Analisis Trend dan Basis Komoditi Teh JawaTimur
Analisis Trend dan Basis Komoditi Teh JawaTimur
Oleh: FARISQI BAYU AJI ( 04720009 )
AGRIBISNIS
Dibuat: 2009-11-03 , dengan 3 file(s).
Keywords: Analisis Trend
ABSTRAKSI
Tanaman teh banyak ditanam di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
Indonesia saat ini menduduki posisi kelima sebagai negara produsen dan eksportir
terbesar di Dunia. Indonesia juga memiliki banyak perusahaan baik milik pemerintah
maupun swasta yang mengelola komoditas teh dari hulu hingga hilir.
Sektor perkebunan teh di Jawa Timur, meski tidak sebesar tanaman pangan, telah
memberikan andil dalam penguatan struktur pertanian di Jawa Timur. Perkebunan teh
Jawa Timur telah menjadi sektor usaha unggulan yang mampu menyerap tenaga kerja
dalam jumlah yang besar.
Teh merupakan salah satu komoditi yang mempunyai peran strategis dalam
perekonomian Indonesia. Komoditas teh sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia karena
berbagai manfaat yang dimilikinya. Tingkat konsumsi teh dunia sangat besar. Ini
merupakan peluang pasar bagi Indonesia untuk menjual komoditi tersebut.
Dari paparan-paparan diatas, maka peneliti mengambil topik penelitian Analisis
Trend dan Basis Komoditi Teh Jawa Timur.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
yang timbul, yaitu: 1. Bagaimana trend perkembangan produksi dan produktivitas teh di
Jawa Timur? 2. Bagaimana trend perkembangan produksi dan produktivitas teh
Nasional? 3. Apakah teh merupakan basis produksi tanaman perkebunan di Jawa Timur?
4. Apakah teh merupakan basis komoditi ekspor tanaman perkebunan di Jawa Timur?
Dalam penelitian ini lokasi ditentukan secara sengaja yakni Jawa Timur. Hal ini
berdasarkan pertimbangan Jawa Timur merupakan salah satu propinsi yang menjadi salah
satu produsen teh di Indonesia. Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah ketersediaan
data penelitian.
Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari instansi terkait, seperti Bina Sarana Pertanian Departemen Pertanian (BPS
Deptan), Dinas Perkebunan Provinsi Jatim, Dinas Perdagangan dan instansi-instansi lain
yang berhubungan dengan penelitian ini.
Dalam penelitian ini digunakan dua macam metode analisis. Untuk mengetahui
perkembangan produksi dan produktivitas teh di Jawa Timur dan Nasional digunakan
metode analisis trend yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + bX. Dimana: Y
adalah ramalan produksi/produktivitas teh di Jawa Timur dan Indonesia, a adalah
konstanta, b adalah besarnya perubahan y untuk satu perubahan X, X adalah unit waktu.
Sedangkan untuk mencari nilai a dan b, digunakan rumus: a = ��Y/n dan b = �� XY/��
X².
Untuk mengetahui sektor basis dan non basis suatu daerah digunakan metode LQ,
metode ini digunakan untuk mengidentifikasi sektor unggulan di suatu daerah. Untuk
menghitungnya, maka digunakan rumus: LQ = Vi(s)/V(s) / Vir/Vr. Dimana : Vi(s) adalah
volume produksi teh Jawa Timur, V(s) adalah jumlah volume produksi tanaman
perkebunan Jawa Timur, Vir adalah volume produksi teh Nasional, Vr adalah jumlah
volume produksi tanaman perkebunan Nasional.
Sedangkan untuk menunjukkan perbandingan pangsa ekspor suatu komoditi di
suatu daerah terhadap ekspor komoditi ditingkat nasional digunakan rumus: LQ =
Ei(s)/E(s) / Eir/ Er. Dimana: Ei(s) adalah volume ekspor komoditi teh Jawa Timur, E(s )
adalah jumlah volume ekspor tanaman perkebunan Jawa Timur, Eir adalah volume
ekspor komoditi teh Nasional, Er adalah jumlah volume ekspor Nasional. Kriterianya
suatu daerah dapat dikatakan basis adalah : 1. Bila LQ > 1 menunjukkan sektor tersebut
tergolong sektor basis di suatu daerah. 2. Bila LQ < 1 menunjukkan sektor tersebut tergolong
sektor non basis di suatu daerah. 3. Bila LQ = 1 menunjukkan keswasembadaan sektor
tersebut di suatu daerah.
Dari pembahasan diperoleh hasil bahwa produksi teh di Jawa Timur cenderung
mengalami penurunan, setiap tahunnya produksi teh Jawa timur mengalami penurunan
yang sangat kecil sebesar -0,063% dan produktivitas teh Jawa Timur dari tahun ke tahun
cenderung mengalami peningkatan yang sangat kecil, yaitu sebesar 0,00096%. Untuk
produksi teh Nasional cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun, penurunan
produksi teh Nasional ini sebesar -0,0035 % dan untuk produktivitas teh Nasional
cenderung mengalami penurunan yang sangat kecil sebesar -0,0028%. Untuk analisis
komoditi teh sebagai basis komoditi perkebunan Jawa Timur diperoleh nilai LQ rata-rata
diperoleh nilai 1,182. sedangkan untuk analisis komoditi teh sebagai basis komoditi
ekspor diperoleh nilai LQ rata-rata sebesar 0,247.
ABSTRAC
Tea plants are growth by many countries in the world, including Indonesia.
Indonesia has fifth rank as biggest producer country and exporter in the world. Indonesia
has also many companies both public or private own that arrange tea commodity from
upper until lower course.
Tea plantation sector in East Java, although not as big as food plants, had given
rule in reinforcement agricultural structure in East Java. Tea plantation in East Java
becomes main business sector which able absorb many employees.
Tea represents one commodity that has strategic rule in the economic of
Indonesia. Tea commodity is very needed by the whole world because various benefit of
it. Consumption rate of tea in the world are very large. It represents market opportunities
for Indonesia to sell its commodity.
From the explanation above, researcher take research title Trend Analysis and
Based-Commodity of Tea in East Java.
Based on that background, it can be formulated several problems emerged, as
follows: 1. How are production development trend and tea productivity in East Java? 2.
How are production development trend and tea productivity in this country? 3. Is tea
represents based-production of plantation in East Java? 4. Is tea represents basedcommodity
of plantation export in East Java?
In this research, researcher chooses East Java as research location intentionally. It
based on consideration that East Java is one of province tea producer in Indonesia.
Another reason which becomes consideration is availability of research data.
Main data used in this research is secondary data obtained from related institution,
such as Bina Sarana Pertanian Agricultural Department (BPS Deptan), East Java
Department of Plantation, Department of Commerce and others institution related with
this research.
In this research used two kinds of analysis method. To find out development of
production and productivity of tea in East Java and National used method of trend
analysis which is able to be formulated as follows: Y = a + bX. Where: Y is prediction of
production / productivity of tea in East Java and Indonesia, a is constantan, b is large of
replacement y for one replacement X, X is time unit. Whereas to find out value of a and
b, used formulation: a = ��Y/n and b= ��XY/��X2.
To find out basic and non-basic sector a region used method LQ, this method used
to identify superior sector in a region. To calculate it, used formulation: LQ =
Vi(s)/V(s)/Vir/Vr. Where: Vi(s) is volume of tea production in East Java, V(s) is amount
of production volume of plantation East Java, Vir is volume of tea production National,
Vr is amount of production volume of Plantation National.
Whereas to shows comparison of export markets a commodity in a region toward
commodity export in national level used formulation: LQ = Ei(s)/E(s)/Eir/ Er. Where:
Ei(s) is export volume of tea commodity in East Java, E(s) is amount of export volume of
plantation East Java, Eir is export volume of tea commodity national, Er is amount of
export volume National. The criterion of a region is able to said as basic: 1. If LQ > 1
indicated that sector in the form of basis sector in a region. 2. If LQ < 1 indicated that
sector in the form of non basis sector in a region. 3. If LQ = 1 indicated the selfsupporting
that sector in a region.
From the discussion was obtained that result of tea production in East Java tend to
decrease, every year production of tea in East Java experience a little bit decrease as 0,063% and tea productivity East Java from year to year tend to few decrease, as
0,00096%. For National tea production tend to experience decrease from year to year,
decrease of national tea production as -0,0035% and for National tea productivity tend to
experience a little bit decrease as -0,0028%. For analysis of tea commodity as basedcommodity
of plantation in East Java obtained average value of LQ 1,182. Whereas for
analysis of tea commodity as based-commodity of export obtained average value of LQ
0,247.
Oleh: FARISQI BAYU AJI ( 04720009 )
AGRIBISNIS
Dibuat: 2009-11-03 , dengan 3 file(s).
Keywords: Analisis Trend
ABSTRAKSI
Tanaman teh banyak ditanam di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
Indonesia saat ini menduduki posisi kelima sebagai negara produsen dan eksportir
terbesar di Dunia. Indonesia juga memiliki banyak perusahaan baik milik pemerintah
maupun swasta yang mengelola komoditas teh dari hulu hingga hilir.
Sektor perkebunan teh di Jawa Timur, meski tidak sebesar tanaman pangan, telah
memberikan andil dalam penguatan struktur pertanian di Jawa Timur. Perkebunan teh
Jawa Timur telah menjadi sektor usaha unggulan yang mampu menyerap tenaga kerja
dalam jumlah yang besar.
Teh merupakan salah satu komoditi yang mempunyai peran strategis dalam
perekonomian Indonesia. Komoditas teh sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia karena
berbagai manfaat yang dimilikinya. Tingkat konsumsi teh dunia sangat besar. Ini
merupakan peluang pasar bagi Indonesia untuk menjual komoditi tersebut.
Dari paparan-paparan diatas, maka peneliti mengambil topik penelitian Analisis
Trend dan Basis Komoditi Teh Jawa Timur.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
yang timbul, yaitu: 1. Bagaimana trend perkembangan produksi dan produktivitas teh di
Jawa Timur? 2. Bagaimana trend perkembangan produksi dan produktivitas teh
Nasional? 3. Apakah teh merupakan basis produksi tanaman perkebunan di Jawa Timur?
4. Apakah teh merupakan basis komoditi ekspor tanaman perkebunan di Jawa Timur?
Dalam penelitian ini lokasi ditentukan secara sengaja yakni Jawa Timur. Hal ini
berdasarkan pertimbangan Jawa Timur merupakan salah satu propinsi yang menjadi salah
satu produsen teh di Indonesia. Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah ketersediaan
data penelitian.
Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari instansi terkait, seperti Bina Sarana Pertanian Departemen Pertanian (BPS
Deptan), Dinas Perkebunan Provinsi Jatim, Dinas Perdagangan dan instansi-instansi lain
yang berhubungan dengan penelitian ini.
Dalam penelitian ini digunakan dua macam metode analisis. Untuk mengetahui
perkembangan produksi dan produktivitas teh di Jawa Timur dan Nasional digunakan
metode analisis trend yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + bX. Dimana: Y
adalah ramalan produksi/produktivitas teh di Jawa Timur dan Indonesia, a adalah
konstanta, b adalah besarnya perubahan y untuk satu perubahan X, X adalah unit waktu.
Sedangkan untuk mencari nilai a dan b, digunakan rumus: a = ��Y/n dan b = �� XY/��
X².
Untuk mengetahui sektor basis dan non basis suatu daerah digunakan metode LQ,
metode ini digunakan untuk mengidentifikasi sektor unggulan di suatu daerah. Untuk
menghitungnya, maka digunakan rumus: LQ = Vi(s)/V(s) / Vir/Vr. Dimana : Vi(s) adalah
volume produksi teh Jawa Timur, V(s) adalah jumlah volume produksi tanaman
perkebunan Jawa Timur, Vir adalah volume produksi teh Nasional, Vr adalah jumlah
volume produksi tanaman perkebunan Nasional.
Sedangkan untuk menunjukkan perbandingan pangsa ekspor suatu komoditi di
suatu daerah terhadap ekspor komoditi ditingkat nasional digunakan rumus: LQ =
Ei(s)/E(s) / Eir/ Er. Dimana: Ei(s) adalah volume ekspor komoditi teh Jawa Timur, E(s )
adalah jumlah volume ekspor tanaman perkebunan Jawa Timur, Eir adalah volume
ekspor komoditi teh Nasional, Er adalah jumlah volume ekspor Nasional. Kriterianya
suatu daerah dapat dikatakan basis adalah : 1. Bila LQ > 1 menunjukkan sektor tersebut
tergolong sektor basis di suatu daerah. 2. Bila LQ < 1 menunjukkan sektor tersebut tergolong
sektor non basis di suatu daerah. 3. Bila LQ = 1 menunjukkan keswasembadaan sektor
tersebut di suatu daerah.
Dari pembahasan diperoleh hasil bahwa produksi teh di Jawa Timur cenderung
mengalami penurunan, setiap tahunnya produksi teh Jawa timur mengalami penurunan
yang sangat kecil sebesar -0,063% dan produktivitas teh Jawa Timur dari tahun ke tahun
cenderung mengalami peningkatan yang sangat kecil, yaitu sebesar 0,00096%. Untuk
produksi teh Nasional cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun, penurunan
produksi teh Nasional ini sebesar -0,0035 % dan untuk produktivitas teh Nasional
cenderung mengalami penurunan yang sangat kecil sebesar -0,0028%. Untuk analisis
komoditi teh sebagai basis komoditi perkebunan Jawa Timur diperoleh nilai LQ rata-rata
diperoleh nilai 1,182. sedangkan untuk analisis komoditi teh sebagai basis komoditi
ekspor diperoleh nilai LQ rata-rata sebesar 0,247.
ABSTRAC
Tea plants are growth by many countries in the world, including Indonesia.
Indonesia has fifth rank as biggest producer country and exporter in the world. Indonesia
has also many companies both public or private own that arrange tea commodity from
upper until lower course.
Tea plantation sector in East Java, although not as big as food plants, had given
rule in reinforcement agricultural structure in East Java. Tea plantation in East Java
becomes main business sector which able absorb many employees.
Tea represents one commodity that has strategic rule in the economic of
Indonesia. Tea commodity is very needed by the whole world because various benefit of
it. Consumption rate of tea in the world are very large. It represents market opportunities
for Indonesia to sell its commodity.
From the explanation above, researcher take research title Trend Analysis and
Based-Commodity of Tea in East Java.
Based on that background, it can be formulated several problems emerged, as
follows: 1. How are production development trend and tea productivity in East Java? 2.
How are production development trend and tea productivity in this country? 3. Is tea
represents based-production of plantation in East Java? 4. Is tea represents basedcommodity
of plantation export in East Java?
In this research, researcher chooses East Java as research location intentionally. It
based on consideration that East Java is one of province tea producer in Indonesia.
Another reason which becomes consideration is availability of research data.
Main data used in this research is secondary data obtained from related institution,
such as Bina Sarana Pertanian Agricultural Department (BPS Deptan), East Java
Department of Plantation, Department of Commerce and others institution related with
this research.
In this research used two kinds of analysis method. To find out development of
production and productivity of tea in East Java and National used method of trend
analysis which is able to be formulated as follows: Y = a + bX. Where: Y is prediction of
production / productivity of tea in East Java and Indonesia, a is constantan, b is large of
replacement y for one replacement X, X is time unit. Whereas to find out value of a and
b, used formulation: a = ��Y/n and b= ��XY/��X2.
To find out basic and non-basic sector a region used method LQ, this method used
to identify superior sector in a region. To calculate it, used formulation: LQ =
Vi(s)/V(s)/Vir/Vr. Where: Vi(s) is volume of tea production in East Java, V(s) is amount
of production volume of plantation East Java, Vir is volume of tea production National,
Vr is amount of production volume of Plantation National.
Whereas to shows comparison of export markets a commodity in a region toward
commodity export in national level used formulation: LQ = Ei(s)/E(s)/Eir/ Er. Where:
Ei(s) is export volume of tea commodity in East Java, E(s) is amount of export volume of
plantation East Java, Eir is export volume of tea commodity national, Er is amount of
export volume National. The criterion of a region is able to said as basic: 1. If LQ > 1
indicated that sector in the form of basis sector in a region. 2. If LQ < 1 indicated that
sector in the form of non basis sector in a region. 3. If LQ = 1 indicated the selfsupporting
that sector in a region.
From the discussion was obtained that result of tea production in East Java tend to
decrease, every year production of tea in East Java experience a little bit decrease as 0,063% and tea productivity East Java from year to year tend to few decrease, as
0,00096%. For National tea production tend to experience decrease from year to year,
decrease of national tea production as -0,0035% and for National tea productivity tend to
experience a little bit decrease as -0,0028%. For analysis of tea commodity as basedcommodity
of plantation in East Java obtained average value of LQ 1,182. Whereas for
analysis of tea commodity as based-commodity of export obtained average value of LQ
0,247.