Memberikan tablet zat besi, 90 tablet selama 3 bulan. Identifikasi ibu hamil

26 mendeteksi secara dini dan dapat memberikan intervensi secara cepat dan tepat. 2. Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran lingkar lengan atas LILA mempunyai arti klinis penting, karena ada hubungan yang erat antara pertumbuhan berat badan selama kehamilan dengan berat badan lahir anak. Pertambahan yang optimal adalah kira-kira 20 dari berat badan ibu sebelum hamil, jika berat badan tidak bertambah dan lingkar lengan atas 23,5 cm menunjukkan ibu mengalami kurang gizi. 3. Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsia. Apabila preeklamsia tidak dapat diatasi, maka akan berlanjut menjadi eklamsia. 4. Pengukuran TFU tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin dengan tujuan mendeteksi secara dini terhadap berat badan janin. 5. Melakukan palpasi abdominal setiap kunjungan untuk mengetahui usia kehamilan, letak, bagian terendah, letak punggung, menentukan janin tunggal atau kembar dan mendengarkan denyut jantung janin untuk menentukan asuhan selanjutnya. 6. Pemberian imunisasi tetanus toxoid TT kepada ibu hamil sebanyak 2 kali dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari terjadinya tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas. 7. Pemeriksaan Hb pada kunjungan pertama dan pada kehamilan 30 minggu.

8. Memberikan tablet zat besi, 90 tablet selama 3 bulan.

27 9. Pemeriksaan urin jika ada indikasi dan pemeriksaan penyakit infeksi lainnya HIVPMS 10. Memberikan penyuluhan tentang perawatan diri selama kehamilan, perawatan payudara, gizi ibu selama hamil, tanda bahaya pada kehamilan dan tanda-tanda pada janin sehingga ibu dan keluarga dapat segera mengambil keputusan dalam perawatan selanjutnya. 11. Membicarakan tentang persalinan kepada ibu hamil, suamikeluarga pada trimester III, memastikan bahwa persiapan persalinan bersih, aman dan suasana menyenangkan, persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk. 12. Tersedianya alat-alat pelayanan kehamilan dalam keadaan baik dan dapat digunakan, obat obatan yang diperlukan. Menurut Departemen Kesehatan RI 2003, standar pelayana antenatal ada 6, yaitu :

1. Identifikasi ibu hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinterksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan motivasi ibu, suami dan anggota keluarga agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini secara teratur. 2. Pemantauan dan pelayanan antenatal Bidan sedikitnya memberikan 4 kali pelayanan antenatal. Pelayanan meliputi anamnesi dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan harus mengenalkan kehamilan risiko tinggi atau kelainan, memberikan pelayanan imunisasi, nasihat dan 28 penyuluhan kesehatan. Bidan harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan melakukan rujukan. 3. Palpasi abdominal Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, bila usia kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. 4. Pengelolaan anemia pada kehamilan Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RISIKO KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL DI DESA SUKOWONO KECAMATAN SUKOWONO KABUPATEN JEMBER

1 16 138

Hubungan Antara Pola Konsumsi, Penyakit Infeksi Dan Pantang Makanan Terhadap Risiko Kurang Energi Kronis (Kek) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2011

2 14 169

Faktor faktor yang berhubungan dengan Keadaan Kurang Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil di Kabupaten Banjarnegara tahun 2005

0 6 77

Pengaruh Perbedaan Strata Posyandu dan Karakteristik Kader terhadap Prevalensi Balita Kurang Energi Protein dan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis di Kabupaten Wonosobo.

0 1 19

Faktor-faktor yang berhubungan dengan Keadaan Kurang Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil di Kabupaten Banjarnegara tahun 2005.

0 1 1

ANALISA POLA MAKAN IBU HAMIL DENGAN KONIDISI KURANG ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN BOBOTSARI, KABUPATEN PURBALINGGA.

1 2 285

RISIKO KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL DI INDONESIA Sandjaja

0 3 11

FAKTOR PENYEBAB IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS DI PUSKESMAS SAMBI KECAMATAN SAMBI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) - Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Biskuit Lapis Sandwich Terhadap Perubahan Status Gizi Ibu Hamil Kurang Energi Kronis Di Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes - Repository Universitas M

0 0 18

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BISKUIT LAPIS SANDWICH TERHADAP PERUBAHAN STATUS GIZI IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS DI KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES

0 0 14