tersebut adalah dengan cara undian. Pertama-tama penulis membuat

gulungan kecil yang bertuliskan “kelompok A” sebanyak 10 dan “kelompok B”

sebanyak 10 orang, dengan keterangan kelompok A adalah kelompok latihan Overhead throw dan kelompok B adalah kelompok latihan Pullover Toss, kemudian setiap sampel masing-masing mengambil satu gulungan kertas. Berdasarkan hasil pengambilan gulungan kertas tersebut, maka terbentuk dua kelompok orang percobaan yaitu kelompok A dan kelompok B.

C. Desain penelitian

Untuk mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu

penelitian, diperlukan suatu alur yang dijadikan pegangan agar penelitian tidak keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga tujuan atau hasil yang diperoleh akan sesuai dengan harapan.

Dalam penelitian ini, penulis mengambil desain penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah Pre-test and post-tes Randomized Group Design.


(17)

49

Gambar bagan 3.1 Keterangan : R1 : Kelompok A hasil Random

R2 : Kelompok B hasil Random

O1 : Tes Awal

T1 : Treatment Kel A ( Overhead Throw )

T2 : Treatment Kel B ( Pullover Toss )

O2 : Tes Akhir

Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai beirkut :

1. Menentukan populasi

2. Memilih dan menetapkan sampel 3. Mengadakan tes awal

4. Membagi dua kelompok, kelompok A dan kelompok B 5. Melaksanakan latihan

6. Melaksanakan tes akhir 7. Mengolah data

8. Memberikan data yang diperoleh pada kedua kelompok tersebut 9. Melakukan pengujian hipotesis

10. Mengambil kesimpulan

R1 O1 T1 O2


(18)

Untuk lebih jelasnya penulis menjelaskan pada bagan dibawah ini :

Gambar bagan 3.2

POPULASI

PENGOLAHAN DATA

KESIMPULAN

KELOMPOK B LATIHAN PULLOVER TOSS KELOMPOK A LATIHAN

OVERHEAD THROW

TES AWAL SAMPEL


(19)

51

D. Pelaksanaan Penelitian

Kelompok A dan Kelompok B mendapatkan selama dua bulan kurang, yaitu

mulai dari tanggal 11 Spetember 2012 sampai tanggal 30 Oktober 2012 atau selama 8 minggu. Latihan dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu yaitu pada hari selasa dan kamis. Untuk lebih rinci tentang jadwal hari latihan, waktu dan tempat penelian dipaparkan dibawah ini :

No Hari Waktu Tempat

1 Selasa Pukul 15.00-17.30 Lapangan Indoor Tenis UPI Bandung

2 Kamis Pukul 15.00-17.30 Lapangan Indoor Tenis UPI

Bandung

Tabel 3.1

Waktu dan tempat Penelitian

Jumlah latihan keseluruhan selama penelitian yang diberikan pada sampel sebanyak 16 kali latihan dari tanggal 11 September 2012 sampai 30 Oktober 2012, sedangkan tes power lengan dilakukan sebanyak dua kali yaitu :

1.Tanggal 6 September 2012 sebagai tes awal. 2.Tanggal 2 November 2012 sebagai tes akhir.

Dibawah ini akan dijelaskan cara pemberian volume dan pembebanan untuk kedua bentuk latihan yang berbeda.


(20)

Dalam hal ini penulis memberikan volume dan pembebanan latihan dengan memperhatikan prinsip-prinsip latihan untuk power yaitu :

1. Penulis menekankan pada pengunaan metode set, yaitu naracoba melakukan latihan sebanyak 9-14 set dan repetisi atau pengulangan yang terdiri dari 10 RM dengan diselingi istirahat setiap 3-5 menit setiap setnya.

2. Metode latihan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode latihan Pliometrik.

3. Untuk latihan Overhead Throw dan Pullover toss disesuaikan dengan jenis kelamin naracoba yang melakukan latihan. Pada umumnya, wanita menggunakan bola medicine dengan berat 4 sampai 8 pound (4 kilogram) dan laki-laki menggunakan bola dengan berat 8 sampai 12 pound (6 kilogram).

4. Densitas latihan atau kekerapan latihan dalam penelitian ini disesuaikan dengan tergantungnya kebutuhan naracoba.

5. Intensitas ditentukan dengan menghitung denyut nadi permenit.

E. Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini diperlukan adanya alat ukur untuk mengetahui

kekurangan-kekurangan atau kemajuan-kemajuan yang telah dicapai. Nurhasan dan D. Hasanudin (2007: 5) mengemukakan bahwa : “Dalam proses


(21)

53

pengukuran membutuhkan suatu alat ukur”. Dengan alat ukur ini akan

mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran.

Validitas suatu alat ukur harus sesuai dengan materi tes yang diukur. Mengenai validitas suatu alat ukur, Nurhasan dan D. Hasanudin (2007: 35) mengemukakan bahwa : “Tes yang valid adalah tes yang mengukur apa yang hendak diukur”. Menurut Nurhasan dan D. Hasanudin (2007: 174) mengatakan : “Tes untuk mengukur power lengan dan gelang bahu adalah two hand medicine ball put, dengan reliabilitas 0,81 untuk kelompok mahasiswa. Validitas 0,77 yang diperoleh atas dasar korelasi antara jarak lemparan dengan skor power yang dihitung rumus power”. Data diperoleh dari jarak horizontal hasil lemparan bola medicine.

Pengumpulan data diperoleh dari :

1. Tes lemparan bola medicine sebagai tes awal. 2. Tes lemparan bola medicine sebagai tes akhir.

Adapun fasilitas dan tata cara pelaksanaan tes Two Hand Medicine Ball-Put menurut Nurhasan dan D. Hasanudin (2007: 192) adalah sebagai berikut : Tujuan : Mengukur komponen power (otot lengan dan bahu) Alat/fasilitas : - Bola Medicine seberat 6 pound

- Pita Ukuran/meteran - Tali

- Kursi - Alat tulis


(22)

Pelaksanaan tes : Orang coba duduk tegak di kursi, sambil kedua tangan memegang Bola medicine di belakang kepala. Sehingga bola tersebut menyentuh Pundak. Kemudian kedua tangan mendorong bola tersebut ke depan Sejauh mungkin. Sebelum naracoba mendorong bola medicine,seutas. Dilingkarkan pada dada naracoba dan ditarik ke belakang, sehingga. Badan bersandar pada kursi. Hal ini untuk mencegah agar naracoba. Pada waktu mendorong tidak dibantu oleh gerakan badan ke depan. Naracoba diberi kesempatan sebanyak 3 (tiga) kali percobaan.

Skor : Jarak tolakkan yang terjauh dari 3 (tiga) kali percobaan, yang diukur mulai dari tepi luar kursi sampai batas/tanda dimana bola medicinetersebut jatuh. Jarak di ukur dengan cm.

F. Prosedur Pengolahan Data

Untuk mengolah data yang merupakan skor-skor mentah dari hasil tes awal

dan tes akhir, perlu adanya pengolahan data statistik. Rumus-rumus yang

digunakan dikutip dari buku “STATISTIKA” karangan Nurhasan et al. (2008). Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Menghitung nilai rata-rata dari tiap variabel dengan rumus :

Untuk munghitung nilai rata-rata dari setiap kelompok sampel, digunakan rumus :

n x


(23)

55

Artinya tanda-tanda tersebut adalah: X = Nilai rata-rata yang dicari

x = Jumlah skor yang didapat 1 n = Banyaknya sampel

2. Menghitung Simpangan Baku

Untuk menghitung simpangan baku dari setiap kelompok sampel digunakan rumus : 1 2         

n x x S

Arti tanda-tanda tersebut adalah: S = Simpangan baku

= Menunjukan jumlah dari

X1 = Nilai Skor sampel

X = Nilai rata-rata n = Banyak sampel

3. Uji Homogenitas

Adapun maksud dan tujuan dari uji Homogenitas ini adalah untuk

mengetahui homogenya tidaknya dari data dua variansi atau beberapa variansi kelompok sampel. Uji Kesamaan Dua Varians ini menggunakan pendekatan uji F, yang formulasinya rumusanya adalah sebagai berikut :

terkecil

Variansi

terbesar

Variansi


(24)

S

X

X

Z

Kedua kelompok tersebut homogen apabila dihitung Fhitung lebih kecil dari

Ftabel. Dimana Ftabel dicari dalam daftar distribusi F, dengan taraf nyata α = 0,05. Dengan dk pembilang nb-1 dan dk penyebut nk-1 atau Kriteria tolak Ho

Hanya jika F ≥ F1/2α (V1, V2) dengan F1/2α (V1, V2) didapat dari distribusi F

sesuai dengan dk pembilang V1 = (n1-1) dan penyebut V2 = (n1-1). Kedua

kelompok homogen jika F hitung < F tabel.

4. Uji Normalitas

Mengenai uji normalitas distribusi dengan pendekatan Uji Liliefors. Uji ini bermaksud untuk mengetahui penyebaran dari distribusi data, apakah

menyebar secara normal atau tidak. Adapun Langkah-langkah pengujian yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Menyusun data hasil pengamatan, dimulai dari nilai pengamatan yang paling 2. kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar.

Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z, dengan pendekatan Z-skor yaitu :

3. Untuk tiap baku angka tersebut, dengan bantuan table distribusi normal baku 4. (tabel distribusi Z). kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai (Fzi).


(25)

57

5. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.

6. Hitung selisih antara F(zi) – S (zi) dan ditentukan harga mutlaknya.

7. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel yang ada dan berilah symbol Lo.

8. Dengan bantuan table nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah nilai L.

Bandingkan nilal L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesisnya, dengan criteria :

* Terima Ho jika Lo < Lα = Normal * Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak Normal

5. Pengujian signifikansi peningkatan hasil latihan kedua kelompok,

menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (skor berpasangan) dengan rumus :

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah : t = Nilai kritis untuk uji signifikansi beda

= Rata-rata beda

SB = Simpangan baku beda n = Jumlah sampel


(26)

2 2 1 1 2 2

1 2

(

1)

(

1)

2

n

S

n

S

S

n

n

 

6. Uji signifikansi Perbedaan Dua Rata-rata Satu Pihak

Uji Satu Pihak :

Ho : μ1 = μ2 Ho : μ1 > μ2

dengan

Arti tanda-tanda tersebut:

t

= thitung

X1 = Nilai rata-rata kelompok 1

X2 = Nilai rata-rata kelompok 2

S = Simpangan baku gabungan

n

1 = Banyaknya sampel kelompok 1

n

2 = Banyak sampel kelompok 2

2 1

S = Variansi kelompok 1 2

2

S = Variansi kelompok 2

Kriteria:

 Untuk uji satu pihak (pihak kanan) t<t (1- α) (n1+n2-2)

Terima Ho jika t<t(1- α) (n1+n2-2) dalam hal lainnya ditolak. s

n

n

X

t

2 1 2 1

1

1

X

-


(27)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan analisis data yang dikemukakan di atas, yaitu

mengenai pengaruh latihan overhead throw dengan pullover toss terhadap peningkatan power lengan pemain tenis lapangan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan overhead throw terhadap peningkatan power lengan pemain tenis lapangan.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan pullover toss terhadap peningkatan power lengan pada pemain tenis lapangan.

3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara latihan overhead throw dengan pullover toss terhadap peningkatan power lengan pada pemain tenis lapangan. Hal ini disebababkan karena kedua bentuk latihan tersebut memberikan efek yang sama terhadap peningkatan power lengan pada pemain tenis lapangan sesuai dengan hasil penelitian dan hasil pengolahan data Statistika.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat penulis


(28)

1. Untuk pelatih tenis

Penulis menyarankan untuk menggunakan bentuk latihan overhead throw dan pullover toss dalam proses latihan untuk meningkatkan power lengan para atletnya. Karena kedua bentuk latihan tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan power lengan pemain tenis lapangan. Untuk variasi latihan dapat memilih salah satu bentuk latihan di atas.

2. Bagi sekolah-sekolah olahraga

Penulis menyarankan untuk menggunakan latihan overhead throw dan pullover toss untuk cabang olahraga yang membutuhkan power lengan yang baik bagi atletnya untuk mencapai prestasi yang diinginkan.

3. Untuk pembina UKM tenis lapang UPI

Penulis menyarankan untuk menggunakan bentuk latihan overhead throw dan pullover toss dalam proses latihan para anggotanya, sehingga bisa menerapkan latihan teknik selanjutnya agar hasil pukulannya menjadi lebih baik.

4. Bagi mahasiswa atau peneliti selanjutnya

Karena penelitian yang penulis lakukan berlangsung dalam waktu yang singkat dengan jumlah sampel yang relative kecil maka penulis menganjurkan diadakan penelitian yang lebih lanjut dengan jumlah sampel yang banyak dan waktu yang lebih lama.


(29)

72

Demikian kesimpulan dan sumbangan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil penelitian ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi pengembangan atlet pada cabang olahraga tenis lapangan.


(30)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1989). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Bina Aksara.

Bompa. (2000). Theory And Methodology Of Training. England: Illustrations by Gineta

Chu,Donald A. (1990). Jumping Into Plyometrics. USA: Leisure Press Champagn Illionis.

Damiri, A. (1992). Anatomi Manusia. Bandng: FPOK UPI

Darma, A.S. (2008). Perbandingan Model Pembelajaran Antara Barrier Hops dengan Stadium Hops Terhadap Power Tungkai Pemain Bulutangkis. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Depdikbud. (1982). Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Penelitian. Jakarta: Depdikbud

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta :CV Tambak Kusuma

Hasanudin-Cholil, D. (2009). Tes Kemampuan Komponen Fisik Dasar Cabang-Cabang Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Imam-Hidayat, R. (1998). Biomekanika. Bandung: FPOK UPI.

Nasution. (2003). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhasan., Hasanudin-Cholil,D. dan Hidayah, N. (2008). Statistika. Bandung: FPOK UPI


(31)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nurhasan dan Hasanudin-Cholil, D. (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI.

Poerwadarminta, W. (1985).Kamus Besar Bahasa Indonesia.: Jakarta: P.N. Balai Pustaka.

Sajoto. (1990). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize.

Sari, R.A. (2008). Perbandingan Pengaruh Latihan Pull Over dengan Standing Two-Arm Overhead Throw Terhadap Peningkatan Power Lengan Atlet Bulutangkis. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Satriya., Jafar-Sidik, D. dan Imanudin, I. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Siregar, R. (2000). Tenis Tenaga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudjana. (1982). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: ALFABETA,cv.

Yusuf, U. et al. (2008). Anatomi Manusia. Bandung: FPOK UPI.


(32)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

SUMBER LAIN

Situs Internet :

http://www.repository.upi.edu Kumpulan-Kumpulan Skripsi. [ online ] Tersedia (http://id.shvoong.com/exact-sciences/mathematics/19052012/Pengertian Tenis).

http://google.com. Pengertian Tenis Lapangan. [ online ] Tersedia (http://id.shvoong.com/exact-sciences/mathematics/20072012/Pengertian Tenis).

http://google.com Teknik Pukulan Tenis [ online ] Tersedia (http://jurnal-sdm.blogspot.com/2012/07/.html Teknik Pukulan Tenis).

http://google.com Pengertian Power Lengan [ online ] Tersedia (http://starawaji.wordpress.com/2012/05/01/Pengertian Power Lengan).


(1)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan analisis data yang dikemukakan di atas, yaitu

mengenai pengaruh latihan overhead throw dengan pullover toss terhadap peningkatan power lengan pemain tenis lapangan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan overhead throw

terhadap peningkatan power lengan pemain tenis lapangan.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan pullover toss terhadap

peningkatan power lengan pada pemain tenis lapangan.

3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara latihan overhead throw

dengan pullover toss terhadap peningkatan power lengan pada pemain tenis lapangan. Hal ini disebababkan karena kedua bentuk latihan tersebut memberikan efek yang sama terhadap peningkatan power lengan pada pemain tenis lapangan sesuai dengan hasil penelitian dan hasil pengolahan data Statistika.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat penulis


(2)

71

1. Untuk pelatih tenis

Penulis menyarankan untuk menggunakan bentuk latihan overhead throw dan

pullover toss dalam proses latihan untuk meningkatkan power lengan para

atletnya. Karena kedua bentuk latihan tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan power lengan pemain tenis lapangan. Untuk variasi latihan dapat memilih salah satu bentuk latihan di atas.

2. Bagi sekolah-sekolah olahraga

Penulis menyarankan untuk menggunakan latihan overhead throw dan

pullover toss untuk cabang olahraga yang membutuhkan power lengan yang

baik bagi atletnya untuk mencapai prestasi yang diinginkan.

3. Untuk pembina UKM tenis lapang UPI

Penulis menyarankan untuk menggunakan bentuk latihan overhead throw dan

pullover toss dalam proses latihan para anggotanya, sehingga bisa menerapkan

latihan teknik selanjutnya agar hasil pukulannya menjadi lebih baik.

4. Bagi mahasiswa atau peneliti selanjutnya

Karena penelitian yang penulis lakukan berlangsung dalam waktu yang singkat dengan jumlah sampel yang relative kecil maka penulis menganjurkan diadakan penelitian yang lebih lanjut dengan jumlah sampel yang banyak dan waktu yang lebih lama.


(3)

72

Demikian kesimpulan dan sumbangan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil penelitian ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi pengembangan atlet pada cabang olahraga tenis lapangan.


(4)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1989). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Bina Aksara.

Bompa. (2000). Theory And Methodology Of Training. England: Illustrations by Gineta

Chu,Donald A. (1990). Jumping Into Plyometrics. USA: Leisure Press Champagn Illionis.

Damiri, A. (1992). Anatomi Manusia. Bandng: FPOK UPI

Darma, A.S. (2008). Perbandingan Model Pembelajaran Antara Barrier Hops

dengan Stadium Hops Terhadap Power Tungkai Pemain Bulutangkis. Skripsi

Sarjana Pendidikan pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Depdikbud. (1982). Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Penelitian. Jakarta: Depdikbud

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta :CV Tambak Kusuma

Hasanudin-Cholil, D. (2009). Tes Kemampuan Komponen Fisik Dasar

Cabang-Cabang Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Imam-Hidayat, R. (1998). Biomekanika. Bandung: FPOK UPI.

Nasution. (2003). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhasan., Hasanudin-Cholil,D. dan Hidayah, N. (2008). Statistika. Bandung: FPOK UPI


(5)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nurhasan dan Hasanudin-Cholil, D. (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI.

Poerwadarminta, W. (1985).Kamus Besar Bahasa Indonesia.: Jakarta: P.N. Balai Pustaka.

Sajoto. (1990). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam

Olahraga. Semarang: Dahara Prize.

Sari, R.A. (2008). Perbandingan Pengaruh Latihan Pull Over dengan Standing

Two-Arm Overhead Throw Terhadap Peningkatan Power Lengan Atlet Bulutangkis. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPOK UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Satriya., Jafar-Sidik, D. dan Imanudin, I. (2007). Metodologi Kepelatihan

Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Siregar, R. (2000). Tenis Tenaga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudjana. (1982). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: ALFABETA,cv.

Yusuf, U. et al. (2008). Anatomi Manusia. Bandung: FPOK UPI.


(6)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

SUMBER LAIN

Situs Internet :

http://www.repository.upi.edu Kumpulan-Kumpulan Skripsi. [ online ] Tersedia (http://id.shvoong.com/exact-sciences/mathematics/19052012/Pengertian Tenis).

http://google.com. Pengertian Tenis Lapangan. [ online ] Tersedia

(http://id.shvoong.com/exact-sciences/mathematics/20072012/Pengertian Tenis).

http://google.com Teknik Pukulan Tenis [ online ] Tersedia

(http://jurnal-sdm.blogspot.com/2012/07/.html Teknik Pukulan Tenis).

http://google.com Pengertian Power Lengan [ online ] Tersedia


Dokumen yang terkait

PENGARUH LATIHAN MEDICINE BALL SIT-UP THROW DAN LATIHAN MEDICINE BALL OVERHEAD THROW TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN PADA ATLET PETARUNG PUTERA OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT KURATA III-V SATUAN LATIHAN UNIMED TAHUN 2016.

0 4 19

PENGARUH PENAMBAHAN KINESIOTAPPING PADA LATIHAN PLYOMETRIK TERHADAP PENINGKATAN Pengaruh Penambahan Kinesiotapping Pada Latihan Plyometrik Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan.

0 3 12

PENGARUH PENAMBAHAN KINESIOTAPPING PADA LATIHAN PLYOMETRIK TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN Pengaruh Penambahan Kinesiotapping Pada Latihan Plyometrik Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan.

0 4 15

PENDAHULUAN Pengaruh Penambahan Kinesiotapping Pada Latihan Plyometrik Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan.

0 2 5

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MEDICINE BALL TWIST DENGAN LATIHAN HORIZONTAL SWING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN DAN KEMAMPUAN PUSH PADA ATLET PUTRA UNIMED HOCKEY CLUB TAHUN 2012.

0 2 21

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MEDICINE BALL OVERHEAD THROW DENGAN LATIHAN MEDICINE BALL PULLOVER TOSS TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN DAN HASIL SERVIS DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN PADA ATLET PUTRA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) TENIS USU 2012.

0 1 26

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC PUSH UP DENGAN LATIHAN MEDICINE BALL FORWARD OVERHEAD THROW TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN DAN HASIL KETEPATAN PUSH PADA PERMAINAN HOKI ATLET PUTERA UNIMED HOKI CLUB TAHUN 2012.

0 1 23

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MEDICINE BALL TWO HAND SIDE THROW DENGAN LATIHAN HORIZONTAL SWING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN DAN HASIL KEMAMPUAN PUSH DALAM PERMAINAN HOKI PADA ATLET PUTRI UNIMED TAHUN 2012.

0 7 30

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDICINE BALL THROW DAN HEAVY BAG THRUST TERHADAP POWER OTOT LENGAN PADA SISWA PUTRI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN 2015/2016.

1 2 11

1 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MEDICINE BALL SCOOP TOSS DENGAN LATIHAN MEDICINE BALL THROW TERHADAP POWER OTOT LENGAN BAHU PADA TIM BOLAVOLI PUTRI SMAN OLAHRAGA PROVINSI RIAU

0 0 6