HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI KELURAHAN SONDAKAN SURAKARTA Hubungan Asupan Lemak Dan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Di Kelurahan Sondakan Surakarta.

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN
DARAH PADA LANSIA DI KELURAHAN SONDAKAN SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

AULIA NISA HAPSARI
J 310 110 077

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN
DARAH PADA LANSIA DI KELURAHAN SONDAKAN SURAKARTA
Aulia Nisa Hapsari J310110077
Pembimbing : 1. Dwi Sarbini, SST.,M.Kes
2. Siti Zulaekah, A.,M.Si


Program Studi Ilmu Gizi Jenjang S1 Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57162
Email : nisaa3637@gmail.com
ABSTRACT

Introduction: Two factors that can affect blood pressure are low physical activity
and axcess intake of fat. Less activities will cause the increase of heart rate,
therefore heart has to work harder. Increase of fat intake will increase the levels
of fat in the blood, therefore it the accumulation of fat will lead to clogged arteries.
Objective: To determine the correlation between fat intake and physical activity
and blood pressure in the elderly at the sondakan village surakarta.
Method: This study was an observational study with cross sectional approach.
67 subjects through simple random sampling. Physical activity was obtained by
physical activity recall, intake of fat was using Semi Quantitative Food Frequency
Questionnaire for one month, and blood pressure was obtained from direct
measurement using a sphygmomanometer by a midwife. The result shows that
Pearson product moment was used for correlation test.
Results: The result shows that 91.0% of the subjects had a high fat intake.
65.8% of the subjects had mild physical activity. 76.1% of the subjects had high

systolic blood pressure and 53.7% of the subjects had high diastolic blood
pressure.
Conclusion: No association between fat intake and physical activity and blood
pressure in the elderly at sondakan village surakarta.
Suggestions: Further research can investigate other factors such as factors that
can be controlled include sodium intake, smoking, stress, obesity lifestyle, and
medications. Factors that can not be controlled include age, gender, and family
history, as well as the presence of other comorbidities such as diabetes mellitus,
stroke, coronary heart disease, and kidney failure.
Keywords: Blood Pressure, Intake of Fat , Physical Activity
Bibliography: 58: 2000-2013
ABSTRAK
Pendahuluan : Dua faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah adalah
rendahnya aktivitas fisik serta asupan lemak yang berlebih. Aktivitas yang kurang
akan menyebabkan frekuensi denyut jantung meningkat, sehingga jantung akan
bekerja lebih keras. Asupan lemak yang meningkat akan mempengaruhi
meningkatnya kadar lemak dalam darah sehingga akan terjadi penimbunan

2


lemak dan akan menyumbat pembuluh darah.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan asupan lemak dan aktivitas fisik dengan
tekanan darah pada lansia di kelurahan sondakan surakarta.
Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan subyek
menggunakan simple random sampling dengan jumlah subjek penelitian
sebanyak 67 subjek. Aktivitas fisik diperoleh dengan menggunakan metode recall
aktivitas fisik, asupan lemak diperoleh dengan menggunakan metode Semi
Quantitative Food Frequency Questionaire selama satu bulan, sedangkan
tekanan darah diperoleh dari pengukuran secara langsung dengan
menggunakan Sphygmomanometer oleh bidan desa. Uji korelasi yang digunakan
adalah uji pearson product moment.
Hasil : Sebesar 91,0% subjek memiliki asupan lemak yang tinggi. Sebesar
65,8% subjek memiliki aktivitas fisik ringan. Sebesar 76,1% subjek memiliki
tekanan darah sistolik tinggi dan sebesar 53,7% subjek memiliki tekanan darah
diastolik tinggi.
Kesimpulan : tidak ada hubungan asupan lemak dan aktivitas fisik dengan
tekanan darah pada lansia di Kelurahan Sondakan Surakarta.
Saran : Untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor-faktor lain seperti faktorfaktor yang dapat dikontrol antara lain asupan natrium, merokok, stress, obesitas
gaya hidup, dan obat. Faktor – faktor yang dapat tidak dapat dikontrol antara lain

usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga, serta adanya penyakit penyerta lain
seperti diabetes mellitus, stroke, penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal.
Kata Kunci : Aktivitas Fisik, Asupan Lemak, Tekanan Darah
Kepustakaan :58:2000-2013
gejala.

PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah
satu penyakit degeneratif yang harus

Hipertensi

sering

disebut

sebagai silent killer (WHO, 2011).
Ada beberapa faktor yang

menjadi


menyebabkan terjadinya hipertensi,

masyarakat

yaitu faktor yang tidak dapat diubah

yang terjadi di negara maju maupun

dan dapat diubah. Faktor yang tidak

negara berkembang (Depkes, 2008).

dapat diubah,

Hipertensi merupakan suatu kondisi

kelamin,

tekanan darah yang melebihi batas


genetik,

normal, yakni sistolik ≥ 140 mmHg

dapat diubah, yaitu aktifitas fisik,

dan diastolik ≥ 90 mmHg. Tekanan

konsumsi

darah

konsumsi natrium/garam, kebiasaan

diwaspadai.
masalah

Hipertensi


kesehatan

normal

manusia

adalah

yaitu umur, jenis

dan

keturunan/faktor

sedangkan

lemak,

faktor


status

120/80 mmHg. Umumnya penderita

merokok,

kebiasaan

tidak

dirinya

minuman

beralkohol,

karena

(Syukraini, 2010).


menyadari

menderita

jika

hipertensi,

yang

gizi,

konsumsi
dan

stres

hipertensi seringkali tanpa tanda dan

3


Salah satu faktor penyebab

fisik

dengan

tekanan

hipertensi atau tekanan darah tinggi

Kurangnya

adalah asupan makanan. Hal ini

meningkatkan

dikarenakan makanan mempunyai

jantung,


peranan

jantung bekerja lebih keras dalam

yang

berarti

dalam

aktivitas

darah.

fisik

frekuensi

sehingga

memompa

konsumsi natrium yang berlebihan,

akhirnya

mengakibatkan

karbohidrat,

tekanan

darah

dan

lemak

(Darmojo, 2001). Konsumsi tinggi

denyut

menyebabkan

meningkatkan tekanan darah seperti

protein

dapat

darah

yang

pada
naiknya

(Anggara

dan

Prayitno, 2012).
Berdasarkan

lemak dapat menyebabkan tekanan

Hasil

Riset

darah meningkat. Konsumsi lemak

Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

yang berlebihan akan meningkatkan

2013,

kadar

Indonesia

kolesterol

dalam

darah

prevalensi

hipertensi

mengalami

di

penurunan

terutama kolesterol LDL dan akan

dari 31,7% pada tahun 2007 menjadi

tertimbun dalam tubuh. Timbunan

25,8% pada tahun 2013. Asumsi

lemak

terjadinya

yang

kolesterol

disebabkan

oleh

menempel

pada

akan

penurunan

bermacam-macam mulai dari alat

pembuluh darah yang lama-kelaman

pengukur

tensi

akan terbentuk plak. Terbentuknya

sampai

pada

plak

masyarakat

dapat

menyebabkan

bisa

yang

kemungkinan

sudah

mulai

berobat

aterosklerosis.

darah

(Kemenkes, 2013). Pada tingkat

yang terkena aterosklerosis akan

provinsi Jawa Tengah (2012), bahwa

berkurang elastisitasnya dan aliran

prevalensi

darah

cukup

ke

terganggu

seluruh
serta

tubuh

dapat

akan

memicu

fasilitas

datang

penyumbatan pembuluh darah atau
Pembuluh

ke

berbeda

tekanan

tinggi

walaupun

di

darah

tinggi

sebesar

26,4%,

Indonesia

kasus

meningkatnya volume darah dan

tekanan

tekanan

penurunan dan penyakit tekanan

tekanan

darah.
darah

Meningkatnya
tersebut

dapat

darah

kesehatan

tinggi

mengalami

darah tinggi merupakan penyakit

mengakibatkan terjadinya hipertensi

tidak

menular,

tetapi

masih

(Jansen, 2006).

memerlukan perhatian yang khusus.
dilakukan

Tekanan darah tinggi yang tidak

oleh Muliyati (2011), menunjukan

segera diatasi akan menimbulkan

adanya hubungan antara aktivitas

faktor resiko berbagai jenis penyakit

Penelitian

yang

4

degeneratif.
salah

satu

Hipertensi

menjadi

Oktober-November

prioritas

masalah

asupan

lemak

2015.

Data

diperoleh

dengan

kesehatan di Indonesia maupun di

form semi kuatitatif food frequency

seluruh dunia, peningkatan tekanan

questionnaires selama satu bulan

darah yang berlangsung kronik akan

dan data aktivitas fisik diperoleh dari

meningkatkan

risiko

hasil wawancara dan pencatatan

tubuh,

aktivitas fisik selama 7 hari berturut-

kerusakan

terjadi

fungsi

organ

seperti otak, jantung, dan ginjal

turut

menggunakan

form

recall

(Tedjasukmana, 2012).

aktivitas fisik. Hasil uji kenormalan
survey

data menggunakan uji kolmogorov

pendahuluan di UPTD Puskesmas

smirnov, menunjukan semua data

Pajang Surakarta pada tanggal 10

berdistribusi

November

2015

digunakan

bahwa

di

kelurahan

sondakan

mempunyai

prevalensi

hipertensi

Berdasarkan

menunjukkan

terbanyak terutama pada

lansia.

normal,

maka

statistic

pearson

uji

product moment.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Puskesmas

Prevalensi hipertensi pada lansia
tahun 2014 sebanyak 196 lansia,

merupakan

jumlah seluruh lansia yang ada di

puskesmas yang berada di wilayah

kelurahan

Kota

sondakan

pada tahun

salah

Pajang

Surakarta

satu

dari

Provinsi

Puskesmas

17

Jawa

2014 adalah 867 lansia. Proporsi

Tengah.

lansia yang menderita hipertensi

berlokasi dijalan Sidoluhur No. 29

didapat hasil sebesar 22,6 % (

Songgala

UPTD Puskesmas Pajang, 2015).

Pajang, Kecamatan Laweyan Kota

RT 03/

Surakarta.
Puskesmas

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
penelitian

Luas

obsevasional

dengan

IV

total

42.793

jiwa.

Kelurahan

wilayah

Pajang

dengan

Pajang

kerja

388,53

jumlah
Wilayah



penduduk
binaan

sectional.

Puskesmas Pajang terdiri atas 4

Pengambilan sampel menggunakan

kelurahan, yaitu Kelurahan Pajang,

teknik

Kelurahan

pendekatan

simple

cross

random

sampling,

Laweyan,

dengan jumlah sampel adalah 67

Karangasem,

lansia usia 45-59 tahun. Penelitian

Sondakan. Penelitian ini dilakukan di

ini

Kelurahan

dilaksanakan

pada

bulan

dan

Kelurahan

Sondakan.

Kelurahan

Kelurahan

5

Sondakan merupakan salah satu

Salim, Laweyan, Kota Surakarta.

Kelurahan di kota Surakarta yang

Kelurahan

menjadi

bagian

Kecamatan

bagian barat kota Surakarta dengan

Laweyan.

Kelurahan

Sondakan

luas wilayah 78,8 hektar dengan

Surakarta berlokasi di Jl. KH. Agus

total jumlah penduduk 13.000 jiwa.

Sondakan

terletak

di

1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Subjek Berdasarkan Usia
Tabel 1.
Distribusi Karakteristik Berdasarkan Usia
Kategori Usia
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Lansia Usia Pertengahan
46
68,7
(45-59 tahun)
Lansia (60-74)
21
31,3
Jumlah
67
100%

Berdasarkan

Tabel

1

rata usia lansia dalam penelitian ini

distribusi usia subjek menunjukkan

adalah

usia lansia yang terbanyak dalam

sedangkan

penelitian

sebesar 45 tahun dan usia maksimal

ini

yaitu

lansia

usia

pertengahan sebesar 68,7%. Rata-

56,34

tahun

usia

±

minimal

6,74,
subjek

subjek sebesar 69 tahun.

b. Karakteristik Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2.
Distribusi Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Kategori Jenis Kelamin
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Perempuan
55
82,1
Laki-laki
12
17,9
Jumlah
67
100%

Tabel 2 Berdasarkan Tabel

subjek berjenis kelamin perempuan

12 distribusi jenis kelamin subjek

sebesar 82,1%, sedangkan laki-laki

menunjukkan bahwa sebagian besar

sebesar 17,9%.

6

c. Karakteristik Subjek Berdasarkan Asupan Lemak
Tabel 3.
Distribusi Karakteristik Subjek Berdasarkan Asupan Lemak
Kategori Asupan Lemak
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Baik
6
9,0%
Tinggi
61
91,0%
Jumlah
67
100%

Berdasarkan
distribusi

asupan

menunjukkan

Tabel

kuantitatif

food

frequency

subjek

questioners subjek yang mempunyai

sebagian

asupan lemak yang tinggi lebih

lemak

bahwa

3

besar subjek mempunyai asupan

sering

lemak yang tinggi yaitu 91,0%.

yang

sedangkan asupan lemak minimal

puyuh, dan makanan yang digoreng

subjek yaitu 9,0%, dengan rata-rata

setiap harinya, selain itu subjek juga

asupan lemak sebesar 24,5% ±

lebih

1,438, sedangkan asupan lemak

makanan

minimal

total

dipanasi berkali-kali dan makanan

kebutuhan energi dan asupan lemak

tersebut dikonsumsi lebih dari 1 hari

maksimal subjek yaitu 25% dari total

(seperti : rendang, gudeg, sambal

kebutuhan

goreng dan tumpang).

subjek

20%

energi.

dari

Dari

hasil

mengkonsumsi
bersantan,

sering
yang

makanan

jerohan,

telur

mengkonsumsi
bersantan

yang

penelitian menggunakan form semi
d. Karakteristik Subjek Berdasarkan Aktivitas Fisik
Tabel 4.
Karakteristik Subjek Berdasarkan Aktivitas Fisik
Kategori Aktivitas Fisik
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Ringan
44
65,8%
Sedang
23
34,2%
Jumlah
67
100%

Berdasarkan Tabel 4 distribusi

aktivitas fisik yaitu 1,65 ± 0,18,

aktivitas fisik subjek menunjukkan

sedangkan nilai PAL aktivitas fisik

bahwa

subjek

minimal 1,43 dan nilai PAL aktivitas

memiliki aktivitas fisik ringan sebesar

fisik maksimum 1,99. Dari hasil

65,8% dan subjek yang memiliki

penelitian menggunakan form recall

aktivitas sedang sebesar 34,2%.

aktivitas fisik sebagian besar subjek

pada penelitian ini rata-rata nilai PAL

memiliki aktivitas fisik ringan dan

sebagian

besar

7

memiliki

kegiatan

yang

tidak

yang memiliki aktivitas fisik sedang

beragam, seperti duduk, menonton

memiliki

pekerjaan

atau

status

tv, tiduran dan mengasuh cucu.

pekerjaan yang setiap hari rutin

Subjek yang memiliki aktivitas fisik

dilakukan, seperti berdagang dan

ringan dalam penelitian ini memiliki

menjahit.

status pekerjaan sebagai IRT (Ibu
Rumah Tangga) dan untuk subjek
e. Karakteristik Subjek Berdasarkan Tekanan Darah
Tabel 5
Karakteristik Subjek Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik
Kategori Tekanan Darah Sistolik
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Normal
16
23,9%
Tinggi
51
76,1%
Jumlah
67
100%

Berdasarkan
menunjukkan

5

76,1%, dengan rata-rata tekanan

tekanan

sistolik sebesar 140,75 mmHg ±

Tabel

distibusi

darah sistolik subjek yang termasuk

24,3,

dalam

darah

sistolik minimum sebesar 90 mmHg,

sistolik normal sebesar 23,9% dan

sedangkan tekanan darah sistolik

subjek

maksimal

kategori

yang

tekanan

memiliki

kategori

sedangkan

tekanan

190

darah

mmHg.

tekanan darah sistolik tinggi sebesar
Tabel 6
Karakteristik Subjek berdasarkan Tekanan Darah Diastolik
Kategori Tekanan Darah Diastolik
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Normal
31
46,3%
Tinggi
36
53,7%
Jumlah
67
100%

Berdasarkan
menunjukkan
darah

distribusi

diastolik

6

diastolik sebesar 84,48 mmHg ±

tekanan

11,32, sedangkan tekanan darah

Tabel

subjek

yang

diastolik

minimum

sebesar

60

termasuk kategori tekanan darah

mmHg, sedangkan tekanan darah

diastolik normal sebesar 46,3% dan

diastolik maksimum sebesar 100

subjek yang mempunyai tekanan

mmHg.

darah diastolik tinggi sebesar 53,7%,
dengan

rata-rata

tekanan

darah

Tekanan darah merupakan
faktor yang berperan penting di

8

dalam sirkulasi tubuh. Naik atau

paling

turunnya

berelaksasi

tekanan

mempengaruhi

darah

dapat

keseimbangan

rendah

ketika

(tekanan

ventrikel
diastolik).

Tekanan darah tinggi yang terus

di

dalam tubuh. Tekanan darah sangat

menerus

bervariasi sesuai pembuluh darah

terjadinya kerusakan pada pembuuh

terkait dan denyut jantung. Tekanan

darah ginjal , jantung , otak , dan

darah pada arteri besar bervariasi

mata. Penyakit tekanan darah tinggi

menurut denyutan jantung. Tekanan

juga

ini

terjadinya

paling

tinggi

saat

ventrikel

dapat

menjadi

menyebabkan

penyebab

stoke

dan

umum

serangan

jantung (Herlambang,2013).

berkontraksi ( tekanan sistolik) dan
2. Analisis Bivariat

Hasil penelitian hubungan asupan lemak subjek dengan tekanan darah
dapat dilihat pada tabel 7 dan 8.

a. Hubungan Asupan Lemak dengan Tekanan Darah
Tabel 7.
Distribusi Tekanan darah (Tekanan Darah Sistolik)
Berdasarkan Asupan Lemak pada Lansia
Asupan Lemak
Total
Tekanan Darah
Baik
Tinggi
Sistolik
N
%
n
%
N
%
Normal
2
Tinggi
4
*Uji Korelasi Pearson Product Moment

Tabel 7 menunjukkan bahwa

12,5
7,8

14
47

memiliki

87,5
92,2

16
51

100
100

asupan

lemak

Nilai p

0,261*

tinggi

16 subjek yang mempunyai tekanan

sebesar 92,2% selebihnya subjek

sistolik

besar

memiliki asupan lemak baik sesar

subjek memiliki asupan lemak tinggi

7,8%. Hasil analisa menggunakan

sebesar 87,5%, selebihnya subjek

Pearson Correlation didapatkan nilai

memiliki asupan lemak baik sebesar

p=0,261 (>0,05) yaitu Ho diterima

12,5%, sedangkan dari 51 subjek

yang berarti tidak ada hubungan

yang mempunyai tekanan sistolik

antara

tinggi

tekanan

normal

sebagian

sebagian

besar

subjek

asupan

lemak

darah

dengan
sistolik.

9

Tabel 8.
Distribusi Tekanan darah (Tekanan Darah Sistolik)
Berdasarkan Asupan Lemak pada Lansia
Asupan Lemak
Total
Tekanan Darah
Baik
Tinggi
Diastolik
n
%
n
%
N
%
2
Normal
4
Tinggi
*Uji Korelasi Pearson Product Moment

6,5
11,2

29
32

100
100

31
36

93,5
88,8

Nilai p

0,213*

Penelitian ini sejalan dengan

Tabel 8 menunjukkan bahwa
31 subjek yang mempunyai tekanan

penelitian

diastolik

Sarasaty (2011) di Kelurahan Sawah

normal

sebagian

besar

yang

dilakukan

subjek memiliki asupan lemak tinggi

Baru,

sebesar 93,5%, selebihnya subjek

hubungan yang signifikan antara

memiliki asupan lemak baik sebesar

konsumsi lemak dengan tekanan

6,5%, sedangkan dari 36 subjek

darah dibuktikan nilai p= 0,658.

yang mempunyai tekanan diastolik

Pada penelitian ini menunjukkan

tinggi

tidak ada hubungan yang berarti,

memiliki

sebagian
asupan

besar
lemak

subjek
tinggi

menunjukkan

dikarenakan

terdapat

tidak

oleh

faktor

ada

lain

sebesar 88,8% selebihnya subjek

yang menyebabkan tekanan darah,

memiliki asupan lemak baik sebesar

seperti

11,2%. Hasil analisa menggunakan

riwayat keluarga, merokok, stress,

Pearson Correlation didapatkan nilai

obesitas, gaya hidup dan adanya

p=0,213 (>0,05) yaitu Ho diterima

penyakit lain yang menyertai, seperti

yang berarti tidak ada hubungan

Diabetes Mellitus, Penyakit Jantung

antara

Koroner, dan Stroke.

asupan

lemak

dengan

konsumsi

natrium,

usia,

tekanan darah diastolik.

10

b. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah
Hasil penelitian hubungan asupan lemak subjek dengan tekanan
darah dapat dilihat pada tabel 9 dan 10.
Tabel 9.
Distribusi Tekanan darah (Tekanan Darah Sistolik)
Berdasarkan Aktivitas Fisik pada Lansia
Asupan Lemak
Total
Tekanan Darah
Baik
Tinggi
Sistolik
N
%
n
%
n
%
Normal
2
Tinggi
4
*Uji Korelasi Pearson Product Moment

12,5
7,8

14
47

87,5
92,2

16
51

100
100

Nilai p

0,261*

Tabel 9 menunjukkan bahwa

memiliki aktivitas fisik ringan sebesar

dari 16 subjek yang mempunyai

68,6%. Selebihnya subjek memiliki

tekanan

darah

sistolik

normal

aktivitas fisik sedang sebesar 31,4%.

sebagian

besar

subjek

memiliki

Hasil analisa menggunakan Pearson

aktivitas fisik ringan sebesar 56,25%

Correlation didapatkan nilai p=0,947

selebihnya subjek memiliki aktivitas

(>0,05)

fisik

47,75%,

berarti tidak ada hubungan antara

sedangkan dari 51 subjek yang

aktivitas fisik dengan tekanan darah

mempunyai tekanan darah sistolik

sistolik.

sedang

tinggi

sebesar

sebagian

besar

yaitu

Ho

diterima

yang

subjek

Tabel 10.
Distribusi Tekanan darah (Tekanan Darah diastolik)
Berdasarkan Aktivitas Fisik pada Lansia
Aktivitas Fisik
Total
Tekanan Darah
Ringan
Sedang
Diastolik
n
%
n
%
n
%
22
Normal
22
Tinggi
*Uji Korelasi Pearson Product Moment

70,9
61,2

9
14

29,1
38,8

31
36

100
100

Nilai p

0,745*

Tabel 10 menunjukkan bahwa

darah diastolik tinggi sebagian besar

31 subjek yang mempunyai tekanan

subjek memiliki aktivitas fisik ringan

darah

sebesar 61,2%, selebihnya subjek

diastolik

normal

sebagian

besar subjek memiliki aktivitas fisik

memiliki

aktivitas

fisik

sedang

ringan sebesar 70,9%, selebihnya

sebesar

38,8%.

Hasil

analisa

subjek memiliki aktivitas fisik sedang

menggunakan Pearson Correlation

sebesar 29,1%, sedangkan dari 36

didapatkan nilai p=0,745 (>0,05)

subjek yang mempunyai tekanan

yaitu Ho diterima yang berarti tidak

11

ada hubungan antara aktivitas fisik

menopause

dengan tekanan darah diastolik.

menyebabkan

menurunnya

sensitifitas

leptin

Pada
adanya

penelitian

hubungan

ini

tidak

aktivitas

fisik

yang

hormon

meningkatnya

dapat

asupan

hormon

dan

makan,

dengan tekanan darah pada lansia

dimana

leptin

dapat

di Kelurahan Sondakan Surakarta,

mempengaruhi

tekanan

darah

dikarenakan dari hasil wawancara

melalui aktivitas syaraf simpatetik di

aktivitas fisik masih ada sebagian

hipotalamus (Pramono,2013). Hasil

subjek yang tidak terbuka sewaktu

penelitian

ini

diwawancarai

yang

sejalan

dengan

karena

suasana

penelitian

tidak

kondusif.

Ningsih (2010), dimana penelitian ini

Selain itu juga dikarenakan adanya

tidak menemukan adanya hubungan

faktor-faktor

yang

antara aktivitas fisik dengan kejadian

darah,

hipertensi pada orang dewasa di

posyandu

yang

lain

mempengaruhi

tekanan

seperti status gizi dan menurunnya
hormon

estrogen

pada

dilakukan

oleh

Depok.

wanita
aktivitas fisik ringan sebesar
65,8%.

KESIMPULAN DAN SARAN
3.

A. Kesimpulan
hasil

analisis

darah sistolik sebagian besar

korelasi

tentang

subjek memiliki tekanan darah

Berdasarkan
deskriptif

dan

Berdasarkan kategori tekanan

dan

sistolik tinggi yaitu 76,1% dan

aktivitas fisik dengan tekanan darah

tekanan darah sistolik normal

pada lansia di Kelurahan Sondakan

yaitu 23,9% dan berdasarkan

Surakarta,

kategori tekanan darah diastolik

hubungan

asupan

maka

lemak

dapat

ditarik

sebagian besar subjek memiliki

kesimpulan sebagai berikut :
1.

Berdasarkan

asupan

tekanan darah diastolik

tinggi

lemak sebagian besar subjek

yaitu, 53,7% dan tekanan darah

memiliki asupan lemak tinggi

diastolik normal yaitu 46,3%.

sebesar

2.

kategori

91,0%

dan

asupan

4. Tidak

ada

hubungan

antara

lemak baik sebesar 9,0%.

asupan lemak dengan tekanan

Berdasarkan kategori aktivitas

darah pada lansia di Kelurahan

fisik subjek memiliki aktivitas

Sondakan Surakarta.

fisik ringan sebesar 65,8% dan

12

5.

Tidak

ada

hubungan

Program

antara

Studi

Kesehatan

aktivitas fisik dengan tekanan

Masyarakat

STIKES MH. Thamrin.
B. Saran

Jurnal Ilmiah Kesehatan.

1. Bagi Posyandu Lansia

Vol 5/No.1

Peningkatan

pemanfaatan

2.

Depkes RI.2008.Kebijakan dan

posyandu lansia terutama fungsi dari

Strategi

penyuluhan agar lansia paham akan

Pencegahan

berbagai

Penanggulangan

penyakit

kardiovaskular

Nasional
dan

seperti hipertensi.

Penyakit Tidak Menular.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Jakarta: Depkes RI.

Perhatikan dalam melakukan

3.

Herlambang.

2013.

penelitian karena kondisi lansia yang

Menaklukkan Hipertensi

tidak kondusif bisa menjadi kendala

dan

dan

Publisher: Yogyakarta.

bisa

mempengaruhi

hasil

penelitian serta dapat meneliti faktor-

4.

Jansen,

faktor lain seperti faktor- faktor yang
dapat dikontrol antara lain asupan

Tugu

Diabetes.

S.

2006.

Makanan

Fungsional.Yogyakarta.
5.

Mulyati

H,

Syam

A,

dan

natrium, merokok, stress, obesitas

Sirajuddin

gaya hidup, dan obat. Faktor – faktor

Hubungan

yang dapat tidak dapat dikontrol

Konsumsi Natrium dan

antara lain usia, jenis kelamin, dan

Kalium

serta

riwayat

denganKejadian

2011.
Pola

Aktivitas

serta

adanya

Fisik

lain

seperti

Hipertensi pada Pasien

diabetes mellitus, stroke, penyakit

Rawat Jalan di RSUP.

jantung koroner, dan gagal ginjal.

Wahidin

penyakit

keluarga,

S.

penyerta

Sudirohusodo

Makassar.

Artikel

DAFTAR PUSTAKA

Penelitian.

Makasaar:

1. Anggara D, F. H dan Prayitno N.

Universitas Hasanuddin.

2013 . Faktor-faktor yang
Berhubungan
Tekanan

Dengan

Darah

di

6.

Ningsih, F. 2010. Hubungan
karakteristik
Asupan

Zat

Individu,
Gizi

dan

Puskesmas Telaga Murni

Gaya

Cikarang Barat. Jakarta :

Kejadian Hipertensi pada

Hidup

Terhadap

13

Dan

Orang Dewasa di Depok
tahun

2008.

Fakultas

Kesehatan

Syarif

Masyarakat

Universitas

Jakarta: Jakarta.

Pramono,

N.

10. Syukraini,

2013.

Meningkatkan
Hidup

I.

2010.

Analisis

Faktor Resiko Hipertensi

Kualitas

pada Masyarakat Nagari

Lanjut

Bango

Pidato

Sumatera Barat. pp: 33 –

Pengukuhan.

FK

Tanjung

53,

Universitas Diponegoro.

http//:respository.usu.ac.i

Semarang.

d/.

Penelitian

dan

Diakses

29

September 2015

Riset Kesehatan Dasar. 2013.
Badan

11. Tedjasukmana, P. 2012. Tata

Pengembangan

Laksana

Hipertensi.

Kesehatan, Departemen

Departemen

Kardiologi,

Kesehatan,

RS Premier Jatinegara

Republik

Indonesia. Jakarta.
9.

Hidayatullah

Upaya

Wanita

Usia.

8.

Kesehatan

Universitas Islam Negeri

Skripsi.

Indonesia.
7.

Ilmu

Sarasaty

RF.

2011.

Faktor

dan RS Grha Kedoya.

Yang

Berhubungan

Jakarta: Indonesia.

Faktor-

Dengan

12. UPTD

Puskesmas

Pajang

Surakarta. 2015.

Pada

13. WHO. 2011. Global Database

Kelompok Lanjut Usia Di

on Body Mass Index an

Kelurahan Sawah Baru

interactive

Kecamatan Ciputat, Kota

tool

Tangerang

Selatan

nutrition transition. Word

Tahun

Skripsi.

Health

Hipertensi

2011.

Program

for

surveillance
monitoring

Organizatio

Studi

Kesehatan

Masyarakat

Fakultas

Kedokteran

14

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA BOLON Hubungan Asupan Lemak Dan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Di Posyandu Lansia Desa Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten Karangany

0 2 19

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA BOLON Hubungan Asupan Lemak Dan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Di Posyandu Lansia Desa Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten Karangany

0 2 17

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI KELURAHAN SONDAKAN SURAKARTA Hubungan Asupan Lemak Dan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Di Kelurahan Sondakan Surakarta.

0 2 17

PENDAHULUAN Hubungan Asupan Lemak Dan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Di Kelurahan Sondakan Surakarta.

0 5 5

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Asupan Lemak Dan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Di Kelurahan Sondakan Surakarta.

0 3 4

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK, ASUPAN NATRIUM DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA WANITA PRALANSIA Hubungan Asupan Lemak, Asupan Natrium Dan Status Gizi Dengan Tekanan Darah Sistolik Pada Wanita Pralansia Di Pos Kesehatan Lansia Kelurahan Bojongba

1 5 16

HUBUNGAN ASUPAN SERAT, ASUPAN NATRIUM DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH DI UNIT Hubungan Asupan Serat, Asupan Natrium Dan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Di Unit Rawat Jalan UPTD Puskesmas Pajang Surakarta.

1 4 15

SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN LEMAK TOTAL DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN Hubungan Asupan Lemak Total Dan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Wanita Menopause Di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali.

0 1 19

HUBUNGAN KARAKTERISTIK (UMUR, JENIS KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN) DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH Hubungan Karakteristik (Umur, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan) Dan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Di Kelurahan Makamhaji Kecamat

0 9 16

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK DENGAN STATUS GIZI DAN TEKANAN DARAH HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK DENGAN STATUS GIZI DAN TEKANAN DARAH GERIATRI DI PANTI WREDA SURAKARTA.

0 1 16