26
mendeteksi secara dini dan dapat memberikan intervensi secara cepat dan
tepat.
2. Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran lingkar lengan atas LILA mempunyai arti klinis penting, karena ada hubungan
yang erat antara pertumbuhan berat badan selama kehamilan dengan berat badan lahir anak. Pertambahan yang optimal adalah kira-kira 20 dari
berat badan ibu sebelum hamil, jika berat badan tidak bertambah dan
lingkar lengan atas 23,5 cm menunjukkan ibu mengalami kurang gizi.
3. Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap
terjadinya tiga gejala preeklamsia. Apabila preeklamsia tidak dapat
diatasi, maka akan berlanjut menjadi eklamsia.
4. Pengukuran TFU tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin dengan
tujuan mendeteksi secara dini terhadap berat badan janin.
5. Melakukan palpasi abdominal setiap kunjungan untuk mengetahui usia kehamilan, letak, bagian terendah, letak punggung, menentukan janin
tunggal atau kembar dan mendengarkan denyut jantung janin untuk
menentukan asuhan selanjutnya.
6. Pemberian imunisasi tetanus toxoid TT kepada ibu hamil sebanyak 2 kali dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari
terjadinya tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas. 7. Pemeriksaan Hb pada kunjungan pertama dan pada kehamilan 30 minggu.
8. Memberikan tablet zat besi, 90 tablet selama 3 bulan.
27
9. Pemeriksaan urin jika ada indikasi dan pemeriksaan penyakit infeksi
lainnya HIVPMS
10. Memberikan penyuluhan tentang perawatan diri selama kehamilan, perawatan payudara, gizi ibu selama hamil, tanda bahaya pada kehamilan
dan tanda-tanda pada janin sehingga ibu dan keluarga dapat segera
mengambil keputusan dalam perawatan selanjutnya.
11. Membicarakan tentang persalinan kepada ibu hamil, suamikeluarga pada trimester III, memastikan bahwa persiapan persalinan bersih, aman dan
suasana menyenangkan, persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk.
12. Tersedianya alat-alat pelayanan kehamilan dalam keadaan baik dan dapat
digunakan, obat obatan yang diperlukan.
Menurut Departemen Kesehatan RI 2003, standar pelayana antenatal ada 6, yaitu :
1. Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinterksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan motivasi ibu, suami dan
anggota keluarga agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak
dini secara teratur. 2. Pemantauan dan pelayanan antenatal
Bidan sedikitnya memberikan 4 kali pelayanan antenatal. Pelayanan meliputi anamnesi dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai
apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan harus mengenalkan kehamilan risiko tinggi atau kelainan, memberikan pelayanan imunisasi, nasihat dan
28
penyuluhan kesehatan. Bidan harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu mengambil tindakan
yang diperlukan dan melakukan rujukan. 3. Palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, bila usia kehamilan bertambah,
memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin kedalam rongga
panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. 4. Pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
5. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan