HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI KELURAHAN SONDAKAN SURAKARTA Hubungan Asupan Lemak Dan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Di Kelurahan Sondakan Surakarta.
HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN
DARAH PADA LANSIA DI KELURAHAN SONDAKAN SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
AULIA NISA HAPSARI
J 310 110 077
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN
DARAH PADA LANSIA DI KELURAHAN SONDAKAN SURAKARTA
Aulia Nisa Hapsari J310110077
Pembimbing : 1. Dwi Sarbini, SST.,M.Kes
2. Siti Zulaekah, A.,M.Si
Program Studi Ilmu Gizi Jenjang S1 Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57162
Email : nisaa3637@gmail.com
ABSTRACT
Introduction: Two factors that can affect blood pressure are low physical activity
and axcess intake of fat. Less activities will cause the increase of heart rate,
therefore heart has to work harder. Increase of fat intake will increase the levels
of fat in the blood, therefore it the accumulation of fat will lead to clogged arteries.
Objective: To determine the correlation between fat intake and physical activity
and blood pressure in the elderly at the sondakan village surakarta.
Method: This study was an observational study with cross sectional approach.
67 subjects through simple random sampling. Physical activity was obtained by
physical activity recall, intake of fat was using Semi Quantitative Food Frequency
Questionnaire for one month, and blood pressure was obtained from direct
measurement using a sphygmomanometer by a midwife. The result shows that
Pearson product moment was used for correlation test.
Results: The result shows that 91.0% of the subjects had a high fat intake.
65.8% of the subjects had mild physical activity. 76.1% of the subjects had high
systolic blood pressure and 53.7% of the subjects had high diastolic blood
pressure.
Conclusion: No association between fat intake and physical activity and blood
pressure in the elderly at sondakan village surakarta.
Suggestions: Further research can investigate other factors such as factors that
can be controlled include sodium intake, smoking, stress, obesity lifestyle, and
medications. Factors that can not be controlled include age, gender, and family
history, as well as the presence of other comorbidities such as diabetes mellitus,
stroke, coronary heart disease, and kidney failure.
Keywords: Blood Pressure, Intake of Fat , Physical Activity
Bibliography: 58: 2000-2013
ABSTRAK
Pendahuluan : Dua faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah adalah
rendahnya aktivitas fisik serta asupan lemak yang berlebih. Aktivitas yang kurang
akan menyebabkan frekuensi denyut jantung meningkat, sehingga jantung akan
bekerja lebih keras. Asupan lemak yang meningkat akan mempengaruhi
meningkatnya kadar lemak dalam darah sehingga akan terjadi penimbunan
2
lemak dan akan menyumbat pembuluh darah.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan asupan lemak dan aktivitas fisik dengan
tekanan darah pada lansia di kelurahan sondakan surakarta.
Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan subyek
menggunakan simple random sampling dengan jumlah subjek penelitian
sebanyak 67 subjek. Aktivitas fisik diperoleh dengan menggunakan metode recall
aktivitas fisik, asupan lemak diperoleh dengan menggunakan metode Semi
Quantitative Food Frequency Questionaire selama satu bulan, sedangkan
tekanan darah diperoleh dari pengukuran secara langsung dengan
menggunakan Sphygmomanometer oleh bidan desa. Uji korelasi yang digunakan
adalah uji pearson product moment.
Hasil : Sebesar 91,0% subjek memiliki asupan lemak yang tinggi. Sebesar
65,8% subjek memiliki aktivitas fisik ringan. Sebesar 76,1% subjek memiliki
tekanan darah sistolik tinggi dan sebesar 53,7% subjek memiliki tekanan darah
diastolik tinggi.
Kesimpulan : tidak ada hubungan asupan lemak dan aktivitas fisik dengan
tekanan darah pada lansia di Kelurahan Sondakan Surakarta.
Saran : Untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor-faktor lain seperti faktorfaktor yang dapat dikontrol antara lain asupan natrium, merokok, stress, obesitas
gaya hidup, dan obat. Faktor – faktor yang dapat tidak dapat dikontrol antara lain
usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga, serta adanya penyakit penyerta lain
seperti diabetes mellitus, stroke, penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal.
Kata Kunci : Aktivitas Fisik, Asupan Lemak, Tekanan Darah
Kepustakaan :58:2000-2013
gejala.
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah
satu penyakit degeneratif yang harus
Hipertensi
sering
disebut
sebagai silent killer (WHO, 2011).
Ada beberapa faktor yang
menjadi
menyebabkan terjadinya hipertensi,
masyarakat
yaitu faktor yang tidak dapat diubah
yang terjadi di negara maju maupun
dan dapat diubah. Faktor yang tidak
negara berkembang (Depkes, 2008).
dapat diubah,
Hipertensi merupakan suatu kondisi
kelamin,
tekanan darah yang melebihi batas
genetik,
normal, yakni sistolik ≥ 140 mmHg
dapat diubah, yaitu aktifitas fisik,
dan diastolik ≥ 90 mmHg. Tekanan
konsumsi
darah
konsumsi natrium/garam, kebiasaan
diwaspadai.
masalah
Hipertensi
kesehatan
normal
manusia
adalah
yaitu umur, jenis
dan
keturunan/faktor
sedangkan
lemak,
faktor
status
120/80 mmHg. Umumnya penderita
merokok,
kebiasaan
tidak
dirinya
minuman
beralkohol,
karena
(Syukraini, 2010).
menyadari
menderita
jika
hipertensi,
yang
gizi,
konsumsi
dan
stres
hipertensi seringkali tanpa tanda dan
3
Salah satu faktor penyebab
fisik
dengan
tekanan
hipertensi atau tekanan darah tinggi
Kurangnya
adalah asupan makanan. Hal ini
meningkatkan
dikarenakan makanan mempunyai
jantung,
peranan
jantung bekerja lebih keras dalam
yang
berarti
dalam
aktivitas
darah.
fisik
frekuensi
sehingga
memompa
konsumsi natrium yang berlebihan,
akhirnya
mengakibatkan
karbohidrat,
tekanan
darah
dan
lemak
(Darmojo, 2001). Konsumsi tinggi
denyut
menyebabkan
meningkatkan tekanan darah seperti
protein
dapat
darah
yang
pada
naiknya
(Anggara
dan
Prayitno, 2012).
Berdasarkan
lemak dapat menyebabkan tekanan
Hasil
Riset
darah meningkat. Konsumsi lemak
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
yang berlebihan akan meningkatkan
2013,
kadar
Indonesia
kolesterol
dalam
darah
prevalensi
hipertensi
mengalami
di
penurunan
terutama kolesterol LDL dan akan
dari 31,7% pada tahun 2007 menjadi
tertimbun dalam tubuh. Timbunan
25,8% pada tahun 2013. Asumsi
lemak
terjadinya
yang
kolesterol
disebabkan
oleh
menempel
pada
akan
penurunan
bermacam-macam mulai dari alat
pembuluh darah yang lama-kelaman
pengukur
tensi
akan terbentuk plak. Terbentuknya
sampai
pada
plak
masyarakat
dapat
menyebabkan
bisa
yang
kemungkinan
sudah
mulai
berobat
aterosklerosis.
darah
(Kemenkes, 2013). Pada tingkat
yang terkena aterosklerosis akan
provinsi Jawa Tengah (2012), bahwa
berkurang elastisitasnya dan aliran
prevalensi
darah
cukup
ke
terganggu
seluruh
serta
tubuh
dapat
akan
memicu
fasilitas
datang
penyumbatan pembuluh darah atau
Pembuluh
ke
berbeda
tekanan
tinggi
walaupun
di
darah
tinggi
sebesar
26,4%,
Indonesia
kasus
meningkatnya volume darah dan
tekanan
tekanan
penurunan dan penyakit tekanan
tekanan
darah.
darah
Meningkatnya
tersebut
dapat
darah
kesehatan
tinggi
mengalami
darah tinggi merupakan penyakit
mengakibatkan terjadinya hipertensi
tidak
menular,
tetapi
masih
(Jansen, 2006).
memerlukan perhatian yang khusus.
dilakukan
Tekanan darah tinggi yang tidak
oleh Muliyati (2011), menunjukan
segera diatasi akan menimbulkan
adanya hubungan antara aktivitas
faktor resiko berbagai jenis penyakit
Penelitian
yang
4
degeneratif.
salah
satu
Hipertensi
menjadi
Oktober-November
prioritas
masalah
asupan
lemak
2015.
Data
diperoleh
dengan
kesehatan di Indonesia maupun di
form semi kuatitatif food frequency
seluruh dunia, peningkatan tekanan
questionnaires selama satu bulan
darah yang berlangsung kronik akan
dan data aktivitas fisik diperoleh dari
meningkatkan
risiko
hasil wawancara dan pencatatan
tubuh,
aktivitas fisik selama 7 hari berturut-
kerusakan
terjadi
fungsi
organ
seperti otak, jantung, dan ginjal
turut
menggunakan
form
recall
(Tedjasukmana, 2012).
aktivitas fisik. Hasil uji kenormalan
survey
data menggunakan uji kolmogorov
pendahuluan di UPTD Puskesmas
smirnov, menunjukan semua data
Pajang Surakarta pada tanggal 10
berdistribusi
November
2015
digunakan
bahwa
di
kelurahan
sondakan
mempunyai
prevalensi
hipertensi
Berdasarkan
menunjukkan
terbanyak terutama pada
lansia.
normal,
maka
statistic
pearson
uji
product moment.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Puskesmas
Prevalensi hipertensi pada lansia
tahun 2014 sebanyak 196 lansia,
merupakan
jumlah seluruh lansia yang ada di
puskesmas yang berada di wilayah
kelurahan
Kota
sondakan
pada tahun
salah
Pajang
Surakarta
satu
dari
Provinsi
Puskesmas
17
Jawa
2014 adalah 867 lansia. Proporsi
Tengah.
lansia yang menderita hipertensi
berlokasi dijalan Sidoluhur No. 29
didapat hasil sebesar 22,6 % (
Songgala
UPTD Puskesmas Pajang, 2015).
Pajang, Kecamatan Laweyan Kota
RT 03/
Surakarta.
Puskesmas
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
penelitian
Luas
obsevasional
dengan
IV
total
42.793
jiwa.
Kelurahan
wilayah
Pajang
dengan
Pajang
kerja
388,53
jumlah
Wilayah
m²
penduduk
binaan
sectional.
Puskesmas Pajang terdiri atas 4
Pengambilan sampel menggunakan
kelurahan, yaitu Kelurahan Pajang,
teknik
Kelurahan
pendekatan
simple
cross
random
sampling,
Laweyan,
dengan jumlah sampel adalah 67
Karangasem,
lansia usia 45-59 tahun. Penelitian
Sondakan. Penelitian ini dilakukan di
ini
Kelurahan
dilaksanakan
pada
bulan
dan
Kelurahan
Sondakan.
Kelurahan
Kelurahan
5
Sondakan merupakan salah satu
Salim, Laweyan, Kota Surakarta.
Kelurahan di kota Surakarta yang
Kelurahan
menjadi
bagian
Kecamatan
bagian barat kota Surakarta dengan
Laweyan.
Kelurahan
Sondakan
luas wilayah 78,8 hektar dengan
Surakarta berlokasi di Jl. KH. Agus
total jumlah penduduk 13.000 jiwa.
Sondakan
terletak
di
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Subjek Berdasarkan Usia
Tabel 1.
Distribusi Karakteristik Berdasarkan Usia
Kategori Usia
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Lansia Usia Pertengahan
46
68,7
(45-59 tahun)
Lansia (60-74)
21
31,3
Jumlah
67
100%
Berdasarkan
Tabel
1
rata usia lansia dalam penelitian ini
distribusi usia subjek menunjukkan
adalah
usia lansia yang terbanyak dalam
sedangkan
penelitian
sebesar 45 tahun dan usia maksimal
ini
yaitu
lansia
usia
pertengahan sebesar 68,7%. Rata-
56,34
tahun
usia
±
minimal
6,74,
subjek
subjek sebesar 69 tahun.
b. Karakteristik Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2.
Distribusi Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Kategori Jenis Kelamin
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Perempuan
55
82,1
Laki-laki
12
17,9
Jumlah
67
100%
Tabel 2 Berdasarkan Tabel
subjek berjenis kelamin perempuan
12 distribusi jenis kelamin subjek
sebesar 82,1%, sedangkan laki-laki
menunjukkan bahwa sebagian besar
sebesar 17,9%.
6
c. Karakteristik Subjek Berdasarkan Asupan Lemak
Tabel 3.
Distribusi Karakteristik Subjek Berdasarkan Asupan Lemak
Kategori Asupan Lemak
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Baik
6
9,0%
Tinggi
61
91,0%
Jumlah
67
100%
Berdasarkan
distribusi
asupan
menunjukkan
Tabel
kuantitatif
food
frequency
subjek
questioners subjek yang mempunyai
sebagian
asupan lemak yang tinggi lebih
lemak
bahwa
3
besar subjek mempunyai asupan
sering
lemak yang tinggi yaitu 91,0%.
yang
sedangkan asupan lemak minimal
puyuh, dan makanan yang digoreng
subjek yaitu 9,0%, dengan rata-rata
setiap harinya, selain itu subjek juga
asupan lemak sebesar 24,5% ±
lebih
1,438, sedangkan asupan lemak
makanan
minimal
total
dipanasi berkali-kali dan makanan
kebutuhan energi dan asupan lemak
tersebut dikonsumsi lebih dari 1 hari
maksimal subjek yaitu 25% dari total
(seperti : rendang, gudeg, sambal
kebutuhan
goreng dan tumpang).
subjek
20%
energi.
dari
Dari
hasil
mengkonsumsi
bersantan,
sering
yang
makanan
jerohan,
telur
mengkonsumsi
bersantan
yang
penelitian menggunakan form semi
d. Karakteristik Subjek Berdasarkan Aktivitas Fisik
Tabel 4.
Karakteristik Subjek Berdasarkan Aktivitas Fisik
Kategori Aktivitas Fisik
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Ringan
44
65,8%
Sedang
23
34,2%
Jumlah
67
100%
Berdasarkan Tabel 4 distribusi
aktivitas fisik yaitu 1,65 ± 0,18,
aktivitas fisik subjek menunjukkan
sedangkan nilai PAL aktivitas fisik
bahwa
subjek
minimal 1,43 dan nilai PAL aktivitas
memiliki aktivitas fisik ringan sebesar
fisik maksimum 1,99. Dari hasil
65,8% dan subjek yang memiliki
penelitian menggunakan form recall
aktivitas sedang sebesar 34,2%.
aktivitas fisik sebagian besar subjek
pada penelitian ini rata-rata nilai PAL
memiliki aktivitas fisik ringan dan
sebagian
besar
7
memiliki
kegiatan
yang
tidak
yang memiliki aktivitas fisik sedang
beragam, seperti duduk, menonton
memiliki
pekerjaan
atau
status
tv, tiduran dan mengasuh cucu.
pekerjaan yang setiap hari rutin
Subjek yang memiliki aktivitas fisik
dilakukan, seperti berdagang dan
ringan dalam penelitian ini memiliki
menjahit.
status pekerjaan sebagai IRT (Ibu
Rumah Tangga) dan untuk subjek
e. Karakteristik Subjek Berdasarkan Tekanan Darah
Tabel 5
Karakteristik Subjek Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik
Kategori Tekanan Darah Sistolik
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Normal
16
23,9%
Tinggi
51
76,1%
Jumlah
67
100%
Berdasarkan
menunjukkan
5
76,1%, dengan rata-rata tekanan
tekanan
sistolik sebesar 140,75 mmHg ±
Tabel
distibusi
darah sistolik subjek yang termasuk
24,3,
dalam
darah
sistolik minimum sebesar 90 mmHg,
sistolik normal sebesar 23,9% dan
sedangkan tekanan darah sistolik
subjek
maksimal
kategori
yang
tekanan
memiliki
kategori
sedangkan
tekanan
190
darah
mmHg.
tekanan darah sistolik tinggi sebesar
Tabel 6
Karakteristik Subjek berdasarkan Tekanan Darah Diastolik
Kategori Tekanan Darah Diastolik
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Normal
31
46,3%
Tinggi
36
53,7%
Jumlah
67
100%
Berdasarkan
menunjukkan
darah
distribusi
diastolik
6
diastolik sebesar 84,48 mmHg ±
tekanan
11,32, sedangkan tekanan darah
Tabel
subjek
yang
diastolik
minimum
sebesar
60
termasuk kategori tekanan darah
mmHg, sedangkan tekanan darah
diastolik normal sebesar 46,3% dan
diastolik maksimum sebesar 100
subjek yang mempunyai tekanan
mmHg.
darah diastolik tinggi sebesar 53,7%,
dengan
rata-rata
tekanan
darah
Tekanan darah merupakan
faktor yang berperan penting di
8
dalam sirkulasi tubuh. Naik atau
paling
turunnya
berelaksasi
tekanan
mempengaruhi
darah
dapat
keseimbangan
rendah
ketika
(tekanan
ventrikel
diastolik).
Tekanan darah tinggi yang terus
di
dalam tubuh. Tekanan darah sangat
menerus
bervariasi sesuai pembuluh darah
terjadinya kerusakan pada pembuuh
terkait dan denyut jantung. Tekanan
darah ginjal , jantung , otak , dan
darah pada arteri besar bervariasi
mata. Penyakit tekanan darah tinggi
menurut denyutan jantung. Tekanan
juga
ini
terjadinya
paling
tinggi
saat
ventrikel
dapat
menjadi
menyebabkan
penyebab
stoke
dan
umum
serangan
jantung (Herlambang,2013).
berkontraksi ( tekanan sistolik) dan
2. Analisis Bivariat
Hasil penelitian hubungan asupan lemak subjek dengan tekanan darah
dapat dilihat pada tabel 7 dan 8.
a. Hubungan Asupan Lemak dengan Tekanan Darah
Tabel 7.
Distribusi Tekanan darah (Tekanan Darah Sistolik)
Berdasarkan Asupan Lemak pada Lansia
Asupan Lemak
Total
Tekanan Darah
Baik
Tinggi
Sistolik
N
%
n
%
N
%
Normal
2
Tinggi
4
*Uji Korelasi Pearson Product Moment
Tabel 7 menunjukkan bahwa
12,5
7,8
14
47
memiliki
87,5
92,2
16
51
100
100
asupan
lemak
Nilai p
0,261*
tinggi
16 subjek yang mempunyai tekanan
sebesar 92,2% selebihnya subjek
sistolik
besar
memiliki asupan lemak baik sesar
subjek memiliki asupan lemak tinggi
7,8%. Hasil analisa menggunakan
sebesar 87,5%, selebihnya subjek
Pearson Correlation didapatkan nilai
memiliki asupan lemak baik sebesar
p=0,261 (>0,05) yaitu Ho diterima
12,5%, sedangkan dari 51 subjek
yang berarti tidak ada hubungan
yang mempunyai tekanan sistolik
antara
tinggi
tekanan
normal
sebagian
sebagian
besar
subjek
asupan
lemak
darah
dengan
sistolik.
9
Tabel 8.
Distribusi Tekanan darah (Tekanan Darah Sistolik)
Berdasarkan Asupan Lemak pada Lansia
Asupan Lemak
Total
Tekanan Darah
Baik
Tinggi
Diastolik
n
%
n
%
N
%
2
Normal
4
Tinggi
*Uji Korelasi Pearson Product Moment
6,5
11,2
29
32
100
100
31
36
93,5
88,8
Nilai p
0,213*
Penelitian ini sejalan dengan
Tabel 8 menunjukkan bahwa
31 subjek yang mempunyai tekanan
penelitian
diastolik
Sarasaty (2011) di Kelurahan Sawah
normal
sebagian
besar
yang
dilakukan
subjek memiliki asupan lemak tinggi
Baru,
sebesar 93,5%, selebihnya subjek
hubungan yang signifikan antara
memiliki asupan lemak baik sebesar
konsumsi lemak dengan tekanan
6,5%, sedangkan dari 36 subjek
darah dibuktikan nilai p= 0,658.
yang mempunyai tekanan diastolik
Pada penelitian ini menunjukkan
tinggi
tidak ada hubungan yang berarti,
memiliki
sebagian
asupan
besar
lemak
subjek
tinggi
menunjukkan
dikarenakan
terdapat
tidak
oleh
faktor
ada
lain
sebesar 88,8% selebihnya subjek
yang menyebabkan tekanan darah,
memiliki asupan lemak baik sebesar
seperti
11,2%. Hasil analisa menggunakan
riwayat keluarga, merokok, stress,
Pearson Correlation didapatkan nilai
obesitas, gaya hidup dan adanya
p=0,213 (>0,05) yaitu Ho diterima
penyakit lain yang menyertai, seperti
yang berarti tidak ada hubungan
Diabetes Mellitus, Penyakit Jantung
antara
Koroner, dan Stroke.
asupan
lemak
dengan
konsumsi
natrium,
usia,
tekanan darah diastolik.
10
b. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah
Hasil penelitian hubungan asupan lemak subjek dengan tekanan
darah dapat dilihat pada tabel 9 dan 10.
Tabel 9.
Distribusi Tekanan darah (Tekanan Darah Sistolik)
Berdasarkan Aktivitas Fisik pada Lansia
Asupan Lemak
Total
Tekanan Darah
Baik
Tinggi
Sistolik
N
%
n
%
n
%
Normal
2
Tinggi
4
*Uji Korelasi Pearson Product Moment
12,5
7,8
14
47
87,5
92,2
16
51
100
100
Nilai p
0,261*
Tabel 9 menunjukkan bahwa
memiliki aktivitas fisik ringan sebesar
dari 16 subjek yang mempunyai
68,6%. Selebihnya subjek memiliki
tekanan
darah
sistolik
normal
aktivitas fisik sedang sebesar 31,4%.
sebagian
besar
subjek
memiliki
Hasil analisa menggunakan Pearson
aktivitas fisik ringan sebesar 56,25%
Correlation didapatkan nilai p=0,947
selebihnya subjek memiliki aktivitas
(>0,05)
fisik
47,75%,
berarti tidak ada hubungan antara
sedangkan dari 51 subjek yang
aktivitas fisik dengan tekanan darah
mempunyai tekanan darah sistolik
sistolik.
sedang
tinggi
sebesar
sebagian
besar
yaitu
Ho
diterima
yang
subjek
Tabel 10.
Distribusi Tekanan darah (Tekanan Darah diastolik)
Berdasarkan Aktivitas Fisik pada Lansia
Aktivitas Fisik
Total
Tekanan Darah
Ringan
Sedang
Diastolik
n
%
n
%
n
%
22
Normal
22
Tinggi
*Uji Korelasi Pearson Product Moment
70,9
61,2
9
14
29,1
38,8
31
36
100
100
Nilai p
0,745*
Tabel 10 menunjukkan bahwa
darah diastolik tinggi sebagian besar
31 subjek yang mempunyai tekanan
subjek memiliki aktivitas fisik ringan
darah
sebesar 61,2%, selebihnya subjek
diastolik
normal
sebagian
besar subjek memiliki aktivitas fisik
memiliki
aktivitas
fisik
sedang
ringan sebesar 70,9%, selebihnya
sebesar
38,8%.
Hasil
analisa
subjek memiliki aktivitas fisik sedang
menggunakan Pearson Correlation
sebesar 29,1%, sedangkan dari 36
didapatkan nilai p=0,745 (>0,05)
subjek yang mempunyai tekanan
yaitu Ho diterima yang berarti tidak
11
ada hubungan antara aktivitas fisik
menopause
dengan tekanan darah diastolik.
menyebabkan
menurunnya
sensitifitas
leptin
Pada
adanya
penelitian
hubungan
ini
tidak
aktivitas
fisik
yang
hormon
meningkatnya
dapat
asupan
hormon
dan
makan,
dengan tekanan darah pada lansia
dimana
leptin
dapat
di Kelurahan Sondakan Surakarta,
mempengaruhi
tekanan
darah
dikarenakan dari hasil wawancara
melalui aktivitas syaraf simpatetik di
aktivitas fisik masih ada sebagian
hipotalamus (Pramono,2013). Hasil
subjek yang tidak terbuka sewaktu
penelitian
ini
diwawancarai
yang
sejalan
dengan
karena
suasana
penelitian
tidak
kondusif.
Ningsih (2010), dimana penelitian ini
Selain itu juga dikarenakan adanya
tidak menemukan adanya hubungan
faktor-faktor
yang
antara aktivitas fisik dengan kejadian
darah,
hipertensi pada orang dewasa di
posyandu
yang
lain
mempengaruhi
tekanan
seperti status gizi dan menurunnya
hormon
estrogen
pada
dilakukan
oleh
Depok.
wanita
aktivitas fisik ringan sebesar
65,8%.
KESIMPULAN DAN SARAN
3.
A. Kesimpulan
hasil
analisis
darah sistolik sebagian besar
korelasi
tentang
subjek memiliki tekanan darah
Berdasarkan
deskriptif
dan
Berdasarkan kategori tekanan
dan
sistolik tinggi yaitu 76,1% dan
aktivitas fisik dengan tekanan darah
tekanan darah sistolik normal
pada lansia di Kelurahan Sondakan
yaitu 23,9% dan berdasarkan
Surakarta,
kategori tekanan darah diastolik
hubungan
asupan
maka
lemak
dapat
ditarik
sebagian besar subjek memiliki
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Berdasarkan
asupan
tekanan darah diastolik
tinggi
lemak sebagian besar subjek
yaitu, 53,7% dan tekanan darah
memiliki asupan lemak tinggi
diastolik normal yaitu 46,3%.
sebesar
2.
kategori
91,0%
dan
asupan
4. Tidak
ada
hubungan
antara
lemak baik sebesar 9,0%.
asupan lemak dengan tekanan
Berdasarkan kategori aktivitas
darah pada lansia di Kelurahan
fisik subjek memiliki aktivitas
Sondakan Surakarta.
fisik ringan sebesar 65,8% dan
12
5.
Tidak
ada
hubungan
Program
antara
Studi
Kesehatan
aktivitas fisik dengan tekanan
Masyarakat
STIKES MH. Thamrin.
B. Saran
Jurnal Ilmiah Kesehatan.
1. Bagi Posyandu Lansia
Vol 5/No.1
Peningkatan
pemanfaatan
2.
Depkes RI.2008.Kebijakan dan
posyandu lansia terutama fungsi dari
Strategi
penyuluhan agar lansia paham akan
Pencegahan
berbagai
Penanggulangan
penyakit
kardiovaskular
Nasional
dan
seperti hipertensi.
Penyakit Tidak Menular.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Jakarta: Depkes RI.
Perhatikan dalam melakukan
3.
Herlambang.
2013.
penelitian karena kondisi lansia yang
Menaklukkan Hipertensi
tidak kondusif bisa menjadi kendala
dan
dan
Publisher: Yogyakarta.
bisa
mempengaruhi
hasil
penelitian serta dapat meneliti faktor-
4.
Jansen,
faktor lain seperti faktor- faktor yang
dapat dikontrol antara lain asupan
Tugu
Diabetes.
S.
2006.
Makanan
Fungsional.Yogyakarta.
5.
Mulyati
H,
Syam
A,
dan
natrium, merokok, stress, obesitas
Sirajuddin
gaya hidup, dan obat. Faktor – faktor
Hubungan
yang dapat tidak dapat dikontrol
Konsumsi Natrium dan
antara lain usia, jenis kelamin, dan
Kalium
serta
riwayat
denganKejadian
2011.
Pola
Aktivitas
serta
adanya
Fisik
lain
seperti
Hipertensi pada Pasien
diabetes mellitus, stroke, penyakit
Rawat Jalan di RSUP.
jantung koroner, dan gagal ginjal.
Wahidin
penyakit
keluarga,
S.
penyerta
Sudirohusodo
Makassar.
Artikel
DAFTAR PUSTAKA
Penelitian.
Makasaar:
1. Anggara D, F. H dan Prayitno N.
Universitas Hasanuddin.
2013 . Faktor-faktor yang
Berhubungan
Tekanan
Dengan
Darah
di
6.
Ningsih, F. 2010. Hubungan
karakteristik
Asupan
Zat
Individu,
Gizi
dan
Puskesmas Telaga Murni
Gaya
Cikarang Barat. Jakarta :
Kejadian Hipertensi pada
Hidup
Terhadap
13
Dan
Orang Dewasa di Depok
tahun
2008.
Fakultas
Kesehatan
Syarif
Masyarakat
Universitas
Jakarta: Jakarta.
Pramono,
N.
10. Syukraini,
2013.
Meningkatkan
Hidup
I.
2010.
Analisis
Faktor Resiko Hipertensi
Kualitas
pada Masyarakat Nagari
Lanjut
Bango
Pidato
Sumatera Barat. pp: 33 –
Pengukuhan.
FK
Tanjung
53,
Universitas Diponegoro.
http//:respository.usu.ac.i
Semarang.
d/.
Penelitian
dan
Diakses
29
September 2015
Riset Kesehatan Dasar. 2013.
Badan
11. Tedjasukmana, P. 2012. Tata
Pengembangan
Laksana
Hipertensi.
Kesehatan, Departemen
Departemen
Kardiologi,
Kesehatan,
RS Premier Jatinegara
Republik
Indonesia. Jakarta.
9.
Hidayatullah
Upaya
Wanita
Usia.
8.
Kesehatan
Universitas Islam Negeri
Skripsi.
Indonesia.
7.
Ilmu
Sarasaty
RF.
2011.
Faktor
dan RS Grha Kedoya.
Yang
Berhubungan
Jakarta: Indonesia.
Faktor-
Dengan
12. UPTD
Puskesmas
Pajang
Surakarta. 2015.
Pada
13. WHO. 2011. Global Database
Kelompok Lanjut Usia Di
on Body Mass Index an
Kelurahan Sawah Baru
interactive
Kecamatan Ciputat, Kota
tool
Tangerang
Selatan
nutrition transition. Word
Tahun
Skripsi.
Health
Hipertensi
2011.
Program
for
surveillance
monitoring
Organizatio
Studi
Kesehatan
Masyarakat
Fakultas
Kedokteran
14
DARAH PADA LANSIA DI KELURAHAN SONDAKAN SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
AULIA NISA HAPSARI
J 310 110 077
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN
DARAH PADA LANSIA DI KELURAHAN SONDAKAN SURAKARTA
Aulia Nisa Hapsari J310110077
Pembimbing : 1. Dwi Sarbini, SST.,M.Kes
2. Siti Zulaekah, A.,M.Si
Program Studi Ilmu Gizi Jenjang S1 Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57162
Email : nisaa3637@gmail.com
ABSTRACT
Introduction: Two factors that can affect blood pressure are low physical activity
and axcess intake of fat. Less activities will cause the increase of heart rate,
therefore heart has to work harder. Increase of fat intake will increase the levels
of fat in the blood, therefore it the accumulation of fat will lead to clogged arteries.
Objective: To determine the correlation between fat intake and physical activity
and blood pressure in the elderly at the sondakan village surakarta.
Method: This study was an observational study with cross sectional approach.
67 subjects through simple random sampling. Physical activity was obtained by
physical activity recall, intake of fat was using Semi Quantitative Food Frequency
Questionnaire for one month, and blood pressure was obtained from direct
measurement using a sphygmomanometer by a midwife. The result shows that
Pearson product moment was used for correlation test.
Results: The result shows that 91.0% of the subjects had a high fat intake.
65.8% of the subjects had mild physical activity. 76.1% of the subjects had high
systolic blood pressure and 53.7% of the subjects had high diastolic blood
pressure.
Conclusion: No association between fat intake and physical activity and blood
pressure in the elderly at sondakan village surakarta.
Suggestions: Further research can investigate other factors such as factors that
can be controlled include sodium intake, smoking, stress, obesity lifestyle, and
medications. Factors that can not be controlled include age, gender, and family
history, as well as the presence of other comorbidities such as diabetes mellitus,
stroke, coronary heart disease, and kidney failure.
Keywords: Blood Pressure, Intake of Fat , Physical Activity
Bibliography: 58: 2000-2013
ABSTRAK
Pendahuluan : Dua faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah adalah
rendahnya aktivitas fisik serta asupan lemak yang berlebih. Aktivitas yang kurang
akan menyebabkan frekuensi denyut jantung meningkat, sehingga jantung akan
bekerja lebih keras. Asupan lemak yang meningkat akan mempengaruhi
meningkatnya kadar lemak dalam darah sehingga akan terjadi penimbunan
2
lemak dan akan menyumbat pembuluh darah.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan asupan lemak dan aktivitas fisik dengan
tekanan darah pada lansia di kelurahan sondakan surakarta.
Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan subyek
menggunakan simple random sampling dengan jumlah subjek penelitian
sebanyak 67 subjek. Aktivitas fisik diperoleh dengan menggunakan metode recall
aktivitas fisik, asupan lemak diperoleh dengan menggunakan metode Semi
Quantitative Food Frequency Questionaire selama satu bulan, sedangkan
tekanan darah diperoleh dari pengukuran secara langsung dengan
menggunakan Sphygmomanometer oleh bidan desa. Uji korelasi yang digunakan
adalah uji pearson product moment.
Hasil : Sebesar 91,0% subjek memiliki asupan lemak yang tinggi. Sebesar
65,8% subjek memiliki aktivitas fisik ringan. Sebesar 76,1% subjek memiliki
tekanan darah sistolik tinggi dan sebesar 53,7% subjek memiliki tekanan darah
diastolik tinggi.
Kesimpulan : tidak ada hubungan asupan lemak dan aktivitas fisik dengan
tekanan darah pada lansia di Kelurahan Sondakan Surakarta.
Saran : Untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor-faktor lain seperti faktorfaktor yang dapat dikontrol antara lain asupan natrium, merokok, stress, obesitas
gaya hidup, dan obat. Faktor – faktor yang dapat tidak dapat dikontrol antara lain
usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga, serta adanya penyakit penyerta lain
seperti diabetes mellitus, stroke, penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal.
Kata Kunci : Aktivitas Fisik, Asupan Lemak, Tekanan Darah
Kepustakaan :58:2000-2013
gejala.
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah
satu penyakit degeneratif yang harus
Hipertensi
sering
disebut
sebagai silent killer (WHO, 2011).
Ada beberapa faktor yang
menjadi
menyebabkan terjadinya hipertensi,
masyarakat
yaitu faktor yang tidak dapat diubah
yang terjadi di negara maju maupun
dan dapat diubah. Faktor yang tidak
negara berkembang (Depkes, 2008).
dapat diubah,
Hipertensi merupakan suatu kondisi
kelamin,
tekanan darah yang melebihi batas
genetik,
normal, yakni sistolik ≥ 140 mmHg
dapat diubah, yaitu aktifitas fisik,
dan diastolik ≥ 90 mmHg. Tekanan
konsumsi
darah
konsumsi natrium/garam, kebiasaan
diwaspadai.
masalah
Hipertensi
kesehatan
normal
manusia
adalah
yaitu umur, jenis
dan
keturunan/faktor
sedangkan
lemak,
faktor
status
120/80 mmHg. Umumnya penderita
merokok,
kebiasaan
tidak
dirinya
minuman
beralkohol,
karena
(Syukraini, 2010).
menyadari
menderita
jika
hipertensi,
yang
gizi,
konsumsi
dan
stres
hipertensi seringkali tanpa tanda dan
3
Salah satu faktor penyebab
fisik
dengan
tekanan
hipertensi atau tekanan darah tinggi
Kurangnya
adalah asupan makanan. Hal ini
meningkatkan
dikarenakan makanan mempunyai
jantung,
peranan
jantung bekerja lebih keras dalam
yang
berarti
dalam
aktivitas
darah.
fisik
frekuensi
sehingga
memompa
konsumsi natrium yang berlebihan,
akhirnya
mengakibatkan
karbohidrat,
tekanan
darah
dan
lemak
(Darmojo, 2001). Konsumsi tinggi
denyut
menyebabkan
meningkatkan tekanan darah seperti
protein
dapat
darah
yang
pada
naiknya
(Anggara
dan
Prayitno, 2012).
Berdasarkan
lemak dapat menyebabkan tekanan
Hasil
Riset
darah meningkat. Konsumsi lemak
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
yang berlebihan akan meningkatkan
2013,
kadar
Indonesia
kolesterol
dalam
darah
prevalensi
hipertensi
mengalami
di
penurunan
terutama kolesterol LDL dan akan
dari 31,7% pada tahun 2007 menjadi
tertimbun dalam tubuh. Timbunan
25,8% pada tahun 2013. Asumsi
lemak
terjadinya
yang
kolesterol
disebabkan
oleh
menempel
pada
akan
penurunan
bermacam-macam mulai dari alat
pembuluh darah yang lama-kelaman
pengukur
tensi
akan terbentuk plak. Terbentuknya
sampai
pada
plak
masyarakat
dapat
menyebabkan
bisa
yang
kemungkinan
sudah
mulai
berobat
aterosklerosis.
darah
(Kemenkes, 2013). Pada tingkat
yang terkena aterosklerosis akan
provinsi Jawa Tengah (2012), bahwa
berkurang elastisitasnya dan aliran
prevalensi
darah
cukup
ke
terganggu
seluruh
serta
tubuh
dapat
akan
memicu
fasilitas
datang
penyumbatan pembuluh darah atau
Pembuluh
ke
berbeda
tekanan
tinggi
walaupun
di
darah
tinggi
sebesar
26,4%,
Indonesia
kasus
meningkatnya volume darah dan
tekanan
tekanan
penurunan dan penyakit tekanan
tekanan
darah.
darah
Meningkatnya
tersebut
dapat
darah
kesehatan
tinggi
mengalami
darah tinggi merupakan penyakit
mengakibatkan terjadinya hipertensi
tidak
menular,
tetapi
masih
(Jansen, 2006).
memerlukan perhatian yang khusus.
dilakukan
Tekanan darah tinggi yang tidak
oleh Muliyati (2011), menunjukan
segera diatasi akan menimbulkan
adanya hubungan antara aktivitas
faktor resiko berbagai jenis penyakit
Penelitian
yang
4
degeneratif.
salah
satu
Hipertensi
menjadi
Oktober-November
prioritas
masalah
asupan
lemak
2015.
Data
diperoleh
dengan
kesehatan di Indonesia maupun di
form semi kuatitatif food frequency
seluruh dunia, peningkatan tekanan
questionnaires selama satu bulan
darah yang berlangsung kronik akan
dan data aktivitas fisik diperoleh dari
meningkatkan
risiko
hasil wawancara dan pencatatan
tubuh,
aktivitas fisik selama 7 hari berturut-
kerusakan
terjadi
fungsi
organ
seperti otak, jantung, dan ginjal
turut
menggunakan
form
recall
(Tedjasukmana, 2012).
aktivitas fisik. Hasil uji kenormalan
survey
data menggunakan uji kolmogorov
pendahuluan di UPTD Puskesmas
smirnov, menunjukan semua data
Pajang Surakarta pada tanggal 10
berdistribusi
November
2015
digunakan
bahwa
di
kelurahan
sondakan
mempunyai
prevalensi
hipertensi
Berdasarkan
menunjukkan
terbanyak terutama pada
lansia.
normal,
maka
statistic
pearson
uji
product moment.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Puskesmas
Prevalensi hipertensi pada lansia
tahun 2014 sebanyak 196 lansia,
merupakan
jumlah seluruh lansia yang ada di
puskesmas yang berada di wilayah
kelurahan
Kota
sondakan
pada tahun
salah
Pajang
Surakarta
satu
dari
Provinsi
Puskesmas
17
Jawa
2014 adalah 867 lansia. Proporsi
Tengah.
lansia yang menderita hipertensi
berlokasi dijalan Sidoluhur No. 29
didapat hasil sebesar 22,6 % (
Songgala
UPTD Puskesmas Pajang, 2015).
Pajang, Kecamatan Laweyan Kota
RT 03/
Surakarta.
Puskesmas
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
penelitian
Luas
obsevasional
dengan
IV
total
42.793
jiwa.
Kelurahan
wilayah
Pajang
dengan
Pajang
kerja
388,53
jumlah
Wilayah
m²
penduduk
binaan
sectional.
Puskesmas Pajang terdiri atas 4
Pengambilan sampel menggunakan
kelurahan, yaitu Kelurahan Pajang,
teknik
Kelurahan
pendekatan
simple
cross
random
sampling,
Laweyan,
dengan jumlah sampel adalah 67
Karangasem,
lansia usia 45-59 tahun. Penelitian
Sondakan. Penelitian ini dilakukan di
ini
Kelurahan
dilaksanakan
pada
bulan
dan
Kelurahan
Sondakan.
Kelurahan
Kelurahan
5
Sondakan merupakan salah satu
Salim, Laweyan, Kota Surakarta.
Kelurahan di kota Surakarta yang
Kelurahan
menjadi
bagian
Kecamatan
bagian barat kota Surakarta dengan
Laweyan.
Kelurahan
Sondakan
luas wilayah 78,8 hektar dengan
Surakarta berlokasi di Jl. KH. Agus
total jumlah penduduk 13.000 jiwa.
Sondakan
terletak
di
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Subjek Berdasarkan Usia
Tabel 1.
Distribusi Karakteristik Berdasarkan Usia
Kategori Usia
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Lansia Usia Pertengahan
46
68,7
(45-59 tahun)
Lansia (60-74)
21
31,3
Jumlah
67
100%
Berdasarkan
Tabel
1
rata usia lansia dalam penelitian ini
distribusi usia subjek menunjukkan
adalah
usia lansia yang terbanyak dalam
sedangkan
penelitian
sebesar 45 tahun dan usia maksimal
ini
yaitu
lansia
usia
pertengahan sebesar 68,7%. Rata-
56,34
tahun
usia
±
minimal
6,74,
subjek
subjek sebesar 69 tahun.
b. Karakteristik Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2.
Distribusi Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Kategori Jenis Kelamin
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Perempuan
55
82,1
Laki-laki
12
17,9
Jumlah
67
100%
Tabel 2 Berdasarkan Tabel
subjek berjenis kelamin perempuan
12 distribusi jenis kelamin subjek
sebesar 82,1%, sedangkan laki-laki
menunjukkan bahwa sebagian besar
sebesar 17,9%.
6
c. Karakteristik Subjek Berdasarkan Asupan Lemak
Tabel 3.
Distribusi Karakteristik Subjek Berdasarkan Asupan Lemak
Kategori Asupan Lemak
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Baik
6
9,0%
Tinggi
61
91,0%
Jumlah
67
100%
Berdasarkan
distribusi
asupan
menunjukkan
Tabel
kuantitatif
food
frequency
subjek
questioners subjek yang mempunyai
sebagian
asupan lemak yang tinggi lebih
lemak
bahwa
3
besar subjek mempunyai asupan
sering
lemak yang tinggi yaitu 91,0%.
yang
sedangkan asupan lemak minimal
puyuh, dan makanan yang digoreng
subjek yaitu 9,0%, dengan rata-rata
setiap harinya, selain itu subjek juga
asupan lemak sebesar 24,5% ±
lebih
1,438, sedangkan asupan lemak
makanan
minimal
total
dipanasi berkali-kali dan makanan
kebutuhan energi dan asupan lemak
tersebut dikonsumsi lebih dari 1 hari
maksimal subjek yaitu 25% dari total
(seperti : rendang, gudeg, sambal
kebutuhan
goreng dan tumpang).
subjek
20%
energi.
dari
Dari
hasil
mengkonsumsi
bersantan,
sering
yang
makanan
jerohan,
telur
mengkonsumsi
bersantan
yang
penelitian menggunakan form semi
d. Karakteristik Subjek Berdasarkan Aktivitas Fisik
Tabel 4.
Karakteristik Subjek Berdasarkan Aktivitas Fisik
Kategori Aktivitas Fisik
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Ringan
44
65,8%
Sedang
23
34,2%
Jumlah
67
100%
Berdasarkan Tabel 4 distribusi
aktivitas fisik yaitu 1,65 ± 0,18,
aktivitas fisik subjek menunjukkan
sedangkan nilai PAL aktivitas fisik
bahwa
subjek
minimal 1,43 dan nilai PAL aktivitas
memiliki aktivitas fisik ringan sebesar
fisik maksimum 1,99. Dari hasil
65,8% dan subjek yang memiliki
penelitian menggunakan form recall
aktivitas sedang sebesar 34,2%.
aktivitas fisik sebagian besar subjek
pada penelitian ini rata-rata nilai PAL
memiliki aktivitas fisik ringan dan
sebagian
besar
7
memiliki
kegiatan
yang
tidak
yang memiliki aktivitas fisik sedang
beragam, seperti duduk, menonton
memiliki
pekerjaan
atau
status
tv, tiduran dan mengasuh cucu.
pekerjaan yang setiap hari rutin
Subjek yang memiliki aktivitas fisik
dilakukan, seperti berdagang dan
ringan dalam penelitian ini memiliki
menjahit.
status pekerjaan sebagai IRT (Ibu
Rumah Tangga) dan untuk subjek
e. Karakteristik Subjek Berdasarkan Tekanan Darah
Tabel 5
Karakteristik Subjek Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik
Kategori Tekanan Darah Sistolik
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Normal
16
23,9%
Tinggi
51
76,1%
Jumlah
67
100%
Berdasarkan
menunjukkan
5
76,1%, dengan rata-rata tekanan
tekanan
sistolik sebesar 140,75 mmHg ±
Tabel
distibusi
darah sistolik subjek yang termasuk
24,3,
dalam
darah
sistolik minimum sebesar 90 mmHg,
sistolik normal sebesar 23,9% dan
sedangkan tekanan darah sistolik
subjek
maksimal
kategori
yang
tekanan
memiliki
kategori
sedangkan
tekanan
190
darah
mmHg.
tekanan darah sistolik tinggi sebesar
Tabel 6
Karakteristik Subjek berdasarkan Tekanan Darah Diastolik
Kategori Tekanan Darah Diastolik
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Normal
31
46,3%
Tinggi
36
53,7%
Jumlah
67
100%
Berdasarkan
menunjukkan
darah
distribusi
diastolik
6
diastolik sebesar 84,48 mmHg ±
tekanan
11,32, sedangkan tekanan darah
Tabel
subjek
yang
diastolik
minimum
sebesar
60
termasuk kategori tekanan darah
mmHg, sedangkan tekanan darah
diastolik normal sebesar 46,3% dan
diastolik maksimum sebesar 100
subjek yang mempunyai tekanan
mmHg.
darah diastolik tinggi sebesar 53,7%,
dengan
rata-rata
tekanan
darah
Tekanan darah merupakan
faktor yang berperan penting di
8
dalam sirkulasi tubuh. Naik atau
paling
turunnya
berelaksasi
tekanan
mempengaruhi
darah
dapat
keseimbangan
rendah
ketika
(tekanan
ventrikel
diastolik).
Tekanan darah tinggi yang terus
di
dalam tubuh. Tekanan darah sangat
menerus
bervariasi sesuai pembuluh darah
terjadinya kerusakan pada pembuuh
terkait dan denyut jantung. Tekanan
darah ginjal , jantung , otak , dan
darah pada arteri besar bervariasi
mata. Penyakit tekanan darah tinggi
menurut denyutan jantung. Tekanan
juga
ini
terjadinya
paling
tinggi
saat
ventrikel
dapat
menjadi
menyebabkan
penyebab
stoke
dan
umum
serangan
jantung (Herlambang,2013).
berkontraksi ( tekanan sistolik) dan
2. Analisis Bivariat
Hasil penelitian hubungan asupan lemak subjek dengan tekanan darah
dapat dilihat pada tabel 7 dan 8.
a. Hubungan Asupan Lemak dengan Tekanan Darah
Tabel 7.
Distribusi Tekanan darah (Tekanan Darah Sistolik)
Berdasarkan Asupan Lemak pada Lansia
Asupan Lemak
Total
Tekanan Darah
Baik
Tinggi
Sistolik
N
%
n
%
N
%
Normal
2
Tinggi
4
*Uji Korelasi Pearson Product Moment
Tabel 7 menunjukkan bahwa
12,5
7,8
14
47
memiliki
87,5
92,2
16
51
100
100
asupan
lemak
Nilai p
0,261*
tinggi
16 subjek yang mempunyai tekanan
sebesar 92,2% selebihnya subjek
sistolik
besar
memiliki asupan lemak baik sesar
subjek memiliki asupan lemak tinggi
7,8%. Hasil analisa menggunakan
sebesar 87,5%, selebihnya subjek
Pearson Correlation didapatkan nilai
memiliki asupan lemak baik sebesar
p=0,261 (>0,05) yaitu Ho diterima
12,5%, sedangkan dari 51 subjek
yang berarti tidak ada hubungan
yang mempunyai tekanan sistolik
antara
tinggi
tekanan
normal
sebagian
sebagian
besar
subjek
asupan
lemak
darah
dengan
sistolik.
9
Tabel 8.
Distribusi Tekanan darah (Tekanan Darah Sistolik)
Berdasarkan Asupan Lemak pada Lansia
Asupan Lemak
Total
Tekanan Darah
Baik
Tinggi
Diastolik
n
%
n
%
N
%
2
Normal
4
Tinggi
*Uji Korelasi Pearson Product Moment
6,5
11,2
29
32
100
100
31
36
93,5
88,8
Nilai p
0,213*
Penelitian ini sejalan dengan
Tabel 8 menunjukkan bahwa
31 subjek yang mempunyai tekanan
penelitian
diastolik
Sarasaty (2011) di Kelurahan Sawah
normal
sebagian
besar
yang
dilakukan
subjek memiliki asupan lemak tinggi
Baru,
sebesar 93,5%, selebihnya subjek
hubungan yang signifikan antara
memiliki asupan lemak baik sebesar
konsumsi lemak dengan tekanan
6,5%, sedangkan dari 36 subjek
darah dibuktikan nilai p= 0,658.
yang mempunyai tekanan diastolik
Pada penelitian ini menunjukkan
tinggi
tidak ada hubungan yang berarti,
memiliki
sebagian
asupan
besar
lemak
subjek
tinggi
menunjukkan
dikarenakan
terdapat
tidak
oleh
faktor
ada
lain
sebesar 88,8% selebihnya subjek
yang menyebabkan tekanan darah,
memiliki asupan lemak baik sebesar
seperti
11,2%. Hasil analisa menggunakan
riwayat keluarga, merokok, stress,
Pearson Correlation didapatkan nilai
obesitas, gaya hidup dan adanya
p=0,213 (>0,05) yaitu Ho diterima
penyakit lain yang menyertai, seperti
yang berarti tidak ada hubungan
Diabetes Mellitus, Penyakit Jantung
antara
Koroner, dan Stroke.
asupan
lemak
dengan
konsumsi
natrium,
usia,
tekanan darah diastolik.
10
b. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah
Hasil penelitian hubungan asupan lemak subjek dengan tekanan
darah dapat dilihat pada tabel 9 dan 10.
Tabel 9.
Distribusi Tekanan darah (Tekanan Darah Sistolik)
Berdasarkan Aktivitas Fisik pada Lansia
Asupan Lemak
Total
Tekanan Darah
Baik
Tinggi
Sistolik
N
%
n
%
n
%
Normal
2
Tinggi
4
*Uji Korelasi Pearson Product Moment
12,5
7,8
14
47
87,5
92,2
16
51
100
100
Nilai p
0,261*
Tabel 9 menunjukkan bahwa
memiliki aktivitas fisik ringan sebesar
dari 16 subjek yang mempunyai
68,6%. Selebihnya subjek memiliki
tekanan
darah
sistolik
normal
aktivitas fisik sedang sebesar 31,4%.
sebagian
besar
subjek
memiliki
Hasil analisa menggunakan Pearson
aktivitas fisik ringan sebesar 56,25%
Correlation didapatkan nilai p=0,947
selebihnya subjek memiliki aktivitas
(>0,05)
fisik
47,75%,
berarti tidak ada hubungan antara
sedangkan dari 51 subjek yang
aktivitas fisik dengan tekanan darah
mempunyai tekanan darah sistolik
sistolik.
sedang
tinggi
sebesar
sebagian
besar
yaitu
Ho
diterima
yang
subjek
Tabel 10.
Distribusi Tekanan darah (Tekanan Darah diastolik)
Berdasarkan Aktivitas Fisik pada Lansia
Aktivitas Fisik
Total
Tekanan Darah
Ringan
Sedang
Diastolik
n
%
n
%
n
%
22
Normal
22
Tinggi
*Uji Korelasi Pearson Product Moment
70,9
61,2
9
14
29,1
38,8
31
36
100
100
Nilai p
0,745*
Tabel 10 menunjukkan bahwa
darah diastolik tinggi sebagian besar
31 subjek yang mempunyai tekanan
subjek memiliki aktivitas fisik ringan
darah
sebesar 61,2%, selebihnya subjek
diastolik
normal
sebagian
besar subjek memiliki aktivitas fisik
memiliki
aktivitas
fisik
sedang
ringan sebesar 70,9%, selebihnya
sebesar
38,8%.
Hasil
analisa
subjek memiliki aktivitas fisik sedang
menggunakan Pearson Correlation
sebesar 29,1%, sedangkan dari 36
didapatkan nilai p=0,745 (>0,05)
subjek yang mempunyai tekanan
yaitu Ho diterima yang berarti tidak
11
ada hubungan antara aktivitas fisik
menopause
dengan tekanan darah diastolik.
menyebabkan
menurunnya
sensitifitas
leptin
Pada
adanya
penelitian
hubungan
ini
tidak
aktivitas
fisik
yang
hormon
meningkatnya
dapat
asupan
hormon
dan
makan,
dengan tekanan darah pada lansia
dimana
leptin
dapat
di Kelurahan Sondakan Surakarta,
mempengaruhi
tekanan
darah
dikarenakan dari hasil wawancara
melalui aktivitas syaraf simpatetik di
aktivitas fisik masih ada sebagian
hipotalamus (Pramono,2013). Hasil
subjek yang tidak terbuka sewaktu
penelitian
ini
diwawancarai
yang
sejalan
dengan
karena
suasana
penelitian
tidak
kondusif.
Ningsih (2010), dimana penelitian ini
Selain itu juga dikarenakan adanya
tidak menemukan adanya hubungan
faktor-faktor
yang
antara aktivitas fisik dengan kejadian
darah,
hipertensi pada orang dewasa di
posyandu
yang
lain
mempengaruhi
tekanan
seperti status gizi dan menurunnya
hormon
estrogen
pada
dilakukan
oleh
Depok.
wanita
aktivitas fisik ringan sebesar
65,8%.
KESIMPULAN DAN SARAN
3.
A. Kesimpulan
hasil
analisis
darah sistolik sebagian besar
korelasi
tentang
subjek memiliki tekanan darah
Berdasarkan
deskriptif
dan
Berdasarkan kategori tekanan
dan
sistolik tinggi yaitu 76,1% dan
aktivitas fisik dengan tekanan darah
tekanan darah sistolik normal
pada lansia di Kelurahan Sondakan
yaitu 23,9% dan berdasarkan
Surakarta,
kategori tekanan darah diastolik
hubungan
asupan
maka
lemak
dapat
ditarik
sebagian besar subjek memiliki
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Berdasarkan
asupan
tekanan darah diastolik
tinggi
lemak sebagian besar subjek
yaitu, 53,7% dan tekanan darah
memiliki asupan lemak tinggi
diastolik normal yaitu 46,3%.
sebesar
2.
kategori
91,0%
dan
asupan
4. Tidak
ada
hubungan
antara
lemak baik sebesar 9,0%.
asupan lemak dengan tekanan
Berdasarkan kategori aktivitas
darah pada lansia di Kelurahan
fisik subjek memiliki aktivitas
Sondakan Surakarta.
fisik ringan sebesar 65,8% dan
12
5.
Tidak
ada
hubungan
Program
antara
Studi
Kesehatan
aktivitas fisik dengan tekanan
Masyarakat
STIKES MH. Thamrin.
B. Saran
Jurnal Ilmiah Kesehatan.
1. Bagi Posyandu Lansia
Vol 5/No.1
Peningkatan
pemanfaatan
2.
Depkes RI.2008.Kebijakan dan
posyandu lansia terutama fungsi dari
Strategi
penyuluhan agar lansia paham akan
Pencegahan
berbagai
Penanggulangan
penyakit
kardiovaskular
Nasional
dan
seperti hipertensi.
Penyakit Tidak Menular.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Jakarta: Depkes RI.
Perhatikan dalam melakukan
3.
Herlambang.
2013.
penelitian karena kondisi lansia yang
Menaklukkan Hipertensi
tidak kondusif bisa menjadi kendala
dan
dan
Publisher: Yogyakarta.
bisa
mempengaruhi
hasil
penelitian serta dapat meneliti faktor-
4.
Jansen,
faktor lain seperti faktor- faktor yang
dapat dikontrol antara lain asupan
Tugu
Diabetes.
S.
2006.
Makanan
Fungsional.Yogyakarta.
5.
Mulyati
H,
Syam
A,
dan
natrium, merokok, stress, obesitas
Sirajuddin
gaya hidup, dan obat. Faktor – faktor
Hubungan
yang dapat tidak dapat dikontrol
Konsumsi Natrium dan
antara lain usia, jenis kelamin, dan
Kalium
serta
riwayat
denganKejadian
2011.
Pola
Aktivitas
serta
adanya
Fisik
lain
seperti
Hipertensi pada Pasien
diabetes mellitus, stroke, penyakit
Rawat Jalan di RSUP.
jantung koroner, dan gagal ginjal.
Wahidin
penyakit
keluarga,
S.
penyerta
Sudirohusodo
Makassar.
Artikel
DAFTAR PUSTAKA
Penelitian.
Makasaar:
1. Anggara D, F. H dan Prayitno N.
Universitas Hasanuddin.
2013 . Faktor-faktor yang
Berhubungan
Tekanan
Dengan
Darah
di
6.
Ningsih, F. 2010. Hubungan
karakteristik
Asupan
Zat
Individu,
Gizi
dan
Puskesmas Telaga Murni
Gaya
Cikarang Barat. Jakarta :
Kejadian Hipertensi pada
Hidup
Terhadap
13
Dan
Orang Dewasa di Depok
tahun
2008.
Fakultas
Kesehatan
Syarif
Masyarakat
Universitas
Jakarta: Jakarta.
Pramono,
N.
10. Syukraini,
2013.
Meningkatkan
Hidup
I.
2010.
Analisis
Faktor Resiko Hipertensi
Kualitas
pada Masyarakat Nagari
Lanjut
Bango
Pidato
Sumatera Barat. pp: 33 –
Pengukuhan.
FK
Tanjung
53,
Universitas Diponegoro.
http//:respository.usu.ac.i
Semarang.
d/.
Penelitian
dan
Diakses
29
September 2015
Riset Kesehatan Dasar. 2013.
Badan
11. Tedjasukmana, P. 2012. Tata
Pengembangan
Laksana
Hipertensi.
Kesehatan, Departemen
Departemen
Kardiologi,
Kesehatan,
RS Premier Jatinegara
Republik
Indonesia. Jakarta.
9.
Hidayatullah
Upaya
Wanita
Usia.
8.
Kesehatan
Universitas Islam Negeri
Skripsi.
Indonesia.
7.
Ilmu
Sarasaty
RF.
2011.
Faktor
dan RS Grha Kedoya.
Yang
Berhubungan
Jakarta: Indonesia.
Faktor-
Dengan
12. UPTD
Puskesmas
Pajang
Surakarta. 2015.
Pada
13. WHO. 2011. Global Database
Kelompok Lanjut Usia Di
on Body Mass Index an
Kelurahan Sawah Baru
interactive
Kecamatan Ciputat, Kota
tool
Tangerang
Selatan
nutrition transition. Word
Tahun
Skripsi.
Health
Hipertensi
2011.
Program
for
surveillance
monitoring
Organizatio
Studi
Kesehatan
Masyarakat
Fakultas
Kedokteran
14