Persiapan Bahan a. Pembuatan surfaktan MES Analisa Interfacial Tension IFT Analisa Dynamic Core Adsorption

Diagram penelitian yang dilakukan Gambar 1. Diagram penelitian yang dilakukan

1. Persiapan Bahan a. Pembuatan surfaktan MES

Pembuatan surfaktan MES dilakukan melalui proses sulfonasi metil ester dengan reaktan NaHSO 3 , Kondisi proses yang digunakan pada tahap pembuatan MES merujuk pada Pore 1993 dan berdasarkan formula terbaik Hidayati 2005. Rasio mol metil ester dan reaktan NaHSO 3 adalah 1 : 1,5, suhu reaksi 100 C dan lama reaksi 4,5 jam. Proses pemurnian dilakukan dengan menambahkan metanol sebanyak 30vv pada suhu 50 C selama 1,5 jam dan dilanjutkan dengan proses netralisasi menggunakan NaOH 20. Diagram alir proses produksi MES dapat dilihat pada Lampiran 2.

b. Pembuatan oil well stimulation agent

Oil well stimulation agent dibuat berdasarkan formula terbaik Nugroho 2005 dan Saputro 2005 yaitu : 70 bahan aktif MES, 20 pelarut minyak tanah, dan 10 bahan aditif 7 dietanolamida dan 3 mutual solvent. Persiapan Bahan Analisa IFT Analisa Dynamic Core Adsorption Mulai Akhir

2. Analisa Interfacial Tension IFT

Stimulation Agent yang dihasilkan kemudian dianalisis terhadap nilai tegangan antarmuka pada konsentrasi 0,5 dan 1 bb dengan berbagai tingkat salinitas yaitu 10.000 ppm, 20.000 ppm, dan 30.000 ppm menggunakan alat spinning drop tensiometer. Prosedur analisa dapat dilihat pada Lampiran 4.

3. Analisa Dynamic Core Adsorption

Analisa dynamic core adsorption pada konsentrasi surfaktan 0,5 dan 1 dengan berbagai tingkat salinitas yaitu 10.000 ppm, 20.000 ppm, dan 30.000 ppm. Prosedur analisa dapat dilihat pada Lampiran 5. C. RANCANGAN PERCOBAAN Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor yaitu : a. Faktor Konsentrasi Surfaktan C dengan 2 taraf : 0,5 dan 1 b. Faktor Salinitas S dengan 3 taraf : 10.000, 20.000, dan 30.000 ppm Model matematika yang digunakan : Yijk = P + Ci + Sj + CSij + İkij Keterangan : Yijk = Respon atau nilai pengamatan pada ulangan ke-k, konsentrasi ke-i dan salinitas ke-j P = Efek umum rata-rata yang sebenarnya Ci = Efek yang sebenarnya pada faktor C, taraf ke-i i = 1, 2 Sj = Efek yang sebenarnya pada faktor S, taraf ke-j j = 1, 2, 3 CSij = Pengaruh interaksi faktor C ke-i dan faktor S ke-j Ǽ kij = Error atau kekeliruan Penggunaan rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari tingkat konsentrasi surfaktan dan salinitas juga interaksi antara kedua faktor tersebut terhadap nilai tegangan antar muka antara minyak dan air. Selanjutnya dengan uji lanjut Duncan akan diketahui tingkat beda nyata dari nilai tegangan antar muka yang dihasilkan pada masing-masing tingkat salinitas. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISASI MES DARI MINYAK INTI SAWIT Metil ester sulfonat MES merupakan salah satu jenis surfaktan anionik. Metil ester sulfonat baik digunakan untuk stimulasi pada batuan reservoar berjenis sandstone karena muatan gugus hidrofiliknya yang negatif. Pada penelitian ini, surfaktan metil ester sulfonat yang dihasilkan mampu menurunkan nilai tegangan antarmuka minyak-air dari nilai normal IFT minyak-air 30 dynecm Tim Lemigas, 2002 menjadi 1,34 x 10 -2 dynecm, atau sekitar 99,96. Hal ini menunjukkan kinerja MES dalam menurunkan tegangan antarmuka minyak-air sangat baik. B. KARAKTERISASI OIL WELL STIMULATION AGENT Tegangan antar muka antara minyak-air merupakan salah satu parameter penting untuk menunjukkan kinerja oil well stimulation agent. Tegangan antar muka merupakan nilai yang menunjukkan seberapa besar kekuatan tarik antar molekul yang berbeda pada dua cairan yang polaritasnya berbeda. Oil well stimulation agent yang digunakan pada penelitian ini merupakan formulasi terbaik dari Nugroho 2005 dan Saputro 2005 terdiri atas 70 bahan aktif MES, 20 pelarut minyak tanah, dan 10 bahan aditif 7 dietanolamida dan 3 mutual solvent. Pada formula yang sama, Saputro 2005 melakukan pengujian kinerja stimulation agent pada konsentrasi 3 dan berbagai tingkat salinitas, nilai tegangan antar muka minyak-air berkisar antara 1,44 x 10 -3 dynecm hingga 2,34 x 10 -3 dynecm. Sebagai lanjutan dari penelitian Saputro 2005, maka pada penelitian ini dilakukan pengukuran nilai tegangan antar muka dengan konsentrasi stimulation agent yang lebih rendah yaitu 0,5 dan 1 untuk mengurangi biaya proses stimulasi. Pengukuran tegangan antar muka minyak-air dilakukan dengan menggunakan alat spinning drop interfacial tensiometer dengan kemampuan mengukur IFT sampai 10 -4 dynecm. Pada Gambar 2 disajikan data rata-rata nilai tegangan antar muka dari oil well stimulation agent yang diuji pada konsentrasi 0,5 dan 1 bb terhadap berbagai tingkat salinitas. 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 0.0007 0.0008 0.0009 10000 20000 30000 Salinitas ppm IFT dynecm Surfaktan 1 Surfaktan 0,5 Gambar 2. Grafik nilai IFT Hasil pengukuran tegangan antarmuka dari berbagai tingkat salinitas pada konsentrasi 0,5 larutan oil well stimulation agent menunjukkan kisaran antara 2,45 x 10 -4 dynecm hingga 8,38 x 10 -4 dynecm sedangkan pada konsentrasi 1 larutan oil well stimulation agent menunjukkan kisaran antara 2,23 x 10 -4 dynecm hingga 8,14 x 10 -4 dynecm Lampiran 6.a. Berdasarkan analisa keragaman terhadap nilai tegangan antarmuka pada tingkat kepercayaan 99 menunjukkan bahwa tingkat salinitas memberikan pengaruh sangat nyata terhadap perubahan nilai tegangan antarmuka sedangkan faktor konsentrasi surfaktan tidak berpengaruh nyata demikian juga interaksi antara keduanya tidak berpengaruh nyata Lampiran 6.b. Uji lanjut Duncan juga menunjukkan bahwa nilai tegangan antarmuka antara salinitas 10.000 ppm, 20.000 ppm, dan 30.000 ppm memberikan nilai yang sangat berbeda nyata Lampiran 6.c. C. KARAKTERISASI BATUAN Kemampuan batuan reservoar untuk mengadsorpsi fluida dipengaruhi oleh porositas dan permeabilitas dari batuan tersebut. Semakin besar porositas dan permeabilitasnya maka semakin banyak pula fluida yang dapat diadsorpsi ke dalamnya Monicard, 1980.

1. Porositas